Anda di halaman 1dari 6

PT.

RADIANCE
PERWAKILAN YOGYAKARTA
Jl. Dr. Sutomo No. 25
(0274) 510822

Hal : Penawaran Rental Mesin Fotokopi

Dengan hormat,

Bersama ini kami PT. Radiance Yogyakarta bermaksud untuk menawarkan pengadaan Mesin
Perkantoran, khususnya Mesin Fotokopi dengan sistem rental, untuk memudahkan serta efisiensi
kerja diperusahaan Bapak/Ibu.
Kami juga menyediakan berbagai mesin dengan kualitas prima serta dilengkapi tenaga teknisi
yang berpengalaman lebih dari lima belas tahun.
Adapun harga dan spesifikasi mesin yang kami tawarkan adalah sebagai berikut :

MERK TIPE SPEED FIXED COST FREE COPY NEXT


COPY
CANON IR 1022/24 20 CPM Rp350.000,00 1000 lembar Rp85,00
(Copy, scan, print)
CANON IR 4570 57 CPM Rp400.000,00 1000 lembar Rp85,00
(Copy only)
CANON IR 4570 57 CPM Rp450.000,00 1000 lembar Rp85,00
(copy, fax, print)

Keterangan :
1. Harga tersebut sudah termasuk Toner, Layanan servis serta penggantian suku cadang.
2. Jangka waktu sewa berlaku minimal 1 (satu) tahun.
3. Biaya administrasi install Rp100.000,00
4. Harga tersebut belum termasuk biaya pajak yang berlaku.

Demikian surat penawaran ini kami buat, atas perhatian serta kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih.

PT. RADIANCE

VIAR
(O85740164115)
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN
DINAS SOSIAL DAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
BERENCANA
Jl. Arungbinang No. 19 Telp. (0287) 381178 / Fax. (0287) 383207
Kebumen 54311

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor: 094/4020/2017
Dasar : 1. Surat dari Kementerian Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan Republik Indonesia perihal Penyampaian Perubahan
Daftar Penerima Manfaat Program Subsidi Rastra dan Hasil
Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Data Terpadu
2. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA-SKPD) Dinas Sosial dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kabupaten Kebumen No. 1.06.01.15.01 tanggal 30
Desember 2016

Kepala Dinas Sosial dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kebumen

MEMERINTAHKAN

Kepada TKSK sebagaimana nama-nama yang terlampir untuk melaksanakan kegiatan Verifikasi
dan Validasi Data pada Data Terpadu program Penanganan Fakir Miskin (Data Terpadu PPFM)
dalam Sistem Informasi Kesejahteraan Keluarga (SIKS) Tahun 2017. Hasil verifikasi tersebut
dijadikan dasar penetapan KPM Program Subsidi Rastra dan BPNT maupun program-program
bantuan social lainnya di 26 kecamatan pada :
1. Kegiatan tersebut didanai dari dana APBD dari kegiatan peningkatan kualitas SDM
kesejahteraan social masyarakat.
2. Atas pelaksanaan tersebut diminta membuatkan laporan kepada Kepala Dinas Sosial PPKB
Kab. Kebumen.

Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.

Ditetapkan di : Kebumen
Pada tanggal : 11 Oktober 2017

KEPALA DINAS SOSIAL DAN


PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN KEBUMEN

dr. A. DWI BUDI SATRIO, M. Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 19620303 198901 1 002
Pemerintah Diminta Telusuri WNI yang
Masuk Paradise Papers
Jakarta - International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) merilis data yang terkait
aktivitas offshore perusahaan atau dikenal dengan Paradise Papers. Sebanyak 120 nama politikus
hingga pemimpin dunia masuk ke dalam daftarnya.

Namun ICIJ menjelaskan ada legitimasi penggunaan perusahaan offshore. Mereka menegaskan
nama-nama yang disebut belum tentu melanggar hukum sehingga harus ada konfirmasi kembali
kepada pihak tersebut.

Terkait hal ini, Anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno mengatakan bahwa pemerintah
melalui Kementerian Keuangan sebaiknya melakukan penelitian terkait persoalan tersebut.

"Sri Mulyani perlu meneliti ini. Apalagi sudah berjanji untuk menelusurinya. Jadi, kita tunggu
saja bagaimana hasil dari penelusuran Sri Mulyani terhadap Paradise Papers tersebut," kata
Hendrawan di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2017).

"Kita tunggu saja akan muncul nama dan kasus baru lainnya dengan melakukan integritas ini,"
lanjut Hendrawan.

Selain itu, ia juga mengatakan untuk menghindari hal tersebut bukan hanya dibutuhkan kerja
sama dalam negara saja tapi juga dibutuhkan kerjasama global.

Pasalnya, persoalan ini terjadi bukan hanya di Indonesia namun terjadi di beberapa negara.

"Ya harus melakukan kerja sama global ini kan fenomena global bukan satu negara. Jadi harus
ada kesepakatan global untuk mengatasi hal ini," terang Hendrawan.

Sementara itu, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Yanuar Nugroho, mengatakan pada dasarnya
pemerintah memiliki komitmen yang kuat terhadap hal ini. Sehingga pemerintah akan
mengambil beberapa langkah.

Ia mengatakan hal tersebut berkaitan dengan kepemilikan usaha yang tidak terbuka. Sehingga
saat ini pemerintah dikatakan sedang menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) terkait hal
tersebut.

"Satu, mengenai ini kan kata kuncinya karena kepemilikan usaha tidak terbuka. Nah pemerintah
sekarang sedang menyiapkan Perpres tentang itu untuk membuka kepemilikan usaha," jelasnya.

Selanjutnya, terkait dengan intervensi data. Ia memberi contoh, data antara bisnis dengan data
perpajakan yang sekarang sedang dilakukan percobaan dengan EITI (Extractive Industries
Transparency Initiatives).
"Intervensi data jadi intervensi data antara bisnis misalnya dengan data perpajakan yang
sekarang kita coba dengan EITI jadi inisiatif transparansi yang berkaitan dengan sektor
ekstraktif. Kita sudah memulai membuka itu," sambungnya. (hns/hns)

Sumber : Detik.com

Analisa artikel
Menurut pengamatan kami artikel tersebut sudah benar, baik dalam pemilihan kata yang baik
maupun tata bahasanya. Namun, ada beberapa penulisan kata yang perlu diperbaiki seperti
penulisan dalam bahasa asing harus dicetak miring. Contohnya Paradise Paper menjadi Paradise
Paper, offshore menjadi offshore, Extractive Industries Transparency Initiatives menjadi
Extractive Industries Transparency Initiatives.
Dalam paragraph terakhir pada kalimat "Intervensi data jadi intervensi data antara bisnis
misalnya dengan data perpajakan yang sekarang kita coba dengan EITI jadi inisiatif transparansi
yang berkaitan dengan sektor ekstraktif. Kita sudah memulai membuka itu," sambungnya. Pada
kalimat yang digaris bawahi menurut saya sulit dimengerti, atau memang ada kesalahan
penulisan, bisa diperbaiki menjadi "Intervensi data antara bisnis misalnya dengan data
perpajakan yang sekarang kita coba dengan EITI jadi inisiatif transparansi yang berkaitan dengan
sektor ekstraktif. Kita sudah memulai membuka itu," sambungnya.
Bank Mulai Kurangi Pegawai, Siap-siap
Hadapi Era Digital
Jakarta - Pegawai bank mengalami penurunan jumlah periode September 2016 hingga
September 2017. Ekonom menilai ini adalah hal yang wajar, karena bank juga harus melakukan
efisiensi.

Pengamat ekonomi, Aviliani menjelaskan untuk mengantisipasi hal ini pemerintah juga harus
memikirkan cara alternatif untuk penyerapan tenaga kerja.

"Ke depan, perlu dipikirkan juga pemerintah berkontribusi di level pegawai yang memang akan
terdampak era digital. Misalnya menyiapkan pekerjaan mendukung basis digital," kata Aviliani
saat dihubungi detikFinance, Kamis (9/11/2017).

Dia menambahkan, selain itu para pekerja juga harus mempersiapkan di era digital ini. Pasalnya,
memang akan terjadi perubahan yang signifikan oleh teknologi.

"Pekerjanya juga harus mempersiapkan diri, ke depan akan ada shifting besar-besaran dari
konvensional ke digital yang memerlukan sedikit tenaga manusia. Harus punya skill lain agar
bisa bertahan," jelas dia.

Selain itu era persaingan bebas pada 2020 di masyarakat ekonomi Asean (MEA) sektor
keuangan, pasti bank sudah memilah bagian mana yang akan dipangkas untuk bisa bersaing
dengan negara asing.

Baca juga: Jumlah Pegawai Bank Berkurang, Ini Kata Bankir

Dia menjelaskan, saat ini masyarakat juga semakin melek dengan teknologi. Bank harus
mengikuti perkembangan zaman. Dia mencontohkan, dulu semua orang jika ingin bertransaksi
harus ke kantor cabang atau ke mesin ATM.

"Tapi sekarang shifting-nya ke mobile dan internet banking. Jadi tidak perlu ketemu orang kan
dalam hal ini front office atau customer service bank? Bisa dilakukan sendiri. Memang akan ada
shifting juga melalui teknologi," jelas dia.

Aviliani menjelaskan, saat ini bank juga sudah mulai tergabung dalam konglomerasi keuangan.
Hal ini agar potensi yang ada di masyarakat bisa diambil. Misalnya dalam satu konglomerasi ada
perusahaan sekuritas, asuransi hingga multifinance.

Sumber : detik.com

Analisi artikel
Menurut analisis kami artikel diatas sudah baik dan tidak ditemukan kesalahan, pemilihan
katanya dan ejaanya pun baik. Misalnya dalam penulisan bahasa asing juga sudah benar ditulis
miring.
Anggota Kelompok :
Adhe Kurnia Utami
Ita Purnamawati
Kareza Raska Maulana

Anda mungkin juga menyukai