Peningkatan Nilai Kalor Batubara Peringkat Rendah Dengan Menggunakan Minyak Tanah Dan Minyak Residu
Peningkatan Nilai Kalor Batubara Peringkat Rendah Dengan Menggunakan Minyak Tanah Dan Minyak Residu
Oleh :
Mutasim Billah
PENINGKATAN NILAI KALOR BATUBARA
PERINGKAT RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN
MINYAK TANAH DAN MINYAK RESIDU
Hak Cipta pada Penulis, hak penerbitan ada pada Penerbit UPN
Press
ISBN : 978-602-8915-61-8
INTISARI
Penyusun menyadari bahwa isi dari laporan Skripsi ini sangat jauh
dari sempurna, maka penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca.
Akhirnya kata penyusun berharap semoga Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1. Batubara
Krevelen, 1971 ].
4
II.1.2 Jenis Batubara
menjadi kelas :
a. Lignit
b. Sub-bitumine
kandungan air, zat terbang, dan oksigen yang tinggi serta memiliki
rendah.
5
c. Bitumine
d. Antrasit
terbang kurang dari 10%. Antrasit umumnya lebih keras, kuat dan
6
II.1.3. Sifat Batubara
dan terdapat di alam dalam tingkat atau grade yang berbeda mulai
7
- Kandungan air tinggi
Batulicin
sebagai berikut:
Sukandarrumidi, 1995 ].
[ Fadarina, 1997 ]
endapan didalam tanah. Selama jutaan tahun, sisa sisa tanaman dan
atau dipaksa naik dengan penyuntikan air, gas atau udara. Lalu,
dari rantai diwilayah C10 sampai C15 Senyawaan dari minyak bumi
10
ini semua dalam bentuk cair dalam suhu ruangan. [ Hardjono, 1987 ].
Minyak tanah memiliki titik didih antara 150oC 300oC dan tidak
DISTILASI :
jam/500oC
[ Pertamina, 2005 ]
11
sebagai produk samping dari kilang. Komposisi dari residu
residu selain karbon dan hidrogen. Sulfur 2-7% berat, nitrogen 0,2-
,2003].
Probowati,1997 ].
Parameter Spesifikasi
[ Suwandi, 2003 ]
13
ADSORPSI
terutama pada dinding dinding pori atau pada letak letak tertentu
didalam partikel itu. Oleh karena itu pori pori biasanya sangat
digunakan berupa zat padat dalam bentuk butiran besar sampai yang
Proses Adsorpsi
v Mekanisme adsorpsi.
permukaan adsorben.
16
Apabila ukuran pori pori adsorben semakin besar
semakin cepat.
adsorbennya.
[Maslakhah, 2004]
17
pH dan konsentrasi dari zat terserap. Pada proses
Ardhika, 2006 ].
1. Waktu reaksi
18
lebih cepat terjadi. Waktu tinggal yang diperlukan untuk
2. Temperatur reaksi
Tekmira, 2003 ].
3. Pengadukan
[ Tekmira,2003 ].
(activated adsorption).
a. Adsorpsi Fisika
20
larutan sehingga proses adsorpsi fisika sering
b. Adsorpsi Kimia
[ Bernasconi, 1995 ].
21
Perbedaan antara adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia
Entalphy dari adsorpsi < 40 kj/mol Enthalpy dari adsorpsi > 80 kj/mol
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi
dibawah titik didih dari adsorbat
Tidak ada energi aktivasi yang Ada energi aktivasi yang diperlukan
diperlukan
Terjadi adsorpsi multilayer Adsorpsi yang terjadi bersifat monolayer
[Borrow, 1996]
II.5 Hipotesis
batubara.
22
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
sebagai pelarut.
23
III.3 Gambar Alat Keterangan :
1. Motor Pengaduk
2. Oil Batch
3. StainlessSteell
4. Termometer
1
5. Pengaduk
4 6. Kompor
3
5
2
III.4 Peubah
24
- Perbandingan campuran ( batubara:minyak tanah:minyak
residu ) = 1 : 1 : 1
kering.
adsorpsi.
dan di analisa kadar air, nilai kalor, kadar abu, fixed carbon, dan
26
Skema Peningkatan Nilai Kalor Batubara Tingkat Rendah.
Batubara
100 gr
Dihaluskan
sampai 20 Mesh
Pencampuran
Batubara + Minyak tanah + Minyak residu
100 gr 100 ml 100 ml
Pemanasan
( suhu dan waktu sesuai kondisi yang dijalankan )
Pendinginan / Didiamkan
1 jam
Batubara / Endapan
Dikeringkan
( suhu 100oC selama 30 menit )
Dianalisa
27
3.5.3. Analisa Hasil
lubang asap agar panas tidak langsung terbuang. Nyala arang ini
28
Perhitungan :
( A - B)
Kadar air = 100%
A
dalam dessicator
kedalam cawan
29
tahan tepat 7 menit contoh dikeluarkan.Dinginkan dalam
dessicator
Perhitungan :
m 2 -m 3
VM = 100% - m
m 2 -m1
diketahui beratnya
500oC
30
Timbang contoh dan catat hasilnya
Perhitungan :
berat abu
Kadar abu = 100%
berat contoh
Perhitungan :
31
BAB IV
32
IV.2. Hasil Analisa Proksimat Endapan Campuran Batubara
Dan Waktu.
IV.3 Pembahasan
33
adsorpsi, maka semakin tinggi fixed carbonnya. Hal ini disebabkan
organik ( volatile matter ), kadar air dan kadar abu semakin menurun
kalor. Nilai kalor tertinggi terdapat pada suhu 200 oC dan waktu 70
34
BAB V
V.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
sebesar 17,198%.
V.2 Saran
35
kondisi operasi yang optimum pada proses adsorpsi batubara dengan
36
DAFTAR PUSTAKA
http ://mining.lit.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbmining-gdl-52-1997-
dyahprob-138
http ://www.pertamina.com/Minyak_Tanah
http ://www.tekmira.esdm.go.id/kp/Batubara/ubcskalapilot.asp
37
Mc. Cabe. W.L, Smith, J.C and Harriot,P, 1985,Unit Operation of
Chemical Engineering, 4thedition.,Mc.Graw Hill International Book
Company, Singapore
38
LAMPIRAN
( A - B)
Kadar air = 100%
A
35,7878 - 35,5566
= 100%
35,5566
= 0,6675 %
berat abu
Kadar abu = 100%
berat contoh
0,117
= 100%
0,99
= 11,833 %
39
v Perhitungan volatile matter batubara :
m 2 -m 3
Kadar Volatile Matter = 100% - m
m 2 -m1
27,402 - 27,016
= 100% - 0,668
27,402 - 26,150
= 30,122%
= 57,377%
40