Anda di halaman 1dari 9

INOVASI : SEBUAH STRATEGI PERTAHANAN ORGANISASI PENDIDIKAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya yang
melimpah sehingga memungkinkan penulis menyelesaikan tugas analisis Jurnal
yang berjudul Innovation: A Strategy for Survival of Educational Organizations .
Penulis berharap hasil analisis ini berguna bagi pembacanya, meskipun
masih banyak kekurangan di dalamnya. Namun, besar harapan penulis pembaca
memberikan masukan agar tulisan ini lebih sempurna.
Akhir kata, terima kasih kepada bapak dan ibu dosen, Prof. Suparno Eko
Widodo, MM dan Ibu Hj. Netti Karnati, M.Pd yang telah membimbing penulis selama
satu semester sehingga ilmu yang diberikan mampu dijadikan bekal oleh penulis
dalam melakukan analisis pada kasus-kasus lainnya.

Jakarta, 15 Juni 2017

Penulis

i
INOVASI : SEBUAH STRATEGI PERTAHANAN ORGANISASI PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar manusia dalam menciptakan
sumber daya manusia yang unggul. Organisasi pendidikan merupakan
prinsip nirlaba yang mengutamakan kepentingan terhadap dukungan
lembaga sosial tanpa mementingkan mencari laba atau keuntungan. Tujuan
organisasi pendidikan, dalam hal ini sekolah mengupayakan
keberlangsungan proses pendidikan yang berkualitas.
Berbicara kualitas tidak terlepas dari tantangan dan hambatan dalam
proses pembentukan bangunan kualitas tersebut. Namun, jika dipandang
sebagai obstraction, semua akan mengalami penurunan dan keterlambatan
perkembangan. Sebaliknya, jika sekolah mampu menjadikan tantangan dan
hambatan sebagai sebuah modal atau asset dalam mencapai pengalaman
maka proses perkembangan akan cepat dicapai sesuai tujuannya.
Riset yang dilakukan oleh Brooking Institution (2002) telah
menunjukkan kecenderungan pasar yang menghargai lebih besar pada aset
tidak nyata (intangibles) sampai lima kali lipat dibandingkan satu dekade
sebelumnya. Begitu juga dengan Bill Gates, Founder Microsoft mengatakan :
Aset utama perusahaan kami, yang berupa software dan kemampuan
pengembangan software, tidaklah terlihat dalam balance sheet sama sekali.
Tak heran, Microsoft tumbuh besar menjadi perusahaan global dengan nilai
pasar sebesar 500 milyar dollar, hanya dengan karyawan sejumlah 20.000
orang.
Itu hanyalah merupakan contoh kecil dari perusahaan raksasa yang
hidupnya tergantung dari aset intelektual dan aset tidak nyata. Banyak
perusahaan besar yang bergantung pada aset tidak nyata seperti:

1
INOVASI : SEBUAH STRATEGI PERTAHANAN ORGANISASI PENDIDIKAN

kemampuan berinovasi, kemampuan untuk berubah, kecepatan pemasaran,


konsep pengembangan karyawan terbaik, dan hubungan dengan pelanggan.
Perusahaan dengan ciri-ciri demikian, boleh dikatakan memiliki kapitalisasi
pasar yang nilainya jauh melampui aset fisik nyata (tangible asset). Para
analis finansial ketika diminta pendapatnya mengenai peringkat pengukuran
non-finansial bagi bisnis, mengurutkan hasilnya sebagai berikut : eksekusi
strategi, kredibilitas manajemen, kualitas strategi korporat, inovasi,
kemampuan menarik dan menahan karyawan terbaik, pangsa pasar,
kepakaran manajemen, kepemimpinan, kualitas bisnis proses utama. Jika
melihat daftar tersebut, semuanya berkorelasi dengan aset tidak nyata
seperti kepemimpinan, kualitas manajemen, karyawan, inovasi dan lainnya.
Sama halnya dengan sekolah sebagai organisasi pendidikan. Nyata
bahwa dengan terus berinovasi mampu membuat sekolah memiliki aset
dasar agar kualitas terus dipertahankan.
Dalam Jurnal berjudul Innovation: A Strategy for Survival of
Educational Organizations milik Dr. Alfred Otara (Lecturer Faculty of
Education, Kigali Institute of Education) penulis berusaha mereview sebuah
inovasi dalam mempertahankan sebuah organisasi pendidikan dengan cara
terus berinovasi (melakukan pembaharuan). Deskripsinya ada di bagian
pembahasan.

2
INOVASI : SEBUAH STRATEGI PERTAHANAN ORGANISASI PENDIDIKAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perlukah Lembaga Pendidikan Berinovasi?


Inovasi, menurut Stephen Robbins adalah sebuah gagasan baru yang
diterapkan untuk memprakarsai atau memperbarui suatu produk atau proses
dan jasa. Sedangkan Inovasi asalnya dari kata Innovare (Bahasa Latin)
menciptakan sesuatu yang baru. Sebenarnya makna baru atau asli dipakai
dalam konteks inovasi untuk membedakan antara sesuatu yang berbeda dari
sebelumnya.
Inovasi dalam organisasi pendidikan, sekolah misalnya bukan suatu
hal yang baru karena banyak factor yang mampu membentuk perubahan di
sekolah. Tentunya, bicara inovasi adalah bicara tentang sesuatu yang
berdampak positif.
Jika ditanya perlukah sekolah berinovasi. Jawabannya tergantung
kepada warga sekolah. Warga sekolah, siapkah menerima inovasi?. Hasil
Inovasi akan bermanfaat untuk memecahkan masalah pendidikan jika inovasi
tersebut diterima dan diterapkan dengan baik, alias tepat guna. Inovasi
pendidikan akan terus menjadi pembahasan yang tidak akan ada habisnya
bagi praktisi pendidikan atau orang-orang yang berada dalam dunia
pendidikan, karena inovasi merupakan suatu tindakan pembaharuan yang
akan terus dilaksanakan selama proses pendidikan masih berlangsung.

Inovasi membawa implikasi sosial dan ekonomi yang besar bagi


sekolah. Kapasitas yang besar seperti kompetensi, kreativitas, dan motivasi
warga sekolah adalah bekal bagi sekolah untuk melakukan inovasi.
Tantangan untuk melakukan inovasi meningkat pada kondisi saat ini.
Perubahan teknologi yang cepat, liberalisasi dalam bidang perdagangan dan

3
INOVASI : SEBUAH STRATEGI PERTAHANAN ORGANISASI PENDIDIKAN

sumber daya manusia, percepatan pangsa pasar (bagi sekolah swasta),


persaingan uang sekolah mendorong sekolah melakukan inovasi. Aspek-
aspek yang memungkinkan terjadinya inovasi adalah di bagian kurikulum,
sistem manajemen sekolah, manajemen kesiswaan, manajemen
pembiayaan, pemasaran dan promosi sekolah.

B. Strategi Organisasi Sekolah


Sekolah sebagai salah satu organisasi pendidikan, sama halnya
dengan organisasi lainnya, perlu dilakukan kontrol secara berkesinambungan
untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki dan mampu dijadikan aset bagi
pengembangan sekolah. Namun, perubahan dalam dunia pendidikan sering
kali tidak dilaksanakan dengan baik seperti setengah-setengah dijalankan.
Maka cenderung berefek terhadap pengelolaan keuangan yang buruk,
sumber daya manusia yang kurang berpotensi dan kerugian besar lainnya.
Strategi organisasi seperti dikatakan oleh Samuel C. Certo dan S
Trevis Certo adalah perencanaan secara luas dan umum yang dirancangkan
untuk mencapai tujuan jangka panjang secara objektif. Esensinya, strategi
bersama rancangan adalah sebuah langkah awal dalam sebuah proses
perwujudan sebuah mutu sebuah organisasi pendidikan. Mirisnya, strategi
dan rancangan terkadang hanya sebagai dokumen yang dimuseumkan tanpa
adanya perwujudan. Lalu kapan sekolah bisa memulai strategi yang tepat?
Waktu terbaik untuk memulai adalah disaat setiap orang dalam sekolah
memiliki cara pandang terhadap pekerjaannya dan berusaha mewujudkan
visi misi tempatnay bekerja atau bernaung.
Sebuah strategi dikatakan berjalan baik jika menghubungkan antara
inovasi visi, tujuan, sasaran, dan strategi sekolah. Keselarasan strategi
membentuk semacam suar yang mengarahkan kapal-kapal kemana mereka
harus berlayar.

4
INOVASI : SEBUAH STRATEGI PERTAHANAN ORGANISASI PENDIDIKAN

Leadbeater (2003) mengemukakan bahwa inovasi bukan terjadi di


area pembuat kebijakan namun terjadi di dalam organisasi. Manajemen
sekolah dalam kaitannya dengan inovasi menekankan keseluruhan rangkaian
proses manajemen mulai dari pengkondisian lingkungan sekolah,
pemahaman akan analisis SWOT (Strenght Weakness Oportunity and
Threat), sekarang SWOC (Strenght Weakness Oportunity and Challenge),
penilaian kemampuan internal, perolehan dan pengerahan sumber daya dan
kemampuannya dalam mencapai tujuan yang disepakati.

C. Komponen Inovasi sebagai Strategi Pertahanan Sekolah


Dalam jurnal ini, penulis melihat bahwa komponen inovasi yang
dianggap kuat untuk menjadi pilar-pilar pertahanan sekolah adalah faktor
Kepemimpinan, Proses, Budaya dan Nilai-Nilai yang ada di sekolah.
Bagaimana kepemimpinan mampu berkolaborasi dengan inovasi?
Peran seorang manajer sangat penting bagi proses inovasi organisasi.
Meskipun terkadang seorang manajer bukan inovator nya namun sikap dan
tindakan serta pola kepemimpinan berpengaruh terhadap difusi inovasi.
Sekolah, misalnya. Ada sebuah inovasi yang akan disebarluaskan di sekolah,
maka kepala sekolah akan menetapkan prioritas dan strategi yang tepat
dalam proses difusi inovasi tersebut.
Caranya, mereka mengendalikan alokasi sumber daya, menyaring
gagasan, informasi dan teori yang berasal dari lingkungan luar untuk
menetapkan apakah suatu inovisa memungkinkan untuk di difusikan di
sekolahnya.
Intinya, inovasi adalah domainnya manajer. Tidak di ragukan lagi
bahwa kepemimpinan adalah mesin yang mendorong inovasi yang
membutuhkan dua tanggung jawab yaitu akuntabilitas untuk menanamkan
inovasi dengan cara berpikir dan akting dan akuntabilitas mereka sendiri

5
INOVASI : SEBUAH STRATEGI PERTAHANAN ORGANISASI PENDIDIKAN

untuk menciptakan lingkungan dan sistem yang membuat setiap orang


mampu memimpin atau terlibat dalam inovasi. Kepemimpinan selalu memiliki
fokus untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik maka dalam hal ini,
para pemimpin adalah selalu inovator.
Dalam filsafat ilmu, makna aksiologi ilmu pengetahuan menuntut
ilmuwan untuk beretika. Salah satu etik yang harus dimiliki para ilmuwan
dalam mencapai ilmu pengetahuan adalah dengan sabar dalam sebuah
kondisi yang dinamakan Proses. Buruknya, sekolah memandang proses
sebagai suatu ancaman (memakan waktu lama). Proses merupakan
tahapan-tahapan prosedural yang tersusun sistemamtis dalam mencapai
suatu tujuan. Sepertinya, kebanyakan orang merasa proses seperti
menjenuhkan dan membatasi kita. Namun, jika proses itu dijadikan sebagai
ajang dalam mengambil pengalaman yang memperkaya pengetahuan maka
proses adalah ancaman untuk kita. Maka perlu setiap orang menyiapkan
startegi unik bagi proses dirinya sendiri.
Budaya memainkan peran penting dalam usaha perubahan apapun.
Budaya terdiri dari nilai dan norma yang secara halus memperkuat sekolah
dalam berperilaku dan mengambil keputusan. Budaya dan nilai merupakan
bagian inti dari organisasi dan sangat mempengaruhi semua elemen proses
inovasi. Jika budaya dan nilai-nilai organisasi pendidikan bertentangan
dengan inovasi, kemungkinan upaya inovasi akan lebih sulit, bahkan mungkin
gagal.
Seperti halnya Late adaptor, mungkin saja responnya terhadap difusi
inovasi sangat lambat atau bahkan sama sekali tidak mau menerima inovasi
dikarenakan terkungkung dengan budaya dan nila-nilai yang
melatarbelakanginya.
Lalu bagaimana inovasi tetap menjadi sebuah inovasi dalam konsep
pertahanan sebuah organisasi pendidikan? Seperti halnya teknologi informasi
yang telah banyak membantu proses kegiatan belajar mengajar lebih mudah,

6
INOVASI : SEBUAH STRATEGI PERTAHANAN ORGANISASI PENDIDIKAN

namun praktisnya tetap saja masih ada yang menolak menggunakannya.


Intinya pada pribadi atau adaptor inovasi tersebut. Berikutnya, manajer
sekolah harus mampu memutuskan proses inovasi yang benar untuk
sekolahnya. Hasil dari proses ini bisa mencakup produk baru, layanan baru
atau penemuan ulang konsep strategi yang tertinggal. Kemudian,
pertimbangkan sarana dan prasarana yang akan digunakan. Kumpulkan
kekuatan yang akan mendukung kita sebagai innovator. Siapkan sekolah
anda dalam hal mental. Putuskan seberapa besar inovasi yang mau diterima
atau diadaptasi sekolah kita. Terakhir putuskan strategi apa yang akan kita
gunakan untuk proses difusi inovasi tersebut.

7
INOVASI : SEBUAH STRATEGI PERTAHANAN ORGANISASI PENDIDIKAN

BAB III
KESIMPULAN

Inovasi bukanlah hanya menjadi sesuatu yang baru, inovasi tampil


sebagai sebuah inovasi yang merupakan strategi pertahanan sekolah.
Inovasi tidak bertumpu pada hal baru kemudian diperkenalkan, inovasi dalam
jurnal ini memperkenalkan unsur-unsur lama yang berperan dalam
memunculkan motivasi berinovasi, diantaranya adalah Kepemimpinan,
Proses, Budaya dan Nilai-Nilai.
Menciptakan pendidikan yang modern bukan suatu kesulitan, motivasi
berinovasi dapat menjadikannya sebagai sebuah tantangan yang bermanfaat
terhadap peningkatan efisiensi SDM, waktu dan biaya.
Masalah di luar kendali sekolah sering kali mencegah reformasi
pendidikan, intinya menghambat difusi inovasi. Kurangnya daya dukung
menurunkan motivasi berinovasi. Kondisi yang ada saat ini tidak
memungkinkan untuk menuntut manajer sekolah melakukan inovasi jika
tanpa motivasi, kesiapan dan sarana prasarana yang memadai. Yang harus
di ingat, inovasi bukan mengenai sesuatu yang baru saja namun lebih
kepada perencanaan stratejik dalam upaya mempertahankan kualitas
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai