Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang karena anugerah
dari-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pengantar
Teknik Mesin, khususnya tugas penulisan makalah tentang pembahasan Proses
Perencangan Kabel Listrik ini.

Kami sampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang sudah membantu kami selama berlangsungnya pembuatan makalah ini.

Adapun makalah tentang Proses Perencangan Kabel Listrik ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang terdapat pada makalah ini, saya berharap makalah sederhana
ini dapat dimengerti dan bermanfaat oleh para pembaca.

Bekasi, Oktober 2017

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel
listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan
pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau
thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun
aluminium. Kuat medan listrik dan kapasitas hantar arus adalah faktor terpenting
dalam desain danoperasi kabel daya listrik sehingga pemilihan jenis tanah dan
kedalaman penanaman kabel berpengaruh terhadap kuat medan listrik,
kapasitas hantar arus, dan panas yang dihasilkan oleh kabel. Medan listrik timbul
karena beda potensial antara dua titik. Kuat medan listrik yang berlebihan
akan menyebabkan umur bahan isolasi kabel menjadi berkurang. Kapasitas
hantar arus(ampacity) pada kabel menentukan besarnya arus listrik yang
diperbolehkan untuk mengalir sehingga suhu maksimal pada konduktor tidak
melebihi batas suhu yang telah ditentukan.
Kabel telah digunakan dalam jaringan transmisi dan distribusi sejak hari-
hari awal dariindustri tenaga listrik. Umumnya, panjang jarak transmisi listrik
dilakukan melalui saluran udara. Namun transmisi dan distribusi di daerah
perkotaan padat sebgai besar menggunakan kabel bawah tanah, meskipun secara
signifikan lebih mahal daripada saluran udara, kabel lebih disukai di daerah
perkotaan karena pertimbangan keselamatan, kendala danestetis. Sebgai hasil
dari pembangunan di isolasi bahan dan teknik manufaktur, teknologi kabel
tegangan tinggi telah meningkat secara signifikan selama bertahun-tahun. Dengan
terus meningkatnya panjang keseluruhankabel, pertanyaan mengenai kehandalan
jaringan, kegagalan mode dan diagnostic kabel tersebut telah mengasumsikan
makna yang lebih besar.
1.2 Tujuan Perancangan

Tujuan Perencangan ini adalah untuk merancang dan membuat kabel listrik
dengan benar, mendapatkan instalasi listrik yang baik, pemakaian standart yang
berlaku dan tentunya penyesuaian dengan pengadaan material serta anggaran
instalasi.

1.3 Waktu dan Tempat

Pagi hari, Bekasi Jawa Barat Indonesia

1.4 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari perencangan ini, yaitu :

1. Untuk merancang dan membuat jenis kabel listrik yang dapat digunakan
dengan baik dan benar
2. Mendapatkan instalasi listrik yang baik dan sesuai dengan pengadaan
material serta anggaran instalasi
3. Agar memperkecil kasus kebakaran pada rumah dan bangunan bertingkat
yang disebabkan oleh short circuit atau hubungan singkat arus listrik.

1.5 Perumusan Masalah

1. Perancanaan instalasi listrik

2. Penentuan illuminasi (E) minimal yang dapat digunakan / diperbolehkan

3. Menentukan luas penghantar (kabel) yang digunakan

4. Menentukan rating arus pengaman


5. Menentukan besarnya daya listrik

1.6 Batasan Masalah

Agar masalah yang dibahas menjadi jelas dan tidak menyimpang dari topic
yang akan dibahas, maka dalam penulisan makalah ini kami menekankan, bahwa
Permasalahan yang akan dibahas adalah :

1. Perencanaan instalasi listrik yang menitikberatkan masalah teknis saja

BAB II

HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN


BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami dapatkan dari makalah :
1. Perwujudan dari sebuah perancangan instalasi listrik
2. Kabel adalah sebagai alat penghantar listrik
3. Sebagai hasil dab pembangunan diisolasi bahan dan teknik manufaktur
4. Sebagai pengaman yang diperlukan yang disesuaikan dengan standar
nasional Indonesia dan sesuai dengan PUIL (Peraturan Umum Instalasi
Listrik)

DAFTAR PUSTAKA
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20249157-R230914.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabel_listrik
https://id.scribd.com/doc/261139680/Makalah-Perancangan-Instalasi-Listrik-1-
Fasa

Anda mungkin juga menyukai