Usaha-Usaha Mencegah Pencemaran Lingkungan
Usaha-Usaha Mencegah Pencemaran Lingkungan
Lingkungan kita telah banyak yang tercemar dan rusak, dan semua itu memberikan dampak
negatif bagi kehidupan manusia. Berikut ini adalah cara-cara untuk mengatasinya:
1. Reboisasi atau penghijauan dilahan yang telah rusak dan di daerah-daerah perkotaan.
2. Mencegah penebangan liar dan menerapkan sistem tebang pilih (pohon yang boleh ditebang
harus memiliki diameter 60 cm ke atas)
3. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, seperti batu bara , bensin, dan solar.
4. Membuat senkedan di daerah lereng pegunungan yang digunakan sebagai lahan pertanian.
Senkedan dibuat untuk mencegah hanyutnya humus karena erosi. Dengan demikian, lahan
pertanian di lereng pegunungan tetap subur.
5. Mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.
6. Menggunakan bahan-bahan yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme dalam tanah.
7. Menerapkan prinsip 4R :
a. Reduce, artinya mengurangi pemakaian,
b. Reuse, artinya memakai ulang,
c. Recycle, artinya mendaur ulang,
d. Replace, artinya mengganti dengan bahan lain.
8. Melakukan upaya remidiasi, yaitu membersihkan permukaan tanah dari berbagai macam polutan
Manusia, makhluk hidup lain, dan benda-benda mati yang hidup dalam suatu daerah dan
saling berinteraksi dinamakan komunitas. Komunitas organik yang saling berhubungan satu
sama lain dan membentuk satu kesatuan dinamakan ekosistem.
Manusia merupakan anggota komunitas yang berperan penting dalam lingkungan hidup.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan
keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
1. Unsur-Unsur Lingkungan Hidup
a. Unsur Fisik (Abiotik).
Fungsi unsur fisik dalam lingkungan hidup, yaitu sebagai media untuk berlangsungnya
kehidupan. Apabila unsur fisik tersebut tidak ada, semua kehidupan yang terdapat di muka
bumi ini dapat terhenti.
b. Unsur Hayati (Biotik).
Unsur hayati dalam lingkungan hidup terdiri atas semua makhluk hidup yang terdapat di
bumi. Unsur hayati ini yakni manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik. Tumbuhan
memperoleh unsur hara dari jasad renik, tumbuhan dimakan hewan dan manusia, hewan
dan manusia mati lalu diuraikan oleh jasad renik menjadi unsur hara.
c. Unsur Budaya
Unsur budaya adalah system nilai, gagasan, dan keyakinan yang dimiliki manusia dalam
menentukan perilakunya sebagai makhluk sosial.
dibawahnya.
c. Gempa dapat merobohkan berbagai bangunan.
d. Dapat terjadi banjir sebagai akibat dari rusaknya tanggul bendungan.
e. Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami, yaitu gelombang pasang
3. Angin Topan
Angin topan adalah angin yang berembus dengan kecepatan tinggi (lebih dari 100
km/jam). Jika angin tersebut disertai hujan disebut badai.
a. Rumah-rumah yang kurang kuat dapat rusak atapnya bahkan ada yang roboh.
b. Areal pertanian, perkebunan, dan hutan rusak.
c. Membahayakan bagi kegiatan penerbangan.
d. Menimbulkan ombak yang besar sehingga dapat menenggelamkan kapal.
4. Banjir
Banjir merupakan genangan air yang meliputi daerah yang cukup luas karena sungai
tidak mampu lagi menampung. Banjir dapat merusak saluran irigasi, jembatan, jalan raya,
jalan kereta api, rumah penduduk, dan areal pertanian.
5. Tanah Longsor
Lereng atau lahan yang kemiringannya melampaui 20 derajat umumnya memiliki
kecenderungan untuk bergerak atau longsor.
Tanah menjadi longsor karena faktor alam, seperti adanya gempa dan hujan deras, atau
juga faktor manusia berupa tindakan penggundulan hutan.
2. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah masuknya limbah hasil kegiatan manusia ke dalam suatu
wilayah tertentu, sehingga kualitas lingkungan wilayah tersebut menjadi berubah dan
tidak sesuai lagi dengan peruntukannya.
a. Pencemaran Air
Pencemaran air dapat terjadi karena penggunaan zat-zat kimia yang berlebihan, seperti
pestisida dan insektisida. Pembuangan sampah sisa industri juga dapat mencemari air.
Begitu pula kebocoran serta tabrakan kapal-kapal tanker di laut dapat mengakibatkan
tumpahnya minyak ke laut.
b. Pencemaran Tanah
Banyak peristiwa yang dapat mencemari tanah sehingga tanah tidak dapat digunakan
untuk areal pertanian, kehutanan, maupun tempat tinggal. Pencemaran tanah terjadi
karena hal-hal berikut :
a. Pembuangan bahan-bahan yang berbahaya, racun nuklir, dan lain-lain.
b. Pengambilan hasil tambang yang berlebihan.
c. Pengambilan air tanah yang berlebihan.
d. Pembuangan sampah anorganik yang sulit diuraikan, seperti plastik, botol, dan kaleng.
c. Pencemaran Udara
Dari pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, dan dapur rumah tangga menyebabkan
timbulnya masalah pencemaran udara, yakni adanya asap dan gas yang keluar mengotori
udara.
d. Pencemaran Suara
Reaksi manusia atas kebisingan dapat membentuk perubahan tekanan darah, kecepatan
pernapasan, denyut nadi, kontraksi perut, dan tekanan mental. Apabila hal ini berlangsung
terus menerus, pengamatan warna berubah menjadi 75% sehingga tidak dapat
membedakan warna hijau dan putih, menyebabkan sakit jantung, tuli, serta
memperpendek umur antara 8 sampai degan 12 tahun.
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup perlu memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki secara cermat dan bijaksana.
a. Sumber daya alam yang mencakup air, tanah, udara, hutan, kandungan mineral, dan
keanekaragaman hayati.
b. Sumber daya manusia yang mencakup jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan,
keterampilan, dan kebudayaan.
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup transportasi, informasi, komunikasi,
dan hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) lainnya.
Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang aman, bersatu, rukun,
dan damai.
Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang menjunjung tinggi
hukum, kesetaraan, hak asasi manusia (HAM).
Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan kehidupan
yang layak, serta memberikan formasi yang kokoh bagi pembangunan berkelanjutan.
Melakukan gerakan pelestarian dan pemanfaatan flora dan fauna secara optimal.
Memadukan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Berusaha mengurangi risiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan lingkungan dan pengawasan
pembangunan.
Mengembangkan sarana informasi dan komunikasi untuk menyebarluaskan berbagai
permasalahan lingkungan.
Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan lingkungan hidup.
a. Faktor alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya
kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor,
tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain
berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat
rusaknya lingkungan.
Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya penenbangan secara liar
yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan pembuangan sampah di sembarang
tempat terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran.
Beberapa usaha yang dilakukan untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain yaitu
sebagai berikut.
1. Bidang Kehutanan
Kerusakan hutan yang semakin parah dan meluas, perlu diantisipasi dengan berbagai
upaya. Beberapa usaha yang perlu dilakukan antara lain :
a. Penebangan pohon dan penanaman kembali agar dilakukan dengan seimbang sehingga
hutan tetap lestari.
b. Memperketat pengawasan terhadap penebangan-penebangan liar, dan memberikan
hukuman yang berat kepada mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
c. Penebangan pohon harus dilakukan secara bijaksana. Pohon yang ditebang hendaknya
yang besar dan tua agar pohon-pohon yang kecil dapat tumbuh subur kembali.
e. Memperluas hutan lindung, taman nasional, dan sejenisnya sehingga fungsi hutan
sebagai pengatur air, pencegah erosi, pengawetan tanah, tempat perlindungan flora dan
fauna dapat tetap terpelihara dan lestari.
2. Bidang Pertanian
b. Pertanian yang dilakukan pada lahan tidak rata (curam), supaya dibuat teras-teras
(sengkedan) sehingga bahaya erosi dapat diperkecil.
3. Bidang Industri
a. Limbah-limbah industri yang akan dibuang ke dalam tanah maupun perairan harus
dinetralkan terlebih dahulu sehingga limbah yang dibuang tersebut telah bebas dari bahan-
bahan pencemar. Oleh karena itu, setiap industri diwajibkan membuat pengolahan limbah
industri.
b. Untuk mengurangi pencemaran udara yang disebabkan oleh asap industri yang berasal
dari pembakaran yang menghasilkan CO (Karbon monooksida) dan CO2 (karbon dioksida),
diwajibkan melakukan penghijauan di lingkungan sekitarnya. Penghijauan yaitu menanami
lahan atau halaman-halaman dengan tumbuhan hijau.
c. Mengurangi pemakaian bahan bakar minyak bumi dengan sumber energi yang lebih
ramah lingkungan seperti energi listrik yang dihasilkan PLTA, energi panas bumi, sinar
matahari, dan sebagainya.
d. Melakukan daur ulang (recycling) terhadap barang-barang bekas yang tidak terpakai
seperti kertas, plastik, aluminium, best, dan sebagainya. Dengan demikian selain
memanfaatkan limbah barang bekas, keperluan bahan baku yang biasanya diambil dari
alam dapat dikurangi.
4. Bidang Perairan
c. Pengambilan karang di laut yang menjadi tempat berkembang biak ikan-ikan harus
dilarang.
Untuk menjaga kepunahan flora dan fauna langka, beberapa langkah yang perlu dilakukan
antara lain :
b. Menetapkan kawasan perlindungan bagi flora dan fauna langka seperti Taman Nasional,
Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, dan lain-lain.
6. Perundang-undangan
Fatahillah.
LINGKUNGAN HIDUP
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di
bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Kehidupanmasyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma
yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup,
seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar
peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang
terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja
kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana
kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur,
munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus
melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar
manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa
harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program
pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan
lingkungan.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi
berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian
lingkungan hidup antara lain:
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas,
salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar
oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap
organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan
agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara
tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu
memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan
tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu
tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik
pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan
dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan
kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah
dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter
pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan
ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta
dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan
gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di
atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar
ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan
akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan
global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi
dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar
yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan
hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan
bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga
penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut
dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di
laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai
disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami
terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar
pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut,
karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi
kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora
dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.
Pencemaran Air, Udara dan Tanah
Pencemaran air, udara dan tanah merupakan permasalahan lingkungan hidup yang tidak
bisa dihindari Kota Surabaya sebagai dampak berbagai aktivitas kota metropolitan yang
semakin meningkat. Pencemaran air meliputi pencemaran air sungai dan air bersih (air
sumur). Kondisi air sungai di Surabaya ternyata belum memenuhi baku mutu air sesuai
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 maupun Perda Kota Surabaya No. 2 Tahun 2004
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (hasil pemantauan
Badan Lingkungan Hidup, 2009). Sedangkan penentuan kualitas air bersih (air sumur)
berdasarkan parameter dari Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air.
Kualitas air bersih Kota Surabaya selama 3 tahun terakhir (2007-2009) digambarkan pada
bar-chart di atas. Dari hasil uji laboratorium Badan Lingkungan Hidup, air bersih Kota
Surabaya yang masih memenuhi baku mutu pada tahun 2007 mencapai 93,6% dan tahun
2008 mencapai 97,5%. Sedangkan pada tahun 2009 air bersih yang masih memenuhi baku
mutu hanya mencapai 58,2% (dari 428 sampel yang diambil dan diuji, 249 sampel masih
memenuhi baku mutu kualitas air bersih dan 179 sampel sudah tidak memenuhi baku mutu).
Diperoleh fakta bahwa kualitas air bersih Kota Surabaya antara tahun 2008 ke tahun 2009
mengalami penurunan kualitas yang sangat drastis.
Dalam upaya meningkatkan kualitas air di perairan Kota Surabaya perlu diketahui gambaran
awal beban pencemaran yang ditimbulkan akibat aktifitas kegiatan usaha yang berpotensi
menghasilkan air limbah di saluran drainase kota yang akhirnya akan bermuara di badan air
sungai. Beban pencemaran air limbah dari suatu kegiatan usaha dapat diukur dari
konsentrasi kadar BOD, COD dan TSS.
Untuk menurunkan beban pencemaran perairan diharapkan semua kegiatan usaha yang
berpotensi menghasilkan air limbah melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum
dibuang ke saluran drainase kota. Melalui kegiatan pengawasan dan pengendalian dampak
lingkungan, kegiatan usaha yang menghasilkan air limbah di kota Surabaya sampai akhir
tahun 2009, prosentase penurunan beban BOD per tahun telah menurun sampai 41,63 %,
prosentase penurunan beban COD per tahun menurun sampai 59,90 % dan prosentase
penurunan beban TSS per tahun menurun sampai 46,57 %.
Selain penurunan kualitas air, kualitas udara di Kota Surabaya dari tahun ke tahun juga
mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari hasil monitoring udara ambient oleh Badan
Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
Dari tabel diketahui bahwa jumlah hari dengan kualitas udara baik di Kota Surabaya tiap
tahun keadaannya naik turun, yaitu 26 hari pada tahun 2006, naik menjadi 60 hari tahun
2007, kemudian naik lagi menjadi 86 hari tahun 2008. Akan tetapi pada tahun 2009 jumlah
hari dengan kualitas udara baik menurun sangat drastis, hanya 24 hari (menurun 28% dari
tahun sebelumnya). Sebaliknya, jumlah hari dengan kualitas udara tidak sehat hampir
stagnan mulai tahun 2006-2008 (masing-masing 5 hari, 5 hari, dan 8 hari). Sedangkan pada
tahun 2009, jumlah hari dengan kualitas udara tidak sehat melonjak menjadi 30 hari. Jadi
terjadi lompatan kondisi udara yang buruk antara tahun 2008 dan 2009 yang sangat
mengkhawatirkan. Bagan penurunan kualitas udara ambient Kota Surabaya 4 tahun terakhir
(2006-2009) digambarkan pada gambar 3.2. berikut ini.
Dari hasil pemantauan kualitas udara selama tahun 2006-2009, telah terjadi kecenderungan
penurunan parameter dominan pada PM10 dan CO, sedangkan O3 dan SO2 cenderung
naik. Hal ini dipicu oleh tingginya suhu udara. Dengan bantuan sinar ultraviolet, NOX
(Oksida Nitrogen) bereaksi dengan HC (Hidrokarbon) dari emisi gas buang kendaraan
bermotor yang akan memicu pelepasan radikal bebas atom O (reaksi photochemical) yang
selanjutnya berikatan dengan O2 membentuk O3.
Salah satu cara untuk mengatasi pencemaran udara adalah dengan:
Meningkatkan kesadaran masyarakat dan swasta untuk ikut berperan aktif dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
Memperbaiki managemen lalu lintas menuju transportasi berkelanjutan yang bverwawasan
lingkungan.
Memperketat pelaksanaan uji emisi gas buang kendaraan bermotor.
Memperbanyak Ruang Terbuka Hijau terutama tanaman penyerap polutan.
Mendorong pemerintah pusat untuk menyediakan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Langkah lain untuk mengurangi pencemaran udara adalah dengan mengurangi emisi
cerobong yang berasal dari sumber tidak bergerak yang berasal dari kegiatan
usaha/industry. Dalam melakukan pengendalian pencemaran udara yang berasal dari
sumber tidak bergerak terlebih dahulu dilakukan inventarisasi kegiatan usaha yang
menghasilkan sumber emisi yang berpotensi menyebabkan pencemaran udara.
Pemantauan yang terus menerus dalam rangka kegiatan pengawasan dan pengendalian
dampak lingkungan terhadap kegiatan usaha yang berpotensi menghasilkan emisi cerobong
dapat menggambarkan tingkat ketaatan usaha terhadap ketentuan peraturan dalam
pengendalian pencemaran udara. Hasil pemantauan sampai akhir tahun 2009, prosentase
kegiatan industri yang memenuhi ketentuan persyaratan baru mencapai 29,4 % dari jumlah
kegiatan usaha yang berpotensi mencemari udara.
Selain pencemaran air dan udara, satu lagi pencemaran yang mengancam kelangsungan
kehidupan Kota Surabaya adalah pencemaran tanah. Pencemaran tanah selain disebabkan
karena kondisi air tanah yang sudah tercemar, juga disebabkan oleh aktivitas manusia, yaitu
rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan terutama masalah
sanitasi.
Saat ini pengolahan limbah manusia di Kota Surabaya masih mengandalkan septictank
yang sulit diawasi persyaratannya. Secara umum, efisiensi pengolahan dengan metode
septictank hanya 60-70%. Sehingga hasil pengolahan yang dialirkan ke lingkungan melalui
tanah belum 100% aman dari zat-zat dan kuman yang membahayakan. Dengan jumlah
penduduk kota yang hampir mencapai 3 juta jiwa, dan penduduk siang yang jumlahnya lebih
tinggi lagi, maka dapat dibayangkan jumlah zat pencemar yang dibuang ke air dan tanah
tiap harinya terus makin banyak. Jumlah zat pencemar akan lebih besar jika ditambah dari
limbah industri yang belum diolah dengan baik yang tidak diperhatikan. Berdasarkan hasil uji
laboratorium terhadap sampel tanah pada tahun 2009, kondisi tanah di Kota Surabaya yang
masih memenuhi baku mutu sekitar 80%.
2 komentar:
1.
iconnya mana
ReplyDelete
2.
MilandaniSeptember 4, 2013 at 4:37 AM
biopori
Kami menawarkan jasa pembuatan Sumur Resapan dan Lubang Resapan Biopori untuk perumahan, kantor atau sekolah-
sekolah. Dapat membantu menjaga kuantitas air tanah, mencegah genangan air dan dapat menyuburkan tanaman. Jika
ada pembaca yang tertarik dapat menghubungi kami di nomor 085813126251 (Oky)
Terima kasih