Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH IKATAN KIMIA

IKATAN LOGAM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : FEBRIANTO MANIK
NIM : 4123131033
M.KULIAH : KIMIA ANALITIK II
DOSEN PENGAMPU : Dr.IIS SITI JAHRO, M.Si

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Kestabilan Atom ..................................................................................... 1
1.2 Jenis Jenis Ikatan Kimia ....................................................................... 1
BAB II IKATAN LOGAM ....................................................................................... . 3
2.1 Defenisi Ikatan Logam........................................................................... . 3
2.2 Klasifikasi Ikatan Logam.......................................................................... 5
2.3 Fakta Eksperimen Ikatan Logam.............................................................. 5
2.3.1 Teori Awan Elektron..................................................................... 6
2.3.2 Teori Pita........................................................................................ 8
2.4 Faktor Faktor yang Mempegaruhi Ikatan Logam.................................. 9
BAB III KESIMPULAN............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN
Atom atom di alam cenderung bergabung dengan atom yang lain membentuk
molekul atau membentuk ion-ion kecuali golongan gas mulia. Pada proses penggabungan
atom tersebut terdapat gaya yang bekerja, sehingga antara atom atom atau ion ion tersebut
dapat terikat satu sama lain. Gaya yang bekerja pada gabungan atom atau ion disebut ikatan
kimia.

1.1.KESTABILAN ATOM
Atom atom yang sukar mengalami perubahan disebut atom stabil. Oleh karena itu
untuk bergabung atom harus berubah dahulu, maka atom atom stabil sukar bergabung
dengan atom yang lain.
Atom tersusun dari inti atom yang sangat kesil dan terletak di pusat atom yang di
kelilingi elekton elektron. Jadi pada saat atom atom bergabung yang berubah hanyalah
elektron elektronnya.
Oleh karena pada dasarnya elektron mempunyai sifat yang sama, maka dapat
disimpulkan bahwa kestabilan satu atom ditentukan oleh konfigurasi elektron atom tersebut.
Dari konfigrasi elektron Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa konfigrasi
elektron atom atom akan stabil bila elekton terluarnya 2 ( duplet) dan 8 (oktet).
Untuk mencapai keadaaan stabil seperti gas mulia , maka atom atom membentuk
konfigurasi elektron seperti gas mulia . untuk membentuk konfigurasi gas mulia dapat
dilakukan dengan cara membentuk ion dan menggunakan pasangan elektron bersama.

1.2. JENIS-JENIS IKATAN KIMIA


Ikatan kimia terbagi atas 6 yaitu :
a. Ikatan ionik
Pada umumnya ikatan ion di definisikan sebagai ikatan yang terjadi antara ion positif
(+) dengan ion (-) melalui gaya elektrostatik.
b. Ikatan kovalen
Pada umumnya ikatan kovalen di defenisikan sebagai ikatan kimia diantara dua atom
atau lebih melalui penggunaan bersama pasanga elektron.

3
c. Ikatan logam
Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik menarik antara
muatan positif dari ion ion logam dengan muatan negatif dari elektron elektron
bebas bergerak dalam logam tersebut.
d. Ikatan hidrogen
Iktan Hidrogen merupakan ikatan antar molekul yang memiliki atom H yang terikat
pada atom yang memiliki elektronegatifitas tinggi.
e. Gaya van der Waals
Gaya van der Waals yaitu gaya antar molekul yang memiliki dipol dipol , jika
polnya muncul sesaat akibat gerakan elektron (gaya London)
f. Gaya London
Disebut gaya London katena pada saat kedua molekul membentuk dipol sesaat akibat
garakan elektron yang kemudian terjadi gaya van der Waals berupa tarik menarik
antar dipol sesaat .

4
BAB II
IKATAN LOGAM
2.1. DEFENISI IKATAN LOGAM
Logam mempunyai beberapa sifat yang unik seperti mengkilat, menghantarkan arus
listrik atau panas, dapat ditempa, ditarik, dan dibengkokkan. Sifat sifat logam tersebut
tidak dapat di jelaskan dengan menggunakan teori ikatan ionik dan ikatan kovalen.
Logam tersusun secara teratur dalam suatu kisi kristal yang terdiri dari ion ion
positif logam di dalam lautan elektron. Lautan elektron tersebut merupakan elektron valensi
dari masing masing atom yamg saling tumpang tindih. Masing masing elektron valensi
tersebut dapat bergerak bebas mengelilingi inti atom yang ada dalam Kristal tersebut dan
tidak hanya terpaku pada salah satu inti atom. Gaya tarik inti atom atom logam dengan
lautan elektron mengakibatkan terjadinya ikatan logam.
Pada ikatan logam terdapat elektron yang bebas mengeliling inti , inti tersusun secara
teratur dikelilingi elektron elektron. Elektron bebas yang mengelilingi inti itu tidak terikat
pada salah satu inti, hingga mudah pindah pindah ke tempat tempat yang energinya
rendah. Dengan adanya elektron yang tidak terikat secara khusus pada inti tertentu, maka
ikatan logam itu kuat dan logam tersebut mudah menghantarkan listrik.
Elektron yang paling luar pada sebagian besar logam biasanya mempunyai hubungan
yang tidak erat dengan ini karena letaknya yang jauh dari muatan positif inti. Semua elektron
valensi logam-logam bergabung membentuk lautan elektron yang bergerak bebas di antara
inti atom. Elektron yang bergerak bebas beraksi sebagai ikatan terhadap ion bermuatan
positif. Ikatan logam tidak mempunyai arah. Akibatnya, ikatan tidak rusak ketika logam
ditempa.
Skema ikatan logam dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Elektron valensi menjadi
terdisosiasi dengan inti atomnya dan membentuk lautan elektron.

Gambar 2.1. Skema ikatan Logam

5
Pada umumya Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik
menarik antara muatan positif dari ion ion logam dengan muatan negatif dari elekton
elektron yang bebas bergerak dalam logam tersebut.
Berdasarkan pernyataan dan penjelasan diatas maka defenisi ikatan logam dapat di
kembangkan sebagai berikut :
1. Ikatan logam adalah ikatan yang disebabkan oleh adanya elektron valensi suatu logam
yang tidak terarah . Misalnya pada logam Li memiliki struktur 1s2 2s1. Elektron 1s2
terdapat dalam orbital yang terarah sedangkan elektron dalam 2s1 terdapat pada
orbital tidak terarah. Elektron 2s inilah yang akan membentuk ikatan.
2. Ikatan logam adalah ikatan yang disebabkan oleh tumpang tindih orbital valensi dari
atom-atom logam. Akibatnya elektron-elektron yang ada pada orbitalnya dapat
berpindah ke orbital valensi atom tetangganya.
3. Ikatan logam adalah ikatan antara inti positif unsur logam di dalam lautan elektron
yang dihasilkan oleh elektron valensi unsur logam yang bersangkutan.
Contoh ikatan logam pada logam Natrium
Natrium memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s1. Tiap atom Natrium tersentuh
oleh delapan atom natrium yang lainnya dan terjadi pembagian (sharing) antara atom tengah
dan orbital 3s di semua delapan atom yang lain. Dan tiap atom yang delapan ini disentuh oleh
delapan atom natrium lainya secara terus menerus hingga diperoleh seluruh atom dalam
bongkahan natrium. Semua orbital 3s dalam semua atom saling tumpang tindih untuk
memberikan orbital molekul dalam jumlah yang sangat banyak yang memeperluas
keseluruhan tiap bagian logam.
Elektron dapat bergerak dengan leluasa diantara orbital-orbital molekul tersebut, dan
karena itu tiap elektron menjadi terlepas dari atom induknya. Logam terikat bersamaan
melalui kekuatan daya tarik yang kuat antara inti positif dengan elektron yang terdelokalisasi.

Gambar 2.2. ikatan anatar ion ion Na+ dengan elektron terdelokalisasi

6
2.2. KLASIFIKASI IKATAN LOGAM
Berdasarkan golongannya ikatan logam dapat di klasifikasikan menjadi ikatan logam
pada logam golongan utama dan ikatan logam pada logam golongan transisi .
1. Ikatan logam pada logam golongan utama
Ikatan logam pada unsur golongan utama relatif lebih lemah dibandingkan dengan
dengan unsur golongan transisi. Contohnya kristal besi lebih kuat dibandingkan
dengan kristal logam magnesium.
2. Ikatan logam pada logam golongan transisi
Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Alasannya adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam
kondisi delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang dapat
terlibat, kecenderungan daya tarik akan semakin lebih kuat. Contoh ikatan logam
pada unsur transisi transisi adalah Ag, Fe, Cu dan lain-lain.
Berdasarkan unsur penyusunnya ikatan logam terbagi 2 yaitu :
1. Ikatan logam antar unsur sejenis
Misalnya Ikatan antara unsur litium dengan unsur litium yang lainnya.
2. Ikatan logam antar unsur yang berbeda jenis (aloi).
Bahan-bahan logam yang bukan hanya dibuat dari satu jenis unsur logam tetapi telah
dicampur atau ditambah dengan unsur-unsur lain disebut aloi atau sering disebut lakur
atau paduan. Misalnya logam Baja Stainless steel yang terdiri dari logam Besi 72%,
logam Krom 18% dan logam Nikel 8% .
Aloi terbentuk apabila leburan dua atau lebih macam logam dicampur atau
leburan suatu logam dicampur dengan unsur-unsur nonlogam yang campuran tersebut
tidak saling bereaksi serta masih menunjukan sifat sebagai logam setelah didinginkan.
Aloi dibagi menjadi dua macam yaitu aloi selitan dan aloi substitusi. Disebut
aloi selitan bila jari-jari atom unsur yang dipadukan sama atau lebih kecil dari jari-jari
atom logam. Sedangkan aloi substitusi terbentuk apabila jari-jari unsur yang
dipadukan lebih besar dari jari-jari atom logam.

2.3. FAKTA EKSPERIMEN


Sifat fisika ikatan pada logam tidak dapat di jelaskan dengan teori ikatan ionik dan
ikatan kovalen. Untuk menjelaskan sifat fisika ikatan logam , di kemukakan beberapa teori
yang sejalan dengan perkembangan teori mengenai struktur atom dan teori ikatan utuk
senyawa kovalen.
7
2.3.1. Teori Awan Elektron
Teori inin dikemukakan oleh Drude dan Lorentz pada awal abad ke-20. Menurut teori
ini , didalam Kristal logam , setiap atom melepaskan elektron valensinya sehingga terbentuk
awan elektron dan ion bermuatan positif yang tersusun rapat dalam awan elektron awan
tersebut. Karena elektron valensi tidak terikat pada salah satu ion logam, tetapi terdelokalisasi
terhadap semua ion logam, maka elektron valensi tersebut bebas bergerak keseluruh bagian
dari kristal logam, sama halnya dengan molekul gas yang dapat bergerak bebas dalam
ruangan tertentu.

Gambar 2.3. Ikatan logam menurut Teori Awan Elektron


Misalnya logam magnesium yang memiliki 2 elektron valensi. Berdasarkan model
awan elektron, logam magnesium dapat dianggap terdiri dari ion positif Mg2+ yang tersusun
secara teratur, berulang dan disekitarnya terdapat awan atau lautan elektron yang dibentuk
dari elektron valensi magnesium.

Gambar 2.4. ikatan logam pada Logam Magnesium


Maka, teori awan atau lautan elektron pada ikatan logam itu didefinisikan sebagai
gaya tarik antara muatan positif dari ion-ion logam (kation logam) dengan muatan negatif
yang terbentuk dari elektron-elektron valensi dari atom-atom logam. Jadi logam yang
memiliki elektron valensi lebih banyak akan menghasilkan kation dengan muatan positif
yang lebih besar dan awan elektron dengan jumlah elektron yang lebih banyak atau lebih
rapat. Hal ini menyebabkan logam memiliki ikatan yang lebih kuat dibanding logam yang
tersusun dari atom-atom logam dengan jumlah elektron valensi lebih sedikit.
Teori lautan atau awan elektron ini dapat menjelaskan berbagai sifat fisika dari logam.
1. Logam dapat ditempa, dapat dibengkokkan, direntangkan dan tidak rapuh
Hal ini disebabkan atom-atom logam tersusun secara teratur dan rapat
sehingga ketika diberi tekanan atom-atom tersebut dapat tergelincir di atas
lapisan atom yang lain

8
.
Gambar 2.5. Sifat fisika logam dapat dibegkokkan dan ditempa
2. Sifat Mengkilap
Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron bebas. Sewaktu cahaya
jatuh pada permukaan logam, maka elektron-elektron bebas akan menyerap
energi cahaya tersebut. Elektron-elektron akan melepas kembali energi
tersebut dalam bentuk radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang sama
dengan frekuensi cahaya awal. Oleh karena frekuensinya sama, maka kita
melihatnyta sebagai pantulan cahaya yang datang. Pantulan cahaya tersebut
memberikan permukaan logam tampak mengkilap.
Bila Cahaya tampak jatuh pada permukaan logam, sebagian elektron
valensi yang mudah bergerak tersebut akan tereksitasi. Ketika elektron yang
tereksitasi tersebut kembali kepada keadaan dasarnya, maka energi cahaya
dengan panjang gelombang tertentu akan dipancarkan kembali. Peristiwa ini
dapat menimbulkan sifat kilap yang khas pada logam.
3. Daya hantar listrik
Di dalam ikatan logam, terdapat elektron valensi yang bebas (mudah
bergerak) yang dapat membawa muatan listrik. Jika diberi suatu beda
tegangan, maka elektron-elektron ini akan bergerak dari kutub negatif menjadi
kutub positif
4. Daya hantar panas
Elektron-elektron yang bergerak bebas di dalam kristal logam memiliki energi
kinetik. Jika dipanaskan, elektron-elektron akan memperoleh energi kinetik
yang cukup untuk dapat bergerak/bervibrasi dengan cepat. Dalam
pergerakannya, elektron-elektron tersebut akan bertumbukkan dengan
elektron-elektron lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya transfer energi dari
bagian bersuhu tinggi ke bagian bersuhu rendah.

9
Gambar 2.6 Sifat logam menghantarkan panas
5. Titik didih dan titik leleh tinggi
Pada logam, Ikatan logam tidak sepenuhnya putus sampai logam mendidih ini
menunjukkan bahwa ikatan logam memiliki titik didih yang tinggi. Hal ini
dikarenakan atom-atom logam terikat oleh ikatan logam yang kuat. Untuk
mengatasi ikatan tersebut, diperlukan energi dalam jumlah yang besar.

2.3.2. Teori Pita


Dikenal logam yang tidak begitu baik menghantarkan listrik yang disebut
semikonduktor, di samping logam yang menghantarkan listrik dengan baik yaitu konduktor.
Sifat logam konduktor, semikonduktor dapat dijelaskan melalui Teori Pita. Teori Pita yang
menggunakan pendekatan Teori Orbital Molekul, mulai dikembangkan pada tahun 1970.
Melelui pendekatan tersebut dianggap orbital atom logam dalam kisi kristalnya, membentuk
orbital molekul berupa pita.
Misalnya kisi kristal Li dalam satu dimensi. Konfigurasi elektron Liadalah 1s22s1 .
pada pemebentukan rantai Li Li Li .......Li Li Li, 2atom Li membentuk Li2, 3 atom Li
membentuk Li3 dan seterusnya. Pembentukan Li2 , orbital 2s dari masing masing atom Li
menghasilkan sebuah orbital bonding dan sebuah orbital anti bonding. Elektron elektron
yang berasal dari orbital 2s kedua atom Li , akan menempati orbital molekul bonding
sedangkan orbital molekul anti bonding tidak ditempati elektron. Pada pembentukan Li3
dihasilkan 1 orbital molekul bondingyang ditempati 2 elektron , 1 orbital anti bonding dimana
terdapat sebuah elektron dan 1 orbital molekul anti bonding yang masih kosong. Pada
pembentukan Li4 dihasilkan 2 orbital molekul bonding yang masing masing ditempati 2
elektron dan 2 orbital molekul anti bonding yang masih kosong.
Kita dapat bayangkan bahwa N atom Li yang terdapat dalam kisi Kristal Li dapat
membentuk N/2 orbital molekul bonding dan N/2 orbital molekul anti bonding. N/2 orbital
molekul bonding yang terbentuk mempunyai tingkat energy yang sama dan menempati ruang
yang sangat berdekatan sehingga menjadi kontinu. Hal sama juga terjadi pada N/2 orbital
molekul anti bonding yang kontinu menyerupai pita.

10
2.4. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IKATAN LOGAM
1. Titik leleh dan titik didih
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu dengan
logam yang lain. Titik leleh dan titik didih logam berkaitan langsung dengan kekuatan
ikatan logamnya. Titik didih dan titik leleh logam makin tinggi bila ikatan logam yang
dimiliki makin kuat. Contohnya pada logam alkali semakin kebawah titik didih
semakin rendah sehingga ikatan logamnya akan semakin lemah.
Logam Titik lebur (C) Titik didih (C)
Li 180 1330
Na 97,8 892
K 63,7 774
Rb 38,9 688
Cs 29,7 690
Tabel 2.1. Titik Lebur dan Titik Didih Logam Alkali
Titik didih dan titik leleh berhubungan dengan sifat periodik unsur yaitu sifat jari-
jari atomnya. Semakin besar jari-jari atomnya maka semakin kecil titik didih dan titik
lelehnya sehingga mengakibatkan ikatan lebih lemah.
2. Jari-jari atom
Dalam sistem periodik unsur, pada satu golongan dari atas kebawah, ukuran
kation logam dan jari-jari atom logam makin besar. Hal ini menyebabkan jarak antara
pusat kation-kation logam dengan awan elektronnya semakin jauh, sehingga gaya
tarik elektrostatik antara kation-kation logam dengan awan elektronnya semakin
lemah.

Logam Jari-jari atom logam Kation logam Jari-jari kation logam


(pm) (pm)
Li 157 Li+ 106
Na 191 Na+ 132
K 235 K+ 165
Rb 250 Rb+ 175
Cs 272 Cs+ 188
Tabel 2.2 Jari-Jari Atom Logam Alkali

11
3. Jumlah elektron valensi (elektron yang terdelokalisasi)
Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki ikatan logam
yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk
dikontribusikan pada ikatan. Sedangkan pada logam golongan II seperti magnesium
memiliki dua elektron untuk dikontribusikan pada ikatan sehingga logam golongan II
memiliki ikatan yang relatif lebih kuat dibanding logam golongan 1.
4. Bilangan koordinasi
Logam natrium dikelilingi oleh delapan logam natrium yang lainnya,
sedangkan logam magnesium dikelilingi oleh dua belas logam magnesium lainnya.
Hal ini menyebabkan ikatan logam pada magnesium lebih besar dibandingkan dengan
ikatan logam pada natrium.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Ikatan logam merupakan salah satu jenis ikatan kimia yang tak dapat dijelaskan secara
teori ikatan ionik dan ikatan kovalen.
2. Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik menarik antara
muatan positif dari ion ion logam dengan muatan negatif dari elekton elektron
yang bebas bergerak dalam logam tersebut.
3. Sifat Fisika dari logam seperti dapat ditempa, menghantarkan arus listrik, mengkilap,
dan titik didih yang tinggi dapat dijelaskan dengan teori awan elektron, dan teori pita.
4. Ikatan logam dapat dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan golongan yaitu ikatan logam
pada golongan utama dan ikatan logam pada golongan transisi dan berdasarkan
unsure penyusunnya ikatan logam juga dibagi 2 yaitu ikatan logam antar unsur
sejenis dan ikatan logam antar unsure yang berbeda.
5. Teori awan elektron atau teori elektron bebas, ikatan logam terdapat antara ion logam
bermuatan positif dan elektron yang mudah bergerak dalam lautan elektron.
6. Teori pita dapat menjelaskan mengenai sifat logam sebagai konduktor, semikonduktor
dan isolator.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuatnya ikatan logam adalah: titik didih dan titik
leleh, jari-jari atom, jumlah elektron valensi yang terdelokalisasi, dan bilangan
koordinasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Jahro, Iis S. 2014. Ikatan Kimia. Medan : Jurusan Kimia FMIPA UNIMED

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar . Jakarta: Erlangga

Sukardjo. 1990. Ikatan Kimia. Jakarta: Rineka Cipta

Sukardjo. 1997. Kimia Fisika.Jakarta : Rineka Cipta

Syarifuddin, Nuraini. 2002. Ikatan Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka

http://www.ilmukimia.org/2013/01/ikatan-logam.html

http://www.chem-is-try.org/?s=ikatan+logam

http://hildajunandaharahap.wordpress.com/2012/05/31/ikatan-logam-10/

14

Anda mungkin juga menyukai