Suseno Kramadibrata
Made Astawa Rai
Ridho K Wattimena
Laboratorium Geomeknika
FIKTM - ITB
Uji Triaksial
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
30 3 1
No
(MPa) (MPa)
25 1 1.00 22.61
= c + N Tan
2 2.00 25.70
= 5.22 + N Tan 32.81
Shear Stress (MPa)
20 3 3.00 29.34
15
10
5
c
0
0 5 10 15 20 25 30
Normal Stress (MPa)
1 Maximum major principal stress at failure
1
= (1 3) Sin 2
= (1 + 3) + (1 3) Cos 2
N
Mohr - Coulomb
3
Mohr
D
3 Minor principal stress
/confining pressure
max
E 2
A B
Metode Tak Langsung Menentukan
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
UCS & UTS
1 1
n = (1 + 3) + (1 - 3)cos 2
2 2
1
= (1 - 3)sin 2 = n tan + c
2 = 90 +
2 Pada kondisi tekan, 1 = c & 3 = 0
3(1 + sin ) + 2c cos Pada kondisi tarik, 1 = 0 dan 3 = - t
1 = Keterangan
1 - sin = Tegangan geser
34 = 10 MPa
60
E3
33 = 7.5 MPa
40
1- 3 (MPa)
E2
32 = 5 MPa
20
E1
31 = 2 MPa
0
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30
-20
Strain
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
ax &Vp vs. ax
pada triaksial
konvensional
pada batu pasir
Marmer Carrara
(Von Karman, 1911)
Pengaruh 3
Pada Kurva -
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
165.6 MPa
600
500
400
Tegangan aksial (MPa)
50.0 MPa
300
0 MPa
100
2 4 6 8
Regangan aksial (%)
Pengaruh Air Pada Kurva Triaksial
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1 Schwartz (1964) Kwasnieski (1990)
Tekanan air pori mempunyai sedikit pengaruh Kurva perbedaan tegangan
regangan longitudinal spesimen
pada kekuatan batuan jika angka pori Bogdanka mudstone kondisi kering
spesimen batuan kurang < 0,02. dan basah yang diuji pada tegangan
pengukungan 20 MPa.
400 Granite (void ratio = 0.022) 90
Sandstone (void ratio = 0.163)
350 Applied 3 = 35 MPa
80 air-dry specimen
60
250
50 3 = 20 MPa
200
= 7 MPa 40
150 = 7 MPa = 21 MPa 30
= 35 MPa
100 20
= 21 MPa
10 wet specimen
50
= 35 MPa 0
0
0 2 4 6 8 10 12
0 1 2 3 4 5 6
Strain (%) Longitudinal strain (%)
150
0
tekanan
27.6
aksial
(MPa) 100
41.4
55.2
50
62.1
69.0
1 2
regangan aksial (%)
Perilaku Keruntuhan Menurut Kecepatan
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Ultrasonik pada Uji Triaksial
a. Contoh Jenuh; b. Contoh Kering
180
Dried specimen
160 Saturated specimen
3 = 16 MPa
Deviatoric stress (MPa) 140
120 3 = 12 MPa
100
3 = 8 MPa
80
3 = 4 MPa 3 = 16 MPa
60 3 = 12 MPa
3 = 8 MPa
40 3 = 4 MPa
20
0
2.86 3.06 3.26 3.46 3.66 3.86 4.06
1 =
o
10
25 C
-2
=
o
10
2000
2000
300 C
Compressive strength, MPa
1500
1500
-4 500 C
=
1 3 (MPa)
10
-4
=
o
10
1000 1000
800 C
500
500
1.59 m 0.22 m
11
1 2
0.47 m
4
3
6 5
0.5 m
12
7
10
8
0.34 m
0.6 m 0.9 m
Peak strength
perpindahan u
tegangan normal an
p
Tegangan geser
t p
C p+
=
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
tan p
contoh
Cp cohesive strength
tegangan geser
contoh
Tegangan normal
p
kuat geser puncak an
Tegangan geser
t p
Tegangan geser
+
Cp
=
Kuarsa
n r R
ta
kuat geser sisa C r+ r
=
Clay
Residual strength
Fn
Cetakan semen
Contoh batuan
ir
ip
Fs
Batu Pasir
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
1400 1000
TEGANGAN GESER (kPa)
TEGANGAN GESER (kPa)
1200
o 800
p = 728,68 + n tan 44,28
1000
R2 = 0,9368
600
800 o
p = 105,92 + n tan 57,25
600 400 R2 = 0,9401
o
s = 217,02 + n tan 40,74 o
400 s = 108.64 + n tan 52,17
R2 = 0,8767 200
200 R2 = 0.8903
0
0
0 200 400 600 800 1000
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
TEGANGAN NORMAL (kPa)
TEGANGAN NORMAL (kPa)
Puncak Sisa
Puncak Sisa
Bevelled Dies Shear Test
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1 Tegangan Normal N Tegangan Geser
P Sin 45 o N P Cos 45 o T
N = = = =
A A A A
P
=30o =40o =50o
T N
P (kg) 1076.92 1938.91 3383.86
Tegangan normal
Massa batuan pada umumnya mempunyai rekahan yang ditimbulkan oleh
pembebanan sejak awal pembetukan batuan tersebut. Tegangan
terkonsentrasi pada rekahan tesebut, sehingga kehadiran rekahan sangat
mempengaruhi perilaku massa batuan. Dengan adanya faktor kekasaran
bidang rekahan, maka kondisi tegangan normal konstan akan tidak realistik
tercapai pada kondisi alami.
Selain itu, peristiwa geologi seperti gempa bumi memungkinkan terjadi
perubahan beban normal terhadap massa batuan dan berpotensi
membentuk bidang geser baru pada massa batuan.
Kuat geser, dalam hal ini kuat geser puncak, akan meningkat seiring
peningkatan tegangan normal. Hal ini mengindikasikan bahwa bidang
lemah pada kedalaman yang lebih dalam cenderung akan semakin kuat. Uji
kuat geser harus dilakukan pada kondisi tingkat tegangan normal yang tidak
melebihi batas elastisitasnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
deformasi yang disebabkan tegangan geser dan bukan oleh tegangan
normal.
Data Uji Geser-1
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Horizontal Vertical
Displacement FH{kN} H {kPa} Displacement FN {kPa} N {kPa}
(mm} {mm}
58.42 0.00 0.00 14.15 3.53 130.90
55.88 2.30 85.29 14.22 3.53 130.90
53.34 2.90 107.54 14.40 3.53 130.90
50.80 3.20 118.66 14.30 3.53 130.90
48.26 2.90 107.54 14.17 3.53 130.90
45.72 2.42 89.74 14.02 3.53 130.90
43.18 4.90 181.70 13.84 9.30 344.87
4064 4.80 178.00 13.79 9.30 344.87
38.10 4.74 175.77 13.74 9.30 344.87
35.56 4.26 157.97 13.69 9.30 344.87
33.02 3.68 136.46 13.61 9.30 344.87
30.48 8.80 326.32 13.41 18.60 689.73
27.94 8.71 322.99 13.31 18.60 689.73
25.40 8.10 300.37 13.21 18.60 689.73
22.86 7.70 285.53 13.08 18.60 689.73
20.32 7.20 266.99 12.95 18.60 689.73
17.78 13.80 511.74 12.65 37.20 1379.46
15.24 13.00 482.07 12.32 37.20 1379.46
12.70 11.80 437.57 11.89 37.20 1379.46
10.16 10.70 396.78 11.40 37.20 1379.46
7.62 9.20 341.16 11.30 37.20 1379.46
1 90.72 21
Normal Load = 82.05 kg
2 90.72 20 Saw cut plane : circle
3 90.72 21 - Length : 4.57 cm
4 113.40 24 - Width : 4.57 cm
FORWARD - Area ( A ) : 16.410 cm2
5 90.72 20
SHEARING Normal Stress : ( n ) = Pn /A
6 90.72 20 = 5 kg/cm2
7 90.72 21
8 90.72 19
9 90.72 19
10 90.72 20
10 0 0
9 45.36 13
8 45.36 12
7 45.36 13
6 90.72 17
REVERSE
5 90.72 16
SHEARING
4 45.36 12
3 45.36 12
2 45.36 13
1 45.36 12
0 45.36 12
Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Kriteria Dilatansi
Pada pengujian kuat geser langsung, selain perpindahan lateral, terjadi
juga perilaku dilatansi.
Dilatansi merupakan perpindahan vertikal (searah tegangan normal)
selama uji kuat geser. Model gigi gergaji merupakan ilustrasi yang baik
untuk menjelaskan perilaku ini.
Pada kondisi ini tidak akan ada perpindahan selama resultan gaya
berada pada batas sudut geser gerigi.
Akan tetapi jika resultan gaya di luar batas tersebut, akan terjadi
pergerakan pada arah i. Rekahan akan terbuka dan dilatansi terjadi
pada bidang geser tersebut.
Tegangan normal n akan bereaksi melawan dilatansi ini. Apabila
penggeseran dilanjutkan, gerigi akan kelebihan beban dan akan
tergeserkan secara langsung. Pergeseran akan terus berlanjut sejajar
terhadap bidang geser umum tanpa ada dilatansi
N
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
i
H
H
i
= C + tan ( + i)
Keterangan:
= tegangan geser
C = kohesi
= tegangan normal
= koefisien geser dalam dari batuan = tan
i = sudut dilatasi
Kecepatan Ultrasonik
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Jumlah
Tipe Batuan Lokasi vp (m/s) SD CoV (%)
Contoh
Gelombang Ultrasonik
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Gelombang merupakan suatu getaran mekanik, hal ini dapat dijelaskan dengan
karakteristik gelombang sinusoida seperti dijelaskan dengan sebuah getaran pada seutas
tali yang getaran pada seutas tali yang bergerak ke arah sumbu x dengan waktu t dan
kecepatan v yang berbentuk kurva sinus.
Gelombang ultrasonik termasuk dalam kelompok getaran mekanik yang melibatkan gaya-
gaya mekanik selama melakukan penjalaran dalam suatu medium. Akibatnya gelombang
ini tergantung pada elastisitas medium penjalarnya. Fenomena ini terlihat pada perubahan
panjang gelombang (l), jika gelombang ultrasonik tersebut dijalarkan pada medium yang
berbeda elastisitasnya.
Gelombang Longitudinal
Apabila arah pergerakan partikel-partikel medium sama arahnya dengan arah penjalaran
gelombang, maka gelombang tersebut dinamakan gelombang longitudinal atau
gelombang tekan. Gelombang longitudinal dapat dijalarkan dalam medium padatan
maupun medium fluida cair dan gas.
Gelombang Transversal
Arah pergerakan partikel-partikel medium dapat menyudut terhadap arah penjalaran
gelombang. Gelombang seperti ini disebut gelombang transversal atau gelombang geser.
Umumnya kecepatan penjalaran gelombang transversal setengah kali kecepatan
penjalaran gelombang longitudinal pada medium yang sama.
Gelombang permukaan
Penjalaran gelombang ultrasonik dapat juga terjadi di permukaan medium padatan.
Kedalaman medium padatan yang dipengaruhi oleh gerak gelombang adalah kira-kira satu
panjang gelombang.
Cepat Rambat Gelombang Tekan & Geser
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
L L
Vp = Vp =
tp ts
Parameter Dinamik
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
21 s
Vp
1 & 3 adalah tegangan efektif maksimum & minimum saat batuan runtuh, mb
adalah nilai konstanta Hoek & Brown m untuk massa batuan
s & a adalah konstanta yg bergantung pada karakteristik massa batuan
ci adalah UCS batuan utuh
x = 3
Penentuan ci and mi
Penentuan ci and mi
y = (1 3)2
y = mcix + sci
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1 TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Pendugaan Lapangan UCS
ci = 32.7 MPa
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1 TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Index
Strength
Geological
Moura DU Coal
Kekuatan Puncak
Massa batuan kualitas baik (GSI>25), nilai GSI dapat diduga secara
langsung dari RMR Bieniawski Ver. 1976 dgn groundwater rating 10
(dry) & adjustment utk joint orientation 0 (very favourable).
Bieniawskis RMR tidak digunakan untuk menduga nilai GSI pada
massa batuan buruk.
Bila RMR Bieniawski Ver. 1989 digunakan maka:
GSI = RMR89 5
RMR89 punya groundwater rating 15 & adjustment utk joint
orientation - zero
Apakah GSI ?
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
s = exp [(GSI-100)/(9-3D)]
D = Disturbance Factor
Disturbance Factor, D
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Disturbance Factor, D
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Parameter Mohr-Coulomb
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Parameter Mohr-Coulomb
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
1980
Hoek E. and Brown E.T. 1980. Underground Excavations
in Rock . London: Institution of Mining and Metallurgy 527
pages.
Hoek, E. and Brown, E.T. 1980. Empirical strength
criterion for rock masses. J. Geotech. Engng Div., ASCE
106(GT9), 1013-1035.
1983
Hoek, E. 1983. Strength of jointed rock masses, 23rd.
Rankine Lecture. Gotechnique 33(3), 187-223.
Ringkasan Sejarah Pengembangan
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Kriteria Runtuh Hoek-Brown
1988
Hoek E and Brown E.T. 1988. The Hoek-Brown failure
criterion - a 1988 update. Proc. 15th Canadian Rock Mech.
Symp. (ed. J.H. Curran), pp. 31-38. Toronto: Civil
Engineering Dept., University of Toronto.
1990
Hoek, E. 1990. Estimating Mohr-Coulomb friction and
cohesion values from the Hoek-Brown failure criterion.
Intnl. J. Rock Mech. & Mining Sci. & Geomechanics
Abstracts. 12(3), 227-229.
1992
Hoek, E., Wood, D. and Shah, S. 1992. A modified Hoek-
Brown criterion for jointed rock masses. Proc. rock
characterization, symp. Int. Soc. Rock Mech.: Eurock 92,
(J.Hudson ed.). 209-213.
1994
Hoek, E. 1994. Strength of rock and rock masses, ISRM
News Journal, 2(2), 4-16.
Ringkasan Sejarah Pengembangan
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Kriteria Runtuh Hoek-Brown
1995
Hoek, E., Kaiser, P.K. and Bawden. W.F. 1995. Support of
underground excavations in hard rock. Rotterdam:
Balkema
1997
Hoek, E. and Brown, E.T. 1997. Practical estimates of rock
mass strength. Intnl. J. Rock Mech. & Mining Sci. &
Geomechanics Abstracts. 34(8), 1165-1186.
1998
Hoek, E., Marinos, P. and Benissi, M. (1998) Applicability
of the Geological Strength Index (GSI) classification for
very weak and sheared rock masses. The case of the Athens
Schist Formation. Bull. Engg. Geol. Env. 57(2), 151-160.
2000
Hoek, E. and Marinos, P. (2000) Predicting Tunnel
Squeezing. Tunnels and Tunnelling International. Part 1 -
November Issue 2000,. 45-51, Part 2 - December, 2000,
34-36.
Marinos, P.G. and Hoek, E. (2000): "GSI: A geological
friendly tool for rock mass strength estimation",
Proceedings of the International Conference on
Geotechnical & Geological Engineering (GeoEng 2000),
Technomic Publishing Co. Inc., p.p. 1422-1440,
Melbourne, Australia.
2001
Marinos. P, and Hoek, E. (2001) - Estimating the
geotechnical properties of heterogeneous rock masses such
as flysch, Bull. Engg. Geol. Env. 60, 85-92.
Ringkasan Sejarah Pengembangan
TA 3111 Mekanika Batuan Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Kriteria Runtuh Hoek-Brown
2002
Hoek, E., Carranza-Torres, C.T., and Corkum, B. (2002),
Hoek-Brown failure criterion 2002 edition. Proc. North
American Rock Mechanics Society meeting in Toronto in
July 2002.