Tugas Teknik Laboratorium
Tugas Teknik Laboratorium
TEKNIK LABORATORIUM
DISUSUN OLEH:
2017
1. Asam Kromat
Asam Kromat adalah sebuah senyawa kromium (Cr). Senyawa ini memiliki
rumus kimia H2CrO4. Senyawa ini belum pernah diisolasi dalam bentuk murninya. Basa
konjugat dari asam ini adalah ion kromat dan dikromat, yang dapat membentuk beberapa
garam (misalnya kalium dikromat, K2Cr2O7). Anhidrida dari asam kromat adalah
kromium trioksida, atau disebut juga kromium (VI) oksida, CrO3. Pada asam kromat,
dikromat ataupun semua turunannya, atom kromium mempunyai bilangan oksidasi +6.
Larutan asam kromat dibuat dengan cara mengasamkan larutan yang mengandung
ion kromat atau dikromat. Larutan ini bersifat oksidator kuat, berwarna merah
kecoklatan, jingga atau kuning tergantung konsentrasi kromium (VI).
Asam kromat
Nama IUPAC
Asam kromat
Nama sistematis
Dihidroksidodioksidokromium
Nama lain
AsaM kromat(VI)
Asam tetraoksokromat
Identifikasi
Nomor CAS 7738-94-5
PubChem 24425
ChEBI 33143
ChemSpider 22834
SMILES O[Cr](O)(=O)=O
InChI 1/Cr.2H2O.2O/h;2*1H2;;/q+2;;;;/p-2/rCrH2O4/c2-1(3,4)5/h2-3H
Sifat
Rumus kimia H2CrO4
Bahaya
Batas imbas kesehatan Amerika Serikat (NIOSH):
Larutan mudah menguap, jika terkena kulit atau mata menyebabkan iritasi,
uapnya dapat mengganggu pernapasan, dan jika tertelan mengakibatkan kerusakan dalam
perut. Semakin pekat larutannya semakin berbahaya. Amonia digunakan sebagai larutan
basa.
Nama Iupac
Amonia
Umum
Amonia
Nama sistematis
Azana[1]
Hidrogen nitrida
spiritus Hartshorn
Nama lain
Nitrosil
Vaporol [2]
Sifat-sifat
Massa jenis and fase 0.6942 g/L, gas.[3]
Bahaya
Bahaya utama berbahaya, kaustik, korosif
1
NFPA 704
3
0
Senyawa berhubungan
Amonium (NH4+)
klorida (NH4Cl)
Hidrazin
Asam hidrazoat
Senyawa lain
Hidroksilamina
kloroamina
Amonia (NH3) adalah gas tidak berwarna berbau tajam dan sangat larut dalam air terdiri
dari nitrogen dan hidrogen. Amonia adalah senyawa yang stabil dan berfungsi sebagai bahan
awal untuk produksi banyak senyawa nitrogen yang penting secara komersial.
Amonia adalah senyawa nitrogen dan hidrogen yang memiliki aroma tajam dengan bau
yang khas. Sebuah molekul amonia terbentuk dari ion nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion
hidrogen bermuatan positif, dan karena itu secara kimia direpresentasikan sebagai NH3 (rumus
kimia amonia). Amonia dapat terjadi secara alami atau dapat diproduksi. Amonia alami yang
hadir dalam jumlah jejak di atmosfer berasal dari dekomposisi bahan organik. Metode alami
produksi amonia melibatkan serangkaian proses kimia yang menggabungkan bersama-sama
ion nitrogen dan hidrogen.
Amonia yang terdiri dari senyawa kimia nitrogen dan hidrogen ini tersedia dalam bentuk
cair dan gas dan didefinisikan oleh bau menyengat yang kuat. Amonia cair harus disimpan pada
suhu rendah dan di bawah tekanan tinggi. Amonia digunakan terutama untuk pembersihan dan
ditekankan oleh fakta bahwa itu adalah bahan di sebagian larutan pembersih.
Pembuatan Amonia
Urea, salah satu produk berbasis amonia yang paling umum dan populer, dihasilkan dari
karbon dioksida dan amonia. Hal ini digunakan sebagai suplemen makanan untuk ternak
karena memiliki sifat yang memungkinkan bangunan protein cepat pada hewan. Asam nitrat,
digunakan dalam pembuatan bahan peledak, diproduksi dari amonia. Serat buatan seperti nilon
dan akrilik juga diproduksi dari reaksi antara amonia, oksigen dan propena.
Amonia yang digunakan secara komersial, sering disebut amonia anhidrat. Istilah ini
menekankan adanya air dalam materi. Karena NH3 mendidih pada -33,34 C (-28,012 F)
pada tekanan 1 atmosfer, cairan harus disimpan di bawah tekanan tinggi atau pada suhu
rendah. Rumah Tangga amonia atau amonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air.
Konsentrasi larutan tersebut diukur dalam satuan skala Baume (density), dengan 26 derajat
Baume (sekitar 30% (berat) amonia pada 15,5 C) menjadi konsentrasi tinggi produk komersial
yang khas.
Amonia juga bisa dihasilkan dari pembusukan (proses pembusukan) hewan nitrogen
dan materi sayuran. Amonia dan amonium garam juga ditemukan dalam jumlah kecil dalam air
hujan, sedangkan amonium klorida (sal-amoniak), dan amonium sulfat ditemukan di daerah
vulkanik, kristal amonium bikarbonat telah ditemukan di Patagonia guano. Ginjal mengeluarkan
NH3 untuk menetralkan kelebihan asam. garam Ammonium juga ditemukan didistribusikan
melalui semua tanah yang subur dan air laut. Zat yang mengandung amonia, atau yang serupa
dengan itu, disebut amonia. Amonia ditemukan di Pluto, Jupiter dan, dalam jumlah kecil, di
Uranus.
3. Asam klorida pekat (Hidrochloric acid, concentrated) HCl.
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam
kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara
luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat
karena merupakan cairan yang sangat korosif.
Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal
sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800.
Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya
mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber,
Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern.
Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk
berbagai tujuan, meliputi sebagai pereaksi dalam produksi massal senyawa kimia organik seperti
vinil klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya
meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, aditif makanan, dan pengolahan
kulit. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahun. pada abad ke-20 proses Leblanc
digantikan dengan proses Slovay yang tidak menghasilkan asam klorida sebagai produk
sampingan.
Asam klorida
Nama IUPAC
Asam klorida
Nama lain
Klorana
Identifikasi
Nomor CAS 7647-01-0
PubChem 313
ChemSpider 307
InChI 1S/ClH/h1H
Sifat
Rumus molekul HCl dalam air (H2O)
log P 0,25
Bahaya
MSDS External MSDS
Indeks EU 017-002-01-X
0
NFPA 704
3
1
COR
Asam bromida
Asam fluorida
Asam terkait
Asam iodida
Asam sulfat
4. Etanol (C2H5OH)
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan
alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat
psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol
adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol
Nama IUPAC
Etanol
Nama lain
Identifikasi
Nomor CAS 64-17-5
PubChem 702
ChemSpider 682
SMILES CCO
InChI 1/C2H6O/c1-2-3/h3H,2H2,1H3
Sifat
Rumus molekul C2H5OH
Kelarutan dalam
tercampur penuh[2]
air
Bahaya
Klasifikasi EU Mudah terbakar (F)
3
NFPA 704 1
0
Frasa-R R11
Frasa-S S2 S7 S16
Senyawa terkait
Alkohol terkait Metanol, Propanol
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan
rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering
disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang
pernah dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui
sejak dulu. Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri seringkali
dihasilkan dari etilena.[5]
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan
untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna
makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai
stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan
sebagai bahan bakar.
Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang khas. Ia
terbakar tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang kadang-kadang tidak dapat terlihat pada
cahaya biasa.
Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil dan
pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen,
sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap daripada senyawa organik lainnya dengan
massa molekul yang sama.
Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik lainnya,
meliputi asam asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol,
gliserol, nitrometana, piridina, dan toluena.[11][12] Ia juga larut dalam hidrokarbon alifatik yang
ringan, seperti pentana dan heksana, dan juga larut dalam senyawa klorida alifatik seperti
trikloroetana dan tetrakloroetilena.[12]
Campuran etanol-air memiliki volume yang lebih kecil daripada jumlah kedua cairan
tersebut secara terpisah. Campuran etanal dan air dengan volume yang sama akan menghasilkan
campuran yang volumenya hanya 1,92 kali jumlah volume awal.[11][13] Pencampuran etanol dan
air bersifat eksotermik dengan energi sekitar 777 J/mol dibebaskan pada 298 K[14].
Campuran etanol dan air akan membentuk azeotrop dengan perbandingkan kira-kira
89 mol% etanol dan 11 mol% air[15]. Perbandingan ini juga dapat dinyatakan sebagai 96%
volume etanol dan 4% volume air pada tekanan normal dan T = 351 K. Komposisi azeotropik ini
sangat tergantung pada suhu dan tekanan. Ia akan menghilang pada temperatur di bawah 303
K[16].
Penambahan beberapa persen etanol dalam air akan menurunkan tegangan permukaan air
secara drastis. Campuran etanol dengan air yang lebih dari 50% etanol bersifat mudah terbakar
dan mudah menyala. Campuran yang kurang dari 50% etanol juga dapat menyala apabila larutan
tersebut dipanaskan terlebih dahulu.
Indeks refraksi etanol adalah 1,36242 (pada =589,3 nm dan 18,35 C).
5. Formaldehida (Formalin)
Larutan 40% formaldehida (HCHO) di dalam air, tidak berwarna, mudah menguap,
beracun, berfungsi sebagai pencegah hama atau bahan pengawet, misalnya untuk mengawetkan
hewan-hewan kecil dalam botol.
Senyawa kimia formaldehida, merupakan aldehida dengan rumus kimia HCO, yang
berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai
paraformaldehyde atau trioxane.
Formalin adalah larutan tak berwarna yang berbau tajam dengan kandungan kimia 37%
Formaldehid (metanal), 15 % metanol dan sisanya adalah Air. Pengertian Formalin dalam Ilmu
Kimia, Formalin adalah senyawa organik yang termasuk dalam kelompok Aldehid dengan rumus
molekulnya CH2O dikenal dengan nama Formaldehid atau metanal.
Nama IUPAC
Metanal
Nama lain
Identifikasi
Nomor CAS 50-00-0
SMILES C=O
Sifat
Rumus molekul CH2O
Kelarutan dalam
> 100g/100 ml (20C)
air
Struktur
Bentuk molekul trigonal planar
Bahaya
Bahaya utama beracun, mudah terbakar
NFPA 704
keton
Senyawa terkait
asam karboksilat
Pembuatan Formaldehid pertama kali dilaporkan oleh ilmuwan kimia asal Rusia bernama
Aleksander Butlerov(1828-1886) yang kemudian dikembangkan oleh August Wilhelm von
Hofmann.
Formaldehid diproduksi pada skala industrial dengan reaksi oksidasi katalitik dari
metanol. Senyawa Katalis yang paling sering digunakan dalam raksi ini adalah logam perak.
Persamaan Reaksi yang terjadi ialah:
Formalin biasanya digunakan sebagai bahan perekat kayu lapis. Formalin juga digunakan
untuk desinfektan (pembersihan dari bakteri dan kuman) pada peralatan rumah sakit. Pengawetan
mayat di rumah sakit dan pengawetan sel organisme (tubuhan & hewan) juga menggunakan
larutan Formalin.
Selain itu, dalam skala besar, Formalin bisa digunakan sebagai prekursor (senyawa
penghasil reaktan) untuk pembuatan beberapa senyawa kimia penting dalam skala industri.
Bahaya formalin ialah pada saat secara langsung terkonsumsi, baik itu terhirup ataupun
terkena pada makanan yang kita konsumsi. Pada konsentrasi yang pekat, dampak dari formalin
dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi, pemicu kanker dan dapat pula
menyebabkan kulit terbakar. Jika tertelan Formalin sebanyak 30ml atau 2 sendok makan, maka
dapat menyebabkan kematian akibat keracunan.
Kejadian yang paling sering terjadi ialah pengguanan formalin sebagai pengawet bahan
makanan. Dengan cara ini, bahan makanan akan awet lebih lama. Tetapi karena bahayanya,
maka penggunaan formalin sebagai pengawet makanan dilarang keras.
Dampak yang ditimbulkan dari konsumsi formalin yang terkandung dalam bahan
makanan ini memang tidak langsung seperti keracunan, tetapi memiliki dampak jangka panjang
berupa, iritasi saluran pencernaan, kerusakan tenggorokan dan yang paling berbahaya ialah
terkena kanker.