Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

TEKNOLOGI ALAT BERAT

Identifikasi Dan Pengenalan Produk Rigit Dan Articulated Dump Truck

DISUSUN OLEH

AHMAD BONARDO HASIBUAN/15074003

AHMAD HASAN/15074004

DESTRY AYU ANGGRAINY PARDEDE/15074010

FIKI AULIA APRILDINATA/15074017

JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
Kata pengantar
Bab II

Pembahasan

A. dump truck
Dump truck (dump truk) adalah kendaraan jenis yang digunakan untuk
mengangkut bahan material seperti pasir, kerikil atau tanah untuk
keperluan konstruksi. Dump truck dapat memindahkan material pada jarak
menengah sampai jarak jauh (500 meter up). Isi muatannya diisikan oleh
alat pemuat, sedangkan untuk membongkar muatannya alat berat ini dapat
bekerja sendiri dengan mengangkat bagian bak dengan menggunakan
teknologi hidrolik.

Bagian-bagian Dump Truck

1. Dump Body
2. Rock Ejector
3. Final Drive
4. Oil retarder Tank
5. Steering & Hois tank
6. Front Wheel
7. Turn Signal lamp
8. Head lamp
9. Radiator
10. Canopy Spill Guard

Jenis-Jenis Dump Truck

Kendaraan alat berat dump truck terdiri dari dua golongan jika ditinjau
dari besar muatannya :

1. On High Way Dump Truck (muatan dibawah dari 20 m3)


2. Off High Way Dump Truck (muatannya diatas 20 m3)

Jika dilihat dari cara pengosongan muatan, jenis truck dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu:

1. End-Dump atau Rear Dump


Dump Truck jenis ini mengosongkan muatannya dengan cara ditumpahkan ke
belakang

2. Side-Dump
Dump Truck jenis ini mengosongkan muatannya dengan cara ditumpahkan ke
samping
3.Bottom-Dump
jenis ini mengosongkan muatannya dengan cara ditumpahkan ke samping

Bagian-bagian Dump Truck


1. Dump Body
2. Rock Ejector
3. Final Drive
4. Oil retarder Tank
5. Steering & Hois tank
6. Front Wheel
7. Turn Signal lamp
8. Head lamp
9. Radiator
10. Canopy Spill Guard

Jenis-Jenis Dump Truck


Kendaraan alat berat dump truck terdiri dari dua golongan jika ditinjau
dari besar muatannya :

1. On High Way Dump Truck (muatan dibawah dari 20 m3)


2. Off High Way Dump Truck (muatannya diatas 20 m3)

Jika dilihat dari cara pengosongan muatan, jenis truck dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu:

1.End-Dump atau Rear Dump


Dump Truck jenis ini mengosongkan muatannya dengan cara ditumpahkan ke
belakang

2.Side-Dump
Dump Truck jenis ini mengosongkan muatannya dengan cara ditumpahkan ke
samping

3.Bottom-Dump
jenis ini mengosongkan muatannya dengan cara ditumpahkan ke samping
Jun
13

Sistem Rem ( brake system)


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sistem rem (brake) adalah alat yang digunakan untuk memperlambat dan atau
menghentikan laju kendaraan. Adanya rem pada kendaraan sangat penting untuk
keselamatan pengendara, jika tidak ada rem maka pengendara bisa mengalami
kecelakaan yang bisa menyebabkan kematian. Sistem rem pada truck unit 260 ini
menggunakan tipe AOH (Air Over Hydraulic). Sistem rem ini telah banyak
digunakan pada truck heavy duty yang menggunakan udara bertekanan pada
sistem pengeremannya.

ALASAN PEMILIHAN JUDUL


Penulis mengambil judul Brake system ini dikarenakan banyak unit PK 260
CT yang masuk ke workshop disebabkan ada problem pada brake valve.
Kebanyakan unit masuk workshop dengan keluhan angin turun, setelah dilakukan
pengecekan ditemukan bocor pada brake valve. Kejadian ini tidak hanya terjadi
pada unit lama, tidak sedikit juga unit baru checking I bocor pada brake valve. Hal
ini bisa menyebabkan kekecewaan customer pada produk jika tidak ada
penyelesaian pada problem ini, customer mungkin akan berpikiran kualitas dari
produk ini kurang. Oleh karena itu penulis ingin mengupas problem pada brake
valve, dan juga penulis ingin menjelaskan tentang komponen-komponen, cara
kerja, troubleshooting, dan cara perawatan unit agar brake valve tidak cepat
mengalami kerusakan.

PEMBATASAN MASALAH
Dalam pembahasan paper ini penulis hanya akan menjelaskan tentang sistem rem
pada unit saja. Penjelasan ini meliputi :
Komponen
Fungsi komponen
Konstruksi
Cara kerja
Troubleshooting, dan
Cara perawatan komponen

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN TEORI
Pada umumnya sistem rem yang digunakan pada mobil mobil itu terdapat 3
jenis, yaitu :
FHB (Full Hydraulic Brake)
AOH (Air Over Hydraulic)
FAB (Full Air Brake)

Untuk kendaraan heavy duty menggunakan sistem rem tipe AOH & FAB,
karena pengereman pada kendaraan heavy duty dibutuhkan gaya tekan yang besar
mengingat beban kendaraan yang berat. Sistem rem FAB adalah rem angin yang
memanfaatkan tekanan udara untuk menekan sepatu rem. Di sini pedal rem
berperan hanya membuka dan menutup katup rem (brake valve), dan mengatur
aliran udara bertekanan yang keluar dari tangki udara (air tank). Sedangkan sistem
AOH, pada sistem ini yang mendorong kampas rem masih berupa tekanan minyak
rem sama seperti pada full hydraulic brake. Bedanya yaitu kaki driver tidak
langsung menekan master silinder hydraulic.

Melainkan hanya membuka atau menutup katup dan kemudian udara


kompresor mengalir, dan akan dirubah tekanan udara tersebut menjadi tekanan
hydraulic oleh boster rem yang digunakan untuk menekan master roda. Sumber
gaya tekan pada sistem ini berasal dari udara bertekanan yang dihasilkan oleh
kompresor.

Gambar 2.2 Diagram Sistem Rem Tipe AOH pada PK 260

2.2 KOMPONEN & FUNGSI


Komponen-komponen yang terdapat pada sistem rem AOH adalah:
Air Compressor
Air compressor (kompresor udara) adalah salah satu komponen dari sistem
rem pada tipe AOH maupun FAB, kompresor udara berfungsi sebagai penghasil
udara bertekanan yang kemudian ditampung pada air tank (tangki udara).
Kendaraan menggunakan udara bertekanan dalam sistem rem dan peralatan
tambahan lainnya. Dan udara tersebut dihasilkan oleh kompresor udara yang
kemudian disalurkan dulu ke air dryer untuk di saring di mana uap lembab dalam
udara dibersihkan dan setelah melalui proses penyaringan selanjutnya dikirim ke
tangki udara. Karena kompresor udara kerjanya sangat extra tergantung putaran
engine.

Air compressor dipasang pada front cover engine, sehingga saat engine hidup,
crankshaft compressor langsung ikut berputar dan connecting rod merubah
gerakan menjadi langkah naik-turun piston. Seperti mekanisme piston engine,
kompresor juga mempunyai dua buah valve yaitu, inlet dan exhaust valve, tetapi
pergerakan membuka dan menutup valve hanya berdasarkan pressure atau
kevakuman yang disebabkan oleh langkah piston. Port inlet valve dihubungkan
dengan intake manifold, sehingga suplai angin sudah bersih, sedangkan port
exhaust valve dihubungkan dengan tangki udara. Pada saat piston bergerak turun
dari TDC ke BDC, maka inlet valve terbuka dan exhaust valve tertutup karena
kevakuman, sehingga udara dapat masuk ke compression chamber. Sedangkan
saat piston bergerak naik dari BDC ke TDC, inlet valve tertutup dan exhaust valve
terbuka dari pressure yang dihasilkan, sehingga pressure angin dapat mensuplai ke
sistem (tangki udara).

2.Air Dryer

Gambar 2.4 Air Dryer

Dengan menggunakan drying agent yang terdapat di dalam air dryer, maka
kandungan uap air, oli dan kotoran lainnya dapat diendapkan, sehingga angin
yang masuk kedalam sistem dapat menjadi lebih kering dan bersih. Sedangkan
hasil endapan tersebut akan dibuang keluar pada saat air governor bekerja, dengan
memanfaatkan pilot pressure angin dari governor pada saat cut-out. Dengan kata
lain, air dryer berfungsi untuk menjaga angin pada sistem dapat bebas dari uap air,
oli atau kotoran lainnya.

Gambar 2.5 Periodic parts replacement interval

3.Air Governor

Gambar 2.6 Air Governor


Bekerja untuk mempertahankan pressure angin dalam sistem, agar selalu
dalam range standar yang telah ditentukan. Saat pressure wet tank mencapai
setting cut-out pressure, maka air governor akan mengalirkan pilot pressure ke
unloader valve pada sisi intake valve compressor, sehingga compressor tidak
bekerja. Jika pressure angin pada wet tank turun sampai setting cut-in pressure,
maka air governor akan mentup jalur menuju port unloader valve dan justru
menghubungkan port unloader valve dengan udara bebas, sehingga intake valve
compressor dibebaskan dan dapat bekerja normal, maka compressor akan kembali
bekerja untuk menghasilkan pressure angin.

4.Tangki udara

Gambar 2.7 Tangki udara


Tangki udara, berfungsi sebagai penampung udara bertekanan yang
dihasilkan oleh kompresor yang sebelumnya udara tersebut sudah di saring
terlebih dahulu oleh filter udara dan air dryer agar udara yang masuk kedalam
tangki benar- benar bersih tidak terdapat kotoran atau air yang masuk kesistem
saluran. Dan demi keamanan pun savety diterapkan dalam sistem rem ini bahwa
tekanan udara di dalam tangkipun selalu harus sesuai yaitu : 740 -840 kPa (7,5
8,5 kgf/cm2). Tekanan udara tersebut dapat diatur pada komponen governor.
Apabila tekanan melebihi batas yang ditentukan maka udara di dalam air tank
akan dibuang ke atmosfer agar udara di dalam air tank tetap stabil.
Selain itu juga tangki udara dilengkapi dengan check valve yaitu suatu
komponen di tangki udara yang berfungsi untuk menjaga saluran udara balik ke
kompresor di saat mesin mati maka check valve menutup saluran air tank yang ke
kompresor.

5. Pedal rem

Gambar 2.8 Pedal Rem


Pedal rem, berfungsi sebagai pijakan driver untuk melakukan pengereman.
6.Brake valve

Gambar 2.9 Brake Valve

Brake valve, berfungsi sebagai pembuka dan penutup aliran udara bertekanan
& pengatur banyak sedikitnya udara bertekanan yang di alirkan ke boster rem.
Katup rem brake valve terpasang di bawah pedal rem pada sistem FOB atau
AOB. Katup ini mengendalikan rem dengan cara membuka dan menutup untuk
mengatur aliran udara bertekanan. Pengendalian rem untuk roda depan dan
belakang dilakukan secara terpisah. Saat pedal rem ditekan sebuah plunger
bergerak menekan primary piston dan menutup lubang ventilasi atas. Serta sebuah
secondery piston dan menutup lubang ventilasi bawah. Ketika pedal ditekan lebih
dalam upper valve dan lower valve terbuka sehingga udara bertekanan dari tangki
udara mengalir masuk ke power cylinder boster rem atau relay valve. Ketika pedal
dilepas aliran udara berbalik dan tekanan udara di lepaskan ke atmosfer melalui
saluran buang yang berada di bawah lower valve.

7.Booster rem

Gambar 2.10 Booster Rem & Relay valve


Boster rem, berfungsi untuk merubah tekanan udara yang masuk ke sistem
rem menjadi tekanan fluida yang akan diteruskan ke masing- masing master roda.
Pada sistem rem AOH terdapat komponen part booster rem, pada boster rem itu
sendiri terdapat komponen yang berfungsi membuka dan menutup saluran udara
bertekanan yang akan dialirkan ke piston pada boster rem. Komponen tersebut
adalah relay valve, letak relay valve ada di bagian depan dari boster rem. Kerja
relay valve ini dipengaruhi oleh brake valve. Saat melakukan pengereman, udara
bertekanan dari saluran keluar brake valve akan menuju ke relay valve yang
kemudian akan mendorong valve. Saat valve terdorong maka saluran udara dari
air tank ke piston boster rem terbuka. Dengan demikian udara bertekanan akan
mendorong piston pada boster dan akan diteruskan untuk mendorong brake fluid
ke silinder roda. Jadi dengan adanya relay valve, udara bertekanan yang di suplay
dari brake valve hanya akan sampai di relay valve saja yang akan digunakan untuk
mendorong valve tidak sampai masuk ke boster rem. Udara bertekanan yang
masuk ke boster rem adalah udara standby dari air tank yang disuplay saat valve
pada relay valve terbuka.

8.Silinder roda

Gambar 2.11 Silinder roda


Silinder roda, berfungsi untuk menekan/ mendorong kampas rem saat
dilakukan pengereman. Gaya tekan tersebut dihasilkan dari tekanan brake fluid yg
dikirim dari boster rem.
Berdasarkan posisi silinder roda terhadap sepatu rem, rem tromol pada
kendaraan dapat dibedakan menjadi tiga tipe, antara lain :
a. Tipe Leading Trailing

Gambar 2.12 Rem Tromol Tipe Leading Trailing

Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong
bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe,
karena saat kendaraan berjalan ke depan leading shoe yang akan lebih besar
memberikan gaya pengereman. Contoh penggunaan tipe leading trailing pada unit
PK 260 CT. Apa sebabnya leading shoe lebih besar memberikan gaya
pengereman saat kendaraan berjalan ke depan? Sebab gerakan leading shoe saat
dilakukan pengereman akan melawan arah putaran roda, beda halnya dengan
trailing shoe saat kendaraan berjalan ke depan putaran roda bisa mendorong
gerakan trailing shoe sehingga gaya pengeremannya lemah.

b. Tipe Two Leading


Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu
piston. Keuntungan tipe ini yaitu: Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi
leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini: Saat kendaraan
mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman
kurang baik. Keausan kampas rem pada tipe ini lebih merata dibandingkan dengan
tipe leading trailing. Contoh penggunaan tipe two leading pada roda depan unit
CWA 260, CDA 260, & PK 215.

Gambar 2.13 Rem Tromol Tipe Two Leading

c. Tipe Dual Two Leading


Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing
memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat
kendaraan maju maupun mundur. Keausan kampas rem pada tipe rem ini juga
lebih merata. Contoh penggunaan tipe dual two leading pada roda belakang unit
CWA 260,CDA 260, & PK 215.

Gambar 2.14 Tipe Dual Two Leading


9.Tubing

Gambar 2.15 Tubing


Tubing, berfungsi sebagai delivery udara bertekanan dan brake fluid. Tubing
yang berfungsi sebagai delivery bertekanan itu berada di rangkaian mulai dari
kompresor, air dryer, governoor, tabung udara, brake valve, dan boster rem.
Sedangkan tubing delivery brake fluid berada di rangkaian dari booster rem ke
tiap- tiap master roda. Ukuran tubing delivery brake fluid juga lebih kecil
daripada tubing delivery udara bertekanan.
10.Kampas rem

Gambar 2.16 Kampas Rem


Kampas rem, adalah komponen yang bergesekan dengan brake drum saat
dilakukan pengereman yang akan selanjutnya memperlambat atau menghentikan
laju kendaraan.

2.3 KONSTRUKSI
Brake valve adalah salah satu komponen yang terdapat pada sistem rem jenis
AOH & FAB yang berfungsi sebagai pembuka dan penutup aliran udara
bertekanan & sebagai pengatur banyak sedikitnya udara bertekanan yang masuk
ke boster rem.
Pada umumnya komponen-komponen pada semua brake valve itu sama,
yang membedakan hanya dari konstruksi dari brake valve itu sendiri. Konstruksi
brake valve pada unit PK 260 adalah sebagai berikut.

Gambar 2.17 Konstruksi brake valve


Keterangan gambar:
Pin , berfungsi untuk meneruskan injakan kaki driver pada pedal rem untuk
menekan plunger.
Plunger, berfungsi untuk menekan primary piston saat dilakukan pengereman.
Main spring, berfungsi sebagai pengembali/ mendorong plunger saat pedal rem
dilepas.
Sub spring, berfungsi sebagai pengembali/ mendorong plunger saat pedal rem
dilepas.
Primary piston return spring, berfungsi untuk pengembali primary piston saat
pedal rem dilepas.

Upper valve, berfungsi untuk membuka dan menutup saluran udara bertekanan
yang menuju ke booster untuk roda belakang.
Lower valve spring, berfungsi untuk membuka dan menutup saluran udara
bertekanan yang menuju ke booster untuk roda depan.
Primary piston, berfungsi untuk menekan upper valve saat pedal rem diinjak
setengah & juga untuk menekan secondary piston saat pedal rem diinjak penuh.
Secondary piston, berfungsi untuk mendorong lower valve saat pedal rem diinjak
penuh, yang kemudian lower valve akan membuka saluran udara bertekanan
untuk pengereman roda depan.
Secondary piston return spring, berfungsi sebagai pengembali secondary piston
saat pedal rem dilepas.

2.4 CARA KERJA


1.Saat pedal rem bebas
Saat pedal rem bebas udara bertekanan yang disuplay dari air tank masuk ke
brake valve melalui saluran masuk dan udara bertekanan standby hanya di sekitar
spring upper valve dan lower valve. Terdapat dua saluran masuk yang ada pada
brake valve untuk jalur udara bertekanan yang disuplay dari air tank. Posisi upper
valve dan lower valve menutup saluran udara yang menuju ke booster rem. Pada
saluran udara bertekanan yang menuju ke boster rem tidak ada udara bertekanan
yang standby karena saluran pembuangan terbuka.


Gambar 2.18 Posisi brake valve saat bebas
Terlihat pada skema gambar brake valve di atas saat posisi bebas, tanda
panah menunjukkan ruang yang diisi oleh udara standby pada saat posisi
bebas/pedal rem tidak diinjak.

2.Saat pedal rem diinjak setengah


Pada saat pedal rem diinjak setengah plunger tertekan oleh pedal rem,
sehingga plunger menggerakkan/ mendorong primary piston untuk menekan
upper valve. Saluran pembuangan pada upper valve akan tertutup oleh primary
piston. Akibatnya saluran udara yang menuju boster rem RR terbuka karena upper
valve terdorong dan membuka saluran tersebut. Pada saat itu udara bertekanan
yang standby di sekitar upper valve spring dikirim ke boster rem RR yang
dilanjutkan menekan brake fluid ke master roda RR. Pada keadaan ini posisi
lower valve masih sama disaat brake valve bebas. Yang melakukan pengereman
hanya terjadi pada roda belakang saja.

Gambar 2.19 Posisi brake valve saat pedal rem diinjak
setengah

3.Saat pedal rem diinjak penuh


Pada saat pedal rem diinjak penuh, plunger terdorong oleh pedal rem. Plunger
mendorong primary piston yang kemudian menekan upper valve, dan primary
piston itu sendiri juga terdorong penuh oleh injakan pedal rem sehingga menekan
secondary piston. Secondary piston tersebut mendorong lower valve, dan menutup
saluran pembuangan pada lower valve menyebabkan saluran udara yang menuju
boster rem FR terbuka. Pada saat ini saluran udara menuju boster rem FR & RR
terbuka semua. Udara bertekanan yang standby diantara spring upper valve dan
spring lower valve disupply ke masing-masing boster rem. Pada saat ini
pengereman terjadi pada roda belakang dan roda depan.

Gambar 2.20 Posisi brake valve saat pedal rem
diinjak penuh

BAB III
TROUBLE SHOOTING

3.1 PROBLEM YANG DIALAMI


Dari pengalaman yang sering terjadi di workshop keluhan dari customer
adalah tekanan angin pada unit sering berkurang pada saat unit berhenti/ parkir.
Kondisi ini tidak hanya terjadi pada unit lama saja, banyak unit baru juga
mengalami kebocoran angin seperti ini. Setelah dilakukan pengecekan pada unit
ternyata kebocoran pada brake valve yang menyebabkan tekanan angin pada unit
sering berkurang.
Problem ini biasa terjadi disebabkan oleh kebocoran angin dikomponen
valve pada brake valve. Valve ini bekerja membuka saluran udara saat dilakukan
pengereman dan menutup saluran udara saat tidak dilakukan pengereman. Pada
saat tidak dilakukan pengereman tersebut valve tidak dapat menutup saluran angin
dengan rapat, sehingga mengakibatkan terjadinya kebocoran angin pada unit.
Keadaan ini membahayakan jika unit tetap dioperasikan tanpa dilakukan
perbaikan, sebab lama kelamaan bocor angin tersebut bisa lebih parah. Akibatnya
angin turun saat unit berjalan (tekor angin). Hal ini bisa menyebabkan rem blong
pada unit.
Penyebab kebocoran angin pada brake valve adalah adanya karat yang
mengganjal pada upper valve atau lowwer valve. Pengkaratan biasa disebut
dengan oksidasi tersebut yang menjadikan awal dari problem kebocoran brake
valve.
Apa itu Oksidasi? Proses Terjadinya & Cara Pencegahannya. Oksidasi
menyebabkan apel segar yang baru dipotong berwarna coklat, logam pada sepeda
menjadi berkarat, dan bahan-bahan dari tembaga berubah menjadi kehijauan.
Oksidasi didefinisikan sebagai interaksi antara molekul oksigen dengan zat lain
seperti logam hingga jaringan hidup. Secara lebih teknis, oksidasi terjadi karena
hilangnya setidaknya satu elektron ketika dua atau lebih zat berinteraksi. Zat-zat
yang berinteraksi tersebut bisa saja melibatkan oksigen, namun bisa pula tidak.
Kebalikan dari oksidasi adalah reduksi atau penambahan setidaknya satu elektron
ketika zat berinteraksi satu sama lain. Oksidasi bukanlah hal yang selalu buruk,
seperti pada kasus pembuatan aluminium anodisasi yang dikenal memiliki
karakter tahan lama. Pada kasus lain, oksidasi dapat merusak, seperti karat yang
timbul pada mobil atau membuat buah menjadi busuk. Kita sering menggunakan
kata oksidasi dan karat secara bergantian. Faktanya, tidak semua substansi yang
berinteraksi dengan molekul oksigen akan hancur menjadi karat.
Dalam kasus besi, oksigen memicu proses pembakaran lambat yang
menghasilkan zat coklat rapuh yang disebut karat. Ketika oksidasi terjadi pada
tembaga, di sisi lain, yang timbul adalah lapisan kehijauan yang disebut oksida
tembaga. Logam itu sendiri tidak dilemahkan oleh oksidasi. Yang terjadi pada
oksidasi adalah munculnya permukaan karat yang pada akhirnya melemahkan
struktur logam. Ketika melibatkan oksigen, proses oksidasi tergantung pada
jumlah oksigen yang hadir di udara dan sifat bahan yang dipengaruhinya.
Oksidasi dapat menjadi masalah bagi pemilik mobil akibat lapisan terluar cat
terus-menerus terkena udara dan air. Saat cat mobil tidak dilindungi dengan
lapisan wax atau poliuretan, molekul oksigen di udara akhirnya akan mulai
berinteraksi dengan cat. Saat oksigen mulai membakar radikal bebas yang
terkandung dalam cat, seiring waktu cat akan menjadi semakin kusam.
Salah satu cara mencegah oksidasi yang disebabkan oleh oksigen adalah
dengan memberikan lapisan pelindung antara material dan udara. Hal ini bisa
berarti memberi lapisan wax (lilin) atau lapisan poliuretan pada mobil, memberi
lapisan cat pada benda logam, atau memberi semprotan anti-oksidan.
Oksidasi akibat oksigen tidak akan terjadi jika oksigen tidak mampu
menembus permukaan untuk mencapai radikal bebas. Inilah sebabnya mengapa
stainless steel tidak berkarat seperti baja. Stainless steel memiliki lapisan tipis
logam lain yang tidak mengandung radikal bebas.
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron
Contoh:
Na Na + + e
Zn Zn +2 + 2e
Al Al +3 + 3e

Reaksi oksidasi (pengoksigenan) adalah peristiwa penggabungan suatu zat


dengan oksigen.
Contoh:
Si + O2 SiO2
4 Fe + 3 O2 2 Fe2O3
Reaksi oksidasi logam dikenal juga dengan nama perkaratan. Reaksi
pembakaran juga termasuk reaksi oksidasi, misalnya pembakaran minyak bumi,
kertas, kayu bakar, dll.
Pada sistem rem AOH juga terjadi oksidasi karena dalam sistem rem ini
menggunakan udara bertekanan untuk proses pengeremannya. Hal ini terjadi
karena adanya pengembunan uap air yang terjadi pada udara di sistem,
diakibatkan karena tidak ada perawatan air dryer/ penggantian filter air dryer dan
udara pada tabung udara dibiarkan saja saat unit tidak digunakan atau udara tidak
dibuang. Lama kelamaan udara bertekanan tersebut sebagian menjadi air yang
kemudian akan menjadikan karat pada komponen sistem rem. Yang paling
terpengaruh dengan adanya air tersebut adalah pada bagian konektor tubing in
brake valve. Bahan konektor brake valve terbuat dari besi sehingga saat terjadi
oksidasi sisi dalam konektor tersebut menjadi berkarat. Dan karat yang terbentuk
akan merusak upper valve dan lower valve yang akan berakibat terjadinya
kebocoran angin pada unit/ brake valve. Untuk mengatasinya dengan cara
mengganti kedua konektor tubing in brake valve tersebut dengan konektor yang
berbahan dari tembaga/ kuningan dan melakukan penggantian filter air dryer
secara rutin tiap 1 tahun serta dengan melakukan pembuangan angin/ udara
bertekanan pada unit setelah unit sudah tidak dioperasikan.

Gambar 3.1 Diagram Fishbone

3.2 CARA PENYELESAIAN


Pertama yang dilakukan adalah melepas komponen brake valve dari unit.
Dengan membuang angin yang ada di tangki angin sampai habis kemudian
melepas socket kabel switch rem yang terdapat di brake valve bagian bawah dan
dilanjutkan dengan melepas 4 buah tubing yang menempel pada brake valve.
Setelah itu lepas baut pengikat brake valve dengan cabin disekeliling pedal rem,
dan lepas brake valve dari unit.

Gambar 3.2
Lepas 3 buah baut pengikat pedal rem dengan brake valve,dilanjutkan
melepas cover bawah brake valve dengan membuka 4 buah baut ukuran 10mm.

Gambar 3.3 Gambar 3.4


Gambar 3.5
Kemudian lepas pengunci lower valve dengan snapring in, tekan lower valve
dari atas dengan menggunakan kunci T 10mm. Hati hati saat menekan jangan
sampai mengenai cover dudukan valve karena mudah pecah. Bagian ini adalah
komponen brake valve yang berfungsi mendistribusikan angin ke boster rem
untuk roda depan saat dilakukan pengereman.

Gambar 3.6
Setelah itu tarik secondary piston dengan menggunakan tang kombinasi, jika
secondary piston sudah terlepas akan terlihat pengunci upper valve. Lepas
pengunci tersebut dengan menggunakan tang snapring in, kemudian tekan upper
valve dari atas dengan kunci T 10mm seperti melepas lower valve tadi.

Gambar 3.7 Gambar
3.8
Saat semua sudah terlepas, terlihat di bagian dalam komponen brake valve
terdapat air, dan juga banyak karatnya(biji- biji karat). Biji biji karat tersebut
banyak yang menempel pada upper valve maupun lower valve. Sehingga
menyebabkan upper valve dan lower valve terganjal dan tidak dapat menutup
dengan rapat. Dan dapat menyebabkan kerusakan pada valve-valve tersebut. Hal
ini yang menyebabkan tekanan udara pada unit sering berkurang.

Gambar 3.9 Gambar 3.10
Gambar 3.11
Kemudian ganti repair kit brake valve atau jika upper valve dan lower valve
tidak terlalu rusak karena terganjal karat bisa dengan menghaluskan permukaan
kedua valve dengan amplas. Dilanjutkan dengan mencuci semua komponen brake
valve. Lepas juga 2 buah conector tubing udara in pada brake valve, kemudian
bersihkan karat- karat yang ada di dalam lubang conector tersebut. Jika sudah
selesai rakit kembali brake valve dengan urutan kebalikan dari pembongkaran.
Untuk mengatasi problem ini harus dilakukan pembuangan angin/ udara
bertekanan dari tangki angin secara rutin setiap hari, sehingga uap uap air yang
terdapat di tangki angin terbuang, karena penyebab terjadinya kebocoran brake
valve diakibatkan karat yang terbentuk dari uap uap air yang terdapat di tangki
angin. Pembuangan angin tersebut dari semua tangki angin yang terdapat pada
unit secara keseluruhan, baik yang terdapat di head tractor maupun pada
trailer(buntut) dan ganti secara rutin (setahun sekali) filter & gasket air dryer .
Untuk lebih baiknya conector tubing in pada brake valve diganti
menggunakan conector yang bahan pembuataannya dari almunium/ tembaga
bahan yang tidak bisa berkarat. Karena dari problem yang ada karat tersebut
berasal dari kedua conector in pada brake valve.
BAB IV
KESIMPULAN

Pada unit 260 sering terjadi kebocoran angin pada brake valve, yang
disebabkan oleh karat karat yang terbentuk dari uap air pada tangki angin. Cara
mengatasi problem tersebut harus dilakukan pembuangan angin dari tangki udara
yang terdapat pada unit secara keseluruhan, baik yang terdapat di head tractor
maupun pada trailer(buntut) secara rutin setiap pagi hari, sehingga uap uap air
yang terdapat di tangki angin terbuang dan ganti filter & gasket air dryer setiap
setahun sekali.
Untuk lebih baiknya conector tubing in pada brake valve diganti
menggunakan conector yang bahan pembuataannya dari almunium/ tembaga
bahan yang tidak bisa berkarat. Karena dari problem yang ada karat tersebut
berasal dari kedua conector in pada brake valve.

BAB V
ADITIONAL

1.
Berdasarkan posisi silinder roda terhadap sepatu rem, rem tromol pada
kendaraan dapat dibedakan menjadi tiga tipe, antara lain :
a. Tipe Leading Trailing

Gambar 5.1 Rem Tromol Tipe Leading Trailing


Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong
bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe,
karena saat kendaraan berjalan ke depan leading shoe yang akan lebih besar
memberikan gaya pengereman. Contoh penggunaan tipe leading trailing pada unit
PK 260 CT. Apa sebabnya leading shoe lebih besar memberikan gaya
pengereman saat kendaraan berjalan ke depan? Sebab gerakan leading shoe saat
dilakukan pengereman akan melawan arah putaran roda, beda halnya dengan
trailing shoe saat kendaraan berjalan ke depan putaran roda bisa mendorong
gerakan trailing shoe sehingga gaya pengeremannya lemah.

b. Tipe Two Leading


Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu
piston. Keuntungan tipe ini yaitu: Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi
leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini: Saat kendaraan
mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman
kurang baik. Keausan kampas rem pada tipe ini lebih merata dibandingkan dengan
tipe leading trailing. Contoh penggunaan tipe two leading pada roda depan unit
CWA 260, CDA 260, & PK 215.

Gambar 5.2 Rem Tromol Tipe Two Leading

c. Tipe Dual Two Leading


Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing
memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat
kendaraan maju maupun mundur. Keausan kampas rem pada tipe rem ini juga
lebih merata. Contoh penggunaan tipe dual two leading pada roda belakang unit
CWA 260,CDA 260, & PK 215.

Gambar 5.3 Tipe Dual Two Leading

2.
Pada sistem rem AOH terdapat komponen part booster rem, pada boster rem itu
sendiri terdapat komponen yang berfungsi membuka dan menutup saluran udara
bertekanan yang akan dialirkan ke piston pada boster rem. Komponen tersebut
adalah relay valve, letak relay valve ada di bagian depan dari boster rem. Kerja
relay valve ini dipengaruhi oleh brake valve. Saat melakukan pengereman, udara
bertekanan dari saluran keluar brake valve akan menuju ke relay valve yang
kemudian akan mendorong valve. Saat valve terdorong maka saluran udara dari
air tank ke piston boster rem terbuka. Dengan demikian udara bertekanan akan
mendorong piston pada boster dan akan diteruskan untuk mendorong brake fluid
ke silinder roda. Jadi dengan adanya relay valve, udara bertekanan yang di suplay
dari brake valve hanya akan sampai di relay valve saja yang akan digunakan untuk
mendorong valve tidak sampai masuk ke boster rem. Udara bertekanan yang
masuk ke boster rem adalah udara standby dari air tank yang disuplay saat valve
pada relay valve terbuka.

3.
Penyebab kebocoran angin pada brake valve adalah adanya karat yang
mengganjal pada upper valve atau lowwer valve. Pengkaratan biasa disebut
dengan oksidasi tersebut yang menjadikan awal dari problem kebocoran brake
valve.
Apa itu Oksidasi? Proses Terjadinya & Cara Pencegahannya. Oksidasi
menyebabkan apel segar yang baru dipotong berwarna coklat, logam pada sepeda
menjadi berkarat, dan bahan-bahan dari tembaga berubah menjadi kehijauan.
Oksidasi didefinisikan sebagai interaksi antara molekul oksigen dengan zat lain
seperti logam hingga jaringan hidup. Secara lebih teknis, oksidasi terjadi karena
hilangnya setidaknya satu elektron ketika dua atau lebih zat berinteraksi. Zat-zat
yang berinteraksi tersebut bisa saja melibatkan oksigen, namun bisa pula tidak.
Kebalikan dari oksidasi adalah reduksi atau penambahan setidaknya satu elektron
ketika zat berinteraksi satu sama lain. Oksidasi bukanlah hal yang selalu buruk,
seperti pada kasus pembuatan aluminium anodisasi yang dikenal memiliki
karakter tahan lama. Pada kasus lain, oksidasi dapat merusak, seperti karat yang
timbul pada mobil atau membuat buah menjadi busuk. Kita sering menggunakan
kata oksidasi dan karat secara bergantian. Faktanya, tidak semua substansi yang
berinteraksi dengan molekul oksigen akan hancur menjadi karat.
Dalam kasus besi, oksigen memicu proses pembakaran lambat yang
menghasilkan zat coklat rapuh yang disebut karat. Ketika oksidasi terjadi pada
tembaga, di sisi lain, yang timbul adalah lapisan kehijauan yang disebut oksida
tembaga. Logam itu sendiri tidak dilemahkan oleh oksidasi. Yang terjadi pada
oksidasi adalah munculnya permukaan karat yang pada akhirnya melemahkan
struktur logam. Ketika melibatkan oksigen, proses oksidasi tergantung pada
jumlah oksigen yang hadir di udara dan sifat bahan yang dipengaruhinya.
Oksidasi dapat menjadi masalah bagi pemilik mobil akibat lapisan terluar cat
terus-menerus terkena udara dan air. Saat cat mobil tidak dilindungi dengan
lapisan wax atau poliuretan, molekul oksigen di udara akhirnya akan mulai
berinteraksi dengan cat. Saat oksigen mulai membakar radikal bebas yang
terkandung dalam cat, seiring waktu cat akan menjadi semakin kusam.

Salah satu cara mencegah oksidasi yang disebabkan oleh oksigen adalah
dengan memberikan lapisan pelindung antara material dan udara. Hal ini bisa
berarti memberi lapisan wax (lilin) atau lapisan poliuretan pada mobil, memberi
lapisan cat pada benda logam, atau memberi semprotan anti-oksidan.
Oksidasi akibat oksigen tidak akan terjadi jika oksigen tidak mampu
menembus permukaan untuk mencapai radikal bebas. Inilah sebabnya mengapa
stainless steel tidak berkarat seperti baja. Stainless steel memiliki lapisan tipis
logam lain yang tidak mengandung radikal bebas.
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron
Contoh:
Na Na + + e
Zn Zn +2 + 2e
Al Al +3 + 3e

Reaksi oksidasi (pengoksigenan) adalah peristiwa penggabungan suatu zat


dengan oksigen.
Contoh:
Si + O2 SiO2
4 Fe + 3 O2 2 Fe2O3
Reaksi oksidasi logam dikenal juga dengan nama perkaratan. Reaksi
pembakaran juga termasuk reaksi oksidasi, misalnya pembakaran minyak bumi,
kertas, kayu bakar, dll.

4.
Pada sistem rem AOH juga terjadi oksidasi karena dalam sistem rem ini
menggunakan udara bertekanan untuk proses pengeremannya. Hal ini terjadi
karena adanya pengembunan uap air yang terjadi pada udara di sistem,
diakibatkan karena tidak ada perawatan air dryer/ penggantian filter air dryer dan
udara pada tabung udara dibiarkan saja saat unit tidak digunakan atau udara tidak
dibuang. Lama kelamaan udara bertekanan tersebut sebagian menjadi air yang
kemudian akan menjadikan karat pada komponen sistem rem. Yang paling
terpengaruh dengan adanya air tersebut adalah pada bagian konektor tubing in
brake valve. Bahan konektor brake valve terbuat dari besi sehingga saat terjadi
oksidasi sisi dalam konektor tersebut menjadi berkarat. Dan karat yang terbentuk
akan merusak upper valve dan lower valve yang akan berakibat terjadinya
kebocoran angin pada unit/ brake valve. Untuk mengatasinya dengan cara
mengganti kedua konektor tubing in brake valve tersebut dengan konektor yang
berbahan dari tembaga/ kuningan dan melakukan penggantian filter air dryer
secara rutin tiap 1 tahun serta dengan melakukan pembuangan angin/ udara
bertekanan pada unit setelah unit sudah tidak dioperasikan.

Gambar 5.4 Periodic parts replacement interval

Diposting 13th June 2016 oleh Igus Dwijayanto


0

Tambahkan komentar
Brake System Truck

Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis

1.

Jun

13

Sistem Rem ( brake system)


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sistem rem (brake) adalah alat yang digunakan untuk memperlambat
dan atau menghentikan laju kendaraan. Adanya rem pada kendaraan
sangat penting untuk keselamatan pengendara, jika tidak ada rem maka
pengendara bisa mengalami kecelakaan yang bisa menyebabkan kematian.
Sistem rem pada truck unit 260 ini menggunakan tipe AOH (Air Over
Hydraulic). Sistem rem ini telah banyak digunakan pada truck heavy duty
yang menggunakan udara bertekanan pada sistem pengeremannya.

ALASAN PEMILIHAN JUDUL


Penulis mengambil judul Brake system ini dikarenakan banyak unit
PK 260 CT yang masuk ke workshop disebabkan ada problem pada brake
valve. Kebanyakan unit masuk workshop dengan keluhan angin turun,
setelah dilakukan pengecekan ditemukan bocor pada brake valve. Kejadian
ini tidak hanya terjadi pada unit lama, tidak sedikit juga unit baru checking
I bocor pada brake valve. Hal ini bisa menyebabkan kekecewaan customer
pada produk jika tidak ada penyelesaian pada problem ini, customer
mungkin akan berpikiran kualitas dari produk ini kurang. Oleh karena itu
penulis ingin mengupas problem pada brake valve, dan juga penulis ingin
menjelaskan tentang komponen-komponen, cara kerja, troubleshooting,
dan cara perawatan unit agar brake valve tidak cepat mengalami
kerusakan.

PEMBATASAN MASALAH
Dalam pembahasan paper ini penulis hanya akan menjelaskan tentang
sistem rem pada unit saja. Penjelasan ini meliputi :
Komponen
Fungsi komponen
Konstruksi
Cara kerja
Troubleshooting, dan
Cara perawatan komponen

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN TEORI
Pada umumnya sistem rem yang digunakan pada mobil mobil itu
terdapat 3 jenis, yaitu :
FHB (Full Hydraulic Brake)
AOH (Air Over Hydraulic)
FAB (Full Air Brake)

Untuk kendaraan heavy duty menggunakan sistem rem tipe AOH &
FAB, karena pengereman pada kendaraan heavy duty dibutuhkan gaya
tekan yang besar mengingat beban kendaraan yang berat. Sistem rem FAB
adalah rem angin yang memanfaatkan tekanan udara untuk menekan
sepatu rem. Di sini pedal rem berperan hanya membuka dan menutup
katup rem (brake valve), dan mengatur aliran udara bertekanan yang
keluar dari tangki udara (air tank). Sedangkan sistem AOH, pada sistem
ini yang mendorong kampas rem masih berupa tekanan minyak rem sama
seperti pada full hydraulic brake. Bedanya yaitu kaki driver tidak langsung
menekan master silinder hydraulic.

Melainkan hanya membuka atau menutup katup dan kemudian udara


kompresor mengalir, dan akan dirubah tekanan udara tersebut menjadi
tekanan hydraulic oleh boster rem yang digunakan untuk menekan master
roda. Sumber gaya tekan pada sistem ini berasal dari udara bertekanan
yang dihasilkan oleh kompresor.

Gambar 2.2 Diagram Sistem Rem Tipe AOH pada PK 260

2.2 KOMPONEN & FUNGSI


Komponen-komponen yang terdapat pada sistem rem AOH adalah:
Air Compressor
Air compressor (kompresor udara) adalah salah satu komponen dari
sistem rem pada tipe AOH maupun FAB, kompresor udara berfungsi
sebagai penghasil udara bertekanan yang kemudian ditampung pada air
tank (tangki udara).
Kendaraan menggunakan udara bertekanan dalam sistem rem dan
peralatan tambahan lainnya. Dan udara tersebut dihasilkan oleh kompresor
udara yang kemudian disalurkan dulu ke air dryer untuk di saring di mana
uap lembab dalam udara dibersihkan dan setelah melalui proses
penyaringan selanjutnya dikirim ke tangki udara. Karena kompresor udara
kerjanya sangat extra tergantung putaran engine.

Air compressor dipasang pada front cover engine, sehingga saat engine
hidup, crankshaft compressor langsung ikut berputar dan connecting rod
merubah gerakan menjadi langkah naik-turun piston. Seperti mekanisme
piston engine, kompresor juga mempunyai dua buah valve yaitu, inlet dan
exhaust valve, tetapi pergerakan membuka dan menutup valve hanya
berdasarkan pressure atau kevakuman yang disebabkan oleh langkah
piston. Port inlet valve dihubungkan dengan intake manifold, sehingga
suplai angin sudah bersih, sedangkan port exhaust valve dihubungkan
dengan tangki udara. Pada saat piston bergerak turun dari TDC ke BDC,
maka inlet valve terbuka dan exhaust valve tertutup karena kevakuman,
sehingga udara dapat masuk ke compression chamber. Sedangkan saat
piston bergerak naik dari BDC ke TDC, inlet valve tertutup dan exhaust
valve terbuka dari pressure yang dihasilkan, sehingga pressure angin dapat
mensuplai ke sistem (tangki udara).

2.Air Dryer

Gambar 2.4 Air Dryer

Dengan menggunakan drying agent yang terdapat di dalam air dryer,


maka kandungan uap air, oli dan kotoran lainnya dapat diendapkan,
sehingga angin yang masuk kedalam sistem dapat menjadi lebih kering
dan bersih. Sedangkan hasil endapan tersebut akan dibuang keluar pada
saat air governor bekerja, dengan memanfaatkan pilot pressure angin dari
governor pada saat cut-out. Dengan kata lain, air dryer berfungsi untuk
menjaga angin pada sistem dapat bebas dari uap air, oli atau kotoran
lainnya.

Gambar 2.5 Periodic parts replacement interval

3.Air Governor

Gambar 2.6 Air Governor


Bekerja untuk mempertahankan pressure angin dalam sistem, agar
selalu dalam range standar yang telah ditentukan. Saat pressure wet tank
mencapai setting cut-out pressure, maka air governor akan mengalirkan
pilot pressure ke unloader valve pada sisi intake valve compressor,
sehingga compressor tidak bekerja. Jika pressure angin pada wet tank
turun sampai setting cut-in pressure, maka air governor akan mentup jalur
menuju port unloader valve dan justru menghubungkan port unloader
valve dengan udara bebas, sehingga intake valve compressor dibebaskan
dan dapat bekerja normal, maka compressor akan kembali bekerja untuk
menghasilkan pressure angin.

4.Tangki udara

Gambar 2.7 Tangki udara


Tangki udara, berfungsi sebagai penampung udara bertekanan yang
dihasilkan oleh kompresor yang sebelumnya udara tersebut sudah di saring
terlebih dahulu oleh filter udara dan air dryer agar udara yang masuk
kedalam tangki benar- benar bersih tidak terdapat kotoran atau air yang
masuk kesistem saluran. Dan demi keamanan pun savety diterapkan dalam
sistem rem ini bahwa tekanan udara di dalam tangkipun selalu harus sesuai
yaitu : 740 -840 kPa (7,5 8,5 kgf/cm2). Tekanan udara tersebut dapat
diatur pada komponen governor. Apabila tekanan melebihi batas yang
ditentukan maka udara di dalam air tank akan dibuang ke atmosfer agar
udara di dalam air tank tetap stabil.
Selain itu juga tangki udara dilengkapi dengan check valve yaitu suatu
komponen di tangki udara yang berfungsi untuk menjaga saluran udara
balik ke kompresor di saat mesin mati maka check valve menutup saluran
air tank yang ke kompresor.

5. Pedal rem

Gambar 2.8 Pedal Rem


Pedal rem, berfungsi sebagai pijakan driver untuk melakukan
pengereman.
6.Brake valve

Gambar 2.9 Brake Valve

Brake valve, berfungsi sebagai pembuka dan penutup aliran udara


bertekanan & pengatur banyak sedikitnya udara bertekanan yang di alirkan
ke boster rem.
Katup rem brake valve terpasang di bawah pedal rem pada sistem
FOB atau AOB. Katup ini mengendalikan rem dengan cara membuka dan
menutup untuk mengatur aliran udara bertekanan. Pengendalian rem untuk
roda depan dan belakang dilakukan secara terpisah. Saat pedal rem ditekan
sebuah plunger bergerak menekan primary piston dan menutup lubang
ventilasi atas. Serta sebuah secondery piston dan menutup lubang ventilasi
bawah. Ketika pedal ditekan lebih dalam upper valve dan lower valve
terbuka sehingga udara bertekanan dari tangki udara mengalir masuk ke
power cylinder boster rem atau relay valve. Ketika pedal dilepas aliran
udara berbalik dan tekanan udara di lepaskan ke atmosfer melalui saluran
buang yang berada di bawah lower valve.

7.Booster rem

Gambar 2.10 Booster Rem & Relay valve


Boster rem, berfungsi untuk merubah tekanan udara yang masuk ke
sistem rem menjadi tekanan fluida yang akan diteruskan ke masing-
masing master roda.
Pada sistem rem AOH terdapat komponen part booster rem, pada boster
rem itu sendiri terdapat komponen yang berfungsi membuka dan menutup
saluran udara bertekanan yang akan dialirkan ke piston pada boster rem.
Komponen tersebut adalah relay valve, letak relay valve ada di bagian
depan dari boster rem. Kerja relay valve ini dipengaruhi oleh brake valve.
Saat melakukan pengereman, udara bertekanan dari saluran keluar brake
valve akan menuju ke relay valve yang kemudian akan mendorong valve.
Saat valve terdorong maka saluran udara dari air tank ke piston boster rem
terbuka. Dengan demikian udara bertekanan akan mendorong piston pada
boster dan akan diteruskan untuk mendorong brake fluid ke silinder roda.
Jadi dengan adanya relay valve, udara bertekanan yang di suplay dari
brake valve hanya akan sampai di relay valve saja yang akan digunakan
untuk mendorong valve tidak sampai masuk ke boster rem. Udara
bertekanan yang masuk ke boster rem adalah udara standby dari air tank
yang disuplay saat valve pada relay valve terbuka.

8.Silinder roda

Gambar 2.11 Silinder roda


Silinder roda, berfungsi untuk menekan/ mendorong kampas rem saat
dilakukan pengereman. Gaya tekan tersebut dihasilkan dari tekanan brake
fluid yg dikirim dari boster rem.
Berdasarkan posisi silinder roda terhadap sepatu rem, rem tromol pada
kendaraan dapat dibedakan menjadi tiga tipe, antara lain :
a. Tipe Leading Trailing

Gambar 2.12 Rem Tromol Tipe Leading Trailing

Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan
mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari
pada trailing shoe, karena saat kendaraan berjalan ke depan leading shoe
yang akan lebih besar memberikan gaya pengereman. Contoh penggunaan
tipe leading trailing pada unit PK 260 CT. Apa sebabnya leading shoe
lebih besar memberikan gaya pengereman saat kendaraan berjalan ke
depan? Sebab gerakan leading shoe saat dilakukan pengereman akan
melawan arah putaran roda, beda halnya dengan trailing shoe saat
kendaraan berjalan ke depan putaran roda bisa mendorong gerakan trailing
shoe sehingga gaya pengeremannya lemah.

b. Tipe Two Leading


Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki
satu piston. Keuntungan tipe ini yaitu: Saat kendaraan maju kedua sepatu
rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe
ini: Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe
sehingga daya pengereman kurang baik. Keausan kampas rem pada tipe
ini lebih merata dibandingkan dengan tipe leading trailing. Contoh
penggunaan tipe two leading pada roda depan unit CWA 260, CDA 260,
& PK 215.

Gambar 2.13 Rem Tromol Tipe Two Leading

c. Tipe Dual Two Leading


Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing
memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik
saat kendaraan maju maupun mundur. Keausan kampas rem pada tipe rem
ini juga lebih merata. Contoh penggunaan tipe dual two leading pada roda
belakang unit CWA 260,CDA 260, & PK 215.

Gambar 2.14 Tipe Dual Two Leading

9.Tubing

Gambar 2.15 Tubing


Tubing, berfungsi sebagai delivery udara bertekanan dan brake fluid.
Tubing yang berfungsi sebagai delivery bertekanan itu berada di rangkaian
mulai dari kompresor, air dryer, governoor, tabung udara, brake valve, dan
boster rem. Sedangkan tubing delivery brake fluid berada di rangkaian dari
booster rem ke tiap- tiap master roda. Ukuran tubing delivery brake fluid
juga lebih kecil daripada tubing delivery udara bertekanan.
10.Kampas rem

Gambar 2.16 Kampas Rem


Kampas rem, adalah komponen yang bergesekan dengan brake drum
saat dilakukan pengereman yang akan selanjutnya memperlambat atau
menghentikan laju kendaraan.

2.3 KONSTRUKSI
Brake valve adalah salah satu komponen yang terdapat pada sistem
rem jenis AOH & FAB yang berfungsi sebagai pembuka dan penutup
aliran udara bertekanan & sebagai pengatur banyak sedikitnya udara
bertekanan yang masuk ke boster rem.
Pada umumnya komponen-komponen pada semua brake valve itu
sama, yang membedakan hanya dari konstruksi dari brake valve itu
sendiri. Konstruksi brake valve pada unit PK 260 adalah sebagai berikut.

Gambar 2.17 Konstruksi brake valve


Keterangan gambar:
Pin , berfungsi untuk meneruskan injakan kaki driver pada pedal rem
untuk menekan plunger.
Plunger, berfungsi untuk menekan primary piston saat dilakukan
pengereman.
Main spring, berfungsi sebagai pengembali/ mendorong plunger saat pedal
rem dilepas.
Sub spring, berfungsi sebagai pengembali/ mendorong plunger saat pedal
rem dilepas.
Primary piston return spring, berfungsi untuk pengembali primary piston
saat pedal rem dilepas.

Upper valve, berfungsi untuk membuka dan menutup saluran udara


bertekanan yang menuju ke booster untuk roda belakang.

Lower valve spring, berfungsi untuk membuka dan menutup saluran udara
bertekanan yang menuju ke booster untuk roda depan.
Primary piston, berfungsi untuk menekan upper valve saat pedal rem
diinjak setengah & juga untuk menekan secondary piston saat pedal rem
diinjak penuh.
Secondary piston, berfungsi untuk mendorong lower valve saat pedal rem
diinjak penuh, yang kemudian lower valve akan membuka saluran udara
bertekanan untuk pengereman roda depan.
Secondary piston return spring, berfungsi sebagai pengembali secondary
piston saat pedal rem dilepas.

2.4 CARA KERJA


1.Saat pedal rem bebas
Saat pedal rem bebas udara bertekanan yang disuplay dari air tank
masuk ke brake valve melalui saluran masuk dan udara bertekanan
standby hanya di sekitar spring upper valve dan lower valve. Terdapat dua
saluran masuk yang ada pada brake valve untuk jalur udara bertekanan
yang disuplay dari air tank. Posisi upper valve dan lower valve menutup
saluran udara yang menuju ke booster rem. Pada saluran udara bertekanan
yang menuju ke boster rem tidak ada udara bertekanan yang standby
karena saluran pembuangan terbuka.


Gambar 2.18 Posisi brake valve saat
bebas
Terlihat pada skema gambar brake valve di atas saat posisi bebas,
tanda panah menunjukkan ruang yang diisi oleh udara standby pada saat
posisi bebas/pedal rem tidak diinjak.

2.Saat pedal rem diinjak setengah


Pada saat pedal rem diinjak setengah plunger tertekan oleh pedal
rem, sehingga plunger menggerakkan/ mendorong primary piston untuk
menekan upper valve. Saluran pembuangan pada upper valve akan tertutup
oleh primary piston. Akibatnya saluran udara yang menuju boster rem RR
terbuka karena upper valve terdorong dan membuka saluran tersebut. Pada
saat itu udara bertekanan yang standby di sekitar upper valve spring
dikirim ke boster rem RR yang dilanjutkan menekan brake fluid ke master
roda RR. Pada keadaan ini posisi lower valve masih sama disaat brake
valve bebas. Yang melakukan pengereman hanya terjadi pada roda
belakang saja.


Gambar 2.19 Posisi brake valve saat pedal rem
diinjak setengah
3.Saat pedal rem diinjak penuh
Pada saat pedal rem diinjak penuh, plunger terdorong oleh pedal rem.
Plunger mendorong primary piston yang kemudian menekan upper valve,
dan primary piston itu sendiri juga terdorong penuh oleh injakan pedal rem
sehingga menekan secondary piston. Secondary piston tersebut mendorong
lower valve, dan menutup saluran pembuangan pada lower valve
menyebabkan saluran udara yang menuju boster rem FR terbuka. Pada
saat ini saluran udara menuju boster rem FR & RR terbuka semua. Udara
bertekanan yang standby diantara spring upper valve dan spring lower
valve disupply ke masing-masing boster rem. Pada saat ini pengereman
terjadi pada roda belakang dan roda depan.


Gambar 2.20 Posisi brake valve saat pedal
rem diinjak penuh

BAB III
TROUBLE SHOOTING
3.1 PROBLEM YANG DIALAMI
Dari pengalaman yang sering terjadi di workshop keluhan dari
customer adalah tekanan angin pada unit sering berkurang pada saat unit
berhenti/ parkir. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada unit lama saja,
banyak unit baru juga mengalami kebocoran angin seperti ini. Setelah
dilakukan pengecekan pada unit ternyata kebocoran pada brake valve yang
menyebabkan tekanan angin pada unit sering berkurang.
Problem ini biasa terjadi disebabkan oleh kebocoran angin
dikomponen valve pada brake valve. Valve ini bekerja membuka saluran
udara saat dilakukan pengereman dan menutup saluran udara saat tidak
dilakukan pengereman. Pada saat tidak dilakukan pengereman tersebut
valve tidak dapat menutup saluran angin dengan rapat, sehingga
mengakibatkan terjadinya kebocoran angin pada unit.
Keadaan ini membahayakan jika unit tetap dioperasikan tanpa
dilakukan perbaikan, sebab lama kelamaan bocor angin tersebut bisa lebih
parah. Akibatnya angin turun saat unit berjalan (tekor angin). Hal ini bisa
menyebabkan rem blong pada unit.
Penyebab kebocoran angin pada brake valve adalah adanya karat yang
mengganjal pada upper valve atau lowwer valve. Pengkaratan biasa
disebut dengan oksidasi tersebut yang menjadikan awal dari problem
kebocoran brake valve.
Apa itu Oksidasi? Proses Terjadinya & Cara Pencegahannya. Oksidasi
menyebabkan apel segar yang baru dipotong berwarna coklat, logam pada
sepeda menjadi berkarat, dan bahan-bahan dari tembaga berubah menjadi
kehijauan.
Oksidasi didefinisikan sebagai interaksi antara molekul oksigen dengan
zat lain seperti logam hingga jaringan hidup. Secara lebih teknis, oksidasi
terjadi karena hilangnya setidaknya satu elektron ketika dua atau lebih zat
berinteraksi. Zat-zat yang berinteraksi tersebut bisa saja melibatkan
oksigen, namun bisa pula tidak. Kebalikan dari oksidasi adalah reduksi
atau penambahan setidaknya satu elektron ketika zat berinteraksi satu
sama lain. Oksidasi bukanlah hal yang selalu buruk, seperti pada kasus
pembuatan aluminium anodisasi yang dikenal memiliki karakter tahan
lama. Pada kasus lain, oksidasi dapat merusak, seperti karat yang timbul
pada mobil atau membuat buah menjadi busuk. Kita sering menggunakan
kata oksidasi dan karat secara bergantian. Faktanya, tidak semua substansi
yang berinteraksi dengan molekul oksigen akan hancur menjadi karat.
Dalam kasus besi, oksigen memicu proses pembakaran lambat yang
menghasilkan zat coklat rapuh yang disebut karat. Ketika oksidasi terjadi
pada tembaga, di sisi lain, yang timbul adalah lapisan kehijauan yang
disebut oksida tembaga. Logam itu sendiri tidak dilemahkan oleh oksidasi.
Yang terjadi pada oksidasi adalah munculnya permukaan karat yang pada
akhirnya melemahkan struktur logam. Ketika melibatkan oksigen, proses
oksidasi tergantung pada jumlah oksigen yang hadir di udara dan sifat
bahan yang dipengaruhinya. Oksidasi dapat menjadi masalah bagi pemilik
mobil akibat lapisan terluar cat terus-menerus terkena udara dan air. Saat
cat mobil tidak dilindungi dengan lapisan wax atau poliuretan, molekul
oksigen di udara akhirnya akan mulai berinteraksi dengan cat. Saat
oksigen mulai membakar radikal bebas yang terkandung dalam cat, seiring
waktu cat akan menjadi semakin kusam.
Salah satu cara mencegah oksidasi yang disebabkan oleh oksigen
adalah dengan memberikan lapisan pelindung antara material dan udara.
Hal ini bisa berarti memberi lapisan wax (lilin) atau lapisan poliuretan
pada mobil, memberi lapisan cat pada benda logam, atau memberi
semprotan anti-oksidan.
Oksidasi akibat oksigen tidak akan terjadi jika oksigen tidak mampu
menembus permukaan untuk mencapai radikal bebas. Inilah sebabnya
mengapa stainless steel tidak berkarat seperti baja. Stainless steel memiliki
lapisan tipis logam lain yang tidak mengandung radikal bebas.
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron
Contoh:
Na Na + + e
Zn Zn +2 + 2e
Al Al +3 + 3e

Reaksi oksidasi (pengoksigenan) adalah peristiwa penggabungan suatu


zat dengan oksigen.
Contoh:
Si + O2 SiO2
4 Fe + 3 O2 2 Fe2O3
Reaksi oksidasi logam dikenal juga dengan nama perkaratan. Reaksi
pembakaran juga termasuk reaksi oksidasi, misalnya pembakaran minyak
bumi, kertas, kayu bakar, dll.
Pada sistem rem AOH juga terjadi oksidasi karena dalam sistem rem ini
menggunakan udara bertekanan untuk proses pengeremannya. Hal ini
terjadi karena adanya pengembunan uap air yang terjadi pada udara di
sistem, diakibatkan karena tidak ada perawatan air dryer/ penggantian
filter air dryer dan udara pada tabung udara dibiarkan saja saat unit tidak
digunakan atau udara tidak dibuang. Lama kelamaan udara bertekanan
tersebut sebagian menjadi air yang kemudian akan menjadikan karat pada
komponen sistem rem. Yang paling terpengaruh dengan adanya air
tersebut adalah pada bagian konektor tubing in brake valve. Bahan
konektor brake valve terbuat dari besi sehingga saat terjadi oksidasi sisi
dalam konektor tersebut menjadi berkarat. Dan karat yang terbentuk akan
merusak upper valve dan lower valve yang akan berakibat terjadinya
kebocoran angin pada unit/ brake valve. Untuk mengatasinya dengan cara
mengganti kedua konektor tubing in brake valve tersebut dengan konektor
yang berbahan dari tembaga/ kuningan dan melakukan penggantian filter
air dryer secara rutin tiap 1 tahun serta dengan melakukan pembuangan
angin/ udara bertekanan pada unit setelah unit sudah tidak dioperasikan.

Gambar 3.1 Diagram Fishbone

3.2 CARA PENYELESAIAN


Pertama yang dilakukan adalah melepas komponen brake valve dari
unit. Dengan membuang angin yang ada di tangki angin sampai habis
kemudian melepas socket kabel switch rem yang terdapat di brake valve
bagian bawah dan dilanjutkan dengan melepas 4 buah tubing yang
menempel pada brake valve. Setelah itu lepas baut pengikat brake valve
dengan cabin disekeliling pedal rem, dan lepas brake valve dari unit.

Gambar 3.2
Lepas 3 buah baut pengikat pedal rem dengan brake
valve,dilanjutkan melepas cover bawah brake valve dengan membuka 4
buah baut ukuran 10mm.

Gambar 3.3
Gambar 3.4

Gambar 3.5
Kemudian lepas pengunci lower valve dengan snapring in, tekan
lower valve dari atas dengan menggunakan kunci T 10mm. Hati hati
saat menekan jangan sampai mengenai cover dudukan valve karena mudah
pecah. Bagian ini adalah komponen brake valve yang berfungsi
mendistribusikan angin ke boster rem untuk roda depan saat dilakukan
pengereman.

Gambar 3.6
Setelah itu tarik secondary piston dengan menggunakan tang
kombinasi, jika secondary piston sudah terlepas akan terlihat pengunci
upper valve. Lepas pengunci tersebut dengan menggunakan tang snapring
in, kemudian tekan upper valve dari atas dengan kunci T 10mm seperti
melepas lower valve tadi.

Gambar 3.7
Gambar 3.8
Saat semua sudah terlepas, terlihat di bagian dalam komponen brake
valve terdapat air, dan juga banyak karatnya(biji- biji karat). Biji biji
karat tersebut banyak yang menempel pada upper valve maupun lower
valve. Sehingga menyebabkan upper valve dan lower valve terganjal dan
tidak dapat menutup dengan rapat. Dan dapat menyebabkan kerusakan
pada valve-valve tersebut. Hal ini yang menyebabkan tekanan udara pada
unit sering berkurang.

Gambar 3.9 Gambar 3.10
Gambar 3.11
Kemudian ganti repair kit brake valve atau jika upper valve dan
lower valve tidak terlalu rusak karena terganjal karat bisa dengan
menghaluskan permukaan kedua valve dengan amplas. Dilanjutkan
dengan mencuci semua komponen brake valve. Lepas juga 2 buah
conector tubing udara in pada brake valve, kemudian bersihkan karat-
karat yang ada di dalam lubang conector tersebut. Jika sudah selesai rakit
kembali brake valve dengan urutan kebalikan dari pembongkaran.
Untuk mengatasi problem ini harus dilakukan pembuangan angin/
udara bertekanan dari tangki angin secara rutin setiap hari, sehingga uap
uap air yang terdapat di tangki angin terbuang, karena penyebab terjadinya
kebocoran brake valve diakibatkan karat yang terbentuk dari uap uap air
yang terdapat di tangki angin. Pembuangan angin tersebut dari semua
tangki angin yang terdapat pada unit secara keseluruhan, baik yang
terdapat di head tractor maupun pada trailer(buntut) dan ganti secara rutin
(setahun sekali) filter & gasket air dryer .
Untuk lebih baiknya conector tubing in pada brake valve diganti
menggunakan conector yang bahan pembuataannya dari almunium/
tembaga bahan yang tidak bisa berkarat. Karena dari problem yang ada
karat tersebut berasal dari kedua conector in pada brake valve.
BAB IV
KESIMPULAN

Pada unit 260 sering terjadi kebocoran angin pada brake valve, yang
disebabkan oleh karat karat yang terbentuk dari uap air pada tangki
angin. Cara mengatasi problem tersebut harus dilakukan pembuangan
angin dari tangki udara yang terdapat pada unit secara keseluruhan, baik
yang terdapat di head tractor maupun pada trailer(buntut) secara rutin
setiap pagi hari, sehingga uap uap air yang terdapat di tangki angin
terbuang dan ganti filter & gasket air dryer setiap setahun sekali.
Untuk lebih baiknya conector tubing in pada brake valve diganti
menggunakan conector yang bahan pembuataannya dari almunium/
tembaga bahan yang tidak bisa berkarat. Karena dari problem yang ada
karat tersebut berasal dari kedua conector in pada brake valve.

BAB V
ADITIONAL

1.
Berdasarkan posisi silinder roda terhadap sepatu rem, rem tromol pada
kendaraan dapat dibedakan menjadi tiga tipe, antara lain :
a. Tipe Leading Trailing

Gambar 5.1 Rem Tromol Tipe Leading Trailing

Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan
mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari
pada trailing shoe, karena saat kendaraan berjalan ke depan leading shoe
yang akan lebih besar memberikan gaya pengereman. Contoh penggunaan
tipe leading trailing pada unit PK 260 CT. Apa sebabnya leading shoe
lebih besar memberikan gaya pengereman saat kendaraan berjalan ke
depan? Sebab gerakan leading shoe saat dilakukan pengereman akan
melawan arah putaran roda, beda halnya dengan trailing shoe saat
kendaraan berjalan ke depan putaran roda bisa mendorong gerakan trailing
shoe sehingga gaya pengeremannya lemah.

b. Tipe Two Leading


Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki
satu piston. Keuntungan tipe ini yaitu: Saat kendaraan maju kedua sepatu
rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe
ini: Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe
sehingga daya pengereman kurang baik. Keausan kampas rem pada tipe
ini lebih merata dibandingkan dengan tipe leading trailing. Contoh
penggunaan tipe two leading pada roda depan unit CWA 260, CDA 260,
& PK 215.

Gambar 5.2 Rem Tromol Tipe Two Leading

c. Tipe Dual Two Leading


Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing
memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik
saat kendaraan maju maupun mundur. Keausan kampas rem pada tipe rem
ini juga lebih merata. Contoh penggunaan tipe dual two leading pada roda
belakang unit CWA 260,CDA 260, & PK 215.

Gambar 5.3 Tipe Dual Two Leading

2.
Pada sistem rem AOH terdapat komponen part booster rem, pada boster
rem itu sendiri terdapat komponen yang berfungsi membuka dan menutup
saluran udara bertekanan yang akan dialirkan ke piston pada boster rem.
Komponen tersebut adalah relay valve, letak relay valve ada di bagian
depan dari boster rem. Kerja relay valve ini dipengaruhi oleh brake valve.
Saat melakukan pengereman, udara bertekanan dari saluran keluar brake
valve akan menuju ke relay valve yang kemudian akan mendorong valve.
Saat valve terdorong maka saluran udara dari air tank ke piston boster rem
terbuka. Dengan demikian udara bertekanan akan mendorong piston pada
boster dan akan diteruskan untuk mendorong brake fluid ke silinder roda.
Jadi dengan adanya relay valve, udara bertekanan yang di suplay dari
brake valve hanya akan sampai di relay valve saja yang akan digunakan
untuk mendorong valve tidak sampai masuk ke boster rem. Udara
bertekanan yang masuk ke boster rem adalah udara standby dari air tank
yang disuplay saat valve pada relay valve terbuka.

3.
Penyebab kebocoran angin pada brake valve adalah adanya karat yang
mengganjal pada upper valve atau lowwer valve. Pengkaratan biasa
disebut dengan oksidasi tersebut yang menjadikan awal dari problem
kebocoran brake valve.
Apa itu Oksidasi? Proses Terjadinya & Cara Pencegahannya. Oksidasi
menyebabkan apel segar yang baru dipotong berwarna coklat, logam pada
sepeda menjadi berkarat, dan bahan-bahan dari tembaga berubah menjadi
kehijauan.
Oksidasi didefinisikan sebagai interaksi antara molekul oksigen dengan
zat lain seperti logam hingga jaringan hidup. Secara lebih teknis, oksidasi
terjadi karena hilangnya setidaknya satu elektron ketika dua atau lebih zat
berinteraksi. Zat-zat yang berinteraksi tersebut bisa saja melibatkan
oksigen, namun bisa pula tidak. Kebalikan dari oksidasi adalah reduksi
atau penambahan setidaknya satu elektron ketika zat berinteraksi satu
sama lain. Oksidasi bukanlah hal yang selalu buruk, seperti pada kasus
pembuatan aluminium anodisasi yang dikenal memiliki karakter tahan
lama. Pada kasus lain, oksidasi dapat merusak, seperti karat yang timbul
pada mobil atau membuat buah menjadi busuk. Kita sering menggunakan
kata oksidasi dan karat secara bergantian. Faktanya, tidak semua substansi
yang berinteraksi dengan molekul oksigen akan hancur menjadi karat.
Dalam kasus besi, oksigen memicu proses pembakaran lambat yang
menghasilkan zat coklat rapuh yang disebut karat. Ketika oksidasi terjadi
pada tembaga, di sisi lain, yang timbul adalah lapisan kehijauan yang
disebut oksida tembaga. Logam itu sendiri tidak dilemahkan oleh oksidasi.
Yang terjadi pada oksidasi adalah munculnya permukaan karat yang pada
akhirnya melemahkan struktur logam. Ketika melibatkan oksigen, proses
oksidasi tergantung pada jumlah oksigen yang hadir di udara dan sifat
bahan yang dipengaruhinya. Oksidasi dapat menjadi masalah bagi pemilik
mobil akibat lapisan terluar cat terus-menerus terkena udara dan air. Saat
cat mobil tidak dilindungi dengan lapisan wax atau poliuretan, molekul
oksigen di udara akhirnya akan mulai berinteraksi dengan cat. Saat
oksigen mulai membakar radikal bebas yang terkandung dalam cat, seiring
waktu cat akan menjadi semakin kusam.

Salah satu cara mencegah oksidasi yang disebabkan oleh oksigen


adalah dengan memberikan lapisan pelindung antara material dan udara.
Hal ini bisa berarti memberi lapisan wax (lilin) atau lapisan poliuretan
pada mobil, memberi lapisan cat pada benda logam, atau memberi
semprotan anti-oksidan.
Oksidasi akibat oksigen tidak akan terjadi jika oksigen tidak mampu
menembus permukaan untuk mencapai radikal bebas. Inilah sebabnya
mengapa stainless steel tidak berkarat seperti baja. Stainless steel memiliki
lapisan tipis logam lain yang tidak mengandung radikal bebas.
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron
Contoh:
Na Na + + e
Zn Zn +2 + 2e
Al Al +3 + 3e

Reaksi oksidasi (pengoksigenan) adalah peristiwa penggabungan suatu


zat dengan oksigen.
Contoh:
Si + O2 SiO2
4 Fe + 3 O2 2 Fe2O3
Reaksi oksidasi logam dikenal juga dengan nama perkaratan. Reaksi
pembakaran juga termasuk reaksi oksidasi, misalnya pembakaran minyak
bumi, kertas, kayu bakar, dll.

4.
Pada sistem rem AOH juga terjadi oksidasi karena dalam sistem rem ini
menggunakan udara bertekanan untuk proses pengeremannya. Hal ini
terjadi karena adanya pengembunan uap air yang terjadi pada udara di
sistem, diakibatkan karena tidak ada perawatan air dryer/ penggantian
filter air dryer dan udara pada tabung udara dibiarkan saja saat unit tidak
digunakan atau udara tidak dibuang. Lama kelamaan udara bertekanan
tersebut sebagian menjadi air yang kemudian akan menjadikan karat pada
komponen sistem rem. Yang paling terpengaruh dengan adanya air
tersebut adalah pada bagian konektor tubing in brake valve. Bahan
konektor brake valve terbuat dari besi sehingga saat terjadi oksidasi sisi
dalam konektor tersebut menjadi berkarat. Dan karat yang terbentuk akan
merusak upper valve dan lower valve yang akan berakibat terjadinya
kebocoran angin pada unit/ brake valve. Untuk mengatasinya dengan cara
mengganti kedua konektor tubing in brake valve tersebut dengan konektor
yang berbahan dari tembaga/ kuningan dan melakukan penggantian filter
air dryer secara rutin tiap 1 tahun serta dengan melakukan pembuangan
angin/ udara bertekanan pada unit setelah unit sudah tidak dioperasikan

Anda mungkin juga menyukai