Keseimbangan Benda Tegar PDF
Keseimbangan Benda Tegar PDF
12
B
C
W
30o
A
A B
Penyusun
Drs. Supardiono, M.Si.
Editor:
Dr. Budi Jatmiko, M.Pd.
Drs. Munasir, M.Si.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun bahan ajar modul manual
untuk SMK Bidang Adaptif, yakni mata-pelajaran Fisika, Kimia dan
Matematika. Modul yang disusun ini menggunakan pendekatan pembelajaran
berdasarkan kompetensi, sebagai konsekuensi logis dari Kurikulum SMK Edisi
2004 yang menggunakan pendekatan kompetensi (CBT: Competency Based
Training).
Sumber dan bahan ajar pokok Kurikulum SMK Edisi 2004 adalah modul,
baik modul manual maupun interaktif dengan mengacu pada Standar
Kompetensi Nasional (SKN) atau standarisasi pada dunia kerja dan industri.
Dengan modul ini, diharapkan digunakan sebagai sumber belajar pokok oleh
peserta diklat untuk mencapai kompetensi kerja standar yang diharapkan
dunia kerja dan industri.
Modul ini disusun melalui beberapa tahapan proses, yakni mulai dari
penyiapan materi modul, penyusunan naskah secara tertulis, kemudian
disetting dengan bantuan alat-alat komputer, serta divalidasi dan diujicobakan
empirik secara terbatas. Validasi dilakukan dengan teknik telaah ahli (expert-
judgment), sementara ujicoba empirik dilakukan pada beberapa peserta
diklat SMK. Harapannya, modul yang telah disusun ini merupakan bahan dan
sumber belajar yang berbobot untuk membekali peserta diklat kompetensi
kerja yang diharapkan. Namun demikian, karena dinamika perubahan sain
dan teknologi di industri begitu cepat terjadi, maka modul ini masih akan
selalu dimintakan masukan untuk bahan perbaikan atau direvisi agar supaya
selalu relevan dengan kondisi lapangan.
Pekerjaan berat ini dapat terselesaikan, tentu dengan banyaknya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang perlu diberikan penghargaan
dan ucapan terima kasih. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini tidak
I. PENDAHULUAN
a. Deskripsi........................................................................... 1
b. Prasarat ............................................................................ 1
c. Petunjuk Penggunaan Modul ............................................... 1
d. Tujuan Akhir...................................................................... 2
e. Kompetensi ....................................................................... 4
f. Cek Kemampuan................................................................ 5
II. PEMELAJARAN
B. Kegiatan Belajar
III. EVALUASI
IV. PENUTUP.............................................................................. 63
A.FIS.01
A.FIS.02
A.FIS.03
A.FIS.13
A.FIS.14
A.FIS.18 A.FIS.16
A.FIS.15
A.FIS.19 A.FIS.17
A.FIS.20
A.FIS.21
A.FIS.22
A.FIS.23
A.FIS.24
A.FIS.25
A.FIS.27 A.FIS.28
A.FIS.26
ISTILAH KETERANGAN
Keseimbangan Statik Suatu keadaan di mana benda tidak bergerak,
baik rotasi maupun translasi.
Partikel Benda yang ukurannya dapat diabaikan,
sehingga dapat digambarkan sebagai suatu titik
materi.
Benda tegar Benda yang tidak berubah bentuknya bila
dikenai gaya luar.
Momen (momen gaya) Suatu besaran yang menyatakan kecen-
derungan suatu gaya untuk merotasi suatu
benda terhadap porosnya.
Lengan momen Panjang garis yang ditarik dari titik poros rotasi
sampai memotong tegak lurus garis kerja gaya.
Kopel Dua buah gaya sama besar, berlawanan arah,
dan memiliki garis kerja yang sejajar, tetapi
tidak berimpit, serta dapat menyebabkan benda
berotasi dan tidak bertranslasi.
Momen kopel Momen yang dihasilkan oleh kopel.
Titik berat Titik yang terhadapnya gaya-gaya berat bekerja
pada semua partikel benda itu sehingga
menghasilkan momen resultan nol.
A. Deskripsi
Dalam modul ini akan dipelajari tentang momen gaya, momen
kopel, koordinat titik tangkap gaya resultan, momen inersia,
momentum anguler sebagai dasar untuk mempelajari tentang dinamika
rotasi dan translasi. Pokok bahasan yang utama adalah berkaitan
dengan keseimbangan benda tegar. Pembahasannya diawali dengan
keseimbangan partikel, yaitu benda tegar dipandang sebagai titik
partikel. Kemudian dilanjutkan dengan bahasan titik berat benda tegar.
Setiap materi dijelaskan dengan teori singkat dan disertai contoh soal.
Sebelum mempelajari materi keseimbangan benda tegar anda harus
menguasai materi dinamika translasi dan rotasi.
B. Prasyarat
Agar dapat mempelajari modul ini anda harus telah
menguasai materi dinamika translasi dan rotasi. Anda dituntut juga
untuk menguasai hukum-hukum Newton tentang gerak, dapat
menggambarkan gaya-gaya reaksi antara dua benda yang berinteraksi.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan anda dapat:
? Menjelaskan pengertian momen gaya.
? Menjelaskan pengertian momentum sudut.
? Menjelaskan kaitan momentum sudut dengan momen gaya.
? Mengaplikasikan hukum kekekalan momentum sudut pada sistem
yang berotasi.
? Mengaplikasikan hukum II Newton untuk gerak translasi dan rotasi
benda tegar.
? Menjelaskan pengertian momen inersia.
? Menghitung momen gaya dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu
benda tegar.
? Menyatakan syarat yang diperlukan agar keseimbangan statis
sistem partikel dapat terjadi.
? Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem partikel untuk
menyelesaikan soal-soal.
? Menyatakan syarat yang diperlukan agar keseimbangan statis
sistem benda tegar dapat terjadi
? Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem benda tegar untuk
menyelesaikan soal-soal
2. Apa yang membedakan antara usaha dan momen gaya, di mana kedua
besaran tersebut didefinisikan sebagai hasil kali gaya dan jarak?
3. Jika momen resultan terhadap suatu titik sama dengan nol, apakah
momen resultan juga akan nol untuk titik lainnya? Beri penjelasan
anda.
5. Apakah suatu benda dapat memiliki lebih dari satu momen inersia?
Selain dari bentuk dan massa benda, informasi apa saja yang harus
diberikan untuk menentukan momen inersia?
B F2
F1
A 30o
30N Y
10N
X
-4 -2 0 2 6
10N
20N
10. Seutas tali dililitkan mengelilingi sebuah silinder pejal bermassa M dan
jari-jari R yang bebas berputar mengitari sumbunya. Tali ditarik dengan
gaya F. Jika silinder mula-mula diam, tentukan:
a) Percepatan sudut dan kecepatan sudut silinder pada saat t,
nyatakan dalam variabel M, R, F, dan t.
b) Percepatan sudut dan kecepatan sudut silinder pada saat t = 3 s,
jika M = 4 kg, R = 8 cm, dan F = 10 N.
11. Momen inersia sistem katrol pada gambar
R1
di samping adalah I = 2 kg m 2, R2
m1 m2
Modul.FIS.12 Keseimbangan Benda Tegar 6
tentukan: (a) percepatan sudut sistem
katrol, (b) gaya tegang tali T 1 dan T 2.
12. Sebuah bangun berupa luasan memiliki bentuk dan ukuran seperti
tampak pada gambar. Tentukan koordinat titik beratnya.
Y
8
X
0 4 8
1. Kegiatan Belajar
a. Momen gaya
r
F
F sin ?
gaya menjadi:
? ? ( r sin ? ) F atau ? ? r ( F sin ? )
d1
d2
F1
hasil kali silang (cross product) antara vektor posisi titik kerja (r)
dengan vektor gaya (F), ditulis: ? ? r ? F .
30o
O A B 37o
F1
Jawab:
Untuk gaya F1
? r1 = OB = 8 m
? ? 1 = 37o ? sin ? 1 = 0,6
? Besar momen gaya ? 1 ? r1 F 1 sin ? 1 ? 8 (10)(0,6) ? 48 mN
b. Momen Kopel
? Kopel adalah dua buah gaya yang sejajar, sama besar dan
berlawanan arah. Kopel yang bekerja pada sebuah benda akan
menghasilkan momen kopel yang mengakibatkan benda berotasi.
? Momen kopel (dilambangkan M) adalah perkalian antara gaya
dengan jarak antara kedua gaya tersebut, dituliskan dalam
perssamaan:
d d d
F F F
(a) (b) (c)
Gambar (a) menunjukkan sebuah kopel bekerja pada suatu benda. Untuk
gambar (b) menunjukkan bahwa kopel bertanda positif jika putarannya searah
dengan perputaran jarum jam, tetapi jika perputaran kopel berlawanan dengan
arah perputaran jarum jam, maka kopel bertanda negatif seperti gambar (c).
Contoh 2:
Batang PQ panjangnya 4m. Pada
F4
F1 batang tersebut bekerja empat
? Jika terdapat beberapa gaya yang bekerja pada bidang XY, maka
setiap gaya tersebut dapat diuraikan atas komponen-
komponennya pada sumbu-X dan sumbu-Y. Misalkan,
komponen-komponen gaya pada sumbu-X adalah
F 1 x , F 2 x , F 3x , ..., F nx , yang jaraknya masing-masing terhadap
? ? x ? ?1x ? ?2 x ? ? 3 x ? .... ? ? nx
Rx y R ? F 1x y 1 ? F 2x y 2 ? F 3x y 3 ? .... ? F nx y n
F 1x y 1 ? F 2 x y 2 ? F 3 x y 3 ? .... ? F nx y n
yR ?
F 1 x ? F 2x ? F 3 x ? .... ? F nx
? ? y ? ?1y ? ?2 y ? ? 3 y ? .... ? ? ny
R y x R ? F 1y x 1 ? F 2y x 2 ? F 3y x 3 ? .... ? F ny x n
F 1y x 1 ? F 2 y x 2 ? F 3 y x 3 ? .... ? F ny x n
xR ?
F 1 y ? F 2y ? F 3 y ? .... ? F ny
Contoh 3:
Y Dari gambar di samping,
F2=5N F3=7N
tentukan besar, arah, dan
letak titik tangkap
F4=-2N
F1=-3N
Jawab:
Semua gaya sejajar sumbu-Y, gaya ke atas positif dan ke bawah
negatif, resultan gaya adalah:
R y = F1 + F2 + F3 + F4
= -3 + 5 + 7 2 = 7 N (arah ke atas)
Letak titik tangkap gaya resultan adalah:
F1 x 1 ? F2 x 2 ? F 3 x 3 ? F 4 x 4
xR ?
Ry
d. Momen Inersia
?
2
I ? mi ri ? m 1 r1 2 ? m 2 r 2 2 ? m 3 r 3 2 ? ....
i ?1
?r
2
I ? dm
I ? 1
M L2 I ? 13 M L 2
12 I ? 1
2
M (a 2 ? b 2 )
I ? 13 M a 2 2 I ? 12 M R 2
I ? 12 M (R 1 ? R 2 )
(d) pelat segiempat tipis, (e) Silinder berongga (f) Silinder pejal
poros sepanjang tepi
I ? M R2 I ? 23 M R 2
I ? 23 M R 2
Contoh 4:
Empat buah benda disusun
Y
pada rangka pada sumbu
M1
2m
koordinat XY seperti tampak
M3 pada gambar di samping.
3m X
O M2 M1=M3=1kg, M2=3kg, dan M4
m
3m
= 2 kg. Tentukan momen
M4 inersia sistem jika sumbu
putarnya adalah (a) sumbu Y,
(b) sumbu yang tegak lurus
bidang XY melalui titik O.
Jawab:
(a) Jika sumbu-Y sebagai sumbu putar (poros), maka dari data soal
dapat disimpulkan bahwa r1 = r3 = r4 = 0, dan r2 = 3 m,
sehingga:
2 2 2 2
I ? m 1 r1 ? m 2 r 2 ? m 3 r 3 ? m 4 r 4 ? (1 )( 0) ? (3)(32 ) ? (1)(0) ? (2)(0)
I ? 27 kg m 2
(b) Jika sumbu putar tegak lurus bidang XY dan melalui titik O, maka
diperoleh data-data: r1 = 2m, r3 = 0, r4 = 3m, dan r2 = 3 m,
sehingga:
2 2 2 2
I ? m 1 r1 ? m 2 r 2 ? m 3 r3 ? m 4 r 4 ? (1 )(22 ) ? (3)(32 ) ? (1)( 0) ? (2)(32 )
I ? 49 kg m 2
? ? r F ? r m r ? ? (m r 2 ) ? ? ? ? I ? , dengan I ? m r 2 ,
Contoh 5:
Sebuah batu gerinda berbentuk silinder pejal berjari-jari 12
cm dan bermassa 1 kg diputar dengan kelajuan 100 rad/s. Batu
gerinda digunakan untuk mengasah pisau pahat. Pada saat motor
dipadamkan pisau ditekankan ke batu gerinda dan setelah 10 detik
batu gerinda berhenti berputar. Tentukan gaya tangensial yang
bekerja pada batu gerinda tersebut.
Jawab:
? Jari-jari r = 12 cm = 0,12 m
? Massa m = 1 kg
? Kecepatan sudut awal ? o = 100 rad/s
? Saat pisau ditekankan terjadi gaya gesek F sebagai gaya
tangensial dan menghasilkan momen gaya ? yang memberikan
perlambatan sudut ? sampai batu gerinda berhenti ? = 0 selama
t = 10 s.
Contoh 6:
Sebuah silinder pejal bermassa 4 kg
dan jari-jari 10 cm berada di atas
bidang mendatar kasar. Silinder
F
ditarik dengan gaya mendatar F =
60 N pada sumbunya, sehingga
bergerak menggelinding. Tentukan:
(a) percepatan linier, (b) percepatan
anguler (sudut), dan (c) gaya
gesek. N
Jawab: ? a
? Massa m = 4 kg r
F
? Jari-jari r = 10 cm = 0,1 m O
? Gaya F = 60 N
f
mg
Modul.FIS.12 Keseimbangan Benda Tegar 20
? Silinder pejal menggelinding, sehingga digunakan prinsip-prinsip
gerak translasi dan rotasi bersama-sama.
? Momen gaya total:
? ? f r ? I ? ? f r (gaya F tak menimbulkan momen gaya,
mengapa?).
a
Oleh karena percepatan sudut ? ? , dan momen inersia silinder
r
pejal I ? 1
2
m r 2 , maka diperoleh:
2 a
1
2
mr ? f r atau f ? 1
2
ma
r
? Persamaan gerak translasi:
2F 2(60) 2
a ? ? ? 10 m/s
3m 3(4)
? Gaya gesek: f ? 1
2
ma ? 1
2
( 4)(10) ? 20 N
Contoh 7:
Seutas tali dililitkan pada sebuah katrol
M
berbentuk silinder pejal bermassa M = 2 kg
R
dan jari-jari R = 20 cm. Pada ujung-ujung tali
diberi beban yang massanya masing-masing
m 1 = 4 kg dan m2 = 3 kg. Jika massa tali
diabaikan, tentukan:
(a) percepatan linier masing-masing benda
(b) percepatan anguler katrol m1 m2
(c) gaya tegang tali pada m 1 dan m 2.
T1 T T2
m1 m2 a2
? M
a1
m1 g T1 T2 m2 g
? F ? m1 a1
m1 g ? T 1 ? m1 a 1
? Untuk m 2:
? F ? m2 a 2
T2 ? m2 g ? m2 a2
(T 1 ? T 2 ) R ? 1
2
M R 2 (a / R ) ? (T 1 ? T 2 ) ? 1
2
Ma
? (T 1 ? T 2 ) ? 1
2
M a ****)
? ( m 1 ? m 2 ) g ? ( m 1 ? m 2 ) a ? 12 M a
( m1 ? m 2 ) g ( 4 ? 3 ) 10 10
? a ? ? a ? ? ? 1,25 m/s 2
( m1 ? m 2 ? 2 M )
1
(4 ? 3? 2 2)
1
8
(a) Jadi percepatan linier benda m1, m2, dan katrol M adalah
sama, yaitu 1,25 m/s2
1,25 2
? ? ? ? ? 6,25 rad/s
0,2
(c) Gaya tegang tali:
? Untuk T 1, gunakan persamaan *)
m1 g ? T 1 ? m1 a ? (4) (10) ? T 1 ? ( 4) (1,25) ?
T 1 ? 35 N
e. Momentum Anguler
Jika pada gerak linier kita mengenal momentum linier (p), maka
pada gerak rotasi kita mengenal momentum sudut (L). Dalam
gerak rotasi momen inersia (I) merupakan analogi dari massa
(m) dan kecepatan sudut (? ) merupakan analogi dari kecepatan
linier (v), maka momentum sudut dapat ditulis dalam
persamaan:
L ? I ?
dL
(tetap besarnya), sehingga: ? ? ? 0 ? d L ? 0 atau L =
dt
tetap (kekal). Karena L ? I ?, maka hukum kekekalan
Contoh 8:
Seorang pesenam es berputar dengan kedua tangannya merapat ke
tubuhnya dengan kelajuan 2 rad/s. Untuk menghambat kelajuannya
pesenam merentangkan kedua tangannya. Jika momen inersia saat
tangannya terentang adalah 5 kg m 2 dan saat merapat adalah 2,5 kg
m 2, maka tentukan kelajuan pesenam saat tangannya terentang.
Jawab:
? Keadaan pertama saat kedua tangan merapat.
? 1 = 2 rad/s, dan I1 = 2,5 kg m2
? Keadaan kedua saat kedua tangan terentang.
? 2 = ?, dan I2 = 5 kg m2
? Hukum kekekalan momentum sudut berlaku:
I1 ? 1 (2,5)(2)
I2 ?2 ? I1 ?1 ? ? 2 ? ? ? 1 rad/s
I2 5
? F ? 0
? Fx ? 0 dan ? Fy ? 0
dengan
Contoh 9:
60o 30o
T1
T3
T2
A B
W1
W2
Jawab:
? Keseimbangan partikel dalam soal ini berkaitan dengan titik
perpotongan gaya-gaya. Titik perpotongan gaya dalam soal adalah
pada titik A dan B. Data yang diketahui adalah W1 = 300 N yang
berkaitan dengan titik A, maka kita tinjau dahulu keseimbangan
partikel di titik A.
? Gambar gaya-gaya dan uraian gaya pada titik A sebagai pusat
sumbu koordinat.
Y Komponen gaya T 1:
60o T 1 x ? T 1 cos 60o ? T 1 ( 12 ) dan
Syarat keseimbangan:
? F x ? 0 ? T 2 ? T 1x ? 0
60o A X
T 1x T2 T 2 ? T 1x ? T 2 ? T 1 ( 12 ) .**)
dan
W1
? F y ? 0 ? T 1y ? W 1 ? 0
T 1y ? W 1 ? T 1y ? 300 N ***)
T 2 ? 200 3 ( 12 ) ? 100 3 N
Y ? Komponen gaya T 3:
30o
T 3x ? T 3 cos 30o ? T 3 ( 12 3 )
dan
T3
T 3y
T 3y ? T 3 sin 30o ? T 3 ( 12 )
A 30o X
? Syarat keseimbangan:
T2 T 3x
? F x ? 0 ? T 3x ? T 2 ? 0
W2 T 3x ? T 2 ?
T 3 ( 12 3 ) ? 100 3
T 3 ? 200 N
dan ? F y ? 0 ? T 3y ? W 2 ? 0 ? T 3 ( 12 ) ? W 1 ? 200 ( 12 ) ? W 2
jadi W 2 ? 100 N
? Fx ? 0 dan ? Fy ? 0
? ? ? 0
? F x ? 0 dan ? Fy ? 0 .
? ? ? 0.
A B
Jawab:
? Gambar sketsa dan gaya yang bekerja pada jembatan.
? Letak titik tangkap gaya berat jembatan ada di tengah-
tengah jembatan (sama dengan 5 m dari titik A).
? Letak titik tangkap gaya berat bus adalah 2 m dari titik A .
? Gaya reaksi penumpu arahnya ke atas (sebagai gaya
normal).
NB
NA
5m
X
A B
Wb=4000N
2m Wj =8000N
Contoh 11:
P Q
A B
P Q
A B
1,5m W
WPQ 0,5m
? W ? 600 N
Contoh 12:
Jawab:
Y
1m
T
NAy Ty
NA x Tx 30o
A B X
W
WAB
0,5m
? F x ? 0 ? N A x ? T x ? 0 ? N A x ? T x ? T ( 12 3) *)
? Fy ? 0 ? N A y ? T y ? W A B ? W ? 0
? N Ay
? T ? 20 ? 10 ? 0 ? N A y ? T ( 12 ) ? 3 0 **)
N A x ? T ( 12 3 ) ? N A x ? 40 ( 12 3) ? N A x ? 20 3 N
NA ? (20 3 ) 2 ? 10 2 NA ? 1300 ? 10 13 N
3
dan arah gaya reaksi engsel adalah ? ? arc tan .
6
Contoh 13:
Sebuah tangga AB homogen
B
beratnya 100 N bersandar pada
tembok yang licin dan bertumpu
pada lantai kasar. Tangga AB
licin
membentuk sudut 45o terhadap
lantai. Jika tangga AB tepat akan
tergelincir, maka tentukan (a) gaya
reaksi lantai dan tembok, (b) gaya
A gesek tangga terhadap lantai, dan
kasar (c) koefisien gesek antara lantai
dengan tangga.
Y
NB B ? Gaya berat W = 100 N titik
B ?
kerjanya pada jarak 1
2
AB .
? Fx ? 0 ? f ? NB ? 0 ? N B ? f ? ? N A ..*)
? Fy ? 0 ? NA ? W ? 0 ? N A ? W ..**)
? ? ? 0 ? W ( AC ' ) ? N A ( AB ' ) ? 0
1
? ?
2 tan ?
(x2,y2)
W2 (xo,yo)
(x1,y1)
W1
y 1 W1 ? y 2 W2 ? y 3 W 3 ? ....
yo ?
W1 ? W 2 ? W 3 ? ...
y 1 m 1 ? y 2 m2 ? y 3 m3 ? ....
yo ?
m1 ? m 2 ? m3 ? ...
? Jika benda tegar berdimensi tiga, maka massa benda (m) dapat
dinyatakan sebagai hasil kali massa jenis (? ) dengan volume
(V), yaitu m = ? V. Untuk benda-benda homogen akan memiliki
massa jenis yang sama tiap-tiap bagian penyusunnya, sehingga
? 1 = ? 2 = ? 3 = = ? . Jadi koordinat titik berat benda homogen
dapat ditulis:
x 1 V 1 ? x 2 V 2 ? x 3 V 3 ? ....
Xo ? , dan
V1 ? V 2 ? V 3 ? ...
y 1 V 1 ? y 2 V 2 ? y 3 V 3 ? ....
yo ?
V1 ? V 2 ? V 3 ? ...
y o ? 12 l y o ? 12 t y o ? 14 t
y o ? 38 R
y o ? 14 t
y 1 A1 ? y 2 A2 ? y 3 A3 ? ....
yo ?
A1 ? A2 ? A3 ? ...
t z
R
yo yo yo R
y o ? 23 R 4R
y o ? 12 t yo ?
y o ? 13 t 3?
y 1 L1 ? y 2 L2 ? y 3 L3 ? ....
yo ?
L1 ? L2 ? L3 ? ...
R 2R
yo yo ?
?
Contoh 14:
Sebuah silinder pejal homogen tingginya 2R, bagian bawahnya
berongga dengan bentuk setengah bola. tentukan letak titik
beratnya.
Jawab:
? Tentukan sumbu koordinat sebagai
acuan pada gambar (jika dalam soal
belum ditentukan).
? Bangun gambar kita bagi menjadi
Y
dua bagian, yaitu silinder dengan
titik berat Z1 dan pengurangan
2R setengah bola pada alas dengan
Z1
titik berat Z2.
y1
Z2 ? Volume dan ordinat dari bangun
y2
X tersebut adalah sebagai berikut:
? silinder: volume V1 ? 2 ? R 3 , ordinat y 1 ? R
y 1 V 1 ? y 2 V 2 ? y 3 V 3 R (2 ? R 3 ) ? 38 R (? 23 ? R 3 ) 7
4
? R4 21
yo ? ? ? ? R
V1 ? V 2 ? V 3 2 ? R 3 ? (? 23 ? R 3 ) 4
3
?R 3
16
Contoh 15: Y
Tentukan koordinat titik 7
berat bangun luasan
seperti pada gambar di
bawah ini. 4
X
0 6
Jawab:
Y
7
Z2
Z1
X
0 6
y 1 A1 ? y 2 A2 2( 24) ? 5(9) 93
yo ? ? ? ? 2,82
A1 ? A2 24 ? 9 33
Contoh 16:
Y Tentukan koordinat titik berat
susunan empat buah kawat
6
berbentuk bangun seperti
gambar di samping.
4
X
2 3 4 5
Jawab:
? Dari gambar di samping,
panjang kawat, letak absis dan
Y
ordinat titik beratnya adalah:
6 ? kawat pertama:
L1 = 4, x1 = 2, dan y1 = 4.
L3
L1
4 ? kawat kedua:
L2 = 4, x2 = 2, dan y2 = 2.
L2
L4
2 ? kawat ketiga:
L3 = 4, x3 = 4, dan y3 = 4.
X ? kawat keempat:
2 3 4 5
L4 = 2, x4 = 4, dan y4 = 2.
i. Macam-macam Keseimbangan
c. Rangkuman
Bila dua atau lebih gaya sejajar bekerja pada sebuah benda,
maka gaya-gaya tersebut dapat diganti oleh satu gaya tunggal
ekivalen yang sama dengan jumlah gaya-gaya itu dan bekerja
pada sebuah titik yang disebut titik tangkap gaya resultan.
Dalam sistem koordinat kartesius, absis dan ordinat titik tangkap
gaya resultan diberikan oleh persamaan:
F 1y x 1 ? F 2 y x 2 ? F 3 y x 3 ? .... ? F ny x n
xR ?
F 1 y ? F 2y ? F 3 y ? .... ? F ny
F 1x y 1 ? F 2 x y 2 ? F 3 x y 3 ? .... ? F nx y n
yR ?
F 1 x ? F 2x ? F 3 x ? .... ? F nx
?
2
Untuk banyak partikel dituliskan: I ? m i ri
resultan momen gaya luar pada benda adalah nol, maka berlaku
Titik berat atau pusat berat suatu benda adalah titik yang
terhadapnya gaya-gaya berat bekerja pada semua partikel
benda itu yang menghasilkan momen resultan nol. Koordinat
pusat berat (xo,yo) dihitung dengan persamaan:
x 1 W1 ? x 2 W 2 ? x 3 W 3 ? ....
Xo ? , dan
W 1 ? W 2 ? W 3 ? ...
y 1 W1 ? y 2 W 2 ? y 3 W 3 ? ....
yo ?
W1 ? W 2 ? W 3 ? ...
d. Tugas
Pertanyaan Konsep:
1. Jelaskan yang dimaksud dengan keseimbangan statik dan
keseimbangan dinamik! Berikan syarat cukup untuk dua
kesetimbangan tersebut.
Pertanyaan Soal:
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Tentukan lengan momen dan
momen gaya dari gaya F1 = 100 N dan gaya F2 = 200 N terhadap
poros di titik A dan titik C, jika AD = L, AB = L/2, dan AC = 3L/4.
B F2
F1
A 30o
30N Y
10N
X
-4 -2 0 2 6
10N
20N
I = 2 kg m 2, sedangkan jari-jari
luar R1 = 40 cm dan jari-jari T1
dalam R2 = 20 cm. Massa T2
beban m1 = 4 kg dan m2 = 2
kg. Jika percepatan gravitasi g m1 m2
2
= 10 m/s , tentukan: (a)
percepatan sudut sistem katrol,
(b) gaya tegang tali T 1 dan T 2.
60o
T3
T1
W1
T2
W2
P A
Q
30o
A
Y
8
X
0 4 8
e. Tes Formatif
1. Jika ? = 37o (sin ? = 0,6) dan sistem dalam gambar di bawah ini
dalam keadaan seimbang, tentukan perbandingan berat W1 dengan
W2.
37o
w1 w2
A B
m=8kg
W1 4
1. ?
W2 3
2. Koefisien gesek antara lantai dengan tangga ? = 0,4275.
3. Massa batang AB, m = 16 kg.
5. d = 0,4 R.
4R
6. yo ?
?
7. y o ? 36,67 cm
mg
8. Percepatan ember, a ?
m ? 12 M
9. Momentum sudut, L = 3,2 ? ? 10-2 kg m2/s.
? Tujuan :
Menentukan letak titik berat sebuah bidang datar
? Alat-alat :
? kertas karton
? benang
? bandul pemberat
? pensil
? penggaris
? paku
? Langkah-langkah Kerja:
Titik berat
A. Tes Tertulis
B F2
F1
A 30o
60o
T3
T1
W1
T2
W2
Y
8. Sebuah bangun berupa 8
luasan memiliki bentuk dan
ukuran seperti tampak
pada gambar. Tentukan 4
koordinat titik beratnya.
X
0 4 8
B. Tes Praktek
? Bahan : batang kayu panjang 50 cm, kaca
? Alat : busur derajat.
? Langkah Kerja :
1. Letakkan kaca di atas meja secara vertikal.
2. Sandarkan batang kayu pada kaca di atas meja.
3. Geser alas batang kayu di atas meja ke arah menjauhi kaca,
sehingga batang kayu tepat akan tergelincir.
4. Ukur sudut antara permukaan mendatar (meja) dengan batang kayu.
5. Karena dinding kaca licin, maka batang kayu dengan dinding tidak
ada gesekan, sehingga gesekan hanya terjadi antara batang kayu
dengan meja. Tentukan koefisien gesekan antara batang kayu
dengan meja.
L 3
gaya ? 1 ? 25 3 L Nm . (b) gaya F2; lengan momen d 2 ? m ;
2
L 3
momen d 1 ? m ; momen gaya ? 1 ? 12,5 3 L Nm . (b) gaya
8
L 3
F2; lengan momen d 2 ? m ; momen gaya ? 2 ? 25 3 L Nm .
8
400 3 200 3
3. T 1 = 200 N, T 2 ? N , T3 ? N
3 3
160 3 320 3
4. W 2 ? T 2 ? N , T 1 = 160 N, T 3 ? N
3 3
5. Jarak dari titik P adalah 3,67 m.
800 3
6. (a) T ? N , (b) gaya engsel F = 305 N.
3
7R
7. y o ?
4
8. (xo, yo) = (10/3,10/3)
Nama Peserta :
No. Induk :
Program Keahlian :
Nama Jenis kegiatan :
PEDOMAN PENILAIAN
Skor Skor
No. Aspek Penilaian Keterangan
Maks Perolehan
1 2 3 4 5
I Persiapan
1.1. Membaca Modul
1.2. Persiapan Alat dan Bahan
Sub total 5
II Pelaksanaan Pembelajaran
2.1. Cek Kemampuan Siswa
2.2. Melaksanakan Kegiatan
Sub total 20
III Kinerja Siswa
3.1. Cara merangkai alat
3.2. Membaca hasil ukur
3.3. Menulis satuan pengukuran
3.4. Banyak bertanya
3.5. Cara menyampaikan pendapat.
Sub total 25
IV Produk Kerja
4.1. Penyelesaian Tugas
4.2. Penyelesaian Kegiatan Lab.
4.3. Penyelesaian Tes Formatif
4.4. Penyelesaian Evaluasi
Sub total 35
V
Sikap/Etos Kerja
5.1. Tanggung Jawab
5.2. Ketelitian
5.3. Inisiatif
5.4. Kemandirian
Sub total 10
VI Laporan
6.1. Sistematika Peyusunan Laporan
6.2. Penyajian Pustaka
6.3. Penyajian Data
6.4. Analisis Data
6.5. Penarikan Simpulan
Sub total 10
Total 100
II Pelaksananan Proses
Pembelajaran 10
2.1. Cek Kemampuan Siswa ? Siswa yang mempunyai
kemapuan baik.
? Siswa tidak bisa 1
menyelesaikan.
Kanginan, M., 2001. Fisika 2000 SMU Kelas 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.