Anda di halaman 1dari 29

MATERIAL KERAMIK

OLEH:

KELOMPOK 7
Mariana Arman
Sri Sulpiani
Nur Aqli

(KELAS: FISIKA VII A)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
A. Sejarah Keramik

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani yaitu “keramikos”


yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai
suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang
dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini
tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik
terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk
padat.
Bahan keramik terdiri dari fasa yang merupakan senyawa antara unsur
logam dan bukan logam. Senyawa ini mempunyai ikatan ionik dan/atau
ikatan kovalen.jadi sifat-sifatnya berbeda dengan logam. Kebanyakan fase
keramik mempunyai struktur kristalin. Dibanding dengan logam, struktur
kristal bahan keramik lebih rumit.

(a) (b)
Gambar 1. (a) keramik tradisional (b) keramik maju (Petra, 2006).

Struktur Kristal
a. Sebagian besar keramik diikat secara ionik dan hanya sedikit diikat
secara kovalen
b. Ikatan ionik biasanya mempunyai diameter atom kation < atom anion,
akibatnya atom kation selalu dikelilingi atom anion.
c. Jumlah atom tetangga terdekat ( mengelilingi ) atom tertentu dikenal
sebagai bilangan koordinasi (Coordinasi Number).
Dimana atom bermuatan positif (Atom Logam) kation dan atom
bermuatan negatif (n0n logam) anion.

Kristal keramik akan stabil jika anion yang mengelilingi kation jika
semuanya bersinggungsn dengan kation

Stabil Tidak Stabil

Gambar 2. Struktur keramik stabil dan tidak stabil ( Daryus, 2009).

Bilangan Koordinasi
Jumlah anion tetangga yang paling dekat dengan kation dan bisa
dihubungkan dengan perbandingan jari-jari kation dan anion.
Bilangan koordinasi = rc/ra
Keterangan: rc = jari-jari kation
ra = jari-jari anion
Macam- macam bilangan koordinasi
Coordination Cation – anion Coordination
Number radius ratio geometri
2 < 0,55

3 0,155-0,225
4 0,225-0,414

6 0,414-0,732

8 0,732-1,0

( Daryus, 2009)
Struktur Bentuk Mikro Keramik
Didalam keramik juga terdapat kristal ion sebagai struktur mikro.
Dimana ikatan atom yang terjadi pada keramik adalah ikatan ion total atau
sebagian ataupun ikatan kovalen. Ion-ion metal bermuatan positif yang
disebut kation terikat secara ionik ataupun kovalen dengan ion-ion non metal
bermuatan negatif yang biasa disebut sebagai anion. Dimana struktur kristal
yang dibentuk pada keramik ini akan memperlihatkan struktur kristal yang
cukup kompleks. Struktur kristal keramik ditentukan oleh : besarnya muatan-
muatan listrik dari masing-masing ion dan Ukuran relatif kation dan anion.
Dibawah ini dikemukakan struktur khas kristal ion yang sering ditemui
dalam keramik:
a. Struktur Kristal Tipe AX
Untuk NaCl ( bentuk kubik berpusat muka (FCC))

Gambar 3. Struktur kristal NaCl ( Mustamin, 2015)


b. Struktur Kristal Tipe AmXp
Untuk 𝐴𝑙2 𝑂3 ( Korundum ) yaitu bentuk haksagonal tumpukan padat

Gambar 4. Struktur kristal 𝐴𝑙2 𝑂3 (Mustamin, 2015)

c. Struktur Kristal Tipe AmXp


Untuk 𝐵𝑎𝑇𝑖𝑂3 ( bentuk kristal perouskite )

Gambar 5. Struktur kristal 𝐵𝑎𝑇𝑖𝑂3 (Mustamin, 2015)

B. Jenis-jenis Keramik
1. Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan
bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini
adalah: barang pecah belah, keperluan rumah tangga, dan untuk industri
(refractory).
Produk Keramik Tradisional
a. Pottery (bahan tembikar) & Tableware (peralatan makan). Ini
adalahn produk tertua yg dimulai sejak ribuan tahun lalu dan
digunakan hingga sekarang. Meliputi seluruh produk peralatan makan
yg kita gunakan sehari-hari termasuk earthenware (tembikar dari
tanah), stoneware (tembikar dari batu), dan china (porcelain/tembikar
china). Bahan baku produk ini biasanya dari tanah liat (clay)
dikombinasikan dg mineral lain seperti silica dan feldspar.

Gambar 6. Teko botol keramik bahan tembikar .(http:// pxhere.com)

Gambar 7. Peralatam makan tradisional .(http:// rebanas.com)


b. Brick (batu bata) & Tile (ubin). Batu bata bangunan, pipa keramik,
genteng keramik, saluran air keramik, dan ubin dibuat dari berbagai
tanah liat yg mengandung silica dan bahan berpasir yg tersedia
berlimpah di alam. Produk-produk ini dibentuk dengan cetakan dan
dibakar pada suhu relatif rendah.

Gambar 8. Batu bata .(http:// g-excess.com)

c. Refractories (keramik tahan panas).


Keramik tahan panas, sering dlm bentuk batu bata (bricks), sangat
penting bagi proses industri yang memerlukan tanur (furnace) dan
wadah (crucible) utk pemanasan dan atau peleburan bahan. Bahan
tahan panas (refractory materials) hrs memiliki sifat tahan terhadap
suhu tinggi, daya hantar panas rendah (thermal insulation), dan tahan
terhadap reaksi kimia dg bahan (logam) yg dipanaskan/dilebur.
Keramik yg digunakan sebagai refractory materials meliputi: alumina,
silica, magnesium oxide (MgO) dan calcium oxide (CaO).
Gambar 9. Refractories .( http://indonesian.kilnrefractorybricks.com)

d. Abrasives
Keramik tradisional yg digunakan sebagai produk abrasive seperti
batu gerinda dan kertas ampelas adalah alumina dan silicon carbide
(SiC). Meskipun silicon carbide lebih keras (SiC: 2600 HV, Al2O3:
2200 HV) tetapi alumina lebih banyak digunakan sebagai batu gerinda
karena memberikan hasil yang lebih baik saat menggerinda baja.

Gambar 10. Refractories .( http://citrautama008.com)


Product Principal Chemistry Minerals & Raw
Materials
Pottery, Tableware Clay + silica+feldspar
A𝑙2 S𝑖2 𝑂5(OH)4,
SiO2, KAIS𝑖3 O8
Porcelain A𝑙2 S𝑖2 𝑂5(OH)4, Clay + silica+feldspar
SiO2, KAIS𝑖3 O8
Brick, Tile A𝑙2 S𝑖2 𝑂5(OH)4, Clay + silica+other
SiO2, fine stones
Refractory A𝑙2 O3, S𝑖𝑂2 , 𝑜𝑡ℎ𝑒𝑟 Alumina and silica
MgO, CaO
Abrasive : silicon SiC Silica + coke
carbide
Abrasive : Al2O3 Bauxite or alumina
aluminium oxide

https://www.slideshare.net/agamsreal/presentasi-keramik.

2. Keramik Modern
Merupakan keramik yang tersebuat dari bahan tanah liat atau material
yang berbasis silikat , tetapi dibuat dari panduan senyawaan oksida
tertentu dan biasanya dihasilkan material sintesis yang tidak terdapat
dialam. Contohnya
pengaplikasian keramik modern misalkan biokeramik, superkonduktor,
katalis, refraktor, optik, dll
a. Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik
teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic)
adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida
logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll).
Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin,
dan pada bidang medis.
b. New Ceramic (keramik baru) adalah bahan keramik yg telah
dikembangkan secara sintetis melalui beberapa dekade utk
meningkatkan teknik pemrosesan yg dapat mengontrol dg baik
struktur dan sifat bahan keramik.
Keramik baru umumnya berbasis pada senyawa selain variasi
aluminum silicate, dan secara kimia lebih sederhana dari pada keramik
tradisional, contohnya: oxides, carbides, nitrides, dan borides. Garis
pemisah antara keramik tradisional dan baru sangat samar karena
aluminum oxide dan silicon carbide termasuk kelompok keramik
tradisional.
Pembedaannya lebih didasarkan pada metode pemrosesan dari
pada komposisi kimianya.

Gambar 11. keramik modern (Petra, 2006).


C. Bahan Baku Dasar
1. Lempung
Berfungsi untuk mempermudah proses pembentukan keramik,
mempunyai sifat plastis mudah dibentuk.

Gambar 12. Lempung (http://bagibagigus.blogspot.com)

2. Feldspar
Berfungsi sebagai bahan pengikat dalampembuatan keramik.

Gambar 13. feldpar (http://tambangupri-mks.blogspot.com)

3. Pasir (Kuarsa)
Berfungsi untuk mengurangi susut kering waktu dibakar, jadi mengurangi
retak-retak dalam pengeringan dam mempertinggi kualitas

Gambar 14. kwarsa (https://www.terraconblock.com)


4. Kaolin
Sifat dan keadaan bahan: berbutir kasar, rapuh dan tidak plastis jika di
bandingkan dengan lempung sedimenter, karena itu sulit di bentuk,
penyusutan dan kekuatan keringnya pun lebih rendah dan sangat tahan
api.

Gambar 15. kaolin (https://houseofdamiapitshop.blogspot.com)

D. Bahan baku Keramik


1. Mineral.
 Andalusit (Al2O3.SiO2),
Berguna untuk membantu mengidentifikasi tekanan dan temperatur
pembentukan dari batuan induk di mana mereka ditemukan.
 Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O),
berfungsi sebagai bahan pengikat dan memberi kemudahan dalam
pembentukan badan keramik pada kondisi mentah.
 Bauksit,
Fungsinya sebagai bahan baku dalam keramik yang mudah patah,
dan tidak dapat larut dalam air serta tidak akan terbakar.
 Potas (K2O),
Berfungsi sebagai pemberi sifat fluks dalam formulasi keramik.
 Halosit (Al2O3.2SiO2.xH2O),
 Lempung (clay)
Fungsinya mempermudah proses pembentukan keramik, mempunyai
sifat plastis mudah dibentuk, mempunyai daya ikat bahan baku tidak
plastis.

2. Oksida sederhana
 Alumina (Al2O3)
berfungsi sebagai unsur pengeras Al2O3 yang digunakan untuk
menambah kekentalan lapisan glasir, membantu membentuk lapisan
glasir yang lebih kuat dan keras serta memberikan kestabilan pada
benda keramik.
 Besi Oksida (Fe2O4)
Berfungsi menghasilkan medan magnet yang sangat kuat dan sukar
demagnetisasi (menghilangkan medan magnet) dengan memecah
barisan elektron tertentu.
 Aluminium Titanat (Al2O3.TiO2)
Berfungsi sebagai densitas, porositas, kekerasan, analisis komposisi
fasa dan analisis mikrostruktur.
 Barium Titanat
Berfungsi sebagai pengatur temperatur kalsinasi saat pembuatan
keramiknya. dimana nilai konstanta dielektrik dari suatu keramik
merupakan suatu fungsi temperatur. Semakin tinggi temperatur
kalsinasi saat pembuatan keramiknya maka nilai konstanta
dielektriknya semakin besar pula.
 Bismut Oksida
Mempunyai fungsi ketahanan listrik yang tinggi, ketika terbakar
dengan oksigen, bismut terbakar dengan nyala yang berwarna biru.
 Kalsium Oksida
Sering disebut dengan kapur tohor yang berfungsi menghasilkan
panas dan berubah menjadi kapur padam (kalsium hidroksida,
CaOH)
3. Oksida kompleks dan Silikat
 Natrium Silikat (Na2O.xSiO2)
Berfungsi untuk mengetahui karakteristik molekul dan transpor ion
 Natrium Fosfat (Na4P2O7)
 Magnesium Fosfat (Mg2P2O8),
 Spinel (MgO.Al2O3),
berfungsi memberikan warna yang stabil sehingga dapat digunakan
sebagai pigmen keramik dan penggunaan sebagai campuran glasir
dan bodi keramik, untuk suhu tinggi ataupun rendah.
 Forsterit (2MgO.SiO2),

4. Non-Oksida
 Boron karbida (B4C)
Boron karbida dikenal sebagai bahan kuat yang memiliki kekerasan
tinggi, penampang tinggi untuk penyerapan neutron (yaitu sifat
pelindung yang baik terhadap neutron), stabilitas radiasi pengion,
dan sebagian besar bahan kimia.
 Kromium Karbida (Cr23C6, Cr7C3, Cr3C2),
 Silikon Karbida (SiC)
Dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi yang membutuhkan
ketahanan panas dan keausan yang tinggi, seperti perlengkapan
dapur bertemperatur tinggi, elemen pemanas, piringan gerinda, dan
bahan abrasif, varistor, serta light emitting diode (LED).
 Titanium Karbida (TiC)
Berfungsi sebagai ketahanan korosi dan rasio kekuatan terhadap
densitasnya yang paling tinggi di antara semua logam lain.
 Aluminium Nitrida (AlN)
 Boron Nitrida (BN)
Bahan ini memiliki fungsi ketahanan yang baik, sehingga keramik
boron nitrida digunakan sebagai bagian dari perlengkapan bersuhu
tinggi. Boron nitrida juga dapat digunakan dalam bidang
nanoteknologi.
 Silikon Nitrida (Si3N4)
Digunakan sebagai bahan untuk alat pemotong, karena
kekerasannya, stabilitas termal, dan ketahanannya terhadap keausan.

E. Sifat keramik
No Ciri khas Bahan Penggunaan
1 Sifat mekanis
Tahan suhu tinggi Nitrida Turbin gas
Tahan gesekan Alimina boron carbida Mesin diesel
Tahan geseran TiC, TiN, CW, Karbon, Alat pemotong, orderdil heavy-
boron duty
Lubrikan Pelumas padat/bearing
Plating khusus Boron Nitrida Alumina militer
2 Sifat termal
Tahan termal Karbida, nitrida, MgO Magnetohidrodinamika(MHD)
Isolator termal Kalsium Oksida, Titanium Tanur industri, reaktor nuklir
Konduktor termal Oksida, Alumina, Zireconia Piranti elektronik, radiator
Boron Oksida, karbida,
aluminium Nirtida, Alumina
3 Sifat listrik
Tahan listrik Alumina,karbida,berelium Socket semikonduktor
oksida
Piezoelektrisitas Timbal zirkoniat/titanat Osilator listrik, printer, alat
PLTZ perofskit, litium niobat, ignisi/ pemijat
kwarsa,lantanum khormat
Konduktor listrik Zirkonia, karbida Resistor eksoterm,kapasitor mini
Dielektrik Berilium titanat, stronsium Kapasitor tegangan tinggi
titanat
Zirkonia, alumina
Konduktor ionik Detektor oksigen,elektrolit padat
Zirkonia berilium titanat
Semi konduktor Detektor gas, beterei surya,
Pemancar Lantanum borida varistor
elektron Penembak katoda, layar datar
4 Sifat magnet
Mutu magnet Fe2O3 , MnO, BaO Perekat magnetik ferit,
penyimpanan data
5 Sifat Optik
Transparansi Alimina, natrium oksida, Lensa optik suhu tinggi, lampu
MgO natrium
Transmisi optik SiO2 Serta optik, kamera observasi
dalam, detektor optik
Polarisator Zirkonium Oksida, Timbal Memori optik (refersibel)
Oksida, Lantanum oksida
Pendar Keramik tanah jarang, kalium Laser semikonduktor, dioda
arsenida, gelas Nd, YAG berpendar

Fotosensivitas Gelas terhalogenisasi perak Gelas tabir lensa, penyimpanan


citra
optikainframerah
Gelas fluorida, kalkogenida Militer

6 Sifat biologis Alumina, apatit Gigi buatan, tulang buatan,


prostesis
7 Sifat kimia
Absorbsi Silika multipori, gelas Absorben, katalis, boirektor
alumina multipori.
Katalis Zeolit Katalis,perlindungan,
lingkungam
Anti korosi Zirkonia, alumina Reaktor suhu tinggi
F. Karakteristik Keramik
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan
untuk berbagai aplikasi termasuk
1. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah,
2. Tahan korosi,
3. Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat
baik sebagai isolator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO3) dapat
dipolarisasi dan digunakan sebagai kapasitor.
4. Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik, dan
5. Keras dan kuat, namun rapuh.

G. Kelebihan dan Kekurangan Keramik


1. Kelebihan dari material keramik
a. Koefisien ekspansi termal sangat rendah sehingga tahan temperatur
tinggi.
b. Titik leleh (melting point) yang tinggi sehingga dapat tahan dalam
temperatur tinggi
c. Bersifat isolatif yakni penghantar listrik lemah
d. Ketahanan dalam usia pemakaian
e. Kuat, keras dan juga tahan korosi
f. Memiliki densitas yang kecil

2. Kekurangan dari material keramik


a. Berat
b. Isolator porcelin mudah pecah
c. Mudah Terpolusi
d. Getas
H. Proses Pembuatan Keramik
1. Pengolahan Bahan
2. Pembentukan
3. Pengeringan
4. Pembakaran

Process Basic Concept

Ceramic powders Additions (liquids, organic additives)

Adaptation of the system to the shaping process


(grinding, mixing, dispersion, granulation)

shaping

Drying, elimination of organic additives

sintering

Sumber : https://www.scribd.com/presentation/375093962/1-Bahan-Ajar-
Material-Keramik
Modifikasi Karakteristik Powder
1. Grinding
Grinding memodifikasi ukuran partikel dengan metode impak ataupun
abrasif menggunakan mesin milling. Rata-rata ukuran partikel yang
dihasilkan tergantung dari teknik yang digunakan, karakter milling
media(material, bentuk dan ukuran bola/bahan abrasif), jangka waktu,
kondisi (dry milling, aquous-non aquous milling) dan rasio beban antara
beban milling dengan berat powder.

Technique Milling mechanism


Ball Mill impact
Swing hammer mill impact
Planetary mill impact
Jet mill impact
Attrition Friction, shearing

Sumber : https://www.scribd.com/presentation/375093962/1-Bahan-Ajar-
Material-Keramik
2. Penyaringan
Penyaringan (sieving) umumnya digunakan pneumatic vibrator bisa
untuk mendapatkan besar butiran sampai 40μm, untuk mendapatkan
partikel yang lebih kecil bisa menggunakan air jet/ udara yang efisien bisa
mendapatkan sampai ukuran 5μm.
3. Granulasi
Granulasi menghasilkan bola-bola agglomerates yang seragam yang
terbentuk dari partikel halus, yang baik untuk proses pressing, dan bagus
pada saat pembakarannya, granulasi umumnya dilakukan dengan teknik
spray-drying.
Sumber : https://www.scribd.com/presentation/375093962/1-Bahan-Ajar-
Material-Keramik

4. mixing
Mixing menghasilkan campuran yang homogen yang akan
berpengaruh kepada microstruktur keramik. Ada tiga tipe mixer, z-blade
mixer, roller mixer, dan double screw mixer yang biasa digunakan pada
teknik ekstrusi. Mixing dapat dilakukan pada kondisi vakum untuk
menghilangkan gelembung udara
Sumber : https://www.scribd.com/presentation/375093962/1-Bahan-Ajar-
Material-Keramik

Pembentukan
1. Casting/cetak
Merupakan metode paling konvensional dalam pembentukan
keramik yang bisa mendapatkan bentuk-bentuk yang rumit. Teknik ini
yaitu mencetak adonan keramik yang berupa larutan pada cetakan yang
mempunyai serapan air yang tinggi (porous mold) umumnya terbuat dari
gypsum. Mekanisme penyerapan air dari larutan adalah akibat proses
kapilaritas dari porous mold .
Sumber : https://www.scribd.com/presentation/375093962/1-Bahan-Ajar-
Material-Keramik

Sumber : https://www.rilend.blogspot.com

Sumber : https://www.kontainerknockdown.wordpress.com
Sumber : https://www. ibnudin.net

2. Jiggering
Jiggering atau jolliying adalah adaptasi dari metode memutar roda
dalam pembuatan tableware tradisional yang digunakan untuk produksi
massal bentuk-bentuk keramik yang simetris. Perbedaannya adalah pada
wadah dan/atau kepala terbuat dari cetakan gypsum/plaster.

Sumber : https://www.scribd.com/presentation/375093962/1-Bahan-Ajar-
Material-Keramik

3. Pressing
Pressing adalah metode pembentukan keramik dengan cara kompresi
terhadap bahan powder ataupun butiran(granules) secara uniaxial ataupun
isostatic pressing dengan flexibel mold. Teknik ini menghasilkan
toleransi dimensi yang lebih baik dan kapasitas produksi massal.
Sumber : https://www.scribd.com/presentation/375093962/1-Bahan-Ajar-
Material-Keramik

Pengeringan
Drying
Drying menghilangkan additif yang ditambahkan untuk mempermudah
proses pembentukan, disebut juga debinding. Proses ini sangat berpengaruh
pada kualitas apabila tidak dikontrol dengan baik. Drying yang lebih lemah
akan menghasilkan permukaan yg lebih tebal, atau pada kasus produk yang
memiliki bentuk yang rumit, permukaan yg lebih tipis akan kering terlebih
dahulu dibanding yg tebal, sehingga strukturnya melemah.
Pembakaran
Sintering
Sintering pada keramik menyebabkan partikel powder pada green body
berdifusi akibat pemanasan di bawah temperatur lelehnya, membuat butiran-
butiran non kohesif, menjadi kohesif.
Hal yang harus diperhatikan yaitu, temperatur bakar dan laju pemanasan,
durasi dan keadaan udara perlu oksidasi atau tidak.

Sumber : https://www.scribd.com/presentation/375093962/1-Bahan-Ajar-
Material-Keramik

I. Aplikasi Keramik
1. Komponen Dapur/Oven (furnace) : Refraktori padat, Isulator, Refraktori
cor, Penanganan logam cair, Elemen pemanas, Perkakas oven.
2. Komponen Mesin Otomotif : Busi, Sil pompa, Katup, Rotor
turbocharger, piston.
3. Komponen Gas Turbin : Ruang Bakar, Sudu-sudu turbin, Pemindah
panas.
4. Penahan Panas : Dinding pesawat ulang alik, Isolator panas, Lapisan
penahan panas, Bahan tahan api.
5. Komponen tahan aus : Alat-alat potong, Penempa (die), Kran (nozzle),
Sil dan plunyer pompa, Lining dan alat Miling, Abrasif, Pelumas padat,
Alat ukur standar.
6. Keramik Tangguh : benang (fiber), Whisker (fiber), Peralatan golf,
Lempengan tahan peluru, Bantalan, pisau dan gunting.
7. Keramik Optik : benang optic, Lensa, Laser, Alumina translusen, Dioda,
Keramik luminesen.
8. Pelapis Keramik: Tahan aus, Tahan korosi, Penghalang panas, Dielektrik,
Pelumas, Katalis.
9. Keramik Elektromagnetik: Elemen magnet, Kapasitor, Resistor, IC
substrat, Sensor oksigen, Sel bahan baker, Pompa oksigen,
Superkonduktor, Elektroda, Varistor, Pizoelektrik, Isulator, Termistor,
Semikonduktor, Konduktor ion.
10. Keramik Bangunan : Atap, lantai, Kaca jendela, Semen dan Beton, Gelas
keramik, Terakota, Gerabah, Batu bata.
11. Biokeramik: Pengganti tulang, Pengganti gigi, Katup jantung, Porselin
gigi.
12. Saringan dan Selaput Keramik : Selaput pemisah cairan, Selaput pemisah
gas, Saringan logam cair.
13. Keramik Nuklir : Bahan bakar nuklir, Moderator, Pelindung, Kapsul
gelas, Pembungkus bahan bakar nuklir.
Sumber : https://www.scribd.com/presentation/375093962/1-Bahan-Ajar-
Material-Keramik
DAFTAR PUSTAKA

Daryus, Asyari. 2009. Material teknik. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas


Darma Persada.

Ika Yuni Astuti (2006), “Pengaruh Ukuran Partikel Bahan Penyusun dan Suhu
Sintering pada Keramik Berpori dengan Bahan Aditif Karbon Sekam Padi
terhadap Kuat Tekan, Porositas, dan Mikrostruktur “ Publisher Universitas
Petra.

Muhammad, Fauzi Mustamin. 2015. Jurnal Fisika. Makassar: Universitas


Muhammadiyah Makassar.

Yusuf. 1998.“Keramik”. http://www.wikipedia.co.id. Diunduh pada tanggal 23


September 2019; 8.25.

https://www.slideshare.net/agamsreal/presentasi-keramik-36320154
https://docplayer.info/33889077-Di-dalam-penggunaannya-sebagai-bahan
keramik-tanah-liat-yang-tergolong-secondary-clay-kita-kenal-dengan-
nama-dan-jenis-sebagai-berikut.html

https://sites.google.com/site/dasardasarkeramik/home/struktur-keramik

https://www.scribd.com/presentation/375093962/1-Bahan-Ajar-Material-Keramik

Anda mungkin juga menyukai