Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kanker serviks merupakan kanker terbesar nomor empat yang menjadi
penyebab kematian perempuan di seluruh dunia. Kanker serviks merupakan
kanker tertinggi pada perempuan di Vietnam dan Thailand, dan menjadi
kanker tertinggi kedua di Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Di Indonesia,
kanker serviks merupakan penyebab nomor dua kematian pada perempuan
dewasa (Ferlay et al., 2002). Salah satu penyebab kanker serviks adalah
infeksi Human Papilloma Virus (HPV). HPV ditularkan melalui aktivitas
seksual terutama pada usia yang dini, dengan banyak pasangan seksual, dan
juga melalui sentuhan kulit di wilayah genital (skin to skin contact) (Bobak
et al., 1993).
Infeksi HPV bisa dicegah menggunakan vaksin. Saat ini terdapat dua
jenis vaksin, yaitu kuadrivalen dan bivalen yang telah terbukti bermanfaat
melawan HPV tipe 16 dan 18 yang bertanggung jawab atas 70% kasus
kanker serviks (Blodt et al., 2011). Vaksin HPV sebagai vaksin kanker
serviks adalah vaksin kedua di dunia yang dapat mencegah terjadinya
kanker (Gottlieb, 2002). Pedoman di sebagian negara saat ini
merekomendasikan vaksinasi HPV untuk semua perempuan. berusia 11
sampai 12 tahun dan 9 tahun (Blodt et al., 2011). Catch- up vaksinasi juga
direkomendasikan untuk semua perempuan muda berusia 13 sampai 26
tahun yang sebelumnya belum pernah divaksinasi (Adam et al., 2007).
Perjalanan dari infeksi HPV (Human Pappiloma Virus), tahap pra
kanker hingga menjadi kanker serviks memakan waktu 10 sampai 20 tahun.
Disinilah tujuan dari deteksi dini yaitu memutuskan perjalanan penyakit
pada tahap pra kanker dan mendapatkan pengobatan sesegera mungkin
sehingga kanker serviks diharapkan dapat sembuh sempurna (Widyastuti,
2009).
Perlu ada program pencegahan kanker serviks yang fokus pada
mahasiswi selaku perempuan muda seperti vaksinasi sebagai upaya
preventif. Hal ini karena beberapa faktor risiko kanker serviks antara lain
seperti hubungan seks pertama kali pada usia muda atau memiliki lebih dari
satu pasangan seksual (Curado et al., 2007). Tingkat prevalensi kanker
serviks tertinggi ada pada remaja yang aktif melakukan aktivitas seksual dan
ketika perempuan melakukan aktivitas seksual pertama kali di usia kurang
dari 25 tahun (National Cancer Institute, 2006 cit. Juntasopeepun et al.,
2012 ).
Deteksi dini tidak hanya perlu dilakukan sekali seumur hidup tetapi
perlu dilakukan secara berkala setelah wanita berumur 40 tahun. Hal yang
perlu diingat adalah tidak ada kata terlambat untuk melakukan deteksi dini
terhadap kanker serviks, tetap perlu biarpun anda tidak lagi melakukan
aktifitas seksual (Yohanes, 1999).
Kendala sosial masyarakat berkaitan dengan konsep tabu. Seperti kita
ketahui kanker serviks merupakan kanker yang menyerang bagian sensitif
dan tertutup perempuan. Bukan hal yang mudah untuk mendorong
perempuan membuka diri dan mengizinkan pemeriksaan dilakukan oleh
dokter atau paramedis laki-laki. Bagi masyarakat dengan pengetahuan yang
cukup, maka tidak akan menjadi masalah, tapi bagaimana dengan
masyarakat pedesaan bahkan pedalaman yang tingkat pengetahuannya
masih kurang. Selain itu aspek kepercayaan masyarakat terhadap dokter dan
paramedis masih belum merata (Emilia, 2010).
Pengaruh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi Wanita Usia
Subur (WUS) terhadap pemeriksaan Pap smear dalam upaya deteksi dini
kanker serviks merupakan beberapa variabel yang akan diteliti dalam
penelitian ini. Penelitian terdahulu yang dilakukan di RSU ZA Banda Aceh
tahun 2008, bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh yang signifikan
trehadap perilaku pemeriksaan pap smear (Nurhasanah, 2008). Hal ini
menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh besar terhadap
kesehatan. Untuk berperilaku sehat, misalnya dalam upaya deteksi dini
kanker serviks, diperlukan pengetahuan dan kesadaran individu untuk
melakukan pemeriksaan pap smear. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman
sendiri atau pengalaman orang lain. Disamping itu kadang-kadang
kepercayaan dan tradisi juga dapat mendorong atau menghambat individu
untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Kepercayaan dan tradisi adalah
merupakan variabel yang sangat memengaruhi kesehatan masyarakat itu
sendiri (McKenzie, 2006).
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari penyakit tidak menular (PTM)?
2. Apa definisi dari epidemiologi?
3. Apa pengertian dari kanker serviks?
4. Apa saja penyebab kanker serviks?
5. Bagaimana tanda dan gejala kanker serviks?
6. Bagaimana riwayat alamiah penyakit kanker serviks?
7. Bagaimana epidemiologi kanker serviks?
8. Bagaimana lima tahap pencegahan penyakit kanker serviks?

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit tidak menular
(PTM)?
2. Untuk mengetahui definisi dari epidemiologi?
3. Untuk mengetahui pengertian dari kanker serviks?
4. Untuk mengetahui penyebab kanker serviks?
5. Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala kanker
serviks?
6. Untuk mengetahui dan memahami riwayat alamiah penyakit
kanker serviks?
7. Untuk mengetahui dan memahami epidemiologi kanker serviks?
8. Untuk mengetahui dan memahami lima tahap pencegahan
penyakit kanker serviks?

Anda mungkin juga menyukai