TINJAUAN PUSTAKA
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Sub-familia : Oryzoideae
Genus : Oryza
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan rumput berumur pendek 5-6
batang berongga beruas-ruas, dapat mencapai tinggi sampai lebih kurang 1,5 m.
Daun berseling, bangun garis dengan pelepah yang terbuka. Bunga pada ujung
batang berupa suatu malai dengan bulir kecil yang pipih, masing-masing terdiri
atas 1 bunga. Tiap bunga disamping gluma mempunyai 1 palae inferior, 2 palae
superior, 2 lodiculae, 3 benang sari dan satu putik dengan kepala putik berbentuk
bulu (Tjitrosoepomo, 1994). Buah padi adalah biji padi itu sendiri yaitu putih
5
lembaga (endosperm) yang erat terbalut kulit ari. Besar kecil, bentuk dan warna
besar tergantung dari jenis padi. Beras yang baik ialah yang besar, panjang, putih,
berasal dari Arkansas Amerika Serikat, dengan varietas yang sangat populer di
Indonesia yaitu IR 64. Umur tanam Mekongga cukup singkat yaitu hanya 116
hingga 125 hari. Secara fisik, bentuk tanamannya tegak dengan tinggi tanaman
berkisar antara 91 sampai 106 cm. Anakan produktif 13-16 batang. Bentuk
gabahnya sendiri ramping panjang dengan tekstur rasa beras yang pulen karena
kadar amilosanya mencapai 23 persen. Bobot 1000 butir gabah Mekongga yaitu
28 gram sehingga kurang lebih potensi hasil varietas ini mencapai 8,4 ton per
waktu 6 tahun dan eksis di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Selain merupakan
nama jaminan kualitas beras, padi Ciherang dikenal tahan terhadap hama dan
penyakit terutama hama Wereng Coklat biotipe 2 dan 3 serta penyakit Hawar
Daun Bakteri strain III dan IV. Dengan teknik budidaya yang baik yaitu dengan
6
Memiliki bentuk tanaman yang tegak dengan tinggi 107 - 115 cm serta
anakan produktif antara 14 -17 batang dan potensi hasil 8,5 ton/ha, tanaman padi
Ciherang terlihat kokoh dan membanggakan petani. Dengan warna kaki dan
batang yang hijau serta memiliki posisi daun serta daun bendera yang tegak
tanaman padi Ciherang terlihat cantik dan sehat. Begitu juga dengan kadar
(Margana, 2012).
biji tersebut ada yang langsung bisa ditanam ke lapangan dan adapula yang masih
air oleh dorman, biasanya kering, biji dan berakhir dengan proses elongasi dari
axis embrio. Biji membuatnya yang selalu independen secara luas dari sumber
daya lingkungan untuk bertahan hidup. Perubahan drastis tersebut dalam proses
autotropik yang bergantung dari cahaya, CO2, air, dan nutrisi anorganik dari
embrio, radikula, memasuki kulit biji dan mungkin berproses dari air dan O2 dan
7
Menurut Sutopo (2010) perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya
embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada
dalam lingkungan yang sesuai. Pengujian pada kondisi lapangan biasanya tidak
memuaskan karena hasilnya kurang dapat dipercaya. Oleh karena itu metode
hasil perkecambahan yang lengkap dan cepat dari contoh benih yang dianalisa.
sebagai berikut :
1. Kecambah Normal
akar primer dan untuk tanaman yang secara normal menghasilkan akar seminal
b. Perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada
jaringan-jaringannya.
c. Pertumbuhan plumula yang sempurna dengan daun hijau dan tumbuh baik, di
dalam atau muncul dari koleoptil atau pertumbuhan epikotil yang sempurna
d. Memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil..
2. Kecambah Abnormal
a. Kecambah yang rusak, tanpa kotiledon, embrio yang pecah dan akar primer
yang pendek.
8
b. Kecambah yang bentuknya cacat, perkembangannya lemah atau kurang
e. Untuk benih pohon-pohonan bila dari mocrophyl keluar daun dan bukannya
akar.
3. Benih mati
atau tidak tumbuh setelah jangka waktu pengujian yang ditentukan, tetapi bukan
4. Benih keras
Benih yang pada akhir uji daya kecambah masih keras karena tidak
menyerap air disebabkan kulit yang impermeabel, dianggap sebagai benih yang
berkulit keras. Persentase benih yang berkulit keras harus disebutkan tersendiri
dalam analisa.
9
1.5 Dormansi
1. Dormansi fisik
perkecambahan, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi
penghalang mekanis masuknya air atau gas pada beberapa jenis tanaman.
di sebut benih keras. Disini pengambilan air terhalang kulit biji yang
oleh kulit bijinya yang cukup kuat untuk menghalangi pertumbuhan dari
embrio. Jika embrio dihilangkan maka embrio akan tumbuh dengan segera.
2. Dormansi fisiologis
10
- Immaturity embrio
- After ripening
ini berbeda-beda dari hanya beberapa hari sampai dengan beberapa tahun
berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan lingkungan yang tidak
benih diberi semua kondisi yang dibutuhkan untuk berkecambah kecuali satu.
11
cahaya ataupun sebaliknya dapat menimbulkan dormansi pada benih-benih
tarsebut.
(Sutopo, 2002).
- Perlakuan mekanis
benih yang disebabkan oleh impermeabilitas kulit biji baik terhadap air atau gas,
resistensi mekanis kulit perkecambahan yang terdapat pada kulit biji. Seperti
mengikir atau menggosok kulit biji dengan kertas empelas, melubangi kulit biji
dengan pisau.
- Perlakuan kimia
untuk memecahkan dormansi pada benih. Tujuannya adalah menjadikan agar kulit
biji lebih mudah dimasuki oleh air pada waktu proses ambibisi. Larutan asam kuat
12
seperti asam sulfat dan asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji
menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah. Bahan kimia
dormansi benih :
Untuk memecahkan dormansi benih padi dapat digunakan KNO3, benih direndam
sebelum di tanam.
panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih. Prosedur umun
benih dimasukkan kedalam air panas tersebut dan dibiarkan sampai menjadi
sering dipakai dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembab disebut
dari efek dari temperatur rendah dan agak tinggi. Tetapi temperatur ekstrim dari
13
perlakuan ini tidak boleh berbeda lebih dari 100 atau 20 0C, pada umumnya berada
tetapi juga laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam
jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari.
Pengaruh cahaya ini dalam satu dan lain hal bertalian erat dengan
pengaruh temperatur pada benih dan dengan bahan pengatur tumbuh yang ikut
preheating, cahaya, kalium nitrat (KNO3), asam giberelat (GA3) dan polyethylene
(ISTA, 1999). Menurut Soejadi dan Koesandhriani dalam Wusono (2001) KNO3
akan efektif bila dikombinasikan dengan pemanasan pada suhu 50 jam, cara ini
benih adalah Kalium nitrat (KNO3). Larutan 0.1% sampai 1% KNO3 rutin
14
Official Seed Analyst dan International Seed Testing Association. Banyak benih
yang peka terhadap KNO3 juga peka terhadap cahaya. Dilain pihak KNO3
dormansi baru akan efektif bila dikombinasikan dengan pemanasan pada suhu
500C selama 48 jam, cara ini dapat mematahkan dormansi secara efektif pada
15