Anda di halaman 1dari 12

Tugas Kelompok

BIMBINGAN DAN KONSELING AUD


DOSEN : SUSI HERLINDA, M.Pd

OLEH KELOMPOK 2

1. Amin Kholiah 21306021032


2. Devi Anggraini 22306021005
3. Eni Maryulis 21306021036
4. Irmawati Ginting 21306021073
5. Lissetia Wardani 21306021071
6. Marias 22306021011
7. Maisyita Syafitri 22306021009
8. Murda Wingsih 22306021035
9. Septi Yuliana 22306021013
10. Warnida 22306021042
11. Yeti Ariani 21306021062
12. Zuriyati 21306021113

STKIP ‘AISYIYAH RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subahanahu wa ta’ala , Tuhan Yang Maha Esa, mari
kita bersama-sama bersyukur sehingga kita semua bisa menyelesaikan Makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Anak
Usia Dini yang merupakan salah satu mata kuliah yang ditempuh oleh mahasiswa S1 PG
PAUD. Melalui mata kuliah ini , mahasiswa di harapkan memiliki (1) memahami wawasan
dasar mengenai bimbingan konseling bagi anak usia dini (2) mengintegrasikan bimbingan
konseling dalam pembelajaran di PAUD (3) mampu mengidentifikasi permasalahan-
permasalahan yang dialami anak usia dini dan memberikan solusi yang sesuai.

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
literatur atau referensi , dan puji syukur makalah ini bisa kami selesaikan dengan tepat waktu.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca kami agar dapat
memperbaiki dan menambah referensi makalah kami.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
memberikan pengetahuan kepada para pembaca mengenai bimbingan konseling anak usia
dini.
1. PENGERTIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Pengertian perkembangan adalah Perubahan yang semakin komplek dari
keadaan sebelumnya yang belum memiliki kemampuan yang
bervariasi.Perkembangan anak itu komplek,merupakan teka-teki dan tantangan untuk
digali informasinya.Perkembangan Anak adalah Urutan perubahan
fisik,emosional,fikiran dan linguistik anak yang terjadi sejak lahir hingga awal
dewasa.Psikologi perkembangan memusatkan perhatianya pada perubahan prilaku
dan kemampuan yang terjadi pada saat terjadinya perkembangan.Perkembangan Anak
ini perlu kita pelajari untuk mengetahui :
Pertama,Prilaku anak dalam perkembanganya.Kemampuan anak mulai berjalan
menjadi pertanda awal perkembangan anak.Ketrampilan anak bersosial atau
berinteraksi biasanya terjadi pada usia 4 tahun.Pada anak usia dibawah 6 tahun ini
masih banyak sekali perkembangan anak yang dapat orang tua atasi dengan
baik.Kejadian interaksi sosial anka akan menimbulkan konflik yang terjadi dengan
teman bermainya.Terkadang konflik pada anak juga dapat terjadi dengan lingkungan
keluarga seperti dengan kakak atau adeknya.
Kedua, mengidentifikasi sebab-sebab dan proses yang menghasilkan perubahan pada
prilaku dari suatu kondisi kepada kondisi lainya.Para ahli psikologi
perkembangan ,mempelajari perubahan-perubahan prilaku yang terjadi sejak masa
konsepsi sampai akhir hayat manusia.Walaupun kebanyakan diantara mereka fokus
pada periode yang dilalui anak sampai masa adolesen.
ISU- ISU Nature dan nurture yang mempertanyakan tentang penyebab atau
sumber terjadinya perubahan dalam perkembangan itu ada sejak lahir atau karena
peengaruh lingkungan.Lingkungan memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak
secara maksimal.Sehingga orang tua harus mampu memberikan rangsangan dan
perlakuan yang tepat agar anak dapat berkembang secara maksimal.Continuity dan
discontinuity,yaitu isu yang mempertanyakan apakah pola perkembangan itu
menetap.Apakah karakteristik terdahulu dapat memperkirakan karakteristik
berikutnya.Pola perkembangan setiap anak berbeda sehingga orang tua harus mampu
menstimulus anak agar perkembanganya tidak terhambat.Perkembangan berdasakan
faktor biologi sangat jelas dalam mempengaruhi proses perkembangan anak.
2. PENDEKATAN PERKEMBANGAN AUD

Pendekatan perkembangan AUD merupakan pendekatan perkembangan yang menekan pada


perkembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal dan kekuatan-
kekuatan tertentu melalui penerapan beberapa teknik bimbinhan potensi dan kekuatan
tersebut dikembangkan.Dalam pendekatan ini layanan bimbingan diberikan kepada semua
individu bukan saja kepada individu yang memiliki masalah. Upaya yang diberikan mengarah
kepada perkembangan seluruh aspek perkembangan Dalam pendekatan perkembangan
perolehen perilaku yang diharapkan terbentuk pada anak perlu dirumuskan secara
komfrehensif dan rumusan tersebut akan menjadi dasar pengembangan program bimbingan
esensi strategis untuk membantu anak mengembangkan dan mengusai perilaku yang
diharapkan.

Pendekatan Bimbingan dan Konseling adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang
konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan masalahnya. Nurihsan
(2006) merumuskan empat pendekatan sebagai pendekatan dalam bimbingan dan konseling,
empat pendekatan tersebut antara lain:

1. Pendekatan Krisis

Pendekatan krisis disebut juga pendekatan kuratif merupakan upaya bimbingan yang
diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Bimbingan ini bertujuan
mengatasi krisis atau masalah – masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan krisis
pembimbing menunggu individu yang datang. Selanjutnya, mereka memberikan bantuan
sesuai dengan masalah yang dirasakan individu.

Terkait dengan pendekatan krisis ini, Suryana dan Suryadi (2012) mengusulkan untuk strategi
yang digunakan dalam pendekatan krisis. Strategi yang digunakan dalam pendekatan ini
adalah teknik-teknik yang secara “pasti” dapat mengatasi krisis itu. Contoh: Seorang peserta
didik datang mengadu kepada guru sambil menangis karena didorong temannya sehingga
tersungkur ke lantai. Guru yang menggunakan pendekatan krisis akan meminta peserta didik
tersebut untuk membicarakan penyelesaian masalahnya dengan teman yang mendorongnya
ke lantai. Bahkan mungkin guru tersebut memanggil teman peserta didik tersebut untuk
datang ke ruang guru untuk membicarakan penyelesaian masalah tersebut sampai tuntas.
2. Pendekatan Remedial

Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu


yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Tujuan bimbingan ini adalah untuk membantu
memperbaiki kekurangan/kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini,
pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan – kelemahan individu dan selanjutnya
berupaya untuk memperbaikinya.

Pendekatan remedial banyak dipengaruhi aleh aliran psikologi behavioristic. Psikologi


behavioristic menekankan perilaku individu di sini dan saat ini. Saat ini, perilaku dipengaruhi
oleh suasana lingkungan pada saat ini pula. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki perilaku
individu perlu ditata lingkungan yang mendukung perbaikan perilaku tersebut.

Terkait dengan pendekatan krisis ini, Suryana dan Suryadi (2012) mengusulkan untuk strategi
yang digunakan dalam pendekatan remedial. Strategi yang digunakan, seperti mengajarkan
kepada peserta didik keterampilan tertentu seperti keterampilan belajar (membaca,
merangkum, menyimak, dll), keterampilan sosial dan sejenisnya yang belum dimiliki peserta
didik sebelumnya. Dalam contoh kasus diatas, dengan menggunakan pendekatan remedial,
guru dapat mengambil tindakan mengajarkan keterampilan berdamai sehingga peserta didik
tadi memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah – masalah hubungan antarpribadi
(interpersonal). Keterampilan berdamai adalah keterampilan yang selama ini belum dimiliki
kedua peserta didik tersebut dan merupakan kelemahan yang bisa memunculkan masalah itu.

3. Pendekatan preventif

Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi masalah –


masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa individu.
Pembimbing memberikan beberapa upaya, seperti informasi dan keterampilan untuk
mencegah masalah tersebut.

Suryana dan Suryadi (2012) mengatakan bahwa dalam pendekatan ini, guru mencoba
mengantisipasi masalah-masalah generik dan mencegah terjadinya masalah itu. Masalah-
masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi, kenakalan, merokok, membolos,
menyontek, mengutil, bermain game on line/internet dan sejenisnya yang secara potensial
masalah itu dapat terjadi pada peserta didik secara umum. Model preventif ini, didasarkan
pada pemikiran bahwa jika guru dapat mendidik peserta didik untuk menyadaribahaya
dariberbagaikegiatan dan menguasai metode untuk menghindari terjadinya masalah itu, maka
guru akan dapat mencegah peserta didik dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan
tersebut.

Suryana dan Suryadi (200) juga mengusulkan strategi dalam pendekatan ini. Strategi yang
dapat digunakan dalam pendekatan ini yaitu termasuk mengajar dan memberikan informasi.
Dalam contoh kasus di atas, jika guru menggunakan pendekatan preventif dia akan mengajari
peserta didik nya secara klasikal untuk bersikap toleran dan memahamiorang lain sehingga
dapat mencegah munculnya perilaku agresif, tanpa menunggu munculnya krisis terlebih
dahulu

4. Pendekatan perkembangan

Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada
pada individu secara optimal. Setiap individu memiliki potensi dan kekuatan – kekuatan
tertentu melalui penerapan berbagai teknik bimbingan potensi, kemudian kekuatan –
kekuatan tersebut dikembangkan. Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan
kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang menghadapi masalah. Bimbingan
perkembangan dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui
layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran bakat dan minat.

Suryana dan Suryadi (2012) mengusulkan bahwa strategi yang dapat digunakan dalam
pendekatan ini seperti mengajar, tukar informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan
konseling. Dalam contoh tersebut, jika guru menggunakan pendekatan perkembangan, guru
tersebut sebaiknya menangani peserta didik tadi sejak tahun-tahun pertama masuk sekolah,
mengajari dan menyediakan pengalaman belajar bagi murid itu yang dapat mengembangkan
keterampilan hubungan antarpri badiyang diperlukan untuk melakukan interaksi yang efektif
dengan orang lain. Oleh karena itu, dalam pendekatan perkembangan, keterampilan dan
pengalaman belajar yang menjadi kebutuhan peserta didik akan dirumuskan ke dalam suatu
kurikulum bimbingan atau dirumuskan sebagai layanan dasar umum.
Prinsip-prinsip dalam perkembangan anak usia dini

Menurut  Muro dan Kottman (1995) memaparkan tentang prinsip-prinsip dalam bimbingan
perkembangan untuk anak usia dini sebagai berikut:

1. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh anak.

2. Bimbingan dan konseling perkembangan difokuskan pada upaya mengembangkan kegiatan


belajar anak.

3. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan


perkemabangan.

4. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam


bimbingan perkembangan.

5. Program bimbingan perkembangan peduli dengan penerimaan diri, pemahaman diri, dan
pengayaan diri (self enhancement).

6. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong


perkembangan (encouragement).

7. Bimbingan perkembangan mengakui pengembangan yang terarah ketimbang akhir


perkembangan yang definitif.

8. Bimbingan perkembangan sebagai tim oriented menuntut pelayanan dari konselor


profesional.

9. Bimbingan perkembangan peduli dengan identifikasi awal akan kebutuhan-kebutuhan


khusus dari anak.

10. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan psikologi.

11. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar dari psikologi anak, psikologi
perkembangan dan teori-teori belajar.

12. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat urutan dan lentur.

Unsur-unsur lingkungan perkembangan


Pendekatan perkembangan memperhatikan aspek lingkungan sebagai komponen yang turut
memberi andil dalam melakukan keberhasilan kegiatan bimbingan.Menurut Kartadinata dkk
(1998) unsur-unsur lingkungan perkembangan sebagai berikut :

1.Unsur peluang

Bahwa guru/pendamping memberikan keleluasan kepada anak untuk menyampaikan ide atau
pendapatnya dengan kata lain memberikan peluang kepada anak untuk bereksplorasi untuk
pandai mengembangakn potensi diri.

2. Unsur pendukung

Unsur ini berkaitan dengan proses interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak
untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Unsur
pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan relasi jaruingan kerja yang
dapat menyentuh anak dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan dan
keterlibatan anak dalam proses interaksi.

3.Unsur penghargaan

Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat
pembentukan perilaku baru yang lebih baik, ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan
berlangsung dan sekaligus untuk mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi anak dan
perbaikan serta penguatan dilakukan untuk membentuk pola-pola baru yang lebih baik.

Fakto-faktor pendukung untuk mengoptimalisasi pengembangan AUD

1.Nutrisi yang berkualitas

2.Stimulasi sejak dini

3. Kasih sayang yang diperoleh.


3. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK ANAK USIA DINI

            Berdasarkan pengertian dan prinsip-prinsip yang telah dipaparkan  pada kegiatan
pembelajaran sebelumnya maka layanan bimbingan untuk anak usia dini dapat berfungsi
sebagai berikut.

1.       Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman yaitu usaha bimbingan yang dilakukan guru/pendamping untuk


menghasilkan pemahaman yang menyeluruh tentang aspek-aspek sebagai berikut.

a.        Pemahaman diri anak didik terutama oleh orang tua dan guru

            Anak adalah individu yang memiliki berbagai karakteristik yang berbeda satu sama
lainnya, begitu pula anak usia dini memiliki ciri khas dari setiap individunya baik itu
kelemahan maupun kelebihannya. Setiap anak memiliki kemampuan serta potensi yang
berbeda sesuai dengan kapasitas kemampuan masing-masing individu. Melalui upaya
bimbingan guru/pembimbing mampu memiliki pengetahuan dan pemahaman berkenaan
dengan karakteristik serta kemampuan pada masing-masing anak.

b.       Hambatan atau masalah-masalah yang dihadapi anak

Setiap proses perkembangan yang dilalui oleh anak tentulah terdapat hambatan atau masalah-
masalah yang bisa menjadi faktor penghambat perkembangan anak. Upaya bimbingan
memberikan pemahaman guru/pembimbing mengenai hambatan atau masalah yang dihadapi
oleh anak.

c.       Lingkungan anak yang mencakup keluarga dan tempat belajar

Lingkungan turut memberikan yang besar andil untuk keberlangsungan proses perkembangan
anak. Lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah merupakan faktor utama yang sering
dimasuki anak, dimana mereka lebih cenderung menghabiskan seluruh aktivitasnya. Melalui
upaya bimbingan maka guru/pembimbing mampu memahami tentang bagaimana kondisi
lingkungan yang senantiasa dimasuki oleh anak.

d.       Lingkungan yang luas di luar rumah dan di luar tempat belajar

Lingkungan yang lebih luas selain lingkungan rumah dan lingkungan belajar perlu mendapat
perhatian guru/pembimbing karena dengan pesatnya perkembangan teknologi, biasanya anak
akan lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal yang berkembang di masyarakat luas. Melalui
upaya bimbingan, guru/pembimbing mampu mendapatkan pemahaman hal-hal apasaja yang
terjadi dilingkungan masyarakat.

e.        Cara-cara penyesuaian dan pengembangan diri

Luasnya lingkungan yang akan dimasuki anak menuntut kemampuan penyesuaian diri yang
lebih baik dari anak. kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungannya merupakan salah
satu aspek yang perlu dimiliki oleh anak usia dini. Berbagai tuntutan yang terjadi di
masyarakat membuat anak untuk lebih mampu mengembangkan dirinya agar anak mampu
berperan secara lebih baik di kemudian hari. Melalui upaya bimbingan, guru/pembimbing
mampu memahami bagaimana cara menyesuaikan diri anak dan mengembangkan
kemampuannya

2.       Fungsi Pencegahan

Fungsi pencegahan yaitu usaha bimbingan yang menghasilkan tercegahnya anak dari
berbagai permasalahan yang dapat menganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan
dalam proses perkembangannya.

Bimbingan anak usia dini berfungsi memberikan pencegahan terhadap berbagai kemungkinan
yang dapat berupa masalah yang berkaitan dengan kondisi sosial, emosional atau kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan secara lebih luas. Dalam pelaksanaan fungsi pencegahan,
guru/pendamping dapat melakukannya melalui berbagai teknik, di antaranya dengan home
visit atau kunjungan anak.

3.     Fungsi Perbaikan

Fungsi perbaikan merupakan usaha bimbingan yang menghasilkan terpecahkannya berbagai


permasalahan yang dialami oleh anak didik. Fungsi perbaikan ini diarahkan pada
terselesaikannya berbagai hambatan atau kesulitan yang dihadapi oleh anak didik. Kesulitan
anak seberapapun kecilnya akan senantiasa mempengaruhi aktivitas dan perkembangan anak.
bilamana anak mengalami kesulitan, terlihat dari perubahan sikap yang ditunjukkan anak
sehari-hari.

Sebagaimana ilustrasi yang dipaparkan di atas tentang anak tentang anak yang sulit
bersosialisasi. Guru/pendamping dapat melakukan upaya perbaikan dengan cara sebagai
berikut. (1) meminta dukungan teman-teman sekelasnya dengan cara meminta untuk
menemaninya bermain atau belajar. (2) memberikan persetujuan dari teman-temannya
sebagai wujud kesetiakawanan. (3) mengajak anak melakukan kegiatan bersama dengan
teman-temannya, seperti berkebun, bermain pasir ataupun bermain di area outdoor. Dan (4)
mendampingi anak selama selama berada di kelompok bermain, hal ini mengurangi
kemungkinan anak merasa takut dan ingin menarik diri.

4.       Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi ini merupakan usaha bimbingan yang menghasilkan terpeliharanya dan


berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif anak didik dalam perkembangan dirinya
secara mantap dan berkelanjutan.

Bimbingan tidak hanya hanya diartikan pada upaya membantu mengurangi berbagai kesulitan
yang dihadapi anak didik, tetapi upaya bimbingan juga berfungsi untuk senantiasa
memelihara berbagai potensi dan kondisi yang baik yang sudah dimiliki oleh anak.
pemeliharaan ini menjadi penting karena pada dasarnya anak perlu berada dalam kondisi
kondusif dalam upaya pengembangan dirinya. Misalnya anak senang dengan hal-hal atau
kegiatan-kegiatan alam atau memiliki potensi serta kecerdasan naturalis dapat di bantu
dikembangkan dengan cara sebagai berikut.

a.      Mengajak anak menikmati alam tebuka. Misalnya ke pegunungan, sungai atau laut
untuk mengidentifikasi jenis bebatuan, rerumputan, tanaman dan juga hean-hewan kecil,
seperti semut, capung, jangkrik, ulat, kupu-kupu.

b.     Membantu anak-anak untuk membiasakan menyiram dan merawat tanaman, menanam


biji-bijian.

c.      Membiasakan anak membuang sampah pada tempatnya, buang air kecil dan besar pada
tempatnya serta membersihkannya.

d.     Mengadakan permainan yang mengandung unsur alam, seperti mengkoleksi biji-bijian,


mengamati tekstur tanah dan kerikil, dll.

e.      Dapat juga nyediakan buku-buku bacaan atau buku cerita yang berkaitan dengan seluk-
beluk alam, tanaman dengan gambar-gambar yang bagus dan menarik.

f.      Selain itu bisa juga mengajak anak untuk mengunjungi tempat-tembat kejadian bencana
alam, seperti bencana banjir, gempa, tanah longsor, dll.
KESIMPULAN

Perkembangan adalah perubahan yang semakin komplek dari keadaan sebelumnya yang
belum memiliki kemampuan bervariasi. Perubahan prilaku dan kemampuan yang terjadi pada
anak perlu kita pelajari untuk mengetahui prilaku anak dalam perkembangannya,
mengidentifikasi sebab-sebab dan proses yang menghasilkan perubahan pada prilaku dari
suatu kondisi kepada kondisi yang lainnya, seerta mengetahui penyebab dan sumber
terjadinya perubahan dalam perkembangan itu telah ada sejak lahir atau pengaruh dari
lingkungan dan sebagainya. Dalam perkembangan anak usia dini terdapat beberapa
pendekatan yaitu pendekatan krisis, remedial, preventif dan pendekatan perkembangan.
Pendidik harus memahami berbagai pendekatan tersebut serta prinsip-prinsip dari
perkembangan anak usia dini sehingga dengan begitu pendidik memiliki kerangka dasar
dalam memahami apa yang terjadi pada anak. Optimalisasi perkembangan anak juga perlu
menjadi perhatian , yakni dari segi nutrisi yang berkualitas, simulasi yang dilakukan oleh
orang tua sejak dini serta kasih sayang yag diperoleh sang anak.

SARAN

Kita sebagai pendidik yang langsung bersinggungan dan berinteraksi dengan peserta didik
diharapkan mampu menguasai dan memahami ilmu tentang bimbingan dan konseling juga
memahami makna dan fungsi dari bimbingan konseling tersebut terhadap pendidikan anak
usia dini serta pendekatan-pendekatannya. Diharapkan juga bagi pendidik agar sebisa
mungkin menjadi teman curhat dan tempat berkonsultasi peserta didik atau orang tua peserta
didik sehingga tercipta singkronisasi dan hubungan yang baik demi optimalisasi
perkembangan anak.

Anda mungkin juga menyukai