Anda di halaman 1dari 40

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin maju dan
berkembang pesat, salah satunya adalah dalam bidang penerbangan. Dimana di dunia
penerbangan yang paling efektif adalah pesawat terbang.
Pesawat terbang adalah alat yang paling efektif, karena mampu menempuh
jarak yang sangat jauh bahkan bisa melintas antar negara dengan waktu yang relatif
singkat. Disamping itu, pesawat terbang kini sudah mengalami kemajuan yang pesat
contohnya Pesawat Udara Nir Awak (PUNA). Dimana pesawat ini dapat di
kendalikan dari jarak jauh oleh pilot. Selain untuk keperluan militer, UAV Indonesia
juga digunakan untuk pengawasan transportasi, SAR, penelitian atmosfer,
pengawasan kebencanaan, kargo operasi hujan buatan, penyebaran benih,
pengamatan vegetasi daerah kritis yang sulit, pengambilan gambar film dan lain
sebagainya
Penggunaan terbanyak pesawat terbang seperti PUNA ini adalah untuk bidang
militer. Berkaitan dengan hal tersebut maka hal yang paling diutamakan adalah
kecepatan.Untuk mendapatkan nilai kecepatan dalam pembuatan pesawat terbang
seperti PUNA dibutuhkan pengujian. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengurangi
biaya yang terlalu besar, maka dari itu pada saat pengujian dilakukan pesawat yang
diuji bukan pesawat sungguhan melainkan pesawat model atau ukurannya dirubah
lebih kecil dari ukuran asli.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek


Maksud dan tujuan melaksanakan kerja praktek ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 dan
juga untuk mengaplikasikan teori akademik dengan objek yang diamati dan juga
untuk menambah pengalaman, kesempatan dan wawasan tentang dunia kerja
khususnya di bidang ke dirgantaraan.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja praktek dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero Gas
Dinamika dan Getaran, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (UPT LAGG,
BPPT) di Kawasan Puspiptek dan dilaksanakan mulai tanggal 20 April sampai
dengan 20 Mei 2015.

1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek


Ruang lingkup kerja praktek yang ditinjau dilakukan di Sub Bidang TROM.

1.5 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktek


Metode metode yang dilakukan dalam pelaksanaan kerja praktek untuk
memperoleh data data dan informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang ditinjau.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara diskusi
dengan nara sumber dari perusahaan yang memiliki pengetahuan mengenai
objek yang ditinjau.
c. Metode Studi Literatur atau Studi Pustaka
Metode studi pustaka ini penulis melakukan dengan membaca buku buku
manual dan buku buku pendukung yang telah tersedia di perusahaan. Data
data tersebut selanjutnya dibandingkan dengan keadaan nyata yang ada di
lapangan.

2
1.6 Pembatasan Masalah
Dengan menyadari bahwa tidak semua bidang yang dapat dipelajari karena
keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis membatasi permasalahan hanya
mengamati proses pengujian pada pesawat Puna Wulung.

1.7 Sistematika Penulisan


Laporan kerja praktek ini disusun dalam 5 bab, dengan susunan pembahasan
sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan, membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan
kerja praktek, waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek, metodologi
pelaksanaan kerja praktek, pembatasan masalah dan sitematika penulisan
BAB 2 Profil UPT - LAGG, BPPT membahas tentang sejarah singkat UPT -
LAGG dan susunan struktur organisasi perusahan tersebut.
BAB 3 Studi Literatur, membahas tentang teori dasar yang berisi pengenalan
umum mengenai kompresor, sistem kerja dan jenis jenis dari
kompresor.
BAB 4 Perawatan Kompresor
BAB 5 Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran

3
BAB 2
PROFIL UPT - LAGG, BPPT

2.1 Sejarah Singkat UPT - LAGG, BPPT


Secara resmi Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Aero Gas Dinamika dan
Getaran (UPT - LAGG) diresmikan pada tanggal 2 Februari tahun 1990 dan
merupakan produk suatu kegiatan dari Tim Pengembangan LAGG/BPPT, yang
dimulai pada tahun 1979. Masterplan LAGG dengan laboratorium dan sarananya
adalah sebagai berikut:
1. Indonesia Low Speed Tunnel, ILST
2. High Speed Wind Tunnel, HST
3. Flight Mechanics Laboratory, FML
4. Aero-acoustic / Vibration Laboratory, AVL
5. Computational Fluid Dynamics, CFD
6. Library, mechanical & electronic workshop
Seiring dengan berjalannya waktu realisasi masterplan sampai saat ini secara
bertahap pada penyediaan sarana yaitu: Terowongan Angin Kecepatan Rendah atau
Indonesia Low Speed Tunnel (ILST) yang didukung beberapa fasilitas seperti
peralatan pengukuran getaran, pengukuran akustik, fasilitas perhitungan numerik
aliran fluida (CFD), peralatan manufaktur untuk pembuatan benda presisi,
perpustakaan dan bengkel elektronika. Mengingat keterbatasan dana karena situasi
ekonomi Indonesia pada saat itu, pengembangan high speed wind tunnel (HST) dan
Flight Mechanics Laboratory (FML) di BPPT ditangguhkan. Namun demikian
khusus untuk Flight Mechanics Laboratory secara terpisah telah dibangun oleh PT.
Dirgantara Indonesia untuk memenuhi kebutuhan uji terbang PT. Dirgantara
Indonesia.
2.2 Adapun visi dan misi dari UPT-LAGG ini sebagai berikut:
Visi
Menjadikan pusat unggulan yang mengutamakan kemitraan melalui pemanfaatan
hasil rekayasa teknologi aerodinamika, gasdinamika, aerolastika dan getaran.
Misi
Melakukan pengkajian, penerapan dan pelayanan teknologi dalam bidang
aerodinamika, gas dinamika, aerolastika, aeroakustika dan getaran untuk menunjang
misi pemerintah dalam rangka meningkatkan daya saing produk industri dan
mempercepat kemandirian bangsa.
Dalam keseluruhan produk LAGG adalah:
1. Pengujian terowongan angin
2. Rancang bangun dan rekayasa suatu produk
3. Pengembangan rekayasa software dan system
4. Konsultansi dan pelatihan umum dalam uji dan desain terowongan angin

2.3 Keanggotaan UPT - LAGG


Dalam rangka menjunjung kegiatan yang dilakukan dan competence
maintenance, serta tukar menukar informasi khususnya pengembangan teknologi
aerodinamika/aeronotik, UPT LAGG telah menjadi anggota SATA (Subsonic
Aerodynamic testing Assosiation), UPT LAGG juga aktif dalam seminar/conference
on Aerospace Science & Technology) dan ASA (Asosiasi Spesialis Aerodinamika).

2.4 Fasilitas pelayanan


Fasilitas utama dari UPT LAGG adalah Terowongan Angin Kecepatan
Rendah (Indonesian Low Speed Tunnel ILST) dengan spesifikasi sirkuit tipe
tertutup, panjang pada garis tengah 67,5 m, lebar 18 m dan tinggi diatas tanah 5,5
m,seksi uji ukuran 4 m x 3 m dengan panjang 10 m.
Fasilitas penunjang labratorium lainnya yang dapat melayani jasa:
1. Rancang bangun benda presisi dan peralatan prototype mekanik
2. Rancang bangun sistim peralatan elektronika

5
3. Kalibrasi tekanan
4. Pengujian dan pengukuran getaran struktur dan akustik
5. Fasilitas komputer untuk Computational Fluid Dynamic (CFD)
6. Pilot Tunnel

2.5 Kemampuan Riset


Kemampuan penelitian bidang Aerononika untuk katagori model seperti:
aerofoil 2D, half model, tail model, intake model, complate model, part model, flutter
model dapat dilakukan pengujian dengan metoda:
1. Force measurement
2. Pressure measurement
3. Wake measurement
4. Flow visualization
5. Turbulence measurement
6. Aerolastic measurement
7. Aeroaccoustic measurement
8. Flow velocity measurement
Kemampuan penelitian bidang non aeronotika mencakup indutri
konstruksi/teknik sipil (seperti: banguan, menara, cerobong, asap industri, jembatan,
cranes, anjungan pengeboran minyak, kincir angin, industri transportasi (seperti:
kereta, mobil, truk, kapal laut) dapat dilakukan dengan metoda:
1. Gaya aerodinamik
2. Kecepatan angin
3. Getaran dan kebisingan
4. Wind hindrance
5. Turbulance level dan spectrum
6. Asap dan penyebaran polusi

6
2.5.1 AERODINAMIK
Gambar 2.1 menerangkan proses pengkajian dalam bidang aerodinamika,
mengunakan metode terowongan angin dan metode komputasi mengunakan
komputer. Objek penelitian yang dilayani berupa penelitian bidang pesawat terbang,
maupun bidang yang terkait dengan permasalahan pergerakan udara, antara lain:
teknik sipil, konstruksi dan mechanical engineering.

Gambar 2.1 Pengujian Aerodinamik

2.5.2 AEROELASTIK
Mengkaji pengaruh aliran udara terhadap suatu struktur, dengan tujuan
mengkaji segi keamanan serta kestabilan objek yang ditelitinya seperti yang terlihat
pada Gambar 2.2. Metodologi yang dipergunakan meliputi: wind tunnel testing, on
site measurement and theoritical simulation. Objek penelitiannya berupa jembatan
dan berbagai struktur lainnya

Gambar 2.2 Pengujian Jembatan

7
2.5.3 AEROAKUSTIK
Mengkaji kebisingan yang ditimbulkan oleh pergerakan relatif udara terhadap
suatu benda ataupun sebaliknya, dengan tujuan mengurangi tingkat kebisingan.
LAGG juga melakukan pengkajian pengaruh akustik terhadap keamanan suatu
struktur. Metodologi yang dipergunakan adalah melalui pengujian diterowongan
angin seperti yang terlihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Pengujian Aeroakustik

2.5.4 RANCANG BANGUN DAN PEREKAYASAAN


Melakukan kegiatan rancang bangun dan perekayasaan benda benda dengan
tingkat presisi tinggi seperti yang terlihat pada Gambar 2.4 adalah prototipe rancang
bangun yang diuji menggunakan penelitian terowongan angin.

Gambar 2.4 Rancang bangun pada perekayasaan

8
2.5.5 RENEWABLE ENERGI TURBIN ANGIN
Gambar 2.5 adalah salah satu model prototipe turbin angin yang dirancang di
LAGG. UPT LAGG BPPT melakukan kegiatan perancangan dan pembuatan
beberapa turbin angin yang disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi angin di
indonesia. Adapun jenis turbin angin yang dirancang oleh LAGG sampai saat ini
adalah turbin angin sumbu horizontal dengan kapasitas daya skala kecil 300 watt
sampai dengan 20.000 watt.

Gambar 2.5 Prototipe Turbin Angin

2.6 Lokasi dan Tata Letak


Laboratoria Aero Gas Dinamika dan Getaran (LAGG) terletak di gedung 240
LAGG kawasan Puspiptek, Serpong, Banten. Pemilihan lokasi yang berada di
kawasan Puspiptek ini berdasarkan strategisya di mana sebagian besar untuk tempat
penelitian di tempatkan jauh dari pemukiman penduduk. Sebagaimana informasi
sebelumnya bahwa di kawasan Puspiptek masih terdapat lahan perpohonan yang luas
dan juga terdapat hutan provinsi di dalamnya. Bangunan yang terdapat di area LAGG
terdiri atas Laboratorium, kantor manajemen laboratorium, kantor administrasi, ruang
rapat kecil, kantin, musholah, ruang tenaga kerja dan ruang tempat pembuangan
sampah.

2.7 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi akan memberikan pembagian wewenang, tugas, dan
kewajiban antar bagian yang satu dengan lainnya. Oleh sebab itu, struktur organisasi
sangat penting untuk dijalankan baik dari perusahaan ataupun lembaga penelitian
9
seperti UPT - LAGG. Dengan adanya struktur organisasi, pengelola UPT -LAGG
dapat mengevaluasi terus menerus dalam sistem kerjanya untuk mencapai
pembaharuan yang lebih baik.
Struktur Organisasi laboratorium Aero Gas Dinamika dan Getaran sesuai
dengan keputusan Menristek/Ka BPPT No. SK/55/Ka/BPPT/11/90 adalah sebagai
berikut:

Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis)


Bagian TU (Tata Usaha)
Bidang Teknik dan Rekayasa
Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi Aero Gas Dinamika dan Getaran.
Bagan dari struktur UPT Laboratorium Aero Gasdinamika dan Getaran dapat
dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Struktur Organisasi UPT LAGG


10
2.8 Kegiatan kegiatan UPT LAGG
Terowongan angin kecepatan rendah Indonesia (TAKRI) dan Indonesia Low
Speed Tunnel (ILST) merupakan penunjang kegiatan UPT LAGG. Banyak dari
industri industry yang memanfaatkan TARKI/ILST seperti dari penerbangan,
konstruksi, transportasi dan sipil.

Kegiatan kegiatan yang selama ini dilakukan di LAGG antara lain :

Kalibrasi dengan five hole probe


Total rake dan model CN 235
Perubahan dan modifikasi CN 235
Pengujian model pesawat dengan propeller
Bekerjasama dengan IPTN dan Boeing untuk melakukan pengujian sayap
baru untuk pesawat terbang.
Perubahan modifikasi CN 235 serta pengujiannya di terowongan angin
Penelitian dan pengembangan serta serta high lift devices untuk program ILST
Desain dan pembuatan serta pengujian model pesawat 3 dimensi tanpa
propeller
Pembuatan serta pengujian model sayap baru dalam rangka program join
research dengan IPTN dan Boeing.

11
BAB 3
STUDI LITERATUR

3.1 Pengertian Kompresor


Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata lain
kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara
mempunyai tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara
lingkungan (1atm). Dalam keseharian, kita sering memanfaatkan udara mampat baik
secara langsung atau tidak langsung. Sebagai contoh, udara manpat yang digunakan
untuk mengisi ban mobil atau sepeda motor, udara mampat untuk membersihkan
bagian-bagian mesin yang kotor di bengkel-bengkel dan manfaat lain yang sering
dijumpai sehari-hari.
Pada industri, penggunaan kompresor sangat penting, baik sebagai penghasil
udara mampat atau sebagai satu kesatuan dari mesin-mesin. Kompresor banyak
dipakai untuk mesin pneumatik, sedangkan yang menjadi satu dengan mesin yaitu
turbin gas, mesin pendingin dan lainnya.

3.2 Prinsip Kerja Kompresor


Dengan mengambil contoh kompresor sederhana, yaitu pompa ban sepeda
atau mobil, prinsip kerja kompresor dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika torak
pompa ditarik keatas, tekanan di bawah silinder akan turun sampai di bawah tekanan
atmosfer sehingga udara akan masuk melalui celah katup hisap yang kendur. Katup
terbuat dari kulit lentur, dapat mengencang dan mengendur dan dipasang pada torak.
Setelah udara masuk pompa kemudian torak turun kebawah dan menekan udara,
sehingga volumenya menjadi kecil. Tekanan menjadi naik terus sampai melebihi
tekanan di dalam ban, sehingga udara mampat dapat masuk ban melalui katup
(pentil). Karena diisi udara mampat terus menerus, tekanan di dalam ban menjadi
naik. Jadi jelas dari contoh tersebut, proses pemampatan terjadi karena perubahan
volume pada udara yaitu menjadi lebih kecil dari kondisi awal.
Kompresor yang terlihat pada Gambar 3.1 biasa kita jumpai di bengkel
bengkel kecil sebagai penghasil udara mampat untuk keperluan pembersih kotoran
dan pengisi ban sepeda motor atau mobil. Prinsip kerjanya sama dengan pompa ban,
yaitu memampatkan udara di dalam silinder dengan torak. Perbedaanya terletak pada
katupnya, kedua katup dipasang dikepala silinder, dan tenaga penggeraknya adalah
motor listrik. Tangki udara berfungsi sam a dengan ban yaitu sebagai penyimpan
energi udara mampat.

Gambar 3.1 kompressor penggerak motor bakar.


Prinsip kerja kompresor dan pompa adalah sama, kedua mesin tersebut
menggunakan energi luar kemudian diubah menjadi energi fluida. Pada pompa, di
nosel ke luarnya energi kecepatan diubah menjadi energi tekanan, begitu juga
kompresor pada katup ke luar udara mampat mempunyai energi tekanan yang besar.
Hukum-hukum yang berlaku pada pompa dapat diaplikasikan pada kompresor.
Hukum yang mendasari prinsip kerja kompresor adalah Hukum
Termodinamika satu atau hukum kekekalan energi dimana dikatakan energi tidak
dapat dibuat atau dimusnahkan melainkan hanya berubah bentuknya.
Q W = E
Q W = U + Ek + Ep
Dimana :
Q = Energi kalor (Qin Qout)
W = Kerja (Wout Win)

13
E = Perubahan energi
Dan berlaku juga Hukum Bernoulli untuk zat yang termampatkan dalam hal
ini adalah udara.
2
+ + =
2
Dimana :
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi
konstant maka = g.h (KJ/Kg)
W = entalpi fluida per satuan massa (KJ/Kg)

3.3 Klasifikasi kompresor


Berbeda dengan pompa yang klasifikasinya berdasarkan pola aliran fluidanya,
klasifikasi kompresor biasanya berdasarkan tekanannya atau cara pemampatannya.
Pada Gambar 3.2 adalah grafik tekanan-kapasitas untuk kompresor, terlihat
jelas bahwa kompresor torak mempunyai daerah operasi dengan tekanan yang paling
tinggi, sedangkan untuk kompresor axial mempunyai daerah operasi dengan kapasitas
paling besar. Kompresor untuk tekanan rendah adalah fan. Kompresor bertekanan
sedang adalah blower.

Gambar 3.2 Grafik tekanan kapasitas kompresor


Kompresor berdasarkan cara pemampatannya dibedakan menjadi dua, yaitu
jenis turbo dan jenis perpindahan.
14
Jenis turbo menggunakan gaya sentrifugal yang diakibatkan oleh putaran
impeler sehingga udara mengalami kenaikan energi yang akan diubah menjadi energi
tekanan. Sedangkan jenis perpindahan, dengan memperkecil volume udara yang
dihisap ke dalam silinder atau stator dengan torak atau sudu. Kompresor yang
diklasifikasikan berdasarkan tekanannya adalah kompresor untuk pemampat (tekanan
tinggi), blower untuk peniup (tekanan sedang) dan fan untuk kipas (tekanan rendah).
Pada Gambar 3.3 terlihat, kompresor jenis turbo (dynamic) berdasarkan pola
alirannya dibagi menjadi tiga, yaitu ejector, radial, dan aksial. Kompresor jenis ini
hampir semuanya dapat beroperasi pada tekanan dari yang rendah sampai tinggi.
Kompresor turbo dapat dibuat banyak tingkat untuk menaikkan tekanan dengan
kapasitas besar.

Gambar 3.3 kalsifikasi kompresor

15
Berbeda dengan jenis turbo, kompresor jenis perpindahan (displacement)
beroperasi pada tekanan sedang sampai tinggi. Kompresor jenis perpindahan
dibedakan berdasarkan bentuk konstruksinya, seperi terlihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Kompresor Sekrup atau Ulir (Screw Compressor)


Ada pula perbedaan pada konstruksi sudu luncurnya seperti terlihat pada Gambar 3.5:

Gambar 3.5 Kompresor jenis Root

Gambar 3.6 Kompresor Torak kerja ganda

16
Pada Gambar 3.6 di atas dalam silinder terdapat torak dan cincin-cincinnya.
Fungsi torak sudah jelas yaitu sebagai alat pemampat sehingga dengan pergerakan
torak volume silinder dapat berubah-ubah. Mengingat pentingnya fungsi tersebut,
torak harus mempunyai persyaratan khusus yaitu harus kuat, tahan panas dan ringan.
Pada torak terdapat cincin-cincin torak yang bertugas sebagai perapat antara torak dan
dinding silinder bagian dalam. Pengaturan udara masuk dan ke luar, dari dan ke
dalam silinder diatur dengan mekanisme katup. Katup pada kompresor bekerja karena
perbedaan tekanan. Untuk katup hisap terbuka karena tekanan dalam silinder vakum
sehingga dengan desakan tekanan udara luar katup terbuka. Sedangkan katup ke luar
terbuka karena tekanan silinder sudah cukup kuat untuk membuka katup ke luar.
Permasalahan katup tidak berbeda dengan silinder karena katup juga harus bekerja
pada tekanan dan panas yang tinggi, khususnya bagian katup ke luar yang menerima
beban tekanan dan panas tinggi. Pada saluran katup hisap dipasang penyaring udara,
sehingga udara yang dihisap lebih bersih terbebas dari kotoran-kotoran yang dapat
meyebabkan sumbatan pada katup atau saluran lainnya.
Kompresor rotary seperti yang terlihat pada Gambar 3.7 pada umumnya
digunakan untuk perbandingan kompresi rendah dan kapasitas kecil hingga medium.
Keuntungan :
1. Dapat berputar pada putaran tinggi, sehingga dimensinya relatif lebih
kecil
2. Getaran mekanisnya lebih kecil.
3. Perawatannya lebih sederhana karena jumlah bagiannya lebih sedikit,
misal tanpa katup dan mekanisme lain.
4. Dapat memberikan debit yang lebih kontinyu dibandingkan dengan
kompresor resiprokating.
Kerugian :
Tidak dapat memberikan tekanan akhir yang tinggi. Bila diperlukan
tekanan akhir tinggi harus dibuat bertingkat.

17
Efisiensi volumetrisnya rendah bila bagian-bagiannya kurang presisi.

Gambar 3.7 Kompresor Rotary

3.4 Pengertian Perawatan


Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya
operations Management pemeliharaan adalah : all activities involved in keeping
a systems equipment in working order . Artinya: pemeliharaan adalah segala
kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar bekerja
dengan baik.
Menurut M.S Sehwarat dan J.S Narang, (2001) dalam bukunya
Production Management pemeliharaan ( maintenance ) adalah sebuah pekerjaan
yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada
sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).
Menurut Sofy an Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk
memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi
produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dari beberapa pendapat di atas bahwa dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan
agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan
yang telah direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas. Kurang
diperhatikannya Pemeliharaan (maintenance) diantaranya disebabkan oleh banyaknya
dana yang dibutuhkan, dan rumitnya tugas Pemeliharaan (maintenance) Namun bagi

18
kegiatan operasi perusahaan, maintenance sudah menjadi dwi fungsi, yaitu
pelaksanaan dan kesadaran untuk melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas
produksi. Untuk memelihara atau memeriksa seluruh unit secara ketat dan teratur
hanya sekedar menghilangkan kemungkinan kerusakan pada peralatan produksi
adalah suatu usaha yang tidak praktis karena memerlukan manusia-manusia dengan
persyaratan tinggi dan biaya yang tidak sedikit. Akibat bentuk dan saat terjadinya
gangguan sangat sulit untuk diperkirakan secara dini, maka pemeliharaan perlu
dilakukan secara teratur dan periodik dari waktu ke waktu terhadap semua unit
instalasi.
Untuk melakukan hal tersebut maka dibutuhkan usaha-usaha pemeliharaan
yang antara lain meliputi :
1. Pemeliharaan rutin.
2. Pemeliharaan (sifatnya perbaikan) kecil /medium.
3. Pembongkaran seluruh (Overhaul).

3.5 Tujuan Perawatan.


Tujuan dari perawatan dalam suatu industri adalah :
1. Agar mesin mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu
dalam keadaan siap pakai secara optimal.
2. Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar
kembali modal yang ditanamkan dan akhirnya mendapat keuntungan
besar.
Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi
koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh :
Kuantitas stop / mogok dari peralatan produksi dapat dikurangi
(down time peralatan produksi diperkecil)
Biaya perbaikan yang mahal dpat dikurangi
Interupsi terhadap jadwal yang telah direncanakan waktu produksi
maupun pemeliharaan dapat dihilangkan atau dikurangi.

19
3.6 Jenis Jenis Perawatan.

3.6.1 Perawatan rutin.


Perawatan rutin adalah usaha pemeliharaan terhadap unit-unit instalasi yang
dilakukan secara rutin dan periodik dengan interval waktu pelaksanaan yang tetap dan
singkat. Jenis pekerjaan yang termasuk dalam pemeliharaan rutin pada dasarnya
adalah usaha pemeliharaan yang dilakukan tanpa melelui proses pembongkaran.
Bentuk pekerjaan dalam perawatan rutin antara lain adalah :
Inspeksi rutin adalah merupakan peninjauan secara visual terhadap kondisi
fisik komponen dari unit instalasi peralatan produksi. Pekerjaan ini biasanya
dilakukan secara rutin setiap satu hari sampai satu minggu sekali, tergantung
kebutuhan.
Pengetesan rutin, merupakan usaha untuk mengatur atau memantau kondisi
kerja suatu komponen sacara rutin agar komponen dapat diusahakan untuk
beroperasi pada kondisi normal.
Kegiatan-kegiatan yang umum dilakukan dalam pemeliharaan rutin misalnya
Memeriksa fungsi dari mekanisme komponen.
Memeriksa dan menyetel (adjustment).
Membersihkan.
Mengencangkan bagian-bagian atau sambungan yang kendur.

3.6.2 Perawatan kecil /medium.


Perawatan kecil/medium adalah usaha perbaikan-perbaikan ringan terhadap
gejala gangguan yang berhasil terdeteksi selama pemeriksaan rutin. Perbaikan ringan
sangat penting peranannya dalam mencapai tingkat keberhasilan proses pemeliharaan
yang dilakukan terhadap suatu komponen unit instalasi.

3.6.3 Overhaul.
Kegiatan Overhaul pada mesin biasanya dilakukan secara periodik dan sangat
teratur serta mempunyai konsentrasi dan perhatian yang lebih dibanding pemeriksaan
rutin dan pemeliharaan kecil. Pada kegiatan ini dilakukan pembongkaran
(disassembly) mesin untuk mengecek kondisi komponen mesin secara menyeluruh,
20
dimana dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan kerusakan yang terjadi pada
mesin yang tidak dapat diketahui hanya dengan pemeriksaan rutin.

21
BAB 4
PERAWATAN KOMPRESOR

4.1 Compressor Air System LAGG


Compressor Air System adalah salah satu sistem atau perangkat yang
digunakan untuk menghasilkan udara bertekanan yang mempunyai karakter atau sifat
udara berdasarkan suhu (temperatur) dan kecepatan yang disesuaikan untuk
kebutuhan pengujian Wind Tunel (terowongan angin) loop tertutup. Karakteristik
tekanan angin pada Wind Tunel (terowongan angin) di UPT - LAGG BPP Teknologi
dan sistem udara bertekanan atau Compressor System sangat penting.
Sebagai penunjang kebutuhan pengujian, pengkajian dan penerapan teknologi
Aerodinamika khususnya model uji beban angin pada pesawat, jembatan, diding
gedung (ortain wall), silinder door dan model uji beban angin lainnya. Dari proses
Compressor System inilah diperoleh udara bertekanan yang dialirkan ke Wind Tunel
(terowongan angin) dengan kecepatan dan temperatur yang disesuaikan dengan
karakteristik beban angin sirkuit terowongan angin.
4.2 KELENGKAPAN COMPRESSOR AIR SYSTEM
Data yang didapatkan pada proses pengoperasian compressor air system pada
ILST di UPT LAGG BPPT :
4.2.1 COMPRESSOR CENTAC(SCREW)
Data Compressor Centac sebagai berikut :
Type : 1021MX4
Serial No : V-21 AM 146/1
SERVICE CONDITIONS
Intake pressure (abs) : 98 Kpa
Intake Temperatre : 33 C
Relative Humidity : 96 %
Delivered Capacity : 58,51 m2/min
Discharge Pressure (abs) : 925 Kpa
Cooling Water Temp : 33 C
Cooling Water Flow : 523 1/min
Rated Speed : 2970 n/min
Motor Rating : 430 Kw
4.2.2 Kompresor Torak
Data Kompressor Torak sebagai barikut :
CYLINDER TYPE
Serial No : 8625690
Bore : 9 IN
Stroke : 9 IN
PERFORMANCE PLUS
Hp 500 : 492 Rpm
Phasa :3
Volts : 6000
Amps : 49
Type :P
Frame : 8040
Hertz : 50
4.2.3 AIR DRYER
Data Air Dryer sebagai berikut :
Max A.W.P : 1000 Psi
Max Temp : 200 F
Serial : 6-5107
Yer Built 19 : 86
Corr Allow None : 78430 I/n
SH : 1,218
HDS : 1250
RAD : 2:1

4.2.4 PRESSURE SWING DRYER


23
Data Pressure Swing Dryer sebagai berikut :
Serial No : 1-13032
Model No : 500 Ps-4
Service : Air
Flow : 4200 SEFM
Press : 885 PSIG
Temp : 105 F

4.2.5 AIR STORAGE BOTTLE (TANGKI)


Data Air Storage Bottle sebagai berikut :
Vessei Size : 1500 mm I.D 6000 mm s/s 50 mm THK
Manufacturers Serial : PTBF 320
Design Temp : 300 F
Design Press : 1015 PSIG
Test Press : 1682 PSIG
Corr. Allow : 32 mm
Design : ASME SECTION VIII DIV . 1
Year Built : 1986
Dalam UPT LAGG ini kompresor yang digunakan yaitu ada dua jenis yang
saling berkaitan dalam memindahkan fluida dengan tekanan konstan dan
menghasilkan udara yang bersih, guna udara (fluida) di sini dialirkan ke terowongan
angin disaat melakukan pengujian dengan tekanan yang kostan.
Komponen komponen dari Compressor Air System disini yaitu :
1) Compressor Centac(Screw)
2) Kompresor Torak
3) Balancing drum
4) Intercooler
5) After cooler
6) Air dryer

24
7) Air strorage bottles
8) Panel controler
1. Compressor Centac
Compressor Centac yang digunakan di UPT LAGG merupakan kompresor
jenis screw yang bebas minyak pelumas. Gear yang dilumasi minyak pelumas
terletak terpisah dari udara dengan pemisahan yang menggunakan sil pada poros dan
ventilasi atmosferis. Di bawah ini adalah gambar compressor centac yang terdapat di
UPT LAGG.

Gambar 4.1 Compressor Centac

2. Kompresor Torak
Sesuai dengan namanya kompresor ini menggunakan torak atau piston yang
diletakkan di dalam silinder. Piston dapat bergerak bebas turun naik untuk
menimbulkan efek penurunan volume gas yang berada di bagian atas piston. Di bagi
atas silinder diletakkan katup yang dapat membuka dan menutup kerena mendapat
tekanan dari gas. Kompresor torak disini menggunakan dua buah piston yang
berfungsi untuk memampatkan atau menaikan tekanan udara/fluida atau
memindahkan fluida gas dari tekanan rendah menjadi tekanan yang lebih tinggi.

25
3. Balancing Drum
Balancing drum di sini berfungsi sebagai penampungan udara/fluida yang
dihasilkan kompresor centac. Sehingga udara yang dari balancing drum keluarnya
konstan. Di bawah ini adalah gambar balancing drum yang terdapat di UPT LAGG.

Gambar 4.3 Balancing Drum

4. Intercooler
Intercooler berfungsi yaitu mendinginkan udara yang yang masuk keruangan
mesin, intercooler memiliki sebutan lain yaitu after cooler. Intercooler yang
digunakan dalam sistem kompresor ini yaitu mendinginkan udara yang bertekanan
yang dihasilkan oleh kompresor centac dengan dorongan piston pertama pada
kompresor torak sehingga yang masuk ke intercooler udara nya bertekanan tinggi. Di
bawah ini adalah gambar intercoller yang terdapat di UPT LAGG.

26
Gambar 4.4 Intercooler
5. After cooler
After cooler fungsinya sama dengan Intercooler yaitu mendinginkan udara
dalam sistem, sedang Afer cooler disini mendinginkan lanjutan dari proses
intercooler itu sendiri dikarenakan udara yang keluar di intercooler masih
kemungkinan ada suhu panasnya. Pada Gambar 4.5 terlihat gambar after coller yang
terdapat di UPT LAGG.

27
Gambar 4.5 After cooler

6. Air dryer
Air dryer disini digunakan untuk mengeringkan udara setelah keluar dari after
cooler, biasa digunakan untuk pengecekan kualitas tinggi, supply tekanan udara untuk
pneumatik,air tools dan sebagainya.

Gambar 4.6 Air Dryer

28
7. Air strorage bottles (tangki udara)
Air strorage bottles adalah tempat menampung udara setelah melalui proses
yang panjang dari sistem kompresor disinilah fluida/udara itu ditampung dan di
alirkan ketrowongan pengujian. Di bawah ini adalah gambar Air strorage bottles
yang terdapat di UPT LAGG.

Gambar 4.7 Air strorage bottles (tangki udara)


8. Panel Controler
Panel Cotroler adalah suatu alat indikator yang berfungsi sebagai unit kontrol
sekaligus pengendali bukaan katup bila ingin menyuplai udara ke wind tunnel. Dim
panel control kita dapat mengetahui tekanan dan temperatur pada saat pengoprerasian
kompresor berlangsung untuk mengisi tangki udara. Pada Gambar 4.8 terlihat gambar
panel controler yang terdapat di UPT LAGG.

29
1 2 3 5

4 6 7
Gambar 4.8 : Panel 5Controler

1. Comperssors centac(Screw)
2. Balancing drum
3. Intercooler
4. Kompresor torak
5. After cooler
6. Air dryer
7. Air strorage bottles

4.3 Sistem Perawatan

4.3.1 Perawatan Rutin


Dalam perawatan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Sebagian besar anjuran perawatan sudah ada pada manual book, hanya biasa
terlupakan untuk dibaca.

30
2. Membersihkan seluruh body bagian luar air compressor, misal ada oli atau
kotoran yang menempel pada compressor, terutama pada head pump.
3. Membersihkan inlet filter.
4. Membersihkan pendingin pipa pengisian udara ke pressure tank.
5. Mengganti oli secara periodik, perhatikan kapasitas maximum pengisian,
yang sering terjadi head pump air compressor diisi oli berlebihan.
6. Mengosongkan tank secara periodik, karena selalu terdapat air dalam pressure
tank.
7. Secara periodik melakukan pengecekan kebocoran udara pada unit air
compressor dan seluruh instalasi distribusi tekanan air compressor, hal ini
menjaga efisiensi dan kerugian delivery pada system air compressor.
8. Tidak menggunakan air compressor diluar fungsi/performa yang dianjurkan.
9. Bila terjadi masalah, segera hubungi teknisi air compressor, biasa masalah
terjadi karena sesuatu ditangani bukan oleh ahlinya.

4.3.2 Perawatan Berkala


1. Periksa secara visual semua elemen filter udara inlet dan ganti jika perlu.
Periksa filter untuk perumahan korosi dan memeriksa permukaan tempat
duduk.
2. Lumasi kopling pendorong utama jika perlu. Ikuti kopling instruksi pabrik
ditemukan dalam instruksi manual.
3. Lumasi kopling pompa prelube jika perlu. Ikuti petunjuk produsen kopling
yang ditemukan dalam instruksi manual.
4. Periksa keselarasan sopir kopling utama. Menyetel kembali jika perlu.
5. Periksa secara visual arrestor minyak kabut. Bersih perumahan, garis dan
menggantikan elemen jika jenuh.
6. Periksa secara visual kran pembuangan cek.
7. Mengubah minyak pada unit baru dan unit baru-baru dirombak. Pada semua
unit lain, melakukan analisis minyak dan minyak perubahan jika perlu
8. Lepas dan bersihkan perangkap kondensat

31
4.4 Analisa Masalah dan Solusi Permasalahannya
Masalah yang sering terjadi pada sistem kompresor adalah :
a. Terjadinya kebocoran pada block katup output air dryer dan balancing
drum, sehingga menimbulkan penurunan tekanan dan temperatur angin
b. Terjadinya penyumbatan pada filter, menyebabkan kenaikan temperatur dan
suhu. Hal ini dapat diatasi dengan mengecek kualitas alumina, dan
membersihkan filter saluran.
c. Terjadinya kerusakan mekanis perangkat kompresor, menyebabkan operasi
sistem kompresor tidak maksimal. Perlu dilakukan pengecekan pada sistem
pelumasan, sistem kerja torak ataupun kebersihan pada pipa kapiler.

32
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek yang telah dilakukan selama jangka waktu sebulan di
UPT - LAGG BPPT berikut beberapa kesimpulannya :
1. Pemilihan kompresor dengan model screw compressor adalah tepat karena
jenis kompresor ini memiliki keunggulan yaitu dapat memberikan debit yang
continue dan tekanan yang lebih stabil sehingga dapat terus menyediakan
udara bertekanan bagi plant plant produksi.
2. Compressor dan air dryer merupakan satu kesatuan unit yang tidak dapat
terpisahkan dikarenakan dalam hasil pengkompresian fluida yang dikompresi
mengandung air yang harus dibuang atau dipisahkan dengan menggunakan
air dryer agar udara bertekanan tersebut dapat digunakan.
3. Kompresor yang dirangkai paralel dan dijalankan bersamaan membuat supply
udara bertekanan selalu tersedia mengingat udara bertekanan tersebut banyak
digunakan.
4. Rugi rugi tekanan yang terjadi dalam proses penyaluran udara bertekanan
tidak dapat dihindari karena pipa penyaluran terpapar oleh sinar matahari
langsung yang mengakibatkan terjadinya kondensasi dalam pipa.
5. Untuk mengatasi rugi rugi tersebut dipasang water trap (untuk memisahkan
air dengan udara dan membuangnya keluar pipa) dan juga tangki
penampungan (untuk membuat tekanan udara lebih stabil) serta kompresor
(untuk mengkompresikan kembali udara bertekanan tersebut bila terjadi
banyak penurunan tekanan).
6. Perawatan dan pengecekan secara rutin sangat penting untuk menghidari
terjadinya kerusakan berat.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk perusahaan adalah :
1. Di ruang penempatan kompresor sebaiknya diberikan penerangan yang cukup
karena penerangan yang ada sekarang bisa dikatakan kurang, sehingga kurang
nya penglihatan disaat ingin melakuakan perawatan kompresor.
2. Pengecekan terhadap air dryer perlu dilakukan secara rutin karena sering
terjadi pembekuan pada saluran pembuangan air kondensasi yang
mengakibatkan genangan air disekitar dryer.
3. Pengecekan unsur air pada tangki udara kompresor sebaiknya dilakukan
secara rutin guna mengurangi kadar air yang tercampur pada tangki udara
kompresor.
4. Perbaikan sistem indikator yang ada, karena di panel indikator yang ada
sekarang memiliki perbedaan ukuran tekanan dengan aktual.

34
DAFTAR PUSTAKA

Data Perusahaan Unit Pelaksanaan Teknis Laboratorium Aero Gas-Dinamika dan


Getaran, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
RAE, William H. And Alan Pope, Low-Speed Wind Tunnel Testing. A Wiley-
Interscince publication, 1984. New York.
Seebohm, T. Boundary Layer, Transition and Wake Measurement at Low Mach
Number for an Airfoil with Single-Slotted Flap. Mechanical Engineering
Research Laboratories McGill University, 1969. Montreal.

35
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Penggantian Oil Filter

Lampiran 2. Repairing Valve

37
Lampiran 3. Gambar Pengecekan Katup Pengisian Tanki Udara

Lampiran 4. Gambar Pengecekan Nozzle pompa cooling

38
Lampiran 5. Gambar Pengecekan Katup Air Dryer

Lampiran 6. Gambar Pengisian Tanki Udara

39
Lampiran 7. Gambar Pemasangan Propeller Pada Pesawat Model

Lampiran 8. Gambar Pengecekan Pelumas Saat Pengujian Power On

40

Anda mungkin juga menyukai