Anda di halaman 1dari 5

LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN 5R (5S) DI TEMPAT

KERJA
Ditulis : Hebbie Ilma Adzim | Pada : Senin, Desember 09, 2013
Advertisements :
Terdapat 5 (lima) langkah dalam penerapan 5R (5S) di tempat kerja yaitu : Ringkas, Rapi Resik,
Rawat dan Rajin. Masing-masing penjelasan penerapan 5R (5S) tersebut antara lain :

1. Ringkas
o Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
o Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.
o Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
o Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.
2. Rapi
o Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.
o Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaannya.
o Pengaturan (pengendalian) visual supaya peralatan/barang mudah ditemukan,
teratur dan selalu pada tempatnya.
3. Resik
o Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
o Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
o Meminimalisir sumber-sumber kotoran dan sampah.
o Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak.
4. Rawat
o Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.
5. Rajin
o Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat
kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan, dan dengan demikian 4
bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi, produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja dapat lebih mudah
dicapai.
RINGKAS
Prinsip RINGKAS adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari
tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan, serta bagaimana cara
menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti sangat berguna bagi sebuah perusahaan.
Langkah melakukan RINGKAS :
1. Cek-barang yang berada di area masing-masing.
2. Tetapkan kategori barang-barang yang digunakan dan yang tidak digunakan.
3. Beri label warna merah untuk barang yang tidak digunakan
4. Siapkan tempat untuk menyimpan / membuang /memusnahkan barang-barang yang tidak digunakan.
5. Pindahkan barangbarang yang berlabel merah ke tempat yang telah ditentukan.
RAPI
Prinsip RAPI adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal mengenai sebagaimana
cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan dengan mudah. Perusahaan tidak
boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana benda-benda harus diletakkan untuk mempercepat waktu untuk
memperoleh barang tersebut.
Langkah melakukan RAPI :
1. Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga mudah didapatkan saat dibutuhkan
2. Tempatkan barang-barang yang diperlukan ke tempat yang telah dirancang dan disediakan
3. Beri label / identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun pengembalian ke tempat semula.
RESIK
Prinsip RESIK adalah membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan dan barang-barang agar tidak
terdapat debu dan kotoran. Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan oleh setiap orang dari CEO hingga pada
tingkat office boy.
Langkah melakukan RESIK :
1. Penyediaan sarana kebersihan,
2. Pembersihan tempat kerja,
3. Peremajaan tempat kerja, dan
4. Pelestarian RESIK.
RAWAT
Prinsip RAWAT adalah mempertahankan hasil yang telash dicapai pada 3R sebelumnya dengan membakukannya
(standardisasi).
Langkah melakukan RAWAT :
1. Tetapkan standar kebersihan, penempatan, penataan
2. Komunikasikan ke setiap karyawan yang sedang bekerja di tempat kerja
RAJIN
Prinsip RAJIN adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah
dicapai. RAJIN di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja. Apa yang sduah baik harus
selalu dalam keadaan prima setiap saat. Prinsip RAJIN di tempat kerja adalah LAKUKAN APA YANG HARUS
DILAKUKAN DAN JANGAN MELAKUKAN APA YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN
Langkah melakukan RAJIN :
1. Target bersama,
2. Teladan atasan
3. Hubungan/komunikasi di lingkungan kerja
4. Kesempatan belajar

5R Budaya Kerja Jepang


5R dikenal sebagai salah satu budaya kerja dari negara Jepang yang sudah melegenda.
5R berasal dari 5 kata dalam bahasa Jepang, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,
dan Shitsuke. Kelima kata itu kemudian diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di
dunia untuk diadposi cara kerjanya dan digunakan sebagai salah satu budaya kerja
di banyak perusahaan besar di dunia. Dalam bahasa Indonesia, 5S itu diterjemahkan
sebagai 5R, Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Banyak perusahaan sudah
mengadopsi budaya kerja 5R ini. Secara tidak disadari, 5R akan membentuk suatu
budaya kerja yang sangat bermanfaat. Bahkan 5R mampu digunakan sabagai salah satu
tools untuk meningkatkan laba perusahaan. Bagaimanakah 5R tersebut dapat bekerja
sebagai salah satu tools peningkatan laba perusahaan? Mari kita lihat.

Seperti yang telah disebutkan diatas, 5R terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
dan Rajin. Kelima kata tersebut merupakan suatu rangkain urutan dalam membangun
budaya kerja.

Ringkas
Ringkas merupakan prinsip dasar 5R yang pertama. Prinsip kerja ini merupakan
prinsip kerja pemilahan barang. Sering kali kita jumpai suatu lingkungan kerja
dengan kondisi barang yang tidak tertata rapi dan terkesan semrawut. Dalam fase
pertama ini, kita harus memilah antara barang yang masih digunakan, dan yang tidak.
Antara barang yang reject dan yang siap pakai. Barang-barang tersebut harus
dipilah sesuai dengan tempatnya masing-masing agar suasana kerja menjadi lebih
ringkas. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam me-Ringkas adalah sebagai
berikut:

1. Frekuensi penggunaan barang (jarang, sering, selalu)


2. Fungsi kerja barang (rusak, perlu perbaikan, bagus)
Dengan melakukan fase yang pertama ini, kita akan mendapatkan keuntungan antara
lain:

1. Area kerja menjadi lebih luas, dan banyak space yang bisa dimanfaatkan. Apabila
kita menggunakan space sewa, kita dapat mengurangi biaya sewa tersebut
2. Mencegah dis-fungsional dari barang yang ada. Yang seharusnya sudah rusak, dapat
diketahui, dan tidak akan digunakan atau dikirim
3. Mengurangi jumlah penggunaan media penyimpanan dan material handling tools.
Misalnya barang yang tadinya letaknya berjauhan, karena sudah diringkas menjadi
lebih dekat dan mengurangi jarak tempuh. Hal ini akan menghemat biaya transport.
Demikian juga dengan penggunakan media storage seperti pallet. Pallet akan lebih
efisien digunakan setelah prinsip kerja Ringkas dilakukan.
Rapi
Rapi merupakan fase kedua dalam prinsip kerja 5R. Fase ini merupakan kelanjutan
dari fase yang pertama. Setelah barang-barang diringkas, selanjutnya barang
tersebut dirapikan sesuai dengan tempat penyimpanan dan juga standar
penyimpanannya. Proses me-Rapi-kan ini dapat dikerjakan sesuai dengan metode
penyimpanan yang dilakukan. Misal barang disimpan berdasarkan jenis materialnya,
maka barang-barang tersebut juga harus dirapikan sesuai dengan jenis materialnya.
Yang akan diperoleh jika prinsip yang kedua ini berjalan adalah:

1. Mempermudah pencarian barang karena barang-barang sudah terletak pada tempatnya


2. Mempermudah stock counting karena barang-barang sudah dirapikan sesuai dengan
standar penyimpanan
3. Kondisi kerja akan terlihat jauh lebih rapi dan sedap dipandang mata
Resik
Resik adalah R yang ketiga yang juga kelanjutan dari 2R sebelumnya. Sesuai dengan
namanya, Resik berarti membersihkan. Baik barang maupun lingkungan. Contoh keadaan
yang disebut sebagai Resik antara lain:

1. Tidak ada jaring laba-laba di ruangan kerja


2. Tidak ada coretan tidak perlu di pintu, hand pallet, atau rack
3. Forklift tidak berada dalam kondisi kotor, terutama akibat oli mesin atau debu
Dengan melakukan R yang ketiga ini, akan diperoleh beberapa keuntungan seperti:

1. Lingkungan kerja jauh lebih bersih


2. Meningkatkan mood untuk bekerja karena lingkungan lebih bersih
3. Kualitas barang akan lebih bagus karena tidak kotor, terutama untuk barang yang
sensitif terhadap kotoran seperti gear, seal, dan bracket
4. Meningkatkan image perusahaan di mata orang lain
Rawat
Rawat adalah prinsip ke-4 dalam 5R. Rawat dimaksudkan agar masing-masing individu
dapat menerapkan secara kontinu ketiga prinsip sebelumnya. Dalam fase ini
dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan 3R sebelumnya. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah membuat checklist terhadap pekerjaan yang harus dilakukan,
terkait dengan 3R sebelumnya. Pelaksanaan fase Rawat ini akan membuat lingkungan
selalu terjaga dalam kondisi 3R secara terus menerus.

Rajin
Prinsip yang terakhir adalah Rajin. Fase ini lebih mengarah kepada membangun
kesadaran masing-masing individu untuk secara konsisten menjalankan 4R sebelumnya.
Diharapkan secara disiplin, masing-masing individu dapat menjalankan prinsip kerja
tersebut meski tidak diawasi oleh atasannya. Beberapa hal yang menunjukkan bahwa
seseorang sudah berada di level teratas dalam 5R ini adalah:

1. Membuang sampah pada tempatnya


2. Tidak meludah disembarang tempat
3. Memungut sampah yang berceceran
4. Melaksanakan piket kebersihan tanpa dikomando
5. Merapikan barang tanpa harus ada perintah dari atasan
Secara umum, 5R akan memberikan dampak besar pada perusahaan seperti:

1. Peningkatan image perusahaan


2. Peningkatan sense of belonging karyawan
3. Efisiensi
4. Mengurangi waste
Bagaimanakah agar 5R dapat berjalan?

Pertanyaan mendasar yang selalu diajukan adalah seperti itu. Secara teori sangat
mudah menjalankan 5R, namun 5R ini adalah masalah budaya. Mengubah budaya kerja
tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen, ketelatenan, dan
semangat.
1. Segalanya harus dimulai dari atas. Untuk mendukung pelaksanaan 5R, pihak owner dan
top management harus giat untuk menggalakkan budaya ini. Tanpa dukungan dari yang
diatas, hal ini akan sulit dilakukan
2. Melakukan kampanye 5R dengan memasang slogan dan poster terkait 5R
3. Breakdown tiap bagian / tim dalam perusahaan untuk membuat pola kerja terkait 5R
4. Memantau pelaksanaan program kerja masing-masing bagian yang telah dibuat
5. Jika perlu, adakan kompetisi 5R antar bagian dalam perusahaan dengan sedikit
rangsangan berupa bonus atau hadiah
Sesuai dengan prinsipnya, 5R merupakan budaya kerja. Alangkah jauh lebih baik jika
suatu budaya itu muncul dari dalam diri masing-masing individu, tanpa ada paksaan
atau iming-iming hadiah.

Anda mungkin juga menyukai