Polimer Konduktif Kelompok 2
Polimer Konduktif Kelompok 2
POLIMER KONDUKTIF
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunian Nya kepada kelompok kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul Kimia Polimer Konduktif .Makalah ini kami susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah pengelolaan laboratorium. Selain itu makalah juga dapat kita gunakan
Namun kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Polimer konduktif mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1970-an dan
telah melahirkan penelitian yang intensif untuk mempelajari sifat-sifat kelistrikan
polimer konduktif dari material insulator, semikonduktor sampai konduktor. Material
jenis baru ini bersifat semikonduktif dan konduktif dengan sifat elektrik dan optik mirip
dengan semikonduktor anorganik namun memiliki kelenturan mekanis seperti
plastik/polimer. Akan tetapi mekanisme pembawa muatan pada polimer semikonduktif
memiliki perbedaan mendasar dengan semikonduktor anorganik. Tidak semua polimer
dapat menjadi konduktif, hanya polimer terkonjugasi yang bisa menjadi konduktor
(ikatan pada rantai berupa ikatan tunggal dan rangkap yang berposisi berselang-seling)
Struktur ikatan tunggal atau rangkap.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian polimer konduktif dan sejarahnya
2. Mengetahui sifat polimer konduktif
3. Mengetahui pembuatan polimer konduktif
4. Mengetahui mengaplikasikan penggunaan polimer konduktif
5. Mengetahui keuntungan dari polimer konduktif
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Sejarah
Pada oktober 2000 Alan Fleeger dan Shirakawa memperoleh penghargaan nobel
kimia dalam kerjanya dibidang polimer konduktif. Pekerjaan dengan polimer ini
dimulai pada polyacetilen. Polimer banyak dipelajari karena struktur, sifat dan
mekanismenya yang unik dan atraktif. Penemuan polimer yang dapat menghantarkan
arus listrik, dikenal dengan polimer konduktif pada pertengahan tahun 1970-an dan
telah melahirkan penelitian yang intensif yang menunjukkan sifat-sifat elektrik pada
polimer yang berkisar dari insulating (tidak dapat menghantar), semi konduktif sampai
konduktif. Material jenis baru yang bersifat semikonduktif dan konduktif ini dapat
disebut gabungan sifat-sifat elektrik dan optic semikonduktor anorganik dengan polimer
yang memiliki kelenturan mekanis. Akan tetapi mekanisme pembawa muatan dan
transport muatan pada polimer semikonduktif memiliki perbedaan mendasar dengan
semikonduktor anorganik.
7
2.3 Pembuatan Polimer Konduktif
Polianilin dapat disintesis secara elektrokimia menghasilkan produk dalam
bentuk film dan sintesis secara kimia biasa akan menghasilkan polianilin dalam bentuk
bubuk. Sintesis polianilin secara kimia biasa yang sering dilakukan adalah polimerisasi
interfasial(antar muka) karena metode ini relatif mudah dalam pemberian doping.
Secara elektrokimia polianilin dapat disintesis dengan metode galvanostatik dimana
proses doping terjadi bersamaan dengan polimerisasi. Pada metode ini terjadi
perubahan unsur/senyawa kimia menjadi senyawa yang sesuai dengan yang diinginkan.
Penggunaan metode ini oleh para peneliti dalam mensintesis bahan didasarkan oleh
berbagai keuntungan yang ditawarkan seperti peralatan yang diperlukan sangat
sederhana, yakni terdiri dari dua/tiga batang elektroda yang dihubungkan dengan
sumber arus listrik, potensial elektroda dan rapat arusnya dapat diatur sehingga
selektivitas dan kecepatan reaksinya dapat ditempatkan pada batasbatas yang diinginkan
melalui pengaturan besarnya potensial listrik serta tingkat polusi sangat rendah dan
mudah dikontrol.
Polianilin diperoleh dari monomer anilin melalui proses polimerisasi. Anilin
merupakan se-nyawa organik dengan komposisi C6H7N yang termasuk ke dalam
kelompok senyawa aromatik yang mempunyai berat molekul 93 gr/mol, titik didih 183
186 oC, indeks bias 1,58 dan rapat massa 1,002 kg/liter. Bentuk molekul anilin adalah
heterosiklik enam sisi dengan amina me-rupakan salah satu substansi pembentuknya.
Ikatan kimia pada molekul anilin adalah ikatan kovalen dengan tiga buah ikatan
rangkap. Anilin larut dalam senyawa organik seperti alkohol, benzena, kloroform dan
aseton.
Polianilin murni hasil sintesis kimia berbentuk basa emeraldin yang bersifat
isolator. Konduktivitas listriknya diperoleh dengan cara pemberian doping yang dapat
dilakukan dengan proses polimerisasi elektrokimia (Dogan, 1993) sehingga terbentuk
serbuk biru kehitaman yang disebut sebagai garam emeraldin (Rosa Vera, 2003).
Doping yang digunakan adalah senyawa-senyawa yang dapat bertindak sebagai elektron
acceptor atau bersifat asam.
8
Gambar 1. Proses polimerisasi polianilin (PAni) dengan menggunakan doping HCl.
Karakteristik polianilin tersebut menyebabkan bahan tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai bahan sensor gas, sel surya, bahan alternatif elektroda batere,
bahan antistatik, LED dan FET (Dogan, 1993).
Polianilin disintesis dengan cara mencampurkan secara bertetes tetes larutan
kalium persulfat jenuh yang telah diasamkan dengan larutan HCl 1 M sampai pH = 1
pada temperatur 0 C ke dalam larutan anilin yang diasamkan dengan larutan HCl 1 M
sampai pH = 1 pada temperatur 0 C dalam volum yang sama dan diaduk dengan
pengaduk magnetik selama 12 jam. Endapan yang berwarna hijau yang terbentuk
kemudian disaring, dicuci dengan larutan HCl 1 M beberapa kali sampai filtrat tak
berwarna lagi. Endapan dikeringkan di udara selama satu hari. Serbuk bentuk basa dan
asam diperoleh dengan merendam endapan ini ke dalam larutan NH3 1 M dan larutan
HCl 1 M selama 12 jam, yang kemudian masing-masing endapan yang direndam
tersebut disaring dan dikeringkan di udara selama satu hari.
Pembuatan Polyacetilen
Polimer konduktif dapat dibuat dari polyacetilen. Polyacetilen merupakan
polimer terkonjugasi sederhana yang mempunyai dua bentuk: yaitu bentuk cis dan trans
polyacetilen.
Sedangkan pembuatan polyacetilen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. cara pemanasan
2. cara dopping.
Polyacetilen bentuk trans dibuat dengan kondisi temperatur yang berbeda.
Katalis Ti(O-n-C4H9)4-(C2H5)3Al.
9
Temperatur (oC) % trans
150 100
100 92,5
50 67,6
18 40,7
0 21,4
-18 4,6
-78 1,9
Bila klorin ditambahkan pada film, ternyata tidak menghasilkan spektrum garis,
tetapi reaksi adisi klorin menghasilkan spektrum polyacetilen yang jelas. Sekarang
dikenal doping-induced pita IR yang disusun dari 3 pita yaitu pada 1397, 1288 dan 888
cm-1, absorbsi kuat jelas dibanding undoped polymer.
10
Polimer Konduktif dengan aplikasinya sebagai PLED atau Polimer Light
Emitting Diode mulai dapat menggantikan fungsi dari LED (Light Emitting Diode)
biasa. Karena PLED mempunyai kelebihan dibandingkan dengan LED biasa. Yakni
memiliki kualitas yang lebih tinggi, serta komponen yang lebih efisien dari segi biaya,
cahaya yang dihasilkan pun lebih terang, berukuran kecil, menyerap enegri lebih
rendah, biodegradable mudah disintesis serta memiliki kecepatan switching yang tinggi
dan dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama sekitar 15.000 jam.
Penggunaan material anorganik menjadi sebuah masalah ketika baterai tidak
dapat diolah secara alamiah efisiensinya rendah dan biaya produksinya yang cukup
tinggi. Solusi alternatif pembuatan baterai adalah dengan menggunakan material
organik berupa polimer konduktif sebagai bahan baku. Akan tetapi polimer konduktif
memiliki keterbatasan dalam hal konduktifitas yang relatif rendah sehingga perlu
dilakukan pendopingan untuk meningkatkan konduktifitasnya.
Sifat elektronik suatu bahan dapat ditentukan dari struktur elektronikanya. Pada
suatu senyawa logam terjadi overlap antar orbital-orbital sejenis dengan atom berlainan
untuk membentuk orbital molekul. Proses ini akan membuat rapatan struktur yang
tinggi pada logam sehingga elektron dapat dengan mudah mengalir secara terus
menerus pada logam.
Beberapa jenis polimer memiliki daya hantar listrik yang mirip dengan daya
hantar listrik senyawa logam. Polimer dengan konduktivitas menjadi penelitian setelah
adanya publikasi tentang pengembangan senyawa-senyawa organic dengan
menghantarkan arus listrik seperti sifat logam. Contoh polimer yang dapat
menghantarkan arus listrik antara lain adalah poliasitelina, polipirole, dan polianilina.
Prinsip kerja polimer konduktif adalah adanya ikatan rangkap terkonjugasi pada suatu
rantai polimer. Sehingga atom karbon mengikat atom karbon lain dengan ikatan tunggal
dan ganda secara bergantian (selang-seling) yang dapat mempengaruhi sifat konduktif
pada polimer terkonjugasi. Penambahan senyawa kimia berupa doping akan menambah
kerapatan elektron sehingga terjadi perubahan konduktifitas polimer dari semikonduktif
menjadi konduktif.
Polimer konduktif bisa menjadi salah satu alternative bahan penyimpan energi
listrik karena sifatnya yang ringan, fleksibel, murah dan gampang untuk diproduksi.
11
Selain itu penggunaan polimer dari alam merupakan salah satu solusi untuk
pemanfaatan bahan-bahan ramah lingkungan.
Polimer sebagai bahan penyimpan energi listrik ini dibuat dengan
menggunakan metode Swelling sonic dan Asam Sonic. Swelling atau pengembangan
selulosa merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatan serat selulosa
yang tergenerasi, delignifikasi, dan modifikasi selulosa pada kondisi fase reaksi
homogeny maupun heterogen. Sampel selulosa yang diperoleh dari hasil swelling
dengan ultrasonic kemudian di doping dengan aniline. Hasilnya adalah berupa komposit
yang dikeringkan setelah di cuci dengan HCl. Selulosa memiliki ikatan silang antar
molekul yang menghalangi suatu molekul untuk masuk dan mengaktifkan gugus
hidroksil pada selulosa sehingga aniline bisa masuk ke dalam selulosa. Sonifikasi
dilakukan untuk mempermudah dan mempercepat proses swelling (penggembungan).
Dari hasil penelitian ini semakin besar konsentrasi aniline yang ditambahkan, sifat
konduktifitas bahan yang dihasilkan semakin besar.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Konduktivitas
14