JUDUL PROGRAM
Konversi Gliserol Sebagai Cetane Booster pada Sintesis Biodiesel
Berbasis Green Chemistry
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN EKSAKTA
Diusulkan oleh:
Jolang Budiarta 14/365664/PA/16129 (2014)
Ahmad Fauzy 14/365643/PA/16119 (2014)
Mohamad Ulil Absor 14/365662/PA/16127 (2014)
Muhammad Isma'il Hamidiy 15/379010/TK/42952 (2015)
Taufiqur Rohman 15/385191/TK/43853 (2015)
i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................2
D. Urgensi Penelitian ...................................................................................2
E. Luaran yang Diharapkan .........................................................................3
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Biodiesel ..................................................................................................4
B. Minyak Jelantah .......................................................................................4
C. Metanol ....................................................................................................4
D. Reaksi Transesterifikasi ...........................................................................4
E. Gliserol ....................................................................................................5
F. Reaksi Asetilasi .......................................................................................5
G. Cetane Booster ........................................................................................5
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................6
B. Alat dan Bahan ........................................................................................6
C. Tahap Penelitian ......................................................................................6
D. Analisis Data ...........................................................................................8
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Anggaran Biaya .......................................................................................9
B. Jadwal Kegiatan .......................................................................................9
BAB V. DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................10
BAB VI. LAMPIRAN ...........................................................................................11
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Energi adalah salah satu hal yang teramat krusial bagi hampir semua
negara di dunia tak terkecuali Indonesia. Saat ini hampir semua aktivitas
manusia sangat bergantung pada energi. Oleh karena itulah penggunaan energi
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun, peningkatan konsumsi energi
ini tidak diiringi dengan meningkatnya ketersediaan energi. Di Indonesia,
sumber energi utama yang digunakan sampai saat ini yaitu energi fosil terutama
minyak dan gas bumi. Secara keseluruhan, 95 % kebutuhan energi dalam
negeri masih dipenuhi oleh energi fosil, sementara cadangan energi fosil dalam
negeri jumlahnya terbatas sedangkan di sisi lain laju peningkatan konsumsi
energi di Indonesia cukup besar yaitu 7% setiap tahunnya. Energi fosil adalah
sumber energi yang tak terbarukan dan dipandang tidak ramah lingkungan
karena menghasilkan beberapa zat kimia berbahaya yang dapat menyebabkan
pemanasan global. Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut maka
diperlukan energi alternatif dari sumber yang terbarukan.
Biodiesel adalah salah satu energi terbarukan (renewable energy) yang
potensial untuk dikembangkan dalam rangka mengurangi konsumsi minyak
bumi yang kian hari semakin menipis. Penggunaan biodiesel sebagai bahan
bakar pengganti solar merupakan upaya strategis yang dapat dikembangkan
secara lebih lanjut. Kebijakan Energi Nasional menargetkan produksi biofuel
pada tahun 2025 adalah sebesar 5% dari total kebutuhan energi minyak
nasional sehingga diperlukan perhatian tinggi untuk mengembangkan biodiesel
sebagai penyokong ketahanan energi nasional.
Beberapa penelitian tentang biodiesel telah dikembangkan dengan
menggunakan beberapa inovasi bahan baku. Salah satu bahan baku yang cukup
melimpah adalah minyak jelantah. Minyak jelantah adalah minyak yang telah
digunakan untuk menggoreng beberapa kali. Penggunaan minyak jelantah ini
merupakan salah satu inovasi karena limbah tersebut berbahaya bagi kesehatan
bila digunakan terus menerus. Dengan dimanfaatkannya limbah tersebut maka
potensi pembuangan minyak jelantah oleh konsumen dapat direduksi karena
adanya nilai komersial dari limbah minyak tersebut.
Sintesis biodiesel dapat dilakukan dengan mereaksikan asam lemak
dengan alkohol melalui reaksi transesterifikasi menghasilkan metil ester dan
gliserol. Namun, metode sintesis biodiesel ini masih perlu dikaji lebih
mendalam karena menghasilkan produk samping berupa gliserol. Adanya
produk samping ini menyebabkan proses ini masih meninggalkan
permasalahan berupa pengolahan gliserol. Selama ini gliserol hanya dibuang
dan tidak dimanfaatkan sama sekali. Hal tersebut dapat mencemari lingkungan.
2
Oleh karena itu, diperlukan suatu metode untuk mengolah gliserol agar lebih
berdaya guna.
Salah satu indikator kualitas biodisel adalah bilangan cetane. Bilangan
cetane menunjukan lama waktu delay campuran bahan bakar dan udara dalam
piston untuk terbakar. Lamanya waktu delay merupakan akibat dari rendahnya
nilai cetane sehingga efisiensi pembakaran semakin rendah. Penelitian yang
dilakukan oleh Rao dan Rao (2011) menunjukan bahwa triasetin merupakan
senyawa yang dapat meningkatkan performa biodiesel dengan meningkatkan
bilangan cetane. Triasetin dapat dibuat melalui reaksi asetilasi antara gliserol
dan asam asetat dengan bantuan katalis asam.
Dari beberapa uraian tersebut, metode sintesis biodiesel berbasis green
chemistry sangat penting untuk dikembangkan untuk memperoleh produk
biodiesel yang lebih ramah lingkungan. Dengan demikian, kami mengusulkan
suatu metode konversi gliserol melalui reaksi asetilasi untuk menghasilkan
triasetil gliserol (triasetin) yang dapat berfungsi sebagai cetane booster.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana metode konversi gliserol sebagai cetane booster?
2. Berapakah konversi triasetin dalam reaksi asetilasi?
3. Bagaimana pengaruh perbandingan jumlah gliserol dan asam asetat
terhadap kuantitas triasetin yang dihasilkan?
4. Bagaimana pengaruh variasi penambahan triasetin terhadap kualitas
biodiesel?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui metode konversi gliserol sebagai cetane booster.
2. Mengetahui konversi triasetin dalam reaksi asetilasi.
3. Mengetahui pengaruh perbandingan jumlah gliserol dan asam asetat
terhadap kuantitas triasetin yang dihasilkan.
4. Mengetahui pengaruh variasi penambahan triasetin terhadap kualitas
biodiesel.
D. URGENSI PENELITIAN
Gliserol adalah produk sampingan dari produksi biodiesel. Gliserol
umumnya dibentuk dengan keseimbangan massa 10% dari reaksi (Zhou, dkk.,
2008). Produksi gliserol global diperkirakan mencapai 36.900.000 ton pada
tahun 2020 dan ini berarti bahwa akan ada sekitar 3,7 juta ton gliserol mentah
yang diproduksi sebagai produk sampingan dari biodiesel (Katryniok, dkk.,
2013). Oleh karena itu, perlu dilakukan pemanfaatan gliserol dari produksi
biodiesel untuk mengatasi biaya produksi sekaligus memanfaatkan limbah
yang dihasilkan. Salah satu caranya adalah dengan mengonversi gliserol
menjadi triasetin yang berfungsi sebagai cetane booster.
3
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti
Penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan motivasi peneliti
dalam mengembangkan penggunaan biodiesel sebagai salah satu energi
alternatif terbarukan.
2. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai sumber energi terbarukan.
3. Bagi perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam perkembangan riset
biodiesel di masa mendatang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BIODIESEL
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif pengganti minyak diesel
yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau lemak hewan. Biodiesel mudah
digunakan, bersifat biodegradable, tidak beracun, bebas dari sulfur dan
senyawa aromatik, mempunyai nilai flash point (titik nyala) yang lebih tinggi
dari petroleum diesel sehingga lebih aman jika disimpan dan digunakan
(Darmawan dan Susila, 2013). Teknologi proses produksi biodiesel yang
berkembang saat ini dapat diklasifikasikan ke dalam tahap proses tunggal
(transesterifikasi) dan proses dua tahap (esterifikasi-transesterifikasi).
B. MINYAK JELANTAH
Minyak jelantah adalah minyak bekas penggorengan yang memiliki
potensi untuk pembuatan biodiesel karena minyak ini masih mengandung
trigliserida serta asam lemak bebas (Darmawan dan Susila, 2013). Kandungan
terbesar minyak jelantah yakni asam palmitat dan asam oleat sebesar 32-47%
dan 38-56% (Ketaren, 1986). Pengolahan biodiesel dari minyak jelantah adalah
cara yang efektif untuk menurunkan harga jual biodiesel karena biaya bahan
baku rendah (Qu, dkk., 2003). Selain itu, pemanfaatan minyak jelantah juga
bisa mengatasi masalah pembuangan limbah minyak dan kesehatan
masyarakat.
C. METANOL
Metanol adalah salah satu senyawa hidrokarbon dari golongan alkohol
(CnH2n+2O) dengan gugus alkil hidroksil (-OH). Rumus umum metanol adalah
CH4O atau sering ditulis CH3-OH. Ia merupakan bentuk alkohol yang paling
sederhana. Metanol dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel yakni
dengan direaksikan dengan trigliserida dan bentuan katalis natrium atau kalium
hidroksida. Metanol disukai untuk reaksi transesterifikasi karena mempunyai
reaktivitas yang tinggi (rantai alkil terpendek dan alkohol paling polar) serta
termasuk alkohol yang paling murah (Knothe, dkk., 2005).
D. REAKSI TRANSESTERIFIKASI
Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap
konversi dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkil ester, melalui reaksi
dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol.
Transesterifikasi juga menggunakan katalis dalam reaksinya. Tanpa adanya
katalis, konversi yang dihasilkan maksimum namun reaksi berjalan dengan
lambat (Mittlebatch, 2004). Katalis yang biasa digunakan pada reaksi
transesterifikasi adalah katalis basa NaOH, KOH, atau NaHCO3.
5
E. GLISEROL
Gliserol merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C3H8O3,
tidak berwarna, rasa manis, dan kental. Titik didih, titik leleh, dan titik nyala
gliserol masing-masing 290 oC, 18 oC, dan 177 oC (Speight, 2002). Gliserol
merupakan produk samping dari sintesis biodiesel. Gliserol dan ester
membentuk dua fasa yang tidak saling larut. Pemisahan gliserol dari ester dapat
dilakukan dengan cara dekantasi. Gliserol dapat diubah menjadi aditif biodiesel
berupa triasetin melalui reaksi asetilasi yang dapat meningkatkan angka cetane
bahan bakar sehingga mampu mengurangi baik kerugian ekonomi maupun
pencemaran lingkungan (Wepoh, 2015).
F. REAKSI ASETILASI
Reaksi asetilasi adalah reaksi substitusi atom hidrogen pada gugus
hidroksil dengan gugus asetil menghasilkan gugus asetoksi. Reaktan yang
digunakan adalah gliserol yang mempunyai gugus hidroksil dan asam asetat
yang mempunyai gugus fungsi asetil. Reaksi dapat dijalankan dengan atau
tanpa katalis (Wepoh, 2015). Bagaimanapun juga adanya katalis dapat
mempercepat reaksi. Katalis H2SO4 dapat menghasilkan konversi gliserol yang
tinggi (Liu, dkk., 2011).
G. CETANE BOOSTER
Cetane booster merupakan senyawa yang apabila ditambahkan pada
biodiesel dapat meningkatkan angka cetane. Salah satu yang termasuk cetane
booster yakni triasetin yang dapat dihasilkan dari reaksi asetilasi gliserol dan
asam asetat. Triasetin (C9H14O6) adalah aditif yang baik untuk anti-knocking,
mudah larut dalam biodiesel, meningkatkan kinerja mesin, mengurangi emisi
pada knalpot, dan menghasilkan emisi NO yang lebih rendah. Kombinasi
biodiesel dengan 10% triasetin dapat meningkatkan kinerja mesin di semua
aspek (Mufrodi, dkk., 2013).
6
BAB III
METODE PENELITIAN
C. TAHAP PENELITIAN
1. Sintesis Biodiesel
a. Preparasi minyak jelantah
Minyak jelantah disaring untuk memisahkan sisa pengotor. Untuk
menghilangkan kandungan air minyak dipanaskan pada suhu 105 oC.
Setelah diuapkan dan didinginkan sampel minyak ditambahkan
Na2SO4 andhidrous untuk mengikat air yang masih tertinggal. Tahap
selanjutnya minyak disaring kembali sehingga padatan Na2SO4 dapat
dipisahkan.
b. Reaksi transesterifikasi
Sebanyak 500 mL minyak jelantah dimasukkan ke labu leher tiga.
Katalis KOH sebanyak 1,20 % dari berat total minyak dilarutkan dalam
824 g pelarut metanol dan ditambahkan pada labu leher tiga. Reaksi
dilakukan pada 60 oC selama 2 jam. Campuran hasil reaksi didinginkan
dan terbentuk 2 lapisan, yaitu metil ester (biodiesel) dan gliserol.
Gliserol dipisahkan dengan corong pisah. Metil ester (biodiesel)
selanjutnya dicuci dengan akuades untuk melarutkan sisa gliserol,
kemudian metanol berlebih dan kemungkinan adanya air dihilangkan
dengan pemanasan pada temperatur 110°C sedangkan gliserol
dimasukan kembali untuk diproses lebih lanjut menjadi cetane booster.
7
D. ANALISIS DATA
1. Perhitungan presentase kandungan asam lemak bebas
𝑎 𝑥 𝑀 𝑥 256 𝑥 100
Kandungan asam lemak bebas : 𝑔 𝑥 1000
dimana :
a : volume KOH (mL)
M : Molaritas KOH
g : berat sampel (gram)
256 : Mr asam palmitat (gram/mol)
2. Perhitungan konversi total biodiesel
Konversi (%) = (berat biodiesel/berat minyak) x 100%
3. Penentuan heating value
a. Penentuan panas pembakaran kotor (GHV)
Penentuan panas pembakaran kotor (GHV) dalam Btu/Ib didasarkan
pada GHV = 22,320 – (3,780 x S)
b. Penentuan panas pembakaran bersih (NHV)
Penentuan panas pembakaran bersih (NHV) dalam Btu/Ib didasarkan
pada NHV = 19,960 - (3,780 x S) + (1,362 x S)
dimana :
S : Kerapatan spesifik pada 60/60oF
4. Perhitungan viskositas kinematik pada 40 oF
v=Cxt
Keterangan:
v : viskositas kinematik (cSt)
C : konstanta viscometer (cSt/detik)
t : waktu alir (detik)
9
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. ANGGARAN BIAYA
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 5.830.000
2 Bahan habis pakai 3.390.000
3 Perjalanan 1.000.000
4 Lain-lain: administrasi, seminar dan laporan 1.780.000
Jumlah 12.000.000
B. JADWAL KEGIATAN
No Bulan
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Studi pustaka
2 Pembelian alat dan bahan
3 Perizinan sewa laboratorium
4 Preparasi sampel
5 Sintesis biodiesel dan cetane
booster
6 Uji karakterisasi biodiesel
7 Uji coba produk biodiesel
8 Pengumpulan data
9 Analisis data
10 Pembuatan laporan
10
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, F.I., dan Susila, I.W., 2013, Proses Produksi Biodiesel dari Minyak
Jelantah dengan Metode Pencucian Dry-Wash Sistem, JTM, Vol. 02, No.
01, Hal. 81.
Katryniok, B., Paul, S., Bellière-Baca, V., Rey, P., dan Dumeignil, F., 2010,
Glycerol dehydration to Acrolein in The Context of New Uses of Glycerol,
Green Chemistry, Vol.12, No.12, Hal. 2079.
Ketaren, 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Knothe, G., Gerpen, J.V., dan Krahl, J., 2005, The Biodiesel Handbook, AOCS
Press, USA.
Liu, X., Ma, H., Wu, Y., Wang, C., Yang, M., Yan, P., dan Welz-Biermann, U.,
2011, Esterification of Glycerol with Acetic Acid Using Double SO3H
Functionalized Ionic Liquids as Recoverable Catalysts, Green Chemistry,
Vol.13, No.3, Hal.697.
Mittlebach, M., Remschmidt, dan Claudia, 2004, Biodiesel The Comprehensive
Handbook, Boersedruck Ges.m.bH, Vienna.
Mufrodi, Z., Rochmadi, R., Sutijan, S., dan Budiman, A., 2013, Continuous Process
of Reactive Distillation to Produce Bio-additive Triacetine from Glycerol,
Modern Applied Science, Vol. 7, No. 10.
Qu, L., Zhang, J., dan Wang, Z., 2016, Influence of Waste Cooking Oil Biodiesel
on Oxidation Reactivity and Nanostructure of Particulate Matter from
Diesel Engine, J.Fuel, Vol. 181, Hal. 389.
Rao, P.V., dan Rao B.V., 2011, Effect of Adding Triacetin Additive with Coconut
Oil Methyl Ester (COME) in Performance and Emission Characteristics of
DI Diesel Engine, International Journal of Thermal Technologies, Vol.1,
No.1
Speight, J., 2002, Chemical Process and Design Handbook, McGraw-Hill Book
Company, New York.
Wepoh, H., 2015, Synthesis of Triacetine From Glycerol, Skripsi, Universiti Tunku
Abdul Rahman.
Zhou, C.H., Beltramini, J.N., Fan Y.X., dan Lu, G.Q., 2008, Chemoselective
Catalytic Conversion of Glycerol as a Biorenewable Source to Valuable
Commodity Chemicals, Chem. Soc. Rev., Hal. 527–549.
11
BAB VI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp)
Dari kampus ke toko kimia Beli bahan 5 kali 20.000 100.000
Dari kampus ke LPPT Penelitian 20 kali 10.000 200.000
dan
pengujian
Dari kampus ke lab. kimia Pengujian 20 kali 10.000 200.000
FMIPA UGM
Dari kampus ke tempat Publikasi 5 orang 100.000 500.000
seminar
SUBTOTAL (Rp) 1.000.000
4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
Pemakaian Satuan (Rp)
ATK Pencatatan 1 pak 50.000 50.000
Fotokopi proposal dan Pembuatan 100 300 30.000
laporan laporan lembar
Print proposal dan laporan Pembuatan 50 1.000 50.000
laporan lembar
Administrasi Administrasi 3 lab 100.000 300.000
Dokumentasi Pembuatan 100.000 100.000
laporan
Seminar ilmiah Publikasi 5 orang 250.000 1.250.000
SUBTOTAL (Rp) 1.780.000
Total (Keseluruhan) 12.000.000
23