1. PAJAK PENGHASILAN
Pada prinsipnya PPh terhutang diakhir tahun pajak, namun dalam pelaksanaan
pemenuhan kewajiban pelunasan pajak, PPh dibayar ditahun berjalan sebelum diketahui
dengan pasti jumlah pajak terhutang tahun tersebut. Pelunasan dilakukan dengan cara
dihitung dan dibayar sendiri setiap bulan (PPh Pasal 25) dan melalui pemotongan atau
pemungutan oleh pihak ketiga (PPh Ps. 21, 22, 23, 24 dan PPh Ps. 4 (2) final).
Berapa PPh yang harus dilunasi pada tahun berjalan sedangkan jumlah pajak
yang sebenarnya belum diketahui?. Undang-undang PPh menganut stelsel campuran
antara stelsel real dan stelsel fictive, yang artinya awal tahun besarnya pajak dihitung
berdasarkan anggapan, akhir tahun disesuaikan dg yg sebenarnya. PPh pasal 25 dihitung
berdasarkan pajak terhutang tahun sebelumnya dengan anggapan bahwa PPh terhutang
diakhir tahun tidak jauh berbeda dengan PPh tahun sebelumnya. Tarif PPh potput
ditetapkan lebih kecil dari pada tarif umum pasal 17, dengan anggapan tarif tersebut telah
memperhitungkan biaya untuk memperoleh penghasilan (Deemed).
Pada akhir tahun dihitung berapa PPh terhutang yang sebenarnya, kemudian
dikurangi PPh yang telah dilunasi ditahun berjalan baik yang dilunasi sendiri maupun
yang dipotong/dipungut pihak ketiga. Jika masih kurang , segera dibayar (PPh pasal. 29),
jika ternyata lebih bayar dapat dimintakan kembali atas kelebihannya
(restitusi)
1
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Tahun
berjalan PPh Ps. 21
Pada
PPh Ps. 22
Dipotong/dipungut Akhir tahun
Pihak ke 3 sebagai
PPh Ps. 23 Kredit pajak
Pelunasan
PPh Ps. 24(LN)
Pajak
Terutang Tidak
PPh Ps. 4 (2) Final sebagai
Kredit pajak
Akhir
Dibayar sendiri PPh Ps. 29
Tahun
Bab ini hanya membahas bagaimana membukukan PPh tahun berjalan dan PPN
tanpa membahas kembali cara penghitungan dan pemotongan/pemungutannya karena
telah dibahas secara rinci di mata pelajaran masing-masing.
PPh PASAL 25
Pelunasan PPh pasal 25 adalah pembayaran pajak dimuka pada tahun berjalan
yang dilaksanakan sendiri oleh Wajib Pajak. Pada saat pembayaran belum menjadi
beban (expense) melainkan dibukukan sebagai aset pajak dibayar dimuka (prepaid tax)
karena merupakan sumber daya perusahaan yang memiliki manfaat ekonomis dimasa
depan sebagai pelunasan pajak akhir tahun.
Ilustrasi pembukuan :
Tanggal 10 November 2009, PT Mandiri melunasi PPh Ps. 25 untuk masa Oktober 2009
sebesar Rp 12.000.000
2
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
3
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
pihak ketiga apabila tidak bersifat final merupakan pembayaran pajak dimuka (prepaid
tax) karena pada akhir tahun akan dikreditkan terhadap pajak terhutang. Apabila PPh
yang dipotong/ dipungut bersifat final maka merupakan beban pajak tahun yang
bersangkutan atau Beban Pajak Kini (Current Tax Expenses) karena tidak lagi
diperhitungkan/dikreditkan diakhir tahun.
Pihak Pemotong/Pemungut :
Pihak pemotong adalah pihak yang memberikan penghasilan. Pemotongan atau
pemungutan pajak mengakibatkan timbulnya hutang kepada kas Negara yang harus
dilunasi dimasa depan. Dengan demikian pajak pihak ketiga yang dipotong/dipungut
dibukukan sebagai Hutang Pajak, baik PPh yang pengenaanya tidak bersifat final maupun
final.
PPh PASAL 21
Contoh 1
PT Enjoy melakukan pembayaran gaji kepada pegawai tetapnya sbb :
- Gaji Pokok = Rp 165.000.000
- Iuran Dana Pensiun (yg mendapat pengesahan Menkeu)
yang dibayar pegawai = Rp 2.500.000
- PPh yang dipotong = Rp 1.750.000
Ayat jurnal yang disusun :
B. Gaji 165.000.000
Hutang Iuran Pensiun 2.500.000
Hutang PPh Ps. 21 1.750.000
Kas/Bank 160.750.000
4
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Ayat Jurnal pada saat pembayaran ke dana pensiun & penyetoran pajak :
Contoh 2 :
PT Oke Jaya melakukan pembayaran gaji kepada pegawai tetapnya sbb :
- Gaji Pokok = Rp 200.000.000
- Tunjangan Transport = Rp 20.000.000
- Tunjangan Makan = Rp 20.000.000
Jumlah = Rp 240.000.000
Ayat jurnal :
B. Gaji 240.000.000
B. Astek 1.080.000
B. THT & Pensiun 7.380.000
Hutang Astek 1.080.000
Hutang Iuran Pensiun/THT 13.880.000
Hutang PPh Ps. 21 6.275.000
Kas/Bank 227.225.000
5
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
B. Gaji 240.000.000
B. Astek 1.080.000
B. THT & Pensiun 7.380.000
B. Pajak 6.275.000
Hutang Astek 1.080.000
Hutang Iuran Pensiun/THT 13.880.000
Hutang PPh Ps. 21 6.275.000
Kas/Bank 233.500.000
B. Gaji 246.275.000
B. Astek 1.080.000
B. THT & Pensiun 7.380.000
Hutang Astek 1.080.000
Hutang Iuran Pensiun/THT 13.880.000
Hutang PPh Ps. 21 6.275.000
Kas/Bank 233.500.000
PPh PASAL 22
Contoh 1
Penjualan Barang Ke Bendaharawan Pemerintah
PT OKE menjual beras ke Pemda Jakarta Timur Senilai Rp 100.000.000. PPh Ps. 22
yang dipungut Bendaharawan = Rp 100.000.000 x 1,5%= Rp 1.500.000 (tidak final)
Ayat jurnal yang disusun :
Contoh 2
Impor
PT. Amanah mengimpor bahan baku dengan nilai impor CIF 10.000. Bahan baku
dibebaskan dari PPN, perusahaan menggunakan API pada waktu impor.
PPh pasal 22 impor oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebesar 2,5%. Bea Masuk
2,5% . Kurs tengah BI 1US$ = Rp 9.500 Kurs KMK = 9.300
Perhitungan nilai persediaan dan PPh Ps. 22 yang dipungut :
6
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
PPh PASAL 23
PT. Delima (Pengusaha Kena Pajak/PKP) melakukan pembayaran atas jasa reparasi
mesin kepada PT. Apel Teknik (PKP) Rp10.000.000 (belum termasuk PPN). PT. Delima
akan memotong PPh pasal 23 sebesar 2% x jumlah bruto (dasar pengenaan pajak), yaitu
2% x Rp 10.000.000 = Rp 200.000 dan PT Apel Teknik akan memungut PPN sebesar
10% x Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000
Ayat Jurnal yang disusun PT Delima :
Kas/Bank 10.800.000
Pajak dibayar dimuka-PPh Ps. 23 200.000
Penjualan 10.000.000
Pajak Keluaran 1.000.000
PPh PASAL 26
Pada bulan Januari 08 PT Glodok memanfaat Jasa perbaikan jaringan IT dari Comp Inc
asal Australia, nilai penggantian jasa = US$ 50.000, Kurs menteri keuangan = 9.000
Kurs tengah BI = 9.200
Penghitungan Beban Jasa dan PPh yang dipotong :
7
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Apabila Comp Inc. Mensyaratkan US$ 50.000 adalah nilai neto yang diterima setelah
dipotong pajak. Maka PT Glodok dapat melakukan 2 alternatif pilihan sbb :
1. Menanggung PPh Pasal 26 yang seharusnya dipotong dari penghasilan Comp Inc.
Dengan konsekwensi PPh Ps. 26 tidak dapat dibebankan secara fiskal.
2. Melakukan metode Gross Up supaya PPh Ps. 26 dapat dibebankan.
Pada akhir tahun PT Glodok melakukan koreksi fiskal atas beban pajak.
Rekonsiliasi fiskal :
Kas/Bank 50.000.000
B. Pajak Kini-PPh Final 5.000.000
Pendapatan Sewa 50.000.000
Pajak Keluaran 5.000.000
9
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Pengusaha Kena Pajak setiap bulan wajib menghitung jumlah pajak yang terutang
dalam satu masa pajak yang jangka waktunya sama dengan satu bulan takwim. Dalam
mekanisme penghitungannya Wajib Pajak tidak langsung membayar PPN yang telah
dipungut, melainkan memperhitungkan lebih dahulu antara pajak keluaran yang telah
dipungut dan pajak masukan yang telah dibayar. Apabila jumlah pajak keluaran lebih
besar dari pajak masukan, maka selisihnya wajib disetor ke kas negara. Sebaliknya
apabila jumlah pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, maka wajib pajak berhak
meminta kembalian atas kelebihan pembayaran tersebut atu dikompensasi ke masa
berikutnya.
Yang dimaksud pajak keluaran adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP
yang melakukan penyerahan BKP, penyerahan JKP, ekspor BKP berwujut, ekspor BKP
tidak berwujut dan/atau ekspor JKP. Sedangkan yang dimaksud pajak masukan adalah
PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh PKP karena perolehan BKP dan/atau
perolehan JKP dan/atau pemanfaatan BKP tidak berwujut dari luar pabean dan/atau
pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean dan/atau impor BKP.
Perhitungan Pajak Keluaran dan Pajak masukan dilaporkan dalam SPT masa PPN
paling lambat akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dan kekurangan
bayar disetor paling lambat akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan
sebelum SPT Masa PPN disampaikan.
MEMBUKUKAN PPN
Secara umum pihak yang memungut PPN adalah PKP yang menyerahkan BKP
dan/atau BKP tidak berwujut dan/atau JKP. Pada saat melakukan penyerahan kena pajak,
PKP wajib memungut PPN dari pihak yang memperoleh BKP dan/atau memanfaatkan
BKP tidak berwujut dan/atau JKP. Pemungutan PPN ini mengakibatkan timbulnya
kewajiban berupa hutang kepada kas negara yang wajib dilunasi dimasa datang. Dengan
demikian pajak keluaran dicatat sebagai kewajiban lancar.
karena akan diperhitungkan diakhir bulan. Apabila faktur pajaknya tidak dapat dikreditkan
maka pengeluaran pembayaran PPN diperlakukan sebagai biaya. Biaya ini dibebankan
sebagai beban tahun berjalan jika pengeluarannya mempunyai masa manfaat tidak lebih
dari satu tahun atau dikapitalisasi kedalam nilai perolehan harta jika pengeluarannya
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Akuntansi PPN
Pihak Pemungut Pihak Yang Dipungut
(Yg menyerahkan BKP/JKP) (Yg menerima BKP/JKP)
Mengurangi/debet Mengurangi/kredit
Retur
Kewajiban (Pajak Keluaran) Piutang (Pajak Masukan)
Jurnal :
11
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Jurnal :
Jurnal
12
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Jurnal PT XYZ
Jurnal PT ABC
Jurnal PT XYZ
Jurnal PT DEF
Saat pengiriman barang, Faktur Pajak diterbitkan atas sisa harga jual uang muka :
Jurnal PT XYZ
14
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Jurnal PT DEF
Jurnal PT DEF :
Impor
PT. Amanah mengimpor bahan baku dengan nilai impor CIF 10.000, perusahaan
menggunakan API pada waktu impor.
PPh pasal 22 impor oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebesar 2,5%. Bea Masuk
2,5% . Kurs tengah BI 1US$ = Rp 9.500 Kurs KMK = 9.300
Ket US$ Kurs Rp
CIF 10.000 9.500 95.000.000
BM 250 9.300 2.325.000
N. Persediaan 10.250 97.325.000
PPh Ps. 22 256 9.300 2.383.125
PPN Impor 1.025 9.300 9.532.500
Jurnal :
15
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Jan 08, PT Glodok memanfaat Jasa perbaikan jaringan IT dari Comp Inc asal Australia
Nilai penggantian jasa = US$ 50.000.
Kurs menteri keuangan = 9.000
Kurs tengah BI = 9.200
WP menggunakan kurs tengah BI dalam pembukuan valas
DPP = 50.000 X 9000 = Rp 450.000.000
PPN = 10% = Rp 45.000.000
PPh Ps. 26 = 20% = Rp 90.000.000
Biaya Jasa = US$ 50.000 X 9.200 = Rp 460.000.000
PPh Ps. 26 = US$ 10.000 X 9000 = (Rp 90.000.000)
Hutang ke Comp Inc= U$ 40.000 = Rp 370.000.000
Jurnal :
16
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Nota Retur
15-06-10 PT XYZ menerima kembali 200 kg barang yang telah telah dijual ke PT Ceger
20-06-10 Nota Retur diterima dari PT Ceger
Saat barang diterima
17
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Uraiaan Jan
PPN Keluaran 20.000,000
Kredit pajak :
- PPN-Masukan 18,000,000
- Kompensasi masa sebelumnya -
Kurang (Lebih) bayar 2.000.000
Posisi normal Akun Pajak Keluaran adalah saldo kredit, dan pajak masukan adalah saldo
debet, Saldo-saldo ini adalah akumulasi setiap masa (bulan), sehingga pada akhir masa
harus ditutup agar awal masa saldo kembali menjadi nol.
18
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Saat Pelunasan
19
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
LATIHAN
Soal 1
PT Jakarta IT pada tanggal 4 Agustus 2008 mengimpor server dari Amerika dengan perician sbb:
Harga dalam invoice dan Pemberitahuan Impor Barang
(PIB)
Cost US$ 300.000
Insurance US$ 5.000
Freight US$ 10.000
Atas impor tersebut dikenakan Bea Masuk dengan tarif 2,5%, Kurs Tengah BI untuk 1 US$ = Rp
9.500, Kurs Menter Keuangan = Rp 9.400
PT Jakarta IT telah mempunyai Angka Pengenal Impor (API) PPh P. 22 yg dipungut 2,5%
Bea masuk, PPN dan PPh Ps. 22, telah dibayar pada saat impor, sedangkan nilai invoice masih
terutang
Pertanyaan :
Berapa nilai perolehan server secara fiskal
Buat ayat jurnal atas perolehan dan pemotongan/pemungutan pajak2 terkait
Soal 2
No Uraian Nop 08 Des 09
A Pajak Keluaran 175.000.000 180.000.000
B Pajak Masukan yg Dapat Diperhitungkan
1 Pajak Masukan DN 100.000.000 190.000.000
2 Kompensasi masa sebelumnya 100.000.000 25.000.000
Jumlah 200.000.000 215.000.000
3 Kurang (Lebih) Bayar (25.000.000) (35.000.000)
Dikompensasi kemasa berikutnya 25.000.000
Direstitusi 35.000.000
Pada bulan Juni 09, SPT Masa Des telah selesai diperiksa, hasil pemeriksaan Pajak Masukan
Dikoreksi sebesar Rp 50.000.000
Pertanyaan
Buat jurnal akhir Nop, Des dan setelah pemeriksaan
Soal 3
PT Roda Laju adalah sebuah distributor ban mobil, terdapat transaksi sbb
20-Jun-10 Menjual kepada PT Ban Jaya 50 unit ban sedan dan memberikan bonus
sebanyak 10 ban. Harga jual Rp 800.000 perunit dan harga pokok Rp
600.000 perunit
23-Jun-10 Memberikan sumbangan ke posko SAR bencana alam 12 unit ban truk yang
harga jualnya Rp 2.500.000 perunit dan HPPnya Rp 2.000.000 perunit
25-Jun-10 Mengeluarkan dari gudang persediaan 8 unit ban sedan untuk mengganti ban
mobil direkturnya dan 10 unit ban truk untuk mengganti ban truk yang
digunakan untuk usaha. Harga jual ban sedan Rp 800,000/unit, Truk Rp
2,500,000. Harga Pokok Ban sedan Rp 600,000/unit & Truk Rp
2,000,000/unit .
Pertanyaan
Buat jurnal atas transaksi di atas
20
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Soal 4
PT Nusantara (Pengusaha Kena Pajak) merupakan perusahaan perdagangan.
Transaksi yang dilakukan selama bulan Oktober 2015 adalah sebagai berikut:
Tanggal Kejadian/Transaksi
1 Oktober Membayar gaji dan tunjangan kepada pegawainya sebagai berikut:
- Gaji dan tunjangan Rp 50 juta
- Premi asuransi kecelakaan kerja dan kematian ditanggung oleh PT Alih Pro Rp
2 juta
- Iuran JHT/IHT ditanggung oleh PT Alih Pro Rp 2,5 juta
- PPh yang dipotong dari karyawan Rp 3 juta
3 Oktober menjual persediaan barang dagangan (BKP) secara kredit kepada CV Marga
seharga Rp150 juta. Harga pokok persediaan tersebut adalah Rp120 juta
5 Oktober membeli persediaan barang dagangan (BKP) secara kredit dari PT Astina (PKP)
seharga Rp 60 juta.
6 Oktober menerima retur atas penjualan barang dagangan kepada CV Marga seharga
Rp50.000.000
8 Oktober membayar utang dagang kepada PT Astina atas pembelian tanggal 5 Oktober dan
mendapatkan cash discount 2%
9 Oktober membayar honor konsultan pajak sebesar Rp20 juta kepada Firma Prima Tax
(PKP)
11 Oktober menyewa tiga unit mobil dari PT Indorent (PKP) untuk lima hari dengan sewa
sebesar Rp7.500.000 dibayar tunai.
12 Oktober menjual barang dagangan (BKP) kepada Pemda Kota Tangerang dan
menyampaikan tagihan serta faktur pajak. Harga penjualan Rp80 juta, dan
diberikan rabat 5%. Harga pokok persediaan tersebut adalah Rp50 juta.
19 Oktober menerima pembayaran dari bendahara Pemda Kota Tangerang
20 Oktober membayar royalti sebesar $5,000 kepada Five Star, Ltd, sebuah perusahaan yang
bertempat kedudukan di Negara X, atas pemakaian merk dagang. Kurs tengah Bank
Indonesia $1= Rp11.200, dan kurs Menteri Keuangan $1 = Rp11.000
21 Oktober menjual secara tunai truk bekas seharga Rp80 juta. Truk tersebut diperoleh pada
tanggal 5 Mei 2006 dengan harga perolehan Rp180 juta, dan nilai buku pada saat
dijual adalah Rp25 juta. Pajak masukan atas pembelian truk tersebut sudah
dikreditkan pada Mei 2006.
22 Oktober mengimpor barang dagangan dengan nilai CIF USD 5.000., perusahaan
menggunakan API pada waktu impor. PPh pasal 22 impor yang dipungut oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebesar 2,5%. Bea Masuk 2,5% . Kurs tengah BI
1US$ = Rp 11.500 Kurs KMK = 11.300
24 Oktober Membayar sewa toko untuk dua tahun sebesar Rp 45 juta
26 Oktober Menjual barang dagangan (BKP) kepada PT Barikat, sebuah perusahaan di
kawasan berikat seharga Rp 35 juta
28 Oktober Menjual barang dagangan (BKP) kepada PT Purnama seharga Rp 80 juta dan
memberikan bonus berupa barang dagangan yang nilai jualnya Rp 8 juta dan HPP
nya Rp 5 juta.
29 Oktober Membeli tempat tidur untuk mess karyawan dari CV Kayu (PKP) dengan harga Rp
10 Juta
30 Oktober Memberikan sample barang dagangan pada event turnamen bulu tangkis, harga
hual sample tersebut Rp 15 juta dan HPP Rp 13 juta
10 November menyetor utang PPN atas pemanfaatan barang tidak berwujud dari luar daerah
pabean, utang PPh yang telah dipotong oleh PT Alih Pro ke kas negara
29 November menyetor PPN kurang bayar berdasarkan SPT Masa PPN bulan Oktober ke kas
negara
21
A Sultony\STAN\Akuntansi Pajak
Keterangan :
- Harga-harga di atas tidak termasuk PPN, kecuali disebut lain.
- PT Nusantara menggunakan system perpetual dalam pencatatan persediaanya
Tugas: Buatlah ayat-ayat jurnal atas transaksi di atas.
22