Anda di halaman 1dari 15

PERTIMBANGAN ETIK DAN

HUKUM TENTANG
PERAWATAN KLIEN LANSIA
Kelompok 1
INFORMED CONSENT

• “Informed Consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang

diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan

mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta

resiko yang berkaitan dengannya.


• Menurut Lampiran SKB IDI No. 319/P/BA./88 dan Permenkes no
585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis Pasal
4 ayat 2 menyebutkan dalam memberikan informasi kepada pasien/
keluarganya,
kehadiran seorang perawat/ paramedik lainnya sebagai saksi adalah
penting. Persetujuan yang ditanda tangani oleh pasien atau keluarga
terdekatnya tersebut,
tidak membebaskan dokter dari tuntutan jika dokter melakukan
kelalaian.
Tindakan medis yang dilakukan tanpa persetujuan pasien atau
keluarga terdekatnya, dapat
digolongkan sebagai tindakan melakukan penganiayaan berdasarkan
KUHP Pasal 351.
Informasi/keterangan yang wajib diberikan
sebelum suatu tindakan kedokteran dilaksanakan adalah:

1. Diagnosa yang telah ditegakkan.

2. Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan.

3. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut.

4. Resiko resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada tindakan kedokteran
tersebut.

5. Konsekwensinya bila tidak dilakukan tindakan tersebut dan adakah alternatif cara
pengobatanyang lain.

6. Kadangkala biaya yang menyangkut tindakan kedokteran tersebut.


Resiko resiko yang harus diinformasikan kepada pasien yang
dimintakan persetujuan tindakan kedokteran :

1. Resiko yang melekat pada tindakan kedokteran tersebut.

2. Resiko yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya.


Pengecualian terhadap keharusan pemberian informasi sebelum
dimintakan persetujuan tindakan kedokteran adalah:

1. Dalam keadaan gawat darurat (Emergensi ), dimana dokter harus


segera bertindak untuk menyelamatkan jiwa.

2. Keadaan emosi pasien yang sangat labil sehingga ia tidak bisa


menghadapi situasi dirinya.Ini tercantum dalam PerMenKes no
290/Menkes/Per/III/2008.
Tujuan Informed Consent

1. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang


sebenarnyatidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenaran
nya yang dilakukan tanpasepengetahuan pasiennya.

2. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan


dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko,
dan pada setiap tindakan medik ada melekatsuatu resiko
TANGGUNG JAWAB DAN AKUNTABILITAS
PELAYANAN LANSIA

Tempat Yang Dapat Dijadikan Sebagai Aspek Pelayanan Bagi Lansia


1. Pelayanan Sosial di Keluarga Sendiri
2. Foster Care Service
3. Pusat Santunan Keluarga (pusaka)
4. Panti Sosial Tresna Wherda
5. Prinsip pelayanan
6. Pemeliharaan dan Pelayanan
1. Pelayanan Sosial di Keluarga Sendiri

• Home care service merupakan bentuk pelayanan sosial bagi lanjut usia
yang dilakukan di rumah sendiri atau dalam lingkungan keluarga
lanjut usia. Tujuan pelayanan yang diberikan adalah membantu
keluarga dalam mengatasi dan memecahkan masalah lansia sekaligus
memberikan kesempatan kepada lansia untuk tetap tinggal di
lingkungan keluarganya.
2. Foster Care Service
• Pelayanan sosial lansia melalui keluarga pengganti adalah pelayanan sosial yang diberikan kepada
lansia di luar keluarga sendiri dan di luar lembaga. Lansia tinggal bersama keluarga lain karena
keluarganya tidak dapat memberi pelayanan yang dibutuhkannya atau berada dalm kondisi
terlantar.
Jenis-jenis pelayanan yang diberikan dapat berupa
1. Bantuan makanan, misalnya menyiapkan dan member makanan
2. Peningkatan gizi
3. Bantuan aktivitas
4. Bantuan kebersihan dan perawatan kesehatan
5. Pendampingan rekreasi
6. Olahraga dsb
3. Pusat Santunan Keluarga (pusaka)

• Pelayanan kepada warga lansia ini diberikan di tempat yang tidak jauh
daritempat tinggal lansia. Tujuan pelayanan ini adalah membantu
keluarga/lanjut usia dalam mengatasi permasalahan, memenuhi
kebutuhan, memecahkan masalah lansia sekaligus member
kesempatan kepada lansia untuk tetap tinggal di lingkungan keluarga.
4. Panti Sosial Tresna Wherda

• Institusi yang member pelayanan dan perawatan jasmani, rohani,


sosial dan perlindungan untuk memenuhi kebutuhan lansia agar dapat
memiliki kehidupan secara wajar.
5. Prinsip pelayanan
Dalam memberi asuhan keperawatan pada lansia, dilaksanakan dengan memperhatikan bebrapa prinsip:
1. Tidak memberi stigma, pada dasarnya proses menua disertai masalah seperti kesepian, berkurang
pendengaran, kurangnya penglihatan dan lemah fisik. Hal tersebut merupakan proses alamiah.
2. Tidak mengucilkan
3. Tidak membesar-besarkan masalah
4. Pelayanan yang bermutu
5. Pelayanan yang cepat dan tepat
6. Pelayanan secara komprehensif
7. Menghindari sikap belas kasihan
8. Pelayanan yang efektif dan efesien
9. Pelayanan yang akuntabel
6. Pemeliharaan dan Pelayanan

• Pelayanan lansia (termasuk pelayanan kesehatan dan perawatan)


mempunyai tujuan kesejahteraan dan kemampuan lansia. Oleh karena
itu, pelayanan keperawatan harus diberikan kepada lansia, baik dalam
dalam keadaan sehat maupun sakit dengan membantu
mempertahankan dan memberi semangat hidup mereka.
THANKS....

Anda mungkin juga menyukai