Troubleshoot Motor PDF
Troubleshoot Motor PDF
2008
BAB 6
TROUBLE SHOOTING MOTOR LISTRIK
- menurunnya isolasi
Troubleshooting Motor
- ground : lilitan disebut grounded atau tertanahkan, yaitu saat pada lilitan
tersebut timbul kontak listrik dengan frame body motor. Penyebab
yang biasa muncul termasuk baut pada penutup body motor (end
plates) yang menyentuh lilitan motor; kawat menekan pelat pada
sudut salah satu sudut slot ; atau centrifugal switch (saklar
sentrifugal) tertanahkan ke satu sisi penutup motor.
- open circuit : sambungan yang terkontaminasi debu atau kendor, bisa juga
kawat yang putus dapat menyebabkan open circuit pada motor
listrik.
- short : jika terjadi hubungan listrik antara dua atau lebih belitan pada lilitan
motor. Kondisi ini dapat timbul di lilitan baru jika lilitan terlalu
kencang dan sedikit pemukulan diperlukan untuk menempatkan
kawat pada posisinya. pada kasus lain, panas berlebih disebabkan
overload akan berakibat menurunnya kualitas isolasi dan
menyebabkan short. Short circuit sering dideteksi dengan mengamati
munculnya asap dari lilitan saat motor beroperasi, atau jika motor
menarik arus berlebihan pada saat kondisi tanpa beban.
List pada Tabel 6.1 menunjukkan tool dan peralatan yang dipakai untuk
maintenance dan troubleshooting motor listrik. Bagian berikut menjelaskan
beberapa penyebab umum gangguan pada motor listrik.
1. buka dan amankan (lock out) peralatan pemutus arus, yakinkan motor
pada kondisi deenergized (tanpa suplai power listrik).
2. tempatkan satu probe test lead pada body motor dan probe lainnya pada
tiap kumparan power yang biasanya dialiri arus suplai motor. Jika terjadi
grounded coil pada salah satu titik dari kumparan, lampu pada continuity
tester akan menyala, atau indikasi display meter menunjukkan nilai tak
hingga (infinity).
3. untuk motor tiga phase, uji pada tiap phase secara terpisah, dengan
sebelumnya melepas hubungan star atau delta pada sambungan motor.
4. moisture (uap air) seringkali terdapat pada isolasi motor yang sudah tua
menyebabkan resistans tinggi ke tanah yang sukar dideteksi dengan tes
lampu. Megger dapat digunakan untuk mendeteksi nilai tersebut.
5. test lilitan jangkar dan komutator ke ground dengan cara yang sama.
6. pada beberapa motor, brush holder di tanahkan pada end plate. sebelum
pengujian ground pada lilitan jangkar, angkat brush dari komutator.
Hubung singkat antar belitan pada kumparan biasanya adalah akibat dari
kegagalan isolasi dari kawat kumparan, disebabkan minyak, uap air, dan
sejenisnya. Salah satu cara murah untuk mengetahui lokasi hubung singkat
kumparan adalah dengan menggunakan growler dan kepingan besi tipis, seperti
ditunjukkan gambar 6.2.
1.Tempatkan growler pada inti seperti gambar, dengan kepingan tipis besi dengan
jarak satu jangka dari jarak antar kumparan dari pusat growler.
2. Tes kumparan dengan menggerakkan growler disekitar bore dari stator dan
selalu perhatikan jarak kepingan besi dijaga dengan jarak yang tetap sama jauh
dengannya.
3. Jika ada kumparan yang memiliki satu atau lebih hubung singkat antar belitan,
kepingan besi akan bergetar cepat menyebabkan suara berdengung keras. Dengan
merunut lokasi pada dua slot dimana besi bergetar, akan ditemukan kumparan
yang terhubung singkat.
4. Kadangkala satu kumparan atau satu grup kumparan komplit terhubung singkat
pada akhir koneksi lilitan. Pengujian jenis gangguan ini sama dengan pengujian
gangguan hubung singkat pada kumparan.
1. Saat satu atau lebih kumparan menjadi terhubung buka karena terputusnya
belitan atau sambungan yang kendor pada end connection (sambungan akhir), hal
ini dapat diuji dengan continuity tester seperti penjelasan sebelumnya. jika tes ini
di lakukan pada akhir dari tiap belitan kumparan, gejala open circuit dapat dideteksi
dengan kondisi lampu yang tidak menyala. pisahkan koneksi dari tiap kumparan
dan lakukan pengujian tiap group kumparan secara terpisah.
Koneksi terbalik menyebabkan arus mengalir melewati kumparan pada arah yang
salah. menimbulkan gangguan pada sirkuit magnetik sehingga timbul suara noise
dan vibrasi berlebihan. Gangguan ini dapat diketahui lokasinya menggunakan
kompas magnetik dan sumber power DC seperti berikut :
2.Jika lilitan adalah lilitan tiga phase, terhubung bintang, letakkan probe lead pada
pusat sambungan delta dan di ujung kumparan lain. Jika terhubung delta, lepas titik
hubungan delta dan uji tiap phase secara terpisah.
3. Letakkan kompas didalam stator, uji tiap grup kumparan pada phase tersebut.
Jika salah satu phase terhubung secara benar, jarum kompas akan membalik arah
pada saat kompas digerakkan dari satu grup kumparan ke grup kumparan yang
lain. dan jika salah satu kumparan terbalik, kumparan yang terbalik akan membuat
medan magnet yang berarah kebalikan dari yang lain, hal tersebut menyebabkan
efek pengimbang yang ditunjukkan dengan jarum kompas menolak untuk menunjuk
kesatu arah tertentu pada group tersebut. jika hanya ada dua kumparan per group,
maka tidak akan ada indikasi jika salah satu dari kumparan terbalik, karena group
tersebut akan ternetralkan.
4. Saat keseluruhan grup kumparan terbalik, aliran arus berada pada arah yang
salah pada semua grup tersebut. Pengujian untuk kegagalan ini dilakukan dengan
cara yang sama dengan pengujian kumparan terbalik. Magnetisasi kumparan
dengan suplai DC, dan ketika jarum kompas dilewatkan disekitar grup kumparan,
jarum harusnya menunjukkan kutub Utara-Selatan, Utara-Selatan dan seterusnya.
Kadangkala pada lilitan tiga phase, sebuah phase terbalik karena mungkin diawali
salah mengambil lilitan atau kesalahan koneksi disalah satu kumparan saat
pembuatan koneksi delta atau bintang.
-hubungan delta : pada lilitan terhubung delta, lepaskan salah satu titik dimana
beberapa phase terhubung bersama dan lewatkan arus melalui ketiga kumparan
yang tersusun seri. Letakkan kompas didalam stator dan uji tiap grup kumparan
dengan secara perlahan menggerakkan kompas satu putaran penuh disekeliling
stator. Pembalikan jarum kompas selama pergerakan kompas satu putaran penuh
harus terjadi sebanyak tiga kali jumlah kutub kumparan motor.
-hubungan wye : pada hubungan wye, hubungkan ketiga ujung lilitan menjadi satu
dan letakkan pada salah satu terminal sumber DC, kemudian hubungkan terminal
sumber DC yang lain pada titik bintang, sehingga akan dilalui arus pada ketiga
lilitan secara pararel. Pengujian dengan kompas dengan cara yang sama seperti
hubungan delta. Hasil pengujian harus menunjukkan hasil yang sama juga.
Pengujian untuk reversed phase ini diaplikasikan pada lilitan full pitch saja. jika
lilitan berjenis fractional pitch, visual check yang detil harus dilakukan untuk
menentukan apakah ada reversed phase atau kesalahan dalam melakukan
hubungan bintang atau delta.
Jika sebuah motor split phase gagal start, permasalahan mungkin ditimbulkan satu
atau dua kemungkinan berikut :
1. bearing yang terlalu kencang atau worn bearing : bisa disebabkan karena
kegagalan sistem pelumasan, atau saat bearing baru dipasang, bearing
tersebut akan beroperasi pada kondisi tetap panas jika shaft tidak dijaga dan
dilumasi dengan baik. jika bearing usang terlalu parah sehingga
menyebabkan rotor menggesek stator, akan menyebabkan motor gagal start.
Hal ini akan menimbulkan bekas gesekan pada stator dan dapat dengan
mudah diamati saat motor dibongkar dan rotor dilepas dari motor.
3. open circuit dan kerusakan pada saklar centrifugal : sirkuit putus baik baik
pada lilitan starting atau lilitan running kumparan menyebabkan motor gagal
start. Kegagalan ini dapat diketahui dengan menguji ujung awal dan akhir
dari tiap lilitan dengan test lampu atau ohmmeter. Kerusakan pada saklar
centrifugal biasanya disebabkan karena kotoran atau bahan asing yang
masuk kedalam saklar. saklar harus secara menyeluruh dibersihkan dengan
cairan pembersih kemudian diperiksa jika ada pegas yang lemah atau patah.
Jika lilitan terletak pada rotor, sikat (brushes) kadangkala macet di holdernya,
menyebabkan kegagalan terjadinya kontak yang sempurna dengan slip ring.
Hal ini menyebabkan percikan pada brushes. Juga ada kemungkinan dimana
rotor tidak akan bisa distart hingga diposisi yang cukup jauh dimana brush
kontak pada ring. Brush holder harus dibersihkan dan brush secara hati hati
ditempatkan sehingga dapat bergerak lebih bebas dengan gesekan minimum
antara brush dengan holder.
Identifikasi Motor
Motor listrik yang tidak memiliki identifikasi (tak ada nameplate dan penanda
sambungan) harus sering dirawat dan diperbaiki. Ikuti langkah langkah berikut
untuk menentukan karakteristik motor tersebut, berdasar metode standar NEMA
untuk identifikasi motor.
Pertama, sketsakan kumparan untuk membentuk WYE, identifikasi satu sisi luar
dengan nomer (1), kemudian gambar garis spiral mengecil dan beri nomer tiap
akhir belitan secara urut seperti ditunjukkan gambar 6.3.
Langkah 1 : hubungkan satu probe tester pada sembarang ujung terminal, cek
kontinuity pada tiap delapan ujung terminal yang lain. Pembacaan dari
hanya salah satu ujung terminal lain mengindikasikan satu dari dua
kawat circuit. Pembacaan dari dua ujung terminal yang lain
mengindikasikan tiga kawat circuit yang membentuk koneksi internal
hubung wye.
Beri tanda pada ketiga kawat circuit T-7, T-8 dan T-9 dengan urutan sembarang.
Ujung kawat yang lain diberi temporary marker T-1 dan T-4 untuk satu sirkuit,T-2
dan T-5 untuk sirkuit kedua, dan T-3 dan T-6 untuk sirkuit ketiga dan sirkuit
terakhir.
Pengetesan tegangan berikut paling umum untuk dua range tegangan 230/460V.
untuk motor dengan range tegangan lain, list tegangan harus dirubah sesuai rating
motor.
Karena saat semua belitan secara fisik ditempatkan pada slot di frame motor yang
sama, kumparan akan bertindak mirip seperti kumparan primer dan sekunder di
trafo.
Langkah 4 : start motor pada kondisi tanpa beban, tunggu hingga ke normal
speed.
Langkah 5 : pada kondisi motor running, tegangan akan diinduksikan pada tiap
dua kawat yang terbuka yang ditandai sebagai T-1 dan T-4, T-2 dan T-5,
dan T-3 dan T-6. Pengecekan tegangan dengan voltmeter disemua
sirkuit harus menunjukkan nilai sekitar 125 hingga 130 V .
Langkah 6 : dengan kondisi motor masih running, secara hati hati hubungkan
ujung terminal yang telah ditandai sementara sebagai T-4 menjadi T-7
dan terminal saluran (line lead). Ukur tegangan antara T-1 dan T-8 dan
juga antara T-1 dan t-9. jika kedua pembacaan bernilai sama dan
sekitar 330 hingga 340 V, ujung terminal T-1 dan T-4 dapat di lepas dan
diberi tanda terminal T-1 dan T-4.
Langkah 7 : jika pembacaan dua tegangan bernilai sama dan kira kira 125 hingga
130 V, lepas dan rubah rubah terminal. Jika pengujian menghasilkan
tegangan 125 hingga 130 V dan pembacaan hanya 80 hingga 90 V,
nilai ini dapat diterima sepanjang hampir sama. T-1 dan T-4 dan tandai
secara permanen. ( T-1 awal dirubah menjadi T-4 dan T-4 awal dirubah
menjadi T-1).
catatan : tegangan yang dipakai acuan pada pengetesan diatas hanya sebagai
referensi dan dapat bernilai beda dari tiap motor, tergantung ukuran,
desain dan pabrikan.
Langkah 8 : jika pembacaan antara T-1 dan T-8 dan antara T-1 dan T-9 bernilai
beda, lepas T-4 dari T-7 dan sambung T-4 ke junction dari T-8 ke
saluran.
Langkah 9 : Ukur tegangan antara T-1 dan T-7 dan juga antara T-1 dan T-9. jika
tegangan sama dan bernilai sekitar 330 hingga 340 V, rubah tanda T-1
menjadi T-2 dan T-4 menjadi T-5 dan lepaskan sambungan. Jika
pembacaan sama tapi bernilai sekitar 125 hingga 130 V, terminal T-1
dan T-4 disconnect, dirubah dan ditandai sebagai T-2 dan T-5 (T-1
dirubah menjadi T-5, dan T-4 dirubah T-2). Jika kedua pembacaan
tegangan berbeda, terminal T-4 didisconnect dari T-8 dan dipindah ke
T-9. Pembacaan tegangan dilakukan lagi antara terminal T-1 dan T-7
dan antara T-1 dan T-8. Dan terminal ditandai sebagai T-3 dan T-6 jika
pembacaan tegangan sekitar 330 hingga 340 V.
Langkah 10 : Ikuti prosedur yang sama untuk dua sirkuit lain yang sebelumnya
ditandai sementara dengan T-2 dan T-5,serta T-3 dan T-6, hingga posisi
ditemukan dimana kedua tegangan seimbang dan sekitar 330 hingga
340 V dan tandai terminal seperti ditunjukkan pada gambar 6.5.
Langkah 11 : setelah semua terminal secara benar ditandai, terminal T-4, T-5 dan
T-6 dihubungkan bersama dan pembacaan tegangan dilakukan antara
terminal T-1, T-2, dan T-3. tegangan seharusnya sekitar 230 V.
Motor sekarang siap untuk digunakan dan dihubung seri untuk tegangan tinggi
dan pararel untuk tegangan rendah seperti ditunjukkan NEMA standard
connection pada gambar 6.6.
Kebanyakan motor dual voltage dengan lilitan delta juga memiliki 9 terminal,
seperti ditunjukkan gambar 6.6, tetapi hanya ada 3 sirkuit dari tiap phasenya.
Lakukan pengetesan continuity untuk mencari 3 grup phase kumparan, seperti
telah dilakukan pada motor hubung Wye. Setelah semua grup kumparan ditemukan
dan diisolasi, lakukan pengecekan resistans selanjutnya untuk menempatkan kawat
common pada tiap grup kumparan. DMM jembatan Wheatstone, atau peralatan
sensitif lain dapat digunakan, karena resistansi dari motor delta wound sangat kecil.
Tiap grup kumparan terdiri dari dua kumparan yang terhubung bersama dengan
tiga buah terminal ditarik keluar sebagai sambungan motor di terminal box motor.
Pembacaan resistans antara tiap dari tiga terminal menunjukkan bahwa pembacaan
dari satu terminal ke dua terminal lain akan bernilai sama(seimbang), tetapi
pembacaan resistans antara dua terminal tersebut akan dua kali lipat dari
pembacaan sebelumnya. gambar 6.7 menggambarkan teknik pengukuran
tersebut :
catatan : prosedur ini mungkin tidak dapat diaplikasikan pada beberapa motor
hubung Wye dengan kumparan konsentris.
Langkah 3 : jika pembacaaan tegangan 400V atau kurang, rubah terminal antara
T-5 dan T-7 atau T-4 dan T-9 dan lihat besar tegangan, jika nilai
tegangan sekitar 230V, rubah terminal T-5 dengan T-7 dan T-4 dengan
T-9. Pembacaan tegangan seharusnya sekitar 460V antara terminal T-1
dan T-2. Terminal yang terhubung bersama saat ini adalah T-4 dan T-7
dan ditandai permanen. Terminal tersisa pada tiap grup dapat ditandai
T-9 dan T-5 seperti ditunjukkan gambar 6.7
Langkah 5 :untuk mengecek ulang penandaan ini, matikan motor dan sambung
ulang dengan menggunakan terminal T-2,T-5 dan T-7. hubungkan T-2
ke saluran yang sama dimana T-1 terhubung, hubungkan T-5 dimana T-
4 terhubung, dan hubungkan T-7 dimana T-9 terhubung. Saat distart,
motor harus berputar dengan arah sama putaran sebelumnya.
Langkah 6 : stop motor dan sambungkan terminal T-3, T-6 dan T-8 ke saluran
dimana terminal T-2, T-5 dan T-7 telah terhubung. Dan saat motor
distart, arah putarannya harus tetap sama. motor telah siap
dioperasikan dan terhubung seri untuk tegangan tinggi dan pararel
untuk tegangan rendah seperti ditunjukkan standard NEMA standard
connections pada gambar 6.6.
Pencatatan
Pencatatan yang akurat adalah bagian penting dari program maintenance motor
yang efektif. pencatatan histori motor harus menyertakan hal hal berikut :
Tabel pemecahan masalah (gambar 6.8) menyebutkan masalah umum yang sering
timbul pada motor beserta penyebab dan penyelesaiannya.
BAB 7
Jenis Bearing
Ada berbagai macam jenis bearing motor, ball bearing adalah tipe yang paling
banyak dipakai. Ada beberapa jenis ball bearing yang dipakai di motor :
- open (terbuka)
- sealed
open bearing, berdasar namanya, jenis ini memiliki konstruksi terbuka dan harus
dipasang di rumah bearing yang tertutup. Bearing ini cenderung untuk mengaduk
grease, dan karena alasan ini digunakan paling banyak pada motor besar.
single shielded bearing mempunyai sebuah tutup pada satu sisi untuk
mengeluarkan grease dari lilitan motor.
double shielded bearing memiliki tutup bearing pada kedua sisinya. jenis bearing ini
memiliki kemungkinan paling kecil mendapat kontaminasi, tidak memerlukan
maintenance dan tidak memerlukan regreasing, biasanya dipakai pada motor kecil
dan menengah.
Tiap tipe bearing memiliki karakteristik yang membuatnya sebagai pilihan terbaik
pada penggunaan tertentu. penggantian bearing harus selalu dilakukan dengan
jenis bearing yang sama. Daftar fungsi berikut memberikan pemahaman dasar
mengenai aplikasi bearing, petunjuk untuk analisa masalah bearing karena aplikasi
yang salah dan merangkum pentingya penggantian bearing yang benar.
Gambar 7.1 menunjukkan beberapa tipe bearing yang dipakai pada motor listrik.
berikut adalah deskripsi awal dari masing masing jenis bearing :
self aligning ball bearing : digunakan pada beban radial dan beban thrust
moderate pada kedua arah. Ball bearing ini memiliki dua baris ball bearing pada
permukaan melingkar dari ring luarnya, mengkompensasi misalignment angular
yang timbul dari kesalahan waktu mounting, pergeseran shaft dan distorsi pada
pondasi. Hal yang tidak mungkin pada jenis bearing ini untuk menggunakan
pengaruh bending pada shaft, merupakan pertimbangan yang penting pada aplikasi
kecepatan tinggi yang membutuhkan akurasi ekstrim.
single row, deep grove ball bearing : tipe ini akan mampu menahan beban
radial, beban thrust pada kedua sisinya meski pada kecepatan sangat tinggi.
Kelebihan ini sebagai akibat dari kontak yang bagus yang muncul diantara bola
bearing dan saluran tempat bola (deep),alur kontinyu di tiap ring. Saat memakai
bearing tipe ini, alignment yang seksama antara shaft dan housing sangatlah
penting. Bearing ini juga tersedia dengan seal dan shield, dan tidak termasuk
pelumas.
angular contact ball bearing : tipe bearing ini menahan beban thrust berat
pada satu arah, kadangkala dikombinasikan dengan beban radial moderate. Sudut
kontak yang curam memastikan kapasitas thrust tertinggi dan kekakuan aksial,
diperoleh dengan pundak yang mendukung thrust tinggi pada ring bagian dalam
dan pundak yang sama tinggi pada sisi berlawanan dari ring bagian luar.
double row, deep grove ball bearing : memiliki displacement axial yang lebih
rendah dibanding desain single row, kapasitas thrust yang cukup besar pada kedua
arahnya, dan kapasitas radial yang tinggi karena adanya dua baris bola bearing.
Ball thrust bearing : didesain untuk beban thrust pada satu arah saja. Beban
saluran melalui bola berarah pararel kepada aksis dari shaft berakibat kapasitas
thrust yang tinggi dan defleksi aksial yang minimum.
spherical roller thrust bearing : didesain untuk membawa beban thrust yang
berat atau beban kombinasi, yang didominasi thrust. Bearing ini memiliki baris
tunggal roller yang menggelinding pada lintasan luar cekung dengan full self
alignment. Sangkar, terpusat oleh inner ring sleeve, dibuat sehingga
tappered roller bearing : karena aksis dari roller dan raceway membentuk
sudut dengan aksis shaft, jenis bearing ini paling sesuai untuk membawa beban
radial dan aksial yang muncul bersamaan. jenis bearing ini biasanya harus diatur
dan disesuaikan dengan bearing lain yang menahan beban thrust disisi lainnya.
taperred roller bearing dapat dipisahkan, kerucut (ring dalam) dengan roller dan
cup atau cangkir (ring bagian luar) dipasangkan terpisah.
Petunjuk untuk 'Lakukan' dan 'Jangan Lakukan' bagi perakitan ball bearing,
maintenance, inspeksi dan pelumasan ditunjukkan pada daftar 7.2
Frekuensi pelumasan motor tergantung tidak hanya pada jenis bearing tetapi juga
aplikasi motor. Motor dengan ukuran kecil dan medium dilengkapi dengan ball
bearing (kecuali sealed bearing ) di beri grease setiap 3 hingga 6 tahun jika kerja
motor normal.
Aplikasi yang ekstrim (suhu tinggi, lokasi basah atau kotor, atmosphere korosif)
mungkin memerlukan pelumasan yang lebih sering.
Daftar 7.2 Lakukan dan Jangan Lakukan untuk assembly bearing, maintenance
dan pelumasan
Lakukan
Lakukan pekerjaan dengan tool yang bersih, pada lingkungan yang bersih.
Lakukan pemindahan semua bagian luar yang kotor dari housing sebelum
membuka bearing.
Lakukan perlakuan pada bearing lama secara hati hati seperti pada bearing baru.
Lakukan penggunaan solvent (pembersih ) dan oil flushing (minyak flushing) yang
bersih.
Lakukan perlindungan pada bearing yang dilepas dari kotoran dan uap air.
Lakukan penjagaan bearing dengan dibungkus pada kertas tahan minyak saat tidak
dipakai.
Lakukan agar pelumas bearing tetap bersih saat diberikan ke bearing dan tutup
wadah pelumas saat tidak digunakan.
Lakukan untuk meyakinkan ukuran shaft bearada diantara nilai toleransi yang
direkomendasikan untuk bearing yang dispesifikasikan.
Lakukan penyimpanan bearing pada kardus penyimpan aslinya pada tempat yang
kering.
Lakukan penggunaan sikat pembersih yang berbulu pendek, kuat dan bersih untuk
membersihkan kotoran, kerak.
Lakukan dengan pasti bahwa saat dipasang, bearing diatur dan ditempatkan
berlawanan shaft shoulder.
Lakukan pemberian grease dengan alat yang bersih (grease gun). simpan grease
pada wadah yang bersih dan tutup wadah grease.
Jangan Lakukan
Jangan Lakukan pekerjaan dengan tool yang kurang, meja kerja yang kasar, atau
lingkungan kerja yang kotor.
Jangan Lakukan memegang bearing dengan tangan yang kotor dan basah.
Jangan Lakukan penggunaan jenis dan takaran yang salah pada pelumas.
Jangan Lakukan penggunaan bearing sebagai alat untuk memeriksa housing bore
atau shaft fit.
Jangan Lakukan pemasangan bearing pada shaft yang terlihat rusak berlebih.
Jangan Lakukan pemukulan secara langsung pada bearing atau ring bearing saat
pemasangan, karena dapat menyebabkan kerusakan pada shaft dan bearing.
Jangan Lakukan pelumasan yang berlebihan. grease dan oil yang berlebih akan
keluar dari housing seal dan tutup, menjadi tempat berkumpulnya kotoran dan
menyebabkan masalah. pelumasan yang terlalu banyak juga akan menyebabkan
panas berlebih, khususnya saat bearing beroperasi pada kecepatan tinggi.
Jangan Lakukan pada mesin yang tidak beroperasi pada waktu beberapa bulan
tanpa memutar shaft secara periodis. hal ini dapat mencegah uap air yang mungkin
mengembun pada bearing diam yang dapat menyebabkan korosi.
Pelumasan pada sleeve bearing harus dilakukan penggantian paling tidak sekali
dalam setahun. jika kerja motor cukup berat dan oil terlihat kotor, pelumas harus
diganti lebih sering.
Prosedur Pelumasan
Kebersihan saluran pelumas dan penggunaan pelumas yang benar merupakan hal
penting dalam pelumasan motor. Untuk prosedur pelumasan motor, ikuti langkah
berikut :
1. usap housing bearing, grease gun dan fitting grease motor dengan bersih.
6. pada motor yang tidak memiliki lubang relief, beri grease dengan hemat.
jika mungkin, bongkar motor dan repack housing bearing dengan
sebelumnya dilakukan pemberian grease dengan jumlah yang sesuai. selama
prosedur ini, selalu jaga kondisi saluran tetap bersih.
Pengetesan Bearing
Dua cara paling efektif untuk pengetesan bearing adalah yang mungkin disebut tes
'perasaan'('feel') dan tes 'suara'('sound'). lakukan tes 'perasaan' saat motor dalam
kondisi running, jika housing bearing dirasa terlalu panas saat disentuh, mungkin
terjadi malfungsi.
selama tes 'suara', dengarkan noise asing yang datang dari motor. Juga, satu sisi
dari batang besi (panjang sekitar 3 kaki dan diameter 1.2 inch) dapat ditempatkan
di housing bearing sedangkan sisi yang lain dari besi ditempatkan ditelinga. Batang
berlaku sebagai amplifier, menyalurkan suara yang tidak biasa seperti suara
ketukan dan gesekan, yang mengindikasikan kegagalan bearing. Peralatan khusus,
seperti stethoscope transistor dapat juga digunakan untuk tujuan ini.
Daftar troubleshooting pada tabel 7.3 menyebutkan permasalahan yang paling
umum pada bearing motor.
Relay adalah peralatan elektromagnetis atau solid state yang digunakan pada
sirkuit kontrol untuk starter motor magnetic, heater, solenoid, timer dan peralatan
lain. Relay sering digunakan untuk aplikasi kontrol jarak jauh. Relay di manufacture
pada sejumlah konfigurasi berbeda, baik sisi desain mekanis dan solid state.
Gambar 8.1 menunjukkan jenis relay yang sering digunakan untuk mengendalikan
motor kecil, satu phase dan beban kecil lain seperti heater atau penerangan (pilot
lights).
Kontaktor (gambar 8.2) adalah peralatan elektromagnet yang mirip dengan relay
secara konstruksi dan operasi tetapi didesain untuk dilewati arus yang jauh lebih
besar yang digunakan pada aplikasi seperti switching penerangan berbeban besar
di stadion.
Tabel 8.3 menjelaskan prosedur troubleshoot untuk relay dan kontaktor.
BAB 9
- harmonic
- factor daya
- grounding
Monitoring
Level tegangan
Cek level tegangan pada terminal panel utama dan tiap cabang sirkuit. Tegangan
pada panel idealnya sekitar 120/208 V atau 277/480 V, tiga phase, empat kawat.
Tegangan di outlet atau peralatan konsumen dapat bernilai lebih rendah karena
jatuh tegangan pada sirkuit cabang, tetapi idealnyatidak kurang dari 115/200 atau
265/460 V. untuk keamanan, ukur tegangan di sisi beban dari sirkuit utama atau
cabang CB dimanapun memungkinkan. Ini dapat menolong untuk meindungi alat
pengetesan dan operator dari arus gangguan di feeder (gambar 9.4).
Tegangan rendah menyebabkan motor listrik berputar pada kecepatan lebih rendah
dari rating speed, lampu pijar terbakar, permasalahan starting di lampu TL dan HID,
dan permasalahan performance pada peralatan elektronik dan data. Tegangan lebih
menyebabkan motor running lebih cepat, umur lampu pijar lebih pendek dan dapat
merusakkan komponen peralatan elektronik yang sensitive.
Kebanyakan peralatan listrik dan elektronik didesain untuk mentolerir rentang +/-
10 persen dari rating tegangan dan masih dapat beroperasi dengan baik.
Bagaimanapun, nilai tegangan 115/200 atau 265/460 V disisi panelboard
memungkinkan untuk menjadi nilai tegangan yang tidak dapat diterima karena
tegangan rendah pada sisi peralatan konsumen karenan penambahan jatuh
tegangan di konduktor sirkuit cabang.
Peyebab umum dari tegangan rendah di panel adalah tap setting yang rendah di
trafo, konduktor feeder yang terlalu panjang atau terlalu kecil, dan koneksi longgar.
Kondisi pertama mengakibatkan suplai tegangan yang lebih rendah ; akibat
berikutnya adalah impedansi yang lebih tinggi yang meningkatkan jatuh tegangan.
Stabilitas Tegangan
Kedip tegangan dapat diakibatkan baik oleh pengaruh beban di sirkuit cabang, atau
ditempat lain disistem distribusi, termasuk kedip yang ditimbulkan peralatan
konsumen dan brownout. Hal ini paling mudah dianalisa menggunakan peralatan
seperti power quality analyzer yang mengukur baik tegangan dan arus secara
bersamaan. Ambil titik ukur di tiap cabang sirkuit di panelboard.
Voltage sag (kedip tegangan) muncul bersamaan dengan surja arus yang biasanya
mengindikasikan masalah di downstream dari titik pengukuran. Hal ini akan
berhubungan dengan adanay gangguan di sirkuit cabang.
Pembebanan arus
Ukur arus di tiap phase feeder dan sirkuit cabang (gambar 9.5). pemakaian true-
RMS ammeter atau digital multimeter (DMM) sangat penting pada waktu melakukan
pengukuran ini. Karena kombinasi dari arus fundamental dan harmonic akan
mengakibatkan bentuk gelombang yang terdistorsi, alat ukur lower cost average
sensing akan cenderung melakukan pembacaan yang lebih rendah, membawa
seseorang untuk mengasumsikan bahwa sirkuit terbebani lebih rendah daripada
nilai sebenarnya.
Panel feeder ataupun sirkuit cabang tidak boleh dibebani hingga batas maksimum
yang diperbolehkan (80 % nilai rating overcurrent peralatan, untuk beban
kontinyu). Harus ada kapasitas cadangan untuk arus harmonic.
Harmonik
Harmonic adalah frekuensi kelipatan dari frekuensi fundamental (100 Hz, 150 Hz,
200 Hz dan seterusnya). Arus harmonic frekuensi tinggi disebabkan beban
nonlinear seperti computer, adjustable speed motor drive, programmable controller,
dan lampu fluorescent dengan ballast elektronis dapat menyebabkan pemanasan
yang berarti di system distribusi tenaga, khususnya di konduktor netral. Harmonic
mempengaruhi operasi atau peralatan seperti motor, trafo, dan memanaskan
konduktor netral.
Harmonic ketiga
Harmonic ketiga adalah harmonic dengan kelipatan berikut dari frekuensi
fundamental : 3, 6, 9, 12 dan seterusnya. Harmonic ini sangat berbahaya bagi
kualitas daya karena dapat menambah di sisi netral dari system tiga phase, seperti
ditunjukkan gambar 9.6.
Beban nonlinear termasuk beban beban umum di peralatan listrik seperti power
suplai dengan mode operasi switch mode yang dipakai di computer dan peralatan
lainnya, dan fluorescent atau HID fixture ballast.
Netral yang berbeban lebih adalah bahaya potensial bagi kebakaran, karena tidak
seperti konduktor phase, netral tidak dilindungi dengan peralatan perlindungan arus
lebih. Harmonic ketiga dapat membebani lebih system netral bahkan saat beban
telah seimbang diketiga phase.
Untuk alasan ini, NEC Code 310.15 (B) (4)(c) membutuhkan bahwa pada system
empat kawat, tiga phase, sirkuit Wye dimana bagian terbesar dari beban terdiri dari
beban nonlinear, arus harmonic dapat muncul di konduktor netral; sisi netral harus
dipandang sebagai konduktor pembawa arus
Sebagai akibatnya, konduktor netral pada system tiga phase, empat kawat harus
paling tidak berukuran sama dengan konduktor phase. Pada kenyataan, system
netral melayani bagian terbesar dari beban nonlinear (seperti area perkantoran
dengan banyak computer dan lampu fluorescent) bahkan kadang lebih besar hingga
dua kali nilai konduktor phase.
Arus harmonic di konduktor netral sirkuit feeder atau sirkuit cabang dapat diukur
menggunakan DMM, untuk mengukur besar tegangan dari netral ke ground
(gambar 9.7).
Grounding
Konduktor netral dan pentanahan (grounding) harus diikat menjadi satu, di sisi
masuk atau titik distribusi dari system yang terpisah (separately derived system).
Koneksi netral-ground lain disisi manapun dalam system, seperti di subpanel atau
outlet receptacle adalah pelanggaran terhadap kode NEC.
Sayangnya, koneksi antara netral dan grounding yang tidak benar disisi
downstream juga sering terjadi, dan seringkali menjadi sumber dari permasalahan
kualitas daya.
Saat netral dan ground disambung disisi subpanel atau lokasi lain, jalur ground
menjadi jalur kembali bagi arus beban normal, dan aka nada nilai arus yang terukur
di ground.
Untuk menentukan apakan koneksi yang benar telah dibuat, ukur arus di ground
(netral) dan kemudian di konduktor grounding dan lihat perbandingan antara
keduanya. Sebagai contoh, jika arus netral 70 A dan arus ground 2 A, arus ground
kecil mungkin menggambarkan kebocoran yang normal. Tetapi jika pengukuran
arus netral 40 A dan ground 20A, ini mungkin indikasi bahwa ada sambungan
netral-ground yang tidak sesuai. Semakin kecil rasio arus netral-ground, semakin
besar kemungkinan terjadinya hubungan netral- ground.
Semua koneksi netral-ground yang tidak diperbolehkan oleh NEC Code harus
dihilangkan. Hal ini akan meningkatkan baik keamanan dan kualitas daya.
hot spot mengindikasikan kemungkinan koneksi dan terminas yang lemah dapat
seringkali ditemukan menggunakan thermal scanning. Visual inspeksi dapat juga
sangat berguna. Program preventive maintenance dari pengecekan dan
pengencangan koneksi konduktor pada rentang waktu tertentu dapat menolong
mencegah permasalahan jenis ini muncul.
Circuit Breaker
Meskipun molded case circuit breaker memiliki waktu operasi yang cukup panjang,
kontak dan pegas dapat menjadi lemah, khususnya saat peralatan telah seringkali
trip atau digunakan sebagai saklar untuk menghidupkan atau mematikan peralatan.
Seperti pada permasalahan koneksi lemah sebelumnya, breaker yang bermasalah
meningkatkan impedansi dan jatuh tegangan. Overheating dikarenakan koneksi
internal yang lemah dapat juga menyebabkan gangguan trip.
Pengukuran jatuh tegangan di circuit breaker dari sisi saluran ke sisi beban , untuk
menentukan kondisi internal komponen (lihat gambar 9.8). jika jatuh tegangan
melebihi 100 millivolt (mV), breaker di sirkuit cabang harus diganti. Pembacaan di
35 hingga 100 mV harus dicatat dan breaker bersangkutan di cek ulang pada
interval yang teratur.
Faktor Daya
Factor daya adalah elemen penting dari kualitas daya; nilai ini dihitung dari nilai
daya sesungguhnya (VA) dibagi daya nyata (W). baik sisi konsumen atapun facility
engineer pada umumnya berusaha menjaga nilai factor daya sedekat mungkin
dengan unity (1.0). tetapi bagaimanapun, banyak jenis peralatan yang dipakai di
system kelistrikan modern menyebabkan factor daya baik mendahului (leading)
atau tertinggal (lagging), karena adanya impedansi yang menyebabkan tunda
phase antara gelombang tegangan dengan arus. Factor daya diukur untuk melihat
bagaimana efisien sebuah beban memakai listrik, atau berapa banyak energy yang
dikonsumsi oleh beban lawan berapa besar perusahaan listrik harus menyediakan
energy listrik. Perusahaan listrik kadang memberikan penalty kepada konsumen
konsumen besar yang memiliki factor daya kurang dari nilai yang telah mereka
tentukan semisal 0.95 pf.
Impedansi
Impedansi adalah komponen utama dari factor daya. Pada umumnya harus ada
sekurangnya nilai impedansi 0.5 Ohm antara konduktor phase dan konduktro
ground (netral), dan antara konduktor netral dan konduktor grounding.
BAB 10
Untuk dapat melihat gelombang infrared dipakai peralatan infrared camera, yang
juga digunakan untuk mengukur pancaran energy dari peralatan listrik yang
mengalami pemanasan lebih. Informasi ini digunakan untuk menunjuk suatu
permasalahan listrik sebelum munculnya kerusakan total. Kamera infrared,
mengambil gambar dari peralatan listrik dengan mendeteksi energy panas
ketimbang cahaya yang tampak. Thermography infrared digunakan untuk
mendeteksi permasalahan listrik berikut :
Short circuit dan gangguan tanah : short circuit dan gangguan tanah (short
circuit melibatkan peralatan ground) juga seharusnya membuat peralatan
proteksi bekerja. Tetapi kadang arus, saat tidak cukup untuk mengoperasikan
CB atau relay gangguan tanah, akan cukup untuk menyebabkan kerusakan di
isolasi konduktor dan mengakibatkan pemanasan lebih yang dapat
menimbulkan api.