Anda di halaman 1dari 13

BE N Z I L ALKOHOL

BENZYL ALCOHOL

1. N a ma

G olonga n
Alkohol, aromatik (1)
(1,3)
S inonim / N a ma D a ga ng
Benzemethanol; benzenecarbinol; (Hydroxymethyl) Benzene; Alpha-
Hydroxytoluene; Phenylmethanol; Phenylmethyl Alcohol; Alpha-Toluenol;
alcoolbenzylique; Bentalol; benzalalcohol; Benzalcohol; Benzenemethan-lo;
benzenmethanol; Benzoyl alcohol

N omor I de ntifika si
Nomor CAS : 1000-51-6 (1,3,4)
Nomor OHS : 02800 (1) Nomor
RTECS : DN3150000 (1) Nomor
EC (EINECS) : 202-859-9 (1,3,4) Nomor
EC : 603-057-00-5 (1)

2. Sifa t F isika Kimia

N a ma ba ha n
Benzil alkohol(1)
(1,3)
D e skripsi
Bentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau, berasa seperti terbakar; Berat
molekul108,5; Rumus Molekul C6H5CH2OH; Titik didih 205oC (401 F); Titik
beku -15oC (5 F); Tekanan uap 0,04 mmHg @ 20oC, Kerapatan (udara=1)
3,72; Gravitasi spesifik (air=1) 1,0419 @ 24oC; Kelarutan dalam air 3,5% @
20 oC; Larut dalam alkohol, eter, kloroform, aseton, benzena, dan pelarut
aromatik.

F ra sa R isiko, F ra sa Ke a ma na n da n T ingka t Ba ha ya
Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1) :
Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 1 = Dapat terbakar
Reaktivitas 0 = Tidak reaktif
Klasifikasi EC (1,4)
Xn = Berbahaya
R20 = Berbahaya jika terhirup
R22 = Berbahaya jika tertelan
R21 = Berbahaya jika bersinggungan/kontak dengan kulit
R36 = Menyebabkan iritasi pada mata
R37 = Menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan
R38 = Menyebabkan iritasi pada kulit
R40 = Risiko karena pengaruh yang tidak dapat balik
R43 = Dapat menyebabkan sensitisasi bila kontak dengan kulit
R45 = Dapat menyebabkan kanker
R20/22 = Berbahaya bila terhirup dan tertelan
R23/24/25 = Beracun bila terhirup, bersinggungan/kontak dengan
kulit dan jika tertelan
R36/37/38 = Iritasi pada mata, saluran pernapasan dan kulit
S23 = Beracun jika terhirup
S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah
besar air dan cari pertolongan medis
S24/25 = Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan
mata
S24/25 = Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan
mata

3. P e ngguna a n
Telah digunakan dalam farmasetikal, kosmetik, dan/atau makanan sebagai
pengawet dan perisa/ parfum/wewangian(2).

4. I de ntifika si Ba ha ya

R isiko uta ma da n sa sa ra n orga n


Bahaya utama terhadap kesehatan: berbahaya jika terhirup, iritasi saluran
(1)
pernapasan, iritasi kulit, iritasi mata, depresi sistem saraf pusat .
R ute pa pa ra n

P a pa ra n ja ngka pe nde k

Terhirup
Iritasi, mual, muntah, diare, nyeri perut, kehilangan suara, kesulitan
bernapas, sakit kepala, gejala mabuk, kejang (1).

Kontak dengan kulit


Sama dengan efek yang dilaporkan pada rute terhirup paparan jangka
pendek, iritasi, gejala mabuk (1).

Kontak dengan mata


Iritasi, keluar air mata, pandangan kabur. (1)

Tertelan
(1)
Sama dengan efek yang dilaporkan pada paparan melalui rute lain, koma.

P a pa ra n ja ngka pa nja ng

Terhirup
Gangguan pencernaan, kerusakan paru-paru (1).

Kontak dengan kulit


(1)
Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek

Kontak dengan mata


(1)
Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek .

Tertelan
(1)
Tidak ada informasi mengenai efek samping yang signifikan .

5. S ta bilita s da n Re a ktivita s (1)


Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal (1)
Kondisi yang harus : Panas, nyala, percikan, dan sumber nyala lain.
dihindarkan Hindarkan kontak dengan bahan tancampurkan
(1)
.
Bahan tak tercampurkan : Asam, logam, bahan pengoksidasi, garam logam,
zat yang mudah terbakar(1).
Benzil alkohol dengan
Asam : Tancampurkan (1)
Asam + Besi : Kemungkinan terjadi polimerisasi secara
eksotermik pada suhu yang semakin meningkat
tinggi (1)
Aluminium : Kemungkinan bereaksi dengan panas (1)
Hidrogen bromida+besi : Polimerisasi secara eksotermik pada suhu di atas
100oC
(1)
Asam Nitrat : Bahaya kebakaran dan ledakan
(1)
Pengoksidasi (kuat) : Bahaya kebakaran dan ledakan
(1)
Permanganat : Bahaya kebakaran dan ledakan
Plastik : Kemungkinan bereaksi (1).
Asam sulfirat : Terdekomposisi dengan ledakan pada 180oC
Asetaldehid : Reaksi kondensasi kuat (1).
Barium perklorat : Pembentukan ester perklorat yang sangat
eksplosif (1).
Klorin Pembentukan alkil hipoklorit yang bersifat sangat
: eksplosif
Dietil aluminum : Pembakaran spontan(1)
bromida
Etilen oksida : Dapat terjadi ledakan (1)
Eksametilen : Dapat terjadi ledakan jika tidak terdapat pelarut(1)
diisoksianat
(1)
Hidrogen peroksida + : Dapat terjadi ledakan
asam sulfirat
Asam hipoklorus : Pembentukan alkil hipoklorit yang ebrsifat sangat
: eksplosif(1).
Isosianat : Kemungkinan terjadi ledakan jika tidak terdapat
: pelarut(1).
Litium aluminum hidrida : Reaksi yang kuat(1).
Nitrgen tetraoksida : Kemungkinan terjadi ledakan(1).
Asam perklorat : Interaksi yang berbahaya
Asam permonosulfirat Kemungkinan terjadi ledakan jika kontak dengan
akohol primer dan sekunder.
Tri-iso-butil aluminum Reaksi kuat(1).
(1)
Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: oksida karbon
Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi (1)

6. P e nyimpa na n
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
standard yang berlaku (1).
(1)
Simpan dalam wadah tertutup rapat .
Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan (1).
Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik (1).

7. T oksikologi

T oksisita s

D a ta pa da ma nusia
LD50 manusia melalui rute oral adalah 1610 mg/kg bb. Pemaparan secara
inhalasi selama 4 jam dan 12 mg/L aerosol atau debu masing-masing tidak
menyebabkan kematian dan tidak memperlihatkan toksisitas akut untuk
senyawa tersebut (2).

D a ta pa da he wa n
Data iritasi (1):
Iritasi ringan: kulit-kelinci 10 mg/24 jam; manusia (man) kulit 16 mg/48 jam;
Sedang: kulit-kelinci 100 mg/24 jam, kulit-babi 100%; Berat: mata-kelinci 750
g.
Data toksisitas (1):
LD50 oral-tikus (rat) 1230 mg/kg; LC50 inhalasi-tikus (rat) 1000 mg/kg LD50
intraperitoneal-tikus (rat) 400 mg/kg; LD50 intravena-tikus (rat) 53 mg/kg; LD50
intraarterial-tikus (rat) 441 mg/kg; LD50 oral-tikus (mouse) 1360 mg/kg; LD50
intraperitoneal-tikus (mouse) 650 mg/kg; LD50 intravena-tikus (mouse) 324
mg/kg; LD50 oral-kelinci 1040 mg/kg; LD50 kulit-kelinci 2 g/kg; ; LD50 oral-
marmot 2500 mg/kg; LD50 oral-burung liar 100 mg/kg.

D a ta Ka rsinoge nik
Pada studi karsinogenik selama 2 tahun, benzil alkohol diberikan dengan
minyak jagung pada 50 ekor tikus (rats) Fischer 344/N jantan dan betina
pada dosis 0, 200, atau 400 mg/kg/hari dalam 5 hari dalam seminggu selama
103 minggu. Dilaporkan tidak ada efek karsinogenik(1).

D a ta M uta ge nik
Perbaikan DNA Bacillus subtilis 21 mg/disc; Kerusakan DNA hati tikus (rat)
10 mmol/L; mutasi pada mikroorganisme limfosit tikus (mouse) 250 mg/L
(+S9) (1).
Benzil alkohol tidak bersifat mutagenik pada tes Ames dengan dan tanpa
aktivasi metabolit. Uji mutasi balik pada Escherichia coli menunjukkan hasil
(2)
negatif dengan dan tanpa aktivasi metabolik .

D a ta R e produksi
6 mg/kg oral-tikus (mouse) TDLo 6-3 hari kehamilan tetap berlanjut (1).
Benzil alkohol beracun dengan cara menyebabkan gasping syndrome pada
neonatus. Bayi dapat mengalami kerusakan neurologis bertahap yang khas,
asidosis metabolik yang berat, pernapasan yang terengah-engah,
trombositopenia, gagal hati, gagal ginjal, hipotensi, kolaps kardiovaskular,
dan kematian. Pada setiap bayi, benzil alkohol yang tidak dimetabolisme
teridentifikasi di urin (2).
Sebaiknya dihindari penggunaan produk yang mengandung benzil alkohol
untuk pasien dengan kehamilan. Pemberian dengan dosis kecil pun memiliki
(2)
kemungkinan melewati barier plasenta dengan cepat ..
Benzil alkohol biasa digunakan sebagai pengawet pada sediaan injeksi dan
larutan. Jumlah kematian neonatal dan komplikasi respirasi dan metabolik
pada bayi prematur dapat dihubungkan dengan penggunaan agen ini(2).

I nforma si E kologi
Toksisitas pada ikan : LC50 (kematian) Bluegill (Lepomis macrochirus)
(1)
10000 g/L selama 96 jam .
Pada lingkungan dan kondisi yang sesuai,
toksisitas akut dari benzil alkohol pada ikan,
daphnia, dan bakteri >100 mg/L (2).
Toksisitas pada invertebrata : EC100 (abundance) Water flea (Daphnia magna)
100 mg/L selama 24 jam (1)

Toksisitas pada tumbuhan : EC100 (Pertumbuhan populasi) Green algae


perairan, misalnya alga (Scenedesmus quadricauda) 1000 ug/L 12-14
minggu
EC 50 Alga (Chlorella pyrenoidosa) 95 mg/L
selama 3 jam (2)
EC50 Haematococc us pluvialis 2600 mg/L
selama 4 jam (2)

Toksisitas mikroorganisme : EC0 (16-18 jam) Pseudomonas putida 658 mg/L


(Knie et al., 1983) (2)
EC0 (48 jam) Eschericia coli 1000 mg/l
(2)
(Bringmann & Kuhn, 1959)

(1)
8. E fe k Klinis

Ke ra cuna n a kut

Terhirup
Benzil alkohol: Jika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan dan menyebabkan sensasi terbakar. Pada paparan uap dengan
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sakit kepala, radang tenggorokan,
batuk, bersin, laringitis, sulit bernapas (dyspnea), vertigo, diare, kelemahan,
hipotensi, kebodohan, fatigue, mual, muntah dan nyeri abdomen. Pada
kasus yang parah, stimulasi respiratori dapat diikuti dengan paralisis saluran
pernapasan dan otot, kejang, nerkosis, dan kematian dapat terjadi.

Kontak dengan kulit


Benzil alkohol: Kontak dengan bahan dapat menyebabkan kemerahan, nyeri,
luka pada jaringan, dan anestesi temporer. Jika terabsorbsi melalui kulit,
efeknya seperti yang dijelaskan pada paparan inhalasi akut. Meskipun
jarang, reaksi sensitivitas telah dilaporkan.
Kontak dengan mata
Benzil alkohol: Kontak dengan bahan dapat menyebabkan iritasi parah pada
membran konjungtiva, rabun pada kornea, kemerahan, nyeri, berair, dan
pandangan kabur. Benzil alkohol kuat dapat diuji dengan
mengaplikasikannya dan meneteskannya pada mata kelinci, angka 8 pada
skala 1 sampai 8.

Tertelan
Benzil alkohol: Menelan bahan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan efek
yang sama dengan paparan akut melalui inhalasi. Jika terjadi aspirasi ke
paru-paru, dapat menyebabkan pneumonitis. Pada tikus (rat), dosis tunggal
dapat menyebabkan depresi dan koma dalam waktu 10-15 menit, eksitabilitas,
dan kematian.

Ke ra cuna n kronik (1)

Terhirup
Benzil alkohol: Paparan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan
paru-paru, ganggguan gastrointestinal, dan efek narkotik.

Kontak dengan kulit


Benzil alkohol: Paparan jangka panjang atau berulang dengan iritan dapat
menyebabkan iritasi dan sensitisasi dermatitis.

Kontak dengan mata


Benzil alkohol: Pengulangan atau paparan jangka panjang kemungkinan dapat
menyebabkan konjungtivitis.

Tertelan
Benzil alkohol: Pada 16 studi, binatang pengerat diberi 1000 mg/kg/hari
menunjukkan letargi pada hewan uji, serta terjadi pendarahan pada mulut
dan hidung, perdarahan subkutan, darah pada saluran urin dan
gastrointestinal, serta beberapa kematian dapat terjadi. Pada 2000
mg/kg/hari semua hewan uji mati sebelum studi berakhir. Pada minggu ke-13
studi, 800 mg/kg/hari menyebabkan hewan uji lemas dan lunglai, kesulitan
bernapas, pendarahan, dan luka histologi pada otak, thymus, otot rangka,
dan ginjal pada tikus (rat), serta beberapa kematian pada mencit (mice). Efek
reproduktif juga telah dilaporkan pada beberapa hewan.

9. P e rtolonga n P e rta ma
(1)
T e rhirup
Segera pindahkan korban dari area paparan. Bila perlu gunakan kantong
masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat.

Konta k de nga n kulit


Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak
sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit).
(1)
Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat .

Konta k de nga n ma ta
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam
normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk
setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah
sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa
(1)
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

T e rte la n
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan
sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak
sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada
panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban dalam keadaan sadar dan
terjaga, miringkan kepala ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat (1).

10. P e na ta la ksa na a n O le h P e tuga s Ke se ha ta n

S ta bilisa si
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin
diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 g/kg BB.

D e konta mina si

a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan
miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)


- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati
untuk tidak menghirupnya.
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi saluran cerna


Arang aktif tidak dianjurkan karena keterbatasan kapasitas serap
untuk Benzyl alcohol, akan memerlukan penggunaan dalam jumlah
besar. Selain itu, ada risiko muntah dan aspirasi paru setelah pemberian
arang aktif.

Antidotum : tidak ada antidotum yang spesifik untuk keracunan benzil alkohol

11. Ba ta s P a pa ra n da n Ala t P e lindung D iri

Batas paparan benzil alkohol:


10 ppm (44 mg/m3) AIHA direkomendasikan TWA (1)
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat atau sistem
ventilasi tertutup. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah
ditentukan(1).

Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan


kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat
dengan area kerja (1).
(1)
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia .

Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan


kimia(1).

Respirator: Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat,


kemungkinan diperlukan proteksi saluran pernafasan. Proteksi saluran
pernafasan diurutkan dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan
petunjuk peringatan sebelum penggunaan (1).
(1)
Setiap respirator debu dan kabut yang dilengkapi masker wajah penuh .
Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh dan
filter partikel berefisiensi tinggi (1).
Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga yang dilengkapi masker
(1)
wajah penuh dan filter partikel berefisiensi tinggi .
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi
kehidupan dan kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang
dioperasikan dalam suatu mode perlu tekanan atau tekanan positif lain
digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah (1).
(1)
Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh .

12. M a na je me n P e ma da m Ke ba ka ra n

Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran ringan (1).

Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida,


semprotan air, busa tahan alkohol (1).
(1)
Kebakaran besar: Gunakan busa atau basahi dengan semprotan air

Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika


bisa dilakukan tanpa adanya risiko. Jangan menyebarkan ceceran atau
tumpahan bahan dengan aliran air bertekanan tinggi. Buat saluran untuk
pembuangan lebih lanjut. Gunakan bahan pemadam di sekitar api.
Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetaplah diam
di tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang
lebih rendah (1).

13. M a na je me n T umpa ha n
Hentikan tumpahan jika memungkinkan tidak beresiko. Tumpahan kecil: Serap
dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Kumpulkan
tumpahan bahan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan. Hindarkan
dari sumber air dan saluran pembuangan. Hindarkan orang yang tidak
berkepentingan untuk mendekat, isolasi area tumpahan, dan beri larangan
masuk (1).
14. D a fta r P usta ka
1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
2. http://www.inchem.org/documents/sids/sids/BENZOATES.pdf (diunduh
Juni 2011)
3. http://www.chemicalbook.com/ProductChemicalPropertiesCB3852587_E
N.htm#MSDSA (diunduh Juni 2011)
4. http://msds.chem.ox.ac.uk/BE/benzyl_alcohol.html (diunduh Juni 2011)
5. http://www.toxinz.com/ (diunduh November 2011)

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKerNas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2011
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai