BAB 7
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
7.1. KESIMPULAN
1. Pengelolaan Pertambangan di Kabupaten Sleman berbasis spasial keruangan yang dituangkan
dalam Kawasan Peruntukan Pertambangan merupakan suatu pengelolaan pertambangan
secara menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan hidup berbasis pada suatu wilayah
yang didukung formasi geologi dan kesesuaian lahan di permukaannya.
BAB 7-1
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN KABUPATEN SLEMAN
parameter pembatas yang berupa Hutan lindung, Pariwisata dan Kawasan Militer, Pemukiman
padat dan kawasan pemerintahan, Penggunaan Lahan Pertanian, Kawasan Lindung
Geologi/Kawasan Resapan Air Kawasan Rawan Bencana Geologi dan Area Terdampak
Erupsi dan Lahar Dingin Merapi, maka Usulan Rencana Wilayah Pertambangan Kabuoaten
Sleman meliputi :
Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Batuan Kecamatan Turi, dengan potensi Komoditas
batuan pasir dan batu hasil erupsi merapi.
Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Batuan Kecamatan Pakem, dengan potensi Komoditas
batuan pasir dan batu hasil erupsi merapi.
Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Batuan Kecamatan Cangkringan, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu hasil erupsi merapi.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Godean, dengan potensi
Komoditas batuan lempung dan bongkah diorit.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Tempel, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Minggir, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Moyudan, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Sayegan, dengan potensi
Komoditas batuan lempung.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Ngemplak, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Ngaglik, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Kalasan, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Berbah, dengan potensi
Komoditas batuan breksi pumis, batupasir pumis, pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Prambanan, dengan potensi
Komoditas batuan breksi pumis, batupasir pumis, pasir dan batu.
2) Kegiatan pertambangan terhadap hasil erupasi merapi yang melimpah perlu diatur secara
khusus karena bahan galian yang berupa pasir dan batu hasil erupsi merapi tersebut berada di
dalam Kawasan Rawan Bencana Merapi. Selain itu untuk pengambilan material hasil erupsi itu
termasuk dalam usaha pengurangan resiko bencana. Konsep pengaturan pertambangan hasil
erupsi merapi tersebut merupakan penggabungan regulasi atau undang-undang, yaitu UU
BAB 7-2
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN KABUPATEN SLEMAN
Penataan Ruang tentang kawasan lindung dan kawasan budidaya, UU Pertambangan yang
mengatur WUP dan WPR, UU Pencegahan Bencana tentang pengurangan resiko, pencegahan
dan mitigasi, dan Perpres tentang Kawasan Merapi. Berdasarkan konsep itu maka alokasi
wilayah pertambangan di wilayah terdampak letusan merapi terutama di Kecamatan Turi, Pakem
dan Cangkringan di peruntukkan sebagai depo-depo, yang nantinya pada kegiatan dalam
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi pasca bencana endapan awan panas
dan aliran lahar Merapi yang mengambil material endapan awan panas dan aliran lahar Merapi
yang berupa pasir dan batu dapat di tampung dengan adanya depo-depo yang telah di
alokasikan sebagai Wilayah Usaha Pertambangan, sehinggga kegiatan tersebut bisa
dilaksanakan dengan cepat dan lancar.
BAB 7-3