Anda di halaman 1dari 4

http://id.wikipedia.

org/wiki/Asam_klorida

Asam klorida

Asam klorida

Nama Sistematis Asam klorida


Nama lain Klorana
Identifikasi
Nomor CAS [7647-01-0]
PubChem 313
Nomor EINECS 231-595-7
Nomor RTECS MW4025000
Sifat
Rumus molekul HCl dalam air (H2O)
Massa molar 36,46 g/mol (HCl)
Cairan tak berwarna
Penampilan sampai dengan kuning
pucat
Densitas 1,18 g/cm3 (variable)
−27,32 °C (247 K)
Titik leleh
larutan 38%
110 °C (383 K),
larutan 20,2%;
Titik didih
48 °C (321 K),
larutan 38%.
Kelarutan dalam
Tercampur penuh
air
Keasaman (pKa) −8,0
1,9 mPa·s pada 25 °C,
Viskositas
larutan 31,5%
Bahaya
MSDS External MSDS
Klasifikasi EU Korosif (C)
Indeks EU 017-002-01-X

NFPA 704
0
3
1
COR
Frasa-R R34, R37
Frasa-S (S1/2), S26, S45
Titik nyala Tak ternyalakan.
Senyawa terkait
Anion lainnya F-, Br-, I-
Asam bromida
Asam fluorida
Asam terkait
Asam iodida
Asam sulfat
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas
berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C,
100 kPa)

Sangkalan dan referensi

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan
komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam
klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat
korosif. Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal
sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa
ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan
kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam rangka
membangun pengetahuan kimia modern. Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan
digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil klorida
untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan dalam
pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap
tahunnya.

Sejarah

Asam klorida pertama kali ditemukan sekitar tahun 800 sesudah masehi oleh alkimiawan Jabir bin Hayyan
(Geber) dengan mencampurkan natrium klorida dengan asam sulfat ("vitriol").[1][2] Jabir menemukan
banyak senyawa-senyawa kimia penting lainnya, dan mencatat penemuannya ke dalam lebih dari dua puluh
buku. Penemuan Jabir atas air raja yang dapat melarutkan emas mengandung asam klorida dan asam nitrat.
[1][2][3]
Pada Abad Pertengahan, asam klorida dikenal oleh alkimiawan Eropa sebagai spirits of salt atau
acidum salis (asam garam). Istilah asam garam ini pun masih digunakan di beberapa bahasa dunia,
misalnya dalam bahasa Jerman Salzsäure, bahasa Belanda Zoutzuur, bahasa Mandarin 鹽酸 (yansuan), dan
bahasa Jepang 塩酸 (ensan). Gas HCl disebut sebagai udara asam laut. Produksi asam klorida secara
signifikan dicatat oleh Basilius Valentinus pada abad ke-15. Pada abad ke-17, Johann Rudolf Glauber dari
Karlstadt am Main, Jerman menggunakan natrium klorida dan asam sulfat untuk membuat natrium sulfat
melalui proses Mannheim. Proses ini akan melepaskan gas hidrogen klorida sebagai produk sampingannya.
Joseph Priestley dari Leeds berhasil menghasilkan hidrogen klorida murni pada tahun 1772, dan pada tahun
1818, Humphry Davy dari Penzance, Inggris, membuktikan bahwa komposisi kimia zat tersebut terdiri dari
hidrogen dan klorin.[1][2][3]

Jabir bin Hayyan dalam gambar abad pertengahan Semasa Revolusi Industri di Eropa, permintaan atas
senyawa-senyawa alkalin meningkat. Proses industri baru yang mengijinkan produksi natrium karbonat
(soda abu) dalam skala besar berhasil dikembangkan oleh Nicolas Leblanc. Dalam proses Leblanc, natrium
klorida diubah menjadi natrium karbonat menggunakan asam sulfat, batu kapur, dan batubara. Proses ini
melepaskan hidrogen klorida sebagai produk samping. Sebelum diberlakukannya Undang-Undang Alkali
tahun 1863 oleh Britania, HCl yang berlebih dilepaskan ke udara bebas. Setelah berlakunya undang-undang
ini, produsen soda abu diwajibkan untuk melarutkan gas ini ke dalam air dan menghasilkan asam klorida
dalam skala industri.[1][3][4]

Pada abad ke-20, proses Leblanc digantikan oleh proses Solvay yang tidak menghasilkan asam klorida
sebagai produk sampingan. Setelah tahun 2000, asam klorida kebanyakan dihasilkan dari pelarutan produk
samping hidrogen klorida dari produksi industri senyawa organik.[3][4][5] Sejak tahun 1988, asam klorida
telah dimasukkan ke dalam Tabel II Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Pemberantasan
Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika karena ia dapat digunakan dalam produksi heroin, kokaina,
dan metamfetamina.[6] Konvensi ini disahkan di Indonesia oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997.[7]

Kimia

Titrasi asam

Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan satu
H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion
hidronium, H3O+:[8][9]

HCl + H2O → H3O+ + Cl−

Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya dapat digunakan untuk
membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi
penuh dalam air.[8][9]
Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, yang mengindikasikan tingkat disosiasi zat
tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup besar. Beberapa usaha perhitungan teoritis
telah dilakukan untuk menghitung nilai Ka HCl.[10] Ketika garam klorida seperti NaCl ditambahkan ke
larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Cl−
adalah konjugat basa yang sangat lemah dan HCl secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk
larutan asam klorida yang kuat, asumsi bahwa molaritas H+ sama dengan molaritas HCl cukuplah baik,
dengan ketepatan mencapai empat digit angka bermakna.[8][9]

Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan asam monoprotik yang paling sulit
menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang paling tidak berbahaya untuk ditangani
dibandingkan dengan asam kuat lainnya. Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan
tidak beracun. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan terus
mempertahankan konsentrasinya. Oleh karena alasan inilah, asam klorida merupakan reagen pengasam
yang sangat baik. Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa.
Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas. Asam
klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif,
walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat.[11]

Asam klorida sering digunakan dalam analisis kimia untuk "mencerna" sampel-sampel analisis. Asam
klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen. Ia juga
bereaksi dengan senyawa dasar semacam kalsium karbonat dan tembaga(II) oksida, menghasilkan klorida
terlarut yang dapat dianalisa.[8][9]

Sifat-sifat fisika

Ciri-ciri fisika asam klorida, seperti titik didih, titik leleh, massa jenis, dan pH tergantung pada konsentrasi
atau molaritas HCl dalam larutan asam tersebut. Sifat-sifat ini berkisar dari larutan dengan konsentrasi HCl
mendekati 0% sampai dengan asam klorida berasap 40% HCl [8][9][12]

Kapasitas
Massa Tekanan Titik Titik
Konsentrasi Molaritas pH Viskositas kalor
jenis uap didih leleh
jenis

kg HCl/kg kg HCl/m3 Baumé kg/l mol/dm3 mPa·s kJ/(kg·K) Pa °C °C

10% 104,80 6,6 1,048 2,87 −0.5 1,16 3,47 0,527 103 −18

20% 219,60 13 1,098 6,02 −0,8 1,37 2,99 27,3 108 −59

30% 344,70 19 1,149 9,45 −1,0 1,70 2,60 1.410 90 −52

32% 370,88 20 1,159 10,17 −1,0 1,80 2,55 3.130 84 −43

34% 397,46 21 1,169 10,90 −1,0 1,90 2,50 6.733 71 −36

36% 424,44 22 1,179 11,64 −1,1 1,99 2,46 14.100 61 −30

38% 451,82 23 1,189 12,39 −1,1 2,10 2,43 28.000 48 −26

Suhu dan tekanan referensi untuk tabel di atas adalah 20 °C dan 1 atm (101,325 kPa).

Asam klorida sebagai campuran dua bahan antara HCl dan H2O mempunyai titik didih-konstan azeotrop
pada 20,2% HCl dan 108,6 °C (227 °F). Asam klorida memiliki empat titik eutektik kristalisasi-konstan,
berada di antara kristal HCl·H2O (68% HCl), HCl·2H2O (51% HCl), HCl·3H2O (41% HCl), HCl·6H2O
(25% HCl), dan es (0% HCl). Terdapat pula titik eutektik metastabil pada 24,8% antara es dan kristalisasi
dari HCl·3H2O. [12]

Produksi
Asam klorida dibuat dengan melarutkan hidrogen klorida ke dalam air. Hidrogen klorida dapat dihasilkan
melalui beberapa cara. Produksi skala besar asam klorida hampir selalu merupakan produk sampingan dari
produksi industri senyawa kimia lainnya.[3]

Pasar industri

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38% HCl (pekat). Konsentrasi yang lebih besar daripada
40% dimungkinkan secara kimiawi, namun laju penguapan sangatlah tinggi, sehingga penyimpanan dan
penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah. Konsentrasi HCl yang paling optimal untuk
pengantaran produk adalah 30% sampai dengan 34%. Kandungan asam klorida pada kebanyakan cairan
pembersih umumnya berkisar antara 10% sampai dengan 12%.[3] Cairan pembersih tersebut harus
diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan.

Produsen asam klorida terbesar di dunia adalah Perusahaan Dow Chemical dengan total produksi sebesar 2
juta ton per tahun (pengukuran dalam bentuk gas HCl). Produksi HCl dunia diperkirakan sebesar 20 juta
ton per tahun, dengan 3 juta ton berasal dari sintesis langsung, dan sisanya merupakan hasil dari produk
sampingan sintesis organik.[3]

Keberadaan dalam organisme hidup

Asam lambung merupakan salah satu sekresi utama lambung. Ia utamanya terdiri dari asam klorida dan
mengasamkan kandungan perut hingga mencapai pH sekitar 1 sampai dengan 2.[13] Ion klorida (Cl−) dan
hidrogen (H+) disekresikan secara terpisah di bagian fundus perut yang berada di bagian teratas lambung
oleh sel parietal mukosa lambung ke dalam jaringan sekretori kanalikulus sebelum memasuki lumen perut.
[14]

Asam lambung berfungsi untuk membantu pencernaan makanan dan mencegah mikroorganisme masuk
lebih jauh ke dalam usus. pH asam lambung yang rendah akan mendenaturasi protein, sehingga akan lebih
mudah dicerna oleh enzim pepsin. pH yang rendah ini juga akan mengaktivasi prekursor enzim pepsinogen.
Setelah meninggalkan lambung, asam klorida dalam kim akan dinetralisasi oleh natrium bikarbonat dalam
usus dua belas jari.[13]Lambung itu sendiri terlindung dari asam kuat oleh sekresi lapisan mukosa yang tebal
dan penyanggaan oleh natrium bikarbonat yang diinduksi oleh sekretin. Nyeri ulu hati dan sakit maag dapat
berkembang apabila mekanisme perlindungan ini gagal bekerja. Obat-obat antihistamin dan inhibitor
pompa proton dapat menghambat produksi asam dalam perut, dan antasid digunakan untuk menetralisasi
asam yang ada.[13][15]

Keselamatan

Asam klorida pekat (asam klorida berasap) akan membentuk kabut asam. Baik kabut dan larutan tersebut
bersifat korosif terhadap jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan, mata, kulit, dan
usus. Seketika asam klorida bercampur dengan bahan kimia oksidator lainnya, seperti natrium hipoklorit
(pemutih NaClO) atau kalium permanganat (KMnO4), gas beracun klorin akan terbentuk.

NaClO + 2 HCl → H2O + NaCl + Cl2


2 KMnO4 + 16 HCl → 2 MnCl2 + 8H2O + 2 KCl + 5 Cl2

Alat-alat pelindung seperti sarung tangan PVC atau karet, pelindung mata, dan pakaian pelindung haruslah
digunakan ketika menangani asam klorida.[1] Bahaya larutan asam klorida bergantung pada konsentrasi
larutannya. Tabel di bawah ini merupakan klasifikasi bahaya larutan asam klorida Uni Eropa.[16]

Konsentrasi
Klasifikasi Frasa R
berdasarkan berat

10–25% Iritan (Xi) Templat:R36/37/38


Korosif
> 25% R34 R37
(C)

Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (United States Environmental Protection Agency)
memasukkan asam klorida sebagai bahan beracun.[17]

Anda mungkin juga menyukai