Dalam menghadapi masalah kesehatan, profesi kesehatan masih terbebani oleh berbagai
tantangan berikut ini :
Kompetensi tenaga kesehatan yang belum sesuai dengan kebutuhan individual pasien
maupun populasi;
Pelayanan kepada pasien yang hanya bersifat episodik bukan holistik yang berkelanjutan
(continuous care);
Arogansi profesi (tribalism of the professions) dalam bentuk elitisme bahkan kompetisi antar
profesi kesehatan;
Kolaborasi Interprofesional bukan hanya sekedar bersepakat dan berkomunikasi, tetapi lebih
merupakan sinergi dan kreasi. Kolaborasi Interprofesional terwujud bila 2 orang atau lebih dari
profesi yang berbeda berinteraksi untuk menghasilkan pemahaman bersama yang tidak akan
mungkin terjadi jika mereka bekerja sendiri-sendiri. Satu-satunya cara tenaga kesehatan
dapat menerapkan Kolaborasi Interprofesional adalah melalui Pendidikan
Interprofesional.
Pendidikan Interprofesional terjadi saat 2 atau lebih profesi saling belajar bersama dari satu
sama lain untuk meningkatkan kolaborasi dan mutu pelayanan kesehatan. Pendidikan
Interprofesional mencakup semua pembelajaran di lingkungan akademik dan lingkungan kerja
sejak sebelum sampai dengan setelah kualifikasi lulusan.
Dalam rangka menumbuhkan Pendidikan Interprofesional, maka dirasakan perlu ditulis buku
dengan topik: Pendidikan Interprofesional sebagai Pemicu Kolaborasi Interprofesional di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Buku ini rencananya akan diterbitkan oleh LAM-PTKes pada
tahun 2015 ini. (Badranaya, Februari 2015).