Anda di halaman 1dari 18

PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

PROTOKOL PENATALAKSANAAN TUMOR / KANKER TIROID

Tim Perumus Protokol Penatalaksanaan Tumor / Kanker Tiroid

Ketua : Prof. Pisi Lukitto, dr., SpB(K)Onk,KBD

Anggota : Prof. Adrie Manoppo, dr., SpB(K)Onk


Azamris, dr., SpB(K)Onk
Dr. Med. Didid Tjindarbumi, dr., SpB(K)Onk
Djoko Dlidir, dr., SpB(K)Onk
Dimyati Achmad, dr., SpB(K)Onk
Prof. John Pieter, dr., SpB(K)Onk
Kunta Setiadji, dr., SpB(K)Onk
Sonar Soni Panigoro, dr., SpB(K)Onk
Subianto, dr., SpB(K)Onk
Sunarto Reksoprawiro, dr., SpB(K)Onk
Teguh Aryandono, dr., SpB(K)Onk
H. Zafiral Azdi Albar, dr., SpB(K)Onk

18
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

PROTOKOL PENATALAKSANAAN TUMOR / KANKER TIROID

I. PENDAHULUAN

Tumor/kanker tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang terbanyak


dijumpai. Berdasarkan dari Pathological Based Registration di Indonesia
kanker tiroid merupakan kanker dengan insidensi tertinggi urutan ke sembilan.

Penanganan pertama untuk suatu kanker adalah kesempatan terbaik untuk


pasien mencapai tingkat kesembuhan optimal. Demikian pula halnya untuk
kanker tiroid.

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam penatalaksanaan tumor/kanker


tiroid sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran,
perlu merevisi protokol yang telah ada sehingga dapat menjadi panduan bersama
dan dapat :
Menyamakan persepsi dalam penatalaksanaan tumor/kanker tiroid.
Bertukar informasi dalam bahasa dan istilah yang sama.
Menjadi tolok ukur mutu pelayanan
Menunjang pendidikan bedah umum dan pendidikan bedah onkologi
Bermanfaat untuk penelitian bersama

II. KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DAN SISTEM TNM

Klasifikasi Karsinoma Tiroid menurut WHO:

Tumor epitel maligna


Karsinoma folikulare
Karsinoma papilare
Campuran karsinoma folikulare-papilare
Karsinoma anaplastik ( undifferentiated )
Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma Tiroid medulare
Tumor non-epitel maligna
Fibrosarkoma
Lain-lain
Tumor maligna lainnya
Sarkoma
Limfoma maligna
Haemangiothelioma maligna
Teratoma maligna
Tumor sekunder dan unclassified tumors

19
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

Rosai J membedakan tumor tiroid atas adenoma folikulare, karsinoma papilare,


karsinoma folikulare, hurthle cell tumors , clear cell tumors, tumor sel
skuamous, tumor musinus, karsinoma medulare, karsinoma berdiferensiasi buruk
dan undifferentiated carcinoma

Untuk menyederhanakan penatalaksanaan Mc Kenzie membedakan kanker tiroid


atas 4 tipe yaitu : karsinoma papilare, karsinoma folikulare, karsinoma medulare
dan karsinoma anaplastik.

Klasifikasi Klinik TNM Edisi 6 - 2002

T-Tumor Primer
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak didapat tumor primer
T1. Tumor dengan ukuran terbesar 2cm atau kurang masih terbatas
pada tiroid
T2 Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih
dari 4 cm masih terbatas pada tiroid
T3 Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 4 cm masih terbatas pada
tiroid atau tumor ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra tiroid
yang minimal (misalnya ke otot sternotiroid atau jaringan lunak
peritiroid)
T4a Tumor telah berkestensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke
tempat berikut : jaringan lunak subkutan, laring, trakhea,
esofagus, n.laringeus recurren
T4b Tumor menginvasi fasia prevertebra, pembuluh mediastinal atau
arteri karotis
T4a* (karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) masih terbatas
pada tiroid#
T4b* (karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) berekstensi
keluar kapsul tiroid$

Catatan :
Tumor multifokal dari semua tipe histologi harus diberi tanda (m) (ukuran
terbesar menentukan klasifikasi), contoh : T2(m)
*Semua karsinoma tiroid anaplastik/undifferentiated termasuk T4
#
Karsinoma anaplastik intratiroid resektabel secara bedah
$
Karsinoma anaplastik ekstra tiroid irresektabel secara bedah

N Kelenjar Getah Bening Regional


Nx Kelenjar Getah Bening tidak dapat dinilai
N0 Tidak didapat metastasis ke kelenjar getah bening
N1 Terdapat metastasis ke kelenjar getah bening
N1a Metastasis pada kelenjar getah bening cervical Level VI
(pretrakheal dan paratrakheal, termasuk prelaringeal dan Delphian)
N1b Metastasis pada kelenjar getah bening cervical unilateral, bilateral
atau kontralateral atau ke kelenjar getah bening mediastinal
atas/superior

20
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

M Metastasis jauh
Mx Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh

Terdapat empat tipe histopatologi mayor :


- Papillary carcinoma (termasuk dengan fokus folikular)
- Follicular carcinoma (termasuk yang disebut dengan Hrthle cell carcinoma)
- Medullary carcinoma
- Anaplastic/undifferentiated carcinoma

Stadium klinis

Karsinoma Tiroid Papilare atau Folikulare Umur < 45 th

Stadium I Tiap T Tiap N M0


Stadium II Tiap T Tiap N M1

Papilare atau Folikulare umur > 45tahun dan Medulare

Stadium I T1 N0 M0
Stadium II T2 N0 M0
Stadium III T3 N0 M0
T1,T2,T3 N1a M0
Stadium IVA T1,T2,T3 N1b M0
T4a N0,N1 M0
Stadium IVB T4b Tiap N M0
Stadium IVC Tiap T Tiap N M1

Anaplastik/Undifferentiated (Semua kasus stadium IV)

Stadium IVA T4a Tiap N M0


Stadium IVB T4b Tiap N M0
Stadium IVC TiapT TiapN M1

III. PROSEDUR DIAGNOSTIK

A. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

1. Pengaruh usia dan jenis kelamin


Risiko malignansi : apabila nodul tiroid terdapat pada usia dibawah 20 tahun,
dan diatas 50 tahun jenis kelamin laki-laki mempunyai risiko malignansi lebih
tinggi.
2. Pengaruh radiasi didaerah leher dan kepala
Radiasi pada masa kanak-kanan dapat menyebabkan malignansi pada tiroid
kurang lebih 33 37%
3. Kecepatan tumbuh tumor

21
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

Nodul jinak membesar tidak terlalu cepat


Nodul ganas membesar dengan cepat
Nodul anaplastik membesar sangat cepat
Kista dapat membesar dengan cepat
4. Riwayat gangguan mekanik di daerah leher.
Keluhan gangguan menelan, perasaan sesak sesak, perubahan suara dan
nyeri dapat terjadi akibat desakan dan atau infiltrasi tumor.
5. Riwayat penyakit serupa pada famili/keluarga.
Bila ada, harus curiga kemungkinan adanya malignansi tiroid tipe medulare.
6. Temuan pada Pemeriksaan Fisik
Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multiple
dengan konsistensi bervariasi dari kistik sampai dangan keras bergantung
kepada jenis patologi anatomi (PA) nya.
Perlu diketahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening
regional.
Disamping ini perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria,
tulang belakang, klavikula, sternum dll, serta tempat metastasis jauh
lainnya yaitu di paru-paru, hati, ginjal dan otak.

B. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium
Human thyroglobulin, suatu penanda tumor (tumor marker)
untuk keganasan tiroid; jenis yang berdiferensiasi baik, terutama
untuk follow up.
Pemeriksaan kadar FT4 dan TSHS untuk menilai fungsi tiroid
Kadar calcitonin hanya untuk pasien yang dicurigai karsinoma
meduler.

2. Pemeriksaan radiologis
Dilakukan pemeriksaan foto paru posteroanterior, untuk menilai
ada tidaknya metastasis. Foto polos leher antero-posterior dan lateral
dengan metode soft tissue technique dengan posisi leher
hiperekstensi, bila tumornya besar. Untuk melihat ada tidaknya
mikrokalsifikasi.
Esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda
adanya infiltrasi ke esofagus.
Pembuatan foto tulang dilakukan bila ada tanda-tanda metastasis
ke tulang yang bersangkutan.

3. Pemeriksaan ultrasonografi
Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di posterior yang
secara klinis belum dapat dipalpasi. Disamping itu dapat dipakai untuk
membedakan nodul yang padat dan kistik serta dapat dimanfaatkan untuk
penuntun dalam tindakan biopsi aspirasi jarum halus.

4. Pemeriksaan sidik tiroid


Pemeriksaan sidik tiroid : bila nodul menangkap jodium lebih sedikit dari
jaringan tiroid yang normal disebut nodul dingin (cold nodule), bila sama

22
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

afinitasnya maka disebut nodul hangat (warm nodule) dan bila afinitasnya
lebih maka disebut nodul panas (hot nodule).
Karsinoma tiroid sebagian besar adalah nodule dingin. Sekitar 10 17 %
struma dengan nodule dingin ternyata adalah suatu keganasan.
Bila akan dilakukan pemeriksaan sidik tiroid maka obat-obatan yang
mengganggu penangkapan jodium oleh tiroid harus dihentikan selama 2 4
minggu sebelumnya.
Pemeriksaan sidik tiroid ini tidak mutlak diperlukan, jika tidak ada
fasilitasnya, tidak usah dikerjakan

5. Pemeriksaan sitologi melalui biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)


Keberhasilan dan ketepatan pemeriksaan Bajah tergantung dari 2 hal yaitu:
Faktor kemampuan pengambilan sampel dan faktor ketepatan interpretasi
oleh seorang sitolog sehingga angka akurasinya sangat bervariasi.
Ketepatan pemeriksaan sitologi untuk kanker tiroid anaplastik, medulare dan
papilare hampir mendekati 100% tetapi untuk jenis folikulare hampir tidak
dapat dipakai karena gambaran sitologi untuk adenomatous goiter, adenoma
folikuler dan adeno karsinoma folikuler adalah sama, tergantung dari
gambaran invasi ke kapsul dan vaskular yang hanya dapat dilihat dari
gambaran histopatologi.

6. Pemeriksaan Histopatologi
Merupakan pemeriksaan diagnostik utama jaringan diperiksa
setelah dilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi
Untuk kasus inoperabel, jaringan yang diperiksa diambil dari
tindakan biopsi insisi

Secara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila:


Usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun
Riwayat radiasi daerah leher sewaktu kanak-kanak
Disfagia, sesak nafas perubahan suara
Nodul soliter, pertumbuhan cepat, konsistensi keras
Ada pembesaran kelenjar getah bening leher
Ada tanda-tanda metastasis jauh.

IV. PENATALAKSANAAN NODUL TIROID

Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul


tiroid tersebut suspek maligna atau suspek benigna.

Bila nodul tersebut suspek maligna dibedakan atas apakah kasus tersebut
operabel atau inoperabel. Bila kasus yang dihadapi inoperabel maka dilakukan
tindakan biopsi insisi dengan pemeriksaan histopatologi secara blok parafin.
Dilanjutkan dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau
khemoradioterapi.

Bila nodul tiroid suspek maligna tersebut operabel dilakukan tindakan


isthmolobektomi dan pemeriksaan potong beku (VC ).

23
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

Ada 5 kemungkinan hasil yang didapat :


1. Lesi jinak.
Maka tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi
2. Karsinoma papilare.
Dibedakan atas risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan klasifikasi AMES.
- Bila risiko rendah tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi.
- Bila risiko tinggi dilakukan tindakan tiroidektomi total.
3. Karsinoma folikulare.
Dilakukan tindakan tiroidektomi total
4. Karsinoma medulare.
Dilakukan tindakan tiroidektomi total
5. Karsinoma anaplastik.
- Bila memungkinkan dilakukan tindakan tiroidektomi total.
- Bila tidak memungkinkan, cukup dilakukan tindakan debulking
dilanjutkan dengan radiasi eksterna atau khemoradioterapi.

Bila nodul tiroid secara klinis suspek benigna dilakukan tindakan FNAB ( Biopsi
Jarum Halus ). Ada 2 kelompok hasil yang mungkin didapat yaitu :

1. Hasil FNAB suspek maligna, foliculare Pattern dan Hurthle Cell.


Dilakukan tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong beku
seperti diatas.
2. Hasil FNAB benigna.
Dilakukan terapi supresi TSH dengan tablet Thyrax selama 6 bulan kemudian
dievaluasi, bila nodul tersebut mengecil diikuti dengan tindakan observasi
dan apabila nodul tersebut tidak ada perubahan atau bertambah besar
sebaiknya dilakukan tindakan isthmolobektomi dengan pemeriksaan potong
beku seperti diatas.

24
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

Bagan Penatalaksanaan Nodul Tiroid


Bagan I

Nodul Tiroid

Klinis

Suspek Maligna Suspek Benigna

Inoperabel Operabel
FNAB

Biopsi Insisi Isthmolobektomi

Lesi jinak VC Suspek maligna Benigna


Folikulare pattern
Hurthle cell

Papilare Folikulare Medulare Anaplastik


Supresi TSH
6 bulan

Risiko Risiko
Rendah Tinggi Membesar Mengecil
Tidak ada
Perubahan

Debulking

Observasi Tiroidektomi total Radiasi eksterna/


Khemotherapi

Bila di pusat pelayanan kesehatan tidak terdapat fasilitas pemeriksaan potong


beku maupun maka dilakukan tindakan lobektomi/isthmolobektomi dengan

25
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

pemeriksaan blok parafin dan urutan penanganan nodul tiroid dapat mengikuti
bagan dibawah ini.
Bagan Penatalaksanaan Alternatif Nodul Tiroid
Bagan II

Nodul Tiroid

Klinis

Suspek Maligna Suspek Benigna

Inoperabel Operabel
Observasi

Biopsi Insisi Lobektomi


Isthmolobektomi -Gejala penekanan
-Terapi konservatif
Blok paraffin supresi TSH gagal
-Kosmetik
Lesi jinak Ganas

Operasi selesai

Papilare Folikulare Medulare Anaplastik

Risiko Risiko
Rendah Tinggi

Debulking
Observasi Tiroidektomi total
Radiasi eksterna
/Khemotherapi

26
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

Penatalaksanaan Kanker Tiroid Dengan Metastasis Regional.

Dipastikan terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi operabel atau inoperabel.
Bila inoperabel tindakan yang dipilih adalah dengan radioterapi eksterna atau
dengan khemoradioterapi dengan memakai Adriamicin. Dosis 50-60mg/m2 luas
permukaan tubuh ( LPT )
Bila kasus tersebut operabel dilakukan penilaian infiltrasi kelenjar getah bening
terhadap jaringan sekitar.
Bila tidak ada infiltrasi dilakukan tiroidektomi total( TT) dan Functional RND
Bila ada infiltrasi pada n.Ascesorius dilakukan TT + RND standar.
Bila ada infiltrasi pada vena Jugularis interna tanpa infiltrasi pada n. Ascesorius
dilakukan TT + RND modifikasi 1.
Bila ada infiltrasi hanya pada m. Sternocleidomastoideus dilakukan TT + RND
modifikasi 2.

Bagan Penatalaksanaan Kanker Tiroid dengan Metastasis Regional


Bagan III

KT + Metastasis Regional

Inoperabel Operabel

Infiltrasi ke

N.Acessorius V.Jugularis M.Sterno Infiltrasi


Interna cleidomas (-)
toideus

Radioterapi TT + RND TT + RND TT + RND TT + RND


Khemoradio Standar Modif. 1 Modif 2 Functional
terapi

Penatalaksanaan Kanker Tiroid Dengan Metasasis Jauh

Dibedakan terlebih dahulu apakah kasus yang dihadapi berdiferensiasi baik atau
buruk.
Bila berdiferensiasi buruk dilakukan khemoterapi dengan adriamicin.

27
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

Bila berdiferensiasi baik dilakukan TT + radiasi interna dengan I 131 kemudian


dinilai dengan sidik seluruh tubuh, bila respon (+) dilanjutkan dengan terapi
supresi / subtitusi.

Syarat untuk melakukan radiasi interna adalah : tidak boleh ada jaringan tiroid
normal yang akan bersaing dalam afinitas terhadap jaringan radioaktif. Ablatio
jaringan tiroid itu bisa dilakukan dengan pembedahan atau radio ablatio dengan
jaringan radioaktif .

Bila respon (-) diberikan khemoterapi adriamicin.


Pada lesi metastasisnya, bila operabel dilakukan eksisi luas.

Bagan Penatalaksanaan Kanker Tiroid dengan Metastasis Jauh


Bagan IV

KT + Metastasis Jauh

Diferensiasi Buruk Diferensiasi Baik

TT + Radiasi interna

Khemoterapi Respon (-) Respon (+)

Terapi supresi
& substitusi

V. FOLLOW UP

A. Karsinoma Tiroid Berdiferensiasi Baik

Empat minggu setelah tindakan TT dilakukan pemeriksaan sidik seluruh tubuh.


Bila masih ada sisa jaringan tiroid normal dilakukan ablasio dengan I131
kemudian dilanjutkan dengan terapi substitusi /supresi dengan Thyrax
sampai kadar TSHs 0,1
Bila tidak ada sisa jaringan tiroid normal dilakukan terapi
substitusi/supresi.

28
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

Setelah 6 bulan terapi substitusi / supresi dilakukan pemeriksaan sidik


seluruh
tubuh dengan terlebih dahulu menghentikan terapi substitusi selama 4
minggu
sebelum pemeriksaan.
Bila terdapat metastasis jauh, dilakukan radiasi interna I131 dilanjutkan
terapi substitusi/supresi.
Bila tidak ada metastasis terapi substistusi /supresi dilanjutkan dan
pemeriksaan sidik seluruh tubuh diulang setiap tahun selama 2 -3
tahun dan bila 2 tahun berturut turut hasilnya tetap negatif maka
evaluasi cukup dilakukan 3-5 tahun sekali.

Dalam follow up KT diferensiasi baik, pemeriksaan kadar human tiroglobulin


dapat dipakai sebagai petanda tumor untuk mendeteksi kemungkinan adanya
residif tumor.

Bagan Follow Up Kanker Tiroid Berdiferensiasi baik


Bagan V

Tiroidektomi Total

4 minggu
Sidik tiroid

Sisa jaringan tiroid (+) Sisa jaringan tiroid (-)

Ablasi Terapi supresi/ Radiasi


Substitusi interna

6 bulan
Sidik seluruh tubuh

Metastasis (-) Metastasis (+)

B. Karsinoma Tiroid Jenis Medulare

Tiga bulan setelah tindakan tiroidektomi total atau tiroidektomi total + diseksi
leher sentral, dilakukan pemeriksaan kalsitonin.
Bila kadar kalsitonin rendah atau 0 ng/ml dilanjutkan dengan observasi,

29
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

Bila kadar kalsitonin 10 ng/ml dilakukan pemeriksaan CT scan, MRI


untuk mencari rekurensi lokal atau dilakukan SVC ( Selecture Versus
Catheterition ) pada tempat-tempat yang dicurigai metastasis jauh yaitu
paru-paru dan hati.

Ada 3 rangkaian yang diteruskan :

1. Tidak didapatkan tanda-tanda residif, maka cukup di observasi untuk 3


bulan kemudian diperkirakan kadar kalsitenin
2. Terdapat residif lokal, maka harus dilakukan re eksisi
3. Terdapat metastasis jauh harus dinilai apakah operabel atau inoperabel.
Bila operabel dilakukan eksisi, bila inoperbel tindakan yang dilanjutkan
hanya paliatif

Bagan Follow Up Karsinoma Tiroid Jenis Medulare


Bagan VI

Tiroidektomi Total

3 bulan pasca operasi periksa


- Kalsitonin

Kadar Kalsitonin Rendah / 0 Kadar Kalsitonin 10 ng/ml

Observasi CT Scan, MRI, SVC

Residif Lokal (-) Residif Lokal (+) Metastasis Jauh

Re Eksisi Operabel Inoperabel

Eksisi Paliatif

30
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

KEPUSTAKAAN
1. Burch H.B, Evaluation and Management of The Solid Thyroid Nodule, in Burman

K.D; Endocrinology and Metabolism Clinics of North America 1995, 24: 4 pp 663

710

2. Cady B, Rossi RL., Differentiaded Carcinoma of Thyroid Gland in. Cady B.,

Surgery of The Thyroid and Parathyroid Blands, 3rd ed, with Saunders

Philadelphia, 1991, pp 139-151.

3. Collin SL. Thyroid Cancer: Controversies and Etiopathogenesis in Falk S.A.

Thyroid Disease Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine and Radiotherapy, 2nd

ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, 1997, pp 495 564.

4. Donovan DT, Gabel R.F. Medullary Thyroid Carcinoma and The Multiple Endocrine

Neoplasia Syndrome in Falk SA Thyroid Disease Endocrinology, Surgery, Nuclear

Medicine and Radiotherapy, 2nd ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, 1977, 619-

644

5. Fraker D.L, Skarulis M., Livolsi V, Thyroid Tumors in De vita Jr. V.T., Hellen S.

Rosenberg SA; Cancer Principles Practise of Oncology, 6th ed, Lippincott Williams

& Wilkins, Philadelphia, 2001, pp 1940-1760.

6. From G. L N. Lawson VG : Solitary Thyroid Nodule : Concept in Diagnosis and

treatment in Falk S.A. Thyroid Disease Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine

and Radiotherapy, 2nd ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, 1997, pp 411-429.

7. Harmanek P and Sobin LH TNM Classification of Malignant Tumour. 4th ed

International Union Against Cancer. Springer-Verlag. 1987 pp 33-36

8. Masjhur JS. Protokol pengobatan karsinoma tiroiddenga Iodium radioaktif.

Prosiding Endokrinologi Klinik II. Masjhur JS dan Kariadi SHK ( Eds). Kelompok

Studi Endokrinologi dan Penyakit Metabolik Fak.Kedokteran Universitas

Padjadjaran / RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 1995:R1-14

31
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

9. Sadler G. P et al, Thyroid and Parathyroid in Schwartz S.I et al :Principles of

Surgery 7th ed, The Mc Graw Hill, St. Louis, 1999, pp.1681-1694.

10. Strong E.W; Evaluation and Surgical Treatment of Papillary and Follicular

Carcinoma in Falk S.A. Thyroid Disease Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine

and Radiotherapy, 2nd ed, Lippincott-Raven, Philadelphia, 1997, pp 565 586.

11. St. Lous J.D et al, Follicular Neoplasm: Dec Role for Observation, Fine Needle

Aspiration Biopsy, Thyroid Susppressions and Surgery, Seminars in Surgical

Oncology 1999, 16:5-11.

12. Whine RM Jr, : Thyroid in Myers EM; Head and Neck Oncology Diagnosis,

Treatment and Rehabilitation, S ed, Little, Brown and Company

Boston/Toronto/Canada, 1991, pp 299-310

13. Fleming I D, Cooper J S, Henson D E, Hutter R V P, Kennedy B J, Murphy G P,

OSullivan B, Sobin L H, Yarbro J W (ed), AJCC Cancer Staging Manual, 5th ed ,

Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 59-64

14. Sobin L H & Wittekind Ch (ed), TNM Classification of Malignant Tumours, 6th ed,

New York, Wiley-Liss, 2002, 52-56

15. Fraker D L, Skarulis M, Livolsi V, Thyroid Tumors, in DeVita Jr V T, Hellman S,

Rosenberg S A (ed), Cancer Principles & Practice of Oncology, 6th ed,

Philadelphia, Lippincott-Raven, 2001, 1740-1762

16. Schlumberger M, Tubiana M, Chanson P, Schaison G, Canceer of the Endocrine

Glands, in Rubin P, Williams J P, Clinical Oncology A Multidisciplinary Approach

for Physicians and Students, 8th ed, Philadelphia, W.B. Saunders Company, 2001,

649-764

17. Collins S L, Thyroid Cancer: Controversies and Etiopathogenesis, in Falk S A (ed),

Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy,

2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 495-564

32
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

18. Strong E W, Evaluation and Surgical Treatment of Papillary and Follicular

Carcinoma, in Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear

Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 565-

586

19. Schlumberger M, Parmentier C, de Vathaire F, Tubiana M, Iodine-131 and

External Radiation in the Treatment of Local and Metastatic Thyroid Cancer, in

Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and

Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 601-618

20. Donovan D T, Gager R F, Medullary Thyroid Carcinoma and the Multiple

Endocrine Neoplasia Syndromes, in Falk S A (ed), Thyroid Disease, Endocrinology,

Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed, Philadelphia, Lippincott-

Raven, 1997, 619-644

21. Audeh M W, Memsic L, Silberman A, Anaplastic Carcinoma, Lymphoma, Unusual

Malignancies, and Chemotherapy for Thyroid Cancer, in Falk S A (ed), Thyroid

Disease, Endocrinology, Surgery, Nuclear Medicine, and Radiotherapy, 2nd ed,

Philadelphia, Lippincott-Raven, 1997, 645-656

22. Weigel R J, Thyroid, in Norton J A, Bollinger R R, Chang A E, Lowry S F, Mulvihill

S J, Pass H I, Thompson R W (ed), Surgery: Basic Science and Clinical Evidence,

New York, Springer Verlag, 2000, 879-896

33
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

LAMPIRAN

1. Karsinoma tiroid berdiferensiasi buruk adalah KT anaplastik dan


medulare
2. Karsinoma tiroid berdiferensiasi baik adalah KT papilare dan folikulare
Dibedakan atas kelompok risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan
klasifikasi AMES (age, metastatic disease, extrathyroidal extension, size)
Risiko rendah :
a. - Laki-laki umur < 41 th, wanita < 51 th
- Tidak ada metastasis jauh
b. - Laki-laki umur > 41 th, wanita > 51 th
- Tidak ada metastasis jauh
- Tumor primer masih terbatas didalam tiroid untuk karsinoma
papilare atau invasi kapsul yang minimal untuk karsinoma folikulare
- Ukuran tumor primer < 5 cm
Risiko tinggi :
a. Semua pasien dengan metastasis jauh
b. Laki-laki umur < 41th, wanita < 51 th dengan invasi kapsul
yang luas pada karsinoma folikulare
c. Laki-laki umur > 41 th, wanita >51 th dengan karsinoma
papilare invasi ekstra tiroid atau karsinoma folikulare dengan invasi
kaspul yang luas dan ukuran tumor primer 5 cm.
3. Tiroidektomi totalis artinya semua kel. tiroid diangkat.
4. Near total thyroidectomy artinya isthmolobektomi dekstra dan
lobektomi subtotal sinistra dan sebaliknya, sisa jaringan tiroid masing-masing
1 2 gram
5. Tiroidektomi subtotal bilateral artinya mengangkat sebagian besar
tiroid lobus kanan dan sebagian besar lobus kiri sisa jaringan tiroid masing-
masing 2 - 4 gram
6. Isthmolobektomi artinya mengangkat isthmus juga, karena batas
isthmus itu imaginer melewati pinggir tepi trachea c.l.(kontra lateral)
7. Lobektomi artinya mengangkat satu lobus saja atau secara rinci :
a. Lobektomi totalis dekstra atau lobektomi totalis sinistra.
b. Lobektomi subtotal dekstra artinya mengangkat sebagian besar
lobus kanan, sisa 3 gram.
c. Lobektomi subtotal saja tidak dilakukan sendiri tanpa 7 a.
Catatan : pada pengangkatan kelenjar tiroid yang disebutkan diatas dengan
sendirinya bila ada tumor harus diangkat.
Istilah strumectomy tidak dipakai karena kemungkinan memberikan
pengertian yang salah, seolah-olah hanya benjolan saja yang diangkat.
Istilah enukleasi artinya pengangkatan rodulnya saja, dan cara ini tidak
dibenarkan pada pembedahan tiroid.
8. RND (Diseksi leher radikal) Standar
Pengangkatan seluruh jaringan limfoid didaerah leher sisi ybs dengan
menyertakan pengangkatan n. ascesorius, v. jugularis ekterna dan interna,
m. sternocleidomastoideus dan m.omohyodius dan kelenjar ludah
submandibularis dan tail parotis
9. RND modifikasi 1 : RND dengan mempertahankan n.ascessorius

34
PROTOKOL PERABOI 2003 Tumor / Kanker Tiroid

10. RND modifikasi 2 : RND dengan mempertahankan n.ascessorius dan v.


jugularis interna
11. RND functional : RND dengan mempertahankan n.ascessorius ,v. jugularis
interna dan m. sternocleidomastoideus

35

Anda mungkin juga menyukai