LABORATORIUM AERODINAMIKA
UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA
Jakarta, Indonesia
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan Praktikum .................................................................................................... 2
C. Mamfaat Praktikum ................................................................................................. 3
BAB IV PENGUJIAN
A. Pra Praktikum ....................................................................................................... 25
B. Langkah Praktikum ............................................................................................... 25
C. Software Solidwork ............................................................................................... 26
BAB V PENUTUP
A. Tugas .................................................................................................................... 27
B. Soal Latihan .......................................................................................................... 27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut pandangan konstruktivisme, pembelajaran yang diterapkan
saat ini harus berorientasi pada pembangunan pengetahuan peserta didik
secara mandiri. Peserta didik dilatih untuk menemukan informasi – Informasi
belajar mandiri dan aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksi
dengan lingkungannya, sehingga terwujud pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik (student centered). Pemikiran tersebut didukung oleh Gasong
(2006), yang menyatakan bahwa proses pembelajaran peserta didik harus
didorong secara aktif untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri serta
bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.
Salah satu strategi pembelajaran yang baik dan sejalan dengan
hakikat konstruktivisme adalah penerapan model pembelajaran berbasis
praktikum. Pada pembelajaran berbasis praktikum peserta didik lebih
diarahkan pada experimental learning (belajar berdasarkan pengalaman
konkrit), diskusi dengan teman, yang selanjutnya akan diperoleh ide dan
konsep baru. Oleh karena itu, belajar dipandang sebagai proses penyusunan
pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta
interpretasi.
Strategi belajar dengan praktikum dapat mendukung peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan berpikir (hands on dan
minds on). Hal ini sesuai dengan pendapat Gabel (Wulan, 2003) bahwa
kegiatan laboratorium atau praktikum dapat memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk mengembangkan keterampilan dan kemauan berpikir
logis. Dengan pembelajaran praktikum peserta didik dirangsang untuk aktif
dalam memecahkan masalah, berpikir kritis dalam menganalisis
permasalahan dan fakta yang ada, serta menemukan konsep dan prinsip,
sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bermakna dengan suasana
belajar yang kondusif. Oleh karena itu perlu alat praktikum yang digunakan
untuk menunjang kebutuhan mata kuliah aerodinamika. Alat yang di maksud
adalah Wind tunnel.
1
Sebagai seorang mahasiswa, kita dituntut untuk menguasai ketiga
aspek tersebut terlebih aspek eksperimental karena aspek inilah yang paling
dekat dengan fenomena yang terjadi sesungguhnya. Untuk mata kuliah
aerodinamika ini, salah satu konten penting yang harus dipahami oleh
mahasiswa Aeronotika dan Astronotika adalah fenomena – fenomena
aerodinamika yang terjadi pada suatu profil sayap. Pemahaman mahasiswa
akan hal tersebut akan dipertajam lewat praktikum mengenai fenomena-
fenomena aerodinamika pada suatu planform sayap.
Pertama adalah pendekatan teoritik, kedua adalah pendekatan
eksperimen dan yang terakhir adalah simulasi dan komputasional.
Pendekatan teoritik adalah hal yang biasa kita lakukan dalam kuliah, di mana
kita berusaha memodelkan suatu fenomena fisik ke dalam suatu persamaan
matematik. Sementara pendekatan eksperimental adalah melakukan tindakan
praktikal yang riil, serta berusaha sedekat mungkin dengan fenomena fisik
yang terjadi di alam. Eksperimen biasanya dilakukan secara prosedural di
dalam laboratorium. Sedangkan pendekatan komputasional adalah
pemanfaatan teknologi komputer untuk memodelkan fenomena fisik yang
terjadi di alam. Untuk memprediksi karakteristik aerodinamika sayap, di
lakukan pendekatan komputasi menggunakan software solidwork.
Pendekatan tersebut menghasilkan geometri, prilaku aliran dan karakteristik
aerodinamika sayap dengan membandingkan menggunakan metode
praktikum.
B. Tujuan Praktikum
Dalam melakukan percobaan ini pengujian Aerofoil NACA 65 3 -218
2
C. Mamfaat Praktikum
Ada beberapa mamfaat dari praktikum ini diharapkan dapat
bermanfaat :
1) Praktikum ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa yang
melaksanakan praktikum di Laboratorium Aerodinamika dengan adanya
keefektifan pelaksanaan praktikum aerodinamika pesawat terbang.
2) Praktikum ini bermanfaat bagi mahasiswa sebagai sarana untuk
memantapkan pengetahuan yang diperoleh dengan keadaan yang
sesungguhnya.
3
BAB II
TEORI DASAR
A. Aerodinamika
Aerodinamika diambil dari kata Aero dan Dinamika yang bisa diartikan
udara dan perubahan gerak dan bisa juga ditarik sebuah pengertian yaitu
suatu perubahan gerak dari suatu benda akibat dari hambatan udara ketika
benda tersebut melaju dengan kencang. Benda yang dimaksud diatas dapat
berupa kendaran bermotor (mobil, truk, bis maupun motor) yang sangat
terkait hubungannya dengan perkembangan aerodinamika sekarang ini.
Adapun hal – hal yang berkaitan dengan aerodinamika adalah kecepatan
kendaraan dan hambatan udara ketika kendaraan itu melaju.
Aerodinamika berasal dari dua buah kata yaitu aero yang berarti
bagian dari udara atau ilmu keudaraan dan dinamika yang berarti cabang ilmu
alam yang menyelidiki benda-benda bergerak serta gaya yang menyebabkan
gerakangerakan tersebut. Aero berasal dari bahasa Yunani yang berarti
udara, dan Dinamika yang diartikan kekuatan atau tenaga. Jadi Aerodinamika
dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan mengenai akibat-akibat yang
ditimbulkan udara atau gas-gas lain yang bergerak.
Dalam Aerodinamika dikenal beberapa gaya yang bekerja pada
sebuah benda dan lebih spesifik lagi pada mobil seperti dikemukakan oleh
Djoeli Satrijo (1999;53).
“Tahanan Aerodinamika, gaya angkat aerodinamik , dan momen
angguk aerodinamik memiliki pengaruh yang bermakna pada unjuk
kendaraan pada kecepatan sedang dan tinggi. Peningkatan penekanan pada
penghematan bahan bakar dan pada penghematan energi telah memacu
keterkaitan baru dalam memperbaiki unjuk kerja aero dinamika pada jalan
raya”.
B. Airfoil
NACA airfoil adalah bentuk airfoil sayap pesawat udara yang
dikembangkan oleh National Advisory Committee for Aeronautics (NACA).
Samapi sekitar Perang Dunia II, airfoil yang banyak digunakan adalah hasil
riset Gottingen. Selama periode ini banyak pengujuan arifoil dilakukan
4
diberbagai negara, namun hasil riset NACA lah yang paling terkemuka.
Pengujian yang dilakukan NACA lebih sistematik denga membagi pengaruh
efek kelengkungan dan distribusi ketebalan atau thickness serta pengujiannya
dilakukan pada bilangan Reynold yang lebih tinggi dibanding yang lain. Airfoil
yang saat ini umum digunakan sangat dipengaruhi oleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh NACA ini.
NACA airfoil adalah salah satu bentuk bodi aerodinamika sederhana
yang berguna untuk dapat memberikan gaya angkat tertentu terhadap suatu
bodi lainnya dan dengan bantuan penyelesaian matematis sangat
memungkinkan untuk memprediksi berapa besarnya gaya angkat yang
dihasilkan oleh suatu bodi airfoil. Geometri airfoil memiliki pengaruh besar
terhadap karakteristik aerodinamika dengan parameter penting berupa CL,
dan kemudian akan terkait dengan lift (gaya angkat yang dihasilkan). Sampai
sekitar Perang Dunia II, airfoil
yang banyak digunakan adalah hasil riset Gottingen. Selama periode ini
banyak pengajuan arifoil dilakukan diberbagai negara, namun hasil riset
NACA lah yang paling terkemuka. Pengujian yang dilakukan NACA lebih
sistematik dengan membagi pengaruh efek kelengkungan dan distribusi
ketebalan atau thickness serta pengujiannya dilakukan pada bilangan
Reynold yang lebih tinggi dibanding yang lain. Hal ini sering dirangkum oleh
beberapa parameter seperti: ketebalan maksimum, maksimum bentuk
melengkung, posisi max ketebalan, posisi maks bentuk melengkung, dan
hidung jari – jari. Suatu airfoil terdiri dari :
5
Permukaan atas (Upper Surface)
Permukaan bawah (Lowerer Surface)
mean camber line adalah tempat kedudukan titik-titik antara permukaan
atas dan bawah airfoil yang diukur tegak lurus terhadap mean camber
line itu sendiri.
Leading edge adalah titik paling depan pada mean camber line,
biasanya berbentuk lingkaran dengan jari-jari mendekati 0.02c
Trailing edge adalah titik paling belakang pada mean camber line
Camber; adalah jarak maksimum antara mean camber line dan garis
chord yang diukur tegak lurus terhadap garis chord.
Ketebalan (thickness); adalah jarak antara permukaan atas dan
permukaan bawah yang diukur tegak lurus terhadap garis chord.
6
airfoil. Dan untuk memperbesar mean chamber tersebut ialah dengan
mempergunakan alat atau piranti yang disebut high lift devices. Secara garis
besar yang termasuk dengan piranti penambah gaya angkat (high lift
devices) adalah :
a) Bidang Flap
b) Slot
Dan bila ditinjau dari prinsipnya terdapat dua konfigurasi HLD yang
A. Konfigurasi HLD pada tepi haluan airfoil
B. Konfigurasi HLD pada tepi buritan airfoil
7
Adapun kerugian dari piranti ini adalah pada α rendah terjadi
penurunan gaya angkat (lift drop) karena terjadi pelepasan aliran pada
permukaan bawah HLD tepi haluan.
Terdapat beberapa jenis HLD tepi haluan (leading edge device)
antara lain : nose droop, slat dan krueger flap. Prinsip ketiga alat
tersebut mirip HLD tepi buritan (trailing edge device). Dari jenis-jenis
HLD tepi haluan tersebut yang dipilih dan dijadikan objek penelitian ini
adalah jenis leading edge flap/slat yang digabung dengan slot (leading
edge slotted slat). Konfigurasi-konfigurasi HLD yang digunakan pada
tepi haluan dapat dilihat pada gambar 2.2.c.
8
Gambar 2.2.c Macam – macam Leading Edge Slat dan Trailing Edge Flap
9
Selain dari pada hal tersebut diatas, defleksi flap juga akan
menurunkan “zero lift angle of attach, namun dengan α efektif yang
lebih besar dengan α aktual, maka defleksi flap akan menurunkan α
stall. Pengaruh penggunaan HLD pada tepi buritan terhadap koefisien
gaya angkat dan sudut serang maksimum ini dapat dilihat pada
gambar 2.2.a dan gambar 2.2.b.
D. Metode Perhitungan
a. Viskositas (viscosity)
Untuk mendapatkan viskositas udara (air viscosity) digunakan rumus :
3
T 2
(2.1)
T S
b. Densitas (density)
Untuk mendapatkan densitas udara digunakan rumus :
pe e P e R
d 1 1 (2.2)
RT RV RT p R
P e
1 0,378 p (2.3)
RT
10
v = densitas udara kondisi uap jenuh (Kg/m3)
P = tekanan atmosfir ruangan (Pa)
R = tetapan gas ideal (m2/s2.K )
Rv = tetapan gas uap jenuh (m2/s2.K)
e = factor kelembaban
H .emax
e (2.4)
100
dimana :
7.5T
emax 611 x 10 237.3T
(2.5)
sehingga didapatkan:
H
7.5T
Distribusi Tekanan
11
Gambar 2.3. Distribusi tekanan pada suatu aerofoil
P P P P
Cp (2.7)
1 2 q
2
2
Cp 1 2 (2.8)
12
Dari persamaan (2.7) tersebut diperoleh bahwa :
a. Untuk aliran yang tak-termampatkan pada titik stagnasi Cp akan
berharga satu (maksimal) karena kecepatannya nol.
b. Cp positif (+) jika tekanan yang terjadi lebih besar dari pada
tekanan aliran bebas, dan sebaliknya Cp negatif (-) jika tekanan
yang terjadi lebih kecil dari pada tekanan aliran bebasnya.
13
Untuk
1
V 2 g H (2.9)
2
Dengan demikian
P P g H 1 H 3 H 1 H 3
Cp (2.10)
1 V 2
g H H
2
Perhitungan Kecepatan
Untuk mendapatkan kecepatan di seksi uji dipergunakan rumus :
2 air g Pref
V (2.11)
udara
V l
Re (2.12)
14
Perhitungan Mach Number
Untuk mendapatkan Mach Number dipergunakan rumus :
V V
Ma
a P
V
(2.13)
R T
V
R T
dimana ; P = .R.T
a = kecepatan suara (m/s)
15
BAB III
METODE EKSPERIMEN
16
Dari uraian diatas bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian
bahan pelajaran dimana siswa maupun mahasiswa melakukan percobaan
dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau
hipotesis yang dipelajari. Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di
mana siswa maupun mahasiswa melakukan suatu percobaan tentang
sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh
guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa maupun
mahasiswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau
persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan
sendiri. Juga siswa maupun mahasiswa dapat terlatih dalam cara berfikir
yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa maupun mahasiswa menemukan
bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen siswa maupun mahasiswa diberikan kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek keadaan atau proses tertentu.
Dari uraian diatas maka terlihat bahwa metode eksperimen berbeda
dengan metode demonstrasi. Kalau metode demonstrasi hanya menekankan
pada proses terjadinya dan mengabaikan hasil, sedangkan pada metode
eksperimen penekanannya adalah kepada proses sampai kepada hasil.
Eksperimen atau percobaan yang dilakukan tidak selalu harus
dilaksanakan didalam laboratoriom tetapi dapat dilakukan pada alam sekitar.
Adapun tujuan dari metode eksperimen menurut Sumantri dan
Permana (dalam Agan, 2011: 1) adalah :
a) Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau
data yang diperoleh;
b) Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan
melaporkan percobaan;
c) Melatih peserta didik menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui
percobaan.
17
Tujuan dari eksperimen atau percobaan adalah memberi kesempatan
bagi mahasiswa untuk dapat menemukan sendiri konsep-konsep yang
mereka pelajari dan mengembangkan cara berpikir yang rasional. Menurut
Hurrahman (2011: 1) target dari metode eksperimen adalah supaya
mahasiswa dapat membuktikan kebenaran dari teori-teori konsep yang
berlaku dan supaya mahasiswa mendapat kepuasan dari hasil belajarnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode
eksperimen menurut Hurrahman (2011: 1) adalah sebagai berikut :
a) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.
b) Usahakan mahasiswa terlibat langsung sewaktu mengadakan
eksperimen.
c) Sebelum dilaksanakan eksperimen mahasiswa terlebih dahulu diberikan
pengarahan tentang petunjuk dan langkah – langkah kegiatan
eksperimen yang akan dilakukan.
d) Lakukan pengelompokan atau masing – masing individu melakukan
percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan
dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya.
e) Setiap individu atau kelompok dapat melaporkan hasil pekerjaannya
secara tertulis.
18
c) Mahasiswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping
memperoleh ilmu pengetahuan; juga menemukan pengalaman praktis
serta keterampilan dalam menggunakan alat – alat percobaan.
d) Dengan eksperimen mahasiswa membuktikan sendiri kebenaran
sesuatu teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul,
ialah peristiwa – peristiwa yang tidak masuk akal.
19
Distribusi tekanan juga akan mempengaruhi lapisan batas dan dapat
dikatakan bahwa karakteristik aerodinamika dari suatu aerofoil lebih
dipengaruhi oleh distribusi tekanan daripada geometrinya.
Ph g h (3.1)
Model airfoil yang digunakan dalam percobaan ini adalah jenis model
aerofoil NACA 653-218 yang digunakan pada pesawat CN 235 yang
dilengkapi dengan sisitem HLD. Untuk mengukur tekanan static (P) pada
setiap lubang pada permukaan model aerofoil sebagai model percobaan,
digunakan manometer air. Selain itu pada seksi kontraksi dipasang juga pitot
20
tube, guna mengukur tekanan total (Po) dengan ketinggian manometer air H2
dan tekanan static free stream (P) dengan ketinggian manometer air H1.
Dengan demikian tekanan dinamis (0,5 V2 ) bisa diketahui dengan
menghitung beda ketinggian air H2 dan H1. Sebagai model digunakan model
aerofoil NACA 653-218 yang dilengkapi dengan sisitem HLD yaitu terdapat
komponen Flap yang dipasang pada aerofoil dengan jumlah 33 lubang yang
terdiri dari 23 lubang pada aerofoil, 10 lubang pada Flap. Masing – masing
lubang dihubungkan dengan pipa selang fleksibel ke manometer air, sehingga
manometer air semuanya berjumlah 33 dengan variabel ketinggian H3.
21
Gambar 3.3. Airfoil NACA 653 – 218 modifikasi HLD
C3. Barometer
22
C4. Penggaris
23
BAB IV
PENGUJIAN
A. Pra Praktikum
1) Mengukur kondisi atmosfer laboratorium seperti temperature (T),
Kelembapan (α) dan tekanan (P) masing-masing dengan
menggunakan termometer, higrometer dan barometer.
2) Pastikan model uji dan seksi uji dalam keadaan tidak kotor !!!
B. Langkah Praktikum
a. Pasang model percobaan sesuai petunjuk instruktur (aerofoil NACA
653-218 yang dilengkapi flap dan slat dengan variasi sudut serang).
b. Catat ketinggian referensi air pada manometer dan catat
temperatur ruangan tekanan,dan kerapatan udara.
c. Mengatur sudut serang pada aerofoil yang ditentukan oleh
instruktur.
d. Hidupkan Blower dengan menaikan “switch” pada posisi ON
selanjutnya tekan “Start button”.
e. Mencatat data – data hasil percobaan dengan menggunakan table,
yaitu :
Tekanan dinamis dengan beda ketinggian antara H1 dan H2.
Tekanan static udara.
Mencatat perubahan H3 setiap lubang (33 lubang) pada
permukaan airfoil NACA 653-218 yang dilengkapi dengan flap
dan slat, untuk setiap sudut (α) defleksi RPM yang berbeda.
Kemudian disusun pada satu table, (tabel pengamatan).
Membuat kurva Cp vs x (lubang pada airfoil) untuk setiap sudut
(α) defleksi yang berbeda.
f. Ulangi cara pada bagian e dengan variasi sudut serang dari –20, -
16,…, 20 (kelipatan empat).
24
C. Software Solidwork
Solidworks adalah software yang digunakan untuk membangun
geometri model pesawat dan digunakan untuk melakukan simulasi CFD.
Berikut adalah tampilan dari software Solidwork.
Untuk cara penggunaan software solidwork akan di bantu oleh asisten untuk
mengetahui simulasi aerodinamika pada airfoil 653 – 218.
25
BAB V
PENUTUP
D. Tugas
1) Buatlah laporan hasil praktikum selama anda praktek di
laboratorium aerodinamika sesuai dengan arahan Asisten laboran.
2) Buatlah kesimpulan dari hasil praktikum yang mahasiswa kerjakan
selama praktikum di Laboratorium Aerodinamika.
E. Soal Latihan
Kerjakanlah soal di bawah ini :
a) Apa pengertian aerodinamika ?
b) Apa yang anda ketahui tentang airfoil ?
c) Jelaskan yang anda ketahui tentang distribusi tekanan beserta
rumusnya ?
d) Jelaskan proses terjadinya gaya angkat ?
e) Jelaskan apa yang mahasiswa ketahui tentang High Lift Devices
(HLD) ?
26