Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN AKHIR

PENYUSUNAN KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN KABUPATEN SLEMAN

BAB 7
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

7.1. KESIMPULAN
1. Pengelolaan Pertambangan di Kabupaten Sleman berbasis spasial keruangan yang dituangkan
dalam Kawasan Peruntukan Pertambangan merupakan suatu pengelolaan pertambangan
secara menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan hidup berbasis pada suatu wilayah
yang didukung formasi geologi dan kesesuaian lahan di permukaannya.

2. Pengelolaan pertambangan secara menyeluruh mencakup semua bidang pengelolaan yang


meliputi pengusahaan eksplorasi, studi kelayakan, operasi produksi, pengolahan, pemurnian,
pengangkutan, penjualan, konservasi mineral, reklamasi bekas tambang, pemberdayaan
masyarakat lingkar tambang dan peningkatan nilai tambah mineral serta peningkatan mutu
produk tambang. Kegiatan tersebut perlu ada pengaturan, pengawasan, pengendalian dan
evaluasi.

3. Penyusunan dan penetapan program kegiatan pengelolaan pertambangan Kabupaten Sleman


didasarkan pada kebijakan dan peraturan perundangan yang sudah ada, diantaranya adalah
berdasarkan UU No.4 tahun 2009; PP no.23 tahun 2010

4. Rencana Program Pengelolaan Pertambangan Kabupaten Sleman disusun dan dirumuskan


secara teknis operasional pada rencana kegiatan jangka pendek (2016 2020), jangka
menengah (2016 2025) dan jangka panjang (2016 2030) pada setiap permasalahan
sebagaimana yang diatur pada bab-bab pada PP no.23 tahun 2010.

5. Penyusunan Pengelolaan Kawasan Peruntukkan Pertambangan Kabupaten Sleman, telah


sebagian besar sesuai dengan PP no.23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara. Dengan demikian Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan
dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan
kegiatan sesuai peraturan perundangan di bidang pengelolaan pertambangan. Beberapa hal
permasalahan yang belum ada dalam 3 Pergub DIY yang sudah ada, akan menjadi bahasan
dalam Rencana Perda Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batuan di Kabupaten Sleman.

Dari kegiatan Pekerjaan Penyusunan Kawasan Peruntukan Pertambangan Kabupaten Sleman


dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Berdasarkan analisis tumpang tindih terhadap sebaran komoditas batuan dari data peta geologi
dan lokasi eksisting kegiatan penambangan dan potensi komoditas batuan serta dengan

BAB 7-1
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN KABUPATEN SLEMAN

parameter pembatas yang berupa Hutan lindung, Pariwisata dan Kawasan Militer, Pemukiman
padat dan kawasan pemerintahan, Penggunaan Lahan Pertanian, Kawasan Lindung
Geologi/Kawasan Resapan Air Kawasan Rawan Bencana Geologi dan Area Terdampak
Erupsi dan Lahar Dingin Merapi, maka Usulan Rencana Wilayah Pertambangan Kabuoaten
Sleman meliputi :
Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Batuan Kecamatan Turi, dengan potensi Komoditas
batuan pasir dan batu hasil erupsi merapi.
Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Batuan Kecamatan Pakem, dengan potensi Komoditas
batuan pasir dan batu hasil erupsi merapi.
Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Batuan Kecamatan Cangkringan, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu hasil erupsi merapi.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Godean, dengan potensi
Komoditas batuan lempung dan bongkah diorit.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Tempel, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Minggir, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Moyudan, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Sayegan, dengan potensi
Komoditas batuan lempung.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Ngemplak, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Ngaglik, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Kalasan, dengan potensi
Komoditas batuan pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Berbah, dengan potensi
Komoditas batuan breksi pumis, batupasir pumis, pasir dan batu.
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Batuan Kecamatan Prambanan, dengan potensi
Komoditas batuan breksi pumis, batupasir pumis, pasir dan batu.
2) Kegiatan pertambangan terhadap hasil erupasi merapi yang melimpah perlu diatur secara
khusus karena bahan galian yang berupa pasir dan batu hasil erupsi merapi tersebut berada di
dalam Kawasan Rawan Bencana Merapi. Selain itu untuk pengambilan material hasil erupsi itu
termasuk dalam usaha pengurangan resiko bencana. Konsep pengaturan pertambangan hasil
erupsi merapi tersebut merupakan penggabungan regulasi atau undang-undang, yaitu UU

BAB 7-2
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN KABUPATEN SLEMAN

Penataan Ruang tentang kawasan lindung dan kawasan budidaya, UU Pertambangan yang
mengatur WUP dan WPR, UU Pencegahan Bencana tentang pengurangan resiko, pencegahan
dan mitigasi, dan Perpres tentang Kawasan Merapi. Berdasarkan konsep itu maka alokasi
wilayah pertambangan di wilayah terdampak letusan merapi terutama di Kecamatan Turi, Pakem
dan Cangkringan di peruntukkan sebagai depo-depo, yang nantinya pada kegiatan dalam
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi pasca bencana endapan awan panas
dan aliran lahar Merapi yang mengambil material endapan awan panas dan aliran lahar Merapi
yang berupa pasir dan batu dapat di tampung dengan adanya depo-depo yang telah di
alokasikan sebagai Wilayah Usaha Pertambangan, sehinggga kegiatan tersebut bisa
dilaksanakan dengan cepat dan lancar.

7.2. SARAN DAN REKOMENDASI


1. Dengan telah tersusunnya dokumen ini, yang telah sebagian besar sesuai dengan PP no.23
tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, maka
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut secara
konsisten dan bertanggungjawab sesuai kewenangannya di tingkat provinsi.

2. Implementasi program-program kegiatan dilaksanakan berdasarkan prioritas dan


berkesinambungan sesuai program-program kegiatan pada jangka pendek (2016 - 2020); jangka
menengah (2016 2025); dan jangka panjang (2016 2030).

3. Pengelolaan pertambangan di Kabupaten Sleman yang berbasis pada manajemen ruang


melalui ketetapan Kawasan Peruntukan Pertambangan Kabupaten Sleman supaya segera
ditetapkan dan dikendalikan pelaksanaannya. Pengendalian pelaksanaan KPP tersebut juga
perlu didukung dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis pada Kawasan Peruntukan
Pertambangan Kabupaten Sleman pada beberapa kluster yang ada. Penetapan ini menjadi
penting sebagai acuan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan yang didalamnya ada KPP.

4. Melaksanaan kegiatan pengelolaan pertambangan terdiri dari kegiatan (a) pengaturan


pengusahaan pertambangan yang ditetapkan dalam Perda DIY tentang Pengelolaan
Pertambangan Mineral dan Batuan (b) penetapan Kawasan Peruntukan Pertambangan (c)
Penetapan pajak produksi komoditas pertambangan yang berlaku di Kabupaten Sleman (d)
Penetapan mutu produk (e) dan Peningkatan pengawasan, pembinaan dan pengendalian
kegiatan pertambangan.

5. Tahap selanjutnya direkomendasikan untuk melaksanakan Pembuatan Naskah Akademik dan


Rancangan Perda Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batuan Kabupaten Sleman, sejalan
dengan upaya penetapan KPP di Kabupaten Sleman serta Kajian Daya Dukung Lingkungan
Kawasan WIPR.

BAB 7-3

Anda mungkin juga menyukai