Permasalahan Lingkungan Hidup Dan Upaya Penanggulangannya Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Permasalahan Lingkungan Hidup Dan Upaya Penanggulangannya Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Timbal Balik adalah hubungan manusia dengan makhluk hidup lain dan
benda mati
Pengertian:
Lingkungan terdiri atas unsur biotik (unsur hayati atau makhluk hidup),
Unsur abiotik (unsur fisik atau benda mati), dan unsur sosial budaya.
1. Unsur Biotik
Produsen
Konsumen
Konsumen adalah:kelompok organisme yang tidak mampu
mensintesis makanan sendiri, sehingga untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya mengambil dari produsen
Pengurai
Unsur abiotik yang terdapat diantara kita antara lain tanah air, sinar
matahari, udara, senyawa kimia, dan makhluk yang tidak hidup
lainya.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Terjadinya Iklim Mikro
1. Merusak sementara
Pencemaran air
Pencemaran udara
Pada umumnya pencemaran udara di sebabkan oleh buangan
emisi atau bahan pencemar proses produksi, seperti buangan
pabrik, asap kendaraan dan asap rumah tangga, dan kebisingan
kendaraaan. Akibat dari pencemaran udara antara lain: hujan
asam terjadi karena pencampuran senyawa nitrat, sulfat, dan
oksida dengan air hujan, rusaknya lapisan ozon dan effec
rumah kaca.
Pencemaran tanah
Kerusakan Hutan
Sumber ;
http://windu2008.blogspot.com/2008/07/permasalahan-
lingkungan-hidup-dan-upaya.html
PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP DI JAWA BARAT
MENGANCAM KESELAMATAN RAKYAT.
Dadang Sudardja. Ka. Divisi Kampanye Dan POR WALHI JABAR
Contak : 081931220356 Hujan yang turun dan mengguyur di beberapa
wilayah di Jawa Barat dalam pekan ini , telah menimbulkan bencana. Di
Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung terjadi banjir lumpur yang
menutup akses jalan de Desa Cibeureum yang berjarak kira-kira 50 km dari
arah selatan kota Bandung. Puluhan rumah di Kp Cirawa dan Kampung
Neglasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari tergenang lumpur dan
mengakibatkan kerusakan yang berat. Dinding rumah penduduk jebol akibat
dihantam lumpur.
Data resmi yang dikeluarkan oleh pihak Desa Cibeureum,
menyebutkan, lumpur dengan ketinggian hingga 1 meter menggenangi
empat titik sepanjang 400 meter di jalan raya Kertasari. Sebanyak 20 rumah
dan dua mesjid tergenang lumpur di Kampung Cirawa. Diperkirakan
kerugian fisik mencapai ratusan juta rupiah. Belum terganggunnya
kehidupan ekonomi yang diakibatkan oleh terputusnya jalan.
Sementara itu di Kabupaten Tasikmalaya 453 rumah yang terletak di
daerah Ciandum, Kecamatan Cipatujah, diterjang banjir. Musibah itu terjadi
akibat Sungai Cipanyerang yang berada di Ciandum meluap setelah di guyur
hujan selama 3 hari terakhir.
Dua kejadian ini cukup menggambarkan bahwa kondisi lingkungan
di Jawa Barat dalam keadaan kritis. Berawal dari Alih Fungsi Lahan. Pokok
permasalahan terjadinya degradasi sumberdaya lahan adalah karena
inkonsistensi atau ketidak sesuaian antara penggunaan lahan dan ruang yang
ada dengan arahan yang diperintahkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW).
Sekitar 33% lahan tidak digunakan sesuai dengan arahan tata guna
tanah dalam Rencana Tata Ruang bahkan selama lima tahun terakhir telah
terjadi penyimpangan terhadap pemanfaatan kawasan lindung sekitar
12,9% .
Kondisi terbesar dari penyimpangan tersebut terutama disebabkan
adanya alih fungsi pada kawasan hutan dan kawasan resapan air. Dari tahun
1994 sampai 2000, hutan lindung berkurang sekitar 106.851 ha (24%),
sementara hutan produksi berkurang sekitar 130.589 ha (31 %).
Pesawahan dalam periode ini telah diubah menjadi lahan bukan
pesawahan seluas kurang lebih 165.903 ha (17%). Gejala ini bisa
menurunkan daya dukung lingkungan wilayah Jawa Barat (Perda No.
2/2000: Pola Dasar Pembangunan Jawa Barat 2001-2007). Dalam periode
1994 hingga 2001 telah terjadi perubahan tata guna tanah yang cukup besar,
yaitu berkurangnya hutan primer sebanyak 24%, hutan sekunder dan semak
belukar 17%.
Pemukiman, kawasan industri, perkebunan dan kebun campuran
meluas masing-masing sebanyak 33%, 21%, 22% dan 29% hingga tingkat
erosi di wilayah Jawa Barat telah mencapai 32.931.061 ton per tahun.
Wilayah hutan yang sebelumnya 791.571 ha (22% daratan Jawa Barat)
ternyata penutupan vegetasi hutannya hanyalah 9% atau sekitar 323.802 ha
pada tahun 2000.
Kerusakan keseluruhan wilayah hutan Jawa Barat diperkirakan akan
terjadi dalam waktu dekat apabila tidak dilakukan tindakan-tindakan yang
memadai (BPLHD Jawa Barat, 2002). Konversi lahan dari hutan alarm
menjadi area yang rendah penutupan vegetasinya telah terjadi beberapa
dekade di kawasan Bopuncur dan Depok.
Pembangunan villa dan perumahan di kawasan Puncak yang selama
ini terjadi sudah melebihi aturan yang ditentukan yaitu 19.500 Ha untuk
lahan permukiman perkotaan dan untuk hutan lindung 19.475 Ha (Keppres
No.114 Tahun 1999).
Pada kenyataannya kawasan kota dan pemukiman menjadi 20.500
Ha. Selain itu terjadi perubahan penggunaan lahan di DAS Ciliwung yang
mengalami peningkatan luasan lahan budidaya dari 3.761 Ha (tahun 1990)
menjadi 13.760 Ha (tahun 2000). Sementara itu volume banjir periodik 25
tahunan pun mengalami peningkatan dari 330 m3/detik pada tahun 1973
menjadi 740 m3/detik pada tahun 2000. Balai RLKT Wilayah IV
melaporkan bahwa luas lahan kritis di Jawa Barat cenderung meningkat,
terutama yang berada di luar kawasan hutan.
Sampai tahun 1999 ada tiga kabupaten yang memiliki luas lahan
kritis terbesar, yaitu : Kabupaten Bandung seluas 36.698 ha, Cianjur seluas
44.084 ha, dan Garut seluas 33.945 ha. Dinas Kehutanan Propinsi Jawa
Barat (2004) melaporkan bahwa luas lahan kritis di DAS Citarum Hulu
sudah mencapai 150.000 ha, Cimanuk Hulu seluas 24.000 ha, Citanduy
sekitar 64.000 ha dan lebih dari 9000 ha lahan kritis di DAS Ciliwung Hulu.
Adanya lahan-lahan kritis umumnya disebabkan oleh adanya kegiatan
yang secara langsung menyebabkan rusaknya daya dukung tanah/lahan
antara lain pemanfaatan lereng bukit yang tidak sesuai dengan kemampuan
peruntukannya, untuk lahan pertanian yang tidak menerapkan teknologi
konservasi, bahkan tidak sedikit yang berubah fungsi menjadi areal
permukiman.
Pembangunan infrastruktur di Jawa Barat belum bisa mengikuti
secara penuh pedoman yang diberikan dalam Rencana Tata Ruang dan
Wilayah termasuk transportasi, irigasi, dan konservasi lingkungan. RTRW
tidak mampu mengendalikan perencanaan regional yang menciptakan
kesenjangan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya (Rencana Strategis
Jawa Barat 2001-2004).
Permasalahan tersebut dapat ditelaah lebih lanjut dengan melihat
masalah-masalah yang berkaitan dengan sektor dan komponen lingkungan
atau sumberdaya lainnya. Misalnya, dampak dari adanya lahan kritis yaitu
munculnya masalah banjir dan tanah longsor.
Di Jawa Barat daerah yang rawan banjir, yaitu Bandung (1.750 ha),
Majalengka ( 530 ha ), Indramayu (16.600 ha), daerah pantai utara Subang
( 12.000 ha), Cirebon (450 ha), Ciamis (16.000 ha).
Selain dampak adanya lahan kritis terhadap banjir, permasalahan lain
yang sering muncul di Jawa Barat yaitu semakin sering terjadi bencana alam
longsor. Bahaya longsor di Jawa Barat dapat dikategorikan ke dalam dua
areal, yaitu di daerah jalan/prasarana transportasi dan di daerah permukiman
penduduk.
(Sumber BPLHD JABAR) Penutup Tingkat dan akselerasi kerusakan
lingkungan saat ini telah lebih jauh berubah menjadi masalah sosial yang
pelik. Aktifitas pembangunan saat ini telah menimbulkan masalah-masalah
sosial seperti mengabaikan hak-hak rakyat atas kekayaan alam, marjinalisasi
dan pemikisnan.
Permasalahan lingkungan hidup juga bukan masalah yang berdiri
sendiri dan harus dipandang sebagai masalah sosial kolektif. Oleh
karenanya, masalah lingkungan hidup saat ini mau tidak mau juga harus
mentransformasikan dirinya menjadi sebuah gerakan sosial.
Artinya seluruh komponen masyarakat seperti buruh, petani, nelayan
guru, kaum profesional, pemuda, mahasiswa, remaja, anak-anak dan kaum
perempuan harus bersatu melawan ketidak adilan lingkungan hidup.
Dampak dari aktivitas pembangun yang tidak terkendali, telah membawa
perubahan yang cukup ekstreem terhadap tatanan kehidupan, yang kemudian
membawa dampak negatif terhadap kerusakan lingkungan dimuka bumi.
Dampak yang ditimbulkan, telah mengancam keselamatan kehidupan
manusia dan eksosistem.
Sumber ;
http://www.berpolitik.com/static/myposting/2007/11/myposti
ng_247.html