Anda di halaman 1dari 6

Eksplorasi Nematoda Entomopatogen dari Tanaman Kelapa Sawit

di Sumatera Utara
Oleh :

Ida Roma Tio Uli Siahaan, Sry Ekanitha Pinem dan Syahnen
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan
Jl. Asrama No. 124 Medan Kel. Cinta Damai Kec. Medan Helvetia 20126.
Telp. (061) 8470504, Fax. (061) 8466771, 8445794. 8458008, 8466787
http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpmed/

Abstrak
Pemanfaatan musuh alami serangga mulai banyak dikenal karena mudah digunakan dan
ramah lingkungan. Salah satu musuh alami ini adalah nematoda entomopatogen (NEP). Terdapat
dua genus nematoda NEP yang dikenal dapat mengendalikan hama yaitu genus Steinernema dan
genus Heterorhabditis. Untuk dapat digunakan sebagai musuh alami yang dapat mengendalikan
hama tanaman perkebunan, NEP perlu diisolasi dari lapangan.NEP dapat diperoleh dari hasil
isolasi contoh tanah dari kebun kelapa sawit. Untuk memancing nematoda dari tanah digunakan
serangga umpan (Tenebrio molitor). Contoh tanah diambil sebanyak 500 g dari lima titik secara
acak dengan kedalaman 5-20 cm. Isolasi NEP dari serangga umpan terinfeksi dilakukan dengan
metode white trap. NEP yang diperoleh dari white trap selanjutnya diuji kembali pada serangga
umpan (Postulat Kochs). Apabila serangga umpan mengalami infeksi dan menunjukkan gejala
yang sama ketika diisolasi maka NEP tersebut dapat diperbanyak secara in vivo pada larva
serangga umpan menggunakan metode inokulasi kertas saring pada cawan petri. Hasil eksplorasi
dari tanah areal tanaman kelapa sawit dari beberapa kabupaten di Sumatera Utara diperoleh NEP
dari genus Steinernema. Populasi NEP tertinggi hasil white trap adalah 1.694 dan 929 juvenil
infektif (ji) per 1 ml suspensi yang berasal dari kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun dan
kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.

Kata kunci : Nematoda entomopatogen, Steinernema spp., serangga umpan, white trap.

Pendahuluan
Pemanfaatan musuh alami serangga dewasa ini mulai banyak dikenal dan
relatif mulai banyak digunakan karena mudah diaplikasikan dan ramah
lingkungan. Salah satu musuh alami yang dapat digunakan adalah nematoda
parasit pada serangga hama atau nematoda entomopatogen (NEP) dari dua
genus yaitu Steinernema dan genus Heterorhabditis. Kedua genus NEP ini sudah
banyak diteliti untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman pangan dan
hortikultura namun belum banyak dipublikasi pemanfaatannya untuk tanaman
perkebunan. Menurut Chaerani (1996) Steinernema sp. mampu menginfeksi lebih
dari 200 spesies serangga dari ordo Coleoptera, Lepidoptera, Hymenoptera,
Diptera, Orthoptera, dan Isoptera. Pada saat ini penelitian tentang keberadaan
dan potensi NEP dari tanaman kelapa sawit di Sumatera Utara belum pernah
dilakukan. Untuk itu dirasa perlu dilakukan penelitian guna mempelajari potensi
nematoda entomopatogen dari contoh tanah di tanaman kelapa sawit di Sumatera
Utara.

1
Langkah awal untuk menentukan apakah nematoda ini dapat digunakan
sebagai NEP pada hama tanaman perkebunan adalah eksplorasi, isolasi dan
identifikasi. Setelah itu baru dipelajari potensi, jenis dan tingkat populasi yang
berpengaruh terhadap hama. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui
keberadaan, jenis, populasi dan potensi NEP yang berasal dari areal pertanaman
kelapa sawit di Sumatera Utara.

Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2016 meliputi
pengambilan contoh tanah dari areal pertanaman kelapa sawit, pengumpanan,
identifikasi gejala secara konvensional, white trap, penghitungan juvenil infektif (ji),
Postulat Kochs, identifikasi secara konvensional, white trap dan perbanyakan
secara in vivo. Pengambilan contoh tanah dilakukan di sentra pertanaman kelapa
sawit di Provinsi Sumatera Utara. Seluruh kegiatan dilakukan di laboratorium
BBPPTP Medan.

Gambar 1. Pengambilan sampel tanah dan pengumpanan NEP

Pengumpanan dilakukan menggunakan serangga umpan Tenebrio molitor.


Identifikasi gejala dilakukan dengan melihat perubahan morfologi dan warna tubuh
serangga umpan. Tubuh serangga umpan yang terinfeksi Steinernema akan
berwarna coklat muda hingga hitam kecoklatan namun tidak berair.

Gambar 2. Ulat umpan yang diduga terinfeksi NEP

2
Setelah pengumpanan dilakukan identifikasi gejala serangga umpan yang
terinfeksi. Serangga umpan yang telah diidentifikasi kemudian dipancing dengan
metode white trap untuk mengeluarkan NEP dari tubuh serangga umpan..
Selanjutnya dilakukan penghitungan populasi ji NEP dilakukan menggunakan
mikroskop, cawan hitung nematoda dan hand counter. Populasi yang dihitung
adalah ji yang masih hidup.
Nematoda entomopatogen yang diperoleh dari metode white trap
selanjutnya diujikan kembali kepada ulat serangga umpan (Postulat Kochs).
Apabila serangga umpan mengalami infeksi dan menunjukkan gejala yang sama
ketika diisolasi (identifikasi konvensional) maka NEP tersebut terbukti sebagai
NEP yang dicari. Selanjutnya NEP tersebut diperbanyak secara in vivo. Parameter
pengamatan adalah jenis (genus) NEP dan populasi ji NEP.

Gambar 3. Juvenil infektif hasil white trap

Hasil Eksplorasi NEP


Eksplorasi NEP telah dilakukan dari beberapa kabupaten di Propinsi
Sumatera Utara. Dari eksplorasi telah ditemukan NEP yang dapat menginfeksi
ulat umpan yang diberikan. Dari sebelas lokasi pengambilan contoh tanah
terdapat sembilan lokasi yang positif mengandung NEP Tabel 1).

3
Tabel 1. Keberadaan, jenis dan populasi NEP di setiap lokasi pengambilan sampel
Keberadaan Populasi (ji) per ulangan
No. Kecamatan/Kabupaten NEP Jenis NEP Rata-
1 2 3 Jumlah
rata
1. Desa Mancang Kec. Ditemukan Steinernema 1066 380 623 2069 544,33
Selesai Kab. Langkat spp.

2. Desa Bandar Setia Ditemukan Steinernema 334 911 388 1633 544,33
Kecamatan Percut Sei spp.
Tuan Kab. Deli Serdang

3. Desa Kutomulyo Kec. Ditemukan Steinernema 690 446 417 1553 517,67
Sibirubiru Kab. Deli spp.
Serdang

4. Desa Tebing Lingga Hara Ditemukan Steinernema 124 106 100 330 110,00
Kec. Bilah Barat Kab. spp.
Labuhan Batu

5. Desa Glugur Makmur Ditemukan Steinernema 44 111 51 206 68,66


Kec.Talawi Kab. Batubara spp.

6. Desa Cempedak Lobang Ditemukan Steinernema 928 930 931 2789 929,66
Kec. Sei Rampah Kab. spp.
Serdang Bedagai

7 Desa Land Bao Kec. Ditemukan Steinernema 1721 163 173 5084 1694,66
Bandar Kab. Simalungun spp. 1 2

8. Desa Tanjung Anom Kec. Ditemukan Steinernema 532 482 550 1564 521,33
Pancur Batu Kab. Deli spp.
Serdang

9. Desa Simpang Empat Ditemukan Steinernema 25 37 41 103 34,33


Dusun 11 Kec. Simpang spp.
Empat Kab. Asahan

10. Kel. Binjei Sebrangan, tidak - - - - - -


Kec. Air Joman Kab. ditemukan
Asahan
11. Desa Securai Utara tidak - - - - - -
Kec. Babalan Kab. ditemukan
Langkat

Populasi NEP tertinggi berasal dari Kecamatan Bandar Kabupaten


Simalungun dan Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai yaitu
masing-masing sebanyak 1.694 dan 929 ji per 1 ml suspensi. Populasi NEP
terendah yang diperoleh berasal dari Simpang Empat Kabupaten Asahan dan
Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu masing-masing sebanyak 34
dan 110 ji per 1 ml suspensi.

4
Kesimpulan
1. Dari sebelas lokasi areal pertanaman kelapa sawit pada tujuh wilayah
kabupaten di Sumatera Utara keberadaan NEP ditemukan pada sembilan
lokasi.
2. Jenis NEP yang ditemukan pada tanah areal pertanaman kelapa sawit adalah
genus Steinernema.
3. Populasi pada seluruh lokasi areal pertanaman kelapa sawit berkisar antara
34,331.694 ji per 1 ml suspensi. Populasi NEP tertinggi terdapat di Kabupaten
Serdang Bedagai dan Simalungun masing-masing 929,66 dan 1.694 ji per 1 ml
suspensi.

Daftar Pustaka
Adams, B.J & K.B Nguyen. 2001. Taxonomy and systematics in R. Gaugler.
Entomopathogenic Nematology. CABI Publishing, pp.1-33.
Biogen. 2011. NPS (Nematoda Patogen Serangga) Biopestisida Unggulan.
biogen.litbang.deptan.go.id. http://anekaplanta. wordpress.com
/2008/03/02/biopestisida-unggulan-nps-nematoda-patogen-serangga/. [16
Februari 2011).
Chaerani, 1996. Materi Kuliah Nematoda Patogen Serangga (Tidak
Dipublikasikan), Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan. Bogor. 8
hal.
Chaerani. 2011. Pembiakan nematoda patogen serangga (Rhabditida:
Heterorhabditis dan Steinernema) pada media semi padat. J. HPT.Tropika
11(1):69-77.
Chaerani, Y. Suryadi, T. P. Priyatno, D. Koswanudin, U. Rahmat, Sujatmo, Yusuf
dan C. T. Griffin. 2007. Isolasi Nematoda Patogen Serangga Steinernema
dan Heterorhabditis. J. HPT Tropika. Vol. 7 No. 1:1-9, Maret 2007. Hal.1-8.
Imanadi, L. 2012. Kajian Pengendalian Hama Dengan Nematoda Entomopatogen
(Steinernema spp. dan Heterorhabditis spp.). Balai Besar Karantina
Pertanian Surabaya.
http://karantinapertaniansby.com/index_berita.php?hal=detil_artikel&id=6.
[01 April 2013].
Gaugler, R. and H.K. Kaya. 1990. Entomopathogenic nematodes in biological
control. CRC Press. Boca Raton, Ann Arbor, Boston. 365 p.
Gaugler, R and R. Han, 2001. Production Technology in R. Gaugler.
Entomopthogenic Nematology. CABI Publishing, pp.291-312.
Kaya, H.K. and R. Gaugler. 1993. Entomopathogenic nematodes. Ann.Rev.
Entomol.38:181-206.

Kaya, H. K. and A. M. Koppenhofer. 1999. Biology and Ecology of Insecticidal


Nematodes. In Workshop Proceedings: Optimal Use of Insecticidal
Nematodes in Pest Managemen. Edited by S. Polavarapu. Rutgers
University. p. 1-8.

5
Klein, M. G., 1990. Efficacy Against Soil-inhabiting Insect Pest in :
Entomopathogenic Nematodes in Biological Control. Gaugler Kaya, H.K.
(eds), CRC Press. Boca Raton, Florida, USA. P. 195 214.

Miles, C., C. Blethen, R. Gaugler, D. Shapiro-Ilan and T. Murray. 2012. Using


Entomopathogenic Nematodes for Crop Insect Pest Control. Washington
State University. A Pacific Northwest Extension Publication. 11 p.
Nugrohorini. 2012. Nematoda Entomopatogen sebagai Biokontrol Tanaman.
Monograf Nematoda Entomopatogen. UPN Jatim. 85 hal.
Stock, P. 1993. Description of Argentinian Strain of Steinernema sp. (Nematoda :
Steinernematidae). Nematol. Medit. Buenos Aires. Argentina. 21 : 279
283.
Sulistyanto, D. 1999. Nematoda Entomopatogen, Steinernema spp. dan
Heterorhabditis spp. Isolat Lokal sebagai Pengendali Hayati Serangga
Hama Perkebunan. Makalah Lustrum Universitas Jember, 2 Desember
1999. Jember. 12 hal.

Anda mungkin juga menyukai