OLEH :
A. Tujuan
3. Tujuan Praktikum
Mahasiswa/i dapat menghitung besarnya massa yang membebani
silinder aksi tunggal
BAB II
DASAR TEORI
A. Teori Dasar
2. Safety Unit
PU
Prinsip kerja unit ini mengikuti hukum Pascal yaitu Dalam suatu
bejana yang tertutup, jika diberi tekanan maka tekanan itu akan
diteruskan kesegala arah dengan sama besar. Oleh karena itu jika pada
Power Unit digunakan katup pembatas tekanan (simbol pegasnya tanpa
tanda panah) maka pada Savety Unit digunakan katup pereduksi tekanan
(pada simbol, pegasnya menggunakan tanda panah). Hal ini
mengindikasikan bahwa pada Power Unit tekanannya tidak dapat diatur,
tetapi keluaranya cukup dibatasi sehiungga fungsi PRV disini sebagai
penyetabil tekanan (stabilisator) sedangkan pada Unit pengaman, PRV
berfungsi sebagai pengatur tekanan (dynamisator)
3. Valve Unit
Merupakan system katup yang berfungsi untuk mengatur arah fluida
yang mengalir.Terdiri dari 2 bagian yaitu port (posisi) dan way (lubang).
Terdapat 2 sistem pembacaan port dan way yaitu system Amerika dan
Eropa, dimana system Amerika pembacaan port diikuti pembacaan way.
Sedangkan system Eropa berkebalikan dengan system Amerika,
pembacaan way terlebih dahulu lalu diikuti pembacaan port.
Katup yang digunakan untuk silinder aksi tunggal adalah katup 4/3
NC
4. Actuator Unit
Actuator merupakan pewujud energy hidrolik.
Gambar 2.4 Aktuator pada Slinder aksi tunggal dengan batang berujung tunggal
Gambar 2.5 Aktuator pada silinder aksi tunggal dengan batang berujung ganda
A B
Gambar 2.6 Aktuator pada silinder aksi gandal dengan batang berujung tunggal
A B
Gambar 2.7 Aktuator pada silinder aksi gandal dengan batang berujung ganda
Inp Out
B. Peralatan Praktikum
No Alat
C. LangkahPraktikum
Catatan :
P sett = Tekanan yang ditentukan
Nk = waktu saat naik
Tr = waktu saat turun
g = 9,81 [m/s2]
S = 200 [mm]
d = 20 [mm]
Keterangan :
P = tekananan [bar]
Q = debit [L/menit]
t = waktu [s]
B. Analisa data hasil praktikum rangkaian penggerak aktuator silinder
aksi tunggal
m=
Catatan :
1
k = 1000
= 7,895 [ ]
3
Dimensi ukuran :
p = 14 [cm]
l = 14 [cm]
h = 50 [cm]
Massa Teori Aplikatif
.
=
( + )
Dengan k = 105
Dimana:
= . + . .
1
Ketika V0 = 0 => s = 2 . . 2
20
=
2
[]
[ 2] =
[ 2 ]
1 []
1 []
1000 []
[ 2] =
[ 2 ]
1 []
[ 2] =
1000 [ 2 ]
=
1
Dengan k = 1000
Dan = ( )
F=m.a
= .
=
. = . (1)
.
=
[] . [2 ]
[] =
[ 2]
105 [ 2 ] . [2 ]
[] =
[ 2]
.
= 105
.
=
Dengan :
k = 105
= (2 2 )
4
[] . [ ] . []
[] =
[ 2 ]. []
5 1 [3 ] 1 []
10 [ 2 ] . [ ] . []
1000 [] 60 []
[] =
9,81 [ 2 ] . 0,2 []
= , . .
= . . .
Dengan k = 0,8494
Data hasil praktikum Hidrolik Kontrol Silinder Aksi Tunggal
P Naik Turun Debit Waktu
No Nama Praktikan Q
sett P P Nk Tr
(l/min)
1 Achmad Triyanto 10 7,5 5 5 5,99 3,74
2 Anggi Wijaya 12 8,75 5 5 4,23 4,10
3 Bagus Aldi Febrian 14 11 5,2 5 3,42 3,54
4 Darmansyah 16 12 5,2 4,2 3,27 3,94
5 Dwiki Bahtiar 18 13,8 5 4,5 2,53 3,95
6 Erik Leonardus Marbun 20 14 5 5 2,02 3,73
7 Iqbal Fadhillah 22 16 5 5 2 3,62
Catatan :
P sett = Tekanan yang ditentukan
Nk = waktu saat naik
Tr = waktu saat turun
g = 9,81 [m/s2]
S = 200 [mm]
d = 20 [mm]
Analisa 1
Massa Teori Empiris
m=
1
m = 1000
1
m = 1000 7,895 (141450)
m = 77,371 [kg]
Massa Teori Aplikatif
Untuk pergerakan maju
2
=
2
1 2 (200)
=
1000 5,992
= 0,0111 [2 ]
2
= ( 2 )
4
= 0,0368 []
= 0,02 []
= (0,03682 0,022 )
4
= 7,495 104 [2 ]
.
=
( + )
7,5 . 7,495 104
5
= 10
(0,0111 + 9,81)
= , []
.
=
5 . 7,495 104
= 105
9,81
= 38,201 [kg]
= . . .
= 0,8495 . .
= 0,8495 . 2.5 . 5 . 3,74
= , []
Analisa 2
Massa Teori Empiris
m=
1
m = 1000
1
m = 1000 7,895 (141450)
m = 77,371 [kg]
2
= ( 2 )
4
= 0,0368 []
= 0,02 []
= (0,03682 0,022 )
4
= 7,495 104 [2 ]
.
=
( + )
8,75 . 7,495 104
= 105
(0,0224 + 9,81)
= , []
= . . .
= 0,8495 . .
= 0,8495 . 3,75 . 5 . 4,1
= , []
Analisa 3
Massa Teori Empiris
m=
1
m = 1000
1
m = 1000 7,895 (141450)
m = 77,371 [kg]
2
= ( 2 )
4
= 0,0368 []
= 0,02 []
= (0,03682 0,022 )
4
= 7,495 104 [2 ]
.
=
( + )
11 . 7,495 104
5
= 10
(0,0342 + 9,81)
= , []
= . . .
= 0,8495 . .
= 0,8495 . 5,8 . 5 . 3,54
= , []
Analisa 4
Massa Teori Empiris
m=
1
m = 1000
1
m = 1000 7,895 (141450)
m = 77,371 [kg]
Massa Teori Aplikatif
Untuk pergerakan maju
2
=
2
1 2 (200)
=
1000 3,272
= 0,0374 [2 ]
2
= ( 2 )
4
= 0,0368 []
= 0,02 []
= (0,03682 0,022 )
4
= 7,495 104 [2 ]
.
=
( + )
12 . 7,495 104
= 105
(0,0374 + 9,81)
= , []
.
=
5,2 . 7,495 104
5
= 10
9,81
=39,729 [kg]
= . . .
= 0,8495 . .
= 0,8495 . 6,8 . 4,2. 3,94
= , []
Analisa 5
Massa Teori Empiris
m=
1
m = 1000
1
m = 1000 7,895 (141450)
m = 77,371 [kg]
2
= ( 2 )
4
= 0,0368 []
= 0,02 []
= (0,03682 0,022 )
4
= 7,495 104 [2 ]
.
=
( + )
13,8 . 7,495 104
= 105
(0,0625 + 9,81)
= , []
= . . .
= 0,8495 . .
= 0,8495 . 8,8 . 4,5. 3,95
= , []
Analisa 6
Massa Teori Empiris
m=
1
m = 1000
1
m = 1000 7,895 (141450)
m = 77,371 [kg]
2
= ( 2 )
4
= 0,0368 []
= 0,02 []
= (0,03682 0,022 )
4
= 7,495 104 [2 ]
.
=
( + )
14 . 7,495 104
5
= 10
(0,098 + 9,81)
= , []
= . . .
= 0,8495 . .
= 0,8495 . 9 . 5. 3,73
= , []
Analisa 7
Massa Teori Empiris
m=
1
m = 1000
1
m = 1000 7,895 (141450)
m = 77,371 [kg]
Massa Teori Aplikatif
Untuk pergerakan maju
2
=
2
1 2 (200)
=
1000 22
= 0,1[2 ]
2
= ( 2 )
4
= 0,0368 []
= 0,02 []
= (0,03682 0,022 )
4
= 7,495 104 [2 ]
.
=
( + )
16 . 7,495 104
= 105
(0,1 + 9,81)
= , []
.
=
5. 7,495 104
= 105
9,81
= 38,201 [kg]
= . . .
= 0,8495 . .
= 0,8495 . 11 . 5. 3,62
= , []
Dari percobaan Hidrolik Kontrol Silinder Aksi Tunggal yang telah dilakukan,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Pada teori empiris, massa beban memiliki nilai sama karena pengukuran
dilakukan secara visual.
Pada teori aplikatif saat naik, semakin besar tekanan setting akan
menyebabkan nilai massa pada perhitungan semakin besar.
Pada teori aplikatif saat turun, meskipun tekanan setting dinaikkan hasil
perhitungan massa beban relatif sama.
Pada teori fenomena operasi terjadi hal yang sama dengan teori aplikatif
saat naik. Semakin besar tekanan setting akan menyebabkan nilai massa
beban pada perhitungan semakin besar.