Kedudukan Niat Dalam Beramal
Kedudukan Niat Dalam Beramal
Kedudukan Niat Dalam Beramal
sesuatu yang dihadapi sesuai dengan keinginan untuk mendapatkan keuntungan atau
menghindarkan kerugian. Dalam pengertian selanjutnya yang populier dalam ilmu syariy niat
didefinisikan sebagai : Keinginan untuk melakukan amal perbuatan karena mengharap ridha
Allah.
c. HR. Bukhari-Muslim
Sesungguhnay amal perbuatan itu disertai niat dan setiap orang mendapat balasan amal
sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang berhijrah hanya karena Allah dan Rasul-Nya maka
hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia
harapkan atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia
Niat merupakan amalan hati. Sedangkan iman adalah diyakini di dalam hati, diucapkan dalam
amal dan diuktikan dengan anggota badan dan perbuatan. Allah mencatat niat-niat baik kita
dengan pahala yang sempurna meskipun amalan tersebut belum kita wujudkan. Seperti
mengamalkannya, Allah mencatat bagi orang tersebut di sisi-Nya dengan kebaikkan yang
Setiap muslim wajib mengetahui ilmu sebelum mengamalkannya, apakah amalan tersenut
Suatu kebaikkan tidak dikatakan ibadah jika tidak disertai niat untuk beribadah. Niat
membedakan amalan ibadah dengan kebiasaan atau yang bukan bersifat ibadah. Niat
membedakan antara ibadah yang satu dengan yang lain, misalnya puasa di bulan syawal. Bisa
jadi dia puasa syawal bisa juga dia puasa membayar hutang puasa. Itu semua tergantung
dari niat didalam hatinya. Niat juga menentukan tujuan dari sebuah amalan. Apakah
perbuatan itu diniatkan untuk mendapatkan keridhaan Allah atau mengaharapkan selain dari
hanya karena Allah merupakan wujud mentauhidkan Allah. Ikhlas bukan hanya berarti tidak
menuntut apa-apa dari Allah tapi merupakan sebuah tuntutan dan konsekuensi dari
diciptakannya kita oleh Allah. Hendaknya kita senantiasa memperhatikan gerak hati kita,
karena keikhlasan kita senantiasa diuji. Pertama: sebelum beramal perhatikan niatnya,
kepada siapa dank arena apa kita niatkan amal kita. Kedua: ketika sedang beramal, bisa
jadiamalan yang semula ikhlas terganggu disebabkan ada kejadian-kejadian khusus dan tak
terduga. Ketiga: ketika setelah beramal. Tanpa sadar setelah mungkin bertahun-tahun kita
semunyikan, tiba-tiba dalam sebuah obrolan kita ceritakan jasa kita dulu.
Sebuah amal kebaikkan akan menjadi ibadah yang diterima manakala diniatkan dengan niat
yang baik, berupa keikhlasan, Dan akan menjadi buruk manakala diniatkan dengan niat
buruk, berupa ksyirikan -baik kecil apalagi besar-. Akan tetapi seseorang tidak boleh
Artinya, kebenaran suatu amal ditentukan oleh niat. Bila niatnya baik maka baik pula nilai
amalnya, dan kalau niatnya jelek maka nilai amalnya pun menjadi jelek. Apabila dikaitkan
dengan niat maka amal kebaikan itu akan masuk salah satu dari tiga kemungkinan, yakni :
Pertama :
Motif dalam beramal adalah karena takut terhadap siksa Allah. Maka amalnya itu adalah
Kedua :
Motif dalam beramal adalah karena mengharap balasan surga serta pahala. Maka amalnya
itu adalah sebagaimana kerja seorang pedagang, dalam melakukan pekerjaan adalah karena
Ketiga :
Motif dalam beramal adalah karena merasa malu kepada Allah, melaksanakan pengabdian
dan kesyukuran. Ia melihat bahwa amal kebaikan yang dilakukan amat sedikit, ia merasa
khawatir karena tidak mengetahui apakah amal yang dikerjakan itu diterima oleh Allah atau
ditolak. Inilah amalan orang merdeka. Dia beramal dengan dilandasi oleh niat yang tulus
ikhlas.
Ibadah kategori terakhir inilah yang menjadi motifasi Rasulullah SAW dalam melaksanakan
pengabdian kepada Allah SWT, sebagaimana beliau pernah ditegur oleh sang istri tercinta,
Aisyah ra, saat bangun tengah malam lalu beribadah hingga kedua telapak kaki beliau
"wahai utusan Allah, kenapa engkau beribadah sedemikian tekunnya padahal Allah telah
mengampuni (segala) dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?" Jawab beliau : "Tak
Muncullah pertanyaan : Mana yang lebih utama, ibadah karena rasa takut atau ibadah
dengan pengharapan?
Ibadah yang disertai pengharapan adalah utama, karena ibadah yang disertai pengharapan
akan menumbuhkan perasaan cinta sedangkan ibadah yang disertai perasaan takut akan
Tetapi rasa bosan ini hanya bisa muncul pada orang-orang yang tidak ikhlas dalam
beribadah. Oleh karenanya bagi orang-orang yang ikhlas, maka ketiga kategori amal ibadah
ini semuanya benar. Sehingga seyogyanya motivasi amal ibadah kita adalah ketiga-tiganya,
yakni karena takut, mengharap pahala serta hendak bersyukur dan menunaikan hak Allah.
3. penentuan nilai/kualitas suatu amal. Suatu amal dapat dibedakan pahalanya berdasakan
perbedaan niatnya.
4. Dapat merubah amal-amal yang mubah dan tradisi menjadi ibadah. Pekerjaan mencari
rezki bisa menjadi ibadah dan jihad fi sabilillah selagi pekerjaan itu dimaksudkan untuk
menjaga dirinya dari hal-hal yang haram dan mencari yang halal.
5. Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah, bahkan sebelum ia melaksanakan amalnya.
Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas :
1. Takut ketenaran, ketenaran tidak tercela tapi yang tercela itu adalah mencari ketenaran.
2. Menuduh diri sendiri, orang yang mukhlis senantiasa menuduh diri sendiri sebagai orang
yang berlebih-lebihan di sisi Allah dan kurang dalam melaksanakan berbagai kewajiban.
6. Berbuat selaknya dalam memimpin, dia tidak ambisi dan menuntut kedudukan untuk
8. Menjadikan keridhaan dan kemarahan karena Allah, bukan karena pertimbangan pribadi.
Dalam menjalankan ibadah kita harus memiliki niat yang ikhlas agar amal ibadah kita
diterima oleh Allah. Selain itu sebuah amalan juga harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam. Kedua hal inilah yang merupakan syarat diterimanya sebuah
amalan.
Niat yang ikhlas namun tidak sesuai tuntunan maka amalannya tidak diterima, begitu
pula jika sebuah amalan dilakukan sesuai tuntunan namun niatnya tidak ikhlas karena Allah
maka amalan tersebut tidak diterima. Oleh karena itu Niat yang ikhlas serta melaksanakan
sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam merupakan hal yang harus dipenuhi
agar amalan diterima. Hal ini tertuang dalam hadits dari Ummul Mukminin, Aisyah
Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya,
Pada kenyataannya melaksanakan sebuah amalan dengan niat yang ikhlas itu banyak
godaannya. Setan akan menggoda manusia di awal kita berniat, saat beramal kemudian
setelah beramal. Adapun godaan pada niat saat beramal antara lain:
Ujub, yakni perasaan kagum terhadap diri sendiri atau amal perbuatan yang bisa
dilakukan Takabur, yakni menyombongkan diri atau amal perbuatan yang telah
dilakukan.
Riya, yakni beramal karena mengharap penilaian manusia dan mengharap penilaian
Tuhan manusia.
Tasmi (sumah) yakni mengerjakan amal ibadah di tempat yang sepi dari manusia,
tetapi kemudian apa yang dilakukan itu diceritakannya kepada orang lain
Oleh karena itu kita harus selalu memperbaharui niat kita yang hanya untuk Allah baik
semua terhindar dari hal-hal yang kita sadari dan tanpa kita sadari dapat merusak amalan-
Referensi ;
http://katapenagoresanku.wordpress.com/2008/12/15/kedudukan-niat-dalam-beramal/
http://rumaysho.com/belajar-islam/jalan-kebenaran/2899-dua-syarat-diterimanya-
ibadah.html
http://rudy14240.tripod.com/kedudukan_amal.htm
http://myquran.org/forum/index.php?topic=25132.0