Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA POLIMER

POLIMER KONDUKTIF

KELOMPOK 2

1. Yunita Rosidah A 251 13 042


2. Oriani Lagamu A 251 13 024
3. Wayan Adi Kresnanda A 251 13 114
4. Nadia Safitri A 251 13 002
5. Yulianti Sumba A 251 13 129
6. Herawati A 251 13 050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunian Nya kepada kelompok kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini dengan judul Kimia Polimer Konduktif .Makalah ini kami susun untuk memenuhi

tugas mata kuliah pengelolaan laboratorium. Selain itu makalah juga dapat kita gunakan

untuk menambah wawasan pengetahuan.

Namun kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Palu, September 2015

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

1.3 Tujuan ............................................................................................................. 5

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Polimer Konduktif .................................................... 6

2.2 Sifat Polimer Konduktif...................................................... 7

2.3 Pembuatan Polimer Konduktif ................................................................ 8

2.4 Aplikasi penggunaan polimer konduktif ................................................... 10

2.5 Keuntungan dari Polimer Konduktif ......................................................... 12

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Polimer didefinisikan sebagai makromolekul yang dibangun oleh pengulangan
kesatuan kimia yang kecil dan sederhana yang setara dengan monomer, yaitu bahan
pembuat polimer. Akibatnya, molekul-molekul polimer umumnya mempunyai massa
molekul yang sangat besar. Hal inilah yang menyebabkan polimer memperlihatkan sifat
sangat berbeda dari molekul-molekul biasa meskipun susunan molekulnya sama.
Pada umumnya polimer dikenal sebagai materi yang bersifat non-konduktif atau
isolator. Kemajuan dalam riset polimer telah menemukan berbagai polimer yang
bersifat konduktif maupun semikonduktif. Bahan komposit diartikan sebagai gabungan
dari 2 material atau lebih yang berbeda sifatnya dan akan membentuk sifat fisis yang
baru. Komposit polimer-karbon terbentuk dari gabungan polimer dengan karbon yang
membentuk sebuah material yang mempunyai sifat yang baru yaitu mempunyai
resistansi tertentu dan nilai resistansinya berubah apabila terkena gas.
Polimer mempunyai banyak variasi sifat, dan itulah mengapa polimer
mempunyai banyak sekali kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Di era modern,
hampir setiap bagian hidup manusia melibatkan polimer. Termasuk jenis polimer antara
lain plastik, elastomer, serat, cat dan bahan pelapis. Penggunaan polimer dalam
perkakas rumah tangga, alat transportasi, alat komunikasi dan alat elektronika sangat
besar cakupannya.
Polimer konduktif adalah polimer organik yang dapat menghantarkan arus
listrik. Bahan-bahan tersebut biasanya merupakan material semikonduktif dengan
konduktivitas listrik seperti logam atau oksida logam. Polimer konduktif mempunyai
bermacam-macam struktur dengan harga yang relatif murah, mudah dibuat dan dapat
diproses secara mekanik (Winokur, 1995). Nilai konduksi dalam polimer konduktif
dapat ditingkatkan dengan cara pemberian dopan ke dalam polimer konduktif. Ciri-ciri
tersebut dapat digunakan untuk pembuatan peralatan elektronik, seperti dioda, kapasitor,
transistor, sel surya, gas sensor dan lain-lain. Namun demikian, aplikasi polimer
konduktif yang paling luas adalah aplikasinya sebagai bahan aktif sensor gas.

4
Polimer konduktif mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1970-an dan
telah melahirkan penelitian yang intensif untuk mempelajari sifat-sifat kelistrikan
polimer konduktif dari material insulator, semikonduktor sampai konduktor. Material
jenis baru ini bersifat semikonduktif dan konduktif dengan sifat elektrik dan optik mirip
dengan semikonduktor anorganik namun memiliki kelenturan mekanis seperti
plastik/polimer. Akan tetapi mekanisme pembawa muatan pada polimer semikonduktif
memiliki perbedaan mendasar dengan semikonduktor anorganik. Tidak semua polimer
dapat menjadi konduktif, hanya polimer terkonjugasi yang bisa menjadi konduktor
(ikatan pada rantai berupa ikatan tunggal dan rangkap yang berposisi berselang-seling)
Struktur ikatan tunggal atau rangkap.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian dari polimer konduktif dan sejarahnya ?
2. Bagaimana sifat polimer konduktif ?
3. Bagaimana pembuatan polimer konduktif ?
4. Bagaimana aplikasi penggunaan polimer konduktif ?
5. Bagaimana keuntungan dari polimer konduktif ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian polimer konduktif dan sejarahnya
2. Mengetahui sifat polimer konduktif
3. Mengetahui pembuatan polimer konduktif
4. Mengetahui mengaplikasikan penggunaan polimer konduktif
5. Mengetahui keuntungan dari polimer konduktif

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Polimer Konduktif


Polimer secara umum merupakan bahan dengan kemampuan menghantarkan
listrik yang rendah dan tidak memiliki respon terhadap adanya medan magnet dari luar.
Tetapi melalui beberapa penelitian yang dilakukan, sebagian bahan polimer ternyata
dapat ditingkatkan konduktifitas listriknya dengan menambahkan bahan asam sehingga
timbul fasa kedua yang bersifat konduktif. Perkembangan penelitian bahan polimer
konduktif intrinsic seperti poliasetilen, polianilin, dan poliprol telah berkembang sangat
cepat sejak pertama kali dilaporkan pada tahun 1977, bahwa poliasetilen dapat
meningkat drastis konduktivitas listriknya setelah didoping asam kuat. Salah satu bahan
polimer yang konduktivitas listriknya dapat ditingkatkan lagi adalah polianilin (PANi).
Ketika pertama kali ditemukan pada tahun 1840 dalam bentuk monomer anilin oleh
Fritzsche, polianilin tidak banyak mendapat perhatian para peneliti sampai pada tahun
1980- an ketika terjadi perkembangan dalam dunia komponen elektronik, bahan polimer
konduktif menjadi perhatian karena sifatnya yang konduktif dapat diaplikasikan sebagai
material elektronik seperti kapasitor, sensor pH dan transistor. Untuk sementara, bahan
polimer konduktif dari PANi ini merupakan solusi dari usaha yang selama ini dilakukan
untyuk mendapatkan material elektronik alternatif dari jenis polimer (Asrori, 2000).
Polimer konduktif dalam keadaan normal tidak konduktif, akan menjadi
konduktif jika telah dilakukan pengurangan atau penambahan elektron, yaitu dengan
cara melakukan pendopingan baik itu p-doping atau n-doping.
Polimer konduktif merupakan polimer yang dapat menghantarkan arus listrik.
Hantaran listrik terjadi karena ada elektron ikatan terdelokalisasi yaitu kecenderungan
elektron terluar untuk berpindah dari satu tingkatan ke tingkatan yang lain, yang
mempunyai struktur pita seperti silikon. Polimer konduktif kebanyakan semikonduktor,
karena struktur pita mirip silikon. Sifat dari polianilin diantaranya adalah mudah untuk
disintesis, memiliki kestabilan yang tinggi terhadap lingkungan, mudah diubah
konduktivitasnya dengan cara doping dan tahan korosi. Polianilin meemiliki sifat listrik
dan optik yang dapat dibalik melalui proses doping. Konduktivias polianilin berkisar
antara 10-10 sampai 100 S/cm.

6
Sejarah
Pada oktober 2000 Alan Fleeger dan Shirakawa memperoleh penghargaan nobel
kimia dalam kerjanya dibidang polimer konduktif. Pekerjaan dengan polimer ini
dimulai pada polyacetilen. Polimer banyak dipelajari karena struktur, sifat dan
mekanismenya yang unik dan atraktif. Penemuan polimer yang dapat menghantarkan
arus listrik, dikenal dengan polimer konduktif pada pertengahan tahun 1970-an dan
telah melahirkan penelitian yang intensif yang menunjukkan sifat-sifat elektrik pada
polimer yang berkisar dari insulating (tidak dapat menghantar), semi konduktif sampai
konduktif. Material jenis baru yang bersifat semikonduktif dan konduktif ini dapat
disebut gabungan sifat-sifat elektrik dan optic semikonduktor anorganik dengan polimer
yang memiliki kelenturan mekanis. Akan tetapi mekanisme pembawa muatan dan
transport muatan pada polimer semikonduktif memiliki perbedaan mendasar dengan
semikonduktor anorganik.

2.2 Sifat Polimer Konduktif


Polimer semikonduktif dan konduktif adalah polimer terkonjugasi yang
menunjukkan perubahan ikatan tunggal dan ganda antara atom-atom karbon pada rantai
utama polimer. Ikatan ganda diperoleh dari karbon yang memiliki empat elektron
valensi, namun pada molekul terkonjugasi hanya memiliki tiga (kadang-kadang dua)
atom lain. Elektron yang tersisa membentuk ikatan , elektron yang terdelokalisasi
pada seluruh molekul. Suatu zat dapat bersifat polimer konduktif jika mempunyai
ikatan rangkap yang terkonjugasi. Contoh dari polimer terkonjugasi adalah plastik
tradisonal (polyethylen), sedangkan polimer konduktif antara lain : polyacetilen,
polpyrol, polytiopen, polyaniline dan lain lain.

7
2.3 Pembuatan Polimer Konduktif
Polianilin dapat disintesis secara elektrokimia menghasilkan produk dalam
bentuk film dan sintesis secara kimia biasa akan menghasilkan polianilin dalam bentuk
bubuk. Sintesis polianilin secara kimia biasa yang sering dilakukan adalah polimerisasi
interfasial(antar muka) karena metode ini relatif mudah dalam pemberian doping.
Secara elektrokimia polianilin dapat disintesis dengan metode galvanostatik dimana
proses doping terjadi bersamaan dengan polimerisasi. Pada metode ini terjadi
perubahan unsur/senyawa kimia menjadi senyawa yang sesuai dengan yang diinginkan.
Penggunaan metode ini oleh para peneliti dalam mensintesis bahan didasarkan oleh
berbagai keuntungan yang ditawarkan seperti peralatan yang diperlukan sangat
sederhana, yakni terdiri dari dua/tiga batang elektroda yang dihubungkan dengan
sumber arus listrik, potensial elektroda dan rapat arusnya dapat diatur sehingga
selektivitas dan kecepatan reaksinya dapat ditempatkan pada batasbatas yang diinginkan
melalui pengaturan besarnya potensial listrik serta tingkat polusi sangat rendah dan
mudah dikontrol.
Polianilin diperoleh dari monomer anilin melalui proses polimerisasi. Anilin
merupakan se-nyawa organik dengan komposisi C6H7N yang termasuk ke dalam
kelompok senyawa aromatik yang mempunyai berat molekul 93 gr/mol, titik didih 183
186 oC, indeks bias 1,58 dan rapat massa 1,002 kg/liter. Bentuk molekul anilin adalah
heterosiklik enam sisi dengan amina me-rupakan salah satu substansi pembentuknya.
Ikatan kimia pada molekul anilin adalah ikatan kovalen dengan tiga buah ikatan
rangkap. Anilin larut dalam senyawa organik seperti alkohol, benzena, kloroform dan
aseton.
Polianilin murni hasil sintesis kimia berbentuk basa emeraldin yang bersifat
isolator. Konduktivitas listriknya diperoleh dengan cara pemberian doping yang dapat
dilakukan dengan proses polimerisasi elektrokimia (Dogan, 1993) sehingga terbentuk
serbuk biru kehitaman yang disebut sebagai garam emeraldin (Rosa Vera, 2003).
Doping yang digunakan adalah senyawa-senyawa yang dapat bertindak sebagai elektron
acceptor atau bersifat asam.

8
Gambar 1. Proses polimerisasi polianilin (PAni) dengan menggunakan doping HCl.
Karakteristik polianilin tersebut menyebabkan bahan tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai bahan sensor gas, sel surya, bahan alternatif elektroda batere,
bahan antistatik, LED dan FET (Dogan, 1993).
Polianilin disintesis dengan cara mencampurkan secara bertetes tetes larutan
kalium persulfat jenuh yang telah diasamkan dengan larutan HCl 1 M sampai pH = 1
pada temperatur 0 C ke dalam larutan anilin yang diasamkan dengan larutan HCl 1 M
sampai pH = 1 pada temperatur 0 C dalam volum yang sama dan diaduk dengan
pengaduk magnetik selama 12 jam. Endapan yang berwarna hijau yang terbentuk
kemudian disaring, dicuci dengan larutan HCl 1 M beberapa kali sampai filtrat tak
berwarna lagi. Endapan dikeringkan di udara selama satu hari. Serbuk bentuk basa dan
asam diperoleh dengan merendam endapan ini ke dalam larutan NH3 1 M dan larutan
HCl 1 M selama 12 jam, yang kemudian masing-masing endapan yang direndam
tersebut disaring dan dikeringkan di udara selama satu hari.

Pembuatan Polyacetilen
Polimer konduktif dapat dibuat dari polyacetilen. Polyacetilen merupakan
polimer terkonjugasi sederhana yang mempunyai dua bentuk: yaitu bentuk cis dan trans
polyacetilen.
Sedangkan pembuatan polyacetilen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. cara pemanasan
2. cara dopping.
Polyacetilen bentuk trans dibuat dengan kondisi temperatur yang berbeda.
Katalis Ti(O-n-C4H9)4-(C2H5)3Al.

9
Temperatur (oC) % trans
150 100
100 92,5
50 67,6
18 40,7
0 21,4
-18 4,6
-78 1,9

Temperatur yang menunjukan proses isomerisasi irreversibel dengan bentuk cis


terjadi pada temperatur yang lebih tinggi pada 145 oC menghasilkan bentuk trans.
Bentuk cis secara termodinamika kurang stabil dibandingkan dengan bentuk trans. Pada
temperatur tinggi, dan secara spontan isomer cis dapat berubah menjadi trans.

Konduktifitas polyacetilen dapat ditingkatkan dengan proses halogenasi.


Struktur polyacetilen dapat mengalami resonansi sehingga konduktifitasnya menjadi
lebih besar. Adanya resonansi pada poliasetilen menyebabkan material dapat
menghantarkan arus listrik.

Bila klorin ditambahkan pada film, ternyata tidak menghasilkan spektrum garis,
tetapi reaksi adisi klorin menghasilkan spektrum polyacetilen yang jelas. Sekarang
dikenal doping-induced pita IR yang disusun dari 3 pita yaitu pada 1397, 1288 dan 888
cm-1, absorbsi kuat jelas dibanding undoped polymer.

Trans polyacetilen mempunyai konduktifitas listrik yang lebih tinggi, karena


trans polyacetilen mempunyai dua degenerasi keadaan dasar. Untuk memperbesar
hantaran listrik polimer terkonjuasi dapat dilakukan dengan cara dopping. Cis dan trans
polyacetilen merupakan semikonduktor dengan konduktifitas relatif rendah. Bahan
polyacetilen dapat didoping untuk membentuk semikonduktor tipe p atau tipe n. Pada
doping tinggi tingkat efektifitas sama dengan bahan logam.

2.4 Aplikasi Penggunaan Polimer


Aplikasi dari polimer pun akhirnya tidak hanya sebatas pada strukturalnya saja
namun juga dari segi fungsionalnya. Sehingga dapat diaplikasikan menjadi sensor,
polimer light emitting diode.

10
Polimer Konduktif dengan aplikasinya sebagai PLED atau Polimer Light
Emitting Diode mulai dapat menggantikan fungsi dari LED (Light Emitting Diode)
biasa. Karena PLED mempunyai kelebihan dibandingkan dengan LED biasa. Yakni
memiliki kualitas yang lebih tinggi, serta komponen yang lebih efisien dari segi biaya,
cahaya yang dihasilkan pun lebih terang, berukuran kecil, menyerap enegri lebih
rendah, biodegradable mudah disintesis serta memiliki kecepatan switching yang tinggi
dan dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama sekitar 15.000 jam.
Penggunaan material anorganik menjadi sebuah masalah ketika baterai tidak
dapat diolah secara alamiah efisiensinya rendah dan biaya produksinya yang cukup
tinggi. Solusi alternatif pembuatan baterai adalah dengan menggunakan material
organik berupa polimer konduktif sebagai bahan baku. Akan tetapi polimer konduktif
memiliki keterbatasan dalam hal konduktifitas yang relatif rendah sehingga perlu
dilakukan pendopingan untuk meningkatkan konduktifitasnya.
Sifat elektronik suatu bahan dapat ditentukan dari struktur elektronikanya. Pada
suatu senyawa logam terjadi overlap antar orbital-orbital sejenis dengan atom berlainan
untuk membentuk orbital molekul. Proses ini akan membuat rapatan struktur yang
tinggi pada logam sehingga elektron dapat dengan mudah mengalir secara terus
menerus pada logam.
Beberapa jenis polimer memiliki daya hantar listrik yang mirip dengan daya
hantar listrik senyawa logam. Polimer dengan konduktivitas menjadi penelitian setelah
adanya publikasi tentang pengembangan senyawa-senyawa organic dengan
menghantarkan arus listrik seperti sifat logam. Contoh polimer yang dapat
menghantarkan arus listrik antara lain adalah poliasitelina, polipirole, dan polianilina.
Prinsip kerja polimer konduktif adalah adanya ikatan rangkap terkonjugasi pada suatu
rantai polimer. Sehingga atom karbon mengikat atom karbon lain dengan ikatan tunggal
dan ganda secara bergantian (selang-seling) yang dapat mempengaruhi sifat konduktif
pada polimer terkonjugasi. Penambahan senyawa kimia berupa doping akan menambah
kerapatan elektron sehingga terjadi perubahan konduktifitas polimer dari semikonduktif
menjadi konduktif.
Polimer konduktif bisa menjadi salah satu alternative bahan penyimpan energi
listrik karena sifatnya yang ringan, fleksibel, murah dan gampang untuk diproduksi.

11
Selain itu penggunaan polimer dari alam merupakan salah satu solusi untuk
pemanfaatan bahan-bahan ramah lingkungan.
Polimer sebagai bahan penyimpan energi listrik ini dibuat dengan
menggunakan metode Swelling sonic dan Asam Sonic. Swelling atau pengembangan
selulosa merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatan serat selulosa
yang tergenerasi, delignifikasi, dan modifikasi selulosa pada kondisi fase reaksi
homogeny maupun heterogen. Sampel selulosa yang diperoleh dari hasil swelling
dengan ultrasonic kemudian di doping dengan aniline. Hasilnya adalah berupa komposit
yang dikeringkan setelah di cuci dengan HCl. Selulosa memiliki ikatan silang antar
molekul yang menghalangi suatu molekul untuk masuk dan mengaktifkan gugus
hidroksil pada selulosa sehingga aniline bisa masuk ke dalam selulosa. Sonifikasi
dilakukan untuk mempermudah dan mempercepat proses swelling (penggembungan).
Dari hasil penelitian ini semakin besar konsentrasi aniline yang ditambahkan, sifat
konduktifitas bahan yang dihasilkan semakin besar.

2.5 Keuntungan Polimer Konduktif


1. Merupakan gabungan dari sifat logam dan plastik
2. Konduktifitas tinggi
3. Terang/ tembus cahaya/ transparan
4. Prosesnya mudah dan tidak rumit
5. Harganya murah
6. Sintesisnya bisa dipilih

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalh ini yaitu sebagai berikut :

1. Polimer konduktif merupakan polimer yang dapat menghantarkan arus listrik.


Hantaran listrik terjadi karena ada elektron ikatan terdelokalisasi yaitu
kecenderungan elektron terluar untuk berpindah dari satu tingkatan ke
tingkatan yang lain, yang mempunyai struktur pita seperti silikon.
2. Suatu zat dapat bersifat polimer konduktif jika mempunyai ikatan rangkap yang
terkonjugasi. Contoh dari polimer terkonjugasi adalah plastik tradisonal
(polyethylen), sedangkan polimer konduktif antara lain : polyacetilen, polpyrol,
polytiopen, polyaniline dan lain lain.
3. Polimer konduktif dapat dibuat dari polyacetilen. Polyacetilen merupakan
polimer terkonjugasi sederhana yang mempunyai dua bentuk: yaitu bentuk cis
dan trans polyacetilen.
4. Polimer Konduktif dengan aplikasinya sebagai PLED atau Polimer Light
Emitting Diode mulai dapat menggantikan fungsi dari LED (Light Emitting
Diode) biasa. Karena PLED mempunyai kelebihan dibandingkan dengan LED
biasa.
5. Keuntungan polimer konduktif Merupakan gabungan dari sifat logam dan
plastik, Konduktifitas tinggi, Terang/ tembus cahaya/ transparan, Prosesnya
mudah dan tidak rumit, Harganya murah, Sintesisnya bisa dipilih

13
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden dan Fessenden, (1991) Kimia Organik, Erlangga, Jakarta

Rositawati, Dwi Nugraheni. 2004. Pengaruh Doping Dan Annealing Terhadap

Konduktivitas

Stejskal, J and Gilbert, R.G, 2002, Polyaniline Preparation of A Conducting

Polymer, J. Pure Appl. Chem., 74: 857 867

14

Anda mungkin juga menyukai