A. Masalah Utama
Ketidakberdayaan
3. Etiologi
a. Kemungkinan etiologi:
1) Disfungi proses berduka.
2) Kurangnya umpan balik positif.
3) Umpan balik negatif yang konsisten.
Maturasional:
1) Anak remaja: berhubungan dengan masalah pengasuhan anak.
2) Dewasa: berhubungan dengan peristiwa kehilangan lebih dari satu kali,
sekunder akibat penuaan (mis., pensiun, defisit sensori, defisit motorik,
uang, orang terdekat.
4. Pohon Masalah
Causa:
Disfungi proses berduka.
Kurangnya umpan balik positif.
Umpan balik negatif yang konsisten.
Core problem:
Ketidakberdayaan
Efek:
Harga diri rendah
6. Diagnosis Keperawatan:
Harga diri rendah berhubungan dengan ketidakberdayaan.
b. Intervensi:
1) Biarkan pasien mengambil sebanyak mungkin tanggung jawab untuk
praktik-praktik perawatan dirinya sendiri.
Rasional: memberikan pasien pilihan-pilihan akan meningkatkan perasaan
mampu mengontrol pada pasien.
Contoh:
a) Libatkan pasien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan dirinya
yang ingin dicapai.
b) Biarkan pasien menetapkan sendiri jadwal aktivitas perawatan dirinya.
c) Berikan pasien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan.
d) Berikan umpan balik positif untuk keputusan yang dibuat. Hargai hak
pasien dalam membuat keputusan-keputusan tersebut secara mandiri,
dan menahan diri dari usaha-usaha untuk mempengaruhinya terhadap
hal-hal yang kelihatannya lebih logis.
2) Lakukan pendekatan yang hangat,menerima pasien apa adanya dan bersifat
empati.
3) Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat
sendiri (misalnya: rasa marah, frustasi dan simpati).
4) Dukung aktivitas secara bartahap, tingkatkan sejalan dengan mobilisasi
energi pasien.
5) Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya
supportif.
6) Beri waktu untuk pasien berespons.
7) Tunjukkan respons emosional dan menerima pasien
8) Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi, klarifikasi.
9) Berikan program yang nyata dan terstruktur.
10) Tetapkan tujuan yang realistik, relevan dengan kebutuhan dan minat pasien,
fokuskan pada aktivitas positif.
11) Bantu pasien mengidentifikasi area-area situasi kehidupannya yang tidak
berada dalam kemampuannya untuk mengontrol.
12) Dorong untuk menyatakan secara verbal perasaan-perasaannya yang
berhubungan dengan ketidakmampuan.
13) Kaji keterampilan sosial dukungan dan minat pasien.
14) Tinjau sumber-sumber sosial potensial yang ada.
15) Diskusikan tentang masalah yang dihadapi pasien tanpa memintanya untuk
menyimpulkan.
16) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkannya
melalui interupsi atau substitusi.
17) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.
18) Bantu pasien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya dan
perubahan yang terjadi.
19) Evaluasi ketepatan persepsi,logika dan kesimpulan yang dibuat
pasien.
20) Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu
pasien menurunkan perasaan tidak berdaya.
21) Libatkan keluarga untuk mendukung respons emosional adaptif pasien.
22) Dukung dan libatkan keluarga dalam terapi kelompok yang sesuai.
8. Daftar Pustaka
Carpenito, L.J. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis. Ed.9.
Jakarta: EGC.
Townsend, M.C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan
Psikiatri. Ed.3. Jakarta: EGC.
Angreni. 2010. Askep Gangguan Alam Perasaan Depresi. Diambil dari
http://anggreniniluhputu.blogspot.com/2010/12/askep-gangguan-alam-perasaan-
depresi.html pada 02 Desember 2012.