Anda di halaman 1dari 18

USAHA-USAHA UNTUK MENGATASI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Lingkungan kita telah banyak yang tercemar dan rusak, dan semua itu memberikan dampak
negatif bagi kehidupan manusia. Berikut ini adalah cara-cara untuk mengatasinya:
1. Reboisasi atau penghijauan dilahan yang telah rusak dan di daerah-daerah perkotaan.

2. Mencegah penebangan liar dan menerapkan sistem tebang pilih (pohon yang boleh ditebang
harus memiliki diameter 60 cm ke atas)
3. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, seperti batu bara , bensin, dan solar.
4. Membuat senkedan di daerah lereng pegunungan yang digunakan sebagai lahan pertanian.
Senkedan dibuat untuk mencegah hanyutnya humus karena erosi. Dengan demikian, lahan
pertanian di lereng pegunungan tetap subur.
5. Mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.
6. Menggunakan bahan-bahan yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme dalam tanah.
7. Menerapkan prinsip 4R :
a. Reduce, artinya mengurangi pemakaian,
b. Reuse, artinya memakai ulang,
c. Recycle, artinya mendaur ulang,
d. Replace, artinya mengganti dengan bahan lain.
8. Melakukan upaya remidiasi, yaitu membersihkan permukaan tanah dari berbagai macam polutan

Diposkan oleh ilmu pengetahuan alam di 18.59

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest


Masalah Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangan

Manusia, makhluk hidup lain, dan benda-benda mati yang hidup dalam suatu daerah dan
saling berinteraksi dinamakan komunitas. Komunitas organik yang saling berhubungan satu
sama lain dan membentuk satu kesatuan dinamakan ekosistem.
Manusia merupakan anggota komunitas yang berperan penting dalam lingkungan hidup.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan
keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
1. Unsur-Unsur Lingkungan Hidup
a. Unsur Fisik (Abiotik).

Fungsi unsur fisik dalam lingkungan hidup, yaitu sebagai media untuk berlangsungnya
kehidupan. Apabila unsur fisik tersebut tidak ada, semua kehidupan yang terdapat di muka
bumi ini dapat terhenti.
b. Unsur Hayati (Biotik).
Unsur hayati dalam lingkungan hidup terdiri atas semua makhluk hidup yang terdapat di
bumi. Unsur hayati ini yakni manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik. Tumbuhan
memperoleh unsur hara dari jasad renik, tumbuhan dimakan hewan dan manusia, hewan
dan manusia mati lalu diuraikan oleh jasad renik menjadi unsur hara.
c. Unsur Budaya
Unsur budaya adalah system nilai, gagasan, dan keyakinan yang dimiliki manusia dalam
menentukan perilakunya sebagai makhluk sosial.

2. Arti Penting Lingkungan bagi Kehidupan


Lingkungan hidup memiliki arti penting bagi kehidupan, yakni sebagai wahana bagi
keberlanjutan kehidupan, tempat tinggal, dan tempat mencari makan.
a. Lingkungan sebagai Wahana bagi Keberlanjutan Kehidupan
Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya makhluk hidup yang membentuk
suatu sistem jaringan kehidupan. Di dalamnya terdapat berbagai siklus yang menunjang
kehidupan, seperti siklus energi, siklus air, dan siklus udara. Dalam sebuah piramida
makanan, tumbuhan berperan sebagai produsen dan berada pada tingkat yang paling
rendah.
b. Lingkungan sebagai Tempat Mencari Makan (Niche)
Makhluk hidup saling berinteraksi membentuk piramida makanan. Jika salah satu dalam
makanan terputus, maka akan terjadi kelaparan dan kematian hewan lainnya.

3. Bentuk-Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup


a. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
1. Letusan Gunung Berapi
Beberapa gunung berapi sering meletus, seperti gunung Merapi, Krakatau, Kerinci,
Tangkuban Perahu, dan Semeru. Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas
vulkanisme yang ditandai ledakan, getaran, dan muntahan material gunung.
a. Letusan gunung berapi melemparkan berbagai material padat yang terdapat di
dalamnya seperti batuan, kerikil, dan pasir yang dapat menimpa perumahan, daerah
pertanian, dan hutan.
b. Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan dapat menyebabkan terganggunya
pernapasan, pemandangan yang gelap, dan lingkungan yang kotor.
c. Lava panas yang meleleh dapat merusak bahkan mematikan apa saja yang dilaluinya.
d. Awan panas yang berembus dengan kecepatan tinggi dan tidak terlihat mata dapat
menewaskan makhluk hidup yang dilaluinya.
e. Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk hidup di sekitar
gunung berapi.
2. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan getaran yang dirasakan permukaan bumi akibat adanya
kekuatan dari dalam bumi berupa aktivitas tektonisme, vulkanisme, dan runtuhan bagian
lapisan bumi.
a. Tanah di permukaan bumi merekah sehingga menyebabkan jalan raya terputus.
b. Akibat guncangan yang hebat dapat terjadi tanah longsor yang menimbun segala
sesuatu

dibawahnya.
c. Gempa dapat merobohkan berbagai bangunan.
d. Dapat terjadi banjir sebagai akibat dari rusaknya tanggul bendungan.
e. Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami, yaitu gelombang pasang

di laut yang melanda daerah pantai.


f. Gempa dapat merenggut korban jiwa, luka berat, luka ringan, dan hilangnya orang.

3. Angin Topan
Angin topan adalah angin yang berembus dengan kecepatan tinggi (lebih dari 100
km/jam). Jika angin tersebut disertai hujan disebut badai.
a. Rumah-rumah yang kurang kuat dapat rusak atapnya bahkan ada yang roboh.
b. Areal pertanian, perkebunan, dan hutan rusak.
c. Membahayakan bagi kegiatan penerbangan.
d. Menimbulkan ombak yang besar sehingga dapat menenggelamkan kapal.
4. Banjir
Banjir merupakan genangan air yang meliputi daerah yang cukup luas karena sungai
tidak mampu lagi menampung. Banjir dapat merusak saluran irigasi, jembatan, jalan raya,
jalan kereta api, rumah penduduk, dan areal pertanian.
5. Tanah Longsor
Lereng atau lahan yang kemiringannya melampaui 20 derajat umumnya memiliki
kecenderungan untuk bergerak atau longsor.
Tanah menjadi longsor karena faktor alam, seperti adanya gempa dan hujan deras, atau
juga faktor manusia berupa tindakan penggundulan hutan.

b. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kegiatan Manusia


1. Kerusakan Hutan
Hutan merupakan bagian sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Akan tetapi, karena
hutan dibutuhkan manusia dan mudah didayagunakan, hutan justru telah banyak
mengalami kerusakan akibat ulah manusia. Adapun bentuk kerusakan hutan akibat ulah
manusia, yaitu sebagai berikut :
a. Hutan dimanfaatkan secara berlebihan. Contohnya, penebangan pepohonan di hutan
untuk keperluan industri, rumah tangga, dan bahan bangunan.
b. Hutan dialihfungsikan menjadi lahan pertanian, permukiman, dan kegiatan
penambangan. Pengalihan fungsi ini dilakukan dengan cara menebang dan membakar
pepohonan sehingga lahan menjadi kritis.
Kerusakan hutan dapat menimbulkan hal-hal berikut :
a. Berbagai jenis hewan dan tumbuhan mengalami kepunahan.
b. Timbul perubahan iklim karena hutan tidak lagi berfungsi sebagai pengatur iklim.
c. Terjadi kekeringan pada musim kemarau dan banjir di musim hujan.
d. Meluasnya lahan kritis, yakni lahan tidak subur dan tanaman tidak dapat tumbuh dengan
baik.

2. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah masuknya limbah hasil kegiatan manusia ke dalam suatu
wilayah tertentu, sehingga kualitas lingkungan wilayah tersebut menjadi berubah dan
tidak sesuai lagi dengan peruntukannya.
a. Pencemaran Air
Pencemaran air dapat terjadi karena penggunaan zat-zat kimia yang berlebihan, seperti
pestisida dan insektisida. Pembuangan sampah sisa industri juga dapat mencemari air.
Begitu pula kebocoran serta tabrakan kapal-kapal tanker di laut dapat mengakibatkan
tumpahnya minyak ke laut.
b. Pencemaran Tanah
Banyak peristiwa yang dapat mencemari tanah sehingga tanah tidak dapat digunakan
untuk areal pertanian, kehutanan, maupun tempat tinggal. Pencemaran tanah terjadi
karena hal-hal berikut :
a. Pembuangan bahan-bahan yang berbahaya, racun nuklir, dan lain-lain.
b. Pengambilan hasil tambang yang berlebihan.
c. Pengambilan air tanah yang berlebihan.
d. Pembuangan sampah anorganik yang sulit diuraikan, seperti plastik, botol, dan kaleng.
c. Pencemaran Udara
Dari pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, dan dapur rumah tangga menyebabkan
timbulnya masalah pencemaran udara, yakni adanya asap dan gas yang keluar mengotori
udara.
d. Pencemaran Suara
Reaksi manusia atas kebisingan dapat membentuk perubahan tekanan darah, kecepatan
pernapasan, denyut nadi, kontraksi perut, dan tekanan mental. Apabila hal ini berlangsung
terus menerus, pengamatan warna berubah menjadi 75% sehingga tidak dapat
membedakan warna hijau dan putih, menyebabkan sakit jantung, tuli, serta
memperpendek umur antara 8 sampai degan 12 tahun.

4. Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup


Pelestarian lingkungan hidup adalah usaha untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup
terhadap tekanan perubahan dan / atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu
kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
a. Usaha Pelestarian Tanah dan Hutan
Usaha yang dilakukan dalam pelestarian tanah, antara lain melalui tata guna lahan,
penggunaan pupuk, dan pembuatan terasering. Usaha pelestarian hutan, antara lain
melalui peraturan Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI), reboisasi, dan penghijauan.
b. Usaha Pelestarian Sumber Daya Air
Pelestarian sumber daya air dilakukan dengan cara pencegahan pengamatan pintu-pintu
air, pengurangan perusakan air, penyediaan peresapan air, dan usaha penghematan air.
Upaya untuk mengurangi pencemaran sungai dilakukan melalui Program Kali Bersih
(Prokasih), seperti terhadap Sungai Ciliwung, Bengawan Solo, Citarum, dan sebagainya.
c. Usaha Pelestarian Sumber Daya Udara
Pencegahan pencemaran udara dilakukan terhadap pabrik-pabrik dengan melakukan
penyaringan terhadap pembuangan gas. Juga digalakkan penanaman di jalur hijau jalan
raya dan hutan kota sebagai paru-paru kota, wilayah yang padat kendaraan bermotor,
diadakan uji emisi buangan gas berkala terhadap setiap kendaraan bermotor.
d. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Selain mengupayakan pelestarian hutan, usaha pelestarian keanekaragaman hayati
berarti juga melestarikan beberapa varietas asli tanaman.

5. Hakikat dan Ciri-Ciri Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan adalah seperangkat usaha yang terencana dan terarah untuk menghasilkan
sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia.

Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup perlu memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki secara cermat dan bijaksana.
a. Sumber daya alam yang mencakup air, tanah, udara, hutan, kandungan mineral, dan
keanekaragaman hayati.
b. Sumber daya manusia yang mencakup jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan,
keterampilan, dan kebudayaan.
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup transportasi, informasi, komunikasi,
dan hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) lainnya.

Sumber-sumber daya tersebut sifatnya terbatas, sehingga dalam penggunaannya harus


cermat dan bijaksana. Ketidakcermatan dan kekurangbijaksanaan dalam penggunaan
sumber daya dapat menimbulkan beragam masalah, seperti polusi lingkungan, kerusakan
sumber daya alam, dan timbulnya masalah permukiman.
Pembangunan berwawasan lingkungan yang dikenal dengan pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, efisiensi, dan memerhatikan
pemanfaatannya, baik untuk masa kini maupun yang akan datang. Pembangunan
berwawasan lingkungan yang memerhatikan keberlanjutan lingkungan hidup memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :

Menjamin Pemerataan dan Keadilan.

Strategi pembangunan yang berwawasan lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi


lahan dan faktor produksi, pemerataan kesempatan bagi perempuan, dan pemerataan
ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan.

Menghargai Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi tatanan lingkungan. Pemeliharaan


keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa sumber daya alam selalu tersedia
secara berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan datang.

Menggunakan Pendekatan Integratif

Dengan menggunakan pendekatan integratif, maka keterkaitan yang kompleks antara


manusia dengan lingkungan dapat dimungkinkan untuk masa kini dan masa yang akan
datang.
Menggunakan Pandangan Jangka Panjang
Pandangan jangka panjang dilakukan untuk merencanakan pengelolaan pemanfaatan
sumber daya yang mendukung pembangunan agar secara berlanjut dapat digunakan dan
dimanfaatkan.
6. Usaha-Usaha Pembangunan Berkelanjutan
Pada masa Orde Baru (1966-1998), usaha-usaha pembangunan nasional dituangkan dalam
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Akan tetapi, sejak masa reformasi bergulir,
pembangunan nasional direncanakan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Dalam SPPN tersebut, dijelaskan
tentang visi dan misi pembangunan di Indonesia.
Visi pembangunan di Indonesia meliputi tiga hal berikut :

Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang aman, bersatu, rukun,
dan damai.
Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang menjunjung tinggi
hukum, kesetaraan, hak asasi manusia (HAM).
Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan kehidupan
yang layak, serta memberikan formasi yang kokoh bagi pembangunan berkelanjutan.

Dalam pelaksanaannya, pembangunan di Indonesia didasarkan pada misi pembangunan


berikut ini :

Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.


Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis.
Mewujudkan Indonesia yang sejahtera.

Upaya pembangunan berkelanjutan berusaha mewujudkan terpenuhinya kebutuhan


material dan spiritual bagi generasi masa kini dengan tanpa mengabaikan kepentingan
generasi di masa yang akan datang. Tindakan-tindakan cermat dan bijaksana untuk
menopang keberhasilan pembangunan berkelanjutan ditandai oleh hal-hal berikut :

Melakukan gerakan pelestarian dan pemanfaatan flora dan fauna secara optimal.
Memadukan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Berusaha mengurangi risiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan lingkungan dan pengawasan
pembangunan.
Mengembangkan sarana informasi dan komunikasi untuk menyebarluaskan berbagai
permasalahan lingkungan.

Pengertian Lingkungan Hidup,


Kerusakan Pada Lingkungan dan
Upaya Pelestariannya
Kerusakan Pada Lingkungan Hidup
Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena
tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang
dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak
maksimal pada lingkungan tersebut.

Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan lingkungan hidup.

a. Faktor alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya
kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor,
tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain
berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat
rusaknya lingkungan.

b. Faktor buatan (tangan jahil manusia)


Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan
makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang
modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan
sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.

Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya penenbangan secara liar
yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan pembuangan sampah di sembarang
tempat terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran.

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup

a. Penanaman kembali hutan yang gundul


b. Pencegahan terhadap buang sampah dan limbah di sembarang tempat
c. Pemberian sanksi ketat terhadap pelaku pencemar lingkungan
d. Menghentikan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan
e. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian tanah, air, udara dan
lingkungan

E. Usaha-usaha Pelestarian Lingkungan Hidup

Beberapa usaha yang dilakukan untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain yaitu
sebagai berikut.

1. Bidang Kehutanan

Kerusakan hutan yang semakin parah dan meluas, perlu diantisipasi dengan berbagai
upaya. Beberapa usaha yang perlu dilakukan antara lain :

a. Penebangan pohon dan penanaman kembali agar dilakukan dengan seimbang sehingga
hutan tetap lestari.
b. Memperketat pengawasan terhadap penebangan-penebangan liar, dan memberikan
hukuman yang berat kepada mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

c. Penebangan pohon harus dilakukan secara bijaksana. Pohon yang ditebang hendaknya
yang besar dan tua agar pohon-pohon yang kecil dapat tumbuh subur kembali.

d. Melakukan reboisasi (penanaman hutan kembali) pada kawasan-kawasan yang hutannya


telah gundul, dan merehabilitasi kembali hutan-hutan yang telah rusak.

e. Memperluas hutan lindung, taman nasional, dan sejenisnya sehingga fungsi hutan
sebagai pengatur air, pencegah erosi, pengawetan tanah, tempat perlindungan flora dan
fauna dapat tetap terpelihara dan lestari.

2. Bidang Pertanian

a. Mengubah sistem pertanian berladang (berpindah-pindah) menjadi pertanian menetap


seperti sawah, perkebunan, tegalan, dan sebagainya.

b. Pertanian yang dilakukan pada lahan tidak rata (curam), supaya dibuat teras-teras
(sengkedan) sehingga bahaya erosi dapat diperkecil.

c. Mengurangi penggunaan pestisida yang banyak digunakan untuk pemberantasan hama


tanaman dengan cara memperbanyak predator (binatang pemakan) hama tanaman karena
pemakaian pestisida dapat mencemarkan air dan tanah.

d. Menemukan jenis-jenis tanaman yang tahan hama sehingga dengan demikian


penggunaan pestisida dapat dihindarkan.

3. Bidang Industri

a. Limbah-limbah industri yang akan dibuang ke dalam tanah maupun perairan harus
dinetralkan terlebih dahulu sehingga limbah yang dibuang tersebut telah bebas dari bahan-
bahan pencemar. Oleh karena itu, setiap industri diwajibkan membuat pengolahan limbah
industri.

b. Untuk mengurangi pencemaran udara yang disebabkan oleh asap industri yang berasal
dari pembakaran yang menghasilkan CO (Karbon monooksida) dan CO2 (karbon dioksida),
diwajibkan melakukan penghijauan di lingkungan sekitarnya. Penghijauan yaitu menanami
lahan atau halaman-halaman dengan tumbuhan hijau.

c. Mengurangi pemakaian bahan bakar minyak bumi dengan sumber energi yang lebih
ramah lingkungan seperti energi listrik yang dihasilkan PLTA, energi panas bumi, sinar
matahari, dan sebagainya.

d. Melakukan daur ulang (recycling) terhadap barang-barang bekas yang tidak terpakai
seperti kertas, plastik, aluminium, best, dan sebagainya. Dengan demikian selain
memanfaatkan limbah barang bekas, keperluan bahan baku yang biasanya diambil dari
alam dapat dikurangi.

e. Menciptakan teknologi yang hemat bahan bakar, dan ramah lingkungan.

f. Menetapkan kawasan-kawasan industri yang jauh dari permukiman penduduk.

4. Bidang Perairan

a. Melarang pembuangan limbah rumah tangga, sampah-sampah, dan benda-benda


lainnya ke sungai maupun laut karena sungai dan laut bukan tempat pembuangan sampah.
b. Perlu dibuat aturan-aturan yang ketat untuk penggalian pasir di laut sehingga tidak
merusak lingkungan perairan laut sekitarnya.

c. Pengambilan karang di laut yang menjadi tempat berkembang biak ikan-ikan harus
dilarang.

d. Perlu dibuat aturan-aturan penangkapan ikan di sungai/laut seperti larangan penggunaan


bom ikan, pemakaian pukat harimau di laut yang dapat menjaring ikan sampai sekecil-
kecilnya, dan sebagainya.

5. Flora dan Fauna

Untuk menjaga kepunahan flora dan fauna langka, beberapa langkah yang perlu dilakukan
antara lain :

a. Menghukum yang seberat-beratnya sesuai dengan undang-undang bagi mereka yang


mengambil flora dan memburu fauna yang dilindungi.

b. Menetapkan kawasan perlindungan bagi flora dan fauna langka seperti Taman Nasional,
Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, dan lain-lain.

6. Perundang-undangan

Melaksanakan dengan konsekuen UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan


Hidup, dan memberikan sanksi hukuman yang berat bagi pelanggar-pelanggar lingkungan
hidup sesuai dengan tuntutan undang-undang.

Fatahillah.

Pentingnya Lingkungan Hidup


Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa
dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik.

LINGKUNGAN HIDUP
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di
bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Kehidupanmasyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma
yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup,
seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar
peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang
terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja
kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana
kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,
munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP


Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkunganhidup dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah
menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang
memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang
meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam
sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan
tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara
lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
b. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun
karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas
gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan
letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai
akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
c. Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke
kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok.
Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik
merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas,
sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan
bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan
oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan
atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya.
Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup
dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkankapal.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi
mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan
modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak
kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan
lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak
adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa
dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus
melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar
manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa
harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program
pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan
berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usahameningkatkan kualitas manusia
secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di
dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan baik masa sekarangmaupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pelestarian tanah
Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan
masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang
disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan
tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang
menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal
tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi
padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan
kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang
semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring
perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air
hujan.

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus
melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar
manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.

Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa
harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program
pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan
lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia


secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di
dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:


a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.

Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi
berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:


a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
dan pengawasan.

1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah

Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki


tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian
lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna
Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan
tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah

Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian
lingkungan hidup antara lain:

a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)


Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan
masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang
disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan
tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang
menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal
tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi
padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan
kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang
semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring
perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air
hujan.

b. Pelestarian udara

Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas,
salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar
oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap
organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan
agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara
tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu
memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan
tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu
tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik
pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan
dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan
kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah
dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter
pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan
ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta
dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan
gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di
atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar
ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan
akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan
global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

c. Pelestarian hutan

Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi
dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar
yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan
hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan
bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga
penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.

d. Pelestarian laut dan pantai

Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut
dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di
laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai
disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami
terhadap gempuran ombak.

Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar
pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut,
karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna

Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan,


dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan
mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.

Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi
kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora
dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.
Pencemaran Air, Udara dan Tanah
Pencemaran air, udara dan tanah merupakan permasalahan lingkungan hidup yang tidak
bisa dihindari Kota Surabaya sebagai dampak berbagai aktivitas kota metropolitan yang
semakin meningkat. Pencemaran air meliputi pencemaran air sungai dan air bersih (air
sumur). Kondisi air sungai di Surabaya ternyata belum memenuhi baku mutu air sesuai
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 maupun Perda Kota Surabaya No. 2 Tahun 2004
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (hasil pemantauan
Badan Lingkungan Hidup, 2009). Sedangkan penentuan kualitas air bersih (air sumur)
berdasarkan parameter dari Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air.

Kualitas air bersih Kota Surabaya selama 3 tahun terakhir (2007-2009) digambarkan pada
bar-chart di atas. Dari hasil uji laboratorium Badan Lingkungan Hidup, air bersih Kota
Surabaya yang masih memenuhi baku mutu pada tahun 2007 mencapai 93,6% dan tahun
2008 mencapai 97,5%. Sedangkan pada tahun 2009 air bersih yang masih memenuhi baku
mutu hanya mencapai 58,2% (dari 428 sampel yang diambil dan diuji, 249 sampel masih
memenuhi baku mutu kualitas air bersih dan 179 sampel sudah tidak memenuhi baku mutu).
Diperoleh fakta bahwa kualitas air bersih Kota Surabaya antara tahun 2008 ke tahun 2009
mengalami penurunan kualitas yang sangat drastis.
Dalam upaya meningkatkan kualitas air di perairan Kota Surabaya perlu diketahui gambaran
awal beban pencemaran yang ditimbulkan akibat aktifitas kegiatan usaha yang berpotensi
menghasilkan air limbah di saluran drainase kota yang akhirnya akan bermuara di badan air
sungai. Beban pencemaran air limbah dari suatu kegiatan usaha dapat diukur dari
konsentrasi kadar BOD, COD dan TSS.
Untuk menurunkan beban pencemaran perairan diharapkan semua kegiatan usaha yang
berpotensi menghasilkan air limbah melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum
dibuang ke saluran drainase kota. Melalui kegiatan pengawasan dan pengendalian dampak
lingkungan, kegiatan usaha yang menghasilkan air limbah di kota Surabaya sampai akhir
tahun 2009, prosentase penurunan beban BOD per tahun telah menurun sampai 41,63 %,
prosentase penurunan beban COD per tahun menurun sampai 59,90 % dan prosentase
penurunan beban TSS per tahun menurun sampai 46,57 %.
Selain penurunan kualitas air, kualitas udara di Kota Surabaya dari tahun ke tahun juga
mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari hasil monitoring udara ambient oleh Badan
Lingkungan Hidup Kota Surabaya.

Dari tabel diketahui bahwa jumlah hari dengan kualitas udara baik di Kota Surabaya tiap
tahun keadaannya naik turun, yaitu 26 hari pada tahun 2006, naik menjadi 60 hari tahun
2007, kemudian naik lagi menjadi 86 hari tahun 2008. Akan tetapi pada tahun 2009 jumlah
hari dengan kualitas udara baik menurun sangat drastis, hanya 24 hari (menurun 28% dari
tahun sebelumnya). Sebaliknya, jumlah hari dengan kualitas udara tidak sehat hampir
stagnan mulai tahun 2006-2008 (masing-masing 5 hari, 5 hari, dan 8 hari). Sedangkan pada
tahun 2009, jumlah hari dengan kualitas udara tidak sehat melonjak menjadi 30 hari. Jadi
terjadi lompatan kondisi udara yang buruk antara tahun 2008 dan 2009 yang sangat
mengkhawatirkan. Bagan penurunan kualitas udara ambient Kota Surabaya 4 tahun terakhir
(2006-2009) digambarkan pada gambar 3.2. berikut ini.

Dari hasil pemantauan kualitas udara selama tahun 2006-2009, telah terjadi kecenderungan
penurunan parameter dominan pada PM10 dan CO, sedangkan O3 dan SO2 cenderung
naik. Hal ini dipicu oleh tingginya suhu udara. Dengan bantuan sinar ultraviolet, NOX
(Oksida Nitrogen) bereaksi dengan HC (Hidrokarbon) dari emisi gas buang kendaraan
bermotor yang akan memicu pelepasan radikal bebas atom O (reaksi photochemical) yang
selanjutnya berikatan dengan O2 membentuk O3.
Salah satu cara untuk mengatasi pencemaran udara adalah dengan:
Meningkatkan kesadaran masyarakat dan swasta untuk ikut berperan aktif dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
Memperbaiki managemen lalu lintas menuju transportasi berkelanjutan yang bverwawasan
lingkungan.
Memperketat pelaksanaan uji emisi gas buang kendaraan bermotor.
Memperbanyak Ruang Terbuka Hijau terutama tanaman penyerap polutan.
Mendorong pemerintah pusat untuk menyediakan bahan bakar yang ramah lingkungan.

Langkah lain untuk mengurangi pencemaran udara adalah dengan mengurangi emisi
cerobong yang berasal dari sumber tidak bergerak yang berasal dari kegiatan
usaha/industry. Dalam melakukan pengendalian pencemaran udara yang berasal dari
sumber tidak bergerak terlebih dahulu dilakukan inventarisasi kegiatan usaha yang
menghasilkan sumber emisi yang berpotensi menyebabkan pencemaran udara.
Pemantauan yang terus menerus dalam rangka kegiatan pengawasan dan pengendalian
dampak lingkungan terhadap kegiatan usaha yang berpotensi menghasilkan emisi cerobong
dapat menggambarkan tingkat ketaatan usaha terhadap ketentuan peraturan dalam
pengendalian pencemaran udara. Hasil pemantauan sampai akhir tahun 2009, prosentase
kegiatan industri yang memenuhi ketentuan persyaratan baru mencapai 29,4 % dari jumlah
kegiatan usaha yang berpotensi mencemari udara.
Selain pencemaran air dan udara, satu lagi pencemaran yang mengancam kelangsungan
kehidupan Kota Surabaya adalah pencemaran tanah. Pencemaran tanah selain disebabkan
karena kondisi air tanah yang sudah tercemar, juga disebabkan oleh aktivitas manusia, yaitu
rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan terutama masalah
sanitasi.
Saat ini pengolahan limbah manusia di Kota Surabaya masih mengandalkan septictank
yang sulit diawasi persyaratannya. Secara umum, efisiensi pengolahan dengan metode
septictank hanya 60-70%. Sehingga hasil pengolahan yang dialirkan ke lingkungan melalui
tanah belum 100% aman dari zat-zat dan kuman yang membahayakan. Dengan jumlah
penduduk kota yang hampir mencapai 3 juta jiwa, dan penduduk siang yang jumlahnya lebih
tinggi lagi, maka dapat dibayangkan jumlah zat pencemar yang dibuang ke air dan tanah
tiap harinya terus makin banyak. Jumlah zat pencemar akan lebih besar jika ditambah dari
limbah industri yang belum diolah dengan baik yang tidak diperhatikan. Berdasarkan hasil uji
laboratorium terhadap sampel tanah pada tahun 2009, kondisi tanah di Kota Surabaya yang
masih memenuhi baku mutu sekitar 80%.

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Newer PostOlder PostHome

2 komentar:

1.

KiswadiMay 28, 2013 at 7:29 PM

iconnya mana

ReplyDelete

2.
MilandaniSeptember 4, 2013 at 4:37 AM

biopori

Maaf Gan...numpang Iklan

Kami menawarkan jasa pembuatan Sumur Resapan dan Lubang Resapan Biopori untuk perumahan, kantor atau sekolah-
sekolah. Dapat membantu menjaga kuantitas air tanah, mencegah genangan air dan dapat menyuburkan tanaman. Jika
ada pembaca yang tertarik dapat menghubungi kami di nomor 085813126251 (Oky)
Terima kasih

Sebagai referensi, kunjungi halaman kami di http://resapanbiopori.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai