Anda di halaman 1dari 17

PERANAN EKSTRAKULIKULER PMR

DALAM MENGENALKAN POLA HIDUP SEHAT

Nama : Jumari, S.Pd.

NIP : 198212282010 011016

Unit Kerja : SMA Negeri 1 Sale

SMA NEGERI 1 SALE

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun makalah

ilmiah yang berjudul Peranan Ekstrakulikuler PMR Dalam Mengenalkan Pola

Hidup Sehat.

Dalam penyusunan makalah ini kami berusaha semaksimal mungkin untuk

dapat melaksanakan dengan sebaik baiknya.Bantuan dari berbagai pihak

menumbuhkan semangat untuk berkarya.Semoga bantuannya mendapatkan

balasan dari Allah SWT.Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada :

1. Ibu Endang Sri Lestari,S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Sale yang

telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

2. Bapak Ibu Guru SMA Neger 1 Sale

3. Para siswa ekstrakulikuler SMA Negeri 1 Sale

Kami menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan baik

dalam isi maupun sistematikanya. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang

membangun akan kami terima dengan baik.

Rembang, 09 Agustus 2017

Penulis
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul: Peranan Ekstrakulikuler PMR Dalam

Mengenalkan Pola Hidup Sehat adalah benar-benar karya:

Nama : Jumari, S.Pd.

NIP : 198212282010 011016

Unit Kerja : SMA Negeri 1 Sale

Mengetahui, Rembang, 09 Agustus 2017


Kepala SMA Negeri 1 Sale Penulis

Ttd ttd

Endang Sri Lestari, S.Pd. Jumari, S.Pd.


NIP 197305111997022001 NIP 198212282010 011016
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Endang Sri Lestari,S.Pd


NIP : 197305111997022001
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Sale

Menerangkan dengan sebenar-benarnya yang tersebut di bawah ini:

Nama : Jumari, S.Pd.


NIP : 198212282010 011016
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Sale

Telah menyelesaikan laporan Karya Tulis Ilmiah dengan judul: Peranan


Ekstrakulikuler PMR Dalam Mengenalkan Pola Hidup Sehat , serta makalah
tersebut telah diarsipkan di perpustakaan Sekolah.

Rembang, 09 Agustus 2017


Kepala Perpustakaan Kepala SMA Negeri 1 Sale
SMA Negeri 1 Sale

Ttd ttd

Yudik Ruslan, S. Pd. Endang Sri Lestari, S.Pd.


NIP 196606212005011003 NIP 197305111997022001
PERANAN EKSTRAKULIKULER PMR
DALAM MENGENALKAN POLA HIDUP SEHAT

Penulis: Jumari, S. Pd1.

PENDAHULUAN

Dalam perspektif biologis, untuk memiliki tubuh yang sehat, setiap

anggota masyarakat harus mampu mengenali struktuk dan bagian tubuh dengan

sempurna. Tanpa mengenali bagian-bagian tubuh dan fungsinya dengan

sempurna, dihawatirkan akan terjadi penggunaan disfungsi pada bagian-bagian

tubuh. Akibat dari disfungsi tersebut, akan menyebabkan muculnya ragam

penyakit. Untuk itu perlu dilakukan proses sosialisasi yang sempurna dalam

berbagai bidang agar setiap anggota masyarakat memahami dan

mengaktualisasikan dalam pola hidup keseharian dengan sehat.

Namun kenyataannya, kerabkali terjadi hambatan dalam membentuk pola

hidup generasi yang sehat. Penelitian Sudikno2 (2015) melaporkan bahwa pola

hidup remaja sekarang semakin turun. Terdapat 58,6 % pola hidup tidak sehat

pada anak lulusan sekolah menengah atas, dan terdapat 48,3% remaja yang latar

belakang pendidikannya setingkat sekolah menengah pertama. Menurut

penelitian Susanti (2015)3 bahwa pola hidup tidak sehat tersebut pada umumnya

1
Pengajar Biologi dan Pendamping Ekstrakulikuler PMR di SMA Negeri 1 Sale, Rembang, Jawa Tengah sejak tahun 2011
sampai sekarang.
2
Lihat Sudikno, Bona Simanungkalit, Siswanto. Pengetahuan HIV Dan Aids Pada Remaja Di Indonesia (Analisis Data
Riskesdas 2010). Dalam Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 3, Agustus 2011 : 145 -154
3
Lihat Iis Susanti. Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja Pada Masyarakat Karangmojo Plandaan Jombang. Dalam
Paradigma. Volume 03 Nomer 02 Tahun 2015.
adalah pengaruh sosialisasi, kontrol sosial yang lemah dan adanya pelabelan

masyarakat. Dan secara spesifik, temuan Okfianti4 (2016) melaparokan bahwa

pola tidak sehat disebabkan karena contoh pola hidup yang salah.

Temuan Andriyani5 (2016) bahwa pola hidup tidak sehat dewasa ini,

contohnya adalah minuman keras, konsumsi obat dan narkotika, rokok, hingga

jajanan yang tidak sehat. Adapun penyakit yang timbul akibat pola hidup yang

tidak tersebut diantaranya; obesitas, diabetes, atherosclerosis, penyakit jantung,

hipertensi, swimmer ear, kanker, stroke, penyakit paru-paru obstruktif kronis,

serta chirrhosis dan nephritis.

Tidak sedikit program-program dicanangkan agar setiap anggota berpola

hiudp sehat. Hal ini dapat dilihat Notoarmodjo6 (2003) terhitung terdapat 15

program pengenalan pola hidup sehat. Dari setiap program tersebut, kemudian

diterjemahkan di tiap-tiap lembaga, mulai dari lembaga kementerian hingga

lembaga pendidikan. Program pola hidup sehat di lembaga sekolah yaitu

keberadaan UKS (2012)7 yang dimulai pada tahun 1956 hingga sekarang. Selain

itu, untuk menopang keperfungsian UKS secara optimal, tiap-tiap sekolah

merancang program pendukungnya melalui ekstrakulikuler Palang Merah Remaja

(PMR).

4
Lihat Erlin Okvianti. Studi Kasus Siswa Perilaku Menyimpang Siswa Kelas 1 Sd Negeri Ngemplak Nganti Sleman.
Dalam Jurnal Pendidikan Guru Edisi 19 tahun ke-5 2016.
5
Lihat Mita Andriyani. POLA HIDUP SEHAT. dalam https://www.academia.edu/15443858/POLA_HIDUP_SEHAT.
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016, pukul 15.00 wib.
6
Lihat Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
7
Lihat Kemendikbud. 2012. Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. Kementerian Pendidikan
Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. Jakarta. Kemendikbud.
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan enam dokumen penelitian

terdahulu tematik peranan ekstrakulikuler dalam meningkatkan pola hidup sehat.

Enam dokumen tersebut dipilih secara acak dengan sebaran waktu antara tahun

2013 hingga tahun 2017 awal. Dari dokumen terpilih, kemudian diidentifikasi

temuan, hambatan, dan saran dari peranan ekstrakulikuler Palang Merang Remaja.

PEMBAHASAN

Menurut Munandar8 (2004:105) Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan

kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan

peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui

kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga

kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui

kegiatan ekstrakurikuler, setiap siswa termasuk warga sekolah diharapkan dapat

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan

prestasi peserta didik

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan tujuan yang tercantum

dalam Peraturan Menteri Pendididikan Nasional No. 39 Tahun 20089, yaitu: (a)

mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat,

minat dan kretivitas; (b) memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan

ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha

dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan; (c)

mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai

8
Lihat Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreatifitas Siswa Berbakat. Cetakan 2: Jakarta: Rineka Cipta.
9
Lihat PEMENDIKNAS (Peraturan Menteri Pendididikan Nasional) No. 39 Tahun 2008.Fokusmedia: Jakrata.
bakat dan minat; dan (d) menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang

berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka

mewujudkan masyarakat madani (civil society).

Namun sayangnya peranan ekstrakulikuler di sekolah berjalan lamban. Hal

ini dapat dilihat dari penelitian Nusbari10 (2014) yang melaporkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) berpengaruh postiif kepada siswa

namun berjalan lamban dan membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk

mencapainya. Walalupun demikian, baru-baru ini Muntoha11 dan Rizqi12 (2017)

melaporkan bahwa peranan PMR di tiap-tiap sekolah cukup urgen untuk

ditingkatkan. Berikut ini adalah ulasan tentang urgensi PMR dalam peranannya

mengembang pola hidup sehat kepada warga sekolah. Terdapat enam dokumen

peneitian terdahulu yang mengkaji tentang peranan PMR di sekolah. Enam

penelitian terdahulu tersebut adalah Ika (2013), Ulum (2014), Akbar (2015),

Subekti (2015), Sukmawati (2016), dan Munawaroh (2017).

Pertama studi Ika13 (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

Implementasi NilaiNilai Karakter Dalam Kegiatan Palang Merah Remaja di

Sekolah Binaan PMI membuktikan bahwa PMR telah mampu mengantarkan

para siswa dalam meningkatkan nilai-nilai karakter. Adapun dalam lapotan

tersebut secara detail mengindentifikasi dari nilai-nilai karaker yang dapat di

implementasikan dalam pola hidup keseharian. Adapun implementasi dari

10
Lihat Nusbari, Redy Octama (2014) Pengaruh Intensitas Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)
Terhadap Perubahan Sikap Sosial Siswa Sma Negeri 1 Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.
FKIP, Universitas Lampung.
11
Ali Matoha, Suyahmo, Moh. Aris Munandar. Pengembangan Sikap Kemanusiaan Siswa Dalam Kegiatan PMR di SMA
N 1 Demak. Dalam http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ASP/article/download/6997/4677.
12
Lihat Ascosenda Ika Rizqi, Marzuki. Implementasi NilaiNilai Karakter Dalam Kegiatan Palang Merah Remaja Di
Sekolah Binaan PMI. Dalam Jurnal Harmoni Sosial, Volume 1 Nomor 1, 2014.
13
Lihat Ika Rizqi, Marzuki. Implementasi NilaiNilai Karakter Dalam Kegiatan Palang Merah Remaja di Sekolah Binaan
PMI. Dalam Ascosenda Jurnal Harmoni Sosial, Volume 1 Nomor 1, 2014
kegiatan PMR diantaranya; melaksanakan kegiatan kemasyarakatan dan donor

darah, menerapkan jiwa corsa, menghilangkan batas senioritas, tidak membela

organisasi manapun, memberikan santunan kepada siapapun, mengurus

administrasi secara mandiri, mampu menerapkan disiplin waktu, memberikan

pertolongan tanpa imbalan, mempererat silaturahmi dengan warga sekolah,

menjadi penyuluhan kesehatan.

Selanjutnya, kedua studi yang dilakukan oleh Ulum14 (2014) tentang

Upaya Meningkatkan Keterampilan Kegiatan PMR Melalui Layanan Bimbingan

Kelompok pada Siswa Kelas X SMA 1 Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014.

Ulum membuktikan bahwa melalui layanan bimbingan kelompok keterampilan

kegiatan PMR siswa ada peningkatan positif, siswa yang semula keterampilan

kegiatan PMRnya rendah meningkat menjadi baik. Dalam temua tersebut, Ulum

merekomendasikan tiga hal. Pertama, Kepala Sekolah hendaknya membeikan

fasilitas yang dapat menunjang pelaksanaan program bimbingan dan konseling

dalam turut mengetahui dan mengembangkan kemampuan siswa di bidang

pribadi, sosial, belajar, karir, maupun keagamaan. Kedua, bagi Konselor sekolah

hendaknya lebih meningkatkan pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

Ketiga, para siswa hendaknya lebih aktif dalam memanfaatkan fungsi bimbingan

dan konseling di sekolah seperti layanan bimbingan kelompok untuk membantu

mereka dalam memecahkan persoalan dan permasalahan yang dialami oleh siswa.

14Lihat Ulum, Muhammad Robbil. 2014. Upaya Meningkatkan Keterampilan Kegiatan PMR Melalui Layanan Bimbingan
Kelompok pada Siswa Kelas X SMA 1 Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Progran Studi Bimbingan dan
Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus.
Ketiga adalah studi yang dilakukan oleh Akbar15 (2015) tentang Peranan

Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja Dalam Membina Sikap

Kemanusiaan Siswa. Dalam penelitian tersebut, temuan Akbar adalah kegiatan

ekstrakulikuler PMR berperan mampu meningkatkan sikap kemanusiaan siswa.

Hal ini dapat dilihat ahwa siswa lebih oeka terhadap fenomena-fenomena sosial

yang ada dilingkungan sekitar. walaupun PMR belum berperan secara optimal,

dalam paneleitian tersebut merekomendasikan agar program kerja PMR di

sekolah dapat dikembangkan lebih baik lagi sebagai upara untuk meningkatka

rasa kemanusiaan.

Keempat, studi Subekti16 (2015) dalam penelitiannya yang berjudul

Identifikasi Penerapan Soft Skills Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah

Remaja Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon yang telah

memfokuskan diri sejak lama bahwa terdapat hubungan peranan PMR dalam ha

menerapkan soft skill. Terdapat tiga pont penting dalam hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) Jenis-jenis soft skills yang ada dalam kegiatan

ekstrakurikuler PMR di SMKN 1 Sewon ada sembilan yaitu: tanggung jawab,

kerja dalam tim, kepemimpinan, komunikasi lisan, kepedulian sosial, kreatif,

manajemen diri, mandiri, dan manajemen waktu. Soft skills yang menonjol ada

tiga yaitu kepedulian sosial, tanggung jawab, dan kerja dalam tim; (2)

Kecenderungan jenis-jenis soft skills yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler

PMR di SMKN 1 Sewon berada pada kategori baik (52,4%). Sebagian besar

15 Lihat Gilang Muhammad Akbar, 2015 Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja Dalam Membina Sikap
Kemanusiaan Siswa. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia
16 Lihat Ari, Subekti M. Rini. 2015. Identifikasi Penerapan Soft Skills Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah

Remaja di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
kepedulian sosial adalah cukup (53,7%), tanggung jawab adalah baik

(56,1%), dan kerja dalam tim adalah baik (64,6%).

Kelima, studi Sukmawati17 (2016) dalam penelitiannya yang berjudul

Pengaruh Keterlibatan Siswa Dalam Kegiatan Palang Merah Remaja Terhadap

Pembentukan Keterampilan Sosial Siswa di MAN 1 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2015/2016. Sukmawati melaporkan bahwa terdapat hubungan yang

positif, signifikan, dan kategori keeratan sedang antara pengaruh keterlibatan

siswa dalam kegiatan Palang Merah Remaja.

Keenam adalah studi yang dilakukan oleh Munawaroh tentang Peran

kegiatan PMR (Palang Merah Remaja) dalam menanamkan sikap kebedulian

sosial dan pola hidup sehat pada siswa di MAN Robot. Munawaroh18 (2017)

melaporkan bahwa masih terdapat hambatan yang kuat dalam mewujudkan tujuan

PMR. Hal tersebut dijelaskan oleh Muawaroh bahwa terdapat kurangnya

kesadaran disiplin para siswa dalam mengikuti ekstrakulikuler. Dan juga

kurangnya sarana dan prasara sertaketerlibatan ahli kesehatan dari puskesmas

terdekat.

Berdasarkan ulasan dari enam studi terdahulu diatas, ada kecenderungan

peranan ekstrakulikuler Palang Merang Remaja adalah sebagai berikut: pertama,

ekstrakulikuler PMR telah mampu mengantarkan para siswa dalam meningkatkan

nilai-nilai karakter; kedua, kegiatan PMR siswa ada peningkatan positif, siswa

yang semula keterampilan kegiatan PMR masih rendah meningkat menjadi baik;

17 Lihat Sukmawati, Elly. 2016. Pengaruh Keterlibatan Siswa Dalam Kegiatan Palang Merah Remaja Terhadap
Pembentukan Keterampilan Sosial Siswa di MAN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung.
18
Lihat Muawaroh, Mellyana Romlatul. 2017. Peran kegiatan PMR (palang merah remaja dalam menanamkan sikap
kebedulian sosial dan pola hidup sehat pada siswa di MAN Robot.
ketiga, kegiatan ekstrakulikuler PMR berperan mampu meningkatkan sikap

kemanusiaan siswa; keempat, ekstrakulikuler PMR bermanfaat untuk menerapkan

soft skill; kelima, ektrakulikuler PMR mampu meningkatkan pengaruh

keterlibatan sisw; dan keenam, ekstrakulikuler PMR telah mampu menanamkan

sikap kebedulian sosial dan pola hidup sehat.

Selain tentang peranan ekstrakulikuler PMR di atas, juga terdapat beberapa

temuan hambatan dalam mewujudkan tujuan ekstrakulikuler PMR di sekolah.

Beberapa hambatan tersebut diantaranya sebagai berikut: pertama, masih terdapat

hambatan yang kuat dalam mewujudkan tujuan PMR; kedua, kurangnya

kesadaran disiplin para siswa dalam mengikuti ekstrakulikuler; dan ketiga,

kurangnya sarana dan prasara serta keterlibatan ahli kesehatan. Adapun saran

yang penulis dapat dari ulasan studi dokumen tentang peranan ekstrakulikuler

PMR di atas adalah sebagai berikut; pertama, Kepala Sekolah hendaknya

membeikan fasilitas yang dapat menunjang pelaksanaan program PMR; kedua,

pendamping PMR sekolah hendaknya lebih meningkatkan pelaksanaan program;

dan ketiga, siswa hendaknya lebih aktif dalam memanfaatkan program

ekstrakuliler PMR di sekolah masing-masing.

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan dari studi dokumen

tentang peranan ekstrakulikuler PMR dalam mengenalkan pola hidup sehat adalah

sebagai berikut; pertama, masih rendahnya kajian penelitian tentang tentang

peranan ekstrakulikuler PMR dalam meningkatkan pola hidup sehat; kedua,

terdapat hambatan dalam mewujudkan peranan ekstrakulikuler PMR dalam


meningkatkan pola hidup sehat; ketiga, direkomendasikan adanya kerjasama

antara pihak kepala sekolah, pedamping ekstrakulikuler PMR dan para siswanya

terlibat aktif dan partisipatif hingga terwujudnya peranan ekstrakuliker PMR

dalam meningkatkan pola hidup sehat warga sekolah. Berdasarkan kajian

dokumen di atas tentang peranan ekstrakulikuler PMR di sekolah dalam

meningkatkan pola hidup sehat di atas, maka masih banyaknya peluang penelitian

yang perlu dilakukan dimasa yang akan datang agar tujuan ekstrakulikuler Palang

Merah Remaja di sekolah dapat meningkatkan pola hidup sehat.


DAFTAR PUSTAKA

Ali Matoha, Suyahmo, Moh. Aris Munandar. Pengembangan Sikap Kemanusiaan


Siswa Dalam Kegiatan PMR di SMA N 1 Demak. Dalam http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/ASP/article/download/6997/4677. Diakses pada
tanggal 19 Oktober 2016, pukul 15.00 wib.
Andriyani, Mita. Pola Hidup Sehat. Dalam
https://www.academia.edu/15443858/POLA_HIDUP_SEHAT. Diakses
pada tanggal 19 Oktober 2016, pukul 15.00 wib.
Ascosenda Ika Rizqi, Marzuki. Implementasi NilaiNilai Karakter Dalam
Kegiatan Palang Merah Remaja Di Sekolah Binaan PMI. Dalam Jurnal
Harmoni Sosial, Volume 1 Nomor 1, 2014.
Ari, Subekti M. Rini. 2015. Identifikasi Penerapan Soft Skills Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Sewon. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
Erlin Okvianti. Studi Kasus Siswa Perilaku Menyimpang Siswa Kelas 1 Sd Negeri
Ngemplak Nganti Sleman. Dalam Jurnal Pendidikan Guru Edisi 19 tahun
ke-5 2016.
Gilang Muhammad Akbar, 2015 Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang
Merah Remaja Dalam Membina Sikap Kemanusiaan Siswa. Skripsi.
Universitas Pendidikan Indonesia
Iis Susanti. Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja Pada Masyarakat
Karangmojo Plandaan Jombang. Dalam Paradigma. Volume 03 Nomer 02
Tahun 2015.
Ika Rizqi, Marzuki. Implementasi NilaiNilai Karakter Dalam Kegiatan Palang
Merah Remaja di Sekolah Binaan PMI. Dalam Ascosenda Jurnal Harmoni
Sosial, Volume 1 Nomor 1, 2014
Kemendikbud. 2012. Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar. Jakarta. Kemendikbud.
Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreatifitas Siswa Berbakat. Cetakan 2:
Jakarta: Rineka Cipta.
Munawaroh, Mellyana Romlatul. 2017. Peran Kegiatan PMR (Palang Merah
Remaja) Dalam Menanamkan Sikap Kebedulian Sosial Dan Pola Hidup
Sehat Pada Siswa di MAN Robot. Tanpa ketarangan.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Nusbari, Redy Octama. 2014. Pengaruh Intensitas Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) Terhadap Perubahan Sikap Sosial Siswa
Sma Negeri 1 Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran
2012/2013. FKIP, Universitas Lampung.
PEMENDIKNAS (Peraturan Menteri Pendididikan Nasional) No. 39 Tahun
2008.Fokusmedia: Jakrata.
Sudikno, Bona Simanungkalit, Siswanto. Pengetahuan HIV Dan Aids Pada
Remaja Di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2010). Dalam Jurnal
Kesehatan Reproduksi Vol. 1 No 3, Agustus 2011 : 145 -154
Sukmawati, Elly. 2016. Pengaruh Keterlibatan Siswa Dalam Kegiatan Palang
Merah Remaja Terhadap Pembentukan Keterampilan Sosial Siswa di
MAN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung.
Ulum, Muhammad Robbil. 2014. Upaya Meningkatkan Keterampilan Kegiatan
PMR Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas X SMA 1
Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Progran Studi
Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muria Kudus.
BIODATA PENULIS

Nama : Jumari, S.Pd.

NIP : 198212282010 011016

Unit Kerja : SMA Negeri 1 Sale


FOTO KEGIATAN PENULIS

Keterangan gambar. Kegiatan Penulis saat mendampingi ekstrakulikuler PMR di


SMA Neger 1 Sale dalam program Mengenalkan Tanaman Obat. (Foto milik
Jumari, tahun 2016).

Keterangan gambar. Kegiatan Penulis saat mengenalkan jenis empon-empon


sebagai bahan baku obat herbal (Foto milik Jumari, tahun 2016).

Anda mungkin juga menyukai