DI USIA ANAK
- ( 21086)
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya.
6. Orang tua yang selalu mendukung kami baik secara moral maupun material.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan perilaku merupakan pola perilaku secara berulang yang melanggar
norma-norma dan aturan masyarakat. Jika gangguan perilaku ini dibiarkan, maka akan
berdampak secara berkelanjutan dan akan menyebabkan terhambatnya proses
perkembangan anak yang optimal serta kerusakan yang signifikan pada fungsi sosial,
akademis, maupun masa depannya. Apabila gangguan perilaku tersebut makin rumit
maka menyebabkan gangguan perilaku pada diri anak akan semakin memburuk.
Rata–rata gangguan perilaku ini mulai terjadi pada anak di usia Sekolah Dasar. Maka
demikian, penting bagi para orang tua dan guru untuk memahami permasalahan-
permasalahan yang di alami oleh anak agar dapat meminimalisir kemunculan dan
dampak permasalahan tersebut serta mampu memberikan upaya bantuan yang tepat
serta pencegahan agar gangguan tersebut tidak terjadi.
(GANGGUAN PRILAKU PADA ANAK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
USIA SEKOLAH DASAR ANI SITI ANISAH, n.d.)
Ciri-ciri gangguan perilaku terbagi menjadi dua bagian yaitu Internalizing
Behavior dan Externalizing Behavior. Internalizing Behavior merupakan penolakan
sosial, kecemasan maupun depresi sedangkan Externalizing Behavior merupakan
agresif, melanggar aturan dan hiperaktivitas. Pada usia 5-7 tahun anak-anak dengan
gangguan perilaku biasanya ditemukan di berbagai komunitas seperti play group,
sekolah dasar dan lingkungan bermain. Bahwa didapatkan hasil survei pada 696 siswa
sekolah dasar dari empat provinsi di Indonesia dinyatakan 33% mengalami gangguan
perilaku. Berdasarkan penelitian di negara Amerika gangguan perilaku terjadi sekitar
9,5%, dan lebih sering terjadi pada laki-laki yaitu 12% di banding pada perempuan
yang hanya sekitar 7,1%. (F Christie et al., 2017a, 2017b)
B. Rumusan Masalah