PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.
Saat ini kanker serviks menduduki urutan ke dua dari penyakit kanker yang
menyerang perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara
sedang berkembang.
terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan
angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun (Emilia,
2010).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks disebabkan
oleh infeksi virus HPV (Human Pappiloma Virus) yang tidak sembuh dalam
waktu yang lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi ini bisa
mengganas dan menyebabkan terjadinya kanker serviks. Kanker serviks
mempunyai insiden yang tinggi di negara-negara yang sedang berkembang yaitu
menempati urutan pertama, sedang dinegara maju ia menempati urutan ke 10,
atau secara keseluruhan ia menempati urutan ke 5 (Ramli, 2005).
Berdasarkan data yang dirangkum dari Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI (2005), penyakit kanker merupakan salah satu
penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta
kematian disebabkan oleh kanker. Salah satu penyakit kanker yang paling
mematikan tersebut yaitu kanker serviks. Di seluruh dunia, kasus kanker serviks
sudah dialami oleh 1,4 juta wanita. Menurut WHO, diketahui terdapat 493.243
jiwa pertahun penderita kanker serviks baru dengan angka kematian sebanyak
273.505 jiwa pertahun (Emilia, 2010).
Kanker serviks merupakan kanker yang terbanyak diderita wanita terutama
di Negara berkembang termasuk Indonesia. Angka kejadian dan kematiannya
cukup tinggi sehingga masih menjadi masalah kesehatan wanita. Kanker serviks
4
Perjalanan dari infeksi HPV (Human Pappiloma Virus), tahap pra kanker
hingga menjadi kanker serviks memakan waktu 10 sampai 20 tahun. Disinilah
tujuan dari deteksi dini yaitu memutuskan perjalanan penyakit pada tahap pra
kanker dan mendapatkan pengobatan sesegera mungkin sehingga kanker serviks
diharapkan dapat sembuh sempurna (Widyastuti, 2009).
Faktor-faktor resiko terjadinya kanker serviks meliputi, hubungan seksual
pada usia dini (< 20 tahun), berganti-ganti pasangan seksual, merokok, trauma
kronis pada serviks uteri dan hygiene genetalia. Lebih dari separuh penderita
kanker serviks berada dalam stadium lanjut yang memerlukan fasilitas khusus
untuk pengobatan seperti peralatan radio terapi yang hanya tersedia dibeberapa
kota besar saja. Disamping mahal, pengobatan tehadap kanker stadium lanjut
memberikan hasil yang tidak memuaskan dengan harapan hidup 5 tahun yang
rendah (Ramli, 2005).
Mengingat beratnya akibat yang ditimbulkan oleh kanker serviks
dipandang dari segi harapan hidup, lamanya penderitaan, serta tingginya biaya
pengobatan, sudah sepatutnya apabila kita memberikan perhatian yang lebih besar
terhadap penyakit yang sudah terlalu banyak meminta korban itu, dan segala
aspek yang berkaitan dengan penyakit tersebut serta upaya-upaya preventif yang
dapat dilakukan. (Bustan, 2007).
Deteksi dini tidak hanya perlu dilakukan sekali seumur hidup tetapi perlu
dilakukan secara berkala setelah wanita berumur 40 tahun. Hal yang perlu diingat
adalah tidak ada kata terlambat untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker
serviks, tetap perlu biarpun anda tidak lagi melakukan aktifitas seksual (Emilia,
2010).
Berdasarkan data diatas, mengingat betapa bahaya penyakit kanker serviks
bagi wanita, untuk itu kelompok kami melakukan roleplay tentang kasus kanker
serviks. Role play ini menggambarkan penyakit kanker serviks serta pentingnya
edukasi tentang kesehatan reproduksi di fasilitas kesehatan. Pendidikan kesehatan
ini ditujukan untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman masyarakat untuk
menekan penderita kanker serviks serta keganasan yang akan timbul. Edukasi
yang diberikan ditekankan pada pencegahan dini dengan pemeriksaan IVA test
yang dapat dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep kanker serviksdan mampu melakukan
asuhan keperawatan pada kasus kanker serviks serta mengaplikasikan
pemeriksaan dini pada kasus kanker serviks.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini, antara lain:
a. Mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan maternitas
tentang kanker serviks.
b. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan
kanker serviks.
c. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan dini dan pencegahan kanker
serviks
C. Metode Penulisan
Dalam laporan ini, kami menggunakan beberapa teknik perngumpulan data
seperti:Studi kepustakaan, yaitu cara pengambilan data dengan mengumpulkan
data-data yang bersumber dari literatur atau buku buku penunjang, karya tulis
ilmiah, serta pengambilan data dengan mengumpulkan data data yang
bersumber dari media internet terkait kasus kanker serviks.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan masalah ini terdiri dari 5 bab dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang, tujuan, metode penulisan
dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teoritis, Membahas tentang konsep
teori dan asuhan keperawatan tentang kanker serviks. Bab II Laporan Kasus,
berisikan tentang kasus yang ditemukan dan penerapan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kanker serviks. Bab IV Naskah Roleplay , berisikan alur cerita dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan
kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol
proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya
menyerang wanita berusia 35-55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal dari sel
kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal menuju kedalam rahim (Sarjadi,
2011).
Kanker serviks adalah penyakit akibat dari tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal disekitarnya (Bobak, 2005).
Kanker servik adalah keganasan nomor tiga paling sering dari alat kandungan dan
manempati urutan ke delapan dari keganasan pada perempuan di Amerika (Yatim,
2005).
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan
bahwa kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang terdapat pada
organ reproduksi wanita yaitu bagian terendah dari rahim yang menempel pada
puncak vagina
B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi
Menurut Bobak (2005), anatami fisiologi sistem reproduksi pada wanita
diantaranya yaitu:
1. Sistem Reproduksi Bagian Luar
Bagian reproduksi bagian luar terdiri dari:
a. Mons veneris : Bagian yang menonjol dibagian simfisis. Pada perempuan
dewasa di tutupi oleh rambut kemaluan
b. Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri dari bagian kanan dan kiri, lonjong
menegecil kebawah. Di sebelah bawah dan belakang kedua labia mayora
bertemu dan membentuk ksomisura posterior.
c. Labia minora (bibir-bibir kecil) adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah
dalam bibir besar. Kedepan kedua bibir kecil bertemu dan membentuk
preputium kklitoridis diatas klitoris dan frenulum klitoridis dibawah
klitoris. Kebelakang kedua bibir kecil bersatu dan membentuk fossa
navikulare. Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung banyak kelenjar
lemak dan ujung-ujung urat saraf menyebabkan bibir kecil amat sensitif.
10
12
Menurut Rasjidi (2010) Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi
abnormal dan membelah secara tidak terkendali, jika sel-sel serviks terus
membelah, maka akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang
bisa bersifat jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut
kanker serviks. Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui
secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks yaitu:
1. HPV (Human Papiloma Virus)
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (Kandiloma Akuminata) yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah
HPV tipe 16, 18.
a. Timbulnya keganasan pada binatang yang diinduksi dengan virus
papiloma.
b. Dalam pengamatan terlihat adanya perkembangan menjadi karsinoma
pada kondilom akuminata.
c. Pada penelitian 45 dan 56, keterlibatan HPV pada kejadian kanker
dilandasi oleh beberapa faktor yaitu: epidemiologic infeksi HPV
ditemukan angka kejadian kanker serviks yang meningkat.
d. DNA HPV sering ditemukan pada Lis (Lesi Intraepitel Serviks)
2. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Umur merupakan indikator yang paling penting. Penelitian menunjukkan
bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar
mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu
muda
3. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin
sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
4. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
5. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
6. Sosial Ekonomi
13
16
d.
e.
f.
g.
h.
F. Klasifikasi
Klasfikasi yang digunakan adalah IFGO (international Federation of Gynecology
and Obstetrics, 2010) yaitu:
1. Tingkat klinik 0
: Karsinoma
insitu
atau
karsinoma
intraepitel:
17
18
radiasi
dapat
diberikan
secara
eksternal
atau
internal
19
20
1) Umur
dapat juga terjadi pada usia muda akibat terlalu dini berhubungan
2)
3)
4)
5)
6)
seksual.
Agama
Suku bangsa
Status
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
jawab
Umur : diisi sesuai umur penanggung jawab
Agama : diisi sesuai dengan kepercayaan
Pekerjaan terakhir: diisi sesuai dengan pekerjaan penanggung jawab
hubungan dengan klien: tanyakan hubungan klien apakah suami klien
Tanyakan kepada klien apakah ada keluarga yang memiliki penyakit yang
sama dengan klien, apakah ada keluarga yang memiliki penyakit
keturunan kanker atau penyakit penyerta lain.
g. Riwayat Kehamilan
Wanita dengan kehamilan dini, dan riwayat sering melahirkan merupakan
faktr resiko terjadinya kanker serviks
h. Riwayat Imnisasi
Tanyakan kepada klien apakah sebelumnya pernah diimunisasi untuk HPV
atau imunisasi lainnya
i. Riwayat KB
Penggunaan KB dengan homon terutama estrogen dapat memicu
berkembangnya masalah genital pada wanita. Kemungkinan pemakaian
alat kontrasepsi dalam rahim seperti IUD atau komplikasi dari tindakan
pemasangan sebagai salah satu penyebab kanker serviks.
j. Riwayat Kesehatan Reproduksi
Klien dengan ca serviks biasanya menarche pada usia < 12 tahun dan
menopause pada usia > 50 tahun, dengan siklus menstruasi > 28 hari dan
lama menstruasi biasanya 1-3 hari, namun pendarahan yang keluar
banyak.
k. Riwayat ekonomi, sosial, spritual
a) Riwayat Ekonomi
Biasanya terjadi pada keluarga dengan status ekonomi rendah karena
tidak
mampu
melakukan
pengecekan
rutin
serta
kurangya
Nutrisi
Di Rumah
Biasanya
klien
makan Klien
seperti biasa
Di Rumah Sakit
yang menggunakan
terapi
kemotrapi
biasanya
muntah
menurunkan
Eliminasi
Klien
dengan
dapat
sehingga
nafsu
makan
pada klien.
metastase Nyeri pada saat berkemih
menyebabkan biasanya
klien
terpasang
nyeri
pada
berkemih.
Aktivitas biasa
akan
mengalami
melakukan
aktivitas
hanya
terbaring
di
Istrahat
tempat tidur.
Klien dengan nyeri biasanya Setelah di RS biasanya klien
Tidur
terbangung
sudah
karena
terkadang
klien
2. Pemeriksaan Fisik
23
a. Kepala: bentuk kepala, kebersihan kulit kepala, ada luka / tidak, kulit
kepala halus dan statis atau tidak, keluhan yang dirasakan (sakit
kepala/tidak)
b. Rambut : warna rambut, kebersihan, distribusi, rontok/tidak.
c. Dahi : bentuk dahi, ada luka apa tidak.
d. Mata: kesimetrisan mata, konjungtiva, refleks pupil terhadap cahaya, funsi
penglihatan, pergerakan bola mata, ada nyeri tekan/tidak, pakai
kacamata/tidak, ada keluhan/tidak.
e. Muka: bentuk muka, ada luka/tidak, ada keluhan/tidak, ada colasma
gravidarum/tidak, ada udem/tidak.
f. Telinga: simetris/tidak, kebersihan,
fungsi
pendengaran,
ada
keluhan/tidak.
g. Hidung: bentuk hidung, kebersihan, fungsi penciuman, ada keluhan/tidak.
h. Mulut: warna bibir, kebrsihan, keaadan gigi, mukosa bibir, kebersihan
lidah, ada keluhan/tidak.
i. Leher: peningkatan JVP, pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar betah
bening, ada keluhan/tidak.
j. Jantung dan paru: suara napas dan bunyi jantung, irama jantung dan
pernapasan, taktil premitus.
k. Dada: bentuk dada simetris, adakah retraksi dada, palpasi adakah nyeri
tekan atau pembengkakan,pada payudara adakah kebersihan, bentuk
areola mamae keadaan puting susu, pembesaran payudara, ada
benjolan/tidak, ada keluhan/tidak.
l. Abdomen : bentuk abdomen, warna kulit, bising usus, ada luka
operasi/tidak, adakah nyeri tekan/ pembengkakan. Adakah pembesaran
hati/ limpa.
m. Punggung: kebersihan, ada luka/tidak, ada keluhan/tidak.
n. Genetalia: keadaan perineum, tanda chendwich, kebersihan, lochea, ada
luka/tidak, ada kelainan/tidak, ada keluhan/tidak.
o. Ekstremitas: kelengkapan jari, kebersihan, warna, ada udem/tidak, refle,
ROM. Lihat CRT < 3 detik.
3. Pemeriksaan Diagnostik
24
25
No.
1.
Data
Data Subjektif :
-
Klien
Etiologi
Vaskularisasi jaringan
Masalah
Harga diri rendah
terganggu
situasional, perubahan
mengatakan
seksualitas
saat
berhubungan
-
seksual
Klien mengatakan
menjadi
Nekrosis jaringan
tidak
istri
Data Objektif :
Perdarahan
pervagina
Liang vagina kering
Adanya kanker
serviks
Keputihan berbau
busuk
Adanya lesi pada
vagina
Penurunan rasa
perubahan seksualitas
tertutup dan
menghindar
interaksi sosial
dengan pasangan /
2.
keluarga
Data Subjektif :
-
Klien
mengatakan
26
nyeri
-
saat
berhubungan
Klien mengatakan
serviks
Data Objektif :
Tampak meringis
kesakitan
Perdarahan
pervagina
Liang vagina kering
Adanya kanker
serviks
Keputihan berbau
busuk
Adanya lesi pada
vagina
Data Subjektif :
-
Klien
mengatakan
takut
akan
penyakitnya
Klien mengatakan
takut bila suami atau
keluarga
serviks
Displasia sel serviks
Pembesaran massa
tidak
menerima
Ca serviks
penyakitnya
Data Objektif :
-
serviks
Perdarahan
Penatalaksanaan kurang
pengetahuan tentang penyakit
Takut
27
Ansietas
4.
pervagina
Keputihan berbau
busuk
Ketakutan
Gelisah
Khawatir
Wajah tegang
Kesedihan
mendalam
Data Subjektif :
-
Ansietas
Perubahan eliminasi
serviks
urinarius
Klien mengatakan
sulit buang air kecil
dan
Klien mengatakan
nyeri saat buang air
kecil
Data Objektif :
Distensi kandung
kemih
Frekuensi berkemih
menurun
BAK tidak tuntas
Adanya retensi
urine dalam
5.
kandung kemih
BAK sedikit dan
tidak
makan,
dan
mual
dan
Faktor penyebab
Mitosis sel eksoserviks dan
endoserviks
Metaplasia skuamosa
Kanker serviks invasif
28
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
kebutuhan tubuh
dari
Biasanya
klien
mengatakan badannya
-
serviks
lemas
Biasanya
klien
mengatakan
6.
sebelum
sakit
BB
menjadi 38kg.
Data Objektif :
- Biasanya didapatkan
Fistula rektum
Infiltrasi ke saraf
Proses non pembedahan
Kemoterapi
Mual dan muntah
menghabiskan
porsi makanannya
Biasanya didapatkan
Penurunan BB
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
38kg,
tinggi
badan:155cm,
Biasnya perhitungan
BMI didapatkan bahwa
klien dalam kategori
kurus <15,5
Biasanya didapatkan
konjungtiva anemis
Biasnaya dari data
didapatkan
darah
Nadi
tekanan
90/70mmHg,
teraba
lemah
60x/menit, RR 18-20
-
x/menit
Biasanya klien tampak
29
Faktor penyebab
klien
mengatakan
nyeri
seperti di remas-remas
pada
perut
bawah
Nyeri Akut
bagian
dengan
skla
Metaplasia skuamosa
Kanker serviks invasif
nyeri > 5
Merusak struktur jaringan
DataObjektif :
- Biasanya didapatkan
hasil pemeriksaan fisik
klien
tampak
pucat
dan
lesu,
serviks
Menginvasi ke organ lain
Fistula rektum
tampak
Nyeri akut
meringis kesakitan
Biasanya
dari
pemeriksaan
TTV
didapatkan
hasil
RR
17
keluar
Faktor penyebab
Mitosis sel eksoserviks dan
endoserviks
Metaplasia skuamosa
vagina
Biasanya mengatakan
darahnya
berwarna
30
Resiko
kekurangan
cairan
terjadinya
volume
merah,
beku
dan
perdarahan
Infiltrasi ke uretra
Proses pembedahan
Radiasi
Data Objektif :
- Biasanya
pada
pemeriksaan
fisik
didapatkan
klien
tampak lesu
Biasanya pada balance
cairan
Vagina mengalami
melakukan
aktivitas
darah
serviks
Rusaknya jaringan
Kulit kering
Resiko terjadi kekurangan
volume cairan
didapatkan
kebutuhan klien
Biasanya turgor kulit
pada klien jelek >2
detik
Biasanya konjungtiva
anemis
Biasanya mukosa bibi
kering
Biasnya
pemeriksaan
tekanan
90/70mmHg,
hasil
TTV
darah
RR
31
8.
malu
Faktor penyebab
Mitosis sel eksoserviks dan
endoserviks
keadaannya
sekarang
Biasanya
Metaplasia skuamosa
klien
terhadap
yang
sekarang
Data Objektif :
- Biasanya klien tampak
-
tampak pucat
Biasanya wajah klien
eksoserviks
Nekrosis jaringan
Gangguan citra tubuh
tampak malu-malu
J. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri,
kehilangan femininitas dan perubahan bentuk tubuh.
2. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan penyakit, perubahan
seksualitas, hubungan dengan pasangan dan keluarga, gangguan fungsional.
3. Nyeri saat senggama berhubungan dengan penurunan sekresi lendir serviks
4. Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan trauma mekanis,
manipulasi bedah, adanya edema jaringan lokal, penekanan vesika urinaria.
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan yang tidak adekuat
6. Nyeri berhubungan dengan agen biologis penekan kanker pada dinding
serviks
7. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare,
muntah, tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan
32
33
2.
Diagnosa
3.
Keperawatan
7. Ansie
Hasil
9. Tujuan
tas
berhu
10.
bunga
selama
denga
cemas lagi.
diagn
osis
kanke
r,
takut
akan
rasa
nyeri,
kehila
ngan
femin
initas
Setela
3
perawatan
x
Intervensi
14.
panjang :
diberikan
4.
24
jam
5.
Anxiety
Reduction
1. Dorong
1. Menghilangkan
perasaan,
yang
keraguan
dan
meningkatkan dukungan.
utnk 2. Bisa memodifikasi koping yang
pasien
mengungkapkan
Rasional
berhasil
atau
11. Tujuan
pasien.
di masa lalau
5. Memperbaiki keseimbangan fisik
pendek :
3. Jelaskan prosedur dan apa
dan psikologis klien menghilangkan
12.
Setela
yang
dirasakan
selama
keraguan
dan
meningkatkan
h diberikan perawatan
prosedur.
4. Anjurkan
pasien
untuk
dukungan
terhadap
efektifitas
selama 1 x 30 menit
melakukan teknik relaksasi.
pengobatan yang di jalani.
diharapkan
ansietas
5. Berikan kesempatan kepada 6. Pemberiann obat berfungsi untuk
berkurang.
pasien
untuk
berdiskusi
membantu klien rileks selama
13. Kriteria Hasil :
dengan orang lain yang pernah
periode ansietas berat.
1. Klien
mampu
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan
gejala
dokter
dan
perub
ahan
bentu
k
tubuh
cemas.
2. Klien menunjukkan teknik
untuk mengontrol cemas.
3. Postur tubuh, ekspresi
wajah, dan tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
.
8.
15.
16. Harga
2.
diri
renda
h
17. Tujuan
22.
panjang :
18.
Setelah
Self
Enhancement
1. Kaji secara verbal dan non
mendefenisikan
dan
masalah-masalah
kemungkinan
pemecahannya
diberikan
tindakan
denga
secara rasional
tubuhnya
2. Penjelasan akan meningkatkan rasa
keperawatan selama 3x24
2. Jelaskan tentang pengobatan,
percaya diri klien
jam meningkatkan harga diri
perawatan dan penyakitnya
3. Eksplorasi diri mendorong pasien
klien
3. Dorong
klien
dalam
untuk mempertimbangkan perubahan
19. Tujuan
mengungkapkan perasaannya
di masa yang akan datang
23.
pendek :
4. Membantu menurunkan masalah
24.
Counseling
20.
Setela
4. Dorong
diskusi
yang mempengaruhi penerimaan
diberikan
tindakan
penya
tentang
kit,
perub
dalam situasinya
sebagai
situas
ional
berhu
bunga
n
tentang/pecahkan
35
masalah
efek
ibu rumah
tangga,
pengobatan
atau
merangsang
kemajuan penyakit
5. Meskipun
beberapa
beradaptasi/menyesuaikan
pasien
diri
ahan
seksu -
Klien
alitas,
pemahaman penyakitnya
Klien dapat menerima diri
hubu
mengungkapkan
dan perubahan
ngan
situasinya
saat ini
Body image positif
Mendeskriptifkan
secara
pasan
faktual
fungsi
gan
tubuh
Mempertahankan
denga
n
dan
kelua
interaksi
sosial
diagnostik
dan
program
kanker
atau
efek
pengobatan.
6. Rujuk pasien/orang terdekat
pada
efek
perubahan
dengan
kelompok
ini
6. Kelompok
pendukung
biasanya
rga,
gangg
uan
fungs
28.
ional.
29. Nyeri
saat
sengg
31. Tujuan
panjang :
32. Setelah
ama
diberikan
berhu
asuhan
bunga
keperawatan
komperensif
1. Membantu
nyeri
(catat
membedakan
keefektifan intervensi
dan tindakan penghilang nyeri 2. Mengurangi kekeringan vagina yang
36
selama
3x24
denga
jam
nyeri
berkurang
penur
hilang
unan
s/d
si
iritasi
tentang penggunaan cara atau 3. Senam
teknik
sekre
yang dilakukan
2. Diskusikan
dengan
bermanfaat
untuk
khusus
saat
berhubungan
3. Anjurkan
klien
untuk
34. Setelah
kegel
membantu
pasien
untuk
lendir
diberikan
servik
asuhan
seprti
keperawatan
30.
berkurang
pasien
dan
merasa
teknik
relaksi
sentuhan terapeutik..
5. Kolaborasi dengan
dan
dokter
nyaman
35. Kriteria Hasil :
1. Klien
melaporkan
nyeri
hilang
2. Klien tidak menolak saat
berhubungan
38.
39. Perub
ahan
36.
41. Tujuan
panjang :
elimi
42.
Setelah
nasi
diberikan
tindakan
urinar
ius
berhu
lancar
bunga
43. Tujuan
diberikan
traum
meka
Setela
pulasi
kandung kemih
4. Tidak ada inkontinensia
a
edem
a
ada
mani
adany
ketidaknyaman,
44.
keluhan
pendek :
denga
bedah
mencaritahu
ketidakmampuan berkemih
urine
3. Berikan tindakan berkemih 3. Meningkatkan relaksasi otot perineal
nis,
distensi
bau
6. Lakukan pemasangan kateter
bila diindikasikan
kebersihan,
adanya
intermitten/
tak
meningkatkan
resiko
kateter
menetap
infeksi,
aliran berlebihan
5. Klien BAK dengan
kemih/retensi
tuntas
6. Kandung kemih kosong
kandung
kemih
secara teratur
46.
jaring
38
an
lokal,
penek
anan
vesik
a
urinar
ia.
40.
48.
5.
49.
Ketidakseim
bangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
berhubungan
tubuh
50.
51.
Tujuan panjang :
Setelah
dilakukan
Monitoring
tindakan 3x24 jam kebutuhan 1. Mengurangi kondisi atau gejala
nutrisi klien dapat terpenuhi
52.
Tujuan pendek :
53.
Setelah
dilakukan
1x24
jam
nutrisi
dapat
sering
terpenuhi
3. Timbang berat badan klien
yang sudah diberikan
54.
Kriteria hasil:
4. Menata ruangan senyaman
4. Menciptakan suasana makan yang
- Adanya peningkatan BB
mungkin
- BB klien idela dengan
nyaman
5. Menurunkan stress psikologis
5. Stres psikologi dapat menurunkan
tinggi badan klien
6. Sajikan makanan yang mudah
- Tidak ada tanda-tanda
nafsu makan sehingga dengan
dicerna
malnutrisi
7. Berikan pendidikan kesehan
mengatasi stress psikologi maka
39
Menunjukkkan
peningkatan
tentang
fungsi
cara
diet,
serta
akan
dapat
meningkatkan
nafsu
kebutuhan kalori
makan klien
8. Kolaborasi dalam pemberian 6. Memudahkan klien untuk menelan
vitamin
penambah
nafsu
vitamin
penambah
ingin
makan
dan
dapat
meningkatkan BB klien.
Tujuan Panjang:
63. Pain Management
1. Memberikan dasar untuk mengkaji
Setelah
dilakukan 1. Kaji karakteristik nyeri (lokasi,
berhubungan
perubahan pada tingkat nyeri dan
tindakan 3x24 jam nyeri akut
kualitas, frekuensi, dan durasi)
dengan
agen
mengevaluasi intervensi
2. Berikan dukungan emosional
tidak terjadi
2. Mengurangi ketakutan dan ansietas
biologis
penekan
60.
Tujuan Pendek:
dan menentramkan kekuatiran
akibat penyakit yang diderita.
kanker
pada 61.
Setalah
dilakukan
pasien
Ketakutan dan ansietas akan
dinding serviks
tindakan keperawatan selama 3. Gunakan metode distraksi
meningkatkan persepsi nyeri
1x24 jam nyeri akut dapat
seperti
relaksasi.
Teknik
3. Teknik mengalihkan perhatian atau
berkurang.
pernafasan
dalam,
distraksi dapat membuat nyeri
62.
Kriteria Hasil:
mendengarkan musik, dan
- Klien mampu mengontrol
berkurang, serta pasien tidak akan
imajinasi
nyeri
fokus terhadap nyeri yang sedang
4. Kolaborasi dalam pemberian
- Melaporkan bahwa nyeri
dialami
terapi analgesik sesuai dengan
berkurang mengggunakan
4. Analgesik
merupakan
agen
indikator dokter
manajemen nyeri
farmakologi
yang
berfungsi
57.
Nyeri
58.
59.
40
lebih
efektif
ketika
berkurang
64.
7.
65.
Resiko
66.
67.
terjadinya
kekurangan volume
cairan berhubungan
dengan
diare,
muntah,
tidak
adekuatnya
Tujuan Panjang :
71. Fluid Management
Setelah
dilakukan 1. Kaji secara akurat output
tindakan
keperawatan
3x24
fecces
konsistensi,
frekuensi)
2. Kaji urine output (volume,
keluar
dan
perkembangan penyakit
2. Menentukkan tingkat
kebutuhan
tubuh
5. Sebagai indikator untuk tindakan
sama
4. Monitor intake-output
lebih lanjut
1x24 jam kebutuhan cairan
5. Monitor nilai-nilai elektrolit 6. Mempertahankan
dapat terpenuhi
dan laporkan jika terjadi
secara adekuat
70.
Kriteria Hasil :
- Mempertahankan
urine
ketidakseimbangan elektrolit
6. Monitor pemberian cairan dan
output sesuai dengan usia
elektrolit
dan BB, BJ, urine normal,
-
mengetahui
cairan tubuh
warna, Ph, protein, berat jenis) 3. Mengetahui status nutrisi klien
3. Timbang BB tiap hari dalam 4. Mengetahui keseimbangan cairan
(warna,
klien
1. Mengetahui jumlah cairan yang
HT nornal
Tekanan darah, nadi, suhu
tubuh dalam batas normal
41
hidrasi
pasien
Tidak
ada
tanda-tanda
baik,
membran
73.
8.
citra
Gangguan
tubuh
berhubungan dengan
perubahan
keperawatan
79. Body
Enhancement
3x24 1. Kaji perasaan klien tentangan
mengevaluasi intervensi
gambaran dan tingkat harga 2. Memberikan
(kemoterapi)
motivasi
tidak terjadi
diri
memungkinkan
kontol
kontinu
76.
Tujuan Pendek :
2. Berikan
motivasi
untuk
terdapat kejadian dan kontrol diri
peran 77.
Setelah
dilakukan
keikutsertaan yang kontinu
klien sendiri
tindakan keperawatan selama
dalam aktivitas dan pembuatan 3. Mengidentifikasi
kekhawatiran
1x24 jam, gangguan citra
keputusan
merupakan salah satu tahapan
tubuh dapat diatasi dan 3. Berikan dukungan pada klien
penting dalam mengatasinya
berkurang
untuk
mengungkapkan 4. Kesejahteraan fisik meningkatkan
78.
Kriteria Hasil :
kekhawatirannya
harga diri
- Body image positif
4. Bantu klien dalam perawatan 5. Memberikan kesempatan untuk
- Mampu mengidentifikasi
diri ketika keletihan
mengekspresikan kekhawatirannya.
kekuatan personal
5. Berikan motivasi kepada klien
- Mendiskripsikan
secara
dan
psangannya
ataupun
faktual perubahan fungsi
keluarga untuk saling berbagi
tubuh
- Mempertahankan interaksi
kekhawatiran
mengenai
penampilan, fungsi,
dan
sosial
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
43
Ny. H datang
pemeriksaan, Ny. H datang dengan keluhan nyeri saat berhubungan seksual, disertai
keluarnya lendir dan cairan berbau amis sejak 1 bulan terakhir dan kemarin keluar
darah setelah bersenggama dari vagina. Ny. H menyatakan sebelumnya menggunakan
alat kontrasepsi IUD selama 8 tahun. Saat ini belum pernah melakukan pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan lain. Hasil Tekanan darah 120/80mmHg, Nadi : 78
x/menit, Respirasi 18 x/menit, Suhu 36,6 C.
91.
B. Pengkajian
92.
Wawancara
1. Identitas
a. Identitas Klien
93.
Nama
: Ny. H
94.
Tempat tanggal lahir : Tasik, 13 Juni 1979
95.
Umur
: 37 Tahun
96.
Agama
: Islam
97.
Alamt
: Kp. Kebon Jeruk RT 01 RW 07, hesawargi
98.
Pendidikan
: SLTA
99.
Pekerjaan
: IRT
100. Tanggal masuk
:27 Juni 2016
101. Tanggal kaji
:27 juni 2016
102. Diagnosa
: Ca Cerviks
103.
b. Identitas Penanggung Jawab
104. Nama
: Tn. M
105. Hubungan klien
: Suami
106. Umur
: 38 tahun
107. Agama
: Islam
108. Alamat
: Kp. Kebon Jeruk RT 01 RW 07, hesawargi
109. Pendidikan
: SLTA
110. Pekerjaan
: Wiraswasta
111.
2. Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri saat berhubungan seksual.
3. Riwayat penyakit sekarang :
112. Pasien datang dengan keluhan nyeri saat berhubungan seksual, disertai
keluarnya lendir dan cairan berbau amis sejak 1 bulan terakhir. Pasien merasakan
keluhan nyeri bertambah berat dari hari ke hari. Satu hari sebelumnya pasien
44
melakukan hubungan sekssual dan sempat ada perdarahan dan merasakan nyeri saat
berhubungan. Darah keluar dari liang vagina terus menerus setiap hari, darah yang
keluar berwarna merah segar, kadang-kadang disertai dengan lendir, dan berbau.
Selama mengalami perdarahan pasien tidak mau berobat karena pasien merasa takut.
Sehingga pasien bersama suami di priksa ke klinik, dengan pemeriksaan IVA test.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
113.
Kesehatan dahulu ibu mengatakan sebelumnya belum pernah
menderita penyakit yang akut. Suami juga mengatakan ia tidak pernah
menderita sakit tertentu. Intensitas untuk pertemuan dengan suami menurut
ibu hanya bertemu saat malam hari, dan pagi hari karena suami seorang supir
oto.
5. Riwayat Kesehatan Kelurga
114.
Klien mngatakan tidak punya penyakit keturunan dan menular seperti
AIDS/HIV, hepatitis, DM, Hipertensi dalam kelurganya.
115.
116.
Genogram
117.
Keluarga Ayah
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
Keterangan :
130.
: laki-laki
131.
132.
133.
134.
: perempuan
: klien
..........
6. Riwayat kehamilan
45
Keluarga Ibu
135.
Klien mngatakan sudah melahirkan dan punya dua orang anak, saat
141.
Usia
142.
143.
144.
Riw.
Lahir
Penolong
di
Kehamilan Pernikahan
150.
151.
9 bulan
159.
160.
9 bulan
152.
1
161.
1
145.
Cara
146.
147.
148.
BB bayi
Jenis
Keadaan
149.
153.
154.
155.
156.
Paraji
Paraji
Sponta 3000 gr
162.
163.
n
164.
Paraji
Paraji
Sponta 3400 gr
165.
kelamin
157.
Saat ini
158.
Hidup,
166.
L
sehat
167.
Hidup,
sehat
168.
11. Riwayat psikologi, ekonomi, sosial dan spiritual
a. Riwayat psikologi
169.
Klien mengatakan malu akan bau dan keputihan saat berhubungan
seksual, jadi tidak percaya diri sebagai istri jadi kadang sering menolak
berhubungan seksual. Klien juga mengatakan takut akan penyakitnya dan takut
bila suami atau keluarga tidak menerima penyakitnya.
b. Riwayat ekonomi
170.
Klien mengatakan hanya kerja dirumah saja (IRT), penghasilan yang
didapat selama ini hanya dari hasil suami yang bekerja sebagai wiraswasta,
penghasilan dalam satu bulan dari gaji suami saja.
c. Riwayat sosial
- Hubungan klien dengan keluarga harmonis
- Hubungan dengan masyarakat harmonis
- Hubungan dengan teman suami baik
- Hubungan klien dengan teman sebaya baik
d. Riwayat spiritual
171.
Klien mengatakan sudah pasrah semua kondisinya saat ini kepada
Allah. Klien hanya mencoba berusaha namun Allah yang menentukan.
172.
46
173.
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
- kesadaran : composmentis
- tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 78x/ menit
RR : 19x/menit
S :36,60C
Skala nyeri :3 (0-10) nyeri sedang
2. Pemeriksaan fisik (Head to toe)
a. Kepala
174.
Bentuk kepala bulat, kulit kepala bersih, ketombe tidak ada, lesi
tidak ada, dan tidak ada nyeri tekan atau lepas.
b. Rambut
175.
Warna rambut hitam, rambut panjang tertata rapi, bersih, distribusi
rabut merata, dan tidak rontok dan tidak mudah dicabut.
c. Dahi
176.
Bentuk dahi bulat, tidak ada luka, luas dahi simetris.
d. Mata
177.
Bentuk dan letak mata simetris, sklera putih, konjungtiva tidak
anemis, reflek pupil terhadap cahaya kanan dan kiri +/+, fungsi penglihatan kanan
dan kiri baik, tidak ada nyeri tekan, pergerakan bola mata normal.
178.
179.
e. Wajah
180.
Bentuk wajah bulat dan proporsional, tidak ada luka, tidak ada
closma gravidarum, tidak ada edema.
f. Telinga
181.
Bentuk dan letak simetris, pinna lentur, telinga bersih, serumen tidak
ada, fungsi pendengaran baik, tidak ada keluhan.
g. Hidung
182.
Bentuk hidung proporsional,septum hidung ditengah, cuping hidung
-/-, sekret tidak ada, polip tidak ada, kebersihan baik, lapang udara baik tidak ada
hambatan, fungsi penghidu normal.
h. Mulut
183.
Bentuk bibir proporsional dan simetris, mukosa bibir lembab,
kebersihan mulut dan gigi baik, lidah berwarna merah muda, uvula berada
ditengah, jumlah gigi lengkap, karies gigi tidak ada.
i. Leher
184.
Tidak ada deviasi trakea, pergerakkan leher bebas, tidak ada
pembesaran KGB dan tiroid, reflek menelan baik, tidak ada peningkatan JVP (JPV
3cm)
j. Dada
47
185.
vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-, bunyi jantung reguler s1, s2, murmur tidak ada,
buny jantung tambahan s3, s4 tidak ada.
k. Payudara
186.
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada massa, tidak ada nyeri
tekan atau lepas, letak puting simetris.
l. Abdomen
187.
Bentuk cembung, tidak ada pembesaran, tidak ada lesi, tidak ada
pembesaran hati, limfe dan ginjal, kandung kemih teraba penuh, distensi kandung
kemih, bising usus 11x/menit.
188.
m. Punggung
189.
Punggung tampak bersih, tidak ada lesi, taktil fremitus normal, deviasi
tulang belakang tidak ada, pembesaran dan kelainan tidak ada.
190.
191.
192.
n. Genetalia & Anus
193.
Terdapat perdarahan pervaginam, ada keputihan yang berbau, lesi pada
vagina, edema vagina, kebersihan kurang baik, keluhan nyeri saat bersenggama.
keluhan sulit berkemih dan tidak tuntas Anus tampak baik tidak ada keluhan.
o. Ekstermitas atas dan bawah
194.
Bentuk ekstremitas atas dan bawah simetris, kekuatan otot penuh,
rentang gerak bebas, refleks patela +/+, refleks triceps +/+, refleks biceps +/+, ,
tidak ada varises, tidak ada edema, fraktur tidak ada, clubbing foot tidak ada, CRT
< 2 detik, deformitas tidak ada.
195.
12. Pemeriksaan penunjang
196.
IVA test dengan hasil pemeriksaan terdapat bercak putih
13. Therapi
197.
Belum ada therapi karena dirujuk untuk periksa lanjut
198.
C. Analisa Data
199.
200.
201.
nalisa Data
Etiol
202.
ogi
M
asalah
203.
eperawat
an
204.
208.
Data
210.
Subjektif :
Vask
ularisasi
48
219.
H
arga diri
205. -
Klien
206.
207.
keputihannya
mengatakan
terganggu
situasion
al,
212.
Pera
seksual
Klien mengatakan
menjadi
rendah
211.
saat
berhubungan
-
jaringan
dangan
endoserviks
seksualita
dan
tidak
perubaha
eksoserviks
istri
213.
209.
Data
214.
Nekr
Objektif :
-
Perdarahan
pervagina
Liang vagina kering
Adanya kanker
serviks
Keputihan berbau
busuk
Adanya lesi pada
vagina
Penurunan rasa
osis jaringan
215.
216.
Kep
Harg
a diri rendah
situasional,
perubahan
seksualitas
tertutup dan
menghindar
interaksi sosial
dengan pasangan /
keluarga
221.
220.
-
Data
225.
Penuru
232.
Subjektif :
nan kadar
yeri saat
Klien
mengatakan
estrogen
senggam
nyeri
saat
berhubungan
Klien mengatakan
226.
227.
Penuru
nan sekresi
diajak berhubungan
lendir serviks
49
222.
223.
228.
Data
229.
Penipis
Objektif :
-
Tampak meringis
kesakitan
Perdarahan
pervagina
Liang vagina kering
Adanya kanker
serviks
Keputihan berbau
busuk
Adanya lesi pada
vagina
224.
234.
233.
-
an liang
vagina, kering
230.
Data
231.
Nyeri
saat senggama
236.
Fakt
Subjektif :
or etiologi
Klien
mengatakan
karsinoma
takut
akan
penyakitnya
Klien mengatakan
serviks
237.
238.
Disp
lasia sel
tidak
serviks
menerima
239.
penyakitnya
235.
240.
Data
besaran massa
Objektif :
-
serviks
Perdarahan
pervagina
Keputihan berbau
busuk
Ketakutan
Gelisah
Khawatir
Wajah tegang
Kesedihan
Pem
241.
242.
Ca
serviks
243.
244.
Pena
talaksanaan
kurang
pengetahuan
tentang
penyakit
50
249.
A
nsietas
mendalam
245.
246.
Taku
t
247.
248.
Ansi
etas
250.
251.
-
Data
253.
Fakt
Subjektif :
or etiologi
erubahan
Klien mengatakan
karsinoma
eliminasi
serviks
urinarius
dan
Klien mengatakan
254.
255.
Disp
lasia sel
kecil
serviks
252.
Data
Objektif :
-
Distensi kandung
kemih
Frekuensi berkemih
menurun
BAK tidak tuntas
Adanya retensi
256.
257.
kandung kemih
BAK sedikit dan
Pem
besaran massa
258.
259.
Ede
ma jaringan
lokal
urine dalam
-
264.
260.
261.
Pene
kanan vesika
urinaria
262.
263.
Peru
bahan
eliminasi
urinarius
265.
D. Diagnosa Keperawatan (NANDA, 2011)
1. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri, kehilangan
femininitas dan perubahan bentuk tubuh.
51
52
267.
268.
Diagn
270.
Tujuan
277.
Tupan :
271.
Intervensi
272. Rasional
osa
Keperawata
273.
1.
274.
n
Ansiet
as
278.
Setelah
berhubungan
diberikan
dengan
selama
diagnosis
kanker, takut
cemas lagi.
akan
rasa
perawatan
3
24
kehilangan
280.
femininitas
diberikan
dan
selama
perubahan
diharapkan
bentuk tubuh.
berkurang.
275.
30
menit
ansietas
perasaan,
berhasil
atau
281.
276.
meningkatkan dukungan.
utnk 2. Bisa memodifikasi koping
di masa lalau
Setelah 3. Jelaskan prosedur dan apa yang
perawatan
pasien
mengungkapkan
jam
Tupen
Anxiety
Reduction
1. Dorong
teknik
279.
nyeri,
282.
Dengan
orang
KH :
1. Klien
mengidentifikasi
lain
mengalami
mampu
yang
hal
yang
keseimbangan
dukungan
terhadap
efektifitas
pernah
dengan pasien
dan 6. Kolaborasi dengan dokter dalam
53
mengungkapkan
gejala
pemberian obat.
cemas.
2. Klien menunjukkan teknik
untuk mengontrol cemas.
3. Postur tubuh, ekspresi
wajah, dan tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
283.
2.
284.
diri
Harga
286.
rendah
situasional
berhubungan
287.
Tupan
Setelah
Self
Enhancement
1. Kaji secara verbal dan non
keluarga,
gangguan
dalam situasinya
dengan
penyakit,
perubahan
seksualitas,
hubungan
dengan
pasangan dan
fungsional.
diberikan
291.
290.
tindakan
Dengan
54
tangga,
orang
tua
dan
285.
KH :
1. Klien
mengungkapkan
pemahaman penyakitnya
2. Klien dapat menerima diri
dan perubahan
secara
perubahan
tubuh
5. Mempertahankan
merangsang
untuk
fungsi
program
kelompok
interaksi
kemajuan
penyakit
5. Meskipun beberapa pasien
Coping
Enhancement
5. Berikan
dukungan
situasinya
saat ini
3. Body image positif
4. Mendeskriptifkan
faktual
sebagainya
294.
295.
beradaptasi/menyesuaikan
diri dengan efek kanker atau
efek samping terapi, banyak
memerlukan
dukungan
sangat
sosial
pasien/
orang
terdekat,
298.
3.
299.
Nyeri
saat
301.
Tupan :
302.
Setelah
senggama
diberikan
berhubungan
asuhan
dengan
keperawatan
307.
Pain Management
1. Lakukan
pengkajian
nyeri
secara
komperensif
(catat
tingkatan
pengobatan
dan/atau
pemulihan
297.
1. Membantu
membedakan
menyebabkan
memberikan
tentang
perbaikan
nyeri
dan
informasi
kemajuan
atau
penyakit,
penurunan
selama
3x24
sekresi lendir
jam
nyeri
serviks
berkurang
s/d
yang dilakukan
intervensi
2. Diskusikan dengan klien tentang 2. Mengurangi
penggunaan cara atau teknik
hilang
300.
303.
Tupen :
304.
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
1x24 jam nyeri
berkurang
pasien
dan
dapat
terhadap
iritasi
senam kegel
3. Senam kegel bermanfaat
4. dorong penggunaan ketrampilan
untuk menguatkan otot-otot
menejemen nyeri seprti teknik
kewanitaan
relaksi dan distraksi, membaca 4. Memberikan rasa nyaman
merasa
estrogen pengganti
Dengan
melaporkan
yang
pasien,
pasien
memfokuskan
untuk
kembali
perhatiannya
5. Memulihkan atrofi genetalia,
KH :
1. Klien
vagina
kekeringan
nyaman
305.
nyeri
hilang
2. Klien tidak menolak saat
berhubungan
308.
4.
309.
ahan
Perub
306.
311.
Tupan
317.
Care
56
Urinary
Retention 1. Dapat
mengindikasikan
eliminasi
312.
Setelah
urinarius
diberikan
tindakan
berhubungan
dengan
trauma
lancar
mekanis,
mencaritahu
ketidaknyaman,
313.
Tupen :
manipulasi
314.
Setela
bedah,
diberikan
tindakan
adanya
penuh,
distensi
kandung
ketidakmampuan berkemih
menunjukkan retensi urine
3. Berikan tindakan berkemih 3. Meningkatkan relaksasi otot
rutin, posisi normal, aliran air
perineal
mempermudah
upaya
edema
kebersihan,
jaringan
lokal,
penekanan
315.
Dengan
urinaria.
kemih
2. Tidak ada
menurunkan
asenden
perhatikan warna, kejernihan, 5. Retensi
KH :
vesika
310.
bau
6. Lakukan pemasangan kateter
bila diindikasikan
inkontinensia
aliran berlebihan
3. Klien BAK dengan tuntas
4. Kandung kemih kosong
dan
vagina,
dapat
resiko
urine,
dan
ISK
drainase
kemungkinan
jahitan
parineal
6. Edema atau pengaruh suplai
secara teratur
316.
saraf
atoni
57
dapat
menyebabkan
kandungan
58
319.
320.
BAB IV
321.
322.
323.
324.
Narator
Ny. H dan Tn. M yang sudah menikah sekitar 10 tahun. Sebelumnya Ny. H
menggunakan alat kontrasepsi IUD selama 8 tahun. Ny. H datang ke klinik
Stikay untuk berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan, Ny. H datang dengan
keluhan nyeri setelah berhuTantengan seksual, disertai keluarnya lendir dan
cairan berbau amis sejak 1 Tantelan terakhir. Ny. H belum pernah melakukan
pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan lain. 3 hari sebelumnya Ny. H dan
Tn. M melakukan huTantengan seksual dan sempat ada keluaran darah dan
merasakan nyeri setelah berhuTantengan, Ny. H merasa cemas akan
kondisinya, akhirnya Tn.M dan tante Ny. H menyuruh Ny. H untuk melakukan
pemeriksaan dulu ke klinik Stikay.
325.
326.
Suatu hari dirumah Ny. H, Ny. H sedang duduk dan berjalan modar
329.
330.
Ny H : aku juga gak tau Tante, makanya aku tanya iTante, sudah 2
Tantelanan ini Tante. Kadang aku juga banyak keputihan terus bau juga
Tante.
331.
Tante : aduh nak, periksa saja ke klinik dulu. Takut ada apa-apa
kamunya nak.
332.
333.
Tante : kan biar tahu penyakitnya apa, kamu ceritakan saja sama
suamimu dulu, atau sekalian ajak juga ke klinik mengantar kamu ya.
Daripada ditunda nanti takutnya parah kan bahaya.
334.
59
335.
Narator
Perawat 1
339.
340.
Perawat 1
342.
343.
Perawat 1
tekanan darah, pernafasan, suhu, dan nadi iTante dalam keadaan baik,
tetapi untuk daerah kewanitaan iTante kelihatannya ada bengkak,
keputihan cukup banyak dan ada sedikit luka. Kalau seperti ini iTante
disarankan dulu untuk melakukan pemeriksaan awal Tante,yaitu IVA
test. Kebetulan diklinik kami bisa dilakukan IVA test.
344.
345.
Perawat 1
60
347.
Perawat 1
menit hasilnya sudah ada pak. Apa ada pertanyaan lain pak, Tante?
348.
349.
Tn. M : udah mamah tenang aja, mamah periksa aja dulu. Nanti papah
tungguin, biar jelas penyakitnya apa ya.
350.
351.
Perawat 1
ruangannya disebelah Tante, jadi Tante nanti tunggu dipanggil saja ya.
352.
353.
354.
355.
356.
Narator
358.
359.
360.
361.
362.
363.
364.
61
365.
366.
Narator
Mahasiswa 2 : Ny. H
368.
369.
Mahasiswa 2 : iya Tante masuk dulu ya. Suster ini ibu mau periksa
IVA test.
370.
Perawat 1
Ny H : oh iyaiya sus.....
372.
373.
Narator
376.
Perawat 1
ibu di buka dulu ya. Saya akan melakukan pemeriksaan IVA test yaitu
pemeriksaan dengan mengoleskan cairan asam pada leher rahim ibu
untuk mendeteksi dini kanker rahim. Pemeriksaan ini sekitar 10 sampai
15 menit. Nanti ibu mengikuti aba-aba saya ya.
377.
Ny. H
378.
Perawat 1
: baik sus.
: ibu yuk dibuka dulu kakinya ya, relaks ya bu
jangan dikeraskan atau tegang ya, biar tidak sakit. Saya bersihkan dulu
ya.
379.
380.
62
Perawat 1
dari tandanya ada kemungkinan kanker mulut rahim. Tetapi ini baru
kemungkinan saja bu, ibu harus menjalani pemeriksaan lanjut seperti
pap smear dan laboratorium. Ibu tidak usah khawatir, ini baru satu
hasil pemeriksaan saya lapor dokter dulu ya
383.
384.
Perawat 1
kepada ibu dan suami ya, biar lebih jelas lagi. (sambil merapihkan
pasien, membereskan lingkungan pasien dan alat-alat yang telah
digunakan)
385.
386.
(Narator
Dokter Jo
390.
Dokter Jo
mengikuti saran dari pengobatan nanti, pasti bisa sembuh Tante. Ibu
harus segera melakukan pemeriksaan lanjutan ya bu, kalau tidak nanti
takutnya makin berat dan menyebar ke organ lain.
391.
Narator
63
393.
BAB V
396.
397.
398.
399.
400.
Pengerti
an
401.
Tujuan
403.
Persiap
an
Klie
n
404.
Persiap
an
serviks
1. Menyapa dan memperkenalkan diri perawat
2. Menanyakan kesiapan klien untuk diperiksa IVA
3. Memastikan identitas, memeriksa status
Pera
wat
405.
Persiap
an
Alat
dan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
406.
Prosedu
r
7. Spekulum vagina
8. Kapas lidi
9. Kom
10. Bak instrumen
11. Pengalas
12. Headlight
13. Sarung tangan 2 buah
14. Bengkok
15. Tissu
16. Selimut
1. Klien diminta untuk menanggalkan paikaian bawah,
dari pinggang hingga lutut dan diposisikan litotomi
2. Tutup area pinggang hingga lutut dengan kain
3. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air
mengalir, keringkan dengan tissu
4. Gunakan sarung tangan
5. Bersihkan genetalia eksterna dengan cairan fisiologis /
air DTT
6. Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna
7. Aplikasikan gel pada spekulum kemudian masukkan
spekulum sampai servks terlihat jelas
8. Bersihkan serviks dari cairan, darah dan sekret dengan
kapas lidi bersih
9. Lakukan pemeriksaan serviks
a. Bila terdapat kecurigaan kanker atau tidak :
407. Jika ya, klien dirujuk, pemeriksaan tidak
dilanjutkan
b. Jika tidak,
identifikasi
sambungan
skuamo
kolumnar (SSK)
408. Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan
mengoleskan kapas lidi yang sudah dicelupkan ke
dalam asam asetat 3-5% keseluruh permukaan
serviks
409. Jika SSK tidak tampak, maka :
410. Dilakukan pemeriksaan mata telanjang
tanpa asam asetat (down staging)
411. Klien disarankan melakukan pemeriksaan
pap smear maksimal 6 bulan sekali
c. Tunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan
apakah ada bercak putih (acetowhite epthellium)
atau tidak
412. Jika tidak ada (IVA negatif), jelaskan kepada
65
DAFTAR PUSTAKA
428.
429.
430.
66
431.
432.
433.
Judith,dkk. 2012. Buku saku diagnosis Keperawatan Nanda Nic Noc. Jakarta :
EGC
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
67