Anda di halaman 1dari 31

MODUL AJAR 6

BUDAYA KERJA DAN ECO-GREEN (RAMAH LINGKUNGAN)


(36 JP @ 45 MENIT)

PENULIS
MAMAN SUDRAJAT

MATA PELAJARAN DASAR-DASAR MANAJEMEN PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS


PROGRAM KEAHLIAN DASAR-DASAR MANAJEMEN PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN
SMK AL IBROHIMIYAH
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN EVIDANCE ASESMEN
PEMBELAJARAN
2.2. Menjelaskan 2.2.1. Menjelaskan  jelaskan! apa yang
tentang budaya pengertian budaya dimaksud dengan
kerja kerja budaya kerja?
2.2.2. Menjelaskan  Jelaskan! apa tujuan
tujuan budaya dari budaya kerja?
kerja
2.2.3. Menjelaskan  Jelaskan! Apakah ciri
perusahaan perusahaan yang
dengan budaya memiliki budaya positif
positif
2.2.4. menjelaskan  Jelaskan! Mengapa
mengapa budaya budaya tempat kerja
tempat kerja yang yang positiff itu
positif penting penting?
2.3. Menjelaskan 2.3.1. menjelaskan  apa yang dimaksud
tentang eco-green pengertian eco- dengan eco-green?
(ramah green Jelaskan!
lingkungan) 2.3.2. menjelaskan  Berikan contoh actiitas
contoh activitas eco-green yang bisa
eco-green yang diterapkan di
bisa diterapkan di lingkungan kantor!
lingkungan kantor
2.3.3. menjelaskan  Apa manfaat
manfaat menerapkan gaya
menerapkan gaya hidup eco-green?
hidup eco-green Jelaskan!
2.3.4. menjelaskan  Bagaimana langkah
langkah sederhana untuk
sederhana untuk menjaga kelestarian
menjaga lingkungan? Jelaskan!
kelestarian
lingkungan
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN (18 JP @ 45 MENIT)
WAKTU
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
(MENIT)
PENDAHULUAN 1 x 45

1. Peserta didik menjawab salam yang disampaikan oleh guru 1


2. Salah satu peserta didik diminta untuk memimpin doa sebelum 1
belajar
3. Peserta didik menjawab sapaan guru tentang kondisi kesehatan 2
dan lain-lain yang ditanyakan guru (pengkondisian)
4. Peserta didik diminta untuk tetap menjaga protokol kesehatan 1
(pembiasaan hidup sehat)
5. Peserta didik merespon guru ketika dipanggil saat diabsen, 5
dengan cara mengacungkan tangan dan berkata hadir
6. Peserta didik diajak untuk menyanyikan salah satu lahu wajib 5
7. Peserta didik diminta untuk membaca bahan bacaan yang 10
disediakan selama beberapa menit (literasi membaca)
10
8. Beberapa peserta didik diminta untuk menceritakan bahan yang
dibacanya (pembiasaan mengkomunikasikan)
5
9. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan strategi pembelajaran yang
akan digunakan untuk mencapainya 5
10. Peserta didik menyimak bahan tayang yang menggambarkan
dua kondisi ruangan dan lingkungannya yang berbeda antara
kondisi yang positif dan kondisi yang negatif (bahan tayang
terlampir) (Appersepsi) 5
11. Peserta didik diminta untuk menanggapi tayangan tersebut

INTI 2 x 45
1. Peserta didik diberikan asesmen awal untuk mengetahui
gambaran awal pengetahuan mereka tentang tujuan yang akan 5
dicapai pada pembelajaran ini (bahan asesmen terlampir)
2. Peserta didik di ajak brainstorming tentang kondisi ruangan dan
lingkungannya yang bisa membuat betah belajar atau bekerja 30
(berani mengemukakan pendapat)
3. Peserta didik di ajak mengklarifikasi jawaban-jawaban yang
15
sama atau serupa
4. Peserta didik diajak bersama-sama menyimpulkan hasil
15
diskusinya
5. Peserta didik diberikan penguatan oleh guru tentang hasil
5
diskusinya
5
6. Peserta didik diberikan kesempatan menuliskan hasil diskusinya
15
7. Peserta diberikan asesmen proses (bahan asesmen terlampir)
WAKTU
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
(MENIT)
Inti (lanjutan) 4 x 45

8. Ketua kelas diminta untuk mengelompokkan peserta didik 5


menjadi 8 kelompok
9. Masing-masing kelompok dipersilahkan untuk memilih ketua 5
dan sekretarisnya masing-masing
10. Peserta didik dipersilahkan untuk melakukan diskusi kelompok 35
tentang aktivitas-aktivias atau kegiatan-kegiatan apa saja yang
dapat membuat kondisi ruangan dan lingkungannya sehingga
betah belajar atau bekerja. Untuk bahan bacaan bisa dicari dari
internet menggunakan HP (literasi digital)
45
11. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menyiapkan bahan
tayang menggunakan aplikasi Power Point
45
12. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk melakukan
presentasi, pada saat salah satu kelompok selesai presentasi,
kelompok lain memberi tanggapan/masukan/saran/pertanyaan 15
13. Guru memberikan penguatan dan membimbing membuat
kesimpulan hasil diskusi 10
14. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk memperbaiki hasil
diskusinya berdasarkan masukan pada saat presentasi dan
penguatan oleh guru 20
15. Peserta diberikan asesmen proses (bahan asesmen terlampir)
5 x 45
Inti (lanjutan)
45
16. Peserta didik secara berkelompok di ajak keliling ruangan
sekolah dan lingkungannya, serta diberi tugas untuk
menginventarisir permasalahan yang ada di sekolah yang
sekiranya memungkinkan warga sekolah tidak betah di sekolah 45
(problem solving)
17. Masing-masing berkelompok diberikan kesempatan untuk
menyusun laporan kegiatan, dan menuliskannya di kertas koran
18. Setiap kelompok berbagi tugas 1 orang sebagai penunggu galery
sisanya berkunjung ke galery yang lain secara beraturan
(metode galery work)
A

B -------------------- C 15
a. Kelompok A berkunjung ke kelompok B, kelompok B
berkunjung ke kelompok C, kelompok C berkunjung ke
WAKTU
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
(MENIT)
kelompok A 15
b. Kelompok A berkunjung ke kelompok C, kelompok B
berkunjung ke kelompok A, kelompok C berkunjung ke
kelompok A
c. Tugas penunggu galery adalah memberi penjelasan ketika
ada pengunjung yang bertanya, menuliskan di kertas koran
ketika ada yang memberikan masukan dan saran
d. Tugas pengunjung galery adalah menanyakan maksud dari
yang dituliskan di kertas koran dan memberikan masukan 45
saran untuk penyempurnaan
19. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresetasikan
hasil kelompoknya masing-masing beserta masukannnya dari 15
kelompok lain 15
20. Guru memberikan penguatan
21. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk memperbaiki hasil 30
diskusinya dan masukan dari guru
22. Peserta didik diberikan asesmen proses (bahan asesmen
terlampir) 5 x 45

Inti (lanjutan) 45

23. Secara berkelompok peserta didik diminta untuk mencari solusi


dari permasalahan yang telah diinventarisir tersebut di atas 45
(berfikir kritis/critical thingking)
24. Setiap kelompok diminta untuk menyiapkan bahan presentasi
dengan menggunakan aplikasi power poin (teknologi)
25. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk melakukan
15
presentasi, pada saat salah satu kelompok selesai presentasi,
kelompok lain memberi tanggapan/masukan/saran/pertanyaan
15
26. Guru memberikan penguatan dan membimbing membuat
kesimpulan hasil diskusi
27. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk memperbaiki hasil 30
diskusinya berdasarkan masukan pada saat presentasi dan
penguatan oleh guru 15
28. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk merview semua
yang telah dipelajari secara kelompok 60
29. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya
30. Peserta diberikan asesmen akhir (bahan asesmen terlampir)
PENUTUP 1 x 45

1. peserta didik dan guru melakukan refleksi tentang pembelajaran 30


WAKTU
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
(MENIT)
pada pertemuan ini.
2. peserta didik diberi penjelasan tindak lanjut kegiatan yang akan 5
datang
3. seluruh peserta didik diajak untuk menyanyikan salah satu lagu 5
wajib
4. salah seorang peserta didik diminta untuk memimpin doa 5

C. ASESMEN

2.2. Menjelaskan tentang budaya kerja

SOAL DAN SKOR PENILAIAN

BOBOT SKOR
SOAL KRITERIA PENILAIAN SKOR
(%) TOTAL
1. apa yang dimaksud 1. bila penjelasan 100
dengan budaya sempurna
kerja? 2. bila penjelasan agak 75
sempurna
10 50
3. bila penjelasan kurang
sempurna
4. bila penjelasan tidak 25
sempurna
2. apa tujuan dari 1. bila penjelasan 100
budaya kerja? sempurna
2. bila penjelasan agak 75
sempurna
10 50
3. bila penjelasan kurang
sempurna
4. bila penjelasan tidak 25
sempurna
3. Apakah ciri 40 1. Bila bisa menjelaskan 5 100
perusahaan yang budaya kerja positif
memiliki budaya 2. Bila bisa menjelaskan 4 80
kerja positif? budaya kerja positif
3. Bila bisa menjelaskan 3 60
budaya kerja positif
4. Bila bisa menjelaskan 2 40
budaya kerja positif
5. Bila bisa menjelaskan 1 20
BOBOT SKOR
SOAL KRITERIA PENILAIAN SKOR
(%) TOTAL
budaya kerja positif
4. Mengapa budaya 1. Bila bisa menjelaskan 3 100
tempat kerja yang alasan
positiff itu penting? 2. Bila bisa menjawab 2 65
40
alasan
3. Bila bisa menjwab 1 35
alasan
SKOR AKHIR

KUNCI JAWABAN

1. apa yang dimaksud dengan budaya kerja?


JAWABAN :
Budaya kerja adalah value atau nilai, karakteristik, dan atribut yang dimiliki
oleh suatu perusahaan atau badan dan diamalkan oleh setiap anggotanya.

2. apa tujuan dari budaya kerja?


JAWABAN :
Tujuan dari budaya kerja yakni mengubah sikap dan perilaku sumber daya
manusia agar dapat meningkatkan kinerja untuk menghadapi tantangan di
masa datang.

3. Apakah ciri perusahaan yang memiliki budaya kerja positif?


JAWABAN :
a. Lingkungan kerja yang produktif
Ketika lingkungan kerja kondusif, karyawan akan menjadi produktif. Oleh
karena itu, lingkungan kerja yang produktif harus dibangun. Salah satu
caranya adalah melalui dekorasi ruangan atau menyediakan ruang
rekreasi bagi karyawan untuk rehat sejenak. Selain itu, budaya kantor
yang terlalu intimidatif juga bisa membuat karyawan merasa kurang
nyaman dan bisa mempengaruhi produktivitas mereka.
b. Komunikasi yang jujur dan terbuka
Ini sebenarnya masih ada kaitannya dengan poin sebelumnya karena bisa
membuat lingkungan kerja menjadi tidak produktif apabila komunikasi
antar karyawan tidak terjalin dengan baik. Apalagi jika ada politik kantor
yang pelik, ini bisa menimbulkan suasan kerja yang tidak kondusif. Oleh
karena itu, perusahaan harus bisa menciptakan komunikasi yang jujur dan
terbuka sebisa mungkin agar menciptakan lingkungan kerja yang positif
dan produktif.
c. Suasana seru agar karyawan merasa rileks
‘iklim’ kantor yang terlalu ‘seram’ atau ‘intimidatif’ tentu membuat
karyawan tertentu merasa kurang nyaman. Terlebih pada karyawan yang
lebih muda dengan karakter mereka yang aktif dan fun. Tidak ada
salahnya untuk sesekali tertawa bersama dan menikmati candaan di
tengah-tengah penatnya bekerja.
d. Selalu ada penghargaan dan motivasi kepada tim
Semua individu dalam perusahaan tentu berusaha semaksimal mungkin
untuk mencapai target, rasanya tidak berlebihan jika sesekali
memberikan penghargaan agar memotivasi mereka. Misalnya saja
dengan memberikan bonus, promosi, sertifikat, atau hadiah lainnya untuk
menghargai kerja keras dan waktu mereka. Hal ini akan membuat
karyawan merasa dihargai dan membuat mereka lebih ‘memiliki’
perusahaan dan pekerjaannya. Budaya perusahaan yang menyenangkan
dan memberikan kesempatan bagi para pegawai untuk mengekspresikan
kesukaan atau rasa kekeluargaan mereka, tentu membuat rasa
kepemilikan karyawan pada perusahaan lebih besar dibanding kultur
yang kaku. Apakah perusahaan kamu telah menerapkan budaya kerja
yang positif ?

4. Mengapa budaya tempat kerja yang positiff itu penting?


JAWABAN :
a. Niat Baik, Kerja Baik.
Niat baik atau goodwill pegawai dalam istilah akuntansi didefinisikan
sebagai aset tidak berwujud yang tidak dapat dinilai dalam bentuk
moneter. Pegawai menghabiskan sekitar 80% dari waktu mereka di
tempat kerja, menyelesaikan proyek, berinteraksi dengan kolega, dan
berurusan dengan pelanggan.
Oleh karena itu, pentingnya memiliki budaya kerja yang sehat tidak dapat
dianggap remeh. Tempat kerja yang ‘beracun’ atau tidak sehat hanya
akan menghasilkan pekerja yang tidak puas dan tidak bahagia yang pada
akhirnya akan merugikan perusahaan.
Potensi kerusakan yang dapat disebabkan oleh seorang pegawai yang
tidak puas sangatlah signifikan, seperti yang dilaporkan oleh Forbes.
Pegawai yang tidak puas akan menghasilkan kinerja yang buruk,
menjelek-jelekkan perusahaan kepada pelanggan atau bahkan terlibat
dalam pencurian dan perusakan properti perusahaan.
Staf HR dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang sehat
dengan menerapkan kebijakan yang tanpa toleransi (zero-tolerance
policy) akan segala kasus pelecehan dan bullying di tempat kerja. Untuk
jangka panjang, hal ini akan menumbuhkan budaya kerja positif yang
akan terbukti bermanfaat bagi perusahaan karena pegawai yang puas
akan menghasilkan pekerjaan dengan kualitas lebih baik dan dapat
bertindak sebagai duta besar untuk perusahaan mereka.
b. Retensi Pegawai
Mempertahankan pegawai yang berkualitas dan mengurus pergantian
pegawai adalah salah satu tanggung jawab paling penting seorang staf
HR. Pegawai meninggalkan perusahaan mereka karena berbagai alasan,
mulai dari masalah gaji hingga alasan yang lebih subyektif seperti
kepuasan bekerja atau bahkan konflik di tempat kerja.
Umumnya, sebagian besar perusahaan seringkali meremehkan
pentingnya memiliki budaya kerja yang positif dan lebih mendasarkan
proses perekrutan mereka pada kompetensi daripada kecocokan antara
perusahaan dan pegawai. Seringkali, ini mengakibatkan para pegawai
mengundurkan diri dari jabatan karena adanya bentrok kepribadian serta
ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan umum dengan budaya kerja
perusahaan tersebut. Skenario di bawah ini menggambarkan mengapa
budaya kerja yang baik berperan penting dalam retensi pegawai.
Pegawai A dipekerjakan sebagai akuntan untuk Perusahaan B yang
merupakan perusahaan impor / ekspor. Setelah beberapa bulan di
perusahaan tersebut, pegawai A mulai merasa tidak puas dan
memutuskan untuk mencari pekerjaan baru.
Hal ini disebabkan oleh budaya kerja ‘beracun’ di Perusahaan B, di mana
para anggota manajemen senior sama sekali tidak menghargai waktu
pegawai mereka dan memilih untuk “mendisiplinkan” pegawai dengan
makian dan mengancam akan memberhentikan mereka.
Ilustrasi diatas menggambarkan mengapa budaya kerja yang beracun
akan mempersulit retensi pegawai. Seperti dilaporkan oleh Forbes,
sebuah perusahaan dengan budaya kerja yang ‘beracun’ atau negatif,
seringkali menghasilkan pegawai yang tidak puas dan tidak bahagia, yang
dalam jangka panjang akan berujung pada tingkat pergantian staf yang
tinggi.
Staf HR memainkan peranan penting dalam memastikan bahwa
perusahaan mereka mempraktikkan budaya kerja yang sehat dan
bahagia. Skenario di atas seharusnya dapat dihindari seandainya staf HR
melakukan intervensi dan memperbaiki perilaku manajer yang terlibat
serta memantau keluhan yang diajukan oleh para pegawai. Perilaku
beracun atau negatif hanya dapat diatasi melalui tindakan korektif yang
berkelanjutan dan tindak lanjut yang konsisten dengan semua pihak yang
terlibat.
c. Membangun Reputasi Perusahaan
Reputasi sebuah perusahaan bergantung pada beberapa faktor seperti
manfaat yang ditawarkan, prospek karier, dan tentu saja budaya
perusahaan. Dalam era dimana perusahaan seperti JobStreet.com
memungkinkan para pegawai untuk mengulas perusahaan mereka secara
anonim, reputasi perusahaan memainkan peranan penting dalam
menarik para kandidat berkualitas tinggi karena pegawai bebas menilai
perusahaan tempat mereka bekerja.
Google dikenal di seluruh dunia sebagai sebuah pelopor perkembangan
dan merupakan inovator kelas dunia. Seiring dengan hal ini, Google
memiliki reputasi untuk memastikan bahwa pegawai mereka bahagia dan
puas.
Google merupakan pendukung budaya kerja sehat dan bahagia, dan
investasi yang mereka tuangkan dalam aspek ini membuahkan hasil yang
memuaskan. Survei yang dilakukan oleh Kissmetrics, menunjukkan bahwa
Google menarik lebih dari 2,5 juta pelamar setiap tahunnya, yang setara
dengan sekitar 6.849 lamaran kerja per hari. Dari angka-angka tersebut
kita dapat melihat mengapa Google memiliki pilihan kandidat berkualitas
dari seluruh dunia.
Fakta diatas adalah indikator kuat mengapa memiliki budaya kerja yang
baik sangatlah penting bagi perusahaan untuk mampu menarik dan
mempertahankan kandidat unggulan, karena pegawai perlu merasa
diperhatikan dan dihargai.
Sebuah perusahaan dengan budaya kerja yang sehat juga mampu
menanamkan rasa bangga dan memiliki (sense of belonging) dalam diri
para pegawainya, yang akan mendorong mereka untuk
merekomendasikan perusahaan tersebut kepada teman dan keluarga
atau bahkan pelanggan potensial.
Staf HR harus memiliki pandangan bahwa memiliki budaya kerja yang
baik merupakan sebuah investasi yang akan memperbaiki tingkat
pergantian pegawai serta meningkatkan laba perusahaan. Budaya kerja
yang baik hanya dapat dicapai melalui latihan atau praktik berkelanjutan.
Staf dan manajer HR perlu bekerja sama dengan para pegawai untuk
memastikan bahwa budaya kerja yang baik dipertahankan dan semua
perilaku negatif dihilangkan.

2.3. Menjelaskan tentang eco-green (ramah lingkungan)

SOAL DAN SKOR PENILAIAN

BOBOT SKOR
SOAL KRITERIA PENILAIAN SKOR
(%) TOTAL
1. apa yang dimaksud 1. bila penjelasan 100
dengan eco-green? sempurna
Jelaskan! 2. bila penjelasan agak 75
sempurna
10 50
3. bila penjelasan kurang
sempurna
4. bila penjelasan tidak
sempurna 25
2. Berikan contoh 1. Bila bisa menjelaskan 5 100
activitas eco-green aktivitas
yang bisa diterapkan 2. Bila bisa menjelaskan 4 80
di lingkungan aktivitas
kantor! 3. Bila bisa menjelaskan 3 60
10
aktivitas
4. Bila bisa menjelaskan 2 40
aktivitas
5. Bila bisa menjelaskan 1 20
aktivitas
3. Apa manfaat 40 1. Bila bisa menjelaskan 4 100
menerapkan gaya manfaat
hidup eco-green? 2. Bila bisa menjelaskan 3 75
Jelaskan! manfaat
3. Bila bisa menjelaskan 2
manfaat 50
BOBOT SKOR
SOAL KRITERIA PENILAIAN SKOR
(%) TOTAL
4. Bila bisa menjelaskan 1
manfaat 25

4. Bagaimana langkah 1. Bila bisa menjelaskan 5 100


sederhana untuk langkah
menjaga kelestarian 2. Bila bisa menjelaskan 4 80
lingkungan? langkah
Jelaskan! 3. Bila bisa menjelaskan 3 60
40
langkah
4. Bila bisa menjelaskan 2 40
langkah
5. Bila bisa menjelaskan 1 20
langkah
SKOR AKHIR

KUNCI JAWABAN

1. apa yang dimaksud dengan eco-green? Jelaskan!


JAWABAN :
eco green adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita citakan
perancangan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan material yang ramah
lingkungan serta penggunaan energi dari sumber daya yang efektif dan
efisien.

2. Berikan contoh activitas eco-green yang bisa diterapkan di lingkungan kantor!


JAWABAN :
a. Mengurangi Penggunaan Kertas
Hal pertama yang dapat dilakukan adalah membatasi pemakaian kertas
untuk keperluan pekerjaan. Gunakan kertas untuk kondisi-kondisi
tertentu saja, seperti surat kontrak kerja yang tentu membutuhkan tanda
tangan dan juga materai. Kabar baiknya, di zaman sekarang ini sudah ada
teknologi cloud yang digunakan sebagai media penyimpanan data,
bahkan bisa dalam jumlah yang sangat besar. Sehingga tidak ada alasan
lagi bagi Anda untuk menggunakan kertas, kecuali dalam situasi genting
dan penting.
b. Cabut Kabel Listrik Saat Tidak Digunakan
Aktivitas menghemat energi ini terbilang cukup sederhana. Setelah Anda
selesai bekerja, jangan hanya mematikan perangkat komputer atau
laptop Anda. Alangkah lebih baiknya, Anda mencabut juga adapter dari
stop kontak untuk memutus aliran listrik.
c. Membeli Sesuatu Dalam Jumlah Besar
Usahakan untuk membeli kebutuhan kantor dalam jumlah besar
sekaligus. Selain bisa mendapatkan harga yang lebih terjangkau, sampah
yang dihasilkan juga menjadi lebih sedikit.
Kebutuhan kantor yang dimaksud seperti kopi, gula, teh, dan sebagainya
yang mampu menghasilkan banyak sampah plastik yang akhirnya
menumpuk dan tidak dapat terurai.
d. Menggunakan Peralatan Makan dan Minum
Gunakan peralatan makan dan minum sendiri, atau yang biasanya
disediakan di pantry kantor. Cara ini tentu bisa mengurangi
limbah/sampah plastik yang dihasilkan dari bungkus makan siang atau
cemilan yang Anda beli di luar.
Mudahnya, Anda harus mulai membiasakan diri untuk membawa bekal
ke kantor. Selain hemat, Anda juga bisa mengurangi potensi penggunaan
wadah plastik (seperti sterofoam) dan sendok plastik yang tidak ramah
lingkungan.
e. Memisahkan Sampah Organik dan Anorganik
Buang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan. Akan lebih
bagus lagi, Anda memisahkan sampah-sampah yang Anda buang itu
sesuai kategorinya agar mudah dalam pembuangannya nanti.
3. Apa manfaat menerapkan gaya hidup eco-green? Jelaskan!
JAWABAN :
a. Polusi semakin menurun
Gaya hidup eco green dapat membantu mengurangi sampah dan polusi
udara di sekitar kita. Misalnya, dengan mulai mencoba menggunakan
transportasi umum dan sepeda saat berpergian. Langkah kecil ini akan
membantu meminimalisir menipisnya lapisan ozon di bumi dan
meningkatkan kualitas udara yang lebih bersih dan sehat. Kemudian, bila
kamu mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, seperti sendok, piring,
atau gelas, maka kamu juga sudah menyelamatkan bumi. Soalnya,
penggunaan barang tersebut akan membuat timbunan sampah plastik
dan berujung akan sulit terurai. Alhasil, lingkungan juga akan tercemari
dan tidak nyaman dihuni.
b. Hidup jadi lebih sehat
Mengadopsi gaya hidup eco green juga berdampak baik pada kesehatan,
loh. Misalnya, kebiasaan menggunakan transportasi umum, yang bisa
membuat kita jadi terbiasa jalan kaki. Tentu, langkah kecil ini tidak hanya
mengurangi polusi akibat penggunaan kendaraan, tetapi juga bisa
meningkatkan kesehatan kita.
Jika polusi berkurang, tentu kita tidak hanya terhindar dari ancaman
penyakit, tetapi juga bisa membantu merawat kulit menjadi lebih
glowing.
c. Lebih hemat
Selain baik untuk kesehatan tubuh, gaya hidup eco green juga bisa
membuat kita hidup lebih hemat. Pasalnya, gaya hidup ini akan membuat
kamu berpikir dua kali saat membeli barang, yang mungkin belum tentu
kamu perlukan. Kebiasaan hidup ramah lingkungan juga bisa membuat
kamu mengurangi pemakaian air dan listrik yang berlebihan.
d. Melatih kreativitas
Selain lebi hemat, kamu pun juga bisa membuat barang-barang yang
tidak terpakai menjadi lebih bernilai dengan sedikit sentuhan kreativitas.
Kebiasaan ini mengajarkan kita untuk mendaur ulang (recycle) dan
menggunakan kembali (reuse) barang-barang yang akan dibuang.
Misalnya, sampah sisa makanan, yang bisa kita jadikan sebagai kompos
untuk kesuburan tanaman di rumah. Tidak hanya itu, dengan semua
kebiasaan ini kamu juga bisa menghasilkan uang dari produk recycle yang
telah kamu kumpulkan.

4. Bagaimana langkah sederhana untuk menjaga kelestarian lingkungan?


Jelaskan!
JAWABAN :
a. Menghindari Botol Plastik
Daripada menggunakan botol plastik untuk wadah minuman, lebih baik
teman-teman menggunakan botol yang terbuat dari gelas atau stainless
steel. Karena, botol plastik yang rusak dapat mencemari lingkungan jika
tidak diolah dengan baik. Selain itu, hindarilah minuman kemasan yang
terbuat dari plastik agar tidak menambah sampah plastik yang
menumpuk.
b. Menggunakan Lap untuk Membersihkan Rumah
Ketika membersihkan perabotan yang ada di rumah, pastikan teman-
teman menggunakan lap yang bisa digunakan kembali. Jadi, hindarilah
menggunakan tisu, tisu basah, atau tisu handuk untuk membersihkan
perabotan. Cara ini juga membuat kita menghemat pengeluaran, karena
lap bisa dicuci dan digunakan berulang kali.
c. Menggunakan Detergen Sendiri
Limbah rumah tangga seperti air sabun juga bisa merusak kelestarian
alam dan mencemari tanah serta perairan. Jadi mulai sekarang teman-
teman bisa menggunakan sabun organik yang ramah lingkungan. Selain
itu, kita juga bisa menggunakan bahan-bahan yang ada di dapur, seperti,
soda kue, cuka putih, garam, dan lemon untuk membersihkan pakaian.
d. Menggunakan Kembali Sikat Gigi Bekas
Sikat gigi bekas jangan langsung teman-teman buang. Kita bisa
menggunakan sikat gigi bekas untuk membersihkan area di sekitar
rumah.
Sikat gigi bekas bisa digunakan membersihkan sudut yang sulit dijangkau,
membersihkan sepatu, membersihkan nat kamar mandi, atau
membersihkan karpet.
e. Menggunakan Loofah
Loofah adalah sejenis labu atau oyong yang dikeringkan dan digunakan
sebagai pengganti shower puff. Jika teman-teman ingin melakukan Go-
Green, maka langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan
mengganti shower puff dengan loofah. Hal ini karena shower puff yang
terbuat dari plastik, sulit dihancurkan jika tidak kita gunakan lagi.
Sedangkan, kita harus rutin mengganti shower puff agar tidak berjamur
dan menularkan penyakit. Jadi, lebih baik pilihlah loofah untuk
menggosok badan saat mandi.

D. LEMBAR INFORMASI

1. Budaya Kerja

a. Pengertian budaya kerja

Banyak ahli, baik yang berasal dari akademisi, maupun praktisi


memberikan definisi tentang budaya kerja. Di antaranya adalah:
1) Sulakso (2002) mengemukakan bahwa budaya kerja merupakan
the way we are doing here atau sikap dan perilaku pegawai untuk
melaksanakan tugas. Maka dari itu, setiap proses atau fungsi kerja
harus memiliki perbedaan dalam bekerja yang mengakibatkan
munculnya keberagaman nilai-nilai yang sesuai untuk diambil,
dalam rangka kerja organisasi.
2) Triguno (2003) mengemukakan, bahwa budaya kerja merupakan
suatu falsafah yang berlandaskan pandangan hidup sebagai nilai-
nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong,
membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau
organisasi, kemudian cerminan tersebut muncul dari sikap
menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat serta tindakan
yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
3) Biech mengemukakan bahwa budaya kerja merupakan semua hal
yang memiliki arti proses panjang yang terus menerus
disempurnakan dengan tuntutan dan kemampuan SDM,
kemampuan SDM itu sendiri harus sesuai dengan prinsip
pedoman yang diakui.
4) Mangkunegara (2005) mengemukakan, bahwa budaya kerja
merupakan perangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai, dan
norma yang dikembangkan dalam suatu organisasi yang dapat
dijadikan sebagai landasan tingkah laku anggota, untuk mengatasi
masalah adaptasi eksternal maupun integrasi internal.

Dari beberapa pengertian mengenai budaya kerja di atas, kita dapat


menarik benang merah, bahwa budaya kerja, dapat diartikan sebagai
hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang dikembangkan dalam suatu
organisasi, guna menyelaraskan sikap, perilaku, dan aktivitas yang
berlangsung dalam suatu organisasi (lingkungan kerja), agar terjadi
suasana yang mengakar (positif) dalam lingkungan kerja tersebut.

b. Ruang Lingkup Budaya Kerja


Sesuai dengan definisi budaya kerja di atas, berarti budaya kerja
memiliki ruang lingkup terjadinya budaya kerja itu sendiri. Sudah
dapat ditebak pula, bahwa budaya kerja akan terjadi di suatu lingkup
yang disebut dengan tempat kerja. Sebelum era digitalisasi hadir,
banyak orang beranggapan bahwa sesuatu yang disebut sebagai
tempat kerja, selalu berupa bangunan permanen, dengan meja kursi,
dengan banyak orang melakukan aktivitas bekerja sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang tenaga kerja. Ruang
lingkup ini disebut dengan ruang lingkup perusahaan konvensional.

Seiring perkembangan industri, guna merespon revolusi industri 4.0,


di era digitalisasi ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan
yang tidak menggunakan banyak tenaga kerja, tenaga kerjanya dapat
bekerja di mana saja, teknologi digunakan sebagai pendukung utama
aktivitas usahanya. Perusahaan seperti ini dikenal dengan sebutan
startup. Seperti apa ruang lingkup budaya kerja yang terjadi pada
kedua jenis perusahaan ini? Mari kita simak bersama.

1) Budaya kerja di perusahaan konvensional

Karena perusahaan konvensional merupakan perusahaan yang


yang berfokus pada penampilan fisik, dan struktur
pengorganisasian perusahaan. Maka budaya kerja yang dibangun
pada perusahaan konvensional, setiap sumber daya manusia
(SDM) yang bekerja dalam perusahaan tersebut akan melaporkan
pertanggungjawaban hasil kerjanya, pada SDM yang memiliki
jabatan atau kedudukan yang lebih tinggi daripadanya.

Sehingga kemapanan instruksinya lebih jelas. Perusahaan


konvensional diisi oleh sumber daya manusia dengan komposisi
30 % merupakan generasi baby boomer, 25% berasal dari Gen X,
dan sisanya berasal dari generasi milenial. Perusahaan
konvensional memiliki aturan kerja baku, seperti pemberlakuan
jam kerja bagi sumber daya manusianya, cara berpakaian, sistem
penggajian dengan aturan yang pasti, rutin dan teratur.
2) Budaya kerja di perusahaan rintisan atau startup

Perusahaan rintisan atau startup merupakan suatu usaha yang


memanfaatkan teknologi digital dalam mencari peluang untuk
merespon pasar yang tepat guna. Perusahaan startup tidak
memerlukan sumber daya manusia yang terlalu banyak, namun
dapat menghidupi sumber daya manusia yang banyak.

Hirarki hubungan antara pimpinan dan staf sangat fleksibel, jadi


siapapun dapat melakukan diskusi bersama, saling bertukar ide
setiap saat jika diperlukan, dan iklim kolaboratif sangat kuat
menjadi ciri.

c. Tujuan menghidupkan budaya kerja

Dalam suatu lingkungan tempat kerja, akan selalu melibatkan tenaga


kerja. Besar kecilnya, tergantung dari jenis layanan kerja yang
dilakukan oleh suatu perusahaan. Dapat berupa layanan jasa,
perusahaan yang memproduksi suatu barang, atau suatu layanan jual
beli suatu barang. Menghidupkan budaya kerja di lingkungan kerja
memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah.
1) Memberikan pembeda yang jelas antara satu lingkungan kerja
dengan lingkungan kerja yang lain untuk memunculkan ciri khas
atau karakteristik suatu lingkungan kerja.
2) Sebagai bentuk dukungan untuk menyatukan komitmen, agar
sesuai dengan visi dan misi suatu lingkungan kerja, bukan
berdasar kepentingan pribadi atau individu.
3) Agar terjadi keselarasan dalam melaksanakan tugas dan
kewenangan dalam suatu lingkungan kerja.
4) Untuk merekatkan hubungan profesional antara sumber daya
manusia yang satu dengan yang lain.
d. Jenis-jenis budaya kerja

Setiap lingkungan kerja, memiliki budaya kerja masing-masing sesuai


dengan ciri khas atau karakteristik yang sesuai dengan lingkungan
kerja tertentu. Unggul atau tidaknya budaya kerja yang terbangun
dalam suatu lingkungan kerja, merupakan hal yang relatif, karena
lingkungan kerja yang satu dengan yang lain tidak dapat dibandingkan
keunggulannya. Berikut ada beberapa kerangka yang dapat
diterapkan dalam suatu lingkungan kerja tertentu.

1) Budaya hierarki

Budaya hierarki atau sering dikenal dengan hierarchy culture


merupakan budaya yang dibangun berdasar struktur
pengorganisasian suatu lingkungan kerja (perusahaan) yang
memiliki sifat kontrol secara vertikal, dari atas ke bawah
(pimpinan kepada staf).

Koordinasi yang dilakukan bersifat instruktif dilakukan oleh


atasan. Lingkungan kerja ini menggunakan prosedur kelembagaan
yang bersifat formal dan cenderung kaku. Budaya hierarki lekat
diterapkan di lingkungan militer.

2) Budaya pasar
Budaya pasar atau market culture dibangun berdasarkan dinamika
kompetisi serta kecenderungan yang muncul saat ini. Fokus
budaya pasar berorientasi pada posisi teratas dalam penjualan,
dengan pemimpin perusahaan yang tangguh dan selalu
mengharapkan hasil yang baik. Capaian yang diinginkan
perusahaan ini adalah pangsa pasar, jumlah produk yang terjual
dan keuntungan yang tinggi, sehingga dapat menjadi perusahaan
yang nomor satu dalam bidangnya. Budaya pasar sangat pas
diterapkan oleh perusahaan berskala multinasional yang memiliki
ribuan sumber daya manusia yang tersebar di berbagai negara
maupun benua.

3) Budaya adhokrasi

Budaya adhokrasi sangat cocok untuk merespon revolusi industri


4.0. Perusahaan jenis ini akan terus berinovasi dan akan saling
berkompetisi untuk membuat perbaikan struktur hidup manusia
di masa mendatang. Budaya adhokrasi mengedepankan semangat
kolaborasi antara sumber daya manusia yang terlibat, dari atasan
hingga staf.

Perusahaan jenis ini akan mendorong sumber daya manusianya


untuk selalu berpikir kreatif dengan menghadirkan ide-ide segar
untuk mewujudkan inovasi baru bagi perusahaan. Budaya seperti
ini banyak terjadi pada perusahaan startup hingga perusahaan
selevel unicorn.

4) Budaya kekerabatan

Budaya kekerabatan sering disebut sebagai clan culture, sangat


menjunjung tinggi budaya kolaborasi. Masing-masing sumber
daya manusia memiliki posisi yang sama dan menumbuhkan
semangat menjadi bagian dari suatu keluarga besar yang dinamis,
aktif, dan satu dengan yang lain saling memiliki keterkaitan.
Pengorgansasian yang berjalan bersifat terikat oleh komitmen dan
tradisi, pimpinan juga sebagai mentor. Nilai keutamaan yang
dihidupi adalah kerjasama dalam tim, komunikasi, dan konsensus.
Budaya kekerabatan ini cocok diterapkan pada lingkungan kerja
yang memiliki sumber daya manusia dengan jumlah tidak lebih
dari lima puluh orang.
“Pada dasarnya, bekerja di mana pun atau dalam bidang apa pun,
kamu sedang membangun diri kamu sendiri. Kamu sedang berjalan ke
arah versi terbaik dari diri kamu yang sedang kamu rancang dan
siapkan.”

“Beranikan diri untuk nyebur dulu. Kalau masih baru lulus dan belum
punya banyak skill, jangan terlalu pilih-pilih. Peluang yang muncul di
depan mata, ambil dan jadikan sebagai tempat kamu belajar dan
bertumbuh.”

“Jika mau bekerja, jadilah pekerja yang baik. Berkontribusilah


terhadap perusahaan karena ini adalah kerja sama kedua belah pihak.
Kamu diuntungkan karena memiliki pekerjaan, penghasilan, dan
wadah untuk mengembangkan diri, sementara perusahaan pun
diuntungkan karena mendapat bantuan untuk mengembangkan
perusahaan.”

“Jika kamu merasa tidak bisa berkembang, padahal di sisi lain kamu
merasa punya potensi untuk berkembang menjadi lebih baik, wajar
kalau kamu mencari tempat baru.”
“Jadikan tempat magang sebagai wadah untuk kamu belajar lebih
banyak lagi, mengasah skill menjadi lebih baik dan lebih ahli lagi. Ini
memang proses yang harus dilalui fresh graduate.”

“Selalu cari tantangan untuk diri kamu sendiri di tempat kerja. Kalau
tidak ada tantangan lagi yang bisa kamu temukan, mulai persiapara
jadi kancil loncat, cari perusahaan baru yang bisa memberi kam
tantangan supaya terus berkembang.”

“Langkah awal ketika masuk ke dunia kerja, jangan langsung


berorientasi pada uang. Akan tetapi, mulailah berburu sebanyak
mungkin skill, kemampuan, pengetahuan, keahlian, dan pengalaman.”
e. Cara membangun budaya kerja yang positif

Budaya kerja dibangun dan dihidupi oleh suatu lingkungan kerja, agar
lingkungan kerja tersebut memiliki tatanan yang jelas, rapi, teratur
dan terstruktur. Seluruh pembiasaan yang di repetisi diharapkan
dapat memperoleh capaian yang baik bagi suatu lingkungan kerja,
menurut perspektif yang terbentuk dalam lingkungan kerja tersebut.
Cara membangun budaya kerja yang positif ini dalam perusahaan
adalah sebagai berikut :

1) Menentukan nilai perusahaan sedini mungkin

Ketika membangun sebuah perusahaan, seorang pengusaha harus


dapat menentukan nilai dasar yang akan dibawa oleh suatu
perusahaan. Hal ini penting dilakukan oleh perusahaan, agar
perusahaan dan sumber daya manusia yang ada didalamnya
memiliki arah dan tujuan sesuai dengan apa yang ingin dicapai
bersama. Beberapa nilai yang dapat memberikan kontribusi pada
perusahaan agar budaya kerjanya tumbuh dengan baik adalah
nilai keberagaman, kolaborasi, inovasi, kelincahan, fokus pada
pelanggan, integritas dan selalu memberi apresiasi terhadap
sumber daya manusia yang turut berproses bersama perusahaan
ini.

2) Mempekerjaan sumber daya manusia yang tepat

Dalam merekrut kandidat sumber daya manusia, bagian


perekrutan sumber daya manusia, harus selektif dalam memilih
kandidat. Kandidat yang benar-benar sesuai dengan budaya
sebuah perusahaan, itulah yang akan dipilih. Proses penyaringan
kandidat sumber daya manusia menjadi bagian yang sangat
penting dalam pengadaan sumber daya manusia, untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan yang kemampuannya
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan tersebut.

Cara bersikap seorang kandidat, dalam menghidupi nilai-nilai yang


terkandung dalam suatu perusahaan, juga menjadi penilaian
tersendiri bagi perekrut, untuk menentukan kandidat tersebut
layak diterima atau tidak. Namun demikian, kita perlu mengingat,
bahwa membangun budaya kerja dalam suatu perusahaan bukan
hanya menjadi tugas dan tanggung jawab bagian sumber daya
manusia, tetapi menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh
sumber daya manusia yang tergabung dalam perusahaan
tersebut.

3) Membiasakan berlaku positif dalam lingkungan kerja

Untuk membangun budaya perusahaan yang baik, pengusaha


harus memulainya dengan mendorong perilaku positif di tempat
kerja setiap hari. Mulai dari cara sederhana seperti menunjukkan
keramahan, tersenyum, menunjukkan rasa terima kasih, hingga
menerapkan komunikasi positif sebagai dasar membangun
hubungan antar karyawan.

4) Menjadi bagian dari orang lain

Berusaha menjadi pendengar yang baik merupakan hal positif


yang dapat dijadikan pembiasaan positif oleh seorang pengusaha.
Mulai dari mendengar, menganalisa, mengelola peristiwa,
kemudian menyimpulkan, setelah itu baru tindakan, merupakan
hal bijak yang dimiliki oleh seorang pimpinan dalam suatu
lingkungan kerja.
Memberikan umpan balik dan memberi apresiasi terhadap ide
yang muncul dari staf, menjadi iklim kerja yang nyaman, sehingga
budaya yang muncul selalu menunjuk pada capaian yang positif,
sehingga bila ada permasalahan, akan dapat segera ditangani, dan
evaluasinya dilakukan dengan cara saling melibatkan.

Kondisi ini, secara alami akan menumbuhkan inisiatif dari sumber


daya manusianya, dan mereka secara bersama dapat bertumbuh,
selaras dengan kemajuan perusahaan, karena semua merasa
menjadi bagian.

5) Membangun kesadaran sebagai tim kerja

Menjaga diri, menjaga teman, dan menjaga lingkungan, dapat


digunakan sebagai kerangka dalam membangun budaya kerja
yang positif. Kerangka ini dipergunakan agar masing masing
sumber daya manusia memiliki kesadaran secara alami sebagai
bagian dari sebuah tim kerja, yang saling melengkapi, membantu
satu sama lain, untuk satu tujuan bersama, yaitu kemajuan
perusahaan ke arah yang diinginkan.

Beberapa penjelasan di atas, kita semakin memahami, betapa


pentingnya budaya kerja yang baik di suatu lingkungan kerja, meski
sebenarnya, setiap lingkungan kerja berkeinginan menerapkan
budaya kerja untuk suatu tujuan yang positif.

Pentingnya membangun budaya kerja di lingkungan kerja, tidak boleh


diremehkan, karena lingkungan kerja yang baik dan sehat, akan
menciptakan kepuasan, kenyamanan, dan kebahagiaan bagi seluruh
sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya, sehingga perusahaan
akan memiliki keuntungan tersendiri jika budaya kerja ini diterapkan.

Tingkat kepuasan dan kebahagiaan sumber tenaga kerja yang terlibat


di dalamnya, akan menghasilkan kinerja yang berkualitas, dan
meminimalkan tindakan-tindakan negatif yang berpotensi merugikan
perusahaan, seperti dijelek-jelekkan, pencurian, dan penghancuran
properti perusahaan.

Tingkat kepuasan yang baik dari sumber daya manusia yang terlibat,
akan menjadikan sumber daya manusia bertindak sebagai brand
ambassador bagi lingkungan kerja yang menaunginya

Budaya kerja yang positif merupakan salah satu penyebab


perusahaan memiliki reputasi yang baik, selain jenjang karir dan
keuntungan lain yang diperoleh oleh sumber daya manusia yang
terlibat di dalamnya. Maka dari itu, budaya kerja dapat terbangun
dengan baik jika melakukan repetisi terus menerus. Hal ini
memerlukan kerjasama dari seluruh sumber daya manusia yang
terlibat.
2. Eco-Green (Ramah Lingkungan)

a. Pengertian eco-green

Eco-green adalah sebuah konsep yang mengedepankan untuk lebih


peduli terhadap lingkungan atau bisa disebut sebuah konsep yang
ramah terhadap lingkungan.

b. Manfaat menerapkan gaya hidup eco-green

Konsep gaya hidup ramah lingkungan pun mulai diterapkan di


berbagai negara, termasuk Indonesia. Kita juga bisa mulai
menjalankan gaya hidup eco green. Selain bisa menjaga lingkungan
hidup, gaya hidup ini juga bisa memberikan banyak manfaat untuk
kehidupan kita sehari-hari. Manfaat eco-green diantaranya adalah :

1) Polusi semakin menurun

Gaya hidup eco friendly dapat membantu mengurangi sampah


dan polusi udara di sekitar kita. Misalnya, dengan mulai mencoba
menggunakan transportasi umum dan sepeda saat berpergian.
Langkah kecil ini akan membantu meminimalisir menipisnya
lapisan ozon di bumi dan meningkatkan kualitas udara yang lebih
bersih dan sehat. Kemudian, bila kita mengurangi penggunaan
plastik sekali pakai, seperti sendok, piring, atau gelas, maka kita
juga sudah menyelamatkan bumi. sebab penggunaan barang
tersebut akan membuat timbunan sampah plastik dan berujung
akan sulit terurai. sehngga, lingkungan juga akan tercemari dan
tidak nyaman dihuni.

2) Hidup lebih sehat


Mengadopsi gaya hidup eco-green juga berdampak baik pada
kesehatan. Misalnya, kebiasaan menggunakan transportasi
umum, yang bisa membuat kita jadi terbiasa jalan kaki. Tentu,
langkah kecil ini tidak hanya mengurangi polusi akibat
penggunaan kendaraan, tetapi juga bisa meningkatkan kesehatan
kita.

Jika polusi berkurang, tentu kita tidak hanya terhindar dari


ancaman penyakit, tetapi juga bisa membantu merawat kulit
menjadi lebih glowing, sehingga selalu terlihat awet muda.

3) Lebih hemat

Selain baik untuk kesehatan tubuh, gaya hidup eco-green juga bisa
membuat kita hidup lebih hemat. Pasalnya, gaya hidup ini akan
membuat kamu berpikir dua kali saat membeli barang, yang
mungkin belum tentu kamu perlukan.
Selain itu, gaya hidup seperti ini juga membuat kita jadi lebih bijak
saat menggunakan barang. Kita pun akan lebih mudah memilih
untuk mendaur ulang barang bekas dan memakai produk yang
lebih ramah lingkungan. Kebiasaan hidup ramah lingkungan juga
bisa membuat kamu mengurangi pemakaian air dan listrik yang
berlebihan.

4) Melatih kreatifitas

Selain lebi hemat, kamu pun juga bisa membuat barang-barang


yang tidak terpakai menjadi lebih bernilai dengan sedikit sentuhan
kreativitas.

Kebiasaan ini mengajarkan kita untuk mendaur ulang (recycle) dan


menggunakan kembali (reuse) barang-barang yang akan dibuang.
Misalnya, sampah sisa makanan, yang bisa kita jadikan sebagai
kompos untuk kesuburan tanaman di rumah.
Tidak hanya itu, dengan semua kebiasaan ini kita juga bisa
menghasilkan uang dari produk recycle yang telah kita kumpulkan.

c. Aktivitas eco-green yang dapat diterapkan di lingkungan kantor

1) Mengurangi penggunaan kertas

Hal pertama yang dapat dilakukan adalah membatasi pemakaian


kertas untuk keperluan pekerjaan. Gunakan kertas untuk kondisi-
kondisi tertentu saja, seperti surat kontrak kerja yang tentu
membutuhkan tanda tangan dan juga materai. Kabar baiknya, di
zaman sekarang ini sudah ada teknologi cloud yang digunakan
sebagai media penyimpanan data, bahkan bisa dalam jumlah yang
sangat besar. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi Anda untuk
menggunakan kertas, kecuali dalam situasi genting dan penting.
2) Cabut kabel listrik saat tidak digunakan

Aktivitas menghemat energi ini terbilang cukup sederhana.


Setelah Anda selesai bekerja, jangan hanya mematikan perangkat
komputer atau laptop Anda. Alangkah lebih baiknya, Anda
mencabut juga adapter dari stop kontak untuk memutus aliran
listrik.

Sebab, jika Anda tidak mencabutnya, listrik akan tetap mengalir


dan memakan biaya walaupun perangkat komputer Anda dalam
keadaan mati.
3) Membeli sesuatu dalam jumlah besar
Usahakan untuk membeli kebutuhan kantor dalam jumlah besar
sekaligus. Selain bisa mendapatkan harga yang lebih terjangkau,
sampah yang dihasilkan juga menjadi lebih sedikit.

Kebutuhan kantor yang dimaksud seperti kopi, gula, teh, dan


sebagainya yang mampu menghasilkan banyak sampah plastik
yang akhirnya menumpuk dan tidak dapat terurai.

4) Menggunakan peralatan makan minum

Gunakan peralatan makan dan minum sendiri, atau yang biasanya


disediakan di pantry kantor. Cara ini tentu bisa mengurangi
limbah/sampah plastik yang dihasilkan dari bungkus makan siang
atau cemilan yang Anda beli di luar.

Mudahnya, Anda harus mulai membiasakan diri untuk membawa


bekal ke kantor. Selain hemat, Anda juga bisa mengurangi potensi
penggunaan wadah plastik (seperti sterofoam) dan sendok plastik
yang tidak ramah lingkungan.
5) Memisahkan sampah organik dan anroganik

Buang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan. Akan


lebih bagus lagi, Anda memisahkan sampah-sampah yang Anda
buang itu sesuai kategorinya agar mudah dalam pembuangannya
nanti.

Dibutuhkan kerja sama antar karyawan untuk mewujudkan


langkah ini supaya berjalan dengan baik dan tepat, hingga
akhirnya tercipta lingkungan kantor yang ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai