Anda di halaman 1dari 15

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI LAYANAN PEMBERIAN

ASUHAN KEPERAWATAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 1 :
NAMA KELOMPOK :
1. LENA SELVIANA (160204084)
2. GUSNA K PANGGABEAN (160204003)
3. RIDHO MARWARA (160204017)
4. SARAH MONICA (160204046)
5. YOSSI MEICHI SIANTURI (160204012)

DOSEN PENGAJAR : NS. JOHANSEN HUTAJULU S.Kep,. M.Kep

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan
karunia Nya sehingga kami bisa meyelesaikan tugas Sistem Informasi Keperawatan dengan
judul Peran Teknologi Informasi Bagi Layanan Pemberian Asuhan Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini saya mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Johansen selaku dosen
pembimbing kami.

Kami Menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnyaa membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 04 Oktober 2017

TIM Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................
1.2 TUJUAN.................................................................................................................
1.3 MANFAAT.......................................................................................................... ...
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
2.1 Sistem Informasi Manajemen.................................................................................

2.2 Sistem Informasi Keperawatan...............................................................................

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................

3.2 PENUTUP.............................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia keperawatan terus berkembang, seiring dengan meningkatnya teknologi


keperawatan, sehingga dapat mengakses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal
itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan. Tenaga perawat
sebagai salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan
kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Salah satu kegiatan yang dapat mendukung adalah penerapan sistem informasi manajemen
keperawatan berbasis komputer.

Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) disusun untuk


memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi serta digunakan untuk
mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan. Artinya SIMK disusun untuk
memudahkan pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan. Dan tujuan ini adalah tujuan
paling dasar dalam pemanfaatan teknologi informasi/komputer. Sehingga, pemanfaatan
teknologi informasi/komputer harus menjamin sebuah pekerjaan menjadi lebih mudah,
bukanmalah menjadi sulit. Aplikasi/system harus mampu memberikan informasi yang
bermanfaat bagi manajemen. SIMK bukan hanya sekedar mengganti dokumen manual
menjadi terkomputerisasi, tetapi lebih dari itu. Sebagai sebuah contoh, system mampu
memfasilitasi untuk memunculkan evidance base keperawatan. Mampu menampilkan
laporan-laporan yang dapat dijadikan rujukan akuntabilitas perawat, kinerja perawat,
performa perawat, kompetensi perawat dll.

Dengan informasi yang didapatkan, diharapkan pengambilan kebijakan yang


dilakukan oleh manajemen keperawatan memiliki dasar yang kuat karena berdasar data
yang ada di lapangan. Sistem informasi juga dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan perawat. Menurut Hariyati, RT., (1999) Masalah yang
sering muncul dan dihadapi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak
perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan
keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian
yang lengkap. Pendokumentasian yang dilakukan secara tertulis dan manual juga
mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-
lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu
pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan
menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut
diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan
perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum,
dengan demikian perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan
hukum. (Haryati, RT, 2002 ) Realita dalam pendokumentasian asuhan keperawatan,
sebagian besar di beberapa rumah sakit di Indonesia saat ini umumnya masih
menggunakan pendokumentasian secara konvensional.

Dengan adanya pendokumentasian tertulis ini perawat sering mengeluh merasa berat
karena membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering
muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering formpen
dokumentasian tidak tersedia. Akibatnya pendokumentasian menjadi terhambat.
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang sudah modern dengan menggunakan
komputer, seluruh dokumentasi yang berkaitan dengan pasien telah dimasukkan dalam
komputer, sehingga kasus hilangnya dokumentasi serta tidak tersedianya form pengisian
tidak lagi menjadi masalah. Dengan informasi yang berbasis komputer diharapkan
pendokumentasian menjadi praktis, lebih cepat, lebih murah, lebih mudah mencari data
yang telah tersimpan dan resiko hilangnya data dapat dikurangi. Sehingga dapat
memudahkan perawat dalam melaksanakan tugasnya. Sistem pendokumentasian yang
berbasis komputer, pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap.

Data yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber dari
penelitian, dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien, melihat epidemiologi penyakit
serta dapat memperhitungkan biaya dari pelayanan kesehatan. (Liaw,T. 1993). Menurut
Herring dan Rochman (1990) dalam Emilia, (2003) : beberapa institusi kesehatan
yang menerapkan system komputer, setiap perawat dalam tugasnya dapat menghemat
sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokumentasi keperawatan dan meningkat
keakuratan dalam dokumentasi keperawatan. Pendokumentasian keperawatan sudah
saatnya untuk dikembangkan dengan berbasiskomputer. Untuk menerapkan SIMK
membutuhkan komitmen dari semua pihak yang terkait terutama sumber daya manusia.
Dan perlu adanya komite yang akan mengevaluasi penerapan sistem tersebut (Mahler,
2007).
1.2 Tujuan

1. Mempermudah bagi tenaga medis dalam memberikan pelayan kesehatan yang efisien
dan efektif.
2. Merubah cara konvensional menjadi cara modern, sehingga dapat bersaing secara
globalisasi.

1.3 Manfaat

1. Memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan


kepada pasien, juga dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien secara optimal
2. Mengurangi kekeliruan dalam pelayanan keperawatan serta dapat memotivasi perawat
untuk bekerja lebih praktis, cepat, tepat dan akurat yang akhirnya dapat meningkatkan
kinerja dan produktivitas.
3. Dengan sistem informasi keperawatan akan dapat mengurangi resiko-resiko kehilangan
data, memudahkan dalam mencari data yang tersimpan.
BAB 2

Tinjauan Teoritis

2.1.Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi manajemen adalah sebuah sistem/mesin yang terpadu,


untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan
pengambilan keputusan dari sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras
dan perangkat lunak computer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan
sebuah data base. ( Davis, 2002). Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari
komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan
pengaliran informasi. Sistem Informasi mempunyai komponen- komponen yaitu proses,
prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier, dan
rekaman. (Eko,I. 2001). Menurut Davis (2002) Pokok-pokok sistem informasi manajemen
terdiri dari perangkat keras komputer dan perangkat lunak yang terdiri dari perangkat
lunak sistem umum, perangkat terapan umum, program aplikasi, data base, prosedur,
petugas pengoperasian. Sedangkan menurut Siagian (2003), komponen suatu pengolahan
data elektronik terdiri dari sumber daya manusia, prosedur, infra struktur fisik, perangkat
keras dan perangkat lunak. Manfaat penggunaan sistem informasi manajemen di rumah
sakit yaitu menjaga mutu pelayanan rumah sakit, mengontrol biaya dan
meningkatkan produktivitas, memperkirakan demand terhadap pelayanan, merencanakan
program perencanaan dan evaluasi, serta mendukung pelaksanaan penelitian dan
pengembangan serta menetapkan kegiatan pendidikan dan pelatihan.

2.2 Sistem Informasi Keperawatan

Informasi keperawatan adalah ilmu keperawatan yang terintegrasi dengan


ilmu keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu informasi untuk mengolah data, informasi,
dan pengetahuan dalam praktik keperawatan. Informasi keperawatan terintegrasi dari data,
informasi dan pengetahuan untuk mendukung pasien, perawat dan pengguna lain dalam
berperan mengambil keputusan (ANA, 2001). Pendapat lain juga menyatakan bahwa
informasi keperawatan adalah untuk menganalisa, mengumpulkan , mengolah data, dan
memproses data ke dalam bentuk informasi dan pengetahuan, membuat pengetahuan
sebagai dasar keputusan dan pemberian pelayanan keperawatan pasien dan meningkat
kankualitas dalam praktik profesionalnya (Goossen, 1996). Perkembangan teknologi
informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat
dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan
produktivitas, dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan. Banyak
manfaat yang diperoleh bila rumah sakit menggunakan sistem informasi keperawatan
yaitu manajemen lebih efisien, penggunaan sumber biaya lebih efektif, peningkatan
program perencanaan, dan meningkatkan pendayagunaan perawat. (Strachan, 2005).
American Association of Nurse Executive (1993) dalam Saba, McCormick ,(2001)
mengemukakan manfaat penting dalam penggunaan informasi teknologi yaitu
meningkatkan pemanfaatan sumber daya staf perawat, meningkatkan pelayanan dan
monitoring pasien, meningkatkan dokumentasi, meningkatkan informasi, meningkatkan
perencanaan, meningkatkan standar praktik keperawatan, kemampuan menetapkan
masalah dan meningkatkan evaluasi perawatan dan mendukung organisasi yang dinamik.
Menurut ANA (American Nurse Association) dalam Saba (2001), menyebutkan ada enam
standar praktik untuk informasi keperawatan yaitu:

1) Pengkajian, berfokus pada pasien yang meliputi identitas pasien,


2) Identifikasi hasil, hasil siklus teknologi informasi daripasien dan data pasien
dalam mendukung adanya perubahan dalam pembuatan keputusan,
3) Diagnosa, meliputi seluruh aktivitas yang berhubungan dengan identifikasi hasil yang
menggambarkan hasil perawatan yang terukur,
4) Perencanaan, penggunaan teknologi yang digunakan untuk menambah dan merubah
data yang relevan ke dalam perencanaan keperawatan.
5) Implementasi, merupakan pemberian tindakan yang nyata kepada pasien.
6) Evaluasi, digunakan untuk efisiensi dan efektifitas keputusan, perencanaan
dan pelaksanaan untuk meningkatkan praktik keperawatan.

Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat


menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Oleh karena
itu pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Keperawatan (SIMK) perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi
lebih lengkap, karena memuat berbagai aspek pendokumentasian seperti yang telah
diuraikan diatas. sistem ini memuat standar asuhan keperawatan, standart operating
procedure (SOP), discharge planning, jadwal dinas perawat, penghitungan angka kredit
perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak, daftar NIC terbanyak, laporan
implementasi, laporan statistik, resume perawatan, daftar SAK, presentasi kasus on line,
mengetahui jasa perawat, monitoring tindakan perawat, dan monitoring aktifitas perawat
laporan shift dan monitoring pasien oleh kepala ruang saat sedang rapat. (Haryati, RT,
1999)Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat
lunakyang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Paket
perangkatlunak ini mempunyai program-program atau modul-modul yang dapat
membentuk berbagai fungsi manajemen. SIMK mempunyai modul untuk
mengklasifikasikan pasien, pembentukan staf, penjadwalan, catatan personal. Modul
ini juga termasuk pengembangan anggaran, alokasi sumber dan pengendalian biaya,
analisa kelompok diagnosa yang berhubungan (KDB), pengendalian mutu, catatan
perkembangan staf,model dan simulasi untuk pengabilan keputusan, rencana strategik,
ramalan permintaan jangka pendek dan rencana kerja serta evaluasi program. (Swanburg
RC, 2000). SIMK dan komputer akan membuat perawatan pasien lebih efektif dan
ekomomis.Perawat-perawat klinis akan menggunakannya untuk mengatur
perawatan pasien, komponen klinis termasuk riwayat pasien, rencana
perawatan,pemantauan psikologislangsung dan tidak langsung, catatan kemajuan
perawatan pasien. Perawat klinis dapat menggunakan SIMK untuk mengganti
sistem manual daripencatatan data. Hal ini dapat mengurangi biaya-biaya
sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas perawatan kepada pasien. Hasil penelitian
telah membuktikan bahwa penggunaan sistem informasi keperawatan yang efektif dan
teknologi tepat guna akan dapat mengurangi kesalahan dalammemberikan
perencanaan keperawatan pada pasien. Sistem informasi keperawatan jugaakan
meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan ( lewis, 2005) Program-program
yang dirancang dalam Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) menurut Jasun
(2006)

1. Standar Asuhan Keperawatan Standar asuhan keperawatan menggunakan standar


internasional dengan mengacu pada NANDA, standar outcome keperawatan mengacu
pada NOC, dan standar intervensi keperawatan mengacu pada NIC.
2. Standart operating Prosedur (SOP)Uraian standar tindakan keperawatan yang terdapat
dalam standar asuhan keperawatan.
3. Discharge planning Uraian perencanaan pulang pasien setelah dirawat di rumah sakit
4. Jadwal Dinas Perawat Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program
komputer, sehingga tinggal melakukan print
5. Penghitungan angka kredit perawat Angka kredit merupakan rekapan dari aktivitas
perawat sehari-hari, yang otomatis akan dapat diakses harian, mingguan dan bulanan.
6. Daftar diagnosa terbanyakDaftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem
berdasar input perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat
untuk pembuatan standar asuhankeperawatan.
7. Daftar NIC terbanyak Rekapan tindakan terbanyak berdasarkan pada masing-masing
diagnosa keperawatanyang ada
8. Laporan implementasi Rekapan tindakan perawatan pada satu periode, daftar di filter
berdasarkan ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring
yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. laporan implementasi juga
dapat dijadikan alatbantu operan shift.
9. Laporan statistik Laporan statistik yang dimunculkan adalah BOR, LOS, TOI dan BTO
di ruang tersebut.
10. Resume keperawatan Resume bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan
pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat. Resume dicetak saat pasien
akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk
pembuatan resume keperawatan
11. Daftar SAK Dalam SIMK, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.
12. .Presentasi kasus on lineSistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat
diakses dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat
dilakukan secara online, ketika pasien masih di rawat.
13. Mengetahui jasa perawat Dengan system yang terintegrasi dengan SIM RS,
memungkinkan perawat mengetahui jasa tundakan yang dilakukannya.
14. Monitoring tindakan perawat & monitoring aktivitas perawat Manajemen perawatan
dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan
mengetahui pula masing-masing perawat telah melakukan aktivitas keperawatan
apa.
15. Laporan shift Merupakan rekapan dari aktivitas yang telah dilakukan dan yang akan
dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-
masing pasien.
16. Monitoring pasien oleh PN atau kepala ruang saat sedang rapat Monitoring dapat
dilakukan ketika PN atau Karu sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui
apakah seorang pasien telah dilakukan pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi atau belum.
Seiring dengan perkembangan teknologi keperawatan, penerapan
pendokumentasian keperawatan di Indonesia, sudah saatnya untuk dikembangkan dengan
berbasis komputer, mengingat banyak kegunaannya. Tetapi dalam perkembangan, masih
sedikit rumah sakityang sudah menerapkannya, masih terdapat beberapa faktor pendukung
dan penghambat dalam penerapan di suatu lembaga institusi. Ada beberapa faktor
pendukung dalam pelaksanaan SIM keperawatan di Indonesia yaitu saat ini sudah mulai
ada perusahaan (yang dikelola oleh profesi keperawatan) yang menawarkan produk SIM
keperawatan yang siap pakai untuk diterapkan di rumah sakit.Sekalipun memiliki harga
yang cukup tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini dapat mendukung pelaksanaan SIM
keperawatan di beberapa rumah sakit yang memiliki dana cukup untuk membeli produk
tersebut. Semakin mudahnya akses informasi tentang pelaksanaan SIM keperawatan juga
memudahkan rumah sakit dalam memilih SIM yang tepat.

Faktor pendukung yang lain adalah adanya UU No 8 tahun 1997 yang mengatur
tentang keamanan terhadap dokumentasi yang berupa lembaran kertas. Undang-undang
ini merupakan bentuk perlindungan hukum atas dokumen yang dimiliki pusat pelayanan
kesehatan, perusahaan atau organisasi. Aspek etik juga dapat menjadi salah satu faktor
pendukung karena sistem ini semaksimal mungkin dirancang untuk menjaga kerahasiaan
data pasien. Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh mengakses data melalui SIM ini,
misalnya dokter, perawat, pasien sendiri. (Depkes, 2001)

Selain faktor pendukung, terdapat beberapa aspek yang menjadi kendala


dalam penerapan SIM di Indonesia. Memutuskan untuk menerapkan sistem
informasi manajemen berbasis komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di
Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus memperhatikan
beberapa aspek antara lain struktur organisasi, sebagai contoh pengambil
keputusan/kebijakan bukan dari profesi perawat, sehingga seringkali keputusan tentang
pelaksanaan SIMK yang sudah disepakati oleh tim keperawatan dimentahkan lagi karena
tidak sesuai dengan keinginan pengambil kebijakan. Pihak manajemen rumah sakit
masih banyak yang mempertanyakan apakah Sistem Informasi keperawatan ini akan
berdampak langsung terhadap kualitas pelayanan keperawatan dan kualitas pelayanan
rumah sakit secara keseluruhan. Aspek kedua adalah kemampuan sumber daya
keperawatan. Ada banyak sumber daya manusia di institusi pelayanan kesehatan
yang belum siap menghadapi sistem komputerisasi, hal ini dapat disebabkan karena
ketidaktahuan dan ketidak mampuan staf terhadap sistem informasi teknologi yang sedang
berkembang. Pemahaman yang kurang tentang manfaat sistem informasi menjadi salah
satu faktor penyebab ketidaksiapan SDM keperawatan. Aspek ketiga yang menjadi faktor
penghambat atau kendala dalam pelaksanaan SIMK adalah faktor sumber dana.
Sebagaimana kita tahu bahwa untuk mendapatkan sistem informasi manajemen
keperawatan yang sudah siap diterapkan di rumah sakit, membutuhkan biaya yang
cukup besar . Masalahnya sekarang, tidak setiap rumah sakit memiliki dana operasional
yang cukup besar, sehingga seringkali SIM keperawatan gagal diterapkan karena tidak ada
sumber dana yang cukup. Aspek keempat adalah kurangnya fasilitas Information
technology yang mendukung. Pelaksanaan SIM keperawatan tentunya membutuhkan
banyak perangkat keras atau unit komputer untuk mengimplementasikan program
tersebut.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendokumentasian keperawatan merupakan hal yang penting dalam
menunjangpeningkatan mutu asuhan keperawatan, dan secara umum dapat berkontribusi
terhadapmutu pelayanan kesehatan. dengan adanya perkembangan teknologi sistem
informasimanajemen keperawatan, maka pendokumentasian asuhan keperawatan yang
sebelumnya dilakukan secara konvensional maka akan beralih ke
pendokumentasian berbasiskomputer, sehingga perawat dapat memberikan
pelayanan keperawatan secara profesional kepada pasien.

3.1 Saran

1. Perlunya memberikan pemahaman kepada setiap anggota organisasi mengenai


pentingnya sistem informasi manajemen keperawatan.
2. Peningkatan kemampuan perawat dalam menggunakan komputerisasi sehingga bisa
memaksimalkan dalam pelaksanaan sistem informasi keperawatan.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait sistem informasi keperawatan yang
dilakukan di rumah sakit untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terkait dengan
asuhan keperawatan dan juga berkontribusi positif bagi pengembangan sistem
informasi keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. (2001). Kebijakan dan strategi Pengembangan Sistem Informasi


Kesehatan Nasional. Depkes. RI. Jakarta

Davis (2002) Kerangka dasar system informasi manajemen : struktur dan


pengembangannya, terjemahan oleh Bob Widyahartono, jakarta: Gramedia
Delaney, at all (2000) Reliability of nursing diagnoses documented in a computerized nursing
information system Nursing Diagnosis; Vol.11 No.3. ProQuest

Eko, I. (2001). Manajemen Sistem Informasi dan Tehnologi Informasi. Jakarta:

Emiliana, (2003). Sistem informasi keperawatan berbasis komputer yang terintegrasi


dipelayanan kesehatan Sint Carolus, tidak dipublikasikan.

Goossen,J.L (1996), http://dlthdee.net/informatics/Chap01/NIDefinotions.htm.

Hariyati, R. T. (1999). Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari perawat dan
karakteristik perawat terhadap kualitas dokuemntasi keperawatan diRS.Bhakti Yudha,
Tidak dipublikasikan

Haryati,R.T.(2002) http://www.google.co.id/search?hl=en&q=dokumentasi%2C+
asuhan%2C+keperawatan&meta=

Indrajati I, Ummah, Sumarsih T, (2011) Pendokumentasian tentang perencanaan dan


pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang barokah rumah sakit PKU Muhamadiyah Gombong,
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3,

Jasun. (2006). Aplikasi Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Nanda NOCdan NIC Dalam
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Di Banyumas

Kozier, E. (1990). Fundamentals of Nursing. Addison Wesley Co., Redwood City.

Liaw, T. (1993). The Computer Based Patient Record: An Historical Perpective. Diambildari
http:// www.hisavic.aus.net/hisa/mag/nov93/the.htm.

Lewis, (2005) My prediction for nursings technological future, http:// www.eaa-


knowledge.com/ojni/ni/8_1/lewised.htm.

Mahler , et all (2007) Effects of a Computer-based Nursing Documentation System on


theQuality of Nursing Documentation,Journal Of Medical Systems [J Med Syst], Vol. 31 (4),
pp. 274-82; Ebsco

Ping Y, Qiu, Crookes (2008) Computer-based Nursing Documentation in NursingHomes:


A Feasibility StudyJournal Of The Society For Academic EmergencyMedicine Vol. 15 (10),
pp. 908-15; Ebsco

Swanburg, Rc & Swanburg R.J .(2000). Introduction management & leadership for nurse
manager. Boston: James & Bartleett Publisher.Siagian (2003) Sistem Informasi manajemen,
Jakarta, Bumi aksaraSaba, McCormic (2001) Essentials of computersfor nurses: informatics
for the new millenium,third edition New york:McGraw.Hill companies.Saletnik, et all (2008),
Nursing resource considerations for implementing an electronik Documentation System, Aorn
Journal, vol 87 No 3. The john hopkins hospital, Baltimore.

Wei Su K & Li Liu (2010) A Mobile Nursing Information System Based on Human-Computer
Interaction Design for Improving Quality of Nursing Department of Management and
Information Technology, Vanung University, No. 1. Taiwan.

Anda mungkin juga menyukai