Tabel 1.1 Peningkatan produksi gliserol dari produk samping biodiesel (Prasetyo dkk,
2012)
Produksi
2007 2008 2009 2010 2015 2025
(kiloliter)/tahun
Biodiesel 262,5 415 567,5 720 1500 4700
Gliserol 26,25 41,5 56,75 72 150 470
Pada proses pembuatan biodiesel akan dihasilkan produk samping berupa gliserol
10 % dari hasil biodiesel yang diperoleh. Dari presentase hasil tersebut dapat diprediksi
bahwa tahun 2025, Indonesia akan memproduksi gliserol sebagai hasil samping sebanyak
0.47 juta kL/tahun. Gliserol sebanyak itu, tentunya menimbulkan masalah jika tidak
dimanfaatkan dan dibuang begitu saja ke lingkungan. Oleh karena itu perlu dikaji alternatif
pemanfaatannya. Adanya beberapa alternatif pemanfaatan gliserol menjadi bahan yang
memiliki nilai tambah dalam bidang industri. Salah satunya adalah mengolah gliserol
tersebut menjadi triacetin yang dapat digunakan dalam berbagai industri seperti industri
makanan, industri kosmetik, industri farmasi, bahan bakar, dan lain-lain (Prasetyo dkk,
2012).
BAB II TEKNOLOGI PROSES
2.1 Triasetin
Triacetin, juga dikenal sebagai Glyceryl Triacetate atau triglyceride 1,2,3-
triacetoxypropane, merupakan senyawa kimia yang tidak berwarna dan bersifat viscousity
dengan rumus kimia C9H14O6. Triacerin berfungsi sebagai plasticizer dan pelarut dalam
campuran kosmetik. Ini biasanya juga digunakan sebagai perasa dan pemberi aroma.
Triacetin secara umum digunakan sebagai emulsifier dalam produk susu dan pengikat
dalam produksi makanan dan diakui secara umum oleh Food and Drug Administration
(FDA).
Gambar 2.2 Mekanisme Reaksi Asetilasi Gliserol dan asam asetat anhidrat
Mekanisme reaksi untuk reaksi transesterifikasi dari trigliserida dan metil asetat
adalah sebagai berikut:
Gambar. Reaksi Transesterifikasi Trigliserida dengan Metil Asetat
Pembuatan triasetin dengan menggunakan reaksi Transesterifikasi Pada mumnya
dilakukan dengan menggunakan Reactive destilation Process. Dimana, pada reactive
destilation Process ini, Reaksi Transesterifikasi Terjadi Pada Reactive destilation kolom.
Name Glycerol
Formula CH2OH-CHOH-CH2OH
Formula Weight 92,09
Form and color col.liq.
Specific gravity 1,26050/4
Melting Point C 17,9
Boiling Point C 290
Solubility in 100 parts
*Cold Water
*Hot Water
*Other Reagent i.
Critical point 850 k
Heat Capacity, Cp 221,9
(J/molK)(25C)
Viscosity (Pas) (120C) 1,069
(Perry 7ed.1984)
1. Jika direaksikan dengan Sodium Acetate akan menghasilkan Triacetine dan Acetic
Anlydrid
2. Jika direaksikan dengan K2Cr2O dengan bantuan H2SO4 akan teroksidasi sempurna
menghasilkan CO2 dan H2O
3. Jika direaksikan dengan HNO3 dengan bantuan H2SO4 akan menghasilkan
Nitrogliserin dan air
3.1.2 Material Safety Data Sheet Gliserol
1. Identifikasi hazard
Gliserol berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritasi), dan
menelan. Substansi dapat menjadi racun bagi ginjal. paparan substansi dapat membuat
kerusakan terhadap organ-organ.
2. Pertolongan pertama
Jika berkontak dengan mata, periksa dan buang kontak lensa. segera siram mata
dengan air yang banyak selama minimal 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan
pertolongan medis jika terjadi iritasi. Jika terkena kulit, Cuci dengan sabun dan air.
hubungi medis jika iritasi berkelanjutan. Air dingin dapat digunakan. Jika terhirup,
dapatkan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernafasan buatan. Jika sulit bernapas,
berikan oksigen. Dan dapatkan pertolongan medis segera.
3. Data api dan ledakan
gliserin bertentangan kuat dengan Kromium trioksida, potasium Klorat atau kalium
permanganat dan dapat meledak jika bereaksi dengan senyawa ini. Peledak glyceryl nitrat
terbentuk dari campuran gliserin dan nitrat serta asam sulfat. Asam perklorat, oksida +
gliserin membentuk Ester perklorat pekat yang membentuk peledak. Gliserin dan klorin
dapat meledak jika dipanaskan.
4. Penanganan dan penyimpanan
Pencegahan: Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber-sumber pengapian. jauhkan
semua peralatan yang mengandung bahan bahan berbahaya. Jangan menelan. Memakai
pakaian pelindung yang sesuai. Jika tertelan, mencari pertolongan medis segera.
Penyimpanan : Jaga agar wadah tertutup rapat. Jaga agar wadah di daerah berventilasi baik
dan Higroskopis
3.1.3 Sifat Fisika dan Kimia Asam Asetat
Tabel 3.2 Sifat Fisika Asam Asetat
1. Larut dalam air, dapat tercampur dengan alkohol, eter, dan kloroform (NAS 1996;
Lewis 1993 a)
2. Larut dalam aseton, etanol, benzena, dan khloroform (Unichema Chemie B.V.
1994)
3. Larut dalam alkohol, eter, aseton, benzena, dan khloroform (Lide 1993)
4. Sedikit larut dalam air, alkohol sangat mudah larut,eter, dan pelarut organik lainnya
3.1.6 Material Safety Data Sheet Triacetin
1. Identifikasi hazard
Triacetin Berbahaya jika terkena kontak mata (iritasi), dan tertelan. Sedikit
berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), inhalasi.
2. Tindakan pertolongan pertama
Jika terkena/Kontak mata, periksa dan buka kontak lensa. Segera basuh mata
dengan air mengalir selama 15 menit, menjaga agar kelopak mata tetap terbuka. Air
dingin dapat digunakan. Jangan gunakan salep mata. Mencari pertolongan medis.
Setelah berkontak dengan kulit, cuci segera dengan air yang banyak. cuci kulit
dengan sabun non-abrasif. berhati-hati untuk membersihkan lipatan, celah-celah,
lipatan dan pangkal paha. Air dingin dapat digunakan. Jika terjadi iritasi, dapatkan
pertolongan medis. Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum digunaka kembali.
Memungkinkan korban untuk beristirahat di area berventilasi baik. Mencari
pertolongan medis segera.
Jika terkonsumsi, periksa bibir dan mulut untuk memastikan a jaringan yang rusak,
indikasi yang mungkin bahwa bahan beracun dikonsumsi;. longgarkan pakaian
ketat seperti kerah, dasi, sabuk atau ikat pinggang. Jika korban tidak bernapas,
dapatkan pertolongan medis segera.
3. Data api dan ledakan
Dapat terbakar pada suhu tinggi.
Suhu pengapian : 433C (811.4F)
Jika api masih kecil, gunaakan dry chemical powder. Jika terjadi kebakaran besar:
Menggunakan semprotan air, kabut atau busa.
3.1.7 Sifat Fisika dan Kimia Monoacetin
Tabel 3.5 Sifat Fisika Monoacetin
Name Monoacetin
Formula C5H10O4
Boiling Point at 1
atm 153 C
Vapor Density 4,6
Vapor pressure
(25C) 0,4 kPa
Molecular weight 134,13 gr/mol
Melting Point - 78 C
Specific Gravity 1,21
Flash Point 110C
Name Diacetin
Formula C7H12O5
Boiling Point at 1
atm 259 C
Flash point 110.0 C
Density 1.184 g/ml
Specific Gravity 1,17
Vapor Denscity 6,1
Molecular Weight 176,17 gr/mol
Vapor pressure
(25OC) 0 kPa
3.2 Rencana Kapasitas
Pabrik yang akan kami buat adalah pabrik Triacetin dari gliserol, dimana pabrik ini
akan berproduksi dengan kapasitas 22.000 Ton/tahun. Pemilihan kapasitas ini dikarenakan
menurut data yang diperoleh dari Cina Market Analysys Report tahun 2016 bahwa
kebutuhan Triacetin dunia mendekati 110.000 ton/tahun. Sehingga diharapkan
pembangunan pabrik ini dapat memenuhi 20% dari kebutuhan dunia.
3.3 Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik akan sangat menentukan kelangsungan dan perkembangan
suatu industri. Berdasarkan pengamatan, Rokan Hilir, Riau merupakan lokasi yang sesuai
untuk mendirikan pabrik Triacetin.
3.4 Faktor Utama dalam Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Sumber Bahan Baku
Rokan Hilir, Riau merupakan daerah yang dekat dengan sumber bahan baku yang
diperoleh dari pabrik Ecogreen yang berlokasi di Batam dan PT. Wilmar Dumai yang
berlokasi tidak jauh dari lokasi pendirian pabrik yang akan direncanakan.
2. Letak Pasar
Triacetin merupakan produk yang secara luas dapat digunakan antara lain :
1. Industri makanan
2. Industri farmasi
3. Industri kosmetik
4. Bahan bakar aditif
5. Pelarut pada parfume
6. Tinta cetak
7. Plastisizer untuk resin selulosa
8. Polimer dan ko-polimer
Provinsi Riau sangat strategis, yaitu dekat dengan selat Malaka, yang merupakan
pintu gerbang perdagangan. Asia Tenggara khususnya, dekat dengan negara Malaisya dan
Singapura yang merupakan negara tetangga terdekat yang mempunyai banyak industri dan
mempunyai industri. Dilihat dari letaknya yang berdekatan dengan lokasi industri yang
lain, sangat menguntungkan bila didirikan pabrik didaerah Riau, akan lebih memudahkan
untuk pemasaran produk, baik ekspor maupun impor.
3. Fasilitas Transportasi
a. Transportasi Darat
Riau merupakan wilayah berdataran rendah. Sehingga, untuk transportasi darat
sudah cukup memadai sehingga distribusi produk melalui darat dapat dilakukan terutama
untuk pemasaran produk Gliserol ke daerah-daerah yang dapat dijangkau dengan jalur
darat.
b. Transportasi Laut
Riau memiliki pelabuhan laut utama, yaitu pelabuhan bengkalis yang letakya di
ujung utara Propinsi Riau, di Selat Malaka. Adanya pelabuhan ini memudahkan untuk
distribusi produk gliserol.
4. Tenaga Kerja
Karena letak Riau yang begitu strategis sebagai kawasan industri Sumatera makan
Riau merupakan salah satu daerah yang menjadi tujuan bagi tenaga kerja.
5. Utilitas
Fasilitas utilitas meliputi penyediaan air, bahan bakar dan listrik. Kebutuhan listrik
dapat dipenuhi dengan listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara). Untuk sarana
penyediaan air dapat diperoleh dari air sungai. Di Propinsi Riau banyak terdapat sungai,
seperti Sungai Rokan, Sungai Tapung, Sungai Mandau, Sungai Batang Inderagiri, Sungai
Siak, Sungai Kampar dan masih banyak lagi. Untuk penyediaan air di Pabrik Gliserol ini,
dipilih dari sungai Rokan (baik Sungai Rokan Kanan maupun Sungai Rokan Kiri), karena
lokasi pendirian Pabrik Gliserol berada di daerah Rokan Hilir yang dekatdengan lokasi
pemasok CPO dan lebih dekat dengan palabuhan. Sedangkan bahan bakar industri berupa
minyak bumi, dapat dipasok dari Dumai, yang terdapat tambang minyak bumi.
Gambar berikut memperlihatkan peta lokasi kawasan pabrik Triasetin yang akan
didirikan:
LOKASI PABRIK
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pabrik, ada beberapa hal penting yang
dapat dilakukan untuk mencegah kecelakaan diantaranya:
1. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan suatu keharusan bagi para pekerja yang
mempunyai resiko yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat
kerja. APD secara definisi dapat diartikan alat bantu perlindungan diri untuk mengurangi
dan mencegah resiko dan bahaya yang ditimbulkan saat melakukan pekerjaan. alat-alat
pelindung diri adalah :
Alat Pelindung Kepala (Helmet)
Alat Pelindung Mata (Eye Guard)
Alat Pelindung Telinga (Ear Plud Dan Ear Muff)
Alat Pelindung Pernapasan (Respirator)
Alat Pelindung Tangan ( Sarung Tangan )
Alat Pelindung Kaki ( Safety Shoes )
Pakaian Pelindung
Tali Dan Sabuk Pengaman
3.6 Aspek Perlindungan Lingkungan
Limbah merupakan hasil sampingan dari proses produksi suatu perusahaan.
Jenis limbah yang dihasilkan dari proses terdiri dari limbah padat, limbah cair dan gas.
Ketiga jenis limbah ini diolah dengan cara yang berbeda sebelum dibuang ke lingkungan.
Salah satu segi pengelolaan lingkungan adalah pengendalian pencemaran air yang salah
satunya adalah efek dari suatu kegiatan industri. Hal ini diatur dalam Undang-Undang No.
4 tahun 1982 yang memuat tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan
hidup, sedangkan untuk pelaksanaan pengendalian pencemaran air dijelaskan dalam pasal
15 Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990. Penjabaran lebih lanjut tentang baku mutu air
limbah bagi industri oleokimia dasar diatur Dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 yang berisi sebagai berikut:
Tabel.3.7 Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Belum
Memiliki Baku Mutu Air Limbah yang Ditetapkan
Golongan
Parameter Satuan
I II
O
Temperatur C 38 40
Zat Pada Terlarut (TDS) Mg/L 2000 4000
Zat Padat Suspense (TSS) Mg/L 200 400
pH - 6,0-9,0 6.0-9,0
Besi Terlarut (Fe) Mg/L 5 10
Mangan Terlarut (Mn) Mg/L 2 5
Barium (Ba) Mg/L 2 3
Tembaga (Cu) Mg/L 2 3
Seng (Zn) Mg/L 5 10
Krom Heksavalen (Cr6+) Mg/L 0,1 0,5
Krom Total (Cr) Mg/L 0,5 1
Cadmium (Cd) Mg/L 0,05 0,1
Air Raksa (Hg) Mg/L 0,002 0,005
Timbal (Pb) Mg/L 0,1 1
Stanum (Sn) Mg/L 2 3
Arsen (As) Mg/L 0,1 0,5
Selenium (Se) Mg/L 0,05 0,5
Nikel (Ni) Mg/L 0,2 0,5
Kobalt (Co) Mg/L 0,4 0,6
Sianida (Cn) Mg/L 0,05 0,5
Sulfide (H2s) Mg/L 0,5 1
Fluoride (F) Mg/L 2 3
Klorin Bebas (Cl2) Mg/L 1 2
Ammonia-Nitrogen (NH3-N) Mg/L 5 10
Nitrat (No3-N) Mg/L 20 30
Nitrit (No2-N) Mg/L 1 3
Total Nitrogen Mg/L 30 60
BOD Mg/L 50 150
COD Mg/L 100 300
Senyawa Aktif Biru Metilen Mg/L 5 10
Fenol Mg/L 0,5 1
Minyak dan Lemak Mg/L 10 20
Total Bakteri Koliform MPN/100mL 10000
Dari Perhitungan Gross Profit Margin (GPM) pada Masing-masing Proses, dapat kita
simpulkan bahwa Proses Yang paling menguntungkan adalah Proses Pembuatan Triasetin
dengan menggunakan Reaksi Asetilasi Giserol dengan asam asetat dan asam asetat
anhidrat. Karena Menghasilkan Gross Profit Margin (GPM) yang terbesar yaitu sebesar
Rp. 9204051,907
4.2 Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan triasetin yaitu gliserol, asam asetat,
dan asetat anhidrat. Bahan baku gliserol dipasok dari PT. Wilmar Group yang terletak di
Dumai dengan kapasitas 130.000 ton/tahun (Aprobi,2014). Sedangkan untuk asam asetat
dipasok dari PT Indo Acidatama Chemichal Industry (IACI) di Sragen, Jawa Tengah
dengan kapasitas produksi 36.600 ton/ tahun (IACI, 2014) dan di impor. Dikarenakan
keterbatasan asam asetat di Indonesia maka diperlukan pemasokan dari luar negeri.
Tabel 4.1 Data impor asam asetat di Indonesia
No. Tahun Jumlah (kg/tahun)
1 2001 118.814.427
2 2002 107.276.121
3 2003 77.628.874
4 2004 82.056.230
5 2005 88.704.991
6 2006 91.053.819
7 2009 82.199.583
8 2014 112.000.000
Jumlah impor asam asetat diperkirakan meningkat menjadi 122.000 ton pada tahun
2021 (Kemenperin, 2015).
Tabel 4.2 Kapasitas Pabrik Asam Asetat yang sudah berdiri
No Lokasi pabrik Kapasitas, ton/tahun
1. Nanjing, China 600.000
2. Chongqing, China 200.000
3. Singapura 500.000
(Chemical Technology, 2009)
Untuk bahan baku asetat anhidrad dipasok dari luar negeri. Karena sampai saat ini
Indonesia belum memiliki pabrik yang memproduksi asetat anhidrid sehingga masih harus
diimpor dari negara-negara luar, seperti Australia, Amerika, Italia, Jerman, dan Brazil.
Tabel 4.3 impor asetat anhidrid di Indonesia
Tahun Kebutuhan (ton/tahun)
2007 4.905,81
2008 6.478,65
2009 7.573,15
2010 9.222,92
2011 13.605
2012 14.400,1
2013 164.001,4
2016 22.357
(Biro Pusat Statistik, 2012)
Berdasarkan tabel diatas Reaksi yang dipilih adalah adalah Reaksi asetilasi gliserol
dengan asam asetat dan asam asetat anhidrat. Pada Reaksi asetilasi gliserol dengan asam
asetat anhidrat tidak cocok untuk produksi triacetin dalam skala besar. Itu disebabkan
Karena proses reaksi sulit dilakukan. Pada Reaksi asetilasi gliserol dengan asam asetat,
reaksi tersebut dilakukan secara kontinius dan menghasilkan sejumlah air. Reaksi juga ini
membutuhkan waktu reaksi yang lama, konsumsi energy yang besar, dan kapasitas reaktor
yang sedikit. Pada Reaksi transesterifikasi gliserol dengan etil asetat dan Reaksi asetilasi
gliserol dengan variasi asam memiliki konversi dan selektifitas yang tinggi. Tetapi katalis
yang digunakan tidak tersedia secara komersial dan relatiif mahal. Pada reaksi
interesterifikasi bahan baku yang digunakan merupakan trigliserida. Sedangkan pada
Reaksi asetilasi gliserol dengan asam asetat dan asam asetat anhidrat katalis yang
digunakan tersedia secara komersial. Selain itu reaksi ini dilakukan secara kontiniu dangan
menggunakan asam asetat dimana dalam proses tersebut akan menghasilkan air selama
reaksi berlangsung. Sehingga dibutuhkan asam asetat anhidrat untuk mengikat air yang
terbentuk pada reaksi tersebut.
Casas A, dkk, 2011, Kinetics of chemical interesterification of sunflower oil with methyl
Acetat for biodiesel and triacetin Production. Chemical engineering Journal, 171,
1324-1332
Fessenden, R.J., Fessenden, J. S., 1992, Kimia Organik, Jilid 2, Edisi ketiga, Erlangga :
Jakarta
Knothe G, Krahl J, Gerpen J. V., 2015, The Biodisel Hand Book Edition 2, Urbana IL :
AOCS press
Kong S.P dkk, 2016, Catalytic Role of Solid Acid Catalysts in Glycerol Acetylation for the
Production of Bio-1 additive, RSC Advances Accepted Manuscript
Kotbagi, T.V dkk, 2015, In Situ Formed Silicomolybdic Heteropolyanions: Efficienct Solid
Catalyst for Acetylation of Glycerol, Enviromental Analytical Chemistry, 2, 2380-
2391
Liao X, dkk, 2009, Poducing triacetylglycerol with glycerol by two steps: esterification
and acetylation, Fuel Processing Technology, 90,988-993
Nanda, M., Yuan, Z., Qin, W., Ghaziaskar, H., Poirier, M. and Xu, C.
(2014).Thermodynamic and kinetic studies of a catalytic process to convert
glycerolinto solketal as an oxygenated fuel additive. Fuel, 117, pp.470-477.
Ognjanovic, N., Bezbradica, D. and Knezevic-Jugovic, Z. (2009). Enzymaticconversion of
sunflower oil to biodiesel in a solvent-free system: Processoptimization and the
immobilized system stability. Bioresource Technology,100(21), pp.5146-5154.
Perry, R.H., Green D.W., Maloney J.O., 1985, Perrys Chemichal Enginering Handbook
sixth Edition. Mgraw-Hill Book Company : New York.
Prasetyo A.E dkk, 2012, Potensi Gliserol Dalam Pembuatan Turunan Gliserol Melalui
Proses Esterifikasi, Jurnal Ilmu Lingkungan , 10: 1829-8907
Saka, S. and Isayama, Y. (2009). A new process for catalyst-free production of biodiesel
using supercritical methyl acetate. Fuel, 88(7), pp.1307-1313.
Satriadi H, 2015, Kinetika Reaksi Esterifikasi Gliserol Dan Asam Asetat Menjadi Triacetin
Menggunakan Katalis Asam Sulfat, 36: 75-80
Silva L.N dkk, 2010, Catalytic Acetylation of glycerol with acetic anhydride, Catalysis
Communications, 11,1036-1039
Sutijan, Rochmadi,&Arief B,. (2012). Chemical Kinetics for Synthesis of Triacetin from
BiodieselByproduct. International engineering journal. 4(2),1-7.
Wepoh. (2015). Synthesis Of Triacetin From Glycerol, 37(September), 116.
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN GROSS PROFIT MARGIN
Reaktan Produk
Perhitungan asam
Glyserol Asam Asetat Triasetin asetat air
Koefisien reaksi 2 3 3 1 3
Berat molekul (kg/kmol) 92,09 136,14 218,21 136,14 18
massa (kg) 184,18 408,42 654,63 136,14 54
Massa/massa Triasetin 0,28134977 0,623894414 1 0,2079648 0,0824893
Harga (Rp) 2470000 5850000 28270000 35000000 0
Reaktan Produk
Perhitungan
Glyserol etil asetat Triasetin etanol
Koefisien reaksi 1 3 1 3
Berat molekul (g/mol) 92,09 139,5 218,21 18
massa (g) 92,09 418,5 218,21 54
Massa/massa Triasetin 0,14067489 0,639292425 0,333333333 0,08248935
Harga (Rp) 2470000 13000000 28270000 4875000
Reaktan Produk
Perhitungan
Glyserol metil asetat Triasetin metanol
Koefisien reaksi 1 3 1 3
Berat molekul (g/mol) 92,09 74,079 218,21 32,04
massa (g) 92,09 222,237 218,21 96,12
Massa/massa Triasetin 0,14067489 0,3394849 0,333333333 0,14683103
Harga (Rp) 2470000 10660000 28270000 11000000