Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEMUHAMMADIYAHAN

DISUSUN OLEH:

ISNA AFIFAH

SMAM 25 PAMULANG
Tahun ajaran 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Kemuhammadiyahan.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan pelajaran
kemuhammadiyahan

Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalahini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima


kasih yangsebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini,khususnya kepada guru saya yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada saya,sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
BAB I
PEMBAHASAN

A. SEJARAH KEPEMIMPINAN MUHAMMADIYAH DARI MASA KE MASA


Dalam mengkisahkan perjalanan Muhammadiyah dari masa ke masa, maka akan lebih jelas
mengikuti alur periodesasi kepemimpinan Muhammadiyah, tentu saja akan tampak adanya
dinamika yang berbeda, menurut latar situasi dalam waktu yang berbeda-beda. Namun, ada yang
penting dan perlu diperhatikan ialah, selama 89 tahun Alhamdulillah Muhammadiyah TIDAK
PERNAH PECAH, tetap utuh konsiten pada bidang garap dan gerakannya. Catatan singkat
perjalanan Muhammadiyah dari masa ke masa dikisahkan sebagai berikut :
PERIODISASI KEPEMIMPINAN MUHAMMADIYAH
KH Ahmad Dahlan (1912-1922)
KH Ibrahim (1923-1934)
KH Hisyam (1935 1936)
KH Mas Mansur (1937 1941)
Ki Bagus Hadikusuma (1942 1953)
Buya AR Sutan Mansur(1956)
H.M. Yunus Anis (1959)
KH. Ahmad Badawi (1962 1965)
KH. Faqih Usman (1968)
KH. AR Fachruddin (1971 1985)
KHA. Azhar Basyir, M.A. (1990)
Prof. Dr. H. M. Amien Rais (1995)
Prof. Dr. H.A. Syafii Ma'arif (1998 2005)
Prof. Dr. HM Din Syamsuddin (2005 2010)

1. Periode Kepemimpinan Kha Dahlan (1912 1923)


Periode ini merupakan masa perintisan pembentukan organisasi dan jiwa serta amal usaha.
Selain itu masa pengenalan ide-ide pembaharuan dalam metode gerakan amaliah Islamiyah.
Ahmad dahlan mengenalkan Muhammadiyah melalui beberapa cara, antara lain silaturahmi,
mujadalah (diskusi), Tausiyah-maidhoh hasanah, dan memberikan keteladanan dalam praktek
pengamalan ajaran Islam. Pada periode ini dibentuk perangkat awal seperti : Majelis Tabligh,
Majelis Sekolahan 9pengajaran), Majelis Taman Pustaka, Majelis Penolong Kesengsaraan
Oemoem (PKO), Aisyiyah, Kepanduan Hizbul Wathon (HW), menerbitkan majalah SWORO
MOEHAMMADIJAH. Selain itu mempelopori berdirinya rumah sakit umat Islam, Rumah
Miskin, dan Panti Asuhan Yatim/Piatu, serta menganjurkan dan mempelopori hidup sederhana,
terutama dalam menyelenggarakan WalimatulUrusy (pesta perkawinan)..
2. Periode Kepemimpinan Kh Ibrahim (1923 1932)
Pada periode ini Muhammadiyah mulai berkembang meluas sampai kedaerah-daerah luar Jawa.
Perangkat yang dibentuk antara lain : Majelis Tarjih, NasyiatulAisyiyah dan kemudian Pemuda
Muhammadiyah. Adapun Aktivitas yang menonjol antara lain : Pada tahun 1924 mengadakan
Fonds Dachlan, untuk membeayai sekolah anak-anak miskin. Mengadakan khitanan massal
pertama kali (1925). Pada konggres di Surabaya tahun 1926 diputuskan Pemakaian Tahun Islam
dalam catat-mencatat termasuk surat menyurat dan Sholat Hari Raya di tanah lapang. Pada tahun
927 pada konggres di Pekalongan muncul persoalan politik dengan keputusan pokok
Muhammadiyah TIDAK bergerak dalam bidang POLITIK, namun memperbaiki budi pekerti
yang luhur (Akhlaqul Karimah) bagi orang yang akan berpolitik (tidak melarang anggotanya
berpolitik). Pada tahun 1928 mulai mengirim putera & puteri lulusan sekolah Muhammadiyah
(dari Muallimien, Muallimat, Tabigschool, Normalschool) di benum ke pelosok tanah air,
sebagai anak panah Muhammadiyah. Pada Konggres di Solo tahun 1929, Muhammadiyah
mendirikan Uitgeefster My (badan usaha penerbitan buku-buku sekolah Muhammadiyah yang
dikelola oleh Majelis Taman Pustaka). Di konggres ini pula terjadi Penurunan Gambar KHA
Dahlan (dan dilarang untuk sementara waktu dipasang, karena ada gejala kultus). Pada
Konggres di Minangkabau tahun 1930 muncul eselon CONSUL HOFD BESTUUR
MUHAMMADIJAH (sekarang PWM). Pada konggres di Makasar 1932 antara lain diputuskan
penerbitan Koran Muhammadiyah (Dagblad Adil) dilaksanakan oleh cabang Solo.
3. Periode Kepemimpinan Kh Hisyam (1932 1936)
Periode ini kegiatan pendidikan mendapatkan porsi yang mantap, selain itu pula diadakan
penerbitan administrasi organisasi. Pada konggres tahun 1934 lebih dimantapkan pengembangan
lembaga pendidikan tingkat menengah dan mengubah sekolah dengan nama Belanda menjadi
nama khas kita, seperti : Volkschool menjadi Sekolah Rakyat. Pada Konggres tahun 1935
memutuskan pembentukan Majelis Pimpinan Perekonomian yang tugasnya membantu perbaikan
ekonomi anggota (membentuk semacam kooperasi). Pada tahun 1936 diadadkan Konggres
Seperempat Abad (XXV) di Jakarta, diputuskan anatara lain mendirikan sekolah Tinggi, dan
mendirikan Majelis Pertolongan & Kesehatan Muhammadiyah (MPKM) di seluruh cabangdan
ranting.

4. Periode Kepemimpinan Kh Mas Mansyur (1936 1942)


Masa kepemimpinan KH Mas Mansyur merupakan tokoh yang kreatif dan terkenal sikapnya
yang istiqomah dan pemberani, sehingga ikut dalam pengisian jiwa gerakan Muhammadiyah,
dan penegasan kembali faham agama yang menjadi garis besar Muhammadiyah. Pada periode ini
memaksimalkan Majelis Tarjih, sehingga menghasilkan Masalah Lima (Dunia, Agama, Qiyas,
Sabilillah, dan ibadah). Selain itu menggerakkan Muhammadiyah lebih dinamis dan berbobot,
dengan konsepnya yang terkenal Langkah Dua belasnya. Catatan kekiatan yang menonjol saat
itu antara lain :
a. Membentuk Komisi Perjalanan Haji (HM Suja, HA Kahar Mzkr & R. Sutomo)
b. Pembentukan Bank Muhammadiyah (Konggres di Yogyakarta 1937)
c. Menentang Ordonansi Pencatatan Perkawinan Oleh Pemerintah Belanda
d. Menentang Ondewijs Ordonansi (larangan guru mengajar di Sekolah Muh.)
e. Mengganti seluruh istilah Hindia Belanda dengan Indonesia
f. Mengeluarkan Franco Amal menghimpun dana untuk kaum dhuafa
g. Mulai dirintis semacam Khittah Muhammadiyah
h. Ikut mempelopori beririnya MIAI (Majelisul Islam Ala Indonesia)
5. Periode Kepemimpinan Ki Bagus Hadikusuma (1942 1953)
Ki Bagus Hadikusuma termasuk tokoh Muhammadiyah yang juga mengisi dan membentuk jiwa
bagi gerakan Muhammadiyah. Pada periode ini dilahirkan Muqaddimah Anggaran dasar
Muhammadiyah, sebagai rumusan singkat atas gagasan dan pokok-pokok pikiran KHA Dahlan
(melalui murid-muridnya).
Periode ini menghadapi zaman Jepang, awal kemerdekaan, masa revolusi fisik mempertahankan
Republik Indonesia. Oleh karena itu, aktivitas Muhammadiyah banyak tersita dengan perjuangan
kenegaraan, seperti mempersiapkan kemerdekaan, mendirikan kelasykaran/badan perjuangan
untuk membela Republik Indonesia dan sebagainya.
Perlu dicatat dalam sejarah, bahwa masa periode ini Muhammadiyah berani menentang
pemerintah Dai Nippon yang mewajibkan Syeikerai (memuja Amaterasu Omikami dan Tenno
Haika, syirik hukumnya), dalam hal ini Jepang mundur dan Muhammadiyah berhasil.
Muhammadiyah ikut mendirikan Pasukan Hizbullah Sabilillah, Majelis Syurau Muslimin
Indonesia (Masjumi) pengganti MIAI, dan mendirikan Asykar Perang Sabil (APS). Ketika opsir
Jepang mewakili Indonesia bagian Timur minta penghapusan 7 kata dalam Piagam Jakarta yang
sudah disepakati untuk pembukaan UUD 1945, dan mengancam akan memisahkan diri dari RI,
maka ki Bagus Hadikusuma mencarikan solusi dengan mengganti dengan kata Ketuhanan Yang
Maha Esa.

6. Periode Kepemimpinan A.R. Sutan Mansyur (1952 1959)


Kepemiminan AR Sutan Mansyur dikenal sebagai masa memperkokoh Ruh Tauhid, yaitu
dengan disusunnya Khittah Palembang. Pada periode ini yang penting dicatat sejarah antara lain :
a. Sidang Tanwir di Pekajangan, 1955 membicarakan Konsepsi Negara Islam.
b. Sidang Tanwir 1956 di Yogyakarta memutuskan :
Muhammadiyah tetap bergerak dalam bidang agama & kemasyarakatan,
Masalah politik diserahkan pada Partai Masjumi,
Bagi warga Muhammadiyah yang aktif politik dianjurkan ke Partai Islam
Keanggotaan Istimewa dihapus, namun tetap hubungan baik dengan Masjumi.

7. Periode Kepemimpinan Hm Yunus Anis (1959 1962)


Pada periode ini situasi negara dalam goncangan sosial politik, sehingga baik langsung maupun
tidak langsung berpengaruh pada gerak perjuangan Muhammadiyah. Namun HM Yunus Anis
mampu membawa Muhammadiyah untuk tetap pada jati dirinya, yaitu tetap menempatkan
kedudukannya sebagai Gerakan Dakwah Amar Maruf Nahi Mungkar dalam bidang sosial
keagamaan. Selain itu, penataan administrasi Muhammadiyah dibangun dengan baik
sebagaimana organisasi modern. Dokumentasi Muhammadiyah mulai dibenahi dan diatur rapi,
sehingga memudahkan penulisan dan penelitian dalam Muhammadiyah.
Pada periode ini Majelis Pustaka sangat berperan, baik dalam bidang perpustakaannya,
dokumentasi arsip-arsip dan penerbitan Muhammadiyah, serta banyak menghasilkan penerbitan
RIDUP (riwayat hidup) tokoh-tokoh Muhammadiyah, dan Almanak Muhammadiyah.
8. Periode Kepemimpinan Kha Badawi (1962 1968)
Periode ini merupakan periode Muhammadiyah menghadapi PKI, dan kehidupan kenegaraan
yang cenderung terkontaminasi politik PKI. Situasi Sosial Ekonomi sangat buruk, kemiskinan
merajalela, gerak politik yang revolusioner yang tidak menentu. Pimpinan Muhammadiyah
periode ini bertugas terus memperkokoh kekuatan umat Islam dalam melawan PKI dan antek-
anteknya. Selain itu, menyelamatkan negara dengan pendekatan pada presiden agar tidak terseret
jauh terpengaruh oleh politik PKI yang memusuhi umat Islam Indonesia.
Pada saatnya berhadapan dengan PKI, KHA Badawi dengan tegas menyatakan bahwa
Membubarkan PKI adalah ibadah. Pada saat PKI berontak tahun 1965, Muhammadiyah telah
siap menghadapinya dengan Tapak Suci (1963) dan pasukan KOKAM (1964), sehingga
Muhammadiyah ikut aktif bersama pemerintah yang anti komunis untuk menumpak G.30 S/PKI.
Oleh pemerintah Muhammadiyah diberikan fungsi politik dapat duduk dalam DPR GR dan
MPRS, dan para fungsionarisnya juga ada yang didudukkan dalam eksekutif. Namun kemudian,
setelah situasi mereda, Muhammadiyah kembai pada khittahnya semula sebagai organisasi sosial
keagamaan.
9. Periode Kepemimpinan Kh Fakih Usman / H. Ar Fakhrudin (1968 1971)

Pada Muktamar ke 37 di Yogyakarta KH Fakih Usman dikukuhkan sebagai Ketua Pimpinan


Pusat Muhammadiyah, namun tiada berapa lama beliau wafat, dan Sidang Tanwir menetapkan
H. AR Fakhrudin (WK Ketua I) sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (1968 1971).
Periode ini yang lebih menonjol adalah Me-Muhammadiyahkan kembali Muhammadiyah.
Dalam hal ini mengadakan tajdid dalam bidang ideologinya dengan merumuskan Matan
Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, dalam bidang organisasi dan usaha
perjuangannya dengan menyusun Khittah Perjuangan Muhammadiyah.

10. Periode Kepemimpinan H. Ar Fakhrudin (1971 1990)


Periode ini meneruskan sebelumnya, yaitu usaha untuk meningkatkan kualitas persyarikatan baik
pemurnian amal usaha Muhammadiyah. AR Fakhrudin dipilih sebagai ketua Muhammadiyah
pada Muktamar ke 39 di Ujung Pandang 1971, Muktamar ke 40 di Surabaya tahun 1978, dan
Muktamar ke 41 di Surakarta, 1985.
Pada periode ini mengalami tantangan untuk mengubah Azas Islam dengan Pancasila sebagai
stu-satunya azaz organisasi di Indonesia. Ddengan kebijakan Siasat Jalur Helem (yang artinya
untuk sementara, dan tetap beraqidah Islam), Muhammadiyah dalam selamat.
Beberapa keputusan penting antara lain :
a. Mengukuhkan Khittah Muhammadiyah (Khittah Ponorogo) di Muktamar 40.
b. Ikut membidani kelahiran partai Muslimin Indonesia (Parmusi)
c. Tersusunnya konsep-konsep Dakwah oleh Majelis Tabligh dan tuntunan praktis.
d. Tersusunnya konsep kaderisasi dan pedoman praktis pembinaannya.
e. Tersusunnya berbagai pedoman pendidikan oleh Majelis Dikdasmen & Dikti.
f. Pengaktifan kembali Majelis Pustaka, dalam rangka penyelamatan arsip dokumen
Muhammadiyah dan penerbitan-penerbitannya.
11. Periode Kepemimpinan Kh. Ahmad Azhar Basyir (1990 1995)
Pada periode ini berhasil dirumuskan Program Jangka Panjang Muhammadiyah 25 Tahun, yang
meliputi Bidang Konsolidasi Gerakan, Bidang Pengkajian dan Pengembangan, dan Bidang
Kemasyarakatan. Program itu dijabarkan secara strategis menjadi :

a. Bidang Konsolidasi gerakan, meliputi antara lain Konsolidasi Organisasi, Kaderisasi dan
Pembinaan AMM, Bimbingan Keagamaan, dan Peningkatan Hubungan Kerjasama.
b. Bidang Pengkajian dan Pengembangan meliputi antara lain Pengkajian & Pengembangan
pemikiran Islam; Penelitian & pengembangan; dan Pusat informasi Kepustakaan dan penerbitan.
c. Bidang kemasyarakatan meliputi, pendidikan; penanaman keyakinan Islam kesehatan;
Pengembangan Sosial Kemasyarkaatan; Kebudayaan; Ekonomi dan Kewiraswastaan; Partisipasi
Politik; Pengembangan General Muda; Pembinaan keluarga; Pengembangan Peranan Wanita;
Lingkungan Hidup; dan PeningkatanKualitas Sumber daya manusia.
KH Ahmad Azhar Basyir memimpin Muhammadiyah tidak sampai akhir periode, karena Allah
SWT. Memanggil untuk menghadap keharibaannNya. Kepemimpinan PP Muhammadiyah
periode ini diteruskan oleh Dr. H. Amien Rais (yang sebelumnya sebagai staf ketua). Pada
Muktamar di Jogjakarta tahun 1995, Dr. H. Amien Rais dipilih dan dikukuhkan kembali sebagai
ketua PP Muhammadiyah (periode 1995 sampai 2000). Namun, oleh karena Prof. Dr. H. Amien
Rais mengundurkan diri dari ketua umum PP Muhammadiyah (karena menjadi Ketua Umum
Partai Amanat Nasional), maka sebagai ketua umum PP Muhammadiyah digantikan Prof. Dr. H.
Syafii Maarief. Sampai disini dulu uraian tentang Fragmenta Lintasan Sejarah Muhammadiyah.
Untuk periode Prof. Dr. H. Amien Rais; Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarief; dan periode Prof.
Dr. H. Dien Syamsuddin, belum dapat ditulis dalam makalah ini. Alhamdulillah.
12. Periode Kepemimpinan Prof. Dr. H. Amien Rais
PROF.DR.H.AMIEN RAIS (lahir di Solo, Jawa Tengah, 26 April 1944; umur 68 tahun)
adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPRperiode 1999
2004. Jabatan ini dipegangnya sejak ia dipilih oleh MPR hasilPemilu 1999 pada
bulan Oktober 1999. Namanya mulai mencuat ke kancah perpolitikan Indonesia pada saat-saat
akhir pemerintahan Presiden Soehartosebagai salah satu orang yang kritis terhadap kebijakan-
kebijakan Pemerintah. Setelah partai-partai politik dihidupkan lagi pada masa pemerintahan
PresidenHabibie, Amien Rais ikut mendeklarasikan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia
menjabat sebagai Ketua Umum PAN dari saat PAN berdiri sampai tahun 2005.
Sebuah majalah pernah menjulukinya sebagai King Maker. Julukan itu merujuk pada besarnya
peran Amien Rais dalam menentukan jabatan presiden pada Sidang Umum MPR tahun 1999 dan
Sidang Istimewa tahun 2001. Padahal, perolehan suara partainya, PAN, tak sampai 10% dalam
pemilu 1999. Lahir di Solo pada 26 April 1944, Amien dibesarkan dalam keluarga
aktivis Muhammadiyah.Orangtuanya, aktif di Muhammadiyah cabang Surakarta. Masa belajar
Amien banyak dihabiskan di luar negeri. Sejak lulus sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1968 dan lulus Sarjana Muda Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1969), ia melanglang ke berbagai negara dan baru
kembali tahun 1984 dengan menggenggam gelar master (1974) dari Universitas Notre
Dame, Indiana, dan gelar doktor ilmu politik dari Universitas Chicago, Illinois, Amerika
Serikat. Kembali ke tanah air, Amien kembali ke kampusnya, Universitas Gadjah
Madasebagai dosen. Ia bergiat pula dalam Muhammadiyah, ICMI, BPPT, dan beberapa
organisasi lain. Pada era menjelang keruntuhan Orde Baru, Amien adalah cendekiawan yang
berdiri paling depan. Tak heran ia kerap dijuluki Lokomotif Reformasi.
13. Periode kepimimpinan Ahmad Syafii Maarif
(lahir di Sumpurkudus, Sijunjung, Sumatera Barat, 31 Mei 1935; umur 77 tahun) adalah
mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah dan pendiri Maarif Institute, yang juga
dikenal sebagai seorang tokoh dan ilmuwan yang mempunyai komitmen kebangsaan yang kuat.
Sikapnya yang plural, kritis, dan bersahaja telah memposisikannya sebagai Bapak Bangsa. Ia
tidak segan-segan mengkritik sebuah kekeliruan, meskipun yang dikritik itu adalah temannya
sendiri.
14. Periode Kepemimpinan Prof. Dr. Sirajuddin Syamsuddin, atau dikenal denganDin
Syamsuddin
Prof. Dr. Sirajuddin Syamsuddin (lahir di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, 31
Agustus 1958; umur 54 tahun), adalah seorang politisi yang saat ini menjadi Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010. Istrinya bernama Fira Beranata, dan
memiliki 3 orang anak. Ia menempuh pendidikan sarjana di IAIN Jakarta, dan kemudian
melanjutkan pascasarjana dan doktornya di University of California at Los Angeles (UCLA)
di Amerika Serikat. Din pernah berkarier di birokrasi menduduki jabatan sebagai Direktur
Jenderal Binapenta Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Sedangkan dalam kegiatan
organisasi, Din pernah menjabat sebagai Ketua DPP Sementara Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (1985), Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah (1989-1993), Wakil Ketua
PP Muhammadiyah (2000-2005), Sekretaris UmumMajelis Ulama Indonesia (MUI), dan Ketua
Litbang Golongan Karya. Sebagai ketua PP Muhammadiyah, ia seringkali diundang untuk
menghadiri berbagai macam konferensi tingkat internasional berkenaan dengan masalah
hubungan antara umat beragama dan perdamaian. Baru-baru ini, misalnya, ia diundang
keVatican untuk memberikan ceramah umum tentang terorisme dalam konteks politik dan
idiologi. Ia memandang bahwa terorisme lebih relevan bila dikaitkan dengan isu politik
dibandingkan dengan isu idiologi. Sejalan dengan itu, ia juga tidak senang bila sebagian
kelompok umat Islam menggunakan label Islam dalam melakukan aksi-aksi terorisme mereka.
Menurutnya, aksi-aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam justru sangat merugikan umat
Islam baik pada tingkat internal umat Islam maupun pada skala global.
Din Syamsuddin merupakan salah-satu penumpang dalam Garuda Indonesia Penerbangan 200, ia
mengalami luka ringan dalam penerbangan yang menewaskan 21 orang tersebut.

MUHAMMADIYAH
BIOGRAFI KH AHMAD DAHLAN
Kyai Haji Ahmad Dahlan (Yogyakarta, 1 Agustus 1868Yogyakarta, 23 Februari 1923) adalah
seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Beliau adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari
keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid
Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari
H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kasultanan Yogyakarta pada masa itu. Beliau
dimakamkan di KarangKajen, Yogyakarta.
Pengalaman Organisasi
Disamping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia
juga tidak lupa akan tugasnya sebagai pribadi yang mempunyai tanggung jawab pada
keluarganya. Disamping itu, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil
dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi entrepreneurship yang cukup
menggejala di masyarakat.
Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan
cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat,
sehingga ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo,
Syarikat Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

BERDIRINYA DAN LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH


Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan
cita-cita pembaharuan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu
pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak
umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits.
Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 Nopember 1912. Dan sejak awal Dahlan
telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan
bergerak di bidang pendidikan.
Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, baik
dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang
bertubi-tubi kepadanya. la dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam.
Ada yang menuduhnya kyai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen dan
macam-macam tuduhan lain. Bahkan ada pula orang yang hendak membunuhnya. Namun
rintangan-rintangan tersebut dihadapinya dengan sabar. Keteguhan hatinya untuk melanjutkan
cita-cita dan perjuangan pembaharuan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan
tersebut.
Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada Pemerintah
Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum. Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun
1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya
berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta.
Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Itulah
sebabnya kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti
Srandakan, Wonosari dan Imogiri dan lain-Iain tempat telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal
ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. Untuk mengatasinya, maka
KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar
Yogyakarta memakai nama lain.
B. LAMBANG MUHAMMADIYAH
Lambang Muhammadiyah adalah matahari bersinar utama dua belas, di tengah bertuliskan
(Muhammadiyah) dan dilingkari kalimat (Asyhadu an l ilha illa Allh wa asyhadu anna
Muhammadan Rasul Allh ). Teks syahadat yang mengelilingi cahaya matahari mengacu pada
dua kalimat syahadat sebagai dasar keimanan seorang muslim.
Matahari dengan duabelas sinar merupakan simbolisasi prinsip Islam sebagai agama rahmat
seluruh alam (rahmatan lil alamin). Kata dalam Bahasa Arab Muhammadiyah yang berada di
pusat matahari mengacu figur sentral dalam penegakan islam, Nabi Muhammad SAW.
MAKSUD DAN TUJUAN BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
AMAL USAHA MUHAMMADIYAH
Dalam pengembangan ekonomi, Muhammadiyah memiliki aset atau sumber daya yang bisa
dijadikan modal. Aset pertama adalah sumber daya manusia, yaitu anggota Muhammadiyah itu
sendiri, baik sebagai produsen, konsumen maupun distributor. Aset kedua adalah kelembagaan
amal usaha yang telah didirikan, yaitu berupa sekolah, universitas, lembaga latihan, rumah sakit,
dan lain-lain. Aset ketiga adalah Struktur Muhammadiyah itu sendiri sejak dari pusat, wilayah,
daerah, cabang, dan ranting.. Terdapat 7 butir program persyarikatan yang perlu direalisasikan
oleh Majelis Ekonomiyaitu :
1. Mewujudkan sistem JAMIAH (Jaringan Ekonomi Muhammadiyah) sebagai revitalisasi gerakan
dakwah secara menyeluruh.
2. Mengembangkan pemikiran-pemikiran dan konsep-konsep pengembangan ekonomi yang
berorientasi kerakyatan dan keislaman, seperti etos kerja, etos kewiraswastaan, etika bisnis, etika
manajemen, etika profesi dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan aktual yang
terjadi dalam dunia ekonomi.
3. Melancarkan Program Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, meliputi pengembangan sumber daya
manusia dalam aspek ekonomi, pembentukan dan pengembangan lembaga keuangan masyarakat,
pengembangan bank syariah Muhammadiyah, pengembangan kewirauahaan dan usaha kecil,
pengembangan koperasi dan pengembangan Badan Usaha Milik Muhammadiyah yang benar-
benar kongkrit dan produktif, seperti KATAM, BMT, LKM dan lain-lain.

4. Intensifikasi pusat data ekonomi dan pengusaha Muhammadiyah yang dapat mendukung
pengembangan program-program ekonomi.

5. Menggalang kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan program-program ekonomi
dan kewiraswastaan di lingkungan Muhammadiyah.

6. Mengembangkan pelatihan-pelatihan dan pilot project pengembangan ekonomi kecil dan


menengah baik secara mandiri maupun kerja sama dengan lembaga-lembaga luar sesuai dengan
perencanaan program ekonomi dan kewiraswastaan Muhammadiyah.

7. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan ekonomi bisnis dan kewiraswastaan di bawah majelis


Ekonomi dan memberlakukan Majelis Ekonomi sebagai satu-satunya yang memutuskan kebijakan di
bidang ekonomi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Normatif Ideologi Muhammadiyah

Adapun landasan normatif ideologi Muhammadiyah adalah berlandaskan pada Al Quran:

1. QS. Al Imron: 104

Yang artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung.

1. QS. Al Imron: 110

Yang artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.

a. Tiga Point Penting Ideologi Gerakan Muhammadiyah

Pertama, pembahasan ideologi/keyakinan hidup mencakup 3 bidang yaitu: Pandangan hidup; Tujuan
hidup; Ajaran dan cara yang dipergunakan untuk melaksanakan pandangan hidup dalam mencapai
tujuan hidup tersebut.

Kedua, ideologi/keyakinan hidup Muhammadiyah adalah berdasarkan dan bersumberkan ajaran-ajaran


Islam.

Ketiga, ideologi/keyakinan hidup adalah hasil ciptaan (akal pikiran) manusia, yang pada dasarnya
merupakan prinsip-prinsip yang mempunyai sifat tetap/tidak mudah berubah; sedangkan ajaran Islam
yang menjadi dasar dan sumber ideologi/keyakinan hidup Muhammadiyah adalah wahyu Allah yang
bersifat abadi/tidak berubah-ubah.

b. Enam Dimensi Ideologi Gerakan Muhammadiyah

Adapun dimensi Ideologi gerakan Muhammadiyah telah dirumuskan oleh Bpk. Haedar Nashir, sebagai
berikut:

1. Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan sistem paham dan teori perjuangan yang
dilandasi, dijiwai, dan dibingkai serta dimaksudkan untuk mengamalkan Islam dalam seluruh kehidupan
umat manusia.
2. Ideologi gerakan Muhammadiyah ialah manhaj (sistem, metode) dakwah Islam untuk
mengajak manusia beriman kepada Allah (tuminuna billah) serta amar ma`ruf nahi munkar.

3. Ideologi gerakan Muhammadiyah ialah sistem dan teori perjuangan Islam untuk tajdid
(pembaruan) sehingga selalu terbuka pada kritik dan memiliki agenda perubahan ke arah kemajuan
(ishlah).

4. Ideologi gerakan Muhammadiyah memiliki kerangka pemikiran dalam Muqaddimah Anggaran


Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan
pemikiran-pemikiran formal lainnya dalam Sistem Keyakinan dan Hidup Islami dalam Muhammadiyah.

5. Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan teori dan strategi perjuangan Islam yang
menyeluruh dan mencakup seluruh aspek kehidupan untuk mewujudkan Masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.

6. Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan tali pengikat gerakan yang diwujudkan dalam
sistem organisasi, jama`ah, kepemimpinan, dan gerakan amal usaha untuk menjadikan Islam sebagai
rahmatan lil`alamin di muka bumi ini

BAB III

PEMBAHASAN

KEPRIBADIANMUHAMMADIYAH

Pengertian Kepribadian Muhammadiyah


Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat Muhammadiyah, serta apa
yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang
dimilikinya.
Fungsi Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai Landasan, Pedoman, dan Pegangan bagi gerak
Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Kepribadian Muhammadiyah itu mengandung empat pokok pikiran :
1. Apakah Muhammadiyah itu?
2. Dasar dan amal usaha Muhammadiyah.
3. Pedoman amal usaha dan perjuang Muhammadiyah.
4. Sifat-sifat Muhammadiyah.

Sejarah dirumuskannya kepribadian muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah ini timbulnya pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh Bpk. Kolonel
H.M. Junus Anis, ialah periode 1959 1962.Kepribadian Muhammadiyah ini semula berasal dari
uraian Bpk. K.H. Faqih Usman, sewaktu beliau memberikan uraian dalam suatu latihan yang diadakan
oleh PP. Muhammadiyah di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat itu almarhum
K.H. Faqih Usman menjelaskan Apa sih Muhammadiyah itu?
Kemudian oleh PP di musyawarahkan bersama-sama pimpinan Muhammadiyah Jawa Timur (H. M. Saleh
Ibrahim), Jawa Tengah (R. Darsono) dan Jawa Barat (H. Adang Afandi). Sesudah itu disempurnakan oleh
suatu team yang antara lain terdiri dari; K.R. Muh. Wardan; Prof. KH. Farid Maruf; M. Djarnawi
Hadikusuma; M. Djindar Tamimy; kemudian terus membahas pula Prof. H. Kasman Singodimejo, SH.
disamping pembawa prakarsa sendiri Bapak KH. Faqih Usman. Setelah rumusan itu sudah agak
sempurna, maka diketengahkan dalam sidang Tanwir menjelang Muktamar ke-35 itulah Kepribadian
Muhammadiyah mendapatkan pengesahan setelah mengalami usulan-usulan penyempurnaan.
Dengan demikian maka rumusan Kepribadian Muhammadiyah yang sekarang ini adalah merupakan
hasil yang telah disempurnakan dalam Muktamar setengah abad ke-35 pada tahun 1962, akhir periode
pimpinan H. M. Junus Anis.

Apakah kepribadian muhammadiyah itu?


Sesungguhnya Kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian yang memang
sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH. Faqih Usman pada saat itu hanyalah
mengkosntantir, mengidharkan apa yang telah ada. Jadi bukan merupakan hal-hal yang baru dalam
Muhammadiyah. Adapun mereka yang menganggap bahwa Kepribadian Muhammadiyah sebagai perkara
baru, hanyalah karena mereka mendapati Muhammadiyah dalam keadaan yang tidak sebenarnya.
KH. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung dalam muhammadiyah, sudah
memahami benar apa seseungguhnya sifat-sifat khusus/ciri-ciri khas dari Muhammadiyah itu. Karena itu,
kepada mereka yang tidak berlaku sewajarnya dalam muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan
jelas.
Yang dirasakan benar oleh almarhum bahwa Muhammadiyah itu sebagai Gerakan Islam berdasar Islam,
menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya bukan dengan jalan politik, bukan dengan
jalan ketatanegaraan, melainkan dengan melalui pembentukan masyarakat, tanpa memperdulikan
bagaimana struktur politik yang menguasainya. Zaman penjajahan Belanda, zaman militerisme Jepang,
dan sampai dengan zaman kemerdekaan Republik Indonesia. Muhammadiyah tidak buta politik,
Muhammadiyah tidak takut politik. Tapi Muhammadiyah bukan partai politik. Muhammadiyah tidak
mencapuri soal-soal politik; tetapi apabila soal-soal politik memasuki Muhammadiyah, ataupun soal-soal
politik itu mendesak-desak urusan agama Islam maka terpaksalah Muhammadiyah bertindak menurut
kemampuanya dan menurut irama dan nada Muhammadiyah.
Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh Presiden Sukarno, maka warga-warga
Muhammadiyah yang selam ini berjuang didalam medan politik praktis, merekapun masuk kembali
dalam Muhammadiyah. Merekapun berjuang dan beramal dalam Muhammadiyah dengan masih
membawa cara dan lagu-lagu berpolitik cara partai. Oleh almarhum KH. Faqih Usman dan PP
Muhammadiyah pada saat itu, cara-cara yang demikian dirasakan sebagai cara-cara yang dapat merusak
nada dan lagu Muhammadiyah. Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan yang khas
Muhammadiyah bukan bergerak untuk Muhammadiyah sebagai golongan, Muhammadiyah bergerak dan
berjuang untuk tegaknya Islam, untuk kemenangan kalimah Allah untuk terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh Muhammdiyah adalah Islam yang
sadajah, Islam yang lugu/apa adanya, Islam yang menurut al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw. dan
menjalankan dengan menggunakan akal pikiran yang sesuai dengan ruh Islam.
Dengan demikian, diperlukan untuk dipahamkan kepada para warga Muhammadiyah, apakah sebenarnya
Muhammadiyah, dan bagaimana cara membawa/ menyebar luaskannya. Menyebarkan faham
Muhammadiyah itu pada hakikatnya menyebarkan Islam yang sebenar-benarnya dan karena itu cara-
caranya perlu mengikuti bagaimana Rasulullah saw. menyebarluaskan Islam pada mula-mula
pertumbuhannya.

Memahami Kepribadian Muhammadiyah


Memahami Kepribadian Muhammadiyah berarti:
1. Memahamai apa sebenarnya Muhammadiyah
2. Karena Muhammadiyah ini sebagai organisasi, sebagai suatu persyarikatan yang berasaskan Islam
maka perlu pula difahami Islam yang bagaimanakah yang hendak ditegakkan dan dijunjung tinggi itu,
mengingat telah banyaknya kekaburan-kekaburan dalam Islam di Indonseia ini. Dan ini pulalah yang
hendak dipergunakan mendasari atau menjiwai segala amal usaha Muhammadiyah sebagai organisasi.
3. Kemudian dengan sifat-sifat yang kita contoh atau kita ambil dari bagaimana sejarah dawah
Rasulullah yang mula-mula dilaksanakan, itu pulalah yang kita jadikan sifat-sifat gerak dawah
Muhammadiyah, dengan kita sesuaikan pada keadaan dan kenyataan-kenyataan yang kita hadapi.

Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah Ini Kita Pimpinkan/ Berikan?


Seperti diatas telah kita uraikan, bahwa kepribadian ini pada dasarnya adalah memberikan pengertian dan
kesadaran kepada warga kita, agar mereka itu tahu tugas kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar
beramal usahanya, juga tahu sifat-sifat atau bentuk/nada-nada bagaimana mereka para warga pada saat
melaksanakan tugas kewajibannya.

Lalu Bagaimana Cara Memberikan Atau Menuntunkan?


Tidak ada cara lain memberikan atau menuntunkan kepribadian Muhammadiyah ini kecuali harus dengan
teori dan praktek penamaan, pengertian dan pelaksanaan-pelaksanaan.
1. Penandasan atau pendalaman pengertian dawah/ bertabligh.
2. Menggembirakan dan memantapkan tugas berdawah. Tidak merasa minderwaardig (rendah diri)
dalam menjalankan dawah walaupun dengan tidak memandang rendah dan busuk kepada saudara-
saudara kita yang bertugas dalam lapangan lainya (politik, ekonomi, seni-budaya dan lain-lain).
3. Kemudian kepada mereka para warga hendaklah ditugaskan dengan tentu-tentu, bukan hanya dengan
sukarela. Bila diperlukan dengan cara-cara yang mengikat seperti dengan perjanjian, dengan baiat dan
lain-lain.
4. Sesuai dengan masa sekarang, perlu dengan musyawarah sekarang yang sifatnya mengevaluasi tugas-
tugas itu.
5. Sesuai dengan suasana sekarang, perlu pula dengan formalitas-formalitas yang menarik yang tidak
melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan bantuan logistik.
6. Pimpinan Cabang/Ranting bersama-sama anggota-anggotanya memusyawarahkan sasaran-sasaran yang
dituju, bahan-bahan yang dibawakan petugas-petugas dibagi menurut kemampuan dan sasaran-
sasarannya.
7. Pada musyawarah evaluasi, sekalian dapat ditambahkan bahan-bahan atau bekal yang diberikan kepada
warga yang sebagai muballighin/muballighat.

Sejarah Lahirnya Kepribadian Muhammadiyah


Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya ialah Dakwah
Islam dan Amar Maruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat .
Dakwah dan Amar Maruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan: Kepada yang
telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni;
dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
Adapun dawah Islam dan Amar Maruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat
kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan
mengharap keridlaan Allah semata-mata.
Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar maruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang
sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah Terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.
Pemikiran baku tentang Kepribadian Muhammadiyah merupakan hasil keputusan Muktamar ke 35
(Muktamar setengah Abad) tahun 1962 di jakarta. Konsep awalnya berasal dari ceramah KH Faqih
Usman pada masa kepemimpinan PP Muhammadiyah pereode 1959-1962 di bawah Ketua HM Yunus
Anis. Ceramah itu berjudul Apa sih Muhammadiyah itu? yang kemudian ditindak lanjudi tim perumus
, untuk selanjudnya dibahas di Tanwir pada tanggal 25-28 Agustus 1962 dan akhirnya diputuskan di
Muktamar ke 35 itu.

Apakah muhammadiyah itu?


Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud geraknya ialah,
Dawah Islam & amar maruf nahi munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan
masyarakat. Dawah dan amar maruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua
golongan: kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-
ajaran Islam yang asli murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk
memeluk agama Islam. Adapun dawah dan amar maruf nahi munkar yang kedua, ialah kepada
masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan
bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata.
Dengan melaksanakan dawah dan amar maruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai,
Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya..

Dasar Dan Amal Usaha Muhammadiyah


Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata, Muhammadiyah mendasarkan
segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar,
yaitu:
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya
landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah
kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi

Pedoman Amal Usaha Dan Perjuangan Muhammadiyah


Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan
Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman Berpegang teguh akan ajaran
Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara
serta menempuh jalan yang diridhai Allah.

Sifat Muhammadiyah
Menilik: (a) Apakah Muhammadiyah itu, (b) Dasar amal usaha Muhammadiyah dan (c) Pedoman amal
usaha dan perjuangan Muhammadiyah, maka Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-
sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini:
1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
3. Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah.
6. Amar maruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran
Islam.
8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama
Islam serta membela kepentingannya.
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun
Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
10. Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.

BAB IV

PEMBAHASAN

Keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Maruf Nahi Munkar, beraqidah Islam
dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya
masyarakat islam yang sebenar-benarnya, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk
malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.

Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada
Rasul-Nya mulai dari nabi adam hingga nabi terakhir yaitu nabi Muhammad SAW, sebagai
hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan
hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.

Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:

a. Al-Quran: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;

b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Quran yang diberikan oleh Nabi
Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:


Aqidah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah islam yang murni, bersih dari gejala-gejala
kemusyrikan, bidah dan khufarat, tanpamengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran
islam

Akhlak

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada
ajaran-ajaran Al-Quran dan sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia

Ibadah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang di tuntunkan oleh rasulullah SAW tanpa
tambahan dan perubahan dari manusa.

Muammalah duniawi

Muhammadiyah bekerja untuk terlaksanakan muamalat duniawiyat (pengolahan dunia Dan


pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan
dalam bidang ini sebagai ibadah kepad Allah SWT.

Menurut sidang tanwir ponogoro tahun 1969, selain melahirkan khitah ponogoro yang
membahas soal politik, juga berhasil merumuskan matan keyakinan dan cita-cita hidup
muhammadiah (MKCHM) yang merupakan pandangan muhammadiah yang berdasarkan
epistemologi islam atau paham keagamaan menurut muhammadiaah, perumusan MKCHM
sesungguhnya merupakan mandad dari hasil muktamar ke-37 tahun 1968 yang memberikan
rekomendasi agar muhammadiah segera merumuskan konsep yang idiologis yang mampu
melahirkan matan keSyakinan dan cita-cita hidup muhammadiah dan khitah perjuangan.
Keputusan mukhtamar ke-37 yang menjadikan cikal bakal di rumuskannya matan keyakinan dan
cita-cita hidup muhammadiah yang berbunyi:

Setelah mempelajari perasaran tentang tajdid idiologi atau keyakinan hidup dan khitah
perjuangan muhammadiah yang di sampaikan oleh H.M.Djidar Tamimy, dan tangapan-tangapan
dari mutamirin terhadap perasaran tersebut.

Menyadari bahwa perlu adanya suatu perumusan penegasan tentang konsepsi yang sistematis
dan menyeluruh menurut ajaran-ajaran islam, yang dapat menjadi pegangan dan tuntunan bagi
umat islam umumnya dan keluarga muhammadiah khususnya, dan menyadari pula bahwa untuk
merumuskan konsepsi tersebut memerlukan penyelidikan dan pembahasan yang lebih mendalam.

Memutuskan

a. Menerima prasaran tersebut pada garis besarnya.


b. Mengamanatkan pada pimpinan pusat muhammadiyah untuk membentuk tim penyusunan
konsepsi tersebut, dengan mengikut sertakan ahli-ahli dalam berbagai bidang.

c. Menerima saran dan tanggapan-tanggapan yang akan menjadi bahan penyusunan konsepsi
termaksud
2.2 Sistematika dan pedoman untuk memahami rumusan MKCHM

Sistematika

Rumusan matan keyakinann dan cita-cita hidup muhammadiah terdiri dari 5 lima angka

5 (lima) angka tersebut dibagi menjadi 3(tiga) kelompok

0 Kelompok satu : mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, ialah angka 1
dan 2 yang berbunyi:

1. Muhammadiyah adalah gerakan yang berasas islam, bercita-cita dan bekerja untuk
terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi
manusia sebagai hamba dan khalifah allah di muka bumi.

2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa islam adalah agama allah yang diwahyu kepada para
rasulnya sejak nabi Adam, sampai nabi penutupyaitu nabi Muhammad saw. Sebagai hidayah dan
rahmat allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materi an
spiritual, duniawi dan ukhrawi

0 Kelompok kedua: mengandung persoalan mengenai faham agam menurut muhammadiyah


ialah angka 3 dan 4 yang berbunyi :

3. Muhammadiyah dalam mengammalkan islam berdasarkan

a. Al-Quran kitab allah yang di wahyukan kepada nabi Muhammad saw

b. Sunnah Rasul : penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajarn Al-Quran yang diberikan oleh
nabi Muhammad saw dengan menggunakan akal-pikiran sesuai dengan ajaran-ajaran islam.

4. Muhammadiyah bekerja untuk ajaran-ajaran islam meliputi Aqidah, Akhlak, Ibadah dan
Muamalat dunawiyat

0 Kelompok ketiga : mengandung personalia mengenai fungsi dan misi Muhammadiah dalam
masyarakat negara indonesia, ialah angka 5(lima) yang berbunyi.:

5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa indonesia yang telah karunia allah
berupa tanah air yang mempunyai smber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara
republik indonesia yang berfilsafat pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu
negara adil makmur dan di ridhai Allah SWT.(baldatun thayyibatul wa rabbun ghafur)

2.3 faham agama dalam muhammadiyah

1 Agama islam ialah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya mulai dari nabi
adam hingga nabi terakhir yaitu nabi Muhammad SAW,yang di utus dengan membawa syariat
agama yang sempurna untuk seluruh umat manusia sepanjang masa maka tetap berlaku sampai
sekarang dan untuk masa selanjutnya.

agama (yakni agama islam yang di bawa oleh nabi muhammad saw) ialah apa yang diturunkan
allah didalam al-quran dan yang tersebut didalam sunnah shahih berupa perintah-perintah dan
larangan-larangan serta petunju-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan di
akhirat.(PUTUSAN MAJLIS TARJIH)

2 Dasar agama: al-quran dan sunnah rasul

3 Al-Quran dan sunah rasul sebagai penjelasnya adalah pokok dasar hukum/ajaran islam
yang mengandung ajaran yang benar Akal-pikiran/Al-Rayu adalah alat untuk:

Mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam al-quran dan sunnah Rasul

Mengetahui maksud yang tercantum dalam al-quran dan sunnah rasul

4 Muhammadiyah berpendirian bahwa pintu ijtihat senantiasa terbuka

5 Muhammadiyah berpendirian bahwa dalam beragama hendaklah berdasarkan pengertian


yang benar dengann ijtihad dan ittiba

6 Muhammadiyah dalam menetapkan tuntunan yang berhubungan dengan masalah agama


baik bagi kehidupan perseorangan atau pun bagi kehidupan gerakan, adalah dengan dasar-dasar
seperti tersebut di atas, dilakukan dalam musyawarah oleh para ahlinya dengan cara yang sudah
lazim disebut tarjih ialah membanding-bandingkan pendapat dalam musyawarah dan
kemudian diambil mana keputusannya yang lebih kuat.

7 Dengan dasar dan cara memahami agama seperti tersebut di atas Muhammadiyah
berpendirian bahwa ajaran islam merupakan kesatuan ajaran yang tak mungkin di pisahkan
yang meliputi:

Aqidah

Akhlak

Ibadah

Muamalat

2.4 Fusi, VISI dan MISI muhammadiyah

Fungsi:
berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang bersumberkan islam yang murni seperti yang
tersebut di atas, muhammaiah menyadari kewajibanya, berjuang dan mengajak segenap golongan
dan lapisan bangsa indonesia, untuk mengatur dan membangun tanah air dan negara indonesia,
sehingga terbentuknya masyakat dan negara adil dan makmur, sejahtera bahagia, materil dan
spiritual yang di ridhai ALLAH SWT.

Mengingat perkembangan sejarah dan kenyataan bangsa indonesia sampai dewasa ini, semua
yang ingin dilaksanakan dan dicapai oleh Muhammadiyah dari pada keyakinan dan cita-cita
hidupnya, bukanah hal yang baru dan hakekatnya adalah sesuatu yang wajar.

Sedangkan pola perjuangan Muhammadiyah dalam melaksanakan dan mencapai keyakinan dan
cita-cita hidupnya dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, sebagai jalan satu-satunya,
lebih lanjut mengenai soal ini dapat diketahui dan difahami dalam khittah perjuangan
muhammadiyah.

Sedangkan visi dan misinya

visi dan misi muhammadiyah ialah

VISI :

terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-barnya

MISI:

1 Menegakan tauhid yang murni berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.

2 Menyebarka ajaran islam yang bersumberkan pada Al-Quran dan As-Sunnah.

3 Mewujudkan islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.


PENUTUP

A. Kesimpulan

Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia. Gerakan

Muhammadiyah yang dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah

satu mata rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam. maksud dan tujuan

Muhamadiyah, yaitu Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud

masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa Taala.

Anda mungkin juga menyukai