Anda di halaman 1dari 7

Home Care

MK. Praktik Keperawatan Mandiri

Sub Capaian Mata Kuliah :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan Home care :


a. Pengertian
b. Tujuan
c. Dasar hukum
d. Manfaat
e. Lingkup pelayanan
f. Prinsip
g. Peran
h. Fungsi Perawat
2. Mahasiswa mampu menjelaskan ruang lingkup praktik keperawatan mandiri

Materi

I. Pengertian Home Care

Home care atau kunjungan rumah merupakan salah satu kegiatan dari praktik keperawatan
secara keseluruhan. Praktik home care yang legal dilakukan sebagai bagian praktik
keperawatan di Puskesmas, Rumah Sakit, atau Praktik Keperawatan Mandiri (berizin),
dan/atau klinik.

Menurut Warhola :

Home care adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensif yang diberikan kepada
klien individu atau keluarga di tempat tinggal mereka (di rumah).

Menurut National Association for Home care (1996)

Pelayanan home care disediakan kapan pun saat seseorang lebih memilih tinggal di rumah
namun membutuhkan perawatan secara terus menerus yang tidak mudah dan tidak tidak
efektif jika dilakukan oleh keluarga dan teman.

Menurut Depkes (dalam konsep Perkesmas)

Pelaksanakan kunjungan rumah pada keluarga yang berisiko oleh perawat. Pelayanan
diberikan secara langsung pada keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun
kronis. Fokusnya adalah meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
mempunyai risiko tinggi masalah kesehatan

Home care merupakan bagian sekaligus inisiasi dari Community Health Nursing. Dimulai sejak
pertengahan tahun 1800-an. Berfokus pada orang yang sakit, berorientasi pada individu dan
menekankan pada penyembuhan (curing). Di luar negeri, home care sering dimanfaatkan
untuk perawatan lansia di rumahnya. Pelayanan dilakukan sebagai kelanjutan dari perawatan
di rumah sakit.

Terdapat beberapa jenis agen home care :

• Bersifat suka rela,


• kepemilikan (adanya kontrak dengan keluarga),
• berbasis rumah sakit,
• kedinasan, misalnya home care pada Perkesmas di Puskesmas
• perpanjangan rumah sakit (hospice).

Tujuan
• Meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mempunyai risiko
tinggi masalah kesehatan (perkesmas)
• Menurut Warhola : Memandirikan klien dalam pemeliharaan kesehatan, meningkatkan
derajat kesehatan, upaya pencegahan penyakit dan risiko kekambuhan serta rehabilitasi
kesehata
• Berfokus pada “menolong” pasien dan anggota keluarga mereka untuk mencapai
kemandirian. Pelayanan ditujukan pada pemulihan dan stabilisasi dari keadaan sakit sang
pasien di rumah.

Dasar Hukum
1. Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1
(6) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
(7) fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotive, preventif, kuratif, maupun
rehabilitative yangi dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masayarakat.
Pasal 23
(1) Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
(2) Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki
(3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, ternaga kesehatan wajib memiliki izin dari
pemerintah
(4) selama memberikan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang
mengutamakan kepentingan yang bernilai materi
Pasal 24
(1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode
etik, standard profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar
prosedur operasional.
Pasal 31
Fasilitas pelayanan kesehatan wajib (a) memberikan askes yang luas bagi kebutuhan penelitian
dan pengembangan di bidang kesehatan
Pasal 32
(1) dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu
(2) dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta
dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
Bab VI Registrasi dan Perizinan Tenaga Kesehatan
Pasal 44
(1) Setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR
Pasal 46
(1) Setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib
memiliki izin
3. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :
4. Praktik keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat dalam bentuk
asuhan keperawatan
5. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya.
Pasal 18
(1) Perawat yang menjalankan praktik keperawatan wajib memiliki STR
Pasal 19
(1) Perawat yang menjalankan praktik keperawtan wajib memiliki izin
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIPP
Bab V Praktik Keperawatan
Pasal 28
(2) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas praktik keperawatan
mandiri dan praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan
Pasal 29
(1) dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai : pemberi asuhan
keperawatan, penyuluh dan konselor bagi klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti
keperawatan, pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dan/atau pelaksana
tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
Bab II Jenis Perawat
Pasal 3
(2) Perawat vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat 91) huruf a merupakan perawat yang
melaksanakan praktik keperawatan yang mempunyai kemampuan teknis keperawatan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
Pasal 15
(4) Praktik keperawatan di tempat lain sesuai dengan klien dan sasarannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dalam bentuk kunjungan rumah klien, rumah jompo, panti asuhan, panti sosial,
dan sekolah tidak memerlukan SIPP sepanjang telah memiliki SIPP di tempat praktik mandiri
perawat, klinik, atau puskesmas pada wilayah kerja yang sama.
Pasal 34
(1) dalam melakukan praktik keperawatan, perawat wajib melakukan pencatatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/Menkes/425/2020 tentang
Standar Profesi Perawat
6. Keputusan Menteri kesehatan RI nomor 908/menkes/SK/VII/2010 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Keperawatan Keluarga

Manfaat
Membantu pasien beradaptasi terhadap berbagai keterbatasan fisik baik yang bersifat
sementara maupun menetap sehingga pasien dapat menjalankan aktivitas rutinnya senormal
mungkin.

Lingkup pelayanan
Mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan gaya hidup, keamanan, lingkungan,
dinamika keluarga, dan menerapkan asuhan keperawatan di rumah.
Pelayanan yang diberikan meliputi pelayanan preventif, promotive dan rehabilitatif. Kegiatan
yang dapat dilakukan mencakup :
• Perawatan luka
• Memberikan nutrisi parenteral dan enteral
• Memberikan obat
• Terapi darah
• Layanan bantuan di rumah (bantuan pemenuhan kebutuhan dasar manusia)
• Upaya berhenti merokok, dll.

Prinsip
• Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan, standar profesi, dan
standar prosedur operasional
• Pengkajian yang komprehensif, mencakup sosio-demografi, lingkungan, support system, status
kesehatan, status fungsional dan pemanfaaan pelayanan kesehatan
• Melibatkan berbagai sumber yang ada di sekitar pasien dan keluarga. Perawat juga bekerja
sama dengan anggota keluarga pasien, bahkan juga tetangga.
• Menjalankan Interprofesional dan interdisiplin kolaborasi, yaitu dengan tenaga medis dan
tenaga kesehatan lain maupun non kesehatan. Perawat berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dan non kesehatan seperti pekerja sosial (kader kesehatan), terapis
(fisioterapis, terapis wicara, terapis okupasi), dan asisten perawat bersertifikat.

Peran
Peran utama perawat dalam pelayanan kesehatan adalah meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang maksimal agar masyarakat mampu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Kegiatan yang dilakukan perawat pada saat melakukan home care adalah memberikan asuhan
keperawatan individu atau keluarga di rumahnya. Pelayanan keperawatan di rumah melibatkan
peran serta aktif keluarga. Kegiatan yang dilakukan :

1. Penemuan suspek/kasus kontak serumah, pada kasus penyakit menular.


2. Penyuluhan/pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya
3. Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan
4. Kunjungan rumah sesuai rencana
5. Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) dan tidak langsung (indirect care)
6. Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan (perawat vokasi diberikan wewenang
untuk melakukan penyuluhan masayarakat/keluarga.
7. Dokumentasi keperawatan

Peran perawat vokasi pada pelayanan home care praktik mandiri adalah sebagai anggota tim..
Wewenang yang dapat dilakukan oleh perawat vokasi dalam melaksanakan tugas sebagai
pemberi asuhan keperawatan melalui home care adalah :
1. Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan di keluarga
2. Membantu penemuan kasus penyakit
3. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan bagi keluarga, berdasarkan asuhan
keperawatan yang telah dibuat oleh perawat profesi melalui penugasan atau
pendelegasian.
4. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan keluarga
5. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat
6. Melakukan penyuluhan kesehatan bagi keluarga
7. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif.
Dalam kerangka praktik mandiri, seorang perawat tidak sepenuhnya berlepas dari tanggung
jawab sosial. Perawat memiliki kewajiban menjalankan program pemerintah mencakup :

1. penemuan dan pelaporan kasus penyakit


2. melaksanakan tugas dalam keadaan keterbatasan. Misalnya keterbatasan tenaga medis,
tenaga kefarmasian. Wewenang perawat sebagai pelaksana tugas dalam keadaan
keterbatasan tertentu :
a. Melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak terdapat tenaga medis
b. Merujuk klien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan
c. Melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat tenaga
kefarmasian.

Wewenang tersebut dapat dijalankan pada kondisi :

• Bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah/pemerintah daerah. Artinya


ketika melaksanakan home care dalam rangka menjalankan program Perkesmas atau
kunjungan rumah sebagai lanjutan pengobatan di Puskesmas
• Dilakukan oleh perawat praktik mandiri di daerah yang tidak terdapat fasilitas
kesesehatan milik pemerintah (Rumah Sakit/Puskesmas/Puskesmas
Pembantu/Poskesdes).

Dalam kondisi tidak ada perawat profesi, perawat vokasi dapat menjalankan peran perawat
profesi termasuk membuat diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan dan
melakukan konseling denagn syarat telah mendapatkan kesesuaian kompetensi melalui
pelatihan atau orientasi dan mendapat surat tugas yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota.

Perawat vokasi dapat menerima pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan mendis dari
dokter berupa pelimpahan wewenang delegative atau mandat dengan syarat telah terlatih. Jenis
tindakan medis yang diberikan secara mandat (diberikan oleh tenaga medis di bawah
pengawasan tenaga medis yang memberikan mandat) :
• Memberikan terapi parenteral
• Menjahit luka
• Tindakan medis lainnya sesuai kompetensi
Jenis tindakan medis yang diberikan pelimpahan wewenang secara delegative (diberikan oleh
tenaga medis disertai pelimpahan tanggung jawab :

• Memasang infus
• Menyuntik
• Imunisasi dasar
• Tindakan lain sesuai kompetensi

Tindakan medis dan pemberian obat tersebut dapat dilakukan tanpa pelimpahan wewenang
dalam keadaan darurat sesuai dengan kompetensi untuk memberikan pertolongan pertama. Hal
ini dimaksudkan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dan penyelamatan nyawa. Keadaan
darurat ditentukan oleh perawat sesuai hasil evaluasi terhadap keadaan pasien berdasarkan
imunya. Setelah memberikan pertolongan pertama, perawat wajib merujuk kepada dokter atau
fasilitas pelayanan kesehatan lain yang lebih sesuai.

Fungsi Perawat
Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam fungsi-fungsi yang harus dijalankan perawat dalam
melaksanakan home care adalah (Allender, Rector and Warner, 2014) :

1. Peningkatan pengelolaan diri, yaitu senantiasa berupaya meningkatkan pengetahuan


dan mengasah keterampilan
2. Pengajaran, yaitu peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga untuk meningkatkan
motivasi dan kemampuan perawatan secara mandiri
3. Mobilisasi, yaitu menggerakkan pasien dan keluarga menggunakan sumber daya yang ada
di sekitarnya guna mencapai kemandirian. Fungsi ini juga termasuk melakukan rujukan
kepada failitas kesehatan lain yang lebih mampu
4. Kolaborasi dengan interprofesi dan interdisiplin
5. Penguatan dengan memberikan dukungan kepada keluarga baik internal maupun
eksternal (advokasi)
6. Pemecahan masalah, dengan cara membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan
yang dihadapinya dengan menggunakan berbagai sumber daya yang ada di keluarga dan
sekitarnya. Termasuk didalamnya adalah menjalin kemitraan.
7. Penemuan kasus (detecting) sepanjang pelayanan dan interkasi dengan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai