Cairan
Cairan
Air memiliki presentase yang besar dari badan manusia. Pada bayi prematur sekitar
80% dari barat badannya adalah air. Sedangkan pada bayi yang lahir cukup sekitar 70% dari
berat badannya merupakan air. Seiring dengan bertumbuhnya usia maka presentase air
menurun. Pada orang dewasa laki-laki kira-kira 60% dari berat badannya adalah air.
Sedangkan pada wanita dewasa sekitar 50% adalah air. Presentase air pada tubuh lansia kira-
kira 45% sampai 55% dari berat badannya. (Horner dan Swearingen.2001).
Cairan di dalam tubuh manusia tidaklah terkumpul didalam satu tempat saja,
melainkan didistribusikan kedalam dua ruangan utama yakni cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang terdapat didalam sel denganm jumlah
sekita 40% dari berat badan, dan merupakan bagian dari protoplasma. Pada intraseluler ini
Cairan ekstraseluler adalah cairan yang terdapat diluar sel dengan jumlah sekitar 20%
dari berat badan dan berperan dalam memberi bahan makanan bagi sel dan membuang
sampah sisa metabolisme. Cara ekstraseluler ini terbagi menjadi dua, yaitu cairan intersitial
dan cairan intravaskuler. Cairan intersitial adalah cairan yang terdapat pada celah antarsel
atau disebut pula cairan jaringan, berjumlah sekitar 15% dari berat badan. Pada umumnya
cairan intrasitial berfungsi sebagai pelumas agar tidak terjadi gesekan pada saat dua jaringan
tersebut bergerak. Contoh dari cairan intersitial yaitu cairan pleura, cairan perikardial dan
cairan peritoneal. Cairan intravaskuler merupakan cairna yang terdapat didalam pembuluh
darah dan merupakan plasma yang berjumlah sekitar 5% dari berat badan.
Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori dalam bentuk
karbohidrat, nitrogen, dan vitaminn yang penting untuk metabolisme. Kalori Yng berada
Karbohidrat dan air, contoh : dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar ( dextrose
dan levulose)
Blood volume eksanders merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi untuk
meningkatkan volume pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Jenis blood
volume expanders antara lain human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang
berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotik, sehingga secara langsung dapat
2. Cairan Elektrolit
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan
tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik
dan hipertonik.
Cairan Ringers Laktat, terdidri atas : Na+, K+, Mg+, Cl-, Ca2+, HCO3-
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah 2500 cc per
hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain.
pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus.
Apabila terjadi ketidakseimbangan volume cairan tubuh yang dimana asupan cairan kurang
atau adanya perdarahan, maka curah jantung menurun, menyebabkan terjadinya penurunan
tekanan darah.
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada
orang dewasa, dalam kondisi normal adalah 2300 cc. Jumlah air yang paling banyak keluar
berasal dari ekskresi ginjal (berupa urine), sebanyak 1500 cc per hari pada orang dewasa.
Hal ini juga dihubungkan dengan banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air melalui
mulut dan pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur, dan sering dilakukan dalam praktik
klinis. Pengeluaran cairan dapat pula dilakukan melalui kulit (berupa keringat) dan saluran
dan pengeluaran cairan secara khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan pernapasan,
demam, keringat, dan diare dapat menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan. Kondisi
lain yang dapat menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan adalah muntah secara
terus-menerus.
1. Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria. Proses ini
merupakan proses pengeluaranm cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring pada
glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah.
Jika terjadi pennurunan volume dalam sirkulasi darah, reseptor antrium jantung kiri dan
kanan akan mengirimkan impuls ke otak, kemudian otak akan mengirimkan impuls kembali
2. Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu yang panas. Keringat
dapat mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat
3. Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat. Pengeluaran air melalui
feses merupakan pengeluaran cairan yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar
melalui feses jumlahnya berlebihan, maka dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas. Jumlah
Keseimbangan cairan dalam tubuh tidak boleh dianggap sepele karena dapat
mengganggu vitalitas fungsional tubuh. Apabila tidak segera ditanggulangi maka akan
menyebabkan kematian. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional harus tanggap
Perawat harus memiliki kompetensi yang baik dalam beberapa hal terkait dengan
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit guna penanggulangan gangguan cairan dan
elektrolit. Kompotensi tersebut meliputi terapi intravena, mengukur intake dan output cairan,
Pemberian cairan intravena yaitu memasukkan cairan atau obat langsung kedalam
pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set.
Tindakan ini dilakukan pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi darah, pra dan pasca
bedah sesuai pengobatan, serta klien yang tidak bisa makan dan minum melaui mulut.
Prosedur kerja :
a. Buka pengatur tetesan dan observasi kecepatan aliran cairan dan larutan IV ke dalam bilik
tetesan dan kemudian tutup pengatur tetesan apabila kecepatan telah sesuai dengan yang
diprogramkan.
b. Apabila cairan tidak mengalir, rendahkan botol kantung cairan IV sampai lebih rendah dari
2. Periksa catatan medis untuk pemberian larutan dan zat aditif yang tepat. Program yang biasa
di resepkan ialah pemberian larutan selama 24jam, biasanya dibagi ke dalam 2 sampai 3 L.
terbuka (KVO). Catatan juga memperlihatkan waktu yang diperlukan untuk menginfuskan
3. Kenali faktor tetesan dalam bentuk banyaknya tetesan/ml (tts/ml) dari sebuah set infus,
misalnya :
- Baxter : 10 tts/ml
4. Pilih salah satu formula berikut untuk menghitung kecepatan aliran ( tts/ml) setelah menghitug
Contohnya :
7. Tempelkan label volume secara vertikal pada botol atau kantung IV di sebelah garis
Misalnya : Jika seluruh volume cairan akan diinfuskan dalam 8,10, dan 12 jam, masing-
8. Setelah kecepatan perjam ditetapkan, hitung kecepatan permenit berdasarkan faktor tetes
didalam set infus. Set infus minidrip ini memiliki faktor tetes 60 tts/ml. Tetesan yang biasa
digunakan atau makrodrip yang digunakan pada contoh ini memiliki faktor tetes 15 tetes/ml.
Contoh kasus :
Botol 1 : mengalirkan 125 ml/jam
Mikrodrip :
Makrodrip :
9. Hitung kecepatan aliran dengan menghitung jumlah tetesan di dalam bilik tetesan selama 1
menit dengan menggunakan jam tangan dan kemudian atur klem penggeser untuk
meningkatkan atau menurunkan kecepatan infus. Ulangi sampai kecepatan aliran akurat.
a. Pompa infus :
(1). Tempatkan monitor elektronik pada bilik tetesan di bawah asal tetesan dan di atas tinggi
(2). Tempatkan selang infus IV dengan bagian atas kotak pengontrol searah dengan aliran (mis. Di
bagian atas, bagian selang terdekat, dengan klien). Pilih jumlah tts/mnt atau volume/jam,
pintu untuk mengontrol bilik ditutup, nyalakan tombol daya dan tekan tombol start untuk
memulai.
(3). Pastikan bahwa alat pengukur kecepatan. Tetesan pada selang infus berada pada posisi terbuka
(1). Tempatkan peralatan pengontrol volume diantara kantung IV dan isertion spike dan set infus
(2). Masukan cairan yang akan diberikan dalam 2 jam ke dalam peralatan tersebut.
(3). Kaji sistem IV sekurang-kurangnya setiap jam sekali dan tambahkan cairan ke dalam
11. Observasi klien setiap jam untuk menentukan respons terhadap terapi IV dan upaya
memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit. Juga periksa daerah pemasangan IV untuk
12. Catat kecepatan infus, tts/mnt, dan ml/jam dicatatan klien sesuai dengan kebijakan lembaga.
a. Dewasa :
Tetesan/Menit =
Keterangan :
1. Seorang pasien dewasa memerlukan rehidrasi dengan 1000ml (2 botol) infus dalam waktu
2. Berapa tetes macro per menit tetesan 500 cc infus RL harus diberikan agar habis dalam 4
jam?
Jawab :
Jumlah cc Rl yang diberikan perjam : 500 cc 4 jam = 125 cc/jam
Jumlah cc RL yang diberikan per menit :
125 cc 60 = 2,083 cc/menit
1 cc = 20 tetes makro = 60 tetes mikro
Jadi 2,083 cc = (2,083 x 20) = 41,66 tetes makro
(2,083 x 60) 124,98 tetes mikro.
b. Anak :
Tetesan/Menit =
Contoh Soal :
1. Seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi dengna 250 ml infus dalam waktu 2 jam,
untukmenetukantingkatdehidrasiklien.
Prosedur :
c. Tentukankseimbangancairantubuhkliendenganrumus intake-output.
- bilaadakenaikansuhu :
DAFTAR PUSTAKA
:SalembaMedika
Potter and Perry. 2006. Buku fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik edisi 4 volume 2.
Jakarta : EGC