Dasar Dasar Hidrologi
Dasar Dasar Hidrologi
$AR
ffiHrffiffihffi
Ensin Seytran
J
..
:.
t r- ,_
) ) / (t',1
ERSIN SEYHAN 3sy
Itt
i ,l cl
!
DASAR-DASAR
HIDROLOGI
Pencrjemah:
Editor:
s: "f;
English :
Edition FUNDAMENTALS OF HYDHOLOGY
Bevised edition
By : Ereln SeYhan
Copyright @ 1b77 by Ersin Seyhan; published by Geogra1sch lnstituut der
Rijksuniversitoit ts Utrecht.
tsBN 979-420-175-6
l
I
rh I)AI.'TAR ISI
halaman
,I
I. PENDAHULUAN I
ti l.l. Batasan 1
2. TANGGAPAN SISTEM 6
2.1. Konsep sistem 6
2.2. Tanggapan Daerah Aliran Sungai - Daur Hidrologi 't
tt 2.3. Persanraan neraca air ...
di ,f
12
-r. PRESIPITASI . .. l9
3.1. Pendahuluan . l9
\ 3.2. Tipe-tipe presipitasi t9
I
I 3.2.1. Klasifikasi genetik ... .. l9
I
3.2.2. Klasifikasi bentuk 21
!,
Keragaman- keragaman presipitasi 22
fu
il 3.4. Ukuran dan laju jatuhnya tetesan hujan . 25
3.5. Penguk uran presipitasr 34
3.5.1. Persyaratan penakar hujan . 34
3.5.2. Alat-alat pengukur presipitasi 42
3.6. Penyajian agihan-titik presipitasi . . . . 54
& l'' 3.7. Pemrosesan dala presipitasi: karakteristik ruang-waktu . . 55
3.7.1. Penentuan agihan kawasan 55
3.7 .2. Penambahan cacaran presipirasi 6t
3.7.3. Analisis jeluk-luas-lama hujan . 67
3.8. Pemrosesan data presipitasi: penerapan desain 68
3.8.1. Analisis jeluk-lama hujan-frekuensi . 68
vlll lx
I
6.4.2. Periode pengamatan . .. lOs
195 air tanah
6.4.3. Alat-alat pengukur tinggi air . . . 195
--\\
308
8. HIDROLOGI F{UTAN .... 308
8.1. Sejarah singkat 309
8.2. Neraca air kawasan hutan ' 309
8.3. Kondisi-kondisi iklim dalam hutan ' ' ' ' 309
8.3.1. Suhu dan radiasr 3ll
8.3.2. Kelembaban 3l I
8.3.3. Angin 3ll
Presipitast
lntersepsi
312 1. PENDAHULUAN
313
EvapotransPlrasl " ' '
315
I nfiltrasi 315
Aliran Permukaan 316 1.1. BATASAN
Limpasan 317
8.9.1. Debit-debit maksimum ' 317 Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya,
8.9.2. Aliran-aliran yang rendalt peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisikanya, dan reaksi
II 319 dengan lingkungannya, termasuk hubungannya dengan makhluk-makh-
RUJUKAN.RUJUKAN luk hidup (International Glossary of Hidrology, 1974). Karena perkem-
;;;il- i : oRGANISASI DAN MATALAH-MATALAH 3sl bangannya yang begitu cepat, hidrologi telah menjadi ilmu dasar dari
pengelolaon sumberdaya-sumberdoya air (rumah tanggo oir) yang
LAMPIRAN B SATUAN-SATUAN UKURAN, KONSTAN-
merupakan pengembangdn, agihan dan penggunaan sumberdaya-
TA.KONSTANTA FISIKA DAN MATEMA-
355 sumberdaya air secara terencana. Banyak proyek di dunia (rekayasa air,
TIKA . irigasi, pengendalian banjir, drainase, tenaga air dan lain-lain) dilakukan
LAIVIPIRAN C KONSTANTA-KONSTANTATANAH ""' 363
dengan terlebih dahulu melaksanakan survei kondisi-kondisi hidrologi
LAMPIRAN D RUMUS.RUMUS STATISTIKA 365 yang cukup. Survei-survei tersebut meliputi prosedur-prosedur pengum-
HIDROLIKA . 368 pulan data di lapangan, sampai pemrosesan data dan karena itu
LAMPIRAN E TERMINOLOGI
menghasilkan data sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Pada
LAMPIRAN F KOEFISIEN KEKASARAN MANNING "" 371
Tabel l-l disajikan beberapa hal yang berkaitan dengan hidrologi
dalam hubungannya dengan proyek-proyek yang berlainan.
Manusia, dari semula, telah menyadari pentingnya air bagi dia dh.
bagi lingkungannya. Ahli filsafat terdahulu memandang air sebagai
salah satu dari 4 unsur dasar (api, bumi, udara dan air). Sampai abad
ke-16 teka-teki besar adalah mengenai asal muasal air. Konsep daur
hidrologi belum disadari. Karena itulah, kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan infiltrasi belum dapat dikaitkan satu sama lain. Namun,
pada abad ke-16, Leonardo da Vinci menuliskan gambaran yang palirrg
t
\ I
. .ri
Iabel l.l, Penlingnla paramrter-paranreter hidrologi dalam berbagai proyek (dikutip dari Volkcr, l96E)
Listrik Tenaga air Presipitasi dan eva :rorasi pada DAS dan Minimum Perembesan melalui
dari kawasan atau daerah reservoir bendungan
Pasokarr air
l_
Plesipitasi dan ei a lrorasi pada DAS & dati Tahun-tahun basah Produksi air lang
kawasarr atau daer th lesetroir & kering antall
f-
Reserroir ail tanalr Plesipitasi talrunan IEraptrlari talrunarr ,rtrr"ri **,-" Perembesan influen Cadarrgan
nrelebilri pasokarr I dari karlasart pastrkatt perrgisian kenrbali dan eflluen
d
f ?
-gi
i*B 1
iiiEFFBiiiEiiIEiiEIEig[g-**
,4
4
.,\ f
7
berhubungan
.dengan subsistem lainnya. Bila kita memandang suatu {'f I Model-model digunakan sebagai penerapan teknik-teknik
penghitungan terhadap analisis sistem. Model tersebut dapat bersifat
sistem yong mengolir yang dapat diterapkan pada suatu daerah aliran
fisik, analog, matematik maupun statistik.
sungai, maka akan nampak bahwa struktur sistem dari sistem ini adalah
2.2. TANGGAPAN DAERAH ALIRAN SUNGAI_DAUR
Fil"-ul* STRUKTUR SISTEM KELUARAN
HIDROLOGI
dserah oliran sungoi yang merupakan lahan total dan permukaan air
Daur hidrologi diberi batasanl sebagai suksesi tahapan-tahapan
yang dibatasi oleh suatu batas-air topografi dan yang dengan salah satu
yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer:
cara memberikan sumbangan terhadap debit suatu sungai pada suatu
evaporasi dari tanah atau laut maupun air pedalaman, kondensasi untuk
irisan melintang tertentu. Faktor-faktor berikut (Seyhan, 1976c dan membentuk awan, presipitasi, akumulasl di dalam tanah maupun dalam
1977b):
tubuh air, dan evaporasi-kembali.
l) Faktor-faktor iklim f ll,'t Batasan yang bersifat umum ini digambarkan skematis pada
2) Faktor-faktor tanah .
Gambar-gambar 2-2 dan2-3. Penulis ingin menekankan di sini bahwa
a. Topografi il
daur hidrologi mempunyai manfaat yang kecil bagi hidrolog yang
b. Tanah terlibat dengan pengkajian terinci, kuantitatif dari terjadinya air dan
c. Geologi I
t gerakannya. Namun, daur tersebut berguna untuk memberikan konsep
d. Geomorfologi dan I pengantar mengenai bagaimana air bersirkulasi secara umum dan
3) Tata-guna lahan I proses-proses yang terlibat dalam sirkulasi ini.
membentuk subsistem dan bertindak sebagai operator di dalam
mengubah urutan waktu terjadinya presipitasi secara alami, P(t), men-
l. Batasan internasional disajikan dalam Glossary of Hidrology, 1974.
\ t/
nrik&O- vsrvg-ot,C6i EP-qiit seYHN r ufl'A WO
-\
I
Awan
Presipitasi
N
Hubungan cur4h hujan Erosi dan
dan limpasan Sedimerrtasi
1;
Presipitasi dalam segala bentuk (salju, hujan batu es, hujan, dan Permukaan
lain-lain), jatuh ke atas vegetasi, batuan gundul, permukaan tanah, per-
mukaan air dan saluran-saluran sungai (presipitasi saluron). Air yang Mintakat
jatuh pada vegetasi mungkin diintersepsi (yang kemudian berevaporasi Kapasitas
dan/atau mencapai permukaan tanah dengan meneles saja maupun (*i t' Aerasi
Kenaikan kapiler
Limpasan permukaan
sebagai aliran batong) selama suatu waktu atau secara langsung jatuh I I Perkolasi vans
pada tanah (through fall : air tembus) khususnya pada kasus hujan I au,",
dengan intensitas yang tinggi dan lama. Sebagian presipitasi & Air tanah Saluran
berevoporasi selama perjalanannya dari atmosfer (lihat Gambar 2-4) dan
' sungar
sebagian pada permukaan tanah. Sebagian dari presipitasi yang mem- Peremhesan ke
t saluran
,
basahi permukaan tanah berinfiltrqsi ke dalam tanah dan bergerak l
I menurun sebagai perkolasi ke dalam mintakat jenuh di bawah muka air { Gambar 2-3. Model daerah aliran sungai rekayasa (Allen, 1975).
I'
\
i
l0 ll
,E
,,/
Air tanah
(Mintakat jenuh)
t
I
Ketenngan:
P :,plesipitasi
Eo = evaPornsi air Pemukaan bebas P = presipitasi S : cadangan/penyimpanan permukaan
Etanalr : evaporasi tanah P" = presipitasi saluran Sc : cadangan/penyimpangan saluran
E = evaporasi Pr, = air tembus S. : cadangan/penyimpangan salju
T = transpirasi Ps-= aliran batang Sm : cadangan lengas tanah
I = intersepsi Ps = presipitasi tanah So = cadangan air tanah
Qs = limpasan permukaan I = intersepsi Q-. = limpasan permukaan
Q6, : limpasan permukaan langsung T = transpirasi Qd, = limpasan permukaan langsung
Q., = aliran bawah permukaan Eo = eviPorasi air Permukaan bebas Qss : aliran,/bawah Permukaan
E : infiltrasi Ea = vaPotransPirasi aktual Qe : aliran air tanah
S. = cadangan lengas tanah (r \ Sd = cadangan/penyimpangan depresi Q : debit aliran
Sg = cadangan air tanah permukaan
Ss = cadangan salju Da : detensi permukaan Q5- = salju Yang melebur
S = cadangan permukaan F: infiltrasi Q" : kenaikan kapiler
Qg = aliran*ar tanah # FR = perkolasi (pengisian kembali air
Qsrn = salju Yang melebur tanah)
I
I
Gambar 2-4. Sketsa tiga-dimensi proses-proses hidrologika. Gambar 2-5. Sketsa dua-dimensi proses-proses hidrologi.
{
\
l2 l3
tanah. Air ini secara perlahan berpindah melalui akifer ke saluran- merupakan persamaan yang menggambarkan prinsip bahwa selama
saluran sungai (lihat Gambar 2-4 dan 2-5). Beberapa air yang berin- selang wsktu tertentu, masukan air total pada suatu ruqng tettentLr ha-
filtrasi bergerak menuju dasar sungai tanpa mencapai muka air tanah rus sama dengan keluaran total ditambah perubahan bersih dalam
$ sebagai oliran bawsh permukoon Air yang berinfiltrasi juga cadangan.
memberikan kehidupan pada vegetasi sebagai lengas tanah. Beberapa
I
rl
l. Neraca sir sualu danqu otau reservoir:
dari lengas ini diambil oleh vegetasi dan transpirasi berlangsung dari ,li
Perolehan : Kehilangan
stomata daun, (*
Setelah' bagian presipitasi yang pertama yang membasahi per- f
+
Qi+Qe+P+5:Qo+Se+Eo
mukaan tanah dan berinfiltrasi, suatu selaput air yang tipis dibentuk I
\
18
Ps+Qs:Es-)ll2+13=125
di mana: Pt = presipitasi pada lautan dan sam,ldera (cmltahun)
Es = evaporasi dari lautan dan samudera (cmltahun) ,
Qs : limpasan yang berasal dari luasan lahan (ieluk
diagihkan di atas luasan samudera seluas 374 x
lff km2) - cmltahun. 3. PRESIPITASI
Pada semua contoh yang disajikan sejauh ini, unsur penting
adalah botos ruong. Namun, botas woktu juga penting. Misalnya an-
daikan bahwa kita berminat di dalam mengembangkan suatu neraca air 3.1. PENDAHULUAN
dari daerah aliran 'drainase tertentu baik untuk sejumlah tahun dan un-
tuk suatu selang waktu (periode) yang panjang (misalnya 20 hingga 40 Presipitasi, bagaimanapun terjadinya, biasanya dinyatakan
tahun), maka neraca ini akan menjadi: sebagai kedalaman (jeluk) cairan yang berakumulasi di atas permukaan
Untuk periode yang pendek (singkat): bumi bila seandainya tidak terdapat kehilangan. Semua air yang
bergerak di dalam bagian lahan dari daur hidrologi secara langsung
i:k i: k i:k maupun tidak langsung perasal dari presipitasi. Sebaliknya,
+AS I I sebagaimana dijelaskan dalam daur hidrologi, sumber dari hampir
i:l i:l i=t semua presipitasi adalah laut. Udara yang diserap oleh air membawa air
yang diuapkan dari samudera dan bergerak hingga air tersebut men-
A S merupakan perbedaan antara cadangan pada permulaan dan
dingin sampai di bawah titik embun dan mempresipitasikan uap air
pada akhir periode (k-tahun)
sebagai hujan maupun bentuk presipitasi lain. Pengkajian mekanisme
Untuk periode yang ponjang: gerakan ini dan distribusi (agihan) uap air di udara merupakan
wewenang para ahli meteorologi dan klirnatologi. Para ahli hidrologi
i:n i:n i:n hanya tertarik pada agihan dari jumlah (berapa banyak), waktu (kapan)
lrzn;)r, : (l/n)>(EJi + trznllar + (l/n)(aS) dan ruang (di mana) dari presipitasi.
i:l i:l i:l
Jika periode pengamatan (n) adalah panjang, maka kata cadangan
dapat dihilangkan karena jumlahnya yang kecil. 1l 3.2. TIPE-TIPE PRESIPITASI
"a
(l/n) (AS) : o Tipe presipitasi dapat ditentukan atas dasar dua sudut pandangan
dan yang berlainan. Suatu klasifikasi dapat dilakukan baik atas dasar genesis
P=Eu+Q (asal mulanya) maupun atas dasar bentuk presipitasi'
di mana: F : presipitasi rata-rata
E^ : eYapotranspirasi rata-rata
3.2.1. Klosifikosi genetik
a debit rata-rata.
Klasifikasi ini didasarkan atas timbulnya presipitasi. Agar terjadi
presipitasi, terdapat tiga faktor utama yang penting: suatu tubuh udara
21
20
yang lembab, inti kondensasi (partikel debu, kristal garam, dan lain-lain) Barat Timur
dan suatu sarana untuk menaikkan udara yang lembab ini, sehingga "'"l ter9'rt'Js
kondensasi dapat berlangsung sebagai akibat udara yang mendinginkan.
Pengangkatan ke atas dapat berlangsung dengan cara-cara pendinginan
sinklonik, orografik maupun konvektif.
Pendinginan siklonik terjadi dalam dua bentuk. Pendinginan
siklonik non-frontal terjadi bila udara bergerak dari kawasan di sekitar- { I muka dingin muka panas
nya ke kawasan suatu tekanan rendah yang ada. Dalam pekerjaan itu, BAGIAN VERTIKAL C-D HUJAN DI ATAS
udara tersebut memindahkan udara bertekanan rendah ke atas, men- cP : udara kutub berasal dari benua
dingin dan menghasilkan presipitasi berintensitas sedang (5 hingga l5 cm mT : udara tropika berasal dari laut
dalam 24 sampai 12 jam) tetapi berlangsung cukup lama (24 hingga 72
jam). Pendinginan siklonik frontal terjadi bila massa udara yang panas
naik di atas suatu tepi frontal yang dingin. Laju presipitasi yang terjadi
adalah sedang dan sering kali berlangsung lama.
Pendinginan orografik terjadi oleh aliran udara samudera yang
lewat di atas tanah dan dibelokkan ke atas oleh gunung-gunung di pan-
tai. Sebagian besar presipitasi jatuh pada sisi lereng arah datangnya
angin. Jumlah presipitasi yang lebih sedikit, disebut bayangan huian,
terjadi pada sisi kemiringan lereng karena hilangnya sebagian besar pendinginan orografik
lengas oleh gunung-gunung yang tinggi.
Pendinginan konvektif terjadi apabila udara panas oleh
pemanasan permukaan, naik dan mendingin untuk membentuk awan Gambar 3-1. Klasifikasi genetik presipitasi
dan setelah itu presipitasi. Presipitasi konvektif merupakan presipitasi
yang berlangsung sangat singkat (jarang 'melebihi I jam) namun 3.2.2. Klasifikasi Bentuk
berintensitas sangat tinggi. Presipitasi total dapat berjumlah hingga 8
atau l0 cm. udara panas Suatu perbedaan yang sedelh4naletapi mendasar dapat diadakan
udara dingin antara presipitasi vertikol dan horizonral. Presipitasi vertikal jatuh di
A :r: rJjrrr.....r:::.,rr..iir.rrl.:.:r.r....rrr:,,.:.:rr:.:,.r,.....'.... {j,.rrl.,r B atas permukaan bumi dan diukur oleh penakar hujan. Presipitasi
horizontal dibetuk di atas permukaan bumi dan tidak diukur oleh
Penampang vertikal A-B dari hujan di bawah
penakar hujan.
cP (dingin (r)
segar) Presipitasi vertikal:
1
l. Hujan: Air yang jatuh dalam bentuk tetesan yang dikondensasikan
*\'1-\i dari uap air di atmosfer.
Pendinginan siklonik 2. Hujan gerimis: Hujan dengan tetesan yang sangat kecil.
(Eagleson, 1970) 3. Salju: Kristal-kristal kecil air yang membeku yang secara langsung di-
7'(panas) bentuk dari uap air di udara bila suhunya pada saat kondensasi
o.rka kurang dari 0'C.
9er9"'3o9r{\
gar\s
22 23
4. Hujan batu es: Gumpalan es yang kecil, kebulat-bulatan yang dipre- Keragaman waktu presipitasi dapat dipandang baik dalam
sipitasikan selama hujan badai. hubungannya dengan (l) rezim-rezim presipitasi ,(tahunan, musiman
5. Sleet: Campuran hujan dan salju. Hujan ini disebut juga glaze (salju atau jangka pendek) maupun dalam hubungannya dengan (2) peluang
basah). statistik (harga-harga yang ekstrem, frekuensi presipitasi, dan lain-lain).
Presipitasi horizontal : Untuk banyak tujuan, para ahli hidrologi membutuhkan empat
l. Es : Salju yang sangat dipadatkan. unsur berikut ini untuk mencirikan presipitasi yang jatuh pada suatu
2. Kabut: Uap air yang dikondensasikan menjadi partikel-partikel air ( , titik:
halus di dekat permukaan tanah (pedut). l. Intensitas Jumlah presipitasi yang jatuh pada saat tertentu
3. Embun beku: Bentuk kabut yang membeku di atas permukaan tanah (mm/menit, cm/jam, dan lain-lain)
dan vegetasi. Disebut juga embun beku putih atau embun beku 2. Lama hujan Periode presipitasi jatuh (menit, jam, dan lain-lain)
saja. 3. Frekuensi Ini mengacu pada harapan bahwa suatu presipitasi
4. Embun: Air yang dikondensasikan sebagai air di atas permukaan tu- tertentu akan jatuh pada suatu saat tertentu
buh yang dingin (permukaan tanah dan vegetasi) terutama pada 4. Luas areal Luas areal dengan suatu curah hujan yang dapat
tf malam hari. Embun ini menguap di pagi hari. dianggap sama.
5. Kondensasi pada es dan dalam tanah: Kondensasi juga menghasilkan
presipitasi dari udara basah hangat yang mengalir di atas lem- Meskipun ada suatu perbedaan istilah, di sepanjang buku ini,
I
baran es dan pada iklim sedang di dalam beberapa sentimeter istilah presipitasi dan curah hujan (atau hujan) digunakan dengan arti
bagian atas tanah. yang sama.
#^'tl
25
t' o
o
('
Laju jatuhnya suatu tetesan hujan melalui udara yang tenang
tergantung pada ukurannya (Seyhan, 1676d). Mula-mula, kecepatannya
.6
E
's naik, tetapi selanjutnya mencapai suatu kecepatan yang konstan, yang
d
'6 disebut kecepatan akhir atau kecepatan terminal. Leonard (1904) dan
._
.EB a Laws (1941) melakukan percobaan-percobaan yang lama untuk menen-
o' .o
-oo
iqtD
o tukan kecepatan jatuh tetesan hujan. Hal ini ditunjukkan dalam Gam-
td
@oooo!
trdq@O! n bar 3-3. Kecepatan tetesan hujan di alam mungkin terletak di sekitar
E I ,t r I 5
a^oooq
x=Ntor
aa
e angka-angka ini. Untuk tetesan hujan yang mempunyai diameter lebih
besar dari 5,5 mm, kecepatan akhir tidaklah meningkat, melainkan
ffiilmttt . aa
I
()
menurun dengan meningkatnya ukuran tetesan hujan. Hal ini
2',1
26
yang rata (Laws dan
dimanfaatkan dan mempunyai suatu permukaan
clisebabkan oleh perubahan bentuk dan pecahnya tetesan sebagai akibat
Parsons,1943).Pemajananterhadaphujanadalahsekitar4detik.
nreningkatnya tahanan udara (Meinzer, 1942). perlu) dan isinya diayak
Kemudian talam ini dikering-tanurkan (jika
Pengamatan-pengamatan agihan ukuran tetesan dalam curah hu- dilakukan dan
jan alami (Tabel 3.2) telah menunjukkan bahwa kisaran ukuran tetesan atau dipilah dengan tangan' Analisis agihan frekuensi
pada masing-masing ayakan
banyaknya butiran yun! aiku*pulkan
meningkat dengan meningkatnya intensitas curah hujan (Seyhan,
akan memberikan diameter median yang diinginkan'
1976d).
( , -3.Agihanukurantetesandapatditentukanpadaintensitas.intensitas
kertas pengisap tipe khusus
ti"t berlainan dengan menggunakan 1977)' Tetesan air
Diameter Volume Tetesan/m' per detik
v"rl aif."fiUrasikan untuk maksud ini (Imeson'
Tetesan
Median (mm)
Tetesan
(mm3) Hujan lebat I Hujan Yang Hujan ku- Akhir Hujan y"ri j",ut pada kertas ini akan menghasilkan becak-becak yang tidak
yang menghasilkan-
I sangat inten- rang intensif lebat t..t;uUungun linear dengan diameter tetesan air
t__
I sll nya.
beberapa
0,5 0,065 100 514 619 '7 Kecepatan jatuh tetesan hujan dapat ditentukan dengan
1,0 o,524 1300 423 524 233 metode. Di antaranYa adalah:
1,5 1,77 500 359 347 ll3 l. Menggunakan kurva dan tabel yang ada (Lenard' 1904; Laws' 1941;
2,0 4,19 200 138 295 46
Cunn, Kinzer dan Laws, 1949)' Beberapa contoh disajikan pada
2,s 8,18 0 156 205 7
og
a Cototan,'
l. Diame er - medran = D5o - dlameter telesan
oa huJan yarg membagi telesrele5 denSan diamerer
yang lebih besar dan lebih kecil ke dalam ke-
lnmpol keloirpqr dengan volume yang sama.
o! 2. D50 = 2,2llu'ror di mana I laju curah hujan,
inci per jam.
3. Simbol simbol data untuk conroh-conroh:
o Dinas Konservasi Tanah, wshingron, DC.
x Defanr, Eropa
A Lenard, Eropa
Hubungan ukuran reresan median (D5d dengan inlensitas curah hu.jan (Laws danParsons, 1943). Caris lerputus-pulus menunjukkan
kur !a \olume kumulalif aala-rala yang membalasi agihan letesan-te!esan hu.jan'
6
D
,
C
A
? a
o .lhrm
/.
/.
//
,//
/,
r' I tiiesan3.o mm 4 /// /t
L ti-llil
d rete:al2,1m1 /t/,
i/ -1 L
-trt 9
,) lll /1, )
tetesan 1.74 mm
,'A/
o
'// SI
'11 t
,r', Garis terputus-putus menunj ukkan ekstrapol
| (crc\an I,ll mm l /t
# // ,,rrr' p.Lr,lr nr.nunjullan clt
, {,
(
o
? L
,/
o
E
Data tetesan hujan-kecepatan, bersama-sama dengan Kurva-kurva yang rata yang menunjukkan hubungan
kurva-kurva yang menunjukkan hasil-hasil dari antara diameter tetesan dan kecepatan setelah 12
Lenard dan Schmidt, dan hasil-hasil tersebut diper- ketinggian jatuh yang berlainan (Laws, l94l).
oleh dengan tetesan air setelah jatuh 20 meter (Laws,
l94l).
q D
I
i
o.l.
9E'
0a3
go
*,hi
Ezl
qOa
C-6
E
grh!, EA
1r d.<
5 nt
-:x
qt 0a
3E
3r
6:=
!+ o
*E
ra!rv!,
H E
(,
$g
rah'
es
3
15 o
A
=E
r^6
-r< tS
5rj 8 e
DrX o
c2
HF
at 2
x i
;' a
a
N
tt
t
Kecepatan jatuh (m,zdt) cl\O\uuas.aNJ--O
qouooooqc)q
lJ!5U3!X
A]
z
7- @
a
N
o
09
0"
p
s
i.)
C - s
lo
[.JNpUt\Jf.J
UUO\O\uP\O@5-
t- o ,( I.J
O\NPaO\5{Au -o o
p o
\o
;- N-N!53 !r
'tilj:f= \o a-
ID
ID
x
4o
X
AJ
\o x
{ U
p
o
D
\oo 'UaANPNT
I -5"5"5-.;-5(FF I I I
uuaFSO\! t-
s)
{
g.
E
1 : jarak dari simulator hujan (kaki) l. Untuk memperkecil pengaruh turbulensi angin (Larson dan Peck,
v = kecepatan jatuh pada jarak x (kaki/detik) 1974), tinggi penakar (Gambar 3.4 A) harus dipertahankan seminimal
g : percepatan gravitasi : 32,17 kaki/detik2 mungkin. Untuk suatu luas lobang 4 dm2, angka-angka berikut
diukur:
Chow dan Harbaugh (1965) telah menunjukkan bahwa untuk
semua ketinggian antara 2,5 dan 3 meter (suatu ketinggian yang biasanya
dipasang di laboratorium), hanya ada sedikit perbedaan apakah bentuk o Tinggi Penakar (m) qo tangkapan
tetesan hujan tersebut bulat atau setengah bola. 0 1di atas tanah)
3.5.1 . Persyoroton Penakar Hujan Sebaliknya, penakar hujan harus ditetapkan cukup tinggi, agar
Tujuan utama setiap metode pengukuran presipitasi adalah untuk tidak tertutup oleh salju. Penakar hujan setinggi tanah (Gambar 3.5)
mendapatkan contoh yang benar-benar mewakili curah hujan di seluruh
harus dilindungi dari gangguan hewan. Untuk perbandingan
kawasan tempat pengukuran dilakukan WMO (World Meteorological
pengukuran, semua penakar hujan dalam suatu jaringan haruslah
Office), 1970. Karena itu di dalam memasang suatu penakar presipitasi ditempatkan pada tinggi yang sama.
haruslah dijamin bahwa: 2. Bilamana mungkin, mulut penakar haruslah paralel dengan per-
1. Percikan tetesan hujan ke dalam dan ke luar penampung (Gambar mukaan tanah. Pada daerah yang berbukit, di mana penakar kerap
3.4) harus dicegah kali harus ditempatkan di atas bukit, ketelitian tangkapan penakar
2. Kehilangan air dari reservoir (Gambar 3.4) oleh penguapan haruslah yang baku dapat ditingkatkan dengan memiringkarnya tegak lurus
seminimal mungkin (Gambar 3.4 B) permukaan tanah (lihat Storey dan Hamilton, 1943)
3. Jika ada, salju haruslah melebur atau dengan menggunakan penakar hujon stereo (Storey dan
Hamilton, 1943 dan Sevruk, 1974). Namun, lokasi pada suatu kemi-
Trbel3.2. Hubungan intensilas.curah hujan dengan ukuran letesan (Chapman, 194E) ringan lereng umumnya harus dihindari.
3. Suatu lokasi yang terlindung dari kekuatan penuh angin harus dipilih.
Intensitas Curah Hujan
rata-rata (cmljam)
Akan tetapi, obyek di sekitarnya tidak boleh lebih dekat dengan
penakar yang melebihi suatu jarak yang sama dengan "n" kali (pada
Lahan terbuka Di bawah pohon umumnya n'_ 4; di Itali n : l0 dan di negeri Belanda n : 2) tinggi
pinus
penakar hujan. Suatu cara alternatif adalah dengan membangun
3,52 perisaiangin di sekitar penakar (Gambar 3.6). Angka-angka di bawah
3,37 ini (Wieringa, 1968) menggambarkan keuntungan penakar hujan
2,83 yang bertabir (semua angka adalah nisbi).
3,41
3,58
ll Penakar Hujan Hujan gerimis
t Tentunya, pemajanan penakar hujan adalah sangat penting untuk
pengukuran yang benar-benar mewakili. Beberapa persyaratan disajikan Bertabir perisai angin
t Tidak bertabir
I
di bawah ini:
36 37
J
38 39
.
5 inci 9 lobang
(wrrd. t967) kisi sikal sikat kisi (li
ranph
3m
Kerapatan penduduk (.yumlah pencluduk per kmu;
lllu,:'Illll
u:lll Grmbrr 3,7. Jumlah penakar hujan per populasi (Langbein, 1960)
Permukaan ranah
Tabe 3.3. Kerapatan minimum dari stasiun-stasiun presipitasi untuk suatu jaringan utama (WMO, 1970)
Tipe wilayah Kisaran norma-norma untuk jaringan Kisaran norma-norma sementara yang di-
minimum (luas dalam km'untuk perbolehkan dalam kondiEi-kondisi
1 stasiun) yang sulit (luas dalam km2/stasiun)
Hidro
Tabel 3.4. Kerapatan nrinimum dari stasiun-stasiun presipitasi di Inggris (dalam Bieasdale)
Untuk iirringutt rli scltrruh ncgeri Untuk j aringan-jaringan pada basin-basin beresorvoir
Lutrs (krtr-) Brtrrvaknvr penu- Luas ( km-) Banl irknva pcnakar pada tipe pcnakar hujan
kur hujan
Harian Bulanan Jumlah
l6 l 2 I 2 3
5
260 6 4 2 4 6
I3{)0 tl )il 3 7 l0
l6(x) l5 .+l .+ ll l5
52(X) l0 8l 5 l5 20
7lJ(X ) 122 6 l9 25
162 ti 22 30
42 43
gunakan sebagai jaringan pilot. Metode lainnya adalah dengan meme- mempunyai luas lobang 4 dmz dan ditempatkan 40 cm di atas tanah.
nuhi kawasan dengan penakar hujan dan pada tahap selanjutnya memin- Penakar hujan baku yang baru digunakan oleh KNMI mempunyai lu-
dahkan penakar-penakar yang tidak diperlukan. Hal ini sangat berguna as lobang 2 dmz dan ditempatkan 40 cm di atas tanah.
dalam DAS-DAS percobaan. b. Penakor hujon penyimpan (atou penjumlah): Penakar ini merupakan
penakar hujan baku dengan kapasitas lebih besar dan digunakan un-
3.5.2. A lst-alat Pengukur Presipitasi tuk menyimpan presipitasi musiman di kawasan yang jauh. Semua
fi penakar hujan penyimpan yang dapat dipercaya diperlengkapi
Cara klasik dalam menggolongkan tipe alat-alat pengukur dengan kaca. Untuk menghindari evaporasi (penguapan), selaput
presipitasi didasarkan atas apakah alat-alat itu merupakan tipe pencatat minyak ditambahkan pada reservoir presipitasi. Pada kawasan yang
atau bukan. Penakar hujan pencatat secara otomatis mengumpulkan dingin, CaCl, ditambahkan untuk meleburkan salju. Pengukuran
datanya pada suatu grafik, pita pelubang, pita magnetik atau secara dilakukan pada selang waktu berkala baik dengan menimbang
elektronik mengirim data ke penerima (komputer, satelit, dan lain-lain). penakar (lebih disukai karena ketelitiannya) maupun dengan
Penakar hujan bukan pencatat harus dibaca secara berkala (sekali se- mengukur kedalaman (jeluk) air dalam reservoir.
hari, sekali seminggu, 15 hari, sebulan atau bahkan setahun sekali). c. Penaksr hujon searos tansh: Tipe-tipe penakar hujan searas tanah
Penakar ini tidak mencatat data dengan cara apa pun. yang berbeda-beda disajikan dalam Gambar 3.5. Tipe-tipe penakar
Klasifikasi penakar hujan yang modern, atau mungkin di masa ini, meskipun lebih mahal dibandingkan dengan penakar hujan yang
depan, didasarkan atas apakah penakar tersebut berada di tanah baku, mempunyai persentase tangkapan curah hujan yang tertinggi.
(pelataran operasional memerlukan penakar hujan yang dipasang di atas Suatu sikat diletakkan di sekelilingnya untuk menghindari percikan
tanah), udara (balon dan pesawat) ataukah dari ruang angkasa (satelit tetesan hujan. Kisi-kisi dipergunakan baik untuk menghindarkan per-
pengorbit bumi). Pelataran operasional udara dan ruang angkasa mem- t tumbuhan rumput maupun memperkecil percikan. Cara pemasangan
f bawa alat pengindera presipitasi di atas permukaan bumi. Karena ini, dari segi ketelitian jumlah curah hujan yang ditampung,
didasarkan atas pengumpulan data dari suatu jarak, semua tiga penakar merupakan tipe yang ideal. Tipe yang digunakan di negeri Belanda
hujan secara intensif sedang dikaji dengan penginderaan jauh (penerima mempunyai'luas lobang 4 dmz dan setiap hari dikosongkan.
informasi mengenai suatu obyek dengan pelataran di atas tanah, udara d. Penakar Hujan Acuqn lnternasional (International Reference preci-
dan ruang angkasa tanpa berhubungan langsung dengan obyek). Hampir pitation Gauge): Karena berbagai negara mempunyai standar sta-
semua alat penginderaan jauh merupakan penakar hujan tipe pencatat. siun pengamat hujan yang berlainzrn, maka WMO telah mengem-
Klasifikasi menurut Seyhan didasarkan atas suatu kombinasi dua bangkan suatu penakar acuan yang disebut IRPG. Penakar ini <ti-
pendekatan, yaitu: usulkan sebagai suatu penakar hujan baku yang dapat digunakan se-
l. Penakqr hujon bukan pencstot bagai pembanding bagi lain-lain penakar hujan yang digunakan di-
Penakar-penakar hujan bukan pencatat yang disebutkan di bawah ini berbagai negara. Penakar ini diambil dari tipe British Snowdon de-
semuanya diletakkan di tanah. ngan luas lobang 128 cm2 dan 1 meter di atas tanah dan ditempatkan
t a. Penakqr hujan boku (standar): Suatu tipe umum disajikan dalam
I di dalam perisai angin tipe Alter. Penggunaan penakar hujan ini di
& Gambar 3.4. Diameter lobang (juga tingginya) beragam di berbagai negeri Belanda, telah menunjukkan bahwa tangkapan curah hujan
negara (3,57 inci di Kanada, 5 inci di Inggris, 8 atau 12 inci di AS). adalah 6,47" lebih rendah dibandingkan dengan penakar hujan
Suatu luasan 2 hingga 5 dm2 (spesifikasi WMO) ternyata paling sesuai searas tanah (Volker, 1968).
{
untuk besarnyalo,pVne. Tinggi penakar hujan beragam sekitar 40 cm e. RADAR (Radio Detecting and Ranging): Alat ini memancarkan ge-
(atau lebih, tergantung pada kedalaman salju). Botol-botol penam- lombang elektromagnetik (gelombang pendek sepanjang 3-10 cm)
pung harus dikosongkan dan diukur secara berkala (harian, ming- dan menerima gelombang yang dipantulkan dengan suatu antena
guan maupun bulanan). Di negeri Belanda, penakar hujan yang baku dan memindahkan suatu citra pada suatu indikator posisi bidang
Biaya operasi
Waktu
TWaktu IWaktulWaktu
Tipe alat Harga untuk pengamat- | pcmetitra- | pengolah-
(dalam I) instalasi anlrrrnlun r_
r (dalam jam
manometer) (dalam jam manometer setiap
tahun
Catatan: Waktu untuk perjalanan ke dan dari tempat penakar hujan tidak termasuk.
Tabel 3-5: Harga satuan penakar hujan dan biaya operasinya di Inggris, harga
pada tahun 1971 (Rodda, 1972).
I
47
46
jir dan lain-lain). Pembahasan dengan mereka tentang agihan inten- hujan yang berintensitas tinggi.
I 3. Penakar hujan otomatis tipe ember-tumpah (tipping-bucket):
I sitas, waktu dan ruang curah hujan dapat berguna sekali'
I Dalam alat ini yang juga dikenal sebagai tilting bucket, air
I
2. Penakar Hujon Otomatik (pencatat) presipitasi mengalir dari penerima (Gambar 3.ll) ke dalam suatu
Semua penakar hujan otomatik akan mencatat data (dalam hal ini ember yang terdiri atas dua bagian berbentuk segitiga dan
jumlah hujan) secara kontinu (interval I menit, 5 menit, l0 menit, dineracakan dalam keseimbangan yang tidak stabil pada suatu
dan lain-lain) maupun secara berkala pada beberapa macam grafik, ujung-pisau. Dengan kata lain, pada posisi normal (kosong) ember
pita pelubang, pita magnit, film, sinyal-sinyal listrik, dan lain-lain' bertumpu pada salah satu dari kedua sisi. Bila bagian sebelah
Karena itu, batasan ini berbeda dengan batasan kebanyakan buku- kanan (Gambar 3.ll) terisi, bagian ini turun dan mengalirkan air
buku teks yang memberi batasan penakar hujan otomatik sebagai ke dalam reservoir. Penurunan ini meletakkan bagian sebelah kiri
penakar yang merekam secara kontinu saja. di bawah penerima. Pembalikan ember dikalibrasikan agar terjadi
1
48 49
L
\
50 5l
Pemantauan presipitosi dori ruang angkasa (pengindera iouh) a. Mengingat aturan (WMO, 1970) kurang lebih I cm salju yang
Kamera, penyaring gambar multispektral, IRLS, penyaring gambar jatuh pertama kali setara dengan I mm air (nisbah I banding
gelombang mikro dan radiometer gelombang mikro juga sedang dika- l0). Di lnggris, nisbah ini dianggap I banding l2 (Ward, 1967).
ji pada pelataran ruang angkasa. Komunikasi satelit merupakan salah Anggapan tersebut tentu saja masuk akal jika kerapatan salju
satu cara yang paling bermanfaat di dalam pemrosesan data yang turun pertama kali tersebut adalah seragam.
presipitasi yang memadai dan cepat. Pada tahun 1967 percobaan b. Dengan memasukkan suatu tabung, yang disebut tabung solju
komunikasi hidrologi telah dilakukan (Seyhan, 1972) dengan men- ke dalam salju, sampel onggokan salju ini diambil dan beratnya
transmisikan data presipitasi yang ditampung oleh penakar hujan di maupun kandungan airnya ditentukan. Prosedur ini diulang
atas tanah ke fasilitas-fasilitas pemrosesan sentral melalui suatu pada beberapa lokasi dan kesetaraqn qir rato-rstq yang
satelit komunikasi. Hasilnya sangat memuaskan tetapi mahal. Pada mewu k i I i ditaksir. Pengamatan-pengamatan tersebut dilakukan
tahun 1971, Davis dan Serebreny membandingkan data presipitasi secara mingguan, bulanan maupun dua bulan sekali. Suatu
yang diukur pada stasiun pengamat di atas tanah dengan foto-foto tabung Amerika Utara yang populer mempunyai diameter da-
awan satelit. Catatan presipitasi harian dibandingkan dengan harga lam 1,485" (+ 3,77 cm). Jika penutup salju adalah dangkal,
presipitasi yang ditaksir dari foto-foto sekalisehari dari satelit maka digunakan tabung contoh dengan diameter yang lebih
pengorbit kutub (Seyhan, 1972). Analisis korelasi statistik menam- besar.
pakkan koefisien-koefisien yang sangat tinggi, yaitu 0,90 hingga 0,98. c. Untuk pembacaan yang cepat, dapat digunakan penakar hujan
3. Tipe-tipe penokar presipitasi lainnya yang baku diperlengkapi dengan sistem perisai angin dan
pemanas.
A. Hujon salju: Hujan salju merupakan jumlah salju basah yang
d. Penakar presipitasi otomatik tipe timbangan dapat digunakan
jatuh dalam suatu. periode terbatas. Hujan salju ini dikuan- l7 untuk periode-periode pencatatan yang lebih panjang.
tifikasi dalam dua cara: (l) kedalqman (jeluk) salju di atas Penggunaan RADAR juga sedang dalam pengkajian. Tetapi
tanah atau lebih baik, kesetoraan airnya (ieluk air yang setara hubungan Z-i (Gambar 3.11), menunjukkan keragaman lebih
dengan salju yang lebur) dan (2) perluasan kawasan penutup salju. banyak daripada curah hujan.
Untuk mencirikan kualitas saljl, kerapatan solju (volume air f. Metode radiometri juga sedang dikembangkan, namun belum
lebur yang dihasilkan oleh sampel salju dibagi dengan volume digunakan secara luas.
awal sampel salju) dan kuolitas sal7u (persentase berat kandungan o Metode isotop radioaktif (Chow, 1964) didasarkan atas
es dalam suatu sampel salju). Rata-rata, kerapatan salju adalah pelemahan sinar-sinar gamma dari suatu sumber (umumnya
sekitar 0,1, tetapi harga ini dapat serendah 0,004 (yang ditempatkan di tanah, di bawah penutup salju) bila melewati
didapatkan di Kanada) untuk salju basah dan setinggi 0,6 untuk onggokan salju. Cobalt-60 sering kali digunakan untuk energi
salju yang lama dan sangat mampat (Gray, 1973). Metode gamma yang tinggi dan setengah-umur yang tinggi. Pemasang-
pengamatan penutup salju yang paling sederhana adalah dengan an penakar-penakar tersebut sangat mahal dan memerlukan
i3
mencelupkan suatu penggaris a1ilt tongkat salju, pada sejumlah tindakan-tindakan pengamanan (Gray, 1973).
lokasi dan dengan mendapatkan jeluk rqto-rolo yong mewakili. h. Pada metode bantalan-saljn (disebut juga bantalon tekanon),
Ini dapat juga ditentukan dengan suatu wodah yang tetap dengan digunakan kasur udara diisi dengan larutan tahan beku dan
penampang melintang yang seragam (WMO, 1970). Pengamatan
dipasang dengan manometer. Berat salju ditunjukkan pada
tersebut dilakukan setiap hari, mingguan ataupun tiap bulan.
manometer dan dicatat. Metode ini mempunyai kelemahan
Pengamatan yang lebih sulit tetapi lebih banyak diperlukan yaitu bahwa onggokan salju yang berdekatan dapat juga
adalah pengukuran kesetaraan air dari salju (Meinzer,1942). menyokong salju dan karena itu mengakibatkan berat sallu
Metode-metode yang umumnya digunakan adalah: ditaksir terlalu rendah (efek jembatan).
t
52 53
?
sulit untuk lapisan-lapisan es yang tebal. Akhir-akhir ini, survei (pe- Pandangan
mairan) udara infra-merah telah menunjukkan hasil-hasil yang mem- atas
penampung kabut di atas penakar hujan yang baku (Gambar 3.12). p"na"ng"N. ,L corone prrrrgi
Penampung terdiri atas silinder penakar kawat di atas mana tetes- samping \ ,/
tetes ait terbentuk dan mengalir ke dalam penakar hujan. Dengan
membandingkan dengan penakar hujan di dekatnya perbedaan an-
,-l [-, reservoir
c
I F
tara kabut dan presipitasi hujan ditentukan. Meskipun sulit untuk
Trbel3.6. Suhu udera di dekat permukaan sebrgai indeks tipe presipitrsi (Eagleson'
Gambar 3.13. Penampung-penampung embun
1970)
{
o
@
' cYS
:Exf,.k
a<:c
l; D i,d
ojjr
N
En9
Io' Lal
X=a O,
o od:
J.C C
o-rJoaq
I mm
a N5'
!J ts
n
f,,rll :. rn
O -.1 d- I
dA oo !
x
_qF z
=, E> -l
!- 3!
6:00 0 2,0 30 0 0
2,0 30 0 0
6:30 30
7:00 60 2,0 30 0 0
7:30 90 2,0 30
8:00 120 2,0 30 0
8:30 150 3,0 30 (3-2)/o.s :2 Q-2)/1=1
9:00 180 4,0 30 2,0 (4-2\t2:r -J
9:30 210 4,0 30 0 0
l0:00 240 4,0 30 0
10:30 270 4,5 30 1.0 1,0
1l:00 300 5,0 30 1,0 3.0
11:30 330 7,5 30 5,0 so
12:00 360 10,0 30 so
l2:30 390 11,0 30 z.t) )(l
13:00 420 12,0 30 1,0
l3:30 450 tz,0 -1U l, 0,r) l,t)
14:00 480 12,0 30 0
58 59
Peta Stasiun Foligon Thiessen rata-rata ditentukan dengan menjumlahkan hasil kali luas isohiet dan
presipitasi (jeluk isohiet itu), dan dibagi dengan luas total. Untuk
mudahnya, mintakat antarhiet diambil sebagai luas (misalnya luas
antara isohiet 7.5 dan 8 inci pada Gambar 3-14) dan dikalikan dengan
rata-rata isohiet yang berbatasan ('1,75 dalam hal ini). Suatu cara
penentuan jeluk rata-rata ini yang lebih baik (karena ketidakteratur-
t) an isohiet) adalah dengan mengambil juga panjang isohiet sebagai
pertimbangan (Ward, 1967).
Hal ini dilakukan sebagai berikut:
Fi-Pn* r(2a+b)
Poligon dengan tinggi 3(a+b)
Yang dikoreksi
di mana: Pr = jeluk rata-rata presipitasi di antara isohiet A dan B
rt jeluk isohiet yang lebih rendah (B)
-n
l- interval (selang) isohiet
d- panjang isohiet yang lebih tinggi (A)
b- panjang isohiet yang lebih rendah (B).
Metode ini:
a. Merupakan metode yang paling teliti, karena metode ini memper-
timbangkan sejumlah besar faktor-faktor, seperti relief, aspek,
dan lain-lain. Metode ini sangat baik untuk kawasan-kawasan
bergunung.
b. Memerlukan keterampilan. Peta isohiet dapat beragam dari satu
pengeplot dengan yang lainnya.
c. Membutuhkan stasiun-stasiun pengamat di dan dekat kawasan
tersebut.
d. Terutama bermanfaat untuk curah hujan yang singkat,
5. Persen metode normal
Dalam menggunakan metode ini, presipitasi dinyatakan sebagai
persentase presipitasi rata-rata tahunan atau presipitasi rata-rata
musiman, dan peta-peta isopersenlal digunakan untuk memper-
siapkan peta-peta isohiet. Hal tersebut merupakan metode yang pa-
ling baik untuk kawasan-kawasan dengan pengaruh fisiografi yang
tegas.
Metode RDS (inci)
Isohiet (inci) 6. Metode Kebaliksn Kuadrat Jarak (Terbalik)
Metode ini memasang sistem kisi pada kawasan dan menghitung
-
Gembsr 3'14. Metode-metode yang berlainan dengan menEntukan agihan areal presipitasi jumlah curah hujan pada tiap-tiap titik kisi dengan menjumlahkan
(Ward, 1967 dan Wei, 1973). hasil kali bobot penakar dan curah hujan yang terukur pada penakar-
J
r-'
60 6l
penakar hujan di dekatnya. Bobot penakar dihitung sebagai fraksi
n
kebalikan kuadrat jarak antara titik dan penakar hujan (Wei , 1973).
I 60 Metode ini berkaitan dengan metode isohiet. Metode diprogramkan
2 70 dan dapat bekerja dengan komputer.
3 80 I 7. Metode-metode lainnya
95 t
x Metode hipsometrik (WMO, 1970) dan metode regresi juga
n =
banyaknya stasiun {\,f l) dipergunakan dalam menentukan jeluk rata-rata presipitasi.
H = ketinggian stasiun (m)
P = presipitasi pada 12 Jan. l9M
A = luas di bawah ketinggian tertentu. 3.7 .2. Penambohon catatan presipitasi
i=
yang lengkap
jumlah tahun pada jangka pendek
Metode ini digunakan bila presipitasi rata-rata tahunan pada suatu n: jumlah tahun dalam jangka panjang.
stasiun berbeda lebih dari l09o dari presipitasi stasiun dengan d. Metode peta isohiet:
catatan yang hilang. McDonald (1957) menerapkan metode ini un- Harga yang hilang dapat diinterpretasikan dari suatu peta isohiet.
tuk menentukan total musiman yang hilang. Hasilnya menunjuk- e. Teknik korelasi:
kan kesalahan 25Vo dalam satu total musiman yang hilang. Metode-metode statistik dapat digunakan di dalam menaksir data
b. Metode rato-ratq aritmetik: Jika presipitasi rata-rata tahunan yang hilang dari stasiun-stasiun yang berdekatan (Hashino, 1973).
pada stasiun-stasiun yang berdekatan berada dalam l09o dari 3. Penyesuaian stosiun
presipitasi untuk stasiun dengan catatan yang hilang, suatu rata- Teknik kurva massa-rangkap (kurva somasi rangkap)
rata aritmetik presipitasi pada stasiun yang berdekatan dapat digunakan untuk menguji homogenitas dan konsistensi catatan-
diduga untuk stasiun dengan catatan yang hilang. catatan presipitasi dan menyesuaikannya terhadap perubahan-
perubahan (Schulz, 1973; Gray, 1973). Perubahan yang besar di
tA (PB+ PC+ PD)
P e,: dalam tangkapan presipitasi dapat disebabkan karena perubahan-
c. Pendugaan tapak: Harga presipitasi rata-rata jangka panjang di perubahan seperti pemindahan stasiun ke titik lainnya yang
stasiun tertentu (X) di mana hanya data i tahun (misalnya berdekatan, pergantian pengamat, penggunaan prosedur pengamatan
1950-1965) yang tersedia, dapat diduga dari tapak-tapak dengan yang baru, perubahan dalam pemajanan (karena pertumbuhan
data n tahun (misalnya 1930-1965) dengan n ) i (lihat Fields dan vegetasi, penanaman pohon-pohon atau pembangunan gedung), dan
Adams, 1975), yaitu: lain-lain. Ini dilakukan dengan membandingkan dengan stasiun-
stasiun yang berdekatan (setidak-tidaknya l0 yang dianjurkan).
(lx[rC"
(Pilo - (PN)i
Misalnya, perubahan kemiringan kurva menunjukkan perubahan di
dalam penakar. Karena itu, catatan-catatan stasiun E yang terdahulu
harus dikurangi dengan suatu faktor a/b, agar konsisten dengan
di mana: (Px)n : taksiran presipitasi rata-rata tahunan jangka
catatan-catatan yang terbaru. Jika kurva mengadakan perubahan ke
panjang pada stasiun pencatatan yans lidak
arah atas, faktor o/bharus dinaikkan.
lengkap.
(Pp, : presipitasi rata-rata tahunan jangka pendek Data limpasan, maupun data presipitasi sering kali diuji kon-
yang diamati pada stasiun pencatatan yang sistensinya dengan teknik kurva massa-rangkap.
tidak lengkap. Kurva massa-rangkap juga digirnakan untuk pendekatan
kesalahan-kesalahan aritmetik dan topografik (Schulz, 1973).
(PN)n = presipitasi rata-rata tahunan jangka panjang
Kesalahan tersebut tampak pada data dalam Gambar 3-168.
yang diamati pada stasiun pencatatan yang
lengkap. Untuk 3 stasiun, presipitasi akan: Dalam menggunakan teknik kurva massa-rangkap, dua butir
berikut harus juga dipertimbangkan, yaitu:
(PJn: Er)"+-(!l.,trl, a. Data yang tercatat pada stasiun dasar mungkin juga mengandung
3 ketidak-ajegan. Disarankan untuk menggunakan uji-t pada tiap
(P1)n, (P2)n, (P:)n : presipitasi rata-ratatahunanjangka panjang tiap segmen (dengan berbagai kelerengan atau posisi sebagaimana
yang diamati pada stasiun pencatatan l, 2 ditunjukkan pada Gambar 3-16) kurva massa ganda untuk mengu-
dan 3 yang lengkap. ji signifikansi ketidak-ajegan.
(Pili : presipitasi rata-rata tahunan jangka pendek b. Perubahan-perubahan sepanjang kurva massa-rangkap harus
___--.-]l
64 65
.n
SK r50
It
Data presipitasi maksimum jeluk-luas-lama hujan yang tercatat
untuk AS disajikan pada Tabel 3.7. Data lama hujan jeluk curoh hujan-
o titik terbesar yang tercatat disajikan pada Tabel 3.8. Harga-harga yang
o disajikan pada tabel ini mendekati presipitasi terbesar yang mungkin ter-
o 42 jam
JI
o rS ?A jam
12 sam
jadi. Istilah terbesar yang mungkin menunjukkan batas fisik bagian atas
yang harganya tidak menentu. Data Tabel3.8, diplotkan pada skala log-
\ 12 ia^
'6 jam. log dengan R (jeluk dalam mm) terhadap D (lama hujan dalam jam)
ditanrtai dengan persamaan penduga:
lO loo looo IO,OOO lOO,OOo Area (km2)
Gambar3-lt. Kurva-kurva vang meliputi jeluk-luas-lama hujan (WMO' 1970)' R : .380 Do,5
r*.-.l!fr:fr*
rl
le r E
A'
IN
88ts5-*:- a-l
l- {
EEEEEEEHH ool \o 3ts
{ >tr
6E
HtJ.E(rOoH !,
-l
-----l r-,r \O 5l o\
"st-ro-o.\l F@
to E''
-I(^O-tHhJ A-
EiEia*EiEgTEgBgEaIa F=
E'O
srs':e=uE1EaIEBEE EJ
==
0Qt
?E
=E
D-.
s? (r(^-JO --r.J----l -- r
!r MY
":":uxt":El ID=
Li iJJ \O
- ID
o\
oo
='?
0e:
aEEE1?EtEai*a1;E*E E FI rB
"H
.5 *
":"f ": ; l!
!i
":"1 x -! -:
| Ets'
!, to=
p t'lo
Un{rLhOO of,
-*usp.*sl
_o,o,_"--l * Er.
EEASB*IEEEIEI?EEE 1 O\\OO\--J a=
E;
o.3
sqEEa.-eEigaf
' --Nt'JN)(r(,(.)('
aau-J5o,baO-t'r-J
ts
te6
-I. G -@'(, -'o -to'o' =6
Igaas i :, ; i'- :E
1-i B
m
E o=
eEgBgEgiqg**EEIg} i ":;*:-i"YSXS":"j[ -i
;EEaiaEgEagE*caiE
Tabel 3.8. Curah-curah hujan titik di dunia yang terbesar yang terarnati (WMO. 1970)
Kurva-kurvaintensitas-lamahujan-frekuensidapatdiplotkan x
intensitas rata'raLa (i = d/0 titik
demi titik (Cam- A =^
dengan menentukan
hujan-frekuensi' Kedua tipe kurva
bar 3-19) dari kurva-k"t'":tf't-fuma
dapat diplotkan pada skala logaritma
E:
rersebut (Gambar : is 0", 3-20)
oE
Lama hujan trtr
yang lebih halus
tut*-tut'udengan porsi-porsi (menit)
untuk mendapatkan juga disajikan dalam ben- 20 4t 60 80 100
Lama hujan (mentt.1
garis lurus. Uata letut<-tama hujan-frekuensi
untuk berbagai periode ulang
tuk peta. Peta-peta yang terpisah.dibuat rumus intensitas-lama hujan- Gambar 3-19. Kurva jeluk-lama hujan Gamtrar 3-20. Kurva intensitaslama hu-
(Gambar 3-12). Demik[n ;"gu' banyak dan frekuensi. jan dan frekuensi.
(Meinzer, 1942) dengan menggunakan
frekuensi empiris dikembangkan
hujan-frekuensi'
plot-plot logarithmik k"uu-"ftut'u intensitas-lama 0 rs2 520 3]?
Dn.rxp (rur)
200 QJA r?0 8I2 t000
r,
3.8.3. Tronsformosi Curqh
Hujan Titik dengan Curoh Hujan Kawusan l)
Telah dikemukakan (lihat paragraf
yang luas jetut .u'ut' nt:"rr rata-rati berbeda
nyata dari curah hujan
3'8'l) bahwa untuk kawasan
APo
E\o
E
/
I/T -r
tl .E
jeluk, lT.u h_ujanldan inter- r'o E' 0o - l'lsu -
tirik. untuk ,uutu .uruh hujan titik dengan bahwa pengurangan a-lsu
val ulang tertentu, Gambar 3-22 menunjukkanjeluk rata-rata untuk
I
ia0
harus dilakukan untuk mendapatkan
taksiran
untuk suatu hujan tertentu yang
-l 5(-ilsu
I
I
72 73
dapat diambil atas dasar pengukuran intersepsi yang ada. perbedaan ini
Contoh
beragam dengan komposisi spesies, umur tanaman, kerapatan tegakan,
Dari gambar 3-19, diperoleh hujan titik 30 menit selama l0 tahun musim dalam setahun dengan keragaman dalam intensitas presipitasi.
(misalnya untuk kawasan tertentu di AS) sebesar 30 mm. Untuk menen- Beberapa angka disajikan pada Tabel 3-9. Kehilangan intersepsi untuk
tukan jeluk rata-rata dari hujan l0 tahun 30 menit ini di atas kawasan salju yang jatuh dapat beragam antara 5 dan 45go per kerapatan vegetasi
250 km2, diperlukan kurva luas jeluk AS. Hal ini disajikan pada Gambar yang sesuai sebesar l0 hingga 10090.
3.22.Karenaitu, curah hujan l0 tahun 30 menit di atas kawasan 25Okmz I
mempunyai jeluk rata-rata:
6 = (0,61) (30) = 18,3 mm
Metodologi Roche yang secara teoretis baik namun merupakan
suatu sistem yang sangat rumit, menentukan faktor reduksi (juga bebas
dari periode ulang), yang diperlukan untuk menduga jeluk curah hujan
rata-rata di atas suatu kawasan dari suatu curah hujan titik tertentu,
pada berbagai tingkat peluang.
Iturbe dan Mejia (1974) mengembangkan metodologi lain yang
bersifat umum untuk transformasi cufah hujan titik menjadi hujan
kawasan. Faktor reduksinya tergantung pada koefisien antara curah hu-
jan titik pada dua titik yang dipilih secara acak di kawasan yang ber-
sangkutan. Jarak korelasi kurakteristik (yang memberi batasan jarak an-
tara dua titik acak ini) ditaksir dan faktor koreksi (atau faktor redulgsi)
dihitung dengan menggunakan fungsi-fungsi eksponensial dan Bessel.
3.9. INTERSEPSI
berada pada atmosfer basah dan tidak terlalu panas. Ini adalah sama
bagi semua tanaman pada tanah tertentu (Eagleson, 1970). Semua lengas
tanah yang melebihi titik layu permanen disebut lengos runsh tersedia.
Air perkolasi yang sampai di bawah jangkauan akar tanaman
memasuki suatu mintakat peralihan di mana kapilaritas dan osmosis
tidak begitu penting. Pada mintakat ini air ditahan sebagai simpanan
tr berupa selaput pada partikel tanah individual dengan gaya permukaan
(ini disebut air pelikuler atau berperkolasi ke bawah karena gaya
4. INFILTRASI gravitasi (oir grovitosr). Pada mintakat kapiler (atau mintakat rumbai
kapiler), sebagian air berperkolasi ke bawah ke muka air tanah dan
sebagian dari air itu ditahan melawan gaya gravitasi dengan cara kerja
4.1. PENDAHULUAN kapiler.
Seperti ditunjukkan dengan penampang yang disajikan pada
Air cair yang diterimapada permukaan bumi akhirnya, jika per- Gambar 4-1, lengas tanah dapat berada dalam kondisi-kondisi yang
mukaannya tidak kedap air, dapat bergerak ke dalam tanah dengan gaya berbeda pada bagian-bagian DAS yang berbeda-beda. Karena itu, lengas
gerak gravitasi dan kopiler dalam suatu aliran yang disebut infiltasi. tqnahbiasa dianggap mencakup semua air pada mintqkot aerosi. Dengan
i
Konsep infiltrasi ini relatif baru, namun banyak kemajuan di dalam sedikit modifikasi (Ward, 1967), neraca sederhana air dalam tanah dapat
pengertian dan penentuannya telah dicapai pada tahun-tahun terakhir dituliskan sebagai berikut:
ini. Para ahli agronomi menyebut jeluk maksimum air yang dapat
dikembalikan ke permukaan baik oleh tanomon maupun oleh AS:f+c-d-E"+Aw
r
kapiloritos, sebaga.i tanah. Ini merupakan mintakat di mana pertama
di mana:
kali presipitasi masuk. Pada mintakat ini (disebtt mintskat tanuh atau :
mintakat air tanoh) air bergerak secara vertikall baik dengan cara
AS laju perubahan kandungan lengas tanah
evapotronspirasi (Bab 5) ke permukaan maupun dengan cara perkolosi
f : laju infiltrasi ke dalam mintakat air dalam tanah
c : laju kenaikan kapiler dari mintakat jenuh
yang menurun (pergerakan menurun lengas tanah dari mintakat air
ta.nah tak jenuh ke mintakat jenuh menuju muka air tanah). Karena
A
= laju drainase ke dalam mintakat penjenuhan
Ea : laju evapotranspirasi aktual
poreus (memiliki rongga-rongga yang dapat diisi dengan udara atau,/dan
Aw : laju perubahan uap air yang berpindah melalui penam-
cairan) maka tanah mempunyai kapasitas untuk menyimpan air. Air ini
pang tanah terutama karena gradien suhu (Ward,
disebut lengas tanoh. Bagian lengas tanah yang tidak dapat dipindahkan
1967).
I
dari tanah oleh cara-cara alami (dengan osmosis, gravitasi atau
kapilaritas) disebut ada dalam simpanan permonen. Kapasitas simpanan Kapositas lopangan suatu tanah adalah jumlah maksimum yang
permanen suatu tanah diukur dengan kandungan air tanahnya pada titik dapat disimpan dalam tanah pada mintakat tak jenuh melawan gaya
layu permanel, vegetasinya. Titik layu ini (kandungan air anah terendah gravitasi. Di negeri Belanda kapasitas lapangan dipandang sebagai kan-
di mana tanaman dapat mengekstrak air dari ruang pori tanah terhadap dungan air yang setara dengan daya hisap pF : 2.
gaya gravitasi) ditentukan untuk suatu tanah bila bagian atas tanaman Laju infiltrasi sktuol (fu) adalah laju air berpenetarasi ke per_
mukaan tanah pada setiap waktu dengan gaya-Eaya kombinasi gravitasi,
l. Gerakan air dalam arah horizontal dalam mintakat tak-jenuh dibicarakan secara ter- viskositas dan kapilaritas. Laju maksimum presipitasi dapat diserap oleh
pisah dalam kuliah lain (Hidrologi Proses). tanah pada kondisi tertentu disebut kapasitas infiltrosi, f.. Untuk suatu
intensitas curah hujan, i,
77
76
-.:.;.-: :..=:::..: j l: ditarik terutama oleh molekul di dalam air (adhesi; juga kohesi ter-
jadi) dan selaput air dalam tanah dengan demikian dipegang di
Kapasitas perkolasi tinggi lapangan/in si/n oleh gaya tegangan muka). Gaya kapiler tergantung
Kapasitas perkolasi rendah pada ukuran rongga, dan gaya permukaan, pada jumlah dan sifat
I Kapasitas pcrkolasi rcndah
permukaan partikel-partikel tanah.
Ciri fisis tanah yang penting adalah porositas-nya, Porositas
didefinisikan sebagai nisbah volume rongga (Vr) dengan volume total
tanah (lihat I ampiran C),'yaitu,
Gambar 4-2. Kapasitas-kapasitas infiltrasi dan perkolasi.
78 79
Pw = kerapatan air (gmlcm3). penggunaan logaritma potensial air tanah, pF, yang dinyatakan dalam
cm air. pF = 2 dan pF = 4,2 masing-masing secara berturut-turut sesuai
Kandungan air atas dasar volume, misalnya 3590, berarti 35 mm air dengan kandungan air tanah pada keadaan kapasitas lapangan dan titik
dalam 100 mm kolom tanah, atau 35 cm air per meter jeluk tanah. kelayuan,
Jika misalnya tanah ini hanya 40 cm dalamnya, maka kandungan Banyak istilah telah dipergunakan untuk memberi batasan energi
tanah hanya (350 mm/m) (0,4 m) : 140 mm. yang mengikat air dalam tanah. Istilah tegangan air-tanoh dan isopan
tonah digunakan untuk memberikan batasan secara berturut-turut
4.2.2. Potensiol sir tanah bahwa air tanah berada dalam keseimbangan dengan tekanan yang
kurang dari atmosfir (Gambar 4-14) dan tanah memberikan tekanan
Energi yang mengikat air dalam tanah (dengan 3 tipe Baya yan9 terhadap air. Potensial lengas dan tegangan lengas secara kuantitatif
disebutkan pada paragraf 4.2.1.) pada setiap kandungan air dicirikan dihubungkan sebagai berikut:
sebagai potensial air lanah. Potensial air tanah (atau potensial lengas; Tegangan lengas (dalam cm air) = -(l/ g) potensial air (dalam erg/ gm)
terutama dibagi menjadi komponen potensial kapiler (atau potensial
matriks) dan potensial gravitasi. Namun, terdapat potensiol komponen Keduanya juga dapat dinyatakan dalam satuan tekanan (bar) atau
lainnya (Yong, 1975) yang berperanan pada potensial total tanah. Poten- energi (joule/kg\. Penyesuaian pemakaian yang dibakukan akan
sial komponen dapat dituliskan sebagai berikut: menghindarkan pengertian yang membingungkan. Dalam hal ini akan
digunakan istilah potensial pada perlakuan-perlakuan teoretis air tanah,
Arp : A,,un, + Aqrc + Ar/n + Aryp + Aqra + ...... dan isapon dalam pemakaian praktis. Harga-harga isapan tanah adalah
di mana: positiJ dan harga-harga potensial adalah negatif, namun keduanya
Lat = potensial air tanah total (atau potensial lengas) secara numerik adalah sama. Berbagai satuan dipergunakan untuk
Ar1lm = potensial matrik (atau kapiler) mengukur potensial air tanah, Faktor-faktor konversinya adalah sebagai
A?e potensial gravitasi herikut:
AWn = potensial osmotik
Arpp potensial piezometrik
Tekanon Energi Tinggi kolom air
Aq.,a = potensial angin atau tekanan.
bar = 0,99 atm 106 erg/gm 1.022 cm
Potensial dinyatakan sebagai perbedaan-perbedaan (A) terhadap bar = 106 dyne/cm2 ld joule/kg t.022
titik sembarang yang ditetapkan sebagai berpotensial nol. Misalnya, per- atm=l,0l3xlO
dyne/cmz 1.035 cm
mukaan air bebas, mempunyai potensial nol (Gambar 4-14). Buck- milibar _ 1,022 cm
ingham (1907) mengusahakan penggunaan konsep energi, atau konsep
potensial air-tanah, dalam penelitian gerakan lengas tanah dan
menyarankan penggunaan istilah potensiol kopiler untuk menunjukkan 4.2.3. Kurva tegongan
daya tarik tanah akan air. Istilah kopiler ini menyesatkan karena seperti Kurva-kurva yang menjelaskan hubungan antara potensial air-
ditunjukkan di atas, hanyalah pengaruh gabungan semua potensial kom- tanah, pF, dan kandungan lengas tanah (atau kandungan+air tanah;
ponen yang menyebabkan retensi qir dalam tqnoh dan bukan hanya dikenal sebagai kurvo tegangan. pada Gambar-gambar 4-3 hingga 4-5
potensial kapiler sebagaimana dipikirkan oleh Buckingham. Oleh ditunjukkan kurva tegangan untuk tanah-tanah dengan ukuran pirtikel
karenanya, kita harus menyebut potensial air tanah total bila menyebut yang berbeda. Kurva-kurva ini menunjukkan kenyataan bahwa:
energi yang mengikat air di dalam tanah. Schofield (1935) mengusulkan l. Potensial air-tanah merurun dengan meningkatnya kandungan air
L
82 83
Jika bentuk kurva retensi, seperti pada Gambar 4-3, dikaji, adalah
mungkin untuk menjabarkan suatu hubungan matematis antara harga- I Pembahasan pengeringan
harga pF dan kandungan air tanah. Fonck, yang mengkaji kurva pF 6 lPz lPr
yang berbeda yang diperoleh pada tanah di negeri Belanda, 5
1 Pengeringan
4
t
(
memperkirakan persamaan empiris sebagai berikut:
l
I
n I
0
I rt-0.3@;12-0.05@
di mana: I
Gambar 4-7. Histeresis liat berdebu Gambar4-t, Konsep histaresis
a,B dan y : konstanta yang ditentukan dari harga-harga pF I
(pengaruh botol-tinta).
tertentu
I : kandungan air tanah volumetrik Tabel4'1. conroh'contoh kandungrn air (go vorume) yang direnlukan pads tapisan.
lapisan tanah pada jeruk 0-50 s0-90
n : porositas. da)
dan cm (Leerinbeekgebied, negeri Beran-
4.2.4. Histeresis
0,4 2,0
Salah satu pembatasan utama penggunaan kurva rentensi adalah
yapg berkenaan dengan fenomena histeresis. Untuk suatu isapan terten-
Lahan yang --l--- 2,3 4.2
kandungan air tanah (Ward, 1967), dan karena udara yang terperangkap
(Drainage Principles, 1974).
3
lr 4.2.6. Gerakon noik lengos tonah-gerakan kapiler
4
(t
d Penelitian-penelitian terdahulu mengenai gerakan naik tanah
E
sangat terbatas karena perhatian besar ditujukan pada pembasahan
tanah dari bowah melalui saluran-saluran kapiler. Lagi pula, tanah
C,
o0
0o
disederhanakan sebagai suatu ikatan tobung kopiler di mana tinggi
o
V
0+l+2+3+A -l o +l +z +l +4 kenaikan dihitung dengan persamaan yang terkenal (Young, 1975),
Tanah DeneKsturxasar Tanah bertekstur yaitu:
Grmbrr 611. Gerakan kapiler dihubungkan dengan pF dan muka air tanah 1Wind, 196l)'
,l
I
88 89
Persamaan ini didapatkan dengan menganggap Tr : W* Karena untuk sebagian besar tanah (Drainage Principles, 1974)
di mana: T, : gaYa yang mengangkat sudut kontak akan cenderung menuju nol (cos a : cos o : l), orang
w*: gaYa gravitasi yang menurun. dapat menyederhanakan rumus ini dengan menganggapp* = I danT :
72,75 dyne/cm untuk suhu 20oC, sehingga:
Gaya yang mengangkat merupakan komponen vertikal, T1, dari
gaya tegangan permukaan air, T, yang bekerja pada dinding bagian 2 (72,75) (t) : 0"J
1r h: r,
dalam tabung dengan panjang 2nr. Dengan menganggap a sudut kontak r (l) (e80) "tuu
antara air dan dinding tabung, maka:
perubahan kandungan air tanah diukur. Pengukuran laboratorium Pasir medium 0,5
-0,2 246
dilakukan dengan mengenakan tekanan yang spesifik dan dengan { Pasir halus
Debu kasar
0,2
0,1
-0,1
428
1055
mengukur kandungan air setimbang yang dihasilkan (untuk suatu Debu
-0,05
0,05-0,02 2000
tekanan tertentu air berhenti keluar dari contoh tanah). Ini dapat
dilakukan baik dengan menggunakan tekanqn negotif maupun teksnan Harga-harga khas dari kenaikan kapiler (Schulz, 1973).
positif .
a
2. Pengukuran-pengukuran di tempot o
d
A. Tensiometer: Alat ini terdiri atas cawan poreus yang dipendam u6
dalam tanah dan dihubungkan dengan manometer (Gambar 4-14)
(!
atau pengukur hampa. Air bergerak dari cawan poreus ke dalam d
tanah di sekitarnya hingga hisapan pada cawan dan tanah di sekitar-
nya berada dalam kesetimbangan. d
-l
Gambai4-12. Kenaikan kapiler melalui penampang tanah yang berbeda (Wind, l96l).
I
{
!l
il
II
II
il
tekanan udara
{i
contoh
- t/ membran selulosa
3- dasar Poreus
il
skala rl
il
air tanah (9) vs' kandungan air
Grmbar4-l3. Peralatan untuk pengukuran potensial
tanah (0) (Young' 1975)'
rl
Y
94 95
C. Pengukuran-pengukuran tidak langsung: sepanjang 140 m pada bagian atasnya dan2 gigi pemotong lengkung
a. Tahanan antara 2 elektroda yang dipasang pada suatu blok gips pada bagian bawah. Bor diputar dengan pegangannya dan ditekan ke
yong poreus yang dibenamkan di dalam tanah diukur. Jika tanah bawah ke dalam tanah. Tipe pengambil contoh tanah lainnya adalah
mengering, maka pori pada gips kehilangan air tanah di sekitar- tabung pengombil contoh tonah. Biasanya digunakan tabung bros
nya dan tahanan antara elektroda akan naik (Young, 1975). berdinding tipis dengan diamater 50 mm dan dengan panjang
b. Beberapa bahon yong poreus (sumbat keramik, kertas saring, dan 100-150 mm dipasang pada ujung pipa pegangan-T 90 cm. Contoh-
lain-lain) di mana hubungan antara rp dan o diketahui, ditem- contoh diambil dengan menekan pegangan ke bawah dan kemudian
patkan berhubungan dengan tanah dan secara berkala ditimbang didorong keluar dari laras oleh pengisap pusat (WMO, 1970). Dalam
untuk menentukan perubahan di dalam kandungan air tanah. cara ini contoh-contoh volumetrik dapat diperoleh untuk menghitung
kandungan air tanah berdasarkan volume (0).
4.2.8. Pengukuran lengos tanah Pengambil-pengambil contoh tanah yang lain (bor, pengisap
tangan, pengambil contoh sumbat, dan lain-lain) kini tersedia di pa-
Program pengamatan lengas tanah mungkin berbeda-beda saran. Bor-bor tangan, dengan pipa tambahan, telah dipergunakan
menurut tujuannya. Misalnya, untuk maksud-maksud pertanian di dalam mengambil contoh tanah hingga jeluk sedalam 17 meter
pengukuran lengas tanah yang diambil pada 4 titik per hektar dapat (wMo, 1970).
memberikan data yang memadai bagi pendugaan harga tertimbang rata- 2. Metode tensiometik
rata air tanah di seluruh kawasan pertanian. Metode statistik biasanya Pengukur kandungan air tanah tipe tensiometrik juga dipergunakan.
digunakan untuk menentukan banyaknya titik pengamatan yang Untuk menentukan kandungan air dengan tensiometer, hubungan an-
diperlukan (WMO, 1972). Frekuensl pengamatan juga tergantung pada tara tegangan air dan kandungan air haruslah dikerahui. lni dapat
maksud pengkajian. Untuk pengkajian neraca air, pertama-tama penen- diperoleh di laboratorium (paragraf 4.2.7.) atau dengan memban-
tuan bulanan kandungan air adalah memungkinkan untuk menduga dingkan harga-harga tegangan yang dibaca dengan hasil-hasil
keragaman kandungan air tanah bulanan dan musiman. Selanjutnya pengambilan contoh gravimetrik. Tensiometer dipengaruhi oleh
suatu program pengamatan yang rutin dapat dikembangkan. suhu, menunjukkan efek histeresis dan mempunyai kelambanan
Metode-metode pengukuran kandungan lengas tanah secara waktu (jam) di dalam menunjukkan perubahan-perubahan dalam
ringka/aijelaskan di bawah ini: tegangan yang disebabkan oleh perubahan-perubahan di dalam
l. Melode gravimetrik lengas tanah. Alat ini mudah dipasang dan cepat dibaca. Kini, ten-
Metode ini melibatkan pengumpulan contoh tanah, mehim- siometer tidak sesuai lagi untuk pemasangan pada jeluk yang lebih
bangnya sebelum dan setelah pengeringan dan menghitung kandungan dalam dari 6 meter.
air semula. Metode ini satu-satunya metode pengukuran longsung 3. Mel ode lq hansn-lis t ri k
teliti. Namun, metode ini membutuhkan
lengas tanah dan yang paling
Blok gips yong poreus yang digunakan untuk pengukuran
waktu dan memerlukan contoh yang diambil dari lokasi (contoh potensial air tanah juga dipergunakan untuk penentuan kandungan
tanah terganggu). Pemindahan contoh ini harus dilakukan secepat air tanah. Perubahan di dalam tahanan (karena perubahan kan-
mungkin untuk mencegah kehilangan air. Pengukuran ini tak dapat dungan air) antara 2 elektroda yang dipasang pada blok yang poreus
diulang pada titik yang sama di mana contoh semula diambil. dibaca dengan meteran pada permukaan dan dikonversikan pada
Peralatan yang sederhana yang digunakan untuk mengambil contoh harga-harga kandungan air dengan menggunakan bagan-bagan
lengas tanah adalah bor tangan (Gambar 4-15). Salah satu tipe bor kalibrasi (WMO, 1970 dan Young, 1975). Bagan kalibrssi disiapkan
tangan yang paling berguna terdiri atas silinder dengan diameter 76 dengan korelasi dengan harga-harga kandungan air yang ditentukan
mm dan dengan panjang 230 mm, yang mempunyai pipa tqmbohqn dengan metode gravimetrik. Kesesuaian penggunaan blok ini terbatas
!
97
96
t
4.5. KERAGAMAN WAKTU KAPASITAS INFILTRASI t1
Untuk i ( f" suatu rumus dapat dikembangkan dengan cara yang sama
waktu'
Sebegitu jauh jelas kapasitas infiltrasi menurun dengan sebagaimana yang dilakukan untuk rumus Horton (Dam, 1971).
Ini merupakan ciri infiltrasi yang paling menyolok' Laju.kapa-
hal yang 4. PhiliP (1957):
sitas infiltrasi yang menurun ini disebabkan oleh berbagai
dijelaskan pada paragraf 4.4. Gambar 4-18 menunjukkan
besarnya f.-f" =I:zt)h
p"ngu."ngun fapasitai infiltrasi (f. ) dari harga maksimumnya'
fo :
tcapisitaimuls-mula hingga harga ikhirnya, fu, yang- merupakan harga Untuk maksud-maksud praktis harga-harga k, F. dan a haruslah
diketahui sebelum pemakaian rumus tersebut. Karakteristik infiltrasi
asimtotik dari f. Besarnya fo dapat sebesar 1,2 atau 10 cmljam
tergan-
tung pada tipe tanah dan koidisinya. Demikian
juga fu m-ungkin.sebesar bervariasi secara ruang pada suatu aliran sungai. Karena itu, harga
juga' konstanta yang tetap ini yang meliputi semua tipe kondisi tanah pada
0,5 atau I cmljam, tergantung pada tipe tanah dan kondisinya
in- kawasan tersebut adalah tidak praktis.
Pada Gambar 4-18, keragaman yang halus dari kurva kapasitas
yaitu: l) intensitas hujan (i) yang sama
filtrasi (f. ) disajikan untuk 3 hal,
atau lebii'besar daripada kapasitas infiltrasi, 2) intensitas hujan
bersel-
4.6. PENENTUAN LAJU-LAJU INFILTRASI
ing (i,, i, dan i)
yang lebih besar daripada kapasitas infiltrasi dan 3) in-
rumus
t.rritl'nujun iang kurang daripada kapasitas infiltrasi. Banyak 4.6.1. Penentuan infiltrosi sebagai suatu foktor dolsm proses limpasan
yung batasan keiagaman waktu infiltrasi ini dikembangkan.
..*t.ri A. Csra buaton
Beberapa dari rumus ini (lihat juga Seyhan, 1977b) adalah:
l. Kostiakov (1932) dan Lewis (1937) l. Infiltrometer
Infiltrometer merupakan suatu tabung baja silindris pendek,
F=atn berdiameter besar (atau suatu batas kedap air lainnya) yang mengitari
\ suatu daerah dalam tanah. Infiltrometer cincin konsentrik yang
di mana: F = iiifiltrasi (mm) massa (kumulatif) merupakan tipe biasa, terdiri dari 2 cincin konsentrik yang ditekan ke
t = waktu (iam) dalam permukaan tanah (Gambar 4-19). Kedua cincin tersebut dige-
= konstanta. Harga-harga
ir,Il ini dinilai dari persamaan nangi (karena itu disebut infihrometer tipe genongon) secara terus-
garis lurus yang disesuaikan dengan plot F dengan menerus untuk mempertahankan tinggi yang konstan (jeluk air).
log t. Masing-masing penambahan air untuk mempertahankan tinggi yang
2. Horton (1939): konstan ini hanya diukur (waktu dan jumlah) pada cincin bagian
dalam. Cincin bagian luar digunakan untuk mengurangi pengaruh
f.- f" = (fo- fu)e-kt ilf. batas dari tanah sekitarnya yang lebih kering. Kalau tidak, air yang
k: konstanta. berinfiltrasi juga dapat menyebar secara lateral di bawah permukaan
tanah. Pada infiltrometer cincin tunggol pengaruh batas adalah lebih
yang
Rumus ini dapat dipergunakan untuk mengembangkan rumus penting untuk cincin-cincin dengan diameter yang lebih kecil. Dengan
lain (Dam, 1971) untuk keadaan i ( f.'
7
104 105
menggunakan infiltromeler tobung juga dapat mencegah aliran dan candangan detensi (f" f"ditentukan bila perbedaan
(i-q) tetap
lateral, sehingga gerakan air terhambat pada kolom tanah dalam konsran. Selarnna 1.
olalilimnarun ,"r.r.Uuan dan intensitas hujan
tabung. Namun, air dapat berinfiltrasi lebih cepat pada dinding
f, iil1il,:jt:";:,i;iii;
ililil;;,fi
fliitentukan,,L"*"i-i".,r,,
bagian dalam tabung dibandingkan pada tanah yang dibatasi di
dalam tabung. P = I (i)dt;e : I@dt;F
Infiltrometer hanya dapat memberikan angka bandingan yang = (p_e)_o"_"sr" = J(fc)dt J
L
r06
107
-20cm-
l' ' CINCIN
.INFILTROMETER '\.'. \"
KONSENTRIK E
E
E
'a
J
l. -l \ \ lt
P
J-
cm '
2ocu
-{
E l,I
2-5 0 : kemiringan petak
E tr = saat berhenrinya huian
( iam)
le -- slat berhentinya limpasan
( iam)
r -- rnrensitas hujan (mm/jam)
E
E
q : iaju limpasan (mmliam)
q= jeluk limpasan
tera_
kumulasi (mm)
P = jeluk hujan lerakumulasi
(mm)
a !P -
ql
= kehilangan total
Da = detensi permukaan
dalam
bentuk lapisan air (mm)
INFILTROMETER. PETAK LAPANGAN
Sd = cadangan depresi permuka-
E an (mm)
E
F = jeluk infiltrasi rerakumulasi
'e (mm)
J
waktu (t)l t
= tapasitas infiltrasi (mm,/-
'. I
I I t \ rr = periode sisa
oam)
INFILTROMETER TABUNG
Gambar4-20. penentuan kapasitas inf,trasi dengan menggunakan
Grmber 4-19. Berbagai tipe infiltrometer' simulator curah hujan.
109
F 108
ll=
P
2. Pendugaan infiltrasi pada daerah aliran sungai yang lebih besar E Hidrograf DAS alami yang besar
- Pada daerah aliran sungai yang besar terdapat ciri-ciri yang
J
'e E
J
Metode ini menggambarkan semua kehilangan permukaan
(intersepsi, cadangan depresi permukaan, cadangan detensi dan
Waktu 0am) evapotranspirasi) dan infiltrasi. Metode ini menganggap limpasan
terlalu besar pada permulaan dan terlalu kecil pada akhir hujan.
Tidak ada perhatian yang diberikan bagi kehilangan awal dan bagi
infiltrasi selama periode tidak hujan atau selama periode sisa (Gam-
bar 4-24). Dalam kenyataannya, anggapan laju kehilangan yang
Gambar 4-23. Metode-metode indeks-O dan g.,. konstan adalah tidak benar.
o: P-Q _ L
te
.t"
di mana: P - hujan total (mm)
Q= limpasan permukaan total langsung
Kehilangan = (0
te- ltl+ dtz P-Q: kehilangan : L (mm)
t-
te lamanya hujaq (jam).
ii. Metode-fou; Metode ini lebih teliti daripada metode dan indeks-{
E
karena perhatian yang juga diberikan pada simpanan permulaan
E
E
(Sd), periode-periode tanpa hujan dan infiltrasi sisa (Gambar 4-23).
Metode ini didefinisikan sebagai rata-rata laju infiltrasi selama
J periode'adanya pasokan air yang berkesinambungan untuk in-
Metode indeks-O rl filtrasi. Dalam Gambar 4-23, hietograf yang disajikan mengacu
pada suatu periode hujan tertentu. Tetapi, suatu badai dapat
mengandung banyak periode hujaq semacam itu. Dalam metode-
f", analisis diselesaikan secara terpisah untuk masing-masing
periode hujan (disarankan I jam) dengan menganggap bahwa
Gambar 4-24. Contoh-contoh metode kapasitas-f dan metode indeks-O curah hujan sebelum atau sesudah periode ini sama sekali hilong.
Analisis disajikan untuk salah satu periode hujan semacam itu
pada Gambar 4-23. Pada umumnya ini sama dengan metode kapa-
tt4 I l5
sitas-f, tetapi kurang teliti. Abstraksi permuloan (simpanan in- rena kandungan air tanah awal mempengaruhi kapasitas infiltrasi
tersepsi + simpanan depresi) meliputi lebih kurang 20t/o dari (Gambar 4-16), maka digunakan dua macam pendekatan. Ini
perbedaan potensial maksimum antara volume total P dan Q. diterangkan di bawah ini.
iii. Metode indeks-lv. Indeks ini mengacu pada laju infiltrasi selama a- Indeks hujan pendahulu (IHP)
periode (t. ) jika intensitas curah hujan (i) melebihi laju kapasitas Metode IHP (yang digunakan secara luas di AS) berfungsi
infiltrasi. Indeks ini sama dengan, sebagai indeks terhadap kondisi air dalam tanah (Linsley, 1964,
Chow, 1964; Wilson, 1969). Pada dasarnya metode ini merupakan
W = O- laju kehilangan penjumlahan jumlah hujan yang terjadi sebelum hujan yang diteliti
yang ditimbang menurut waktu terjadinya. IHP untuk hari ini (hari
w:P-a-Da-Sd-I dimanal: intersepsi nol) diberikan oleh Bruce (1966) sebagai berikut:
te
Pu. : kP1 + kzP, +
Jika tanah jenuh dengan air, kapasitas infiltrasi akan mencapai la-
ju di mana P, merupakan hujan (mm) kemarin, P, adalah hujan 2 hari
minimum yang konstan dan final (fa ). Ini berarti bahwa
sebelumnya, P, adalah hujan "t" hari sebelumnya dan "k" adalah
kenaikan dalam simpanan permukaan (D" + Sa + I) akan
konstanta resesi (dengan harga sekitar 0,92, tetapi beragam antara
mendekati nol. Maka, menurut definisi, indeks-W menjadi indeks-
0,85 dan 0,98). Harga IHP dihitung setiap hari sedemikian sehingga
W-in dan hampir sama dengan O. Indeks-W-1n, digunakan dalam
harga IHP hari ini (P, ) dapat dihubungkan dengan harga IHP
kajian-kajian yang memperhatikan jumlah banjir (luapan) kemarin (Pu,) dengan:
maksimum.
iv. Metode persentase limposan: Pada metode ini curah hujan Puo: (Par+Pl)
efektif (atau limpasan langsung) diberi batasan sebagai suatu
persentase dari hujan total. Pada beberapa hal, persentase ini yaitu IHP untuk hari ini (atau hari tertentu) sama dengan "k" kali
dipertahankan konstan, dan pada beberapa hal lainnya, persentase IHP untuk kemarin (atau hari sebelum hari tertentu) ditambah "k"
tersebut beragam dengan waktu. Harga persentase adalah lebih kali hujan kemarin (atau hari sebelum hari tertentu).
besar untuk curah hujan yang berintensitas tinggi dibandingkan Di AS terdapat bagan-bagan khusus yang dipersiapkan (Biro
untuk curah-curah hujan yang berintensitas rendah. Hal ini Cuaca AS, Linsley dan Kohler, dan lain-lain) untuk menghubungkan
disebabkan karena liputan kawasan yang lebih luas dari air yang IHP terhadap limpasan permukaan langsung (atau limpasan hujan).
berinfiltrasi dan juga disebabkan karena kehilanga&lehilangan Bagan tersebut ditunjukkan pada Gambar 4-25.Ini disebut sebagai
yang lebih besar pada depresi-depresi (cekungan) yang lebih besar hubungan koaxial. Karena hujan diketahui, kehilangan dapat diten-
(Diklic, 1973). tukan dengan mengurangi limpasan hujan dari hujan. Metode ini
sangat berguna untuk peramalan limpasan. Namun, banyak peker-
3. Penaksiran berdasarkan keadaan kandungan-air tanah jaan diperlukan untuk membuat bagan seperti pada Gambar 4-25.
Metode-metode tersebut di muka pada dasarnya didasarkan b. Perkiraan defisit lengas tanah
atas rekaman-rekaman curah hujan dan limpasan untuk suatu Dalam metode ini (yang digunakan di Inggris), pengukuran
kawasan tertentu. Metode-metode itu menunjukkan harga-harga evopotronspirosi dan presipitosi digunakan dalam menentukan defisit
rato-roto kapasitas infiltrasi yang diperoleh untuk seluruh kawctson, lengas tanah (Wilson, 1969). Perkiraan defisit lengas tanah
dan bukan dengan sampling (pencuplikan) kawasan-kawasan sangat digunakan untuk meramalkan proporsi limpasan (dan kehilangan)
kecil seperti yang dilakukan dengan infiltrometer (Wilson, 1969). Ka- yang timbul dari suatu hujan tertentu.
tt7
4.6.2. Penentuan infiltrasi sebogoi faktor dalam pengisiqn kemboli oir
tanah
t
I
ll9
l. Metode neraca air
ffi*it puri, Seperti ditunjukkan pada Gambar 4-26, persamaan neraca air
permukaan dapat dipergunakan terhadap 2 batas yang berbeda. Jika persamaan
tanah
Drainase internal dikembangkan untuk kawasan di dalam batas ABEF:
muka air
E tanah P +R, = R2 * E" + F* + AS, : untuk periode-periode pendek
atau
1,, P + Rr : Rz + E" + F* : untuk periode-periode yang
I
lebih panjang.
D
LaPisan tak kedaP Karena jumlah evapotranspirasi aktual (E) kerapkali tidak
E" = erapot.anspirasi aktual diketahui, adalah lebih baik mempertimbangkan persamaan neraca
P= presipitasi
suatu kawasan dalam batas BCDE.
Rr = inflow (limpasan permukaan)
R2 ='outflow (r-
F = infiltrasi r
FR + Ui = Uo * AS, : untuk periode-periode pendek
FR = !rcngisian kembali air tanah
Si =
Ut =
perubahan kadar air tanah Fp + U; : Uo : untuk periode-periode yang lebih panjang.
inflow air tanah
Uo = outflow air tanah
Aliran air tanah Ui dan Uo dapat ditentukan dengan menggunakan
AS2 = perubahan cadangan air tanah
Gambsr 4-27. Faktor-faktor yang kontur jeluk air tanah dan jumlah kH (transmisibilitas). Seperti
mempengaruhi pe_ ditunjukkan pada Gambar 4-28,
ngisian kembali air
Grmbrr 4-26. Konsep pengisian kembali tanah.
air tanah U : I(kH)Ldan
Ui : Ii (kH) Li; Uo : Io (kH) Lo
b. Jika air tanah keluar dalam bentuk mata air (Gambar 4-30), debit
tahunan mata air adalah sama dengan pengisian kembali tahunan air
tanah.
c. Jika, pada kasus-kasus yang khusus, semua air tanah masuk ke dalam
suatu tempat pada permukaan (kolam, tanah rawa, danau kecil, dan
lain-lain), pengisian kembali dapat dihitung dengan membandingkan
dengan kawasan dari sumber air tanah. Pada Gambar 4-30, ini ditun-
jukkan dengan pertama-tama menghitung (dengan persamaan
neraca) rembesan (yang merupakan pengisian kembali air tanah)
pada tanah rawa dan selanjutnya menentukan E" dan kH jalur lahan
yang merupakan sumber air bagi tanah rawa. Kita harus menyadari
bahwa ini merupakan metode perkiraan (semua air tanah bergerak ke
tanah rawa, gerakan adalah 2 dimensi dan h = fL 2/8 kH dapat
Untuk tanah rawa: dipergunakan) dan hanya merupakan suatu kasus yang bersifat
S+P +I=8"+O khusus.
f = S/A; A = luas tanah rawa 4" Penggunaan pelacak
Untuk jalur tanah: Konsentrasi isotop H dan O (misalnya molekul HjOts dan
E" = P-s-I HjOt0; dalam air hujan dibandingkan dengan konsentrasi pada air
S.= F=Fp tanah untuk menentukan jumlah air hujan yang diberikan pada air
',
kH akifer dilalah: tanah. Tipe metode pelacak ini masih di bawah penelitian.
:
F11.-[.' 1 kH (flr)/8 h
5. Lisimeter
Lisimeter (lihat Bab 5) merupakan metode yang paling berguna
di dalam pengkajian kawasan yang kecil.
Grmber {-30. Gerakan air tanah dan infiltrasi.
5. Keragoman muka oir tonah-lengos tonah
Keragaman periodik kandungan lengas tanah dan muka air
tanah dapat digunakan sebagai dasar dalam menciptakan dugaan
(atau rumus) pengisian kembali air tanah.
7. Metode kandungan gorom
Jika kandungan klorida (Cl) air hujan diketahui, peningkatan
kandungan garam air tanah dapat disebabkan oleh hujan dan pengi-
T
122
siankembaliairtanahdapatditentukan.Pendekataninidapat
digunakan pada kawasan pantai (udara menerima garam dari
laut)
merupakan satu-satunya sumber
t.Lpi ..nianggap bahwa hujan
gu.u* jiLa sumler lainnya (seperti dalam tanah) tidak diketahui'
Metode ini hanya memberikan hasil perkiraan saja'
5. EVAPOTRANSPIRASI
5.1. PENDAHULUAN
r!
tuk perkiraan evaporasi pendahuluan, Linsley (1958), menyarankan satu
stasiun per 5200 km2.
Walaupun diketahui bahwa sejumlah faktor mempengaruhi laju
evapotranspirasi, adalah sulit sekali untuk menilai kepentingan relatif
masing-masing faktor. Faktor-faktor utama yang berpengaruh adalah
(Ward, 1967):
l. Faktor-faktor meteorologi
a. Radiasi matahari
b. Suhu udara dan permukaan
c. Kelembaban
d. Angin
e. Tekanan barometer.
) Faktor- faktor geografi
a. Kualitas air (warna, salinitas, dan lain-lain)
b. Jeluk tubuh air
c. Ukuran dan bentuk permukaan air.
3. Faktor-faktor lainnya
a. Kandungan lengas tanah o
b. Karakteristik kapiler tanah
c. Jeluk muka air tanah
d. Warna tanah Gambar 5-2.
e. Tipe, kerapatan dan tingginya vegetasi Agihan ruang evapotranspi-
f. Ketersediaan air (hujan, irigasi, dan lain-lain). rasi rata-rata potensial
tahunan di Eropa (Ward,
t967).
/: T
126 127
5.2. FISIKA EVAPORASI 3. Titikembun = Td: suhu di mana es menjadi sama dengan e. Dengan
kata Iain, suhu sesuai dengan kondensasi pada e'
Bila seseorang memandang permukaan air yang sama sekali bebas 4. Suhu bola basah : T*i Suhu sampai di mana udara asli dapat diem-
dan menambahkan pada tubuh air ini suatu masukan bersih energi bunkan dengan menguapkan air ke dalamnya.
ponos, energi kinetik molekul air akan naik. Pada suatu waktu tertentu, Pengukuran-pengukuran kelembaban dilakukan pada tempat yang
energi kinetik ini akan begitu tinggi sehingga beberapa molekul air akan sama seperti suhu udara (sekitar 2 meter di atas tanah). Alat yang disebut
mampu keluar melalui ontormuko cairan-gas, Jumlah panas yang frf ps i k ro m e t er biasa dipergunakan untuk rnengukur k
elembaban atmosfer.
diserap oleh suatu satuan massa air ketika berubah dari keadaan cair ke Alat tersebut terdiri atas 2 termometer (Gambar 5-6) dan salah satunya
uop pada suatu suhu konstan disebut panas penguapon laten (: L). lni disebut suhu bola bqsuh berhubung reservoirnya (bola) ditutup dengan
sedikit beragam dengan suhu (L : 597,3
- 0,566 (T); di mana T pada
"C dan L dalam kalori), tetapi untuk maksud-maksud praktis L = 600
kain kasa (kain katun halus yang tipis) yang dijenuhkan dengan air. Ter-
mometer lainnya memiliki bola yang kering. Termometer diventilasikan
kalori diambil untuk menguapkan I gram air. Jika molekul-melekul (untuk mendapatkan suhu bola basah yang benar) dan dilindungi
keluar, energi kinetiknya menurun, dan karenanya tidak dapat masuk terhadap radiasi (untuk menghindari penguapan). perbedaan anrara
kembali ke dalam cairan dan mulai mengakumulasi di udara di atas an- kedua pembacaan adalah depresi boro basah dan digunakan untuk
tarmuka cairan-gas. Pada suatu campuran gas, masing-masing gas menghitung titik embun, kelembaban nisbi dan tekanan uap. Untuk
memberikan suatu tekanan, bebas dari gas-gas lainnya, yang disebut psikrometer Assmant!:
teksnon parsiol. Tekanan parsial yang diberikan oleh uop air disebut
tekqnqn uop aktuol (: e). *-e = I(T-T*)
Dengan demikian. penguapan yang terus-menerus akan
menyebabkan peningkatan tekanan uap yang terus-menerus pula di
_e
dan h:_ *-I(T-T*)
udara tepat di atas permukaan air, hingga akhirnya kondensasi dimulai' eS e,
Bila laju penguapan adalah sama dengan laju kondensasi (terjadi bila
udara mengandung jumlah uap air maksimum pada temperatur terten- di mana, T* : suhu bola basah yang dibaca dari termometer bola
tu), udara ada saat itu adalahTenuh.Kini molekul air melewati antarmu- basah
ka pada kedua arah pada laju yang sama. Tekanan yang diberikan T : suhu udara yang dibaca dari termometer kering
oleh uap pada tingkat kejenuhan ini disebut tekanon uap jenuh (= er). ew : tekanan uap kejenuhan pada T* (Gambar 5-5)
Tekanan uap aktual beragam antara O dan er. Pada Tabel 5.2 disa- e : tekanan uap aktual pada T
jikan keragaman tekanan uap jenuh (diukur dalam bar atau mm Hg; I
f : konstanta psikrometer, 0,485 mm Hgl"C (kemiringan
bar : 106 dyne/cm2, I millibar : 103 dyne,/cm2, I mm Hg : 1,36 garis (3), dan tan 0, dalam Gambar 5-5.
millibar) dengan suhu. Tabel ini diplotkan pada Cambar 5-5. Dengau
menggunakan gambar ini karakteristik-karakteristik berikut dapat
. Higrometer Regnaulr digunakan untuk mengukur suhu titik em-
a'
didefinisikan: I bun. Dengan mengukut T dan T6 kerembaban nisbi dihitung sebagai
:l
il berikut:
e x
1. Kelembaban nisbi - h -
es
100: Nisbah persentase jumlah air
.l
h: ed x loo
aktual pada suatu ruang tertentu dengan jumlah air pada ruang yang es
{
r29
128
fabel 5.2. Tekanan uap kejenuhan (e. dalam mm-Hg) pada suhu udara ToC.
(Dam' 1971)
Tsbel 5.1. Keragaman ruang evrpolrrnspirasi 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 o.7 0.8 0.9
Rata-rata tahunan (mm/tahun)
-10 2.t5
-9 2.32 2.30 ,)o ))1 2.26 2.24 111 1 1l 2.t9 2.t7
-8 2.51 2.49 2.47 2.45 2.43 2.41 2.40 2.38 2.36 2.34
2.71 2.69 2.67 2.65 2.6t 2.6t 2.59 2.5^7 2.55 2.53
Arid (kering) -6 2.93 2.91 2.89 2.86 2.84 2.82 2.80 2.77 2.75 2.73
Negeri Belanda -5 3.16 3.14 3. I r 3.09 3.06 3.04 3.01 2.99 2-97 2_95
Tropika -4 3.41 3.39 3.3'7 3.34 3.32 3.29 3.27 3.24 3.22 3.18
-3 3.61 3.64 3.62 3.59 3.57 3.54 3.s2 3.49 3.46 3.44
) 3.97 3.94 3.91 3.88 3.85 3.82 3.79 3.76 3.73 3.70
-l 4.26 4.2! 4.20 4.t't 4.t4 4.1t 4.08 4.05 4.03 4.00
-0 4.58 4.55 4.52 4.49 4.46 4.43 4.40 4.36 4.33 4.29
0 4.58 4.62 4.65 4.69 4.71 4.75 4.78 4.82 4.86 4.89
I 4.92 4.96 5.00 5.03 5.07 5. I I 5.14 5.18 s.2t s.25
Kelembaban
suhu udara
) s.29 5.33 5.37 5.40 5 .44 5.48 5.53 5 .57 5.60 5.64
-- suhu udara J 5.68 5.72 5.76 5.80 5.84 5.89 5.93 s .97 6.01 6.06
4 6.10 6.14 6.18 6.23 6.27 6.31 6.36 6.40 6.45 6.49
radiasi
5 6.54 6.58 6.54 6.68 6.72 6.77 6.82 6.86 6.91 6.96
matahari
6 7.01 '7.06 7.11 7.t6 7.20 7.25 7.31 7.36 7.4t 7.46
1 7.51 7.56 7.61 7.67 7 .72 7.77 7.82 7.88 7.93 7.98
24 8 8.04 8.10 8.15 8.21 8.26 8.32 L37 8.43 8.48 8.54
9 8.61 8.67 8.'13 8.78 8.84 8.90 8.96 9.02 9.08 9.14
AD = Kelembaban nisbi rendah l0 9.20 9.26 9.33 9.39 9.46 9.52 9.58 9.65 9.7 t 9.77
BD = kelembaban nisbi sedang ll 9.84 9.90 9.97 10.03 10.10 10.r7 10.24 10.38 10.45
10.31
a
ufrran !p = rkelembaban nisbi tinggi t2 t0.52 10.58 10.66 10.72 10.79 10.86 10.93 11.08 ll.l5
I I .00
o.q6 Jeluk danau (jeluk llts-;
l:-=(n,i l3 t1.23 11.30 I1.38 l1.45 I 1.53 I 1.60 I1.68 n.76 11.83 l t.9l
.:do,o
._ .o
'' rmaks. 1300
kaki)
El.H-U--g
I-tr
-v
4
B
a
l4 I l 98 12.06 t2.14 12.22 12.26 t2.t8 12.46 12.54 12.62 12.10
12.95 13.03 l3. l l 13.20 13.28 13.37 13.45 t3.54
(!: Al b-5-2\<!
=
_E l5 12.78 12.86
OI
d,
reservoir (je-
luk maks.
i Is- -ts-B- E>g E
E
l6
11
13.63 t3 .71 13.80 13.90 13.99 14.08 14.26 14.35 14.35 t4.44
14.53 14.62 14.11 14.80 14.90 14.99 15.09 t5.17 15.27 15.38
30 kk) ukuran Permukaan evaporasl l8 15.46 15.56 15.66 15.76 15.86 16.96 16.06 16.16 16.26 16.36
l9 16.46 16.57 16.68 16.79 16.90 17.00 17.10 17.21 t'7.32 17.43
20 17.53 t't..64 11;75 17.86 t7 .97 18.08 t 8.20 l 8.31 r8.43 I 8.54
Kedalaman Muka Air aa 2t 18.65 18.77 18.88 19.00 19.l I 19.23 l 9.3 5 19 .46 19.58 19.70
TiPe Tanah
f )1 19.82 19.94 20.06 20.19 20.31 20.43 20.s8 20.69 20.80 20.93
_-- evaporasl pancl 2t 21.05 21.r9 21.12 21.45 21.58 21.7t 21.84 21.97 22.10 22.23
-!) evaporasi tanah pasir kasar 24 22.27 22.50 22.63 22.76 22.9t 23.O5 23.t9 23.3r 23.45 23.60 24
6=
lti .v, I pasir halus 25 23.75 23.90 24.03 24.20 24.35 24.49 24.64 24.79 24.94 75.08 25
oci emoung. berat 26 25.31 25.45 25.60 25.74 2s.89 26.03 26.18 26.32 26.46 26.60 26
i16 2',7 26.74 26.90 27:05 27 .21 z'.r.31 27.5t 2'7.69' 27.85 28.N 28.16 2'7
pembacaan atmometer terakumulasi
28 28.32 28.49 28.66 28.83 29.00 29.17 29.34 29.51 29.68 29.8s 28
29 30.03 30.20 30.38 30.56 t0.'74 30.92 31.10 3r.28 31.4]6 3t.64 29
30 3l .82 32.00 3?.r9 32.38 32.51 J2.'.t6 12.95 31.14 33.33 33.s2 30
u $j**
sebagai:
: e) (l ur)
[, h_","kasabasah
di mana: Eo :
Eo 0,36 (e,
- -
penguapan permukaan terbuka (inci/hari)
0,1
laplsan Perak
di mana: Eo= evaporasi air permukaan bebas (mm/hari) kesulitan-kesulitan besar, dalam praktek ini tidak benar dikarenakan
L= i.["."i uup ienjenuhan pada suhu T, dari permukaan ketelitian yang tinggi sulit untuk dipertahankan. Dalam teknik-teknik
yang lebih halus seperti metode-metod,e keseimbangan panas atau
danau (mm-Hg)
tekanan uap aktual pada suhu udara
(mm-Hg) transfer mossa, peralatan mahal yang peka, memerlukan perawatan
e= di atas per- yang teratur harus digunakan untuk memenuhi ketelitian pengamatan
u6= kecepatan angin pada ketinggian 6 meter
yang diperkukan (Tabel 5.3).
mukaan tanah (m/detik).
Evapotranspirasi potensial dapat didekati hingga cukup teliti
dengan teknik panci sederhana dengan bantuan faktor-faktor klnversi
Kitatidakbolehlupa,bahwaSemuarumustersebuthanyaberAifat
pada kawasan-kawas/n itu dan dengan sejumlah rumus-rumus empiris dan semi-empiris. Namun,
regional saja dan hanya dapaat dipergunakan
i evapotranspirasi aktual lebih sulit dan lebih mahal untuk diuji.
atau yang serupa. al
l. Atmometer
Atmometer adalah alat-alat kecil dan mengukur kapasitas
5.3. TERMINOLOGI EVAPORASI penangkapan udara untuk air (kemampuan udara untuk menge_
ringkan). Pembacaan yang diberikan oleh atmomoter disebut
1. Evaporasi. evaporasi laten (yang dinyatakan dalam cm3 air per hari) dan diberi
2. TransPirasi.
3. EvapotransPirasi.
I
134 135
(Hounam' 1972) batasan sebagai evaporasi maksimum yang mungkin yang dapat
Tabel 5.3. Kisaran biaya peralatan evaporlsi
diperoleh dari permukaan yang basah, datar, horizontal, hitam yang
Kisaran biaYa (dollar AS) dipajankan pada kondisi-kondisi meteorologi energi matahari dan
Peralatan evaPorasi .,
PP
E
to o
FEA[[EFEEE+?EIi
p)
u
6 st
A)
ID
A)
o Eafgti[HBa{;1gI
c, E
o o. ec;EEa**EgEE*gg
!,
@ c,
0)
o t,
9) !t
E$;iig*=r*asreE H
o
DO
g,
tg +gE** r d=-; ! s :
'
*E iiE 'EE
E;=EE s] [i XEE E E
EIEgEiliEigg[E
- *.*l_ LD --- _{
t 1l
i,
*l
;
140
air
evapotranspirasi potensial dapat terjadi dari permukaan tanah-
(WMO, 1970).
ll vegetasi
Untuk evapotranspirometer: a) permukaan tanah dalam tangki
tanah T angki kedaP
tanah harus mewakili kawasan sekitarnya, b) petak cukup rata, terbuka,
pipa air
a:!;::a
reserv oi r
pipa kerikil berumput harus dipilih sebagai suatu tapak yang cocok, c) vegetasi
Tangki I
r.4 ts- Tangki 2 pada tangki tanah harus berukuran tinggi yang sama seperti vegetasi
Tangki pusat I* di sekitarnya, d) untuk menghindarkan pengaruh udara kering yang
panas di sekitarnya (setelah periode kering yang panjang), suatu
Gambar 5-9. Evapotranspirometer. kawasan penyangga sekitar tangki tanah harus diairi atau suatu
pembetulan harus diberikan pada pengukuran Eo yang berlebihan
(Ward, 1967).
5. Lisimeter
pantal
Kalau pada evapotranspirometer, tujuannya adalah untuk
dinding kedap air
muka air tanah mengetahui kehilangan air potensial, pada kasus lisimeter tujuannya
adalah untuk mengukur evopotronspirasi sktuql. Karena itu lisimeter
CASTRICUM
harus menggambarkan kawasan sekitarnya (penutup vegetasi, kon-
pengapung disi permukaan, struktur tanah, porositas, stratifikasi, infiltrasi,
dinding kedaP sampai 2 m permeabilitas dan karakteristik kapiler). Ukuran tangki lisimeter jelas
air
pasir pantai
merupakan faktor yang penting. Makin besar tangki, makin kecil
pasir kasar pengaruh tepi tangki dan lebih mungkin bahwa perakaran vegetasi
kerikil akan sama dengan perakaran pada kawasan di sekitarnya. Tetapi un-
lantai berlubang
tuk lisimeter tipe timbangan ukurannya akan sangat terbatas (WMO,
LEIDUIN, Amsterdam drainase Pembuangan
1970).
Gambar 5-10. Contoh-contoh lisimeter yang dipasang di negeri Belanda.
Evapotranspirasi aktual ditentukan dengan persomoon nerqcq.
Tetapi perubahon dalam cadangan (As) hanya dapat diperoleh untuk
-l5'81"
r--_----l ia- polder lisimeter tipe yang clopat ditimbang dan tidak diketahui untuk
---+i
i P le i lisimeter tipe yang tidak dapat ditimbang. Karena itu, lisimeter non-
r I l" o timbangan hanya digunakan jika diperlukan total evapotranspirasi
aktual periode- panj ang.
besi tuang
Beberapa lisimeter mempunyai muka air yang dipertahankan
silinder
kasa l1 secara buatan pada jeluk yang konstan dan yang lain mempunyai
DAS
keluaran air (out flow) bebas. Ada lisimeter-lisimeter yang diisi
penyanSga
dengan tanah terganggu dan lisimeter diisi tanah yang utuh. Alat-alat
tersebut digunakan untuk meneliti pengaruh jeluk air tanah, tipe
tanah dan vegetasi terhadap evapotranspirasi aktual, untuk menen-
penampung tukan vegetasi yang paling cocok untuk penjagaan air tanah
maksimum (penambahan air tanah), untuk mengukur kondensasi dan
Gambar 5-11. Penakar drainase
embun (hanya tipe timbangan) dan untuk menguji keragaman dalam
Gambar 5-12. Parameter-parameter neraca air.
f
;
142 143
komposisi kimia air selama perkolasi. Lisimeter hanya dapat digunakan digunakan di Inggris dengan mengukur kuantitas air yang berperkolasi
pada kawasan yang datar dan harus mempunyai jeluk sekurang- melalui lapisan tanah atas (topsoil) (yang dipajankan pada kondisi
kurangnya 1,5-2,0 meter dan luas permukaan tidak boleh kurang dari I meteorologi yang ada). Evaporasi tanah adalah sama dengan presipitasi
m2 (Volker, 1966). Di negeri Belanda (Maasland, Wageningen, minus perkolasi (Gambar 5-ll). Bagian tengah tanah utuh yang ditem-
Castricum, Rottegatspolder di Groningen, Amsterdam) Iisimeter dapat patkan pada suatu silinder besi tuang dan ditopang oleh jaringan kawat
pada dasar berbentuk corong. Melalui jaringan kawat dan corong air
digunakan selama 80 tahun lebih (Ward, 1967). Lisimeter pada kawasan
Waldai (jeluk 2 meter dengan luas permukaan 5 m2; tipe non-timbangan) dibawa pada suatu pengumpul. Di Rothamsted, Inggris, penakar
di Uni Sovyet, di Coshacton, Ohio (jeluk 2 m dengan luas permukaan 5 perkolasi sedalam 20 inci, 40 inci dan 60 inci digunakan untuk menduga
di AS, di Castricum (ieluk 2,5 m dengan luas per-
jumlah evaporasi tahunan dan musiman rata-rata. Alat yang serupa,
m2
- tipe timbangan)ruang
mukaan 625 m2 pengukuran terpisah dengan reservoir) di evaporimeter Popoff digunakan di Jerman dan Uni Sovyet (Ward,
-
negeri Belanda dan di Rottegatspolder (lisimeter petak-lapangan dengan 1967). Alat ini terdiri atas silinder (sedalam 25 cm dengan luas penam-
luas permuk aan 625 m2 dan diairi dengan pipa drainase) di negeri Belan- pang melintang 500.m2; diisi dengan tanah dan diletakkan pada corong
da merupakan alat yang dikenal di seluruh dunia (Volker, 1968). berisi tanah yang serupa dengan Gambar 5-ll. Skema kerja adalah
Persamaan neraca air suatu lisimeter disajikan sebagai berikut: serupa dengan penakar drainase. Problema utama di dalam mengukur
Pl lE"*Dr evaporasi tanah normal adalah untuk menjamin bahwa kondisi tanah
*
-lfilJ*
r
P+I:D+Eu+AS pada penakar adalah benar-benar mewakili kondisi utuh alami.
7. Pengukuran tronspirasi
D2-&-._._ji
di mana: P presipitasi : diukur dengan penakar hujan di seki- Fitometer: Alat ini merupakan bejana logam besar yang diisi dengan
tarnya. tanah yang ditumbuhi tanaman. Permukaan tanah ditutup rapat un-
I masukan air buatan, jika dipergunakan : diukur tuk mencegah evaporasi sehingga satu-satunya kehilangan air adalah
dengan meteran air. oleh transpirasi. Kehilangan berat merupakan petunjuk transpirasi
D drainase : diukur dengan meteran air (jika drainase per- (Meinzer, 1942; Franco dan Magalhaes dalam Eckardt, 1965).
mukaan ada, maka ini diukur secara terpisah) = Dl * Metode ini juga disebut metode timbangan tanomqn pot.
D2. Kesulitan pada metode ini adalah:
Eo: evapotranspirasi aktual : tidak diketahui dalarn persa- + sistem perakaran terbatas pada tabung yang nisbi kecil.
maan. + penutupan pot mempengaruhi laju transpirasi setelah waktu
AS: perubahan dalam cadangan karena perubahan kan- tertentu karena earasi yang berkurang.
dungan air tanah, permukaan air tanah dan intersepsi: + suhu pada medium perakaran, bila pot dipajankan kepada radiasi
diukur dengan menimbang lisimeter jika diperlukan matahari secara langsung, meningkat hingga tingkat yang mem-
penghitungan periode Pendek. bahayakan di atas 30"C.
+ kondisi air di dalam pot harus mendapat perhatian yang seksama.
Meskipun lisimeter memberikan data yang sangat teliti, alat ini b. Protometer:Alat ini merupakan bejana yang diisi dengan air di mana
tidak praktis karena tak dapat dibawa. tanaman berakar. Setelah penutupan yang baik, kehilangan bobot
diukur sebagai petunjuk transpirasi (Meinzer, 1942).
6. Penakar drainase dan evapitteter
c. Metode timbangan cepat: Dalam metode ini, daun dipotong dan
digantungkan pada tangan neraca yang peka, yang dipasang di
Jika tangki digunakan untuk mengukur evaporasi dari tanah yang
lembab, penakar drainqse (atau penakar perkolasi) digunakan untuk
mengukut evaporasi tansh normal (Ward, 1967). Teknik ini pertama kali
t
T
144 145
sekitarnya sehingga daun tanaman tetap dapat berada dalam formasi teoretis ini sedang diuji untuk kesimpulan-kesimpulan praktis
Iingkungan yang sama seperti sebelum diambil dari tanaman. (Culler dan kawan-kawan, 1976).
Kehilangan bobot diukur selama beberapa menit setelah pemotongan
dan dianggap mewakili laju transpirasi sebelum pemotongan' 5.5. PENAKSIRAN EVAPORASI
d. Metode gosometri: Metode ini terdiri atas pemasukan suatu daun A. Metode Neraca
cabang maupun tanaman seluruhnya dalam ruangan dari bahan yang
transparan (seperti gelas pleksi)' melewatkan udara dengan kelem- l. Metode neraco air
baban yang diketahui melalui ruangan tersebut pada suatu laju yang Jika semua parameter hidrologi neracaan (masukan dan keluaran)
diketahui dan mengukur kenaikan kandungari air udara setelah diketahui pada suatu kawasan (daerah aliran sungai, polder, petak, dan
melewati ruangan tersebut. lain-lain), kehilangan evapotranspirasi aktual dapat ditaksir dengan
e. Studi aliran sungai: Dengan memindahkan penutup sayuran dari menggunakan metode neraca air (juga disebut neraca air atau metode
daerah aliran sungai, ditentukan transpirasinya' persamaan cadangan).
I
146 147
mempengaruhi perpindahan aktual uap air dari suatu permukaan Prandtl, Sverdrup, Rosby dan Montgomery dan diselidiki dalam praktek
dengan proses difusi dan pengangkutan turbulen. Teori ini masih belum oleh Thornthwaite, lilolzman, Deacan, Swimbank dan Eagleson. Dari
lengkap, tetapi pendekatan empiris memberikan hasil yang baik' penyelidikan ini nampak bahwa: (a) zo adalah perubah stokastik, (b)
Penerapan metode ini ditangguhkan karena perlunya pengukuran pada metode dapat digunakan jika kecepatan dan gradien tekanan uap me-
selang waktu yang sangat pendek (kurang dari 0,3 detik). nunjukkan hubungan linear dengan ketinggian (Gambar 5-13) dan (c)
Metode perpindahan massa didasarkan atas anggapan (Eagleson, metode dapat dipergunakan pada semua tipe evaporasi, pada setiap tipe
1970) bahwa aliran yang tetap (tidak berubah dengan waktu) seragam permukaan dan pada semua iklim.
(kondisi pada semua irisan melintang adalah identik ) dan aliran tur- Ryan dan kawan-kawan (1974) menentukan suatu persamaan em-
bulen udara melintasi suatu permukaan sebaran yang tidak terbatas' piris evaporasi air permukaan bebas yang didasarkan atas kombinasi 2
mencapai suatu kondisi di mana keadaan cairan di udara hanya beragam tipe mekanisme pengangkutan. Mekanisme pengangkutan konveksi pak-
secara vertikal. Hal ini benar sekurang-kurangnya di dekat permukaan sasn adalah karena difusi turbulen yang diciptakan secara mekanik oleh
tanah. Perpindahan vertikal uap pada aliran udara paralel horizontalini kekuatan sorong pada batas air. Mekanisme pengangkutan konveksi
pada permukaan datar yang seragam secara tidak terbatas (panjang bebos menganggap kondisi bila permukaan air jauh lebih hangat
kekasaran zJ akan sebanding dengan hasil kali gradien kecepatan dan daripada udara di atasnya dan bila tidak ada angin yang berhembus.
gradien tekanan uap. Hal ini diberikan oleh Volker (1968) sebagai: Pada kasus seperti itu, uap air diangkut dari permukaan air dengan gaya
f
I
150 t5l
Pa = kerapatan udara : 1,29 x lQ-3 grnlgrn3 3. Metode neroco energi
K_ konstanta von Karman : 0,40
U= kecepatan angin pada ketinggian normal (cmldetik). Disa- Metode neraca- energi (disebut juga metode budget
energi)
rankan serendah mungkin seperti zt : 25 cm dan z2 = 50 didasarkan atas pendekatan bahwa untuk evaporasi dibutuhkan
se-
- cm jumlah energi terrentu sekitar 590 karori/ gram).
Metode ini diawari oleh
e = kelembaban spesifik pada ketinggian normal (tidak ber- Schmidt (Jerman) pada tahun r9l5 dan terah dimodifikasikan
oreh ahri
dimensi) yang lain, terutama oleh Anderson di AS.
Dari sudut hidrologi, hubungon energi_pengawetan yang
e ditulis
q " 0,662 Pa untuk suatu tubuh (air, tanah, permukaan tanan, aan tain-lain) yang
memiliki panas internal yang dapat dioboikan karena p.or.r_pror.,
kimia dan biologi, dan transformasi energi kinetik
e = 0,662 : hubungan berat molekul uap air dan udara -en;aai punur, dun
ditulis unruk suatu selang waktu A t (lihat Gambar 5_l4i:
e = tekanan uap aktual (mb)
Pa = tekanan atmosfer (mb) pada ketinggian normal. Tekanan ini Rc+ RL + A, + trS :LEp"* RrL + R, + rR. + Ao + Rw +
H
merupakan berat total per satuan luas semua atmosfer yang
terletak vertikal di atas permukaan yang memperhatikan komponen rodiqsi rnotahori gerombang
pendek
zo = panjang kekasaran (cm). dan radiasi atmosfer gerombang panjong. Dalam persamaan
ini ist,ah-
istilah yang berbeda dikenal sebagai:
l/_ lr
1
- Tr)
Perrnukaan'r
_ 60 ('puXC")K2 (u, u,XT,
lanah - kaVcmz/menit
" ,"I?l'
Pa kerapatan udara : 1,29 x lQ-3 grarn,/gm3
DANAU ca panas spesifik udara pada tekanan yang konstan
TUBUH TANAH (kauem/"C)
K konstanta von Karman = 0,40
Gambar 5-14. Pengawetan energi. u2, ul kecepatan angin (cmldetik) pada aras-aras I dan 2
t,
1
154 z)
I Y!6nl$r6.^Orf, -------:
,,raatc,43r4o,4
T2, Tl : suhu udara ('C) pada aras-aras I dan 2 F
-,F.rt4!6c$--
n= C*pe (T,
- TJ HSgFiHErs--
Ts = suhu permukaan yang dievaporasikan ("C). d,
o. -@!:r:dr633a)
--av-r--+
h6e6rh.:J
Dalam persamaan neraca energi ini, istilah panas yang dapat
dirasakan (H) dihilangkan dengan menggunakan nisboh Bowen J
6
0,662 (L) J
t
1
156 157
Tabel 5.6. Koefisien refleksi (albedo) bumi. Radiasi Angot, R4, merupakan jumlah energi (lihat Tabel 5.5)
yang akan mencapai bumi pada suatu tempql tertentu (lintang) dan
ALBEDO (r) wqktu (musim dan saat hari) jika tidak terdapat owon danatmosfer. Sisa
RA yang tidak menjadi R" akan diperlemah (Derecki, 1976) oleh refleksi
Air terbuka 0,06; 0,05
- 0,15
menyebar dan absorpsi oleh molekul-molekul gas, air, uap, awan dan
Batuan 0,12 0,15
Pasir 0,10
- 0,20
partikel debu tersuspensi di udara. Penentuan R" sebagai suatu fungsi
Tanah yang kering
-
0,14 dari Ro dan nisbah keberawanan (n/D) dijelaskan pada paragraf berikut
Tanah yang basah 0,08 yang berkaitan dengan rumus Penman.
Hutan (daun yang hijau)
- 0,09
0,05
0,10
- 0,20 Terdapat banyak rumus empiris yang tersedia untuk menentukan
Rerumputan
Rerumputan yang kering 0,15
- 0,33 komponen radiasi gelombang panjang. Radiqsi atmoskr gelombang
Salju basah
- 0,25
0,90
ponjang yang masuk, R1, seperti dikembangkan oleh Anderson dan
Salju yang kotor 0, l0 Baker (lihat Bolsenga, 1975 dan Derecki, 1976) adalah:
Salju yang melebur 0,40 0,60
0,40
- 0,50
Es
-
Vegetasi 0,20 Rl= ort-lzze * et,t6)(e'(- eh) -"1
[*J'
Ts : suhu Permukaan (oC)
Ta = suhu udara ('C) di mana: Rr_ : radiasi atmosfer gelombang panjang yang masuk
, : tekanan uap jenuh pada T, (mb) (kal/cm2/hari)
e = tekanan uap aktual pada T" (mb) konstanta Stefan-Boltzmann : 117,74 x l0-9
L - panas laten penguapan (kallgram) (kal/ cmz/hari/'Ka)
P = tekanan atmosfer (mb) Ta suhu udara permukaan ("K)
c, : panas spesifik udara pada tekanan konstan. , tekanan uap jenuh pada Tu (mb)
e tekanan uap aktual pada Tu (mb)
A jangka penyesuaian stasiun (kal/ cm2/hari)
Dengan mensubstitusikan nisbah Bowen ke dalam persamaan
Rc radiasi global yang masuk (kal/cm2/harr)
neraca energi dan dengan memecahkan persamaan neraca untuk
R". radiasi global langit cerah yang masuk (kal/ cm2/hari)
evaporasi adalah:
n pangkat nisbah untuk derajat keberawanan. Pangkat
LE- Rc(l
-r) + Rr- RrL-RB + AA + AS ini ditentukan dari data lapangan yang besarnya +
e. [L (l + B) Cw (Ts - TJ] 2,0.
Suatu taksiran evaporasi dengan menggunakan persamaan ini Jangka penyesuaian stasiun dalam persamaan ini merupakan suatu
menyebabkan kesalahan (ralat) yang lebih residual (Gray, 1973; fungsi hubungan jangka panjang antara suhu udara pada permukaan
Bolsenga, 1975) dibandingkan dengan pen{rmaan energi yang lengkap di dan pada suatu aras atas (50-200 mbar di atas permukaan). Untuk aras
mana masing-masing istilah radiasi ditentukan secara terpisah. Beberapa atas dari 150 mbar di atas permukaan, Anderson dan Baker (lihat
komentar mengenai penghitungan peristilahan ini disajikan di bawah ini. Derecki, 1976) mendapatkan:
R. merupakan bagian dari radiasi gelombong pendek ekstrote-
restrical, atau juga disebut radiasi Angot, yang mencapai permukaan A=5(Tua-Tut)
di mana: 4: jangka penyesuaian stasiun (kal/cm2/hari)
t
lt
I
1
159
158
Tu" = perbedaan antara suhu aras atas aktual dan suhu udara = kal/cmz/hari/"Ka
permukaan (oC) ditentukan dari hubungan-hubungan T: suhu permukaan ("K).
jangka panjang
Trt : perbedaan yang sama untuk suhu yang khas. Perbedaan Bila data yang memadai tidak tersedia, maka radiasi gelombong
panjong bersih adalah sebagai berikut:
ini adalah -9,3oC untuk permukaan 150 mbar
Tu= suhu atas atas ('C).
Rb = Rs-Rr. + &l
Bolsenga (lihat Derecki, 1976) menentukan persamaan yang
dapat ditentukan dengan rumus empiris. Satu rumus seperti itu diperoleh
sederhana berikut untuk radiasi matahari langit cerah (baur dan
langsung), R... oleh Penman (1948) sebagai:
R"" = RA (a + 0,5 s)
Rb = oTx(0,56 + 0,@2{s)(0,1 + 0,9:)
di mana: Rb= radiasi gelombang panjang bersih (kal/ cm2/hari)
di mana: = radiasi global langit cerah yang baru masuk
R""
o- konstanta stefan-Boltzman : 117,74 x lo-e
(kal/cmz/hari)
kal/ cmz/hari/oK4
Re: radiasi Angot (kal/cm2/hari) Tu=
a = koefisien transmissi total (yang mencakup absorpsi air suhu udara rata-rata (oK)
dan penyebaran molekuler)
n nisbah keawanan (n/D : 0, ditutup awan sempurna;
s : deplesi total penyebaran atmosfer dan refleksi baur. D n/D : l, Iangit cerah tak berawan)
n- jumlah jam sinar matahari aktual per hari (diukur
Radiasi atmosfer gelombang panjang yang terefleksi, R.r, diten- dengan pencatat sinat matahari Cambell-Stokes)
tukan sebesar 3s/o (reflektivitas suatu permukaan air untuk radiasi D- jumlah jam sinar matahari maksimum yang mungkin
gelombang panjang atmosfer) dari radiasi gelombang panjang atmosfer (matahari terbit atau matahari terbenam).
total yang masuk (lihat Derecki, 1976). Radiasi ini adalah:
Satu persamaan empiris lainnya diberikan oleh Anderson (1954)
: (lihat Gray, 1973) sebagai berikut:
RrL 0,03 (Ri)
Radiasi gelombang panjang yang terpantulkan, Rs, mrupakan Rb : l,l4l tT6- Tl(a + be)l 1O-z
!t"
T
160 l6l
de Vries (1966) menghitung radiasi gelombang panjang bersih un- baban operasionalisasi metode ini terhambat. Penelitian-penelitian
tuk air danau sebagai berikut: masih sedang dilakukan (Goltz, 1970).
[,
!
162 163
n
A = kemiringan kurva tekanan uap penjenuhan pada T" (lihat : nisbah keawanan (n/D = 0, ditutup awan sempurna; n/D
Gambar 5-5 dan Tabel5.7) D : 1, langit cerah tak berawan)
r = konstanta psikrometer : 0,485 mm - Hg/"C = 0,66 i
n : banyaknya jam sinar matahari aktual per hari (diukur
mb,/oC. dengan pencatat sinar matahari Cambell-Stokes)
D = banyaknya jam sinar matahari maksimum yang mungkin
Tinggal dua istilah yang harus dijelaskan, yaitu R dan Er' R (matahari terbit hingga matahari terbenam) (lihat Drainage
merupakan radiasi bersih dan sama dengan (untuk keterangan yang
.l Principles, 1974).
terinCi [hat Wesseling dalam Evaporation Symposium, 1959; Molen,
1975): Harga-harga a dan b dalam persamaan ini, berturut-turut kemi
ringan dan titik potong, ditentukan dengan penggunaan analisis regresi
R = (R. + RJ-(rR. * R.L + RB) linear pada data setempat. Persamaan regresi mempunyai bentuk:
t,
F
"3 : 33 a
"=
-: ": "; ": "; ": 3 ": ": ": ": ": ": "; ": ;
.-B"B;;"= -a ! S"A"A
E"s"G"E"E"E";"E'E"3";
"3 a
":":":": E";":5"3";": i 5':": i:;; s
Yugoslavia (44,4" LU) Musim Panas 0,21 - 0,30 0,42-0,47 Baars (1973)
Musim Dingin 0.14 - 0,18 n s1
Anak sungai yang kering, Australia 0,30 0,50 ICI (Australia)
Gunung Stromlu, Australia o75 0,54 Rimmler dan Allen ( i950)
Cape Town, Afrika Selatan (33,5" LU) 0?q 0,50 Drummon dan Kirsten (1951)
Windhoek, Afrika Barat Daya (22,0'LS) 0.26 0,52 Drummon dan Kirsten (1951)
Preroria, Afrika Selatan (25,4' LS) 0.25 0,50 Drummon dan Kirsten (1951)
Kabete, Kenya (l,l'LS) 0.26 0,57 Glover dan McCulloch (1958)
Jakarta, Indonesia (6,2' LS) 0?q 059 Black dkk. ( 1954)
\'lediteran Timur 0.32 0,17 Stanhill (1961 )
Saudi Arabia 0,36 0,47
Salt Lake City. AS (40,4'LU) 0,20 0,47 Black dkk. ( 195.1)
Gembloux. Belgia (50,4" LU) 0,15 0,54 Black dkk. (1954)
Kew, Inggris 0.07 os? Glover dan McCulloch (1958)
I
166
I
T
168 169
dak dapat dipergunakan pada iklim-iklim yang kering (arid). Ini akan
berarti bahwa, untuk daerah-daerah semacam itu konstanta dari fungsi
E. harus ditentukan dengan analisis regresi linear, yaitu sebagai berikut:
lcum 0,65 wind (195s)
Ep = 1,4 E(, + 0,7 MelSeP' E, =
Ep = 1,27 Fo + 0,51 Okt-APril Rijtema (1965)
0,35 (e,
- e) (0,5 + 0,54 u)
Ep : 1,52 En + o,o2 umum
atau yang umumnya sebagai:
Ez
=?* b(u2) atau: y= a+ b(x)
RUJUKAN
.- s
Basah se- Rumput
telah hu- pendek di mana:
janliriga-
y= E'
si ;x:u2
s-e
Basah, sedang
musim dingin: 0,9 0,8 1,0 Molen (1971)
1,0 1,0 C. Rumus-rumus empiris
musim panas: 1,0
Tropis 1.0 1,0 t,2
Arid atau semi-arid l. Rumus berdqsorkan atos hukum Dalton
(daerah luas) Rumus ini, sebagaimana dijelaskan pada paragraf 5-2, dikem-
musim dingin: 0,8 1,0 bangkan untuk menentukan evoporasi air permukoqn bebas, Eo.
musim panas: 1,0 t.2
2. Rumus Thornthwaite
Arid atau semi-arid
Rumus Thornthwaite (1948) memberikan evqpotrqnspirasi potensial
ahkecil,(lha)
musim panas: 1,5 t,2 1,5 untuk vegetasi yang pendek dan padat dengan pasokan air yang
cukup. Rumus ini dikembangkan di AS untuk lintang-lintarrg Utara
dari 29" LU hingga 43o LU, dengan menggunakan hasil-hasil percG.
AngkayangmenarikdariTabeliniadalahbahwakalauPenman baan yang diambil dari lisimeter (luas permukaan 4 m2) dengan suatu
(1956) dengan anggapannya mengartikan bahwa evapotranspirasi dari permukoan qir tanoh yong konston pada jeluk 0,5 m di bawah per-
p.nrirp reiumputan hijau yang pendek tidak dapat melebihi Eo, peneli- mukaan tanah. Karena itu, penerapan rumus ini ke kawasan lainnya
tian baru-baru ini menunjukkan (Al-Nakhabandi dan Kijne' 1974)
adalah tidak mungkin.
bahwa evapotranspirasi tanaman dapat melebihi Eo. Rumus tersebut disajikan
Metode alternatif dalam menghitung evapotranspirasi potensial I
adalah menggunakan albedo t4naman (harga-harganya yang berkisar an- Ep= 1,62[to
l,l"
tara 0,15 hingga 0,27 telah dihporkan) dalam penghitungan (1 r), \
fungsi angin yang
-
dan bukan albedo air. Namun, ini membutuhkan suatu
baru dalam persamaan E, karena fungsi angin yang sama tidak dapat Ep: ,"e[#31
dipergunakan untuk kedul permukaan tersebut. Al-Nakhabandi dan Ki-
j"i tf SZ+l melaporkan bahwa untuk iklim-iklim basah, fungsi E, YanB
sama dapat dipergunakan untuk tanaman-tanaman pendek, namun ti- a:(675 x l0-)1s-Q7t x l0-7)J2+(179 x t0-4)J +0,492
L
T- T
170
t7t
n= 12 t2
J: Jn: : (Tnl5; t'st+
l1 =
P
9.3.,rf I a a.t,
50-c)=---$a)
& S, -, (,5 E).
* [r]IH]=
i2.e5it5'n*I' F
H ;./ i - P P
$ iE a E BEEE i}F
*gB-r' (, 6lr FU rl t rT,
i(oa -; !u c i.
= ililil il r
H B f =E = s E r r c ESse.QE*FEs_.x
:EeEtEEF G PH E r gE.E
p-lii=xiio:'
EEE:qHiE qi! F: - tzl
=1, =
ig: }-i 3[ iee rtg
'-.crB!1
3fs'81'strH =b iaqg}$:rfEii};E$-$E
5tr!)n ;i
_
HS-
5gE ?
Iit=gqgs q (D=!:rr
E'
!D
Hg -ia -ro cju.N: a
=
i=gsEEsi
rc3.713..
EHiZ
F,
k'E 5
tE.EEg1*EEiElEEEgiS
u*J^'
d'\O D il . ^ * = 5-+ '
E
+uJ
C2. tr a)
taFs6":g'E 5qr=F
g^!Jd-.lltr,-. oq5 iS
=
3.oa E f' IEEIEgIEi1EEFE[EI
EgrEE;qs Jx
oa=
r-j.,r g
+H
i.+HF;AU-
EelsIE
F;ltreEn+ 6',*
!rP
o
h
$H$a'r
'
,? Slfio rr H g =5
ir tr
ed 1
$Ba*=SE$ d= ;;
=iEE;;r;g [
E.FEE gi[}gE;**
d
Januari 7,5 8 7,49 7,40 7,30 7,20 7,10 6,99 6,81 6,16 6,62 6,49 6,33 6,t1 5,98
Februari 7,t'7 1,12 1 ,07 7,03 6,91 6.91 6,86 6,79 6,73 6.65 6,58 6,50 6,42 6,32
lVlaret 8,40 8,40 8,39 8,38 8,37 8,36 8,35 8,34 8,33 8,3 I 8,30 8,29 8,21 8,25
April 8,60 8,64 8,68 8,72 8,75 8,80 8,85 8,90 8,95 9,00 9,05 9,12 9,18 9,2s
Mei 9,30 9,38 9,46 9,53 9,63 9,72 9,81 9,92 r0,14 10,l4 10,26 10,39 10,5 3 10,69 -I
5
Juni 9,20 9,30 9,38 9,49 9,60 9,70 9,83 9,95 l 0,21 10,2r r0,38 10,54 10,7 r 10,93
Juli 9,41 9,49 9,58 9,67 9,77 9,88 9,99 10,10 10,35 10,3 5 t0,49 10,64 10,80 10,99
Agustus / 9,05 9, l0 9, l6 9,22 9,28 9,33 9,40 9,47 9,62 9,62 9,70 9,79 9,89 10,00
Septembel 8,31 8,3 I 8,32 8,34 8,34 8,36 8,36 8,38 8,40 8,40 8,41 8,42 8,44 8,44
Okt_ober 8,09 8,06 8,02 7,99 ,93 7 7,90 7,85 7,80 '1,70 7,'70 1,63 7,58 1,51 7,43
November 7,36 7,27 7,t9 7,| 7,O2 6,92 6,82 6,62 6,62 6,49 6,36 6,22 6,01
Desember 7,16 7,35 7,27 7,14 7,05 6,92 6,79 6,66 6,38 6,38 6,22 6,04 5,86 5,65
100
rn 3 o
A' E:l
!:t9
EJ A F\J A)
F) il L IJ \ L<^rF{O
!l
=(a i5 c s
*FN4
s) F_d; $ tr t:X
6 5iY Fi rnl P -
r =
E tl
+ *--) lD
\<clc o-5 5 tslsP
- tt tr $ ,= c's'o
t0 H zt'c = 5 rY.r i a:
lTt De5= ln i'D)ra)ai+r
X -lu
rn ._jl+
+ -j 5 'ot $
,r' \o E
o '" -t P = a'=
^-P
il ll ll ll fn Fr*-ll2 ililil il F + ,ui:*9 0.
Jt1 JL{
=-de-
atar ItsLAJ - .(a 5 t+-L
=aDFo!, =.
Lr6
q Bts il 2 P E 2 =.0e o =rJ(Y E
g g + = J J !0 =l ExEz.
a r.r5 r.g l0^-a - il -
advvi./u t.J troa 9.J "'= x Ei
;< AH\
x 5 E o- Q E.-= 9 - X - FJ Etr^ (, 3lv HocrDe5
{aif^\=
ato= HO-A) ul
E=9P8ts
4 / /\ ;.r,4
;
L rl i1iEH5 Al
6 FcS P
,r!.L vN^!;
JN' +
g=H-sEx C i, O-E. --
P^iv q S
N a -. !0. '' =9J:
!........:r FD$ f.J 6-!
\- t a\
(j
g ;[EB fiT [!=ttz FO ? tD
-l .Pl^'<- =!i
s d [E !.' rq) XJ^S
F ErSE oX-J 5 +
A);i E' E Pd( =
F *EET'3 T- oJ :J F
+aUi !X
F -o ? u., --
A IU J
x $'84.5- Jl .r \
15 (r- !D -
W i *o -^\
^Yn.i A)
od
6-.r-J^
=. *l 3t.-
H;YF
3 5 -= 5 =
-t7l.
=')=!)
TD
I ='o- 5 -r-\
E eSE; H :ro=
-^]aor t
cJ
^- r
^y(J6
A^i c -
5 I l- : )s' po =^
^l .- d
t
6-
f 9=tE55
H
o- Y.X:. ArmcO-
U:
!D sijo 69P A'
=ji d\
=
)a==-
g stsB :=
N) E0FE H
JH-r-s ft
r. oa c_
--v
v
r
176 177
cara. Cara yang satu ialah: K = 25 cm/G)h nunon. Rumus tersebut disajikan sebagai:
100 M = hasil bahan kering akhir (kglha)
l0 G = lamanya musim tumbuh (hari) Ea : P
- r(P)2
c= konstanta tanaman (Jagung dan bit : 0,67; kentang
: 0,83; p-adi-padian, lena, wortel : 1,00; kacang, I
semanggi = l,l7i rerumputan, mostar : 1,33) 0,8 + 0,14 (T)
L (T) : kapasitas evaporasi udara : (l/16) (T + 2) (RJ%
T: suhu udara rata-rata periode waktu l0 hari ('C) di mana: Eu : evapotranspirasi aktual rata-rata tahunan
Rc : radiasi matahari gelombang pendek yang masuk _: (m/tahun)
(kal/cm2/hari). p presipitasi rata-rata tahunan (m/tahun)
5. Rumus Langbein I : koefisien suhu
Langbein (AS, 1949) seperti halnya Turc, menentukan presipitasi T: suhu rata-rat4 tahunan (.C).
tahanan rala-rata (P), evapotranspirasi aktual rata-rata tahunan (EJ
dan suhu tahunan rola-rotq tertimbong pada 20 daerah aliran sungai Untuk T = l0"c F s 0,75 m,/tahun, Ea : 0,4g4 m/tahun
dan
di AS dan mengembangkan persamaan yang sama dengan Turc, (: 494 mm per tahun) untuk negeri Belanda (lihat Tabel 5.1) dan
namun dengan fungsi suhu yang berbeda. Rumus Langbein disajikan cukup baik.
sebagai: 8. Rumusan Khosla
Khosla mengembangkan suatu rumus dengan menggunakan data
P
E,: yang dia dapatkan di India dan AS. Rumus memberikan hasil-hasil
yang sangat mendekati rumus Taro, Langbein, Courtagne dan Wundt
untuk suhu-suhu yang tinggi. Rumus Khosla disajikan sebagai:
[0,,*#J" Eu= P-Q-xT
di mana T adalah suhu tahunan rata-rata tertimbang. Penggunaan
rata-rata tertimbang ternyata lebih baik daripada penggunaan roto- di mana: E" = evapotranspirasi aktual rata-rata tahunan (inci/tahun)
roto orilmatrlr sebagaimana dilakukan oleh Turc. Fungsi suhu Lang- P = presipitasi rata-rata tahunan (inci/tahun)
bein lebih realistik, karena fungsi ini melipat suatu kisaran nilai-nilai o : debit rata-rata tahunan, yang meliputi aliran air tanah
suhu rendah dan tinggi yang lebih luas. Untuk T l0"C dan F= 250 (inci/tanun)
= x : konstanta = 0,43 hingga 0,57
mm/tahun, Eu adalah 490 mm/tahun untuk negeri Belanda (lihat
Tabel 5.1) dan cukup baik. T = suhu rata-rata tahunan (.F).
6. Dsto Wundt 9. Rumus Christionsen
Wundt (Jerman, 1937) tidak mengembangkan rumus, namun menya- christiansen (1968) mengembangkan suatu persamaan yang tidak
jikan taksirannya, yang ditentukan pada 220 DAS di seluruh dunia, mempunyai dasar analitik (Schulz, 1973), namun yang paling praktis.
pada suatu tabel yang mendefinisikan evapotranspirasi oktuql Lagi pula, persamaan tersebut mempunyai horga-harga roto_rota op_
tahunsn roto-rato sebagai fungsi dari presipitasi rata-rata tahunan (F) sional untuk parameter-parameter persamaan tersebut yang tidak ada
dan suhu rata-rata tahunan (T). data yang tersedia. Persamaannya disajikan sebagai:
7. Rumus Coutagne
Hidrolog Perancis, Coutagne (1950) juga mengembangkan suatu Ep = 0,47 3 (Rr(Cd(Cd(cd(cd(cd(cr*a)
rumus yang memberi batasan evapotronspirasi aktuol roto-rqla tq-
I
L
178 179
t
180 l8l
5.6. PENGURANGAN EVAPORASI
!n
o
o
ql
rI]
Waktu (bulan)
panci (Roberts' 1957)'
Grmbrr 5-17. Evaporasi kumulatif dari
i
i,
I
I
1
183
I
1
184 185
I'l d
a
: O3
6
G
o a
I a
! o
o
ol
!,
l0 20 30 40 50 60 ,0
Curah hujan tahunan (inci)
Gambgr6-3. Agihan kawasan curah hujan. Dua hujan pada kawasan dan
jumlah yang sama menyebabkan hidrograf limpasan yang
berlainan (Ward' 1967).
I
T
187
186
MM)EV
A. Faktor-faktor iklim:
l. Banyaknya presipitasi
2. Banyaknya evapotranspirasi.
B. Faktor-faktor DAS
lt l. Ukuran daerah aliran sungai
2. Tinggi tempat rata-rata daerah aliran sungai (pengaruh orografis,
Grmblr 6-5. Arah gerakan hujan dan limpasan
limpasa yang dihasilkan. Dua
D hgia*r denSan
Gambar 6-2).
"K"&r"le
jumlah yang sama menYebabkan hi ograf limpasan yang
bkan hidrograf Yanl berlainan.
O
(r\
II. Faktor-faktor yong mempengoruhi ogihan woktu limpasan
A. Fa k t or-fo k t o r me t e o ro I o g is:.
Y l. Presipitasi: a) tipe, b) intensitas, c) lama presipitasi, d) agihan
kawasan (Gambar 6-3 dan Gambar 6-4), e) agihan waktu, f) drah
"^M ".g l. Topografi: a) bentuk daerah aliran sungai (Gambar 6-6), b) kemi-
t
LA
*
it
l! ringan daerah aliran sungai (Gambar 6-7), c) gatra daerah aliran
sungai.
; 2. Geologi (permeabilitas dan kapasitas akifer, Gambar 6-8)
i 3. Tipe tanah
: Gernbar 66. Bentuk hidrograf daerah aliransungai dan limpasan (curah hujan dianglap 4. Vegetabi:
diagihkan secara seragam pada kawasan drainase total).
L
188 189
batas DAS
Dengan bantuan bekerjanya stssiun-stqsiun pengamot arus sungai
pengukuran tinggi air dan debit (kecepatan dan jeluk) dapat tercapai. + Iimpasan permukaan
Tinggi air diberi batasan sebagai tinggi permukaan air sungai nisbi
terhadap suatu datum. Debit merupakan volume air yang mengalir me- Gambar 6-t. Pengaruh lapisan yang sangat permeabel terhadap limpasan permukaan.
'l'ahel 6.1 Keragaman-keragaman dalam banjir,
aliran minimum dan produksi air (semua dinvatakan
190 dalam dehit-denit khusus) sebagai fungsi peubah.peubah daerah aliran sungai dan ilim
(dikutip dari Dam, I973).
Dacrah BESAR KURANG (jcluk LEBIH (lcbih ba- TAK ADA BEDA
Aliran prcsipitasi ra- nyak presipitasi
Sungai ta-rata ku- * lcbih banyak
(DAS) rang dan wak- waktu pcrjalanan
tu lcbih
KECII- LEBIH KURANG
Bcntuk ME- KURANG (wak- I-EBIH (hanya un- TAK ADA BET]A
DAS MANJ. tu pcrjalanan tuk DAS hcsar
JANG lcbih wak-tu pcrjalanan
mcmpunyai cfck
E
BUI,Al' I,EBIH KURANG
(A) Tidak berhutan' (B) Berhutan (ward' 1967)'
Gambar6-9. Hidrograf debit 2 kawasan: (cm)
c:
Permukaan air .h .f
LERENC F,R.IAI I-EBIIJ (karcna KURANG (karcna l-EBIH (karcna ku
=
-
I GUN- I,F]BIH
tinq
DUL LEBIH
:
KOTA LEBIH KURANG LEBIH
L
T
192 193
Tabel 6.1. Lanjutan lalui suatu irisan melintang dalam satuan waktu. Dalam hubungan ini,
sebutan hidrometri digunakan untuk memberi batasan ilmu pengukuran
Debit khusus (Detritiluas) drrri
air (Horst, l97l). Stasiun hidrometri berkaitan dengan stasiun di mana
Variabel Banjir Aliran minimun Debit total pcr
pengukuran air dilakukan. Terdapat 4 tolok ukur didirikannya stasiun
tahun (produksi)
hidrometri, yakni:
ADA KURANG (lebih LEBIH (lebih ba- KURANG (lebih l. Mudah dicapoi (aksesibilitas)
Persentase banyaj sim- nyak simpanan banyak evapo- 2. Ketelition' lokasi terpilih tergantung pada tipe dan macam peralatan
kolan dan panan per- permukaan rasi
3. Kemantopar.'hubungan tinggi air-debit harus sedikit berubah dengan
danau mukaan waktu
TAKADA LEBIH KURANG LEBIH
4. Kesinombungun: peralatan hidrometrik tidak boleh terganggu dengan
TINGGI LEBIH (lama KURANG (debil Tergantung aras waktu.
(n
perjalanan ku- Air tanah le- air tanah
o
Kerapatan Pada umumnya pengukuran-pengukuran tinggi air dan debit harus
drainase rang dan reak- beih cepat) (evaporasi)
o
si air tanah
ditetapkan pada lokasi berikut:
'o
6t
qt cepat l. Pengukuran tinggi oir
RENDAH KURANG I-EBIH .a. Di dekat masukan air anak sungai maupun di dekat titik-titik di
mana sungai bercabang atau bergabung. Akan tetapi, stasiun harus
TINGGI LEBIH (karena KURANG (debit
Permeabi komponen air air tanah le- Tergantung aras berjauhan dari pertemual, sungai, sedemikian rupa untuk menghin-
litas tanah) bih cepat) air tanah dari pengoruh oir yang membalik dari anak-anak sungai
RENDAH KURANG (evaporasi) b. Di dekat masukan air sungai ke dalam laut atau danau
Besamya TINGGI LEBIH LEBIH c. Pada sisi-sisi bagian hulu dan hilir dari struktur hidrolik (bendungan,
presipitasi RENDAH KURANG KURANG sumbatan, dan lain-lain)
tahunan d. Pada batas-batas negara
Besarnya TINGGI LEBIH LEBIH (karena e. Pada kota-kota utama
presipitasi evaporasi ku- . f. Pada tempat-tempat yang mudah dicapai seperti jembatan
tiap hu- rang g. Dalam suatu jangkauan langsung di mana debit dapat diukur secara
jan RENDAH KURANG KURANG tepat
E
x Agihan TERPUSAT LEBIH KURANG LEBIH h. Pada lokasi di mana dasar saluran adalah mantap.
o presipitasi 2. Pengukuran debit (otau kecepatan)
3
c fahunan TERSEBAR KURANG LEBIH KURANG a. Kecepatan air pada semua tempat adalah sejojor dengan yang lain-
d
'Arah ge- HULU LEBIH TAKADA TAK ADA nya dan tegok lurus pada bagian melintang sungai (Gambar 6-19)
rakan hu- HILIR KURANG BEDA BEDA b. Kurva-kurva agihan kecepatan dalam bagian, adalah teratur pada
jan bidang-bidang vertikal dan horizontal (Gambar 6-19)
Evaporasi TINGGI Tak ada KURANG KURANG c. Kecepatan lebih besar dari 10-15 cm,/detik
RENDAH pengaruh LEBIH LEBIH d. Dasar saluran adalah mantap
e. Jeluk aliran lebih besa4 dari 30 cm
f. Tidak terdapat limpasan tepi sungai pada periode banjir
C. Tidak terdapat tumbuhan air.
Pada Tabel 6.2, disajikan kerapatan minimum jaringan hidrome-
lri. Jaringan utama di negeri Belanda (van der Made, 1972) terdiri atas
i
L
195
194
.:
[,
!., i'> F !.,!.ri tr g
ot xx\t
=gEQ- E' R
E'E
-'- s. ts'
r-t o'tC A E isE griilrE $ iiiEiit[EFsEEEEEiF
6.
6
i'oH.E-
.
ii1, = =. d
e, -'* g 5 g +s tE
:, g, 0.(t
':$$ iri$gEF ii7+}EEE 1i *g$E Ei ic
6 p dF
Iarb= : FE H : E E
E S
C. c ,l-
=E EEU'IEEl5iigglEE[1
sx iE [E 1EEs$
.x E [EgEFi
$*H* 6'H H
^S g
ST E9 F
- oH'I
gssH r reE r$i ErEEFf, i+Eggf$EE+lEii
E:E X-E t
- G< !' ^VPid
i
;=l $.H 5
tso-5
f rr ? o.aiilg
f,', B H'I
Ei**E;EEEgfF'EEiEHi
= 9ts 3 6a
o- E }frc p (!
B i gg sEEH-s5
g s rE E:a P E E E EEEffiE EEEEIE B EEEI
E9to-u 7= 3 E = * [;F:g EEFi*9 E
e. iD 6- i' z gZqI
E'Bs=
iD - i'A g,H::*g E:sErT
E ssi I.Hg}TF
E E gE
fi27=gt E *gEg B EsrEg* E.E+:1r E 3Eir
-*--,.'-.*a s,- -* {flI
\o
II. Wilayah bergunung pada mintakat- {
mintakat sedang, mediteran dan 3CC - 1.000 1.000 - 5.000
tropika (untuk kondisi-kondisi yang
sangat sulit dapat diperba-
Kepulauan-kepulauan berpegu- nyak sampai 10.000)
nungan yang kecil dengan presipi-
tasi yang sangat tidak beraturan,
jaringan aliran sangat rapat
Pantai 3t J
Kawasan delta (bagian sebelah Utara) 47 15
Kawasan delta (bagian sebelah Selatan) 21, 10
Sungai-sungai 21 49
Danau-danau 22
Total 136 77
w n.*P!at@*, -"afl
E
3
ID
o o\
s
tc !1
!r!
tts -@
t! E'
6
p
5 i-s
o o5
qoe
o
o
C ='o
o
sE'
oq
FA'
GI
o AF
o d!,
o ro_ \o
'!, \o
60
8'
o s8
:E
t
0q Oo
A'
=x
{Y
e
o
AI
o
0q
!o
E
D)
-!L
il
200 201
o
o tampak) darifilm berwarna normal dan lapisan pembentuk biru pada
film infra-merah memltktikan bahwa sistem ini sangat berharga
cd
a
bagi analisis jeluk air.
I Penggunaan skenner multispektrum telah menunjukkan suatu keteli-
\o tian sebesar 8090 di dalam menentukan jeluk air hingga 8-5 meter
!
E tr 6 (Seyhan, 1972). Dengan menggunakan foto uduro konvensional
c dimungkinkan untuk mengukur tinggi muka air dengan analisis
A gelombang (danau dan gelombang laut). Hal ini dapat diperoleh
o
od dengan menggunakan foto tunggal (nisbah panjang gelombang rata-
o
rata gelombang air yang dalam (LJ dan gelombang air yang dangkal
o
(L) berkorelasi dengan nisbah jeluk muka air yang dangkal (d) dan
6ii C,
panjang gelombang air yang dalam, (Lo ) atau dengan menggunakan
6,
oo
.(! dua foto udara yang diambil pada interval waktu yang pendek (A t)
!!
(!
jl (kecepatan gelombang yang terhitung digunakan untuk menentukan
*ll E jeluk tinggi yang dangkal). Tentunya, kita akan mengerti bahwa
00
60 metode ini tidak dapat digunakan pada sungai yang mengalir.
[,
t
t 203
202
I Pencatat tinggi air otomatis di mana k merupakanfaktor koreksi dan diberi batasan sebagaimana
I Pencatat tinggi air tipe pelampung dengan sistem teletransmisi disajikan pada Tabel 6-4. Suatu busur derajat digunakan untuk
t Mistar duga mengukur sudut 0.
a
i Penakar puncak
c. dengan menggaung gema.
6 4. Lebar saluran dan jarak antara tiap-tiap vertikal ditentukan dari
Pencatat tinggi air tipe pelampung dengan
I sistem teletransmisi dan dengan titik pengukuran debit
kuwot bermanik yang direntangkan melintang sungai atau dari tanda-
tanda pada suatu jembatan atau suatu kawat yang digantungkan.
Negeri Belanda
Gambar 6-17. Pencatat tinggi air sepanjang cabang utama sungai Rhein di 6,4.5. Pengukuran Kecepatan Aliran
(Made, 1972).
{l mangkok
vu = v0,6 di mana v0,6 : kecepatan pada jeluk 0,6 dari verti-
kal
Juga dipergunakan: v, : 0,96 v6,5 rf;,
vv = 0,88 v6,2 (digunakan oleh USGS untuk
banjir yang tinggi) Tipe baling-baling
2. Metode dus-titik: Metode ini memberikan hasil-hasil yang baik bagi
agihan kecepatan yang normal. Metode ini digunakan untuk jeluk- kotak kontak baling-baling
jeluk yang lebih besar dari 60 cm.
vu : Yz [v6,g + vg,r]
--csumbu
ekor baling-baling
3. Metode tigo-titik: Metode ini digunakan untuk agihan kecepatan
yang tidak normal (non-parabolik). Metode ini memberikan hasil-
hasil yang baik untuk aliran-aliran dengan pertumbuhan tanaman air Gambar 6-20. Tipe-tipe pengukur kecepatan arus (Horst' 1971)'
maupun yang tertutup dengan es.
I
206 207
: * +'o,ssl (baik untuk penutup hanya merupakan perkiraan saja (10-2590 kurang teliti diban-
Y, Ytlvo)s u0,5 tanaman
maupun PenutuP es) dingkan dengan metode pengukur arus).
C. Tabung Pitot (juga disebut pitomerer): Tabung ini dalam benruknya
vr= %lvo,z*v0,6+v6,gI yang paling sederhana (Gambar 6-22) merupakan peralatan untuk
mengubah energi kinetik arus (aliran air) menjadi energi tekanan.
vu : % lvO,z * 2vO,U+ vO,e)
Kenaikan yang dihasilkan berkaitan dengan kecepatan air seperti
ditunjukkan pada Gambar 6-22. Metode ini sering kali digunakan
4. Metode lima-titik: Metode ini digunakan untuk agihan kecepatan pada pipa-pipa, saluran-saluran percobaan dan laboratorium, dan
yang tidak normal di mana agihan kecepatan vertikal adalah sangat
kurang sesuai untuk arus alami. Metode ini dapat digunakan pada
tidak beraturan.
sungai-sungai yang kecil, juga pada kasus-kasus liat berat dan sam-
pah. Metode ini dapat digunakan untuk kecepatan-kecepatan antara
Yv: l/l}[v, + 3 vo,2 * 2vo,u * 3 vo,t + v6J 0,5 hingga 2,5 m/detik, dan persentase ralat adalah minimum, yaitu
sebesar 3-1090.
di mana: vs : kecepatan pada permukaan air D. Bandul pengukur (juga disebut tubuh tahanan): Suatu tubuh tahanan
vb : kecepatan Pada dasar air'
digantungkan pada suatu kabel, defleksi diukur dan kecepatan aliran
5. Metode Terpodu: Pengukur arus digerakkan dengan suatu kecepatan dibaca dari grafik-grafik kalibrasi. Kisaran penggunaan adalah di an-
yang konstan (tetap) melalui vertikal dan diperoleh suatu integrasi
tara 0,05 dan 3,5 m/detik. Ini merupakan alat yang sederhana dan
Iangsung dari agihan kecepatan. Pengukur arus tipe baling-baling karena bagian yang mahal dari alat tersebut tetap di atas air (tidak
harus dipergunakan. Metode ini tidak dianjurkan untuk jeluk-jeluk demikian pada pengukur arus), maka alat ini lebih aman. Tetapi, alat
yang kurang dari I meter. Metode ini membutuhkan peralatan yang
ini membutuhkan personil yang terampil dan penggantian tubuh-
mahal, membutuhkan banyak waktu untuk jeluk-jeluk yang besar
tubuh tahanan pada kecepatan yang berbeda-beda. Bandul pengukur
(gerakan vertikal adalah sekitar 2 cm/detik di negeri Belanda) dan
yang khusus dibuat di Laboratorium Hidrolika Delft dan disebut
agihan kecepatan tidak diketahui (debit secara langsung ditentukan).
Ploneto.
Sebaliknya, debit dihitung secara cepat dan pekerjaan kantor
E. Metode gelembung udaro: Metode ini (dikembangkan di Jerman)
berkurang cukup banyak.
didasarkan atas pengukuran jarak horizontal (Gambar 6-22) yang
6. Metode semi-integrosl: Sepanjang vertikal dilakukan pengukuran
ditempuh oleh gelembung udara dari dasar ke permukaan suatu
pada setiap 20 cm.
aliran (Horst, l97l).
B. Pelampung.' Pengukuran global kecepatan aliran dilakukan dengan
mengukur woktu pelampung melewati jarak yang terukur. Pelam-
F. Pengukur aliran ultrasonik: Pengukur aliran menggunakan dua
transduser ultrasonik (A dan B) yang direndam di dalam kanal yang
pung digunakan bila pengukuran dengan pengukur arus tidak dapat
terbuka (Schuster, 1975). Pulsa-pulsa energi ultrasonik dari transmit-
dilakukan (karena sampah, ketidakmungkinan melintasi sungai, bila t
pengukuran membahayakan karena banjir yang sangat tinggi ter merambat melalui air dan mencapai si penerima pada sisi yang
a
lain. Bila ditransmisikan pada arah hilir (dari A ke B), keceparan aia
maupun pada kecepatan yang sangat rendah). Pada Gambat 6-21
beberapa tipe pelampung ditunjukkan dengan harga-harga k (koefi-
(vJ meningkatkan kecepatan pulsa ultrasonik, mengurangi waktu
transmisi. Bila ditransmisikan ke arah hulu (dari B ke A), pulsa
sien pelampung).
tersebut ditentang oleh gerakan air dan waktu transmisi naik. perbe-
Kecepatan rqlq-rots uliron tersebut disajikan dengan rumus:
daan frekuensi terukur di antara ke dua tingkat tersebut, adalah
sebanding dengan kecepatan air.
v : k (vp"ta.pung)
Pelampung merupakan metode yang murah dan sederhana' namun
{
208 209
t
r
210 2tt
d +'
on :l(u"")(bn + bn* 1);Q
: qr + Qz + "' 1 9n
2. Metode grofik
a. Metode inlegrasi ieluk-kecepotan" Kecepatan yang terukur pada tiap-
agihan
tiap vertikaidiplotkan (Gambar 6-23) dan luas di dalam kurva
kecepatan ditentukan sebagai:
Qn : (vr") dn
Mctode Harlacher
(Q). Dalam metode
Ada dua metode di dalam menghitung debit total
Hsrlocher, harga qn yang dihitung di atas diplotkan (Gambar 6-23)
dihitung dengan planimeter'
dan luas yung U..uau di bawah kurva
yaitu: Metode Treviranus
Q: flnd,
paling berguna bila penampang jeluk
Pada metode Treviranus, yang jeluk
iu, f.""p"tan ditentulrun ,."uru terpisah, baik penampang di an-
maupun penampang kecepatan rata-rata diplotkan' Luas-hras
(vn : qnld) diten-
tara setiap dua vertikal dari kecepatan rata-rata
pcnampang jeluk
u : dJ
,I,lqn luas-kecepatan massa
b. Metode kecepatan-konlur: Suatu penampang
kecepatan yang sama'
diplotkan dengan menggunakan kontur-kontur
adalah sama dengan debit
Luas di bawah kurva luas-kecepatan massa
total (Gambar 6-23), Yaitu: kontur kecepatan yang sama
o = Jv(dA)
yang tersedia dan
Metode rrri terbaik, namun tergantung pada data Grnbrr G23. Pengliitungan debit dcngan metodc kecepatan-luas'
t
E
212 213
kali luas.
membutuhkan banyak tenaga.
C. Metode pelacak (juga disebut metode pengenceran): Metode ini
B. Merode perohu y:ong bergerok: Pada tahun 1969 Smoot dan Novak
didasarkan atas penentuan derajat pengenceran oleh air yang
mendemonstrasikan pendekatan baru yang revolusioner yang mem-
mengalir terhadap suatu larutan pelacak yang ditambahkan. pelacak
berikan ketelitian yang besar dan yang menghemat waktu berjam-
jam hingga bermenit-menit (Harp, 1974). Metode ini sebenarnya dapat merupakan pelacak bahan kimia (NaCL, bahan pewarna
rhodamin, dan lain-lain) maupun suatu pelacak radioaktiflWUO,
merupakan su41u varian dari metode kecepatan-luas dan dikem-
1970). Metode ini dianjurkan pada tempat-tempat di mana metode
bangkan untuk digunakan pada sungai-sungai yang besar dan aliran
konvensional tidak dapat digunakan berhubung jeruk yang dangkar,
air di mana perahu dapat beroperasi. Kecepatan aliran hanya diten-
kecepatan sangat tinggi atau turbulensi yang berlebihan.
tukan pada satu-titik dari setiap vertikal. Tetapi, banyaknya vertikal
yang diambil adalah besar. Terdapat dua metode pengukuran yang dipergunakan untuk aliran_
aliran alami, yaitu:
Harp (1974) menyajikan metode perahu bergerak yang diperluas
yang dapat mengukur arus-arus berukuran sedang. Dengan
l. Metode injeksi dengan raju konstan: pada suatu titik tertentu pada
suatu aliran ditambahkan suatu pelacak dengan konsentrasi (c)
menganggap bahwa kecepatan rata-rata kurang lebih sebesar 8590 yang telah diketahui dengan laju (q) yang konstan
dari kecepatan permukaan, dia menganggap bahwa pengukuran ke dalam ail,
dengan konsentrasi mula-mula (dengan pelacak yang sama)
aliran akan dilakukan pada suatu penampang melintang sungai C^. pada
suatu titik di hilir konsentrasi diukur pada waktu yang
... di mana terdapat jalan kabel atau jembatan. ueriaiJan aan
'.'.. Sebagaimana ditunjukkan pada bagan di harga yang tetap (tidak berubah dengan wattu; ailentutran
sehingga diperoleh debit sebagai berikut:
iC*),
..: samping ini, anggap bahwa pengukur kece-
6C . ' patan aliran bergerak melintasi arus dari A ke
: B pada kecepatan Q:qt
v
m .'. mengukur secora kontinu
yar.rg tetap (uJ dan
kecepatan air per-
-'.' mukaan yang nisbi terhadap pengukur terse-
' but (v*J, ketika alat ini melintasijarak s. Se-
=3
C*- Co
215
B= lebar permukaan aliran rata-rata (meter) terkenal disajikandi bawah ini. Kedua persamaan mengandaikan
g: percepatan gravitasi (meter/detik) suatu penampang melintang yang seragam, kekasaran dasar sungai
6= jeluk aliran rata-rata (meter). yang tidak berubah dan menggunakan aliron tetap yong seragam.
2. Metode injeksi tiba-tiba (juga disebut metode integrasi): Pada suatu l. Persamaan Chexy:
titik tertentu pada aliran dimasukkan suatu pelacak dengan konsen-
trasi (C,) yang diketahui dan volume (V,) secara seketika itu juga. Q= AC(-sdarv = Cy'RS
Pada suatu titik hilir, konsentrasi diukur (C*) pada waktu yang
berlainan (Horst, l97l), sehingga didapatkan debit sebagai berikut: di mana: a: debit (m3ldetik)
kecepatan aliran rata-rata (m/detik)
c.t v-
O=
\ cxt
' A: luas penampang melintang basah (m)
J(C" - CJdt C= koefisien kekasaran Chezy : 18log[2 R/(k +
(2/7)6)l
D. Sekat-sekat dan saluran-saluran (Weirs and flumer): Bila R: radius hidrolik : A/P (m)
pengukuran aliran tidak mungkin dengan menggunakan pengukur jeluk air (: h) untuk sungai yang besar
arus, debit pada aliran yong kecil ditentukan dengan bantuan P= Keliling basah (m)
bangunan fisik, seperti sekat-sekat, saluran-saluran, venturimeter, k: panjang kekasaran dasar sungai yang setara
lubang-lubang, pintu-pintu, dan lain-lain. Untuk aliran alami, (diameter butiran)
pengukuran aliran umumnya dibatasi pada sekat-sekat dan saluran-
saluran yang merupakan bangunan hidrolik yang bertujuan mencip-
6- ketebalan lapisan aliran laminer (m)
S_ kemiringan garis energi (untuk aliran yang seragam
takan pengendalian buutsn atas aliran (sungai). Bangunan tersebut adalah sama dengan kemiringan dasar kanal).
harus didirikan secoro tepst menurut spesifikasi.
l. Sekatsekqt: Terdapat dua tipe sekat yang umum Konstanta Chezy, C, bukanlah merupakan konstanta dan terdapat
a, Sekot dengan bogian atas tajom: Bentuk-bentuk bukaan yang paling
harga-harga perkiraan tertabulasi yang dapat diperoleh pada banyak
umum digunakan adalah sekat persegi panjong segi-tiga (juga buku-buku teks.
disebut sekat kepala-V atau sekat Thompson), trapezoidal (juga
2. Persamaan Manning
disebut sekat Cipoletti), sekot mojemuk, dan lain-lain. Pada Gambar
6-24 ditunjukkan beberapa sekat dengan rumus-rumusnya yang l/n danv = l/1,p.2/35/,
sesuai.
Q= AR2/3 S/,
b. Sekat dengan bogion otos lebar: Pada tipe sekat ini, bagian atas di mana: n = koefisien kekasaran Manning.
dibuat lebih besar. t
Kedua persamaan tersebut terbatas, berhubung suatu arus jarang sekali
2. Saluran: Suatu saluran adalah suatu bangunan khusus yang mencip- I seragam dan koefisien-koefisien kekasaran (C dan n) sangat tidak man-
takan suatu penurunan pada permukaan (tinggi muka) air pada a
tap. Meskipun demikian, persamaan tersebut merupakan rumus-rumus
bagian yang menyempit (penampang tenggorokan) dan suatu lompat-
utama rekayasa hidrolika.
an hidrolik. Ada beberapa tipe yang dibuat misalnya saluran por-
shal, saluran berbentuk-V, saluran-H dan saluron dengan jeluk kritis
6.5. HUBUNGAN TINGGI AIR.DEBIT
(Gambar 6-25).
Debit yang ditaksir dengan berbagai metode, sebagai suatu fungsi
E, Persamaan teoretis: Pada kanal yang terbuka aliran air juga diten-
dari jeluk air, hanya mengenai pengukuran yang dilakukan pada saat
tukan dengan persamaan-persamaan empiris. Dua persamaan yang
itu. Untuk waktu pengamatan yang lain jeluk dan besarnya debit mung-
216 217
a>3h;B)3h;c)2h
k= koefisien debii
Sekat-persegi panjang Saluran
THOMSON WEIR
lr
l!
I
I
I k#
o 'f <tl {zs 1t11n1312 c =fu{ze {t"o 3r){t)s/2 .rza"tir
<ul
^;16rr1Y
Q = 3,33(BXh)3/2 dengan kecepatan o*9oo+e=2,5(h)5/2
pendekatan yang diabaikan
Sekat majemuk
.__._. ---- L...---_---J
'*--.
lr
I
I------: \//-
\,/ I
I
I
GambarG24. Tipe-tipe sekat berkepala tajam (untuk keterangan terinci lihat
$
1 Gambar 6-25. Sekat berkepala lebar dan saluran air.
A
3
$
t
L
lF&"'
iggFEiF
--.*,.@*.,4Ii "- 'fl
Tabel 6.5. Kesesuaian struktur-struktur hidrolik untuk pengukuran debit (Colenbrader, 1970)
KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK ALIRAN
STRUKTUR HIDROLIK
Kapasitasdebit < 1 m3/detik Kapasitasdebit > I m3/detik
TIPE ALIRAN
o o o o a o
Kurang Sesuai O Sesuai a Dapat Digunakan Pada Kondisi-kondisi Tertent
-
3P
siBffi[ig
-r:-
1: r:E i r
s.sBgE$ig.-5H:e:r;
g$iiig$EirEEi
,--''E***iggiEiEiiiiiigBiii
FqsBtil
ggEfilFgFsr+g$]
r
222 223
i
Hidrogrof adalah suatu grafik yang menunjukkan keragaman lim-
pasan (dapat juga tinggi muka air, kecepatan, beban sedimen, dan lain-
.i lain) dengan waktu. Hidrograf periode pendek terdiri atas cabang naik,
puncak (maksimum) dan cabang turun. Bentuk umum hidrograf ini
.*aL; I
dikendalikan oleh faktor-faktor meteorologis (jumlah dan intensitas
curah hujan, dan lain-lain), agihan (agihan areal dan waktu curah hujan)
dan tanah. Karena itu, hidrograf merupakan salah satu tonggopan aliran
sungai terhadap masukan curah hujan.
Anggaplah proses limpasan sebagai hasil dari curah hujan yang
J4
o
diagihkan secara seragam (dalam waktu dan luas) pada suatu tangkapan,
E sebagaimana disajikan pada Gambar 6-30. Proses ini dapat dilakukan
o
q
'a dalam 5 (lima) tahapan, yaitu:
!o
o Tahapan I: Periode tok hujan
o
t l. Air tanah memberikan air terhadap sungai sebagai slirqn dosar dan
(B
i karena itu muka air tanah menurun, yang menyebabkan menge-
\,
d
o
1'
II ringnya mintakat tak jenuh.
I
I
t { 2. Evapotranspirasi menambah meningkatnya defisiensi lengas tanah
I o
co tI (kapasitas lapangan minus kandungan air aktual).
I
I o. I
i
3. Hidrograf hanya merupakan suatu kurvo deplesi dan limpasan sungai
E
o adalah 10090 dari air tanah.
I
A Tahapan II: Periode hujon awal
I
6
a
l. Sebagian curah hujan ditahan oleh intersepsi
uqo E 2. Sebagian dari hujan ditahan sebagai cadongan depresi
d(
c! xo 3. Hampir tidak terdapat limpasan permukaan. Air hanya digunakan
G
illl it untuk membatasi tanah
a
i/, 4. Hidrograf berubah dari kurva deplesi ke cabang naik.
!a Tahapan lll: Kesimpulan hujan
E
(,a I l. Cadangan depresi berada pada kapasitas maksimum
(uBflur.u) u?tnq qElntr ({Irap/u) uBsBdurl 2. Infiltrasi mulai
3. Limpason permukaan mulai (Q) dan menyebabkan peningkatan
yang terus-menerus pada tinggi muka air sungai.
4. Defisiensi lengas tanah menurun. Diduga bahwa perkolasi belum
berlangsung. Oleh karena itu, muka air tanah tetap pacia tinggi muka
air yang sama karena tidak terdapat pengisian kembali.
226
I 227
E
(B
aB hujan efektif
o
satuan hidrograf
(luas di bawah adalah
I cm)
D
'neto
c. Tentukan titik-titik A dan B dengan pengamatan visual, dan dengan
ineto
It2 memperpanjang kurva-kurva deplesi, dapatkah titik-titik C dan D.
o" o' d. Gambarkan garis CD.
i_l
l' e. Jika titik D turun sebelum puncak yang ke dua, maka gambarlah DJ
'neto - Ata
dengan menggunakan kurva deplesi utama. Sesudah itu, gambarlah
garis lurus di antara titik-titik J dan Z.
d= (ir.tJta
f. Jika titik D turun setelah puncak yang kedua (yang biasanya demi-
Qu= Qrzd kian), maka gambarlah garis lurus di antara titik Z dan suatu titik
A= luas daerah aliran sungai langsung ke bawah puncak ke 2 pada garis BD yang diperpanjang.
td lama hujan efektif
d= jeluk satuan hidrograf
B. Dori cotolon-cototan hidrogro,f tunggol
satuan hidrograf
(l cm dan lama hujan td) l. Tarik suatu 8a,,rs lurus di antara permulaan limpasan permukaan
, (titik K pada Gambar 6-34A) dan titik lengkungan yang terbesar,
yang menggambarkan akhir limpasan permukaan (titik Z padaGam-
bar 6-30 dan 6-34), pada cabang yang menurun. Titik Z dengan
Gambar 6-35. Penjabaran satuan hidrograf. mudah dapat ditentukan dari plot semi-logaritmik dari log Q
terhadap waktu.
t
232 233
n : d0'2
ti
-{,
di mana: n = jumlah hari setelah maksimum di mana limpasan pada
dasarnya berakhir Untuk kasus-kasus tersebut, suatu garis vertikal ditarik melewati titik
A: luas daerah aliran sungai (mil persegi). infleksi (titik belok) pada cabang turun dari hidrograf dan titik R
ditentukan. Segmen MR digambar untuk menghubungkan segmen
Beberapa harga n dengan menggunakan rumus ini dapat diten- KM dan ZR yang diperpanjang.
tukan dan disajikan di bawah ini: Dianjurkan untuk menentukan kontribusi air tanah yang terlalu
banyak daripada yang terlalu kecil dan memilih panjang dasar yang lebih
pendek daripada yang lebih besar. Untuk hidrograf yang rumit prosedur
pemisahan aliran dasar yang lebih banyak dijelaskan dalam kepustakaan
LUAS DAERAH ALIRAN SUNGAI (km2) n (hari)
(Linsley, 1958).
250 Bila banjir melewati suatu bagian kanal yang sangat kedap, maka
r.250 sebagian air diserap oleh tepi-tepi kanal yang permeabel (Gambar 6-34D)
5.000 dalam bentuk codangon tepi. Dengan demikian, terdapat keluaran air
12.500 dari sungai ke tepi-tepi sungai. Hal ini tampak pada hidrograf yang
25.000 dihasilkan (Gambar 6-34E) sebagai debit negatif yang berarti keluaran
dari sungai.
Harga-harga ini harus dikurangi untuk kawasan bergunung dan 6.8.3. Hidrograf Sotuan
ditambahkan (kadang-kadang sebesar 5090) untuk kawasan yang
datar (Dam, 1966). n lebih baik ditaksir dengan melihat beberapa Setelah memperoleh hidrogrof limposan permukaan dengan
hidrograf untuk daerah aliran sungai tersebut. metode-metode yang dibahas pada paragraf 6.8.2., kita akan tertarik
3. Kurva deplesi yang terjadi setelah hujan angin diperluas kembali di pada korelasi hidrograf ini dengan curah hujan efektif yang
bawah hidrograf (garis ZM pada Gambar 6-34C). Untuk menger- menyebabkannya. Metode untuk mengerjakan ini merupakan
jakan ini, kurva deplesi utama (lihat paragraf 7.4) harus digunakan. pendekatan semiempiris yang disebut analisis hidrograf satuan. Prinsip
Bila kurva deplesi yang diamati ditumpang-tindihi dengan kurva hidrograf satuan (atau unitgropft), semula dikembangkan oleh Sherman
deplesi utama yang ditaksir, titik permulaan dari dua kurva tersebut (1932) dan diberi batasan sebagai hidrograf limpasan hujan angin (lim-
akan menggambarkan titik Z. Garis KM, cabang naik dari kurva air pasan permukaan) pada titik tertentu yang akan dihasilkan dari kejadian
tanah, ditentukan secara bebas (Gray, 1973). Kerapkali, segmen curah hujan efektif mutlak yang terjadi di dalam satu satuan waktu (l
KM dan ZM tidak bertemu pada vertikal yang melalui puncak jam, 6 jam, dan lain-lain) dan terbesar secara seragam di atas daerah
hidrograf seperti ditunjukkan di bawah ini.
I
L
il
234 235
aliran sungai yang berkontribusi dengan satu satuan jeluk (l cm, I inci A: luas daerah aliran sungai (mil kuadrat)
atau 5 cm). Hidrograf satuan yang diperoleh tidak hanya menyatakan 1: panjang dasar hidrograf satuan (hari).
korokteristik-korakteristik dqerqh oliran sungai saja (luas, bentuk,
kemiringan, pola drainase, dan lain-lain), namun juga karakteristjk hu- Persamaan-persamaan ini mengacu pada hidrograf satuan yang
7an. Bentuk hidrograf sotuqn yong benar untuk DAS tertentu dapat dihasilkan oleh curah hujan efektif selama tp/5,5. Untuk hujan angin
diperkirakan dengan suatu rata-rata dari sejumlah hidrograf satuan dengan lama hujan lainnya, katakan td, tenggang waktu yang
(hidrograf satuan utama) yang diperoleh untuk DAS yang sama atau disesuaikan, ti, dapat ditentukan sebagai:
dengan hidrograf satuan tunggal dari suatu hujan badai yang hebat,
yang terpusatkan dan diagihkan dengan baik (Banes, 1952; Cray, 1973). ti : ., (L.u Ldo'3 + [ ta - lP 1 o,zs
Sesudah hidrograf satuan ditentukan untuk suatu lokasi tertenru,
adalah mungkin untuk menaksir limpasan permukaan dari suatu curah
hujan dengan pelbagai lama hujan dan intensitas. Ini diketahui dengan Harga ini selanjutnya harus digunakan untuk menentukan Qo dan
a) jeluk satuan yang diambil dan b) lama curah hujan efektif yang diten- T yang disajikan di atas.
tukan. Pada Gambar 6-35 diberikan suatu contoh yang disederhanakan Kita tidak boleh melupakan bahwa persamaan-persamaan ini dan
mengenai penjabaran hidrograf satuan. Konsep hidrograf satuan sintetik persamaan hidrograf satuan sintetik yang serupa (Gray, 1973) dibuat
diciptakan karena keperluan untuk mensintesasikan hidrograf dari DAS secara empiris dengan data yang diperoleh pada tempat-tempat lokal.
terukur dan menggunakannya untuk DAS yang tak terukur. Snijder Karena itu, persamaan tersebut terbatas pada kawasan geografis yang
(1938) membentuk kembali teori hidrograf satuan sintetik yang telah ada serupa dengan kawasan di mana persamaan tersebut diperoleh.
(mula-mula disarankan oleh McCarthy pada tahun 1938) dan membuat- Pengembangan teori hidrograf satuan adalah konsep hidrograf sa-
nya terkenal. Dia mengembangkan (Gambar 6-36): tuan seketiko yang merupakan hidrograf satuan dari limpasan per-
mukaan yang disebabkan oleh hujan dengan lomq nol dan jeluk satuan
to = cr(L."Lpo,3 1,8(c,(2,2 (l cm, I inci, 5 cm, dan lain-lain). Keuntungan hidrograf satuan seketika
(HSS) adalah kenyataan bahwa hidrograf tersebut merupakan suatu
Qp = cq,11'ro 0,56<co(0,69 karakteristik sifat-sifat permukaan (luas, bentuk, kemiringan, dan lain-
lain) daerah aliran sungai, tetapi hidrograf itu bebas (tidak tergantung)
T:3+3(t/24) pada hujan.
l=n
:enI
i=
a
ir atau dengan metode grafis yang ditunjukkan pada Gambar 6-37 . Tetapi,
o
dapat terjadi bahwa data yang ada di tangan terlalu sedikit atau tidak
lengkap untuk menentukan limpasan untuk waktu maupun tempat
tertentu. Untuk kasus-kasus tersebut, metode tok longsung digunakan
untuk menentukan limpasan. Beberapa contoh disajikan di bawah ini.
l. Hubungan curah hujan-limpasan (lihat Gambar 6-29) untuk
kawasan tertentu tersedia. Untuk tahun tertentu dengan hanya
catatan presipitasi yang tersedia, limpasan dapat ditentukan dari kur-
va ini secara langsung atau jika perlu dengan ekstrapolasi (meman-
jangkan garis tersebut lebih lanjut).
2. Hubungan curah hujan-limpasan (Gambar 6-38) tersedia pada2 sta-
siun sepanjang sungai. Hubungan untuk suatu titik di antara 2 stasiun
{
I ini dapat ditentukan dengan menarik garis pertengahan. Pengecekan
I
Grmber6-37. Penentuan grafik debit tahunan (atau debit bulanan rata-rata).
ri garis tersebut dimungkinkan dengan membaca harga-harga limpasan
dari hidrograf pertengahan yang diplotkan di antara hidrograf-
hidrograf dari kedua stasiun tersebut dan dengan membandingkan-
nya dengan presipitasi.
3. Dari dua DAS yang serupa (karakteristik-karakteristik ukuran,
bawah permukaan dan permukaan) kita mempunyai catatan curah
hujan jangka panjang dan limpasan (P4, Qa) dan yang lain mer4-
punyai catatan curah hujan jangka pendek (misalnya 4 tahun).
Catatan-catatan DAS yang kedua dapat diperluas dengan bantuan
dua kurva (Gambar 6-39).
4. Sebagai sumber terakhir (harus dihindarkan bila mungkin) rumu!-
rumus Turc, Langbein, Wund, Coutagne, Khosla (paragraf 5.5) atau
rumus lokal lainnya dapat digunakan untuk kasus-kasus bila tidok
oda dqta limpasan yang tersedia, namun data presipitasi ada.
si, lama hujan, frekuensi terjadinya hujan angin dan luas daerah aliran
t
238 239
sungai) dan fqktor-foktor lingkungan (faktor-faktor yang mempenga- Tebel 6.7. Hsrgs-hrrgs koefisien limpesrn prda rumus rssionrl (Chow' 1!164; Grry, 1973)
ruhi laju infiltrasi dan waktu konsentrasi, lihat paragraf 4.4). Ti- Tipe kawasan daerah aliran sungai Koefisien limpasan
dak ada satu metode puni yang,dapat memberikan taksiran banjir yang
tepat (debit-debit tertinggi dalam suatu tahun air) kecuali jika metode Halamon rumput
tanah berpasir, datar (290) 0,05-0,10
tersebut mempertimbangkan pengaruh semua faktor yang disebut di tanah berpasir, ruta-ruta (2-1 o/o) 0,10*0,15
atas. Metode yang paling umum ditunjukkan di bawah ini. tanah berpasir, curam (790) 0,l5-0,20
l. Pendekstan infiltrasi: Pada metode ini debit banjir hanyalah sama tanah berat, datar (290) 0,l3-0,l7
tanah berat, r*a-ral.a (2*7 o/o) 0,l8-0,22
dengan perbedaan antara jumloh (bqnyaknyq) curah huian dqn in- tanah berat, curam (790) 0,25-0,35
filtrosi. Berbagai metode penentuan laju infiltrasi dijelaskan pada Bisnis
paragraf 4.6. kawasan kota 0,70-0,95
kawasan pinggiran 0,50-0,70
2. Metode rasionol: Rumus rasional Mulvaney (1850) merupakan suatu Kowosan pemukiman
rumus banjir yang mewakili yang telah menjadi populer karena kawasan keluarga-tunggal 0,30-0,50
kesederhanaannya. Metode ini memberi batasan limpasan per- multi satuan, terpisah 0,40-0,60
multi satuan, berdempetan 0,60-0,75
mukaan maksimum sebagai: pinggiran kota o,25-0,q
0,50-0,70
Q, : (0,277) Cfl
kawasan tempat tinggal berupa rumah susun
Perindustrian
kawasan yang ringan 0,50-0,80
di mana: Q, = limpasan permukaan maksimum (m3ldetik) kawasan yang berat 0,60-0,90
t\_ Taman- tamon dan kuburan 0,l0-0,25
U_ koefisien limpasan empiris (Tabel 6.7) lim- Lapangon bermain 0,20-0,35
pasan,/curah hujan Kawasan halaman rel kereta aPi 0,20-0,/m
i: intensitas curah hujan maksimum rata-rata mm/- Kowoson yang belum diPerbaiki 0,10-0,30
jam) lolan-jolan
beraspal 0,70-0,95
0 = laiq infiltrasi (mm/jam) : Ci = i 0 0,80-0,95
4 : luas DAS (kmz - rumus ini dapat -dipergunakan pada
beton
batu bata 0,70*0,85
kawasan-kawasan dengan luas maksimum 0,g km2. lalan roya dan trotoir 0,75-0,85
Atap 0,75-0,95
H PENUTUP TANAMAN
Lahan-lahan yang diusahakan
--l Lahan kayu
di mana: tc = waktu konsentrasi (jam)
L = panjang kanal utama dari sumber ke pelepasan DAS Untuk suatu daerah aliran sungai tertentu (Bernard, 1935): C = ftopografi * ftunuh *
f*nuru, ,"n"-"n
(km)
I
-1
240 241
H : total penurunan dari sumber ke pelepasan (m). 4. Metode stotistik: Untuk melakukan peramalan seperti frekuensi
kemungkinan terjadinya limpasan maksimum tertentu, pola historis
- Rumus-rumus empiris lainnya (Gray, 1973; Schulz, 1973) adalah:
kejadian-kejadian limpasan harus dikaji. Hal ini dilakukan dengan
ini adalah untuk menggam-
-.tod. statistik. Tujuan dasar metode yang
r. : (0,0078, (Kirpich, 1940)
barkan suatu kurva dari data contoh tersedia. Data contoh
H; (Mockus, t9s7)
dapat beruPa:
a. Seri tahunon: satu debit maksimum dipilih dari setiap tahun'jelas
b. Seri parsial: semua debit maksimum yang terpisah dan
di mana: t" : waktu konsentrasi (meni0 dipilih. a
T-
Lb- panjang maksimum berpindahnya air dari suatu titik c. Seri lengkoP: semua data debit diambil tanpa memandang besar-
pada batas DAS ke titik pelepasannya (kaki) nya.
q-
uo- H/Lb: sloPe (-) Aliran-aliran maksimum ini diatur dalam urutan besaran yang
H_ perbedaan tinggi di antara titik pada batas DAS dan menurun dan periode utang (iuga disebut interval ulangan) untuk
titik pelepasannya (kaki) masing-masinj banjir ditentukan. Periode kembali merupakan selang
tp: tenggang waktu (jam) = waktu dari pusat massa waktu rata-rata (sejumlah tahun) suatu kejadian akan disamai atau
curah hujan berlebihan (efektif) ke maksimum dilampaui. Di antara banyak rumus yang berlainan (lihat seyhan,
hidrograf limpasan lg77b), rumus yang paling sering dipergunakan (menurut Gumbel)
tr : waktu dari maksimum (iam) = waktu dari awal lim- adalah:
pasan hingga puncak/maksimum limpasan. ml
T=n* I danP =
Koefisien limpasan, C, mencakup semua kehilangan dan m n+ I T
beragam dari hujan yang satu ke hujan yang lain. Karena itu, suatu
harga yang konstan untuk suatu DAS tidak boleh dipergunakan dimana: 1 : periode ulang (tahun)
(Volker, 1968). Di bawah ini disajikan batasan C yang tetap konstan m= urutan kejadian
untuk berbagai frekuensi pada suatu DAS tertentu, yaitu: 1: jumlah tahun catatan total
p : peluang bahwa kejadian tertentu akan disamai atau
C_ laju limpasan maksimum untuk suatu frekuensi tertentu dilampaui : Peluang terjadinYa.
intensitas curah hujan rata-rata untuk frekuensi yang sama
Jika aliran-aliran maksimum diplotkan dengan T atau P, suatu
Dengan frekuensi dimaksudkan misalnya, limpasan yang ter- kurva Jrekuensi dapatlah dikembangkan. Pengeplotan dapat
jadi sekali dalam l0 tahun. dilakukan pada suatu kertas semu-logaritmik (Q dengan log T) atau
pada suatu kertas peluong-log (lihat Gambar 6-43). Suatu contoh
3. Rumus-rumus empiris: Di samping rumus rasionol yang ditunjukkan pada Gambar 6-40. Plot garis lurus diperoleh bila
dipergunakan untuk DAS yang kecil, terdapat banyak rumus empiris
diplotkan pada kertas peluang ekstremal logaritmik Gumbel (lihat
lainnya yang diperoleh pada berbagai bagian dunia. Sebagian besar
Cambar 6-42).
rumus ini hanya mempertim,bangkan sejumlah peubah-peubah yang
Karena berulang kali kurva frekuensi banjir diplotkan dengan
relevan yang terbatas dalam mengendalikan limpasan. Biasanya,
tangan bebas, maka tidak ada prosedur baku yang diikuti dalam
debit maksimum dipilih sebagai peubah tak bebas (Seyhan, 1975).
menyesuaikan kurva frekuensi, dan hasilnya disangsikan. Dua kurva
Daftar rumus yang disajikan dengan baik diberikan oleh Volker frekuensi yang diplotkan dengan tangan, khususnya jika debit mak-
(1968) dan Gray (1973).
r
242 243
(r) :
G
- [o,rt + {o,iiei)rn f rn --L f]
Sesudah itu, persamaan regresi linear dikembangkan antara debit
maksimum (sebagai peubah tak bebas) dan G (T).
G:a+btG(T)l
Gembar6-39. Penjabaran hubungan curah hujan_limpasan jangka panjang dengan
Dalam menggunakan analisis regresi ini, debit puncak tertinggi mengkorelasikan dengan DAS lainnya.
dan nilai G(T)-nya yang sesuai, dihilangkan. Sebagai kesimpulan,
karena G (2,33) : 0, banjir tahunan rata-rata yang ditaksir adalah harga
tetap (titik potong) "a" dalarn persamaan ini.
Prosedur ke dua yang tidak membutuhkan penaksiran persamaan
regresi adalah dengan mendekati banjir tahunan rata-rata dengan rumus
berikut dengan puncak banjir tertinggi sekali lagi dikeluarkan.
Qz,:=o-['.q#]
di mana: QZ,r : banjir tahunan rata-rata
Q,, = rata-rata debit puncak dengan mengeluarkan yang
tertinggi
i:
Q,,, Qi
n- I : I T trahunr
i- 2m
'o '.,i--fi L@Li---f
t
F
246 247
sompling error dan besarnya tidak menggambarkan harga-harga P: curah hujan angin total (inci)
populasi. Tetapi ada teknik-teknik menyesuaikan parameter contoh p: perbedaan potensial maksimum di antara P dan Q6. pada
angka pendek untuk mencerminkan karakteristik catatan- catatan debit
j waktu hujan angin mulai (inci)
maksimum yang lebih lama. Metod+metode tersebut dapat dirangkum NK = nomor kurva yang mengacu pada suatru tonoh hidrologik
kompleks penutup tanah (suatu nomor yang diberikan
sebagai: -pada kuantitas tipe tanah sehubungan dengan kapasitas
l. Penyesuaian harga rata-rata
a. Prosedur Matalas-Jacobs infiltrasi, tata guna lahan dan kondisi cuaca sebelumnya).
b. Prosedur Corps of Engineers.
2. Penyesuaian simpangan baku Untuk mudahnya penghitungan, grafik yang ditunjukkan pada
a. Prosedur Matalas-Jacobs Gambar 6-41 dipersiapkan di mana Q, secara langsung dapat dibaca un-
b. Prosedur Corps of Engineers. tuk suatu presipitasi tertentu (P) dan bilangan kurva (NK) tertentu.
3. Penyesuaian koefisien kecondongan Metode ini tidak mempertimbangkan relief kawasan dan lama hujan.
a. Prosedur Rantz-Crippen. Tetapi, metode tersebut dapat dipergunakan untuk semua kawasan di
Prosedur ini memperhatikan harga-harga logaritmik parameter Amerika Serikat.
statistik; rata-rata, simpangan baku dan koefisien kecondongan.
Penyesuaian rata-rata dan simpangan baku diperoleh dengan 6.9.4. Peramalan Aliran Minimum
mengkorelasikan logaritma-logaritma debit maksimum untuk stasiun
jangka pendek dengan catatan-catatan stasiun jangka panjang di dekat- Karena debit-debit minimum dialirkan ke sungai, terutama dari air
nya. Tidak ada prosedur yang baku untuk menyesuaikan harga koefisien tanah, debit tersebut berubah secara lebih lambat dan dibandingkan
kecondongan jangka pendek. Suatu teknik khusus untuk menaksir harga dengan banjir, yang menunjukkan variasi yang besar, maka dengan
jangka panjang dikembangkan oleh Rantz dan Crippen (1975). Mereka mudah debit tersebut dapat diramalkan. Peramalan dapat dicapai
telah mengembangkan persamaan-persamaan regional yang dengan dua cara:
menghubungkan logaritma koefisien kecondongan dengan harga-harga l. Pendekatan statistik: Ini dapat dilakukan, misalnya, dengan
logaritmik presipitasi DAS rata-rata tahunan dan debit maksimum rata- memplotkan kurvo lqma aliran (huian) (paragraf 6.5) atau dengan
rata tahunan per kilometer persegi. mengembangkan persamaan empiris yang berdasarkan atas onalisis
regresi dari curah hujan dan limpasan.
6.9.3. Metode bilangon kurva 2. Pendekatan hidrologik' Aliran minimum dapat ditaksir dengan
analisis kurvo-kurvo deplesi (paragraf 7.4).
Metode bilangon kurva dikembangkan oleh Dinas Pengawetan 3. Analisis frekuensi: Analisis frekuensi yang dilakukan untuk debit-
Tanah Departemen Pertanian Amerika Serikat (Chow, 1964 dan Design debit maksimum dapat juga dilakukan untuk debit minimum. Ada
of Small Dams-Appendix A, 1965) dan didasarkan atas penaksiran lim- dua prosedur untuk analisis ini, yaitu:
poson permukaun dari sejumlah curah hujan dan data tanah dan a. Agihan grafik-metode tangan bebas (agihan frekuensi empiris)
penutup tonoh tertentu. Rumus empiris dikembangkan sebagai: b. Agihan frekuensi teoretik
i. Agihan harga-harga terkecil Gumbel yang terbatas
n _ (P-0,2S)2 ;s:t'o*l-,0
Vds -
ii. Agihan Pearson Tipe III.
P-0,8S NK
Agihan grafik-metode tangan bebas mempertimbangkan pemer-
di mana: Q6, = limpasan permukaan langsung (atau limpasan hujan ingkatan data dan penghitungan periode ulang (T = (n * l)/m)
angin-paragraf 6. 1)-inchi. sebagaimana ditunjukkan pada Tabel6.8. Pada agihan frekuensi empiris
i
F. ool
O. EE
(D.)
='q)
EfP
g6E
5S) il Ei3+EHE-Fgg i
;p E E: s Limpasan hujm (inci)
[:" ,, sr6
5r 5
.:-!J x M
3 EE S;;fi $ f Ib i
-F'A:
ts3# 3 o
JA i n* aIE*-r$ i1
F'J E8!' x
Slix 9-
F'i I
8: a- o-Q
6|r3
oq? Fr EA) a. Fgdlli3FBgii a.
<5 oa
tt o.-9
E
P-- o-6 il
E. E q) o
or-5
-P
oog I H:o
37r EE aOa E.
o-a o. *gcEEiFIg*I
q I
6g
.0Q =a
N
ut
A:X 1E r iH E 3; i * s; F
rg: I E: g
ga ;: eE i P; gE
Sts t\) e sH i E {"H qE e
5
E. -l a)
o
*6- g
g)
15 F'
Btr
.-. FU a.
F:
=*$E; ig$*EF
= q9; E 6 o BE
EV
E5 =.
.l g
qT a)
6
=oa g gg:EF B*
gI?E;EF ril
EE.
50, 9
oa ;f \o E EE$Eg $E
Tabel 6.8. Interval ulang (T) dan peluang-peluang (P) untuk N :15 hingga N :19
250 25t
Tabel 6.9. Parsmeler-parameter skala (Chin, 1967; hshmsn 6) sebagai berikut: P (x) = I - e-Y.
Koefisien Parameter Faktor-faktor Koefisien Parameter Faktor-faktor e. Dengan menggunakan persamaan berikut, tentukan untuk
Kecon- Skah Frekuensi Kecon- Skala Frekuensi masing harga log y dan x teoretis, yaitu:
dongan dongan
:
c l/a Aa Ba l/a Ao Bo
f.
log (x
- e) ([] - ) + l/q (loey)
Plotkan pada kertas peluang log-normal (Gambar 6-43) atau pada
1,054 0,66 0,162 t,u9
I,081 0,67 0,157 1,623 kertas peluong ekstrem logaritmik Gumbel (Gambar 6-42) harga x
0,007 0,28 0,355 3,573 I,107 0,68 o,152 l,598 terhitung dengan periode ulangnya (T) atau peluang (P) atau variat
0,350 3,468 I,134 0,69 0,14'l 1,573
0,038 0,29 yang berkuranC (y).
0,069 0,30 0,346 3,370 I,160 0,70 0,t42 I,549
0,099 0,31 0,341 3,277 1,t87 0,71 0,136 1,526 Tabel 6.10. Variat yang berkurang (log y) untuk berbagai periode ulang dan peluang
0,t29 0,32 0,336 3,190 I,214 0,12 0,131 I,503
0, r58 0,33 0,33 I 3,108 1,2q 0,73 0,126 I,480
3,030 I,267 0,74 o,t2t l,458 Interval ulang Peluang
0,188 0,34 0,327
0,217 0,35 0,322 3,955 1,294 o,75 0,1 l6 I,436 T : l/P (x) P (x)
batu-batu porous
7.1. TEMPAT DAN ASAL MULA AIR TANAH
3. Endapan sedimen.
Lebih dari 98 persen dari semua air (diduga sedikit lebih daripada 7 Grmbrr 7.1. Contoh-contoh bukaan batuan (Wiest, 1965).
x 106 km3) di atas bumi tersembunyi di bawah permukaan dalam pori-
pori batuan dan bahan-bahan butiran. Dua persen sisanya adalah apa Trbel7.1. I(lcrnn-Lkmn porosites yrng mewrhili untuk brhrn-behrn endrpen (Todd,
1959)
yang kita lihat di danau, sungai dan reservoir. Separuh dari 2 persen ini
disimpan di reservoir buatan. Sembitan puluh delapan persen dari air di Porositas (90)
bawah permukaan (96 di luar 100 persen air total) disebut air tanah dan t
digambarkan scbagai air yang terdapat pada bahan yang jenuh di bawah Liat I 45-55
muka air taruh. Dua persen sisanya adalah lengos tanoh pada mintakat Debu | 40-50
Pasir campuran medium hingga kasar | 35-.10
tidak jenuh di atas muka air tanah (Gelhar , 1972). Jumlah air tanah yang Pasir yang seragarn | 30-40
bcsar mcmainkan peranan penting dalant sirkulasi air olcmi. Bila kita Pasir campuran halus hingga medium | 30-35
mqgansgtp bahwa presipitasi diagihkan secara sangat tidak merata, ma- Kerikil I 30-40
ke banyak sungai akan mengering tanpa suatu oliran dasar. Peranan air
{ pasir
Kerikil dan I 20-35
tanah digambarkan dengan bagan-bagan aliran pada Bab 2. Waktu rata-
(paras)
Batu pasir | 10-20
rata yang diperkirakan untuk suatu tetes hujan untuk berjalan dari hu-
Serpihan I l-10
Batuan kapur I l-10
jan ke laut adalah sedikit lebih dari 400 tahun (Celhar, 1972). Batuan granit l-5
I
Jumlah air tpnah yang besar yang disimpan di bawah permukaan
bumi dapat digambarkan oleh penaksiran Shimer (1968) yang menggam-
barkan bahwa jika semua air tanah di Amerika Utara dibawa ke per-
rmrkaan ia akan menutupi lahan sampai kedalaman 2,5 m lebih, yang
setara dengan beberapa kali presipitasi tahunan. Air ini tentunya harus
berasal dari suatu tempat. Secara praktls semua air bawah permukaan
berasal dari presipitasi. Akan tetapi, jumlah air tanah yang nisbi kecil,
berasal dari sumber-sumber lain. Asol-muasol oir tanah juga
dipergunakan sebagai konsep dalam menggolongkan air tanah ke dalam
256 257
4 tipe yang jelas (Told, 1959 dan Dam, 1966), yaitu: Desar. Retakan mungkin terdapat dalam batuan kristalin maupun batu-
l. Air meteorik: Air ini berasal dari atmosfir dan mencapai mintakat ke- an padat dan mungkin mempunyai ukuran kapiler maupun super kapiler.
jenuhan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan: Air yang disimpan dalam retakan disebut air celah dan air retakan. Lu-
a. Secara langsung oleh infiltrasi pada permukaan tanah bang-lubang yarrg besar merupakan ciri formasi batu kapur dan kadang-
b. Secara tidak langsung oleh perembesan influen (di mana kemi- kala batuan gunung api. Kalau aliran air melalui retakan adalah sebagian
ringan muka air tanah menyusup di bawah aras air permukaan- besar laminer dan sebagian turbulen, aliran air melalui lubang-lubang
kebalikan dari efluen) dari danau, sungai, saluran buatan dan yang besar adalah turbulen.
lautan Pori-pori merupakan ciri batuan sedimen klastik dan bahan
c. Secara langsung dengan cara kondensasi uap air (dapat butiran lainnya. Pori berukuran kapiler dan membawa air yang disebut
diabaikan). air pori. Aliran melalui pori adalah laminer. Kapasitas penyim-
2. Air juveni* Air ini merupakan air baru yang ditambahkan pada min- panan/cadangan air suatu bahan ditunjukkan dengan porositas yang
takat kejenuhan dari kerak bumi yang dalam. Selanjutnya air ini merupakan nisbah volume rongga (Vu) dengan volume total batuan (V),
dibagi lagi menurut sumber spesifiknya ke dalam: v
a, air magmatik n: J x 10090
b. air gunung api dan air kosmik (yang dibawa oleh meteor). v
3. Air diremojakan (rejuvenated): air yang untuk sementara waktu telah
dikeluarkan dari daur hidrologi oleh pelapukan, maupun oleh sebab- di mana: n - persen porositas (90)
sebab lain, kembali ke daur lagi dengan proses-proses metamorfisme, Vv = volume rongga (cm3)
pemadatan atau proses-proses yang serupa (Dam, 1966). V = volume total batuan (gas, cair dan padat (cm1.
4. Air konat: Air yang dijebak pada beberapa batuan sedimen atau
gunung pada saat asal mulanya. Air tersebut biasanya sangat ter- Porositas (lihat Tabel 7-l) tergantung pada bentuk dan susunon
mineralisasi dan mempunyai salinitas yang lebih tinggi daripada air partikel individu, agihan ukuran pori, derajat sementoro dan
laut. pemadatan. Pada mintakat kejenuhan, air tanah mengisi semua lubang.
Karena itu, pada mintakat ini, kita dapat menganggap lengas tanah sama
7.1.1. Sifat-sdat Batuon dan Terjodinya Air Tanah dengan porositas. Jika kita tertarik pada pemindahan air tanah dari min-
takat kejenuhan, kita tidok dapat memindahkan semuanya karena gaya-
Air tanah ditemukan pada formasi geologi permeabel (tembus-air) gaya molekuler dan tegangan permukaan akan memegang sebagian air di
yang dikenal sebagai akifer (juga disebut reservoir air tanah, formasi tempatnya. Air ini ditahan melawan gaya berat. Retensi spesdik suatu
ii batuan atau tanah diberi batasan sebagai nisbah persentase volume air
pengikat air. dasar-dasar'yang tembus air) yang merupakan formasi nr
tr yang akan tertahan melawan gaya berat setelah kejenuhan terhadap
pengikat air yang memungkinkan jumlah air yang cukup besar fil
untuk bergerak melaluinya pada kondisi lapangan yang biasa. Air tanah il volumenya yaitu:
juga ditemukan pada akiklud (atau dasar semi permeabel) yang mengan-
.l
V
dung air tetapi tidak mampu memindahkan jumlah air yang nyata S.: J x 100
(seperti liat). Akifer ditemukan pada sejumlah lokasi. Deposit glasial 1i
v
pasir dan kerikil, kipas aluvial dataran bajir dan deposit delta pasir se-
muanya merupakan sumber-sumber air yang sangat baik. Pada suatu di mana: Sr = retensi spesifik (90)
akifer, air tanah menempati lubang batuan (Gambar 7-l) yang dikenal il =
Vr". volume air yang tahan (cm3)
sebagai pori (atau celah-suatu klasifikasi celah yang baik disajikan V: volume total batuan (gas, cair dan padat, cm).
oleh Ward, 1967 halaman 241-243) patahan maupun lubang yang il
U
2s8 259
n:Sr+S,
Gambar?.2. Keragaman-keragaman porositas, hasil spesifik dan retensi spesifik di DAS
Pantai Selatan, Kalifornia (ukuran butiran berkaitan dengan harga Harga-harga spesifik tergantung pada ukuron butiron, bentuk dan
kumulatif, yang dimutai dengan bahan kasar dari l09o sampel total) (Todd'
agihsn pori dan pemadatan. Meinzer (1942) memberi garis besar
1959).
beberapa metode untuk menentukan hasil spesifik (penjenuhan contoh
Tabel 7.2. Hasil-hasil spesifik yang ditaksir pada deposit di Lembah Sacramenlo, Califor- Iaboratorium, penjenuhan contoh lapangan, uji pompa, dan lain-lain).
nia, Ameriks Serikat (Todd, 1959) Semua metode ini mempunyai keterbatasan. Pada Cambar 7-2 dan
Tabel 7.2 disajikan beberapa harga hasil spesifik, yang didasarkan atas
Deposit Hasil spesifik (90) pengukuran laboratorium. Pada TabelT .2 pengaruh pemadatan nampak
Mintakat jeluk Semua minta- pada menurunnya harga-harga hasil spesifik dengan kedalaman sungai
kat dan deposit aluvial.
20-50 50- l 00 100-200 20-200
kaki kaki kaki
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi agihan lubang bqluqn
kaki
dapat diringkas sebagai berikut (Ward, 1967):
Dataran banjir sungai 1. Tipe batuan
dan deposit kanal l,7 10,5 8,0 9,3 2. Keragaman vertikal litologi (dasar-dasar pembentukan)
Dataran aluvial ren- 3. Keretakan batuan
dah & deposit kipas aluvial 8,0 7,5 6,9 7,3
Deposit aluvial ter-
4. Pelapukan.
potong 6,2 6,0 6,2 6,2
Deposit Basin (DAS) 5,0 4,5 6,0 5,4 7 .1.2. Tipe-tipe Akifer
permukoon piezometrik. Jika suatu sumur dimasukkan dalam akifer l\ er Eneh /un
rumbsi-rumbe
mclayang it ahran eflucn
kapiler
ini, aras air akan menaik sampai aras piezometrik dan akan memben-
tuk suatu sumur yang mengalir seperti ditunjukkan pada Gambar 7-3.
Kawasan yang memasok air ke akifer tertekan disebut daerah pengi-
strata pembats
sion kemboli. Perhatikan bahwa permukaan piezometrik merupakan
svatv permukaan imajiner serupa dengan aras tekanan hidrostatik air
pada akifer. Gambar 7-3. Akifer air tanah (Eagleson, l9?0).
3. Akifer melayang: Akifer ini merupakan kasus khusus dari akifer tak
terbatas (Gambar 7-5) yang terjadi di mana tubuh air tanah
dipisahkan dari tubuh utama air tanah oleh stratum yang relatif
kedap air dengan luas yang kecil. Lensa-lensa liat pada deposit
sedimen mempunyai tubuh air yang dangkal yang melapisinya. ,i
4. Akifer semi-tertekqn.' Akifer ini merupakan kasus khusus akifer ber- a
tekanan yang dibatasi oleh lapisan-lapisan semi-permeabel.
l. Koefisien simpanan
raya
S=psH( n +f I
Ew Es Gembrr 7-4. Bagan muka air tanah dan gerakan di Kawasan Gooi, negeri Belanda
(Co-
laris, 1974).
t
263
262
dasi. ERCp+E<EtWr
strala kedap air
i
(r2-rr)(A0T i
j
(A x) (A h) n akifer.,
,rertekan
di mana: 12 = gradien tinggi air piezometrik pada jarak x2 lapisan kedap air
I, : gradien tinggi air piezometrik pada jarak x, Gambsr 7-7. Konsep koefisien simPanan'
Ax: x2_xr(m)
At : selang waktu (hari) Tabel 7,3. Harga-harga perkiraan koefisien permeabilitas untuk bahan-bahan granuler
Ah : perubahan muka air tanah pada selang waktu At (m) (Dam, 1966)
t = transmisibilitas (m2/hari). O Partikel Koefisien permca-
Tipe tanah
efektif (1r) bilitas (m/hari)
Pemakaian rumus ini memerlukan:
a. Pencatat muka air di dalam sumur pengamatan (untuk Ah dan At) Debu 2-20 l0-2
b. Harus tersedia penghitung air tanah piezometrik Pasir sangat halus l0-r
c. Uji-uji pompa harus dilakukan dan transmisibilitas harus diten-
tukan secara terpisah sebelum memasang pencatat aras dalam Pasir halus
Pasir kasat
l 20-200
I
lo-r- lo-2
sumur.
) Permeobilitas
Permeabilitas merupakan suatu ukuran kemudahon qlirqn melalui
Kerikil dan pasir l 2m'-2000 103
104
suatu media poreus. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan Kerikil >2W
105
dengan koefisien permeabilitas (Tabel 7-3 dan Tabel 7-4). Banyak
peneliti telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan
beberapa rumus. Rumus Fair dan Hatch (1933) dapat dipandang
sebagai sumbangan yang khas.
264 265
rT,*> P
d_
,'J-
i
i
Mengikuti hukum-hukum Poiseuille dan Darcy, Marshall
(1957) mendapatkan rumus permeabilitas berdasarkan atas kurva pF'
Rumusnya seperti disajikan di bawah ini, hanya dapat dipergunakan
pada tanah-tanah dengan struktur butiran tunggal, seperti pasir:
- di mana: r - permeabilitas spesifik (atau intrinsik) (lihat paragraf
7.2.t) l=m
m= faktor pemadatan + 5 y= (270)
(2i- r)
0- faktor bentuk pasir (6 untuk butiran berbentuk bola i: I h?
dan 7 ,7 untuk butiran bersudut)
Il= porositas (-) di mana: k: konduktivitas hidrolik : permeabilitas (cmldetik)
P: persentase pasir yang ditahan antara dua ayakan n= porositas (90)
yang berdekatan (90) m: banyaknya selang dalam sumbu-sumbu 0
dm: rata-rata geometrik ukuran dua ayakan yang hi tinggi kenaikan kapiler pada selang ke-i (cm)
berdekatan (m). i: 1,2, .,. m
2i= I = faktor berat.
Rumus lain batasan koefisien permeabilitas pasir adalah (dalam
Kuzeny):
Kanoungan air
volumetrik (0)
kpasi, : c e (0,7 + o,o3 D flYl^ rl
(l 1)2
-
di mana: kpasi, = koefisien permeabilitas pasir (m/hari)
C konstanta lokalitas. C = 3200 sebagaimana dihi-
tung oleh Hooghoudt, dan C = 3420 sebagaima-
na dihitung oleh Fahmi
e faktor bentuk pasir (bentuk bola atau sudut)
T suhu ("C)
tegangan lengas tanah
n porositas (-) (cm air = h)
U : indeks ukuran butiran : permukaan spesifik. In- I
deks ini merupakan nisbah luas permukaan total ,i Rumus-rumus permeabilitas empiris yang lain disajikan dalam
partikel tanah dengan luas permukaan suatu
, acuan, Drainage Principles, 1974. Semua rumus empiris memerlukan
modifikasi bila dipergunakan pada kawasan tertentu.
kuantitas yang sama (menurut berat) dari
partikel-partikel berbentuk bola dari bahan yang a. Pengukuran permeobilitqs lqboratorium
sama dengan diameter I cm (Drainage Prin- Beberapa tipe permeometer telah dikembangkan bagi penentuan
ciples, 1974) permeabilitas laboratorium. Karena contoh-contoh adalah terganggu
(porositas, orientasi dan stratifikasi butiran berubah) pengukuran
U: 0,4343 . I I
(Rumus Zuncker) Iaboratorium hanya sedikit berhubungan dengan permeabilitas
I
tog (dy'd1) dr d2
266
t 267
Kerikil 25-35 100-1000 Sumur sama sekali menembus Sumur menembus akifer
Pasir 30-40 5-40 akifer tcrtekan tak tertekan
Konglomerat l0:25
25-50
5- l5 .=[ffi],'u'',, ..=*[H,.]
= 0,t
Loess
Batuan pasir (paras) 5-20 5-20
Batuan pasir dengan lipatan hingga 40 >50
,i dan fraktur (patahan) n alr lanah asll I
rn,
".14!-l.,n
metode piezometrik
metoderabung
-F il
Gambar 7-E. Permeameter.
IL =F
E.E II ,l@."'"X"^n
.__'_-1,
Permukaan tanah
! w@( - ll d===5
ltr *, .kif"a setetrgah tertekan
kedaD alr \-
i
a
metode lubang bor atr rs$c$mRr
kedap air
kedaP air
r!J 1\
dB
Hd
FE
Ed
bd
E_E ---w*,@r/iifi?,h
kedap air. (ffilw{qt@E@ffi
kedafr alr'
Bila aliran pada akifer tok tertekon adalah tidok tetap, yang dimana: sr = drawdown dalam meter pada jarak radial r pada
berarti bahwa aras air tanah pada titik tertentu berubah pada waktu t,
waktunya, dua pendekatan dapat digunakan: s2 : drawdown dalam meter pada jarak radial r pada
a. Rumus Theis-Jocob-Edelman disajikan sebagai: waktu t,
Qo : debit sumur yang seragam (konstan) (m3lmenit)
s: -"
a^
W(u) kH = transmisibilitas akifer (m2lmenit)
4nkH tpt2 : waktu sesudah pemompaan dimulai (menit).
w(u) : ,uia a,
tl I
u- r2P
4 kHt
w !!
r-+-
lr
I
1og t
1 : jarak dari sumur (m) Jika s diplotkan terhadap log t sebagaimana ditunjukkan pada
: Y*::t halaman sebelumnya, pada kertas semi-log, to yang merupakan
I
I
' ;::1?f "y lTi;J,T :?:Xr,,"Hu,io.1l waktu ketika s sama dengan nol, dapat ditentukan. Selanjutnya,
koefisien cadangan atau porositas efektif dihitung dengan rumus:
dimensi)
t : waktu sejak awal pemompaan (hari). (2,25) (kH) (rJ
Rumus yang sama dipergunakan untuk akifer tertekan, tetapi f2
selanjutnya p diberi batasan sebagai:
di mana: k : m./menit; to : menit
U=- 12s H:m r:m.
4 kHt
di mana: S = koefisien cadangan,/simpanan untuk akifer tertekan Pada tempat drawdown, orang juga dapat menggunakan dato
(-) pemulihan air tanah dalam menentukan k atau kH. Untuk aliran
b' Pendekatan kedua sebenarnya merupakan versi dari rumus
Theis-
tidak tetap pada akifer bebas rumus berikut tersedia:
Jacob-Edelman dan menganggap titik tunggol pengukuran t
di dekat Qo
2,3 log
(misalnya sampai 5 meter) sumur pompa. Untuk
tersebut dicrcfinisikan dengan rumus:
akifer bebas metode 4n kH -t'
pemompaan dihentikan
t: waktu sejak pemompaan dimulai (hari)
t' waktu sejak pemompaan berakhir. Jika t. adalah waktu
setelah pompa dihentikan, maka: t' : t te.
-
log t/t')
Suatu penyelesaian grafis dicapai dengan memplotkan s berlawanan dengan log (t/t').
Persamaan-persamaan aliran air tanah untuk keadaan tunak E
i
274 275
(Kr).Metode-metode ini adalah sederhana, ekonomis dan Metode infiltometer menggunakan infiltrometer cincin pada
memungkinkon penggunoqn contoh-contoh tqnoh utuh. kedalaman yang berturutan pada suatu lubang tanah untuk meneliti
Prinsip metode piezometrik adalah bahwa lubang dibor dan pipa perbedaan-perbedaan konduktivitas hidrolik dari berbagai lapisan.
dimasukkan ke dalam lubang dengan meninggalkan suatu rongga yang Ernst (1950) melakukan penelitian-penelitian dengan meng-
tak terlindung pada dasarnya. Air dikeluarkan dari pipa dan data gunakan metode pemboron dan mendapatkan rumus empirik. Unruk
pemulihan dicatat. Konduktivitas hidrolik dapat dihitung dengan meng- okiftr lopisan tunggsl dia mendapatkan air yang dipulihkan
gunakan rumus Luthin dan Kirkham: (penyelesaian untuk tanah berlapis dua disajikan pada acuan Drainage
,2 Principles, 1974):
h,
k: 'P ln "l (4000) (r) (A h)
C(tn
- tl) hn k-
dimana: k: konduktivitas hidrolik (fr)(ao tI *zo1 tz-
E
l
(cmldetik) rH
rp : radius-dalam pipa (cm)
C : faktor geometri sebagai di mana: k : permeabilitas (meter/ hari)
fungsi dari S, H, r dan L f= radius bor (cm)
pada gambar di samping hl= kedalaman muka air tanah pada lubang di bawah aras
(lihat Drainage Principles,. acuan pada waktu pembacaan pertama (cm)
1974, halaman 281) t1 waktu pembacaan pertama
hn = jeluk aras air (cm) pada hn: kedalaman muka air tanah pada lubang di bawah aras
pipa di bawah aras air acuan pada waktu tn
setimbang pada waktu tn. At = tn-tl
tabung konsentrik
A! : hn- hr
Metode tabung diperoleh h = L-(Yr)(h)
dengan menggunakan me- i
H = kedalaman bor di bawah muka air tanah (cm)
tode injiltrometer. Prinsip D = kedalaman bor di bawah aras acuan (cm)
metode tabung rangkap S = kedalaman dasar kedap air di bawah dasar lubang (cm).
adalah menempatkan 2 ta-
bung konsentrik pada suatu
kedalaman (di mana penen-
tuan permeabilitas diperlu-
kan), menjenuhkan tanah di sekitar dan di bawah tabung, dan selanjut-
nya dengan mengisi tabung dengan air, mengukur laju turunnya aras air.
Pada satu sistem, turunnya aras air pada tabung bagian luar dan bagian
dalam dicatat. Pada sistem lainnya, aras air pada tabung bagian luar di-
jaga konstan dan laju turunnya pada tabung bagian dalam dicatat (lihat
Drainage Principles, 1974, untuk detailnya).
\
277
276
Ernst juga telah mengembangkan suatu nomograf (lihat pelacak lebih diarahkan untuk pengukuran arah daripada
pengukuran kecepatan gerakan air tanah.
Drainage Principles, 1974) untuk pendugaan yang cepat dari
rumusnya. Bila menggunakan rumus ini, butir-butir berikut harus 3. Ketahanun hidrolik
diperhatikan: Ketahansn hidrolik didefinisikan sebagai ketahanan suatu lapisan
a. Kesalahan duga adalah sekitar 10-200/0. semi tembus-air terhadap aliran vertikal air yang melewatinya. Untuk
b. Bor harus mempunyai diameter antara 3-7 cm. lapisan yang homogen ketahanan hidrolik sama dengan nisbah
c. Kedalaman lubang pemboran dari permukaan tanah harus berada ketebalannya terhadap permeabilitasnya. Jadi:
antara 20-200 cm. H
L-
d. S harus lebih besar dari 0,5 (H). - k
e. Ambil sekitar 5 bacaan pada selang 5-30 detik, taksir k dan ambil
rata-ratanya.
Pendekatan lain untuk menentukan permeabilitas akifer adalah di mana: c: ketahanan hidrolik (hari).
H= ketebalan lapisan semitembus (m).
dengan menggunakan pelocak. Pada metode ini, sejenis pelacak
(Todd, 1959) seperti bahan pewarna, garam, bahan radioaktif dan k: koefisien permeabilitas lapisan semi-tembus (m/hari)'
lain-lain, ditambahkan pada air tanah melalui sumur pada lokasi
Namun dalam kenyataannya, ketahanan hidrolik tergantung
bagian atas dan waktu yang diperlukan untuk nampak kembali pada
pada adanya tempat-tempat lemah di mana air tanah berkonsentrasi
sumur bagian bawah diamati. Bersama-sama dengan gradien hidrolik
yang diketahui, permeabilitas ditentukan dengan menggunakan per- (Gambar 7-ll) dan tidak dapat didefinisikan dengan rumus yang
samaan Darcy. sederhana. Oleh karena itu, uji-uji laboratorium tidak doput
memberikan angka-angka yang realistis. Terdapat 3 tipe metode
i:
.dL pengamatan lapangan. Sama halnya dengan penentuan koefisien
permeabilitas, uii-uji pemompoon pada akifer semi-tertekan
digunakan untuk menentukan ketahanan hidrolik (Huisman, 1960)'
Pada metode nerocq air, persamaan neraca akifer bagian atas (Gam-
bar 7-12) dikembangkan sebagai:
P+Dt:E+Do+AS+v
, n (v) (dL)
A--
dh di mana: P = presipitasi (mm/hari).
Do : drainase yang keluar dari kawasan (mm/hari).
di mana: n = porositas (karena aliran hanya meialui pori). Di : drainase yang masuk ke kawasan (mm/hari).
vt = kecepatan rata-rata pelacak. ai E= evoPotranspirasi (mm/hari - dari lisimeter, panci,
dL = panjang akifer (jarak antara 2 sumur). rumus-rumus, dan lain-lain).
dh : perbedaan bagian atas (perbedaan antara aras air ke AS: perubahan cadangan/penyimpanan (mm/hari).
dua sumur). v = perelrlbesan (hilang atau tambah - mm/hari).
Meskipun metode ini sederhana, pelrggunaan pelacak terbatas Dari persamaan ini perembesan dapat ditentukan. Secara ter-
pada jarak sampai beberapa meter, dan hasil yang diperoleh hanyalah pisah beberapa piezometer ditempatkan pada kawasan tersebut dan
perkiraan. Karena itu, pada tahun-tahun belakangan ini, penggunaan perbedaan rala-rata (h) antara tinggi piezometrik air tanah semi-
*
.
279
278
semi-tertekan dan air tanah akifer bagian atas (bagian atasnya sama
dengan kedalaman air tanah, karena merupakan akifer bebas)
diamati. Ketahanan hidrolik ditaksir sebagai:
h
piczomeier
F(ax)
(kH{a+l
Gember 7-12. Penentuan ketahanan hidrolik di lapangan.
q
lapisan kcdap air
i
adp : perbedaan antara gradiert
I
dx dx a
{l
dp: gradien perbedaan tinggi p :
dx j
i
Harga-harga c sangat beragam. Misalnya, lapisan tipis gambut t
(0,3 m) dapat menunjukkan c = 20.000 hari, sedang lapisan liat Grmbar 7-13. Contoh-contoh penentuan transmisibilitas dari gradien hidrolik bila aliran
I
dengan suatu ketebalan beberapa meter dapat mempunyai nilai keta- I air-ranah diketahui (Dam, 1968).
ti
il
w
280 281
[1.{rlr
Belanda diketahui nilai-nilai ketahanannya berkisar antara 25 hingga kontur air tanah
d
20.000 hari. o
4. Ketebalan okifer D
o
Ketebolon akifer, H, ditentukan dari data pemboran. Meskipun
ketebalan ini tidak pernah konstan, dalam menganggap bahwa suatu ui-rr- waktu (l) Waktu (t)
meter. I
, t \
5. Transmisibilitss ,_r;-
^t)-
t ttTr
I
kH: Q
IL
hilang pengisiankembali
di mana: Q= perembesan ke dalam polder ditentukan dengan per-
samaan neroco. GambarT-16. Contoh penentuan trans- GambrrT-17. Penentuan pengisian kem-
1: gradien hidrolik : kemiringan garis piezometrik misibilitas dari kurva
Penurunan (drawdown)'
bali akifer dari permukaan
air tanah (Dam, 1968).
pada titik infleksi.
1= panjang perembesan (jarak dalam arah tegak lurus
gambar yang ditunjukkan).
tara debit Qs dan Qp adalah lebih besar, yang berarti makin besar air
Z_ peningkatan muka air tanah (m).
tanah yang mengalir ke sungai. Suatu rumus dapat dituliskan sebagai
berikut:
A: luas akifer (: bL bila hal tersebut merupakan kawas-
an persegi-m).
1g = Qe-Qr
[6, Tu gradien-gradien bagian hilir dan hulu muka air tanah
yang dirata-ratakan pada periode T (ditentukan dari
2tL kontur-kontur air tanah).
di mana: I : Kemiringan rata-rata muka air tanah pada kawasan
1: panjang akifer.
antara stasiun-stasiun E dan F.
Kesulitan pada persamaan ini adalah tidak diketahuinya nilai koefi-
sien cadangan,/simpanan. Hal ini dapat dihindari jika digunakan pe-
Pada kasus C dari Gambar 7-13, air dipompa dari suatu dasar
riode pengamatan yang lebih lama. Ini akan berarti bahwa z : 0 dan
sungai yang lama di mana terdapat suatu kanal. Rumus dapat
persamaan akan menjadi:
dituliskan untuk Qo yang tetap, yaitu:
FRTA
QO KH
KH:
IL IJ LT
di mana: Qo jumlah air yang diekstrak dari semua sumur yang b. Penggunoon kurva-kurvo deplesi: Dari bentuk kurva deplesi (lihat
digunakan untuk pemompaan. Gambar 4-29) penentuan transmisibilitas adalah mungkin. Jika kurva
I: gradien hidrolik (ridak terlalu dekat dengan kanal deplesi (Gambar 7-15) diplotkan pada suatu skala logaritmik, kemi-
atau sumur). ringan garis (q/2,3) akan memberi batasan koefisien reservoir ( : l/ o
L: panjang kanal dalam arah tegak lurus pada gambar koefisien akifer) yang merupakan suatu fungsi geometri,
yang ditunjukkan. transmisibilitas dan koefisien cadangan,/simpanan (S) akifer. Kurva
deplesi yang curam (nilai-nilai yang lebih tinggi) akan berarti kH yang
Gambar 7-14 menunjukkan satu contoh penentuan lebih besar. Jika ditentukan dari kurva deplesi, maka transmisibilitas
transmisibilitas dari gradien hidrolik bila pengision kemboli air tonah akifer yang disajikan pada Gambar 7-15 dapat ditentukan sebagai:
diketahui. Pengisian kembali air tanah dapat ditentukan. dari
pengkajian-pengkajian lisimeter. Dengan menganggap periode T di \v : 'L2
i S fi2
mana muka air tanah naik dengan suatu jumlah z, maka persamaan .,
- rJ LT
(rd Penggunoan drawdown muka oir tanah: Dengan menurunkan (atau
meningkatkan) aras air (secara tiba-tiba atau berangsur-angsur dalam
di mana: kH : transmisibilitas (m2,/tahun). waktu singkat) pada suatu aliran (Gambar 7-16), penentuan
FR : pengisian kembali air tanah (m/tahun). transmisibilitas adalah mungkin dari drswdown muka oir tonah. Ada
T : waktu selama persamaan neraca dikembang- fungsi-fungsi diferensial khusus (Todd, 1959; Huisman, 1960 dan
kan (tahun). Dam, 1968) yang dikembangkan untuk perubahan aras-aras air tanah
I
S : koefisien cadangan/simpanan. ini. Pada akhirnya nilai yang dihitung adalah merupakan nisbah
I kHlS akifer. Teknik yang sama juga dipergunakan pada data draw-
I
tt
I
'1
284 28s
down yang diperoleh dari uii-uji pemompoqn. 7.2. GERAKAN AIR TANAH
7.1.4. Penentuan Pengision Kembali Akifer 7.2.1. Hukum-hukum Yang Mengotur Alirsn Air Tanah
Karena pengisian kembali akifer masuk dalam air tanah, maka Sebagai hasil dari cara bahan-bahan diendapkan semula, sistem-
pengisian kembali akifer dan pengisian kembali air tanah mempunyai ar- sistem akifer hampir tidak pernah seragam dalam ciri-ciri hidroliknya.
ti yang sama. Pada paragraf 4.6.2, metode-metode penentuan pengisian Bahkan bila struktur geologi sistem akifer diketahui, detil gerakan air di
kembali air tanah (F*) akan dijelaskan. Di sini, hanya judul-judulnya dalamnya sulit untuk diketahui. Banyak detil gerakan air tanah masih
yang diulang dan beberapa contoh disajikan. jauh dari jelas.
l. Metode neraca air. Tetapi, proses umum gerakan air tanah, sangatlah sederhanS,
2. Keragaman dalam aras air tanah: Jika keragaman maksimum (r) suatu gerakan yang didorong oleh gaya berat, ditahan oleh gesekan
pada aras air tanah (Gambar 7-17) ditentukan dan diplotkan terhadap cairan pada medium yang poreus. Bila kita bawa prinsip yang sederhana
kedalaman presipitasi tahunan yang sesuai (P), maka kedalaman itu pada perlakuan matematis dari aliran air tanah, asumsi-asumsi dan
presipitasi tahunan (PJ yans tidak menghasilkan pengisian kembali generalisasi tertentu harus dilakukan. Beberapa dari asumsi-asumsi itu
(r=0) dapat ditentukan dengan ekstrapolasi (garis terputus-putus (Dam, 1966) adalah:
pada Gambar 7-17). Kedalaman presipitasi tahunan ini (PJ menjadi l. Akifer haruslah homogen dan isotropik (permeabilitas dalam arah x,
hilang (evapotranspirasi dan mungkin beberapa limpasan per- y danz adalah sama).
mukaan). Pengisian kembali akifer dalam setahun sama dengan 2. Lapisan-lapisan semi-tembus mempunyai ketahanan hidrolik yang
perbedaan antara presipitasi tahunan dan kehilangan ini, P - Po' seragam.
3. Gerakan air tanah: Pada Gambar 7-13B, jika kH diketahui, pengisian 3. Koefisien permeabilitas merupakan invarian waktu (tak tergantung
kembali akifer (A Q) adalah: A Q : Qn Qr : (kH) 2 IL.
- pada Gambar 7-18, pengi-
waktu).
4. Kurva deplesi: Sebagaimana ditunjukkan 4. Transmisibilitas suatu akifer bebas adalah konstan.
sian kembali akifer selama periode deplesi adalah sama dengan V : 5. Koefisien cadangan/simpanan adalah konstan.
Q/a, dengan a ditentukan sebagai kemiringan deplesi. Untuk periode 6. Pelepasan air dari cadangan adalah seketika.
deplesi total, ini sama dengan luas di bawah kurva deplesi antara 7. Mintakat kapiler dapat diabaikan.
waktu to dan t1. Pengisian kembali akifer selama periode basah, yang Dengan menggunakan kriteria ini' aliran air tanah untuk keadaan
berakhir dari waktu t, hingga t2 pada Gambar 7-16, adalah sama tunakl) (nilai-nilai konstan dengan waktu pada titik yang berbeda pada
dengan meningkatnya cadangan/kesimpanan air tanah (A S) selama akifer-stasioner) tak tertekan (kerapatan air tetap konstan) diperlakukan
i
periode basah ditambah debit total ke sungai pada periode yang secara matematik. Persamaan-persamaan dasar yang menjelaskan
I
sama. Sehingga:
j perlakuan ini didasarkan atas 2 hukum, yaitu: (a) Hukum Darcy dan (b)
hukum Kontinuitas. Prinsip-prinsip hukum Darcy ditunjukkan pada
V: + luas yang diarsir antara waktu tr dan t, o
(Sz
- 51) Gambar 7-6. Kemudahan percobaan ini dapat dilakukan pada air yang
mengalir dengan laju Q (mlldetik) melalui media poreus dalam silinder
atau u : 9?Ia, + A, dimanaa : Qo- Qt
luas A irisan melintang. Pemasukan yang terus menerus ke dalam reser-
a So ;- 51
voir yang kiri menjaga aras air pada reservoir konstan. Dari persamaan
Bernoulli orang dapat mengembangkan:
{ Penggunaan pelacak (Vogel dan Dijken, 1974).
6. Lisimeter.
l) Aliran tidak tunak (tidak stasioner) dan aliran air tanah tertekan dibebaskan dari
1 Metode kadar garam. perlakuan lebih lanjut.
FI
286
287
21 + P!-+ j? P, v4
+AH
pat menulis bentuk diferensial persamaan Darcy
sebagai berikut:
Pg 29 Pg 2S
q= g-t
. . Karena kecepatan air pada media poreus biasanya rendah, keting_ -k dS
gian kecepatan(v2/29) kedua
reservoir dapat diabaikan tanpa kesarahan
yang berarti. Selanjutnya: di mana: q- debit spesifik (m/detik).
7,PlP '=22 -l-+AH
[= koefisien permeabilitas (m,zdetik).
7l* I g!= gradien hidrolik.
Pg PC dS
t,
288
q* = -{L .de
q*:-k*f
-[ dx
Aliran pada akifer yatrg b@or (semr-
permukaan tanah
tertekan):
dS :-l---
Qu=-1
'6y Qv = -kv -g.t -ts]{v-.'merrik
permukaan Piezo
akifer 9o- I = (1/kH)qoe-"/r
dx semLtertekan
I qr = (kH)/rXpr-p)
9z:-k d+ d{ qp bagim ffi pircmtrik
9. = -k, semi-terlekan.
aldfq
dz dx I bagim aB akif6 bebas (ieluk
muka air tanah).
(Re = qd,/u; di mana q adalah debit spesifik (m/detik) yang didefini- I = ea b< x< @
+(ej-e)e'(x-b)/r
sikan oleh persamaan Darcy, d (meter) adalah diameter butiran yang F e=et+ koz-pl)e1-x'b)/r -6<x<-6
khas dan u adalah viskositas kinematik 1mzldetik) berlaku sebagai o2= py-(ey-q)l^/(2b + A)l
kriteria untuk membedakan antara aliran laminer dan turbulen. +
q3 = Qa + (Pr 2r))
,,
Untuk maksud-maksud rekayasa, hukum ini mempunyai ketelitian -,P) [l/(2b
LkH (p, cO
a"= -
dengan kesalahan l_20/0. 2b+A
Hukum kedua, yaitu hukum kontinuitas, yang digunakan =
LkH (fr - p4 )
bersama-sama dengan hukum Darcy dalam memecahkan permasalahan air t"n*3' untukC=0;tidak
i Grmbrr 7-19. Beberapa contoh pemecahan problema
I
air tanah dapat dituliskan untuk keadaan tunak (invarian waktu) dan tak ada lapisan semitembus
dx 6y 6z
290 29t
persamaan ini menjadi sama dengan kebocoran (v) dari akifer. Sehingga,
dq, dq, dq,
+-
+ - +,
dr dy 6z czH t'+
b.ndurga,
titatif aliran air tanah (tetap dan tidak tertekan) pada b(4ng-zx. Dr14 ro9
perangkat garis membentuk jaringan ortogonal dari ,bujursangkar r5l
O: k+
Perangkat garis ke dua,fungsi oliranQp : juga disebut garis aliran), _ )_.yaluraliran
rnempunyai dimensi yang sama (misalnya m2/hari) sebagai garis poten- kontur air tanah (meter)
di atas permukaan laut.
l) Suatu elemen kurvalinear adalah bujursangkar jika sisinya berpotongan secara or- Grmbsr 1-22. laringan aliran akifer Sahara (Hammad, 1969).
togonal dan jika pusat-pusat segmen garis yang bergabung dari sisi-sisi yang
berlawanan panjangnya sama.
-I
T
292 293
sial dan menentukan debit total antara 2 titik. Jika bujur sangkar diam- (m3ls).
bil pada interval-interval yang sama (ds dan dn pada Gambar 7-20), kita n= jarak antara 2 garis aliran yang berdekatan (m).
dapat menuliskan hubungan (Wiest, 1965): H: ketebalan akifer (m).
Qxy debit spesifik (dari Darcy) pada bidang xy antara 2 garis
As: An aliran yang berdekatan (m/s).
AO Arl,
k- koefisien permeabilitas (m/s).
I: gradien hidrolik rata-rata (pada arah Q*r) sePanjang pan-
SN jangnya n.
di mana: q : kecepatan gerakan air. Pada Gambar 7-21 , kita dapat mengamati bahwa,
Debit total antara dua aliran pada jarak A n dan untuk ketebalan q : nrHlot: n2H29z
tanah L (dalam arah tegak lurus pada arah gambar-y) ditentukan
sebagai: 7.2.2.3. Aliran Air Tanah Melalui Suatu Batas
AQ: q(An)L: L(Ary) Bila aliran air tanah lewat dari suatu kawasan permeabilitas k, ke
k2, akan dihasilkan perubahan arah aliran. Perubahan arah yang men-
Dengan menggunakan geometri jaringan aliran, aliran total pada aiaat ini (Gambar 7-23) dinyatakan secara matematik sebagai:
bagian yang telah ditentukan dapat dihitung secara langsung.
j' - tano
7.2.2.2. Garis Aliran Air Tanah Gerakan pada bidang xy k2 an e2
-
Pada kasus akder bebas gerakan air tanah secara umum akan Misalnya, jika lapisan atas adalah liat dan lapisan bawah adalah
berada pada arah gradien muka air. Dengan kata lain, air tanah akan pasir, maka nisbah k/k2 mungkin sekitar 0,001. Hal ini akan
bergerak dari daerah muka air yang tinggi ke yang lebih rendah (di atas mengakibatkan 0 I yang sangat kecil dan 0 2YanE besar, yang berarti bahwa
permukaan laut rata-rata). Gerakan ini disajikan pada Gambar 7-22 aliran adalah hampir horizontal pada lapisan bawah pasir dan hampir
dengan garis-garis aliran yang digambarkan tegak lurus pada kontur air vertikal pada lapisan atas liat. Anggapan ini digunakan dalam
tanah. Suatu peta yang sama dapat disajikan untuk tinggi air memecahkan problema air tanah seperti pada Gambar 7-19.
piezometrik (sebagai pengganti kontur air tanah) akifer tertekon. Jumlah
aliran air tanah antara dua garis aliran yang berdekatan (Gambar 7-21) I 7.2.2.4. Pengukuran Arah Aliran Air Tanah
dapat diperkirakan sebagai: ,{
' Metode-metode yang paling sering digunakan disajikan di bawah
Q: n(H)e*v ini.
gxy : kI(hukumDarcy) l. Metode kartografi: Metode ini melibatkan konstruksi kontur-kontur
dan
air tanah (atau permukaan piezometrik) dari pengamatan
permukaan-permukaan air pada jaringan sumur-sumur alami atau
Q : nHkI lubang-lubang pengeboran.
di mana: Q = debit melalui akifer 2. Pelacak: Ada 3 cara mempergunakan pelacak, yaitu:
bebas (atau tertekan) dengan
a. Memasukkan pelacak buatan (pewarna garam, hidrogen, kobalt)
ketebalan H antara 2 garis aliran yang berdekatan
H
294 295
Gambsr 7-24. Fluktuasi harian muka air tanah karena evapotranspirasi (Ward, 1967).
7.3. ARAS-ARAS DAN FLUKTUASI AIR TANAH
GembarT-26. Fluktuasi muka air tanah karena pengaruh pasang (Ward, 1967).
2. Fluktuasi musiman:
a. agihan curah hujan (Gambar 7-25).
b. fluktuasi reguler jangka pendek karena misalnya pengaruh
pasang.
Gembar 7-27. Fluktuasi sekuler muka air tanah karena hujan (presipitasi) sekuler (Todd, B. Fluktuasi permukaan piezometrik (akifer tertekan)
1959). l. Kerogamon musimsn pada permukaan piezometrik (pada kondisi
alami) tidak dapat diketahui. Tetapi pada kawasan abstraksi
buatan, ini nampak sekali. Sebaliknya, pada kawasan tertentu,
setelah abstraksi air tanah, akifer diteksn d,an volume cadongan
!
berkurang. Dengan demikian, air tanah dipindahkan, akifer
58 ditekan sehingga tidak terdapat perubahan permukaan
piezometrik yang dicatat.
2. Karena ciri-ciri akifer tertekan yang elastis, pengaruh tekanan
borometrik (Gambar 7-28) adalah langsung terhadap permukaan
piezometrik.
3. Di mana akifer tertekan meluas di bawah laut, bertambah berat-
,u, nya air dihubungkan dengan masuknya air pasong dapat menim-
"
2sogg bulkan beban terhadap akifer tertekan di bawahnya dan dengan
24A xG
demikian menyebabkan kenaikan permukaan piezometrik.
24a r-: 4. Pasang bumi yang dihasilkan oleh dayatarik bulan dan matahari
l7 zo
#hari
25 APRIL 3O I 5 to
bulan yang mengenai permukaan bumi menyebabkan permukaan
MARET
piezometrik berubah.
GambarT-2t. Fluktuasi atas piezometrik dengan tekanan barometer (Ward, 1967).
F
298 299
Efemeral
-
7.4. HUBUNGAN ANTARA AIR PERMUKAAN DAN AIR TANAH
t,
300 301
\r
\\ kun berkurang relatif cepat atau berhenti sama sekali, yang mengakibatkan
kurva,
dugean
*,,1";. / kurva deplesi yang tajam. Debit (Q) sungai total selama musim kering
(kurva deplesi) didefinisikan dengan persamaan empiris:
E
Jumlah air tanah (V) yang disimpan di atas permukaan dasar
o ao kurva dcplcsi utama sungai (daeroh yang diarsir pada Gambar 7-32), pada waktu t dinyata-
I -e
kan dengan:
Gsmbar 7-30. Aliran-aliran efluen dan influen Grmbrr 7-32. Kurva deplesi dan
deplesi utama.
v:-9
Produksi totol air tanah pada suatu DAS merupakan jumlah air
yang dapat dipompa dari akifer dalam DAS, dalam suatu periode terten-
tu, tanpa memberikan hasil yang tidak dinginkan. Untuk mempertahan-
kan sumber daya air tanah secara tak terbatas, pemompaan harus
dibatasi pada produksi air yang aman.
Adalah tidak benar untuk menganggap hasil yang aman sebagai
jumlah pengisian kembali air tanoh dan bahwa jumlah ini dapat dipom-
pa secara aman. Hasil yang aman sama dengan sebagian dari pengisian
kembali akifer. Sisanya hilang dengan cara-cara lain. Terdapat 4 faktor
yang perlu dipertimbangkan untuk menganalisis hasil yang aman (Todd,
14t''
302
1959). Jika salah satu dari faktor-faktor ini memberikan hasil-hasil yang
tidak diinginkan, maka terdapat kelebihan hasil yang aman. Faktor-
faktor ini adalah:
l. Hasil yang aman harus selalu kurang daripada pasokan air pada
kawasan dalam periode yang ditentukan.
!N p
p
X^'I
ei
2. Biaya memompa air tanah harus sesuai dengan cara-craranya.
3. Kualitas air harus dapat diterima (terlalu banyak memompa dapat
menyebabkan intrusi air laut). -* n
l= !
-k
4. Tidak boleh ada masalah-mdsalah hukum yang timbul karena D=
65
o= o
r
pemompaan (hak-hak air). ?o 6
oo Eg
5. Perlindungan lingkuBgan.
Terdapat beberapa metode untuk menentukan hasil yang aman 3ii
--3 D a
d
;
I
I
w -
304 305
EeE-
!e d
=
-. 7.7. INTRUSI AIR GARAM (LAUT)
3"
[!
Q,
DAS Emmenthal tertutup hutan sempurna
(S.wiss) 9,1 11,8 0
67qo tertutup rerumputan
7,7 5,3 0
Wagon Wheel Gap berhutan
(Colorado, AS) 3,0 5,0 7,0 0
penggundulan hutan
0,5 4,0 9,0 0
DAS Hutan Coweeta sebelum penebangan hutan
7,1 19,6 15,5 0 u)
l7 (Carolina Utara) setelah penebangan hutan
0.5 ?, 23,3 0
ET
.*..-:r-ffi'***Cx*-- a
-. -
-{
-*-;g[g*iigs'EsIqiiil:*[+l[[gl[
iFiE$'ErEIFiIii$i
iEigE$5E*FB5EliBili[EEBE}giE
grggiirgigigggiiitEgglgiEl
sF$E= =tE
f3 g:: ss
e$ f -ass E: i
E
;;B'_ ti
$san =[i
iBE i[ BIH $gf
if [? =[* E
E
312
313
babkankondensasi pada daun-daun dan batang. Hal
ini telah dilihat di 4. Jumlah salju yang diintersepsi pada hutan-hutan konifer beragam an-
pantai timur Jepang di mana terdapat air
halimun (fos iiteo tebin tara 13 hingga2Tv/o.
banyak dalam hutan dibandingkan dengan lapangan
tenggara Australia presipitasi tercatat r2go lebih
t.iuit". Di pantai Angka-angka khas intersepsi oleh tanaman-tanaman pertanian dan
tinggi daripaaa ai tem_ vegetasi-vegetasi hutan diambil dari acuan-acuan yang berlainan dan
pat terbuka. Ini disebabkan karena
kondensasi hariiin. Efik penetesan
halimun ini juga nyata di pantai barat tengah disajikan pada Tabel8.l dan Tabel8.2.
Amerika Utara.
Tetapi semua kasus intersepsi harimun ini umumnya
jalur-jalur pantai. terbatas pada Tabel E.1. Intersepsi berbagai tipe vegetasi
314 315
317
316
RUJUKAN.RUJUKAN
il
{
322
323
I
324
!r
325
clark, D. 1975. understanding conanical correration Anarysis. Culler, R.C., R.L, Hanson dan J.E. Jones. Relation of the Consump
CATMOG 3, Norwich: Geo Abstracts Limited. tive Use Coefficient to the Description of Vegetation. Water
coffman, D.M. dan A.K. Turner.1971. compoter Determination of the Resour. Res. l2 (l): a0-46.
Geometry and Topology of Stream Networks. water Resour. Res. Dabiri, H.E., D.W. Green dan J.D. Winslow. 1970. Digital Computer
7 (2):4t9-423. Simulation of an Aquifer: a Case Study. Summer Computerr
i
. 1972. New Topological Relationship as an Indicator of i
Sigrulation Conference. Amer. Comput. Mach., Denver, Col-
Drainage Network Evolution. Water Resour. Res. g (6): qi;
orado, June 10-12.
1497-150s. I
cal University.
terstanden Bodemvochtgegevens. Hidrologisch Onderzoek in het dan P. Santema. 1966. Groundwater: the Use and Inter-
Leerinkbeekgebied, Tweede Interimrapport, Provinciale pretation of Hydrologic Data. Water Resources Series 34: United
Waterstaat van Gelderland, Anhem: 148-176. Nations. pp. ll9-128.
dan T. Blok. 1970. Afvoermetingen in Kleine Dam, J.C. van. 1971. Waterhuishouding, Hydrologische Grondslagen.
Stroomgebieden. Hydrologishe Onderzoek in het Leerinkbeegebi- Deel 1A, Delft Technological University.
ed. Twee de Interimrapport, Provinciale Waterstaat van Gelder- 1973. Waterhuishouding, Hydrologische Grondslagen.
land, Arnhem hal. 109-120. Deel lB, Delft Technological University.
Collier, E.P. dan G.A. Nix. 1967. Flood Frequency Analysis for the New Dalrymple, T. 1860. Flood Frequency Analysis. Washington. US Geolo-
Brunswick-Gaspe Region. Tech. Report 9. Inland Waters Branch, gical Survey Paper 1543-A.
Department of Energy, Mines and Resources, Ottawa. Dangler, 8.W., S.A. El-Swaify, L.R. Ahuja dan A.P. Barnett. 1976.
Collins, L.1975. An Introduction to Markov Chain Analysis. CATMOC Erodibility of Selected Hawaii Soils by Rainfall Simulation. USDA
l, Norwich: Geo Abstracts Limited. Agricultural Research Service, ARS W-35.
Compilation of the Records of Surface Waters of the United States. US Daultrey, S. 1976. Principal Components Analysis. CATMOG 8, Nor-
Geological Survey, Water Supply Papers Nr. l72l-1738. wich: Geo Abstracts Limited.
Cotton, C.A. 1964. The Control of Drainage Density. NZJ. Geol. Geo- Davis, J.C. 1973. Statistics and Data Analysis in Ceology. London,
phys. 7: 348-352. John-Wiley and Sons.
Coulson, A. dan P.N. Gross. 1957. Measurement of the Physical Char- Dawdy, D.R. dan J.M. Bergmann. 1969. Effect of Rainfall Variability
acteristics of Drainage Basins, Ottawa: Inland Waters Branch, on Streamflow Simulation. Water Resour. Res. 5: 958-966.
Tech. Bull. 5. Decay, M.F. 1971. Probability Distribution of Number of Network in
Crawford, N.H. dan R.K. Kinsley.1962. The Synthesis of Continuous Topologically Random Network Patterns. Water Resour. Res. 7
Streamflow Hydrographs on a Digital Computer. Tech. Report 12. (6): 1652-1657.
Stanford: Stanford University, Department of Civil Engineering. dan W.C. Krumbein. 1976. Three Growth Models for
1966. Digital Simulation in Hy- Stream Channel Networks. J. Geol. 8a (2): 153-163.
drology. Stanford: Stanford University, Department of Civil Decisions with Inadequate Hydrologic Data. 1973. Proceedings of the
Engineering Tech. Report 39. 2nd International Symposium in Hydrology, September 1972. Fort
Craxton, F.E. dan D.J. Crawden. 1958. Applied General Statistics. Lon- Collins, Fort Collins: Water Resources Publication.
don: Prentice-Hall. De Coursey, D.C. 1966. A Runoff Hydrograph Equation. Washington:
Crouse, R.P., E.S. Corbert dan D.W. Seegrist. 1966. Methods of Meas- USDA, Agricultural Research Service Report 4l-116.
uring and Analysing Rainfall Interception by Grass. Bull. IASH 2: Delleur, J.W., P.C. Tao dan M.L. Kavvas. 1976. An Evaluation of the
I l0-120. Practicality and Complexity of Some Rainfall and Runoff Time
T
326 327
Series Models. Water Resour. Res. 12 (5): 953-970. Edson, C.C. 1951. Parameters for Relation Unit Hydrograph to Water-
Derecki, J.A. 1976. Lake Erie Terrestrial Radiation. Water Resour. shed Characteristics. Trans. Amer. Geophys. Union 32:591-596.
Res. l2 (5): 979-984. Eiselstein, L.M. 1967. A Principal Components Analysis of Surfaces
Design of Small Dams. 1965. Denver: US Department of Interior, Bu- Runoff Data from a New Zealand Alpine Watershed. Proceedings
reau of Reclamation. of the International Hydrology Symposium. hal. 479-489.
Development of the Total Watershed. 1966. Conference Papers held in Emmett, W.W. 1970. The Hydraulics of Overland Flow on Hillslopes.
Billings, Montana, October 1865. American Society of Civil was hington: US Geological Survey, Professional Paper 662-A.
Engineers. Evans, I.S. 1972. General Geomorphometry, Derivatives of Altitude and
Diaz, G., J.I. Sevell dan C.H. Shelton. 1968. An Application of Prin- Descriptive Statistics. Dalsm R.J. Chorley, ed. Spatial Analysis in
cipal Component Analysis and Factors Analysis in the Study of Geomorphology, London: Methuen. hal. 17-90.
Water Yield. Water Resour. Res. 4: 299-306. Evaporation Symposium and Report on the Lysimeters in the Nether-
Dickinson, w.T., M.E. Holland dan G.L. Smith. 1967. An Experimen- lands. 1959. Proceedings and Information No. 4, The Hague:
tal Rainfall-Runoff Facility. Colorado state University, Hydrology TNO.
Papers 25. Ezekiel, M. dan K.A. Fox. 1959. Methods of Correlation and Regression
Diklic, S. 1974. Hydrology. Lecture Notes, Delft: International Hy- Analysis. New York, John-Willey and Sons.
draulics Courses. Fields, F.K. dan D.B. Adams. 1975. Estimates of Temperatures and
Discharge Measurements at Gaging Stations. 1969. Washington: US Ge- Precipitation for Northeastern Utah. J. of Res. 3 (2): l3l-136.
ological Survey, Techniques of Water-Resources Investigations, Fisher, R.A. 1936. The Use of Multiple Measurements in Taxonomic
Chapter A8. Problems. Annals of Eugenics 7: 179-188.
Diskin, M.H. 1970. Definition and the Use of the Linear Regression Fleming, G. 1972. Sediment Erosion-Transport-Deposition Simulation,
Model. Water Resour. Res. 6 (6): 1668-1713. State of Art. Proceedings of the USDA, Sediment Yield
Doge, J.C.I. 1959. A General Theory of Unit Hydrograph. J. of Geo- Workshop, Oxford.
phys. Res. 64; I :241. . 1975. Computer Simulation Techniques in Hydrology.
Dornkamp, J.C. dan C.A.M. King. 1971. Numerical Analysis in Geo. New York, Elsevier Publisher.
morphology. London: Edward Arnold. Fleming, J.H. 1967. The Assessment of Surface Runoff from Rainfall
Drainage Principles and Application. 1974. Publication 16, Vol. [II, Data for an Arid Region of West Pakistan. Bull. of the IASH. hal.
Wageningen: International Institute for Land Reciamation and 369-382.
Improvement. Fok, Yu-Si. 1971. Law of Stream Relief in Horton's Stream Morpholo-
Dronkers, J.J. 1969. Tidal Computations for Rivers, Coastal Areas, and gical System. Water Resour. Res. 7 (l):201-203.
Seas. J. of Hydraulics Division: Proceedings of the ASCE, HY l:
Ford, P.M. 1959. Multiple Correlation in Forecasting Seasonal Runoff.
29-77. Dehvor, US Department of Interior, Bureau of Reclamation
. 1964. Tidal Computations for Rivers and Coastal Monograph 2.
Areas. Amsterdam: North-Holland. Foster, H.A. 1924. Theoretical Frequency Curves and Their Application
Easterbrook, C.C. 1969. A Study of the Effects of Waves on Evaporati- to Engineering Problems. Trans. ASCE 87.
on from Free Water Surfaces, Wave Tank Experiments and Corre- Fournier, F. 1960. Climat et Erosion. Paris: Prosses Universitaires
lation with Lake Hefner Evaporation Studies. Research Report de France.
No. 18, US Department of Interior, Bureau of Reclamation. Franco, C.M. dan A.C. Magalhaes. 1965. Techniques for the Measure-
Eagleson, P.S. 1970. Dynamic Hydrology. New York, McGraw-Hill. ment of Transpiration of Individual Plants. Dalom F.E. Eckardt,
Eckardt, F.E. 1965. Methodology of Plant Eco-'Physiology. ed. Methodology of'Plant Eco-Physiology. hal. 2ll-224.
I
t
328 329
Freeze, R.A. 197 l. Three Dimensional Transient, Saturated-Unsaturated . dan D.E. Walling. 1973. Drainage Basin, Form and
Flow in a Groundwater Basin. Water Resour. Res. 7 (2): 347-366. Process. London, Arnold.
. 1972a. Role of Subsurface Flow in Generating Surface . eds. 1974. Fluvial Processes in
Runoff-I, Base Flow Contributions to Channel Flow. Water Instrumented Watersheds. London, Arnold.
Resour. Res. 8 (3):609-623. . dan V. Gardiner. 1975. Drainage Density and Climate.
1972b. Role of Subsurface Flow in Generating Surface Annals of Geomorph., N.F. 19 (3): 287-298.
a
Runoff-2, Upstream Source Areas. Water Resour. Res. 8 (5): 4 Guenther, W.C. 1964. Analysis of Variance. New Jersey: Prentice-Hall.
1272-1283. Guide to Hydrometeorological Practices. 1970. WMO No. 168. Geneva.
Gardner, W.R. 1962. Approximate Solutions of a Non-steady-state Gumbel, E.J. 1954. Statistical Theory of Draughts: Proceedings of
Drainage Problem. Soil Sci. Soc. of Amer. Proc.22: 129-132. ASCE Volume 80, Separate 439.
Gelhar, L.W. 1972. The Aqueous Underground. Technology Review, . 1958. Statistics of Extremes. New York: Columbia
MIT, Volume 74 (5): 45-53. University Press,
Genderen, J.L. van. 1970. Morpho-dynamics of the Crati River Basin, Gunaratnam, D.J. dan F.E. Perkins. 1970. Numerical Solution of Un'
Calabria, Italy. Delft: ITC Publication. steady Flows in Open Channels. Hydrodynamics Laboratory
Gilcrest, B.R. 1950. Flood Routing. Dolam. H. Rouse, ed. Engineering Report No. 127, MIT, Department of Civil Engineering.
Hydraulics, New York, John-Wiley and Sons. Gunn, R. dan G.D. Kinzer . 1949. The Terminal Velocity of Fall for Wa-
Gilman, K. 1975. Application of a Residence Time Model to Dilution ter Droplets. J. of Meteor. 6:243-248.
Gauging, with Particular Reference to the Problem of Changing Hack, J.T. dan J.C. Coodlett. 1960. Geomorphology and Forest Ecolo-
Discharge. Hydrological Science, Bull. XX (4): 523-537. n
gy of a Mountain Region in the Central-Appalachians. US
Gladwell, J.S. 1970. Runoff Generation in Western Washington as a a Geological Survey Professional Paper 347.
Function of Precipitation and Watershed Characteristics. Idaho: Haan, C.T. dan H.P. Johnson. 1966. Rapid Determination of Hypso-
University of Idaho. metric Curves. Bull. Geological Soc. of Amer. 77: 123-126.
Glover, R.E. 1973. Ground-Water Movement. Engineering Nomograph Hall, W.A., W.S. Butcher dan A. Esogbue. 1968. Optimization of the
No. 3l US Department of Interior, Bureau of Reclamation. Operation of a Multiple-Purpose Reservoir by Dynamic Program-
Goddard, J. dan A. Kirkby. 1976. An Introduction to Factor Analysis. ming Water Resour. Res. 4 (3): 471-477.
CATMOG 7, Norwich: Geo Abstracts Limited. Hammad, H.Y. 1969. Future of Ground Water in African Sahara Desert
Golding, B.L. dan D.E. Low. 1960. Physical Characteristics of Drainage J. of Irrig. and Drain. Div., ASCE, Volume 4: 563-580, IR.
Basins. Proc. of the ASCE 86. Harley, B.M., F.E. Perkins dan P.S. Eagleson. 1970. A Modular Distri-
Golfz, S.M. dan kawan-kawan. 1970. Evaporation Measurements by an buted Model of Catchment Dynamics. Hydrodynamics Laboratory
Eddy Correlation Method. Water Resour. Res. 6 (2): 440-446. Report No. 133, MIT, Department of Civil Engineering.
Grace, R.A. dan P.S. Eagleson. 1966. The Modelling of Overland FIow. Harbough, J.W. dan D.P. Merriam. 1968. Computer Application in
Water Resour. Res. 2: 86-92. Stratigraphic Analysis. New York: John Wiley & Sons.
Gray, D.M. 1961. Interrelationship of Watershed Characteristics. J. of Harman, H.H. 1968. Modern Factors Analysis. Chicago: The University
Geophys. Res. 66: 1215-1223. of Chicago Press.
Green, W.H. dan C.A. Ampt. l9ll. Flow of Air and Water Through Harp, J.F. 1974. An Innovative Automatic Stream Gauging Method. J.
Soils. J. of Agric. Sci. 4: l-24. of Hydrol. 2l:27-31.
Gregory, K.J. dan E.H. Brown. 1966. Data Processing anf the Study of Harrold, T.W., C.A. Nicholas dan C.G. Collier. 1975. The Measure-
Landforms. Annals of Geomorph- l0:237-263. ment of Heavy Rainfall over Small Catchments Using Radar.
Hydrol. Sci. Bull. XX (l): 68-76.
f-- r ----"""-"' t
330 331
Harr. M.E. 1962. Groundwater and Seepage. New York: McGraw-Hill Properties of Braided Streams. Water Resour. Res. 6 (6):
Hazen, A. 1914. Storage to be Provided in Impounding Reservoirs for t674-1668.
Municipal Water Supply. Trans. ASCE, Volume 77, paper 130g. of Stream Junction. Water Re-
1971. Optimal Angles
hal. 1539. sour. Res. 7 (4):863-873.
Henderson, F.M. 1966. Open Channel Flow. New york: MacMillan Hoyt, W.C. dan H.C. Troxell. 1934. Forests and Stream Flow. Trans.
Publ. of the ASCE 99: l-l l.
Hershfield, D.M. 1961. Rainfall Frequency Atlas of the US. Washington Huisman. L. 1960. Ground-Water Recovery: Technical Aspects. Lecture
US Department of Commerce, Tech. Report 40. Notes. Delft: International Courses in Hydraulic and Sanitary
Hertzler, R.A. 1967. Engineering Aspects of the Influence of Forests Enginering.
on Mountain Streams. Civil Engineering 9: 487-489. Householder, A.S., G.E. Forsythe dan H'H. Germond. 1951. Monte
Hillel, D. dan W.R. Gardner. 1970. Transient Infiltration into Crust- Carlo Method. US Natl. Bureau of Standards, Applied Mathema-
topped Profile. Soil Sci. 109 (2): 69-76. tics Service, Volume 12.
. 1971. Soil and Water. New York: Acdemic Press. Hursh, C.R. 1936. Discussion on Report of the Committee on Absorp-
Hjelmfelt, A.T. dan J.J. Cassidy. 1975. Hydrology for Engineers and tion and Transpiration' Trans. of the Amer. Geophys. Un" lTth
Planners. Iowa: Iowa State University Press. Annual Meeting. hal. 296.
Hoel, P.G. 1965. Introduction to Mathematical Statistics. New York: Huson, J.J. 1970. Land Utilization in Crati Valley. Delft: ITC Publ'
John Wiley & Sons. Hyami, s. 1951. on the Propagation of Flood waves: Disaster Preven-
Holtan, H.N. dan G.J. Stiltner. 1975. USDAHL-74: Revised Model of tion Research Institute, Bulletin l, Kyata, Japan.
Watershed Hydrology. Washington: US Department of Agricul- l Hydraulics of overland Flow on Hill Slopes. 1970. washington: US Ge-
I
ture, Tech. Bull. No. 1518. ol. Survey, Professional Paper 662-4'
Horst, L. 1971. Hydrometry. Delft: International Courses in Hydrau- Hydrocomp. 1969. Operations Mannual. Palo Alto: Hydrocomp.
lics and Sanitary Engineering. Hydr.ologisch Onderzoek in het Leeringkbeekc.ebM. 1970. Arnhem:
Horner, W.W. dan F.L. Flynt. 1936. Relation Between Rainfall and Pro,vinciale Waterstaat van Gelderland, Twede Interimrapport.
Runoff from Small Urban Areas. Trans. ASCE. hal. 140. Hydrology Seminar Notes (of the author). 1969. Delft: International
Horton, R.E. 1919. Rainfall Interception. Monthly Weather Review 47: Hydraulic Courses.
603-623. Imbrie, J. 1963. Factor and Vector Analysis Programs for Analyzing
1932. Drainage Basin Characteristics. Trans. Amer. Geological Data. Washington: Office of Naval Research,
Geophys Un. 13: 350-361. Geography Branch. Techn. Report 6.
1945. Erosional Development of Streams and their International Glossary of Hydrology. 1974. UNESCO-WMO.
Drainage Basins. of the Bull. Geol. Soc. of Amer. 56: 275-37O. Instituto Geografico Militare. 1958. Topographical Maps of South Italy
Hotelling, H. 1933. Analysis of a Complex of Statistical Variables into I : 100.000 and I :200.000 and I :20.000 scales.
Principal Components. J. Ed. Psychol. 24. Ipsen, D.C. 1960. Units, Dimensions and Dimensionless Numbers. New
Houk, l.E. 1921. Rainfall and Runoff in the Miami Valley. Miami: Con- York: McGraw-Hill.
servency District Tech. Report 8. Ishihara, Y. 1964. Hydraulic Mechanism of Runoff. Dulam R. Sil-
Hounam, C.E. 1972. Charateristics of Evaporation in Network Design. verster, ed. Hydraulic and Fluid Mechanics. Oxford: Pergamon
Casebook on Hydrological Network Design practices, WMO Press.
Publication No. 324, Geneva. hal. I.2.1-l hingga l.Z.l-5. Iturbe, I.C. dan J.M. Mejia. 1974. On the Tran formation of Point
Howard, A.D. dan kawan-kawan. 1970. Topological and Geometrical Rainfall to Area Rainfall. Water Resour. Res. l0 (4):729-735.
?
'332 333
lzzard, C.F. dan M.T. Augustine. 1943. Pleliminary Report on Analysis King, C.A.M. 1966. A Morphometric Examples of Factor Analysis.
of Runoff from Simulated Rainfall on a Palved Plot. Trans. of Dqlqm H.O. Slaymaker, ed. Morphometric Analysis of Maps.
Amer Geophys. Un. 24: 500-511. British Geomorphological Research Group, Occasional Paper No.
4.
James, L.D. 1965. Using a Digital Computer to Estimate the Effects of
Urban Development on Flood Peaks. Water Resour. Res. l: King, R.B. 1975. Geomorphic and Soil Correlation Analysis of Land
223-233. Systems in Northern and Luapula Provinces of Zambia. Instiiute
James, L.D. 1972. Hydrologic Modelling, Parameter Estimation and
of British Geographers Trans. 64:. 67-76.
Kendal, M.G. 1957. A Course in Multivariate Analysis. Net York:
Watershed Characteristics. J. Hydrol. l7: 283-307 .
Hafner Publishing.
Jamieson, D.G. dan C.R. Amerman. 1969. Quick-return Subsurface
Kinnison, H.B. dan B.R. Colby 1945. Flood Formulas Based on Draina-
Flow. J. Hydrol. 8:122.
ge Basin Characteristics. Transactions of the Characteristics. Tran-
Jarvis, R.S. dan A. Werritty. 1975. Some Comments on Testing Random
ll sactions of the American Society of Civil Engineers I10, hal.
Topological Stream Network Models. Water Resour. Res. (2):
309-318. 849-984.
1973. New Measure of the Topological Structure of Kirwald, E. 1969. Wasserhaushalt und Einzugsgebiet. Essen: Dr. W.
Dendritic Drainage Networks. Water Resour. Res. 8 (5): Classen.
1265-1271. Kleinsmiede, W.F.J. 1960. Geology of the Valle de Aran, Central
Pyreenes. Leidse Geologische Mededelingen 25. hal. 129-247.
Jennings, A.H. 1952. Maximum 24-hour Precipitation in the US. Was-
hington: US Department of Commerce. Tech. Paper 16. Knapp, R.M., D.W. Green, E.C. Pooge dan C. Stanford 1975, Deve
lopment and Field Testing of a Basin Hydrology Simulator. Water
Jensen, M.E. dan R.J. Hanks. 1967. Nonsteady-state Drainage from Po-
rous Media. J. of lrrig. Drain. Div., ASCE 93 IR 3: 202-231.
I
a
Resources Research. Volume ll
(6): 879-888.
Jetler, K. 1944. Evaluation of Runoff-Distribution Values from Basin 1
Knisel, W.G. 1970. A Factor Analysis of Reservoir Losses. Water
Data and Study of Related Drainage-Area Charateristics. Trans. Resources Research 6, hal. 491-498.
Amer. Geophys. Un. 25: 990-1004. Knox, C.E. dan T.J. Nordenson 1955. Average Annual Runoff and Pre
Johnson, M.L. 1970. Runoff from Eight Watersheds in North-eastern cipitation in the New England-New York Area. Washington: US
Vermont. Baltimore: The John Hopkins University. Geological Survey, Hydrological Inventory Atlas HA-7.
Kagan R.L. 1972. Precipitation-Statistical Principles. Casebook on Kouzel, A.G. 1972. The Design of Network for the Determination of
Hydrological Network Design Practice No. 324. Ceneva: WMO. Soil Moisture. Casebook on Hydrological Network Design Prac-
hal. I- I .1.2-l hingga l-32-9. tice, No. 324, Geneva: WMO, hal. I-4.1-l hingga I-4.1-7.
Kalinin, G.P. 1971. Global Hydrology. Terjemahan dari bahasa Rusia. Krumbein, W.C. dan F.A. Graybill 1965. An Introduction to Statistical
US Department of Commerce, National Technical lnformation Models in Geology. New York: McGraw-Hill.
Service Springfield.
Laden, N.R., T.L. Reilly dan J.S. Minnotte 1965, Synthetic Unit
Kaiser, H.F. 1958. The Varimax Criterion for Analytic Rotation in Fac- a Hydrographs, Distribution Graphs and Flood Routing in the Up-
tor Matrix. Psychometrika 23: 187-200. per Ohio River Basin. Transactions of the American Geophysical
Keefer, T.N. 1976. Comparison of Linear Systems and Finite-difference Union lI, hal. 649-659.
Flow-routing Techniques. Water Resour. Res. l2 (5): 997-1006. Land Use Map of Italy (Carto della Utilizzazione del Soulo D,Italia)
Kherounromne, I., W.E. Sharp dan L.R. Gardner. 1976. Variation of 1965, l:200,000 scale. Maps nr. 16, 17 ,19 and 20. Miiano: Touring
Link Magnitude with Maps Scale. Water Resour. Res. 12 (5): Club Italiano.
919-923. Langbein, W.B. 1940. Channel Storage and Unit Hydrograph Studies.
Kimball, H.H. 1914. Monthly Weather Review 42: 474. Transactions of the American Geophysical Union II. hal.
.Fr
f
334 335
620-627. Shallow Water Equation. J. of the Eng. Mech. Div. ASCE 93,
Langbein, W.B. 1947, Topographic Characteristics of Drainage Basins. EM2:39-71.
US Geological Survey, Water Supply paper 968-C. Ligon, J.T., H.P. Johnson dan D. Kirkham. 1962. Unsteady-state
Langbein, W.B. dan S.A. Schumm 1958. yield of Sediment in Relation Drainage of Fluid from a Vertical Column of Porous Material. J.
to Mean Annual Precipitation. Transactions of American of Geophys. Res. 67: 5199-5204.
Geophysical Union, 39, hal. 1076-1084. ., A.G. Law dan D.H. Higgins. 1969. Evaluation and
Lanyon, M. dan J. Jackson 1974. Flow Simulation System. Journal of Application of a Digital Hydrologic Simulation Model. Report 12,
the Hydraulics Division, HY8, hal. 1089-1105. Water Resour. Res. Inst., Clemson University, Clemson.
Larson, L.W. dan E.L. Peck. 1974. Accuracy of precipitation Linsley, R.K. 1943. Application of Synthetic Unitgraph in the West-
Measurement for Hydrologic Modelling. Water Resources tern States. Trans. of the Amer. Geophys. Un. 2: 580.
' Research, l0 (4): 857-863. . dan J.B. Franzini. 1964. Water Resouces Engineering.
Laurenson, E.M. 1962. Hydrograph Synthesis by Runoff Routing. Wa- New York: McGraw-Hill.
ter Res. Lab. Report No. 66. The University of New South Wales. Linsley, R.K., M.A. Kohler dan J.L.H. Paulhus. 1958. Hydrology for
. 1964. A Catchment Storage Model for Runoff Rou- Engineers. New York: McGraw-Hill.
ting. J. of Hydrol. 2: l4t-163. Liou, E.Y. 1970. OpserProgram for Computerized Selection of Water-
. 1974. Modelling of Stochastic-Deterministic Hydrolo- shed Parameter Values for the Stanford Watershed Model. Report
gic Systems. Water Resour. Res. l0 (5): 955-961. 34. Water Resour. Res. Inst., University of Kentucky, Lexington.
Lawley, D.N. 1949. Problems in Factors Analysis. proc. of the Lloyd, E.H. 1967. Stochastic Reservoir Theory. Advances in Hydro
Roy. Soc. of Edinburg LXII : l. Science 4: 281-339.
Laws, J.O. 1941. Measurement of Fall Velocity of Water Drops and Lull, H.W. 1959. Soil Compaction on Forest and Range lands. USDA
Rain Drops. Trans. Amer. Geophys. tJn.2:709-721 . Forest Service Miscalleneous Publications No. 768.
Lee' R. 1963. Evaluation of Solar Beam Radiation as a climatic parame- Made, J.W. van der.1972. Streamflow and Water Levels. Casebook on
ter of Mountain Watersheds. Colorado: Colorado State Universi- Hydrological Network Design Practice No. 324. Ceneva: WMO:
ty. Higrology Paper 2. I-5.1-l hingga I-5.1-8.
Lee, M.T. dan J.W. Delleur. 1976. A Variable Source Area Model of Magette, W.L., V.O. Shanholtz dan J.C. Carr. 1976. Estimating Selec-
Rainfall-Runoff Process Based on the Watershed Stream Network. ted Parameters for the Kentucky Watershed from Watershed Cha-
Water Resour. Res. 12 (5): 1029-1036. rarteristics. Water Resour. Res. 12 (3): 472-476.
Leerinkbeek Study. 1970. The Hague: Rijkswaterstaat. Mamisoa, J.P. 1952. Development of an Agricultural Watershed by Si-
Leepold, L.B., M.G. Wolman dan J.P. Miller. 1964. Fuvial processes in militude. M.Sc. thesis. Ames: Iowa State University.
Geomorphology. San Francisco: W.H. Freeman and Co. Manson, V. dan J. Imbrie. 1964. Fortran Program for Factor and Vector
dan kawan-kawan. 1964. Fluvial Processes in Analysis of Geological Data Using an IBM 7090 or 7094/1401
Geomorphology. Computer System. Kansas: Geological Survey 13.
Liakopoulos, A.C. 1962. Theoretical Aspects of the Flow Water Mark, D.M. 1974. Line Intersection Method for Estimating Drainage
Through Anisotropic Unsaturated Soils. J. Hydraulics Div. ASCE: Density. Ceological 2: 235-237.
62-70. Matalas, N.C. 1963. Probability Distribution of Low Flows. Geol. Surv
Liggett, J.A. dan D.A. Woolhiser. 1967. Difference Solutions of the Profes. Papers 43+A. Washington: US Government Printing Of-
fice.
dan B. Jacobs. 1954. A Correlation Procedure for
i
t"
I,
[^
336 337
Augmenting Hydrologic Data. US Geol. Surv. Profes. Pap.434-E. Meyerink, A.M.J. 1966. Quantitative Geomorphology in Hydrologic
Washington: US Government Printing Office. Studies. Enschede: ITC Publication.
. dan B.J. Reiher. 1967. Some Comments on the Use of . 1970. Photo-Interpretation in Hydrology: A Geomorp-
Factor Analysis. Water Resour. Res. 3: 213-223. phologic Approach. Enschede: ITC Publication.
Mather, R.M, 1972. Areal Classification in Geomorphology. Dolam Miller, v.c. 1953. A Quantitative Geomorphic Study of Drainage Basin
R.J. Chorley. ed. Spatial Analysis in Geomorphology. London: Characteristics in the Clinch Mountain Area, Virginia and Ten-
Methuen. pp.305-322. a
nessee. New York: Colombia University, Department of Geology
Mather, P.M. 1976. Computational Methods of Multivariate Analysis Tech. Report 3.
in Physical Geography. London: John Woley & Sons. Molen, W.H. van der. 1971. Lecture Notes Agrohydrology (in Dutch).
Mathur, V.K. 1976. A Factor Analysis of Socio-Economic Determinants Wageningen: lniversity of Agriculture'
of Property of Crimes in Cities. The Annals of Regional Science X Monteith, J.L. 1965. Evaporation and Environment. Symp. Soc. Exp.
(2): tt6-127. Biol. l9: 205-234.
Marsden, J.R., D.E. Pingry dan A. Whinston. 1975. The Large-large Morel-Seytoux, H.J. dan J. Khanji. 1974. Prediction of Imbibition in
Regional Plant Hypothesis: Discriminant Analysis. Water Resour. a Horizontal Column. Proc. Soil Sci' Soc. Amer: 613-617.
Res. ll (8): l0l3-1017. Morgan, R.P.C. 1973. The Influence of Scale in Climatic Geomorpholo-
Maximum Station Precipitation for 7,2,3,4,6, 12 dan 24 Hours. l95l gy a Case Study of Drainage Density in West Malaysia. Geografis-
hingga 1959. Washington. US Department of Commerce Tech. ka Annuler 55A (2): 107-l15.
Report l5 (23 volume). Morissawa, M.E. 1957. Accuracy of Determination of Stream Lengths
Maxwell, J.C. 1960. Quantitative Geomorphology of the San Dimas Ex- from Topographic Maps. Amer. Geophys. Un.: 86-88.
perimental Forest, California. Washington: Office of Naval Res. . 1958. Measurement of Drainage-Basin Outline Form.
Geography Tech. Report 19. Water Resour. Res. 66: 587-591.
McCoy, R.M. 1971. Rapid Measurement of Drainage Density. Bull. Ge- 1968. Streams: Their Dynamics and Morphology. New
ol. Soc. Amer. 82:757-162. York: McGraw-Hill Book Co.
McDonald, J.E. 1957 . A Note on the Precision of Estimation of Missing Mulholland, H. dan C.R. Jones. 1968. Fundamentals of Statistics. Lon-
Precipitation Data. Trans. Amer. Geophys. Un. 38 (5): 657-661. don: Butterworths.
Mckay, C.A dan W. Stichling. 1961. Evaporation Computations for Mulvaney, J.J. 1850-1851. On the Use of Self Registering Rain and
Praire Reservoirs. Proc. Hydrol. Symposium 2, Ottawa. Flood Gauges in Making Observations of the Relation of the Rain-
Mein, G.R. dan C.L. Larson. 1973. Modelling Inliltration During a Ste- fall and Flood Discharges in a Given Catchment. Proc. Inst. Civil
ady Rain. Water Resour. Res. 9 (2): 384-394. Eng., Ireland4:18.
Muskat, M. 1946. The Flow of Homogeneous Fluids Through Porous
Nonlincar Model for Flood Estimation. J. Hydr., ASCE 100: Media. Ann Arbor: J.E. Edwards'
1507-1518. Mustenon, S.E. 1967. Effects of Climatologic and Basin Characteristics
Meinzer, O.E. 1942. Hydrology. New York: Dower. on Annual Runoff. Water Resour. Res. 3: 123-130.
Melton, M.A. 1957. An Analysis of the Relations Among Elements of
-'R,G.,E.M,LaurensondanT'A.McMohan'1974.Simple Muther, P.M. dan J.C. Doornkamp. 1970. Multivariate Analysis in Ge-
Climate, Surface Properties and Geomorphology. New York: Col- ography. Trans- Inst. British Geogr. 51.
ombia University, Department of Geology. Tech. Report ll. Nash J.E. 1957. The Form of the Instantaneous Unit Hydrograph.
Meyer, H.A. 1956. Symposium on Monte Carlo Methods. New York: Intl. Assoc. of Sci. Hydrol. III: l14:121.
John Wiley & Sons. . 1960. A Unit Hydrograph Study with Particular Ref-
_\
erence to British Catchments. Proc. of the Insts. of the Civil Eng. Pillsbury, A.F., R.E. Pelishek, J.F. Osborn dan T.E. Szuskiewics. 1962.
l7:249-282. Effects of Vegetation Manipulation on the Disposition of Precipi-
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAH). 1959.
tation on Chaparral-Covered Watershed. J. of Geophys' Res. 67:
Rainfall Intensity-Frequency Regime. Tech. Report 29. 695-702.
Nes, T.J. van de dan M.H. Hendriks. 1971. Analysis of Linear Distribu-
Pinder, G.F. dan J.F. Jones. 1969. Water Resour. Res.5: 438-445.
ted Model of Surface Runoff. Wageningen: Laboratorium voor
Ploey, J. de, J. Savat dan J. Moeyersons. 1976. The Differential Impact
Hydraulica en Afvoerhydrologie.
of Some Soils Loss Factors on Flow, Runoff Creep and Rain-
Newson, M.D. 1975. Flooding and Flood Hazard in the United King- wash. Earth Surface Processes I (2): 151-161.
dom. London: Oxford University Press.
Prescott, J.A. 1940. Trans. of the Roy. Soc. S. Aust. 64 : I14.
Nortier, I.W. dan H. van der Velde. 1961. Hydraulica. Culemborg: Priestley, C.H.B. dan R.J. Taylor. 1972. An Assessment of Surface
Stam.
Heat Flux and Evaporation Using Large Scale Parameters.
Obukhov, A.M. 1971. Turbulence in an Atmosphere with a Non-Uni- 8l-92'
Monthly Weather Review 100:
form Temperature. Boundary-Layer Meteorology 2: 8-29.
Proceedings of Symposium on Statistical Hydrology' 1974. Washington:
Osborn, H.B. dan L. Lane. 1969. Precipitation-Runoff Relations for US Department of Agriculture, Agric. Research Service.
Very Small Semi-Arid Rangeland Watersheds. Water Resour. Res. -
Potter, W.D. 1953. Rainfall and Topographic Factors that Affect Run-
' 5: 419-425. off, Trans. of the Amer. Geophys. Un. 34: 67-73.
Pannekoek, A.J., ed. 1973. Algemene Geologie. Groningen: H.D. Rantz, S.E. dan J.R. Crippen. 1975. Adjustment of Logarithmic Flood
Tjeenk. Frequency Statistics for Gauged California Streams to Minimize
i
Parikh, S.C. 1966. Linear Dynamic Decomposition Programming of the Time Sampling Error. J. of Res., US Geol. Surv. 3 (l):
Optimal Long-Range Operation of a Multipurpose Reservoir Sys- I l3-l2L
tem. Proc. of the 4th Intl. Conf. on Operat. Res.: 763-777. Recent Trends in Hydrograph Synthesis. 1966. The Hague: TNO. Proc.
Patton, P.C. dan V.R. Baker. 1976. Morphometry and Floods in Small and Inform. 13.
Drainage Basins Subjected to Diverse Hydrogeomorphic Controls. Riggs, H.C. 1968a. Frequency Curves. Washington: US Geol' Surv.
Water Resour. Res. 12 (5):941-952. Book 4, Chapter A2.
Pearce, A.J. 1976. Magnitude and Frequency of Erosion by Hortonian . 1968b. Some Statistical Tools in Hydrology. Washing-
Overland Flow. J. of Geol. 8a (l): 65-74. ton: US Geol. Surv., Book 4, Chapter Al.
j Penman, H.L. 1948. Natural Evaporation from Open Water, Bare Soii R.ijckborst, H. 1967. Hydrology of the Upper Garonne Basin (Valle de
and Grass. Proc. of Roy. Soc. London 193: 120-145. Aran, Spain). Leidse Geologische Mededelingen 40.
Pethick, J.S. 1974. A Note on the Drainage Density-Basin Area Rela- Rijtema, P.E. 1965. An Analysis of Actual Evapotranspiration. Ph.D
tionship. Area: 217 Thesis. Wageningen: University of Agriculture.
-222.
Petryk, S. dan kawan-kawan. 1975. Analysis 6f Flow Through Vegetati- . 1959. Evapotranspiration in Relation to Suction and
I
on. J. Hydr. of Hydr. Div. HY7:871-884 Capillary Conductivity. Miscellaneous Reprints 3. Wageningen.
i
i
Philip, J.R. 1954. An Infiltration with Physical Significance. Institude of Land and Water Management Research.
Soil Sci. 77: 153-157. Riley, J.P. 1966. Application of an Electronic Analogue Computer to
. 1957 . Numerical Solution of Equations of the Diffusion the Solution of Hydrologic and River Basin Planning Problems.
,
I
Type with Diffusivity Concentration Dependent. Aust. J. of Phys. Report PRWG 32, l. Logan, Utah Watert Resources Laboratory.
l0:29:42. D.G. Chadwick dan K.O. Enggleston. 1969. Snowmelt
. 1957b. The Theory of Infiltrationi 1,2,4. Soil Sci. Simulation. Tech. f,.eport. Logan: State University of Utah' Col-
83 dan 84: 345-357 : 435-448 dan 257 lege of Engineering.
-264.
L
340 341
i,- \,,
""1
342 343
Sevenhuysen, R.J. 1970. Blotting Papei Simulating Ground- .1972. Quantitative Characterization of Channel Net-
water FIow. J. Hydrol. l0:276-281. work Structure. Water Resour. Res. 8 (6): 1497-1496.
Sevruk, B, 1974. The Use of Stereo, Horizontal, and Ground Level Ori- Smith, K.G. 1950. Standards of Grading Texture of Erosional Topogra-
fice Gages to Determine a Rainfall-Elevation Relationship. Water phy. Amer. J. of Sci. 248:665-668.
Resour. Res. l0 (6): 1138-ll4l. Smittr, R.L. aun A.M. Lumb. 1966. Derivation of Basin Hydro-
Shanholtz, V.O. dan J.C. Carr. 1975. Evaluation of a Model for Simu- graphs. Contribution 19, Manhattan. Kansas Water Resources
lating Continous Streamflow' from Small Watersheds. S. Coop. ,! Research Institute. Kansas University.
Ser. Bull. 200. Snyder, W.M. 1962. Some Possibilities for Multivariate Analysis in Hy-
Sharp. A.L. 1960. Application of the Multiple Regression Approach in drologic Studies. J. of Geophys. Res. 67:721-729.
Evaluating Parameters Affecting Water Yields of River Basins. J. . 1965. Hidrograph Analysis by the Methods of Least
of Geophys. Res. 65: 1273-1286 Squares. Proc. of theAmer. Soc. of CivilEng' 793J-793'25'
Sharp. W.E. 1970. Stream Orders as a Measure of Sample Source . 1938. Synthetic Unit Graphs' Trans' of Amer' Geo-
Uncertainty. Water Resour. Res. 6 (3):919-926. phys. Un. 19, Bagian 2:447-454.
. 1971. An Analysis of the Laws of Stream Order for Fi- Sokolov, A.A. 1976. The World Water Balance. Soviet Geography:
bonacci Drainage Patterns. Water Resour. Res. 7 (6): 1548-1557. 505-515.
Solomon, S. 1966. Statistical Association Between Hydrologic Variables
I
Sherman, L.K. 1932. Streamflow from Rainfall by the Unit-Graph Me- ' Proc. of Hydrol. SymP.5:55-125.
thod. Engineering News-Record, April issue.
. 1932. Engineering News-Record. Speight, J.G. 1968. Parametric Description of Landform. Dslqm G.A.
Sherman. B. dan V.J. Singh. 1976. A. Distributed Converging Over- Stewart, ed. Land Evaluation. Papers of CSIRO Symposium in
land Flow Model, Paris I , 2 and 3. Water Resour. Res. 12 (5): I r Cooperation with UNESCO. hal. 239-250.
889-908. Spiegel, M.R. 1961. Theory and Problems of Statistics. Schaum's Out-
Shih, G.8., R.H. Hakins dan M.D. Chambers. 1972. Computer Model- Iine Series. New York. McGraw-Hill Book Co.
ling of a Ciniferous Forest Watershed. Age of Changing Priorities Soil Survey Staff. 1951. Soil Survey Mannual. US Department of Agri-
for Land and Water. Amer. Soc. of Civil Eng. culture Handbook 18.
Shimer, J.A. 1968. This Changing Earth: An Introduction to Geology. sribnyi, M.F. 1961. Geomorphological characteristics of chatchment
New York. Harper and Row. Basins (Drainage Areas) in Problems of River Runoff control.
Shreve, R.L. 1966. Statistical Law of Stream Numbers. J. of Geol. 74 USSR Academy of Science (Terjemahan). "
(2):0178-3786. Stall, J.B. dan Yu Si Fok. 1967. Discharge Related to Stream System
1967. Infinite Topologically Random Channel Net- Morphology. Bull. of the Int. Assoc. of Sci. Hydrol. ll[:224-235.
works. J. of Geol. 75 (2): 178-186. Statistical Methods in Hydrology. 1965-. Montreal: Canadian Depart-
. 1969. Stream Lengths and Basin Areas in Topologi- I ment of Energy, Mines and Resources. Proc. of Hydrol. Symp. 5'
cally Random Channel Networks. J. of Geol. 77 (4):397-414. I Steady Flow of Ground water Toward wells. 1964. Proc. and Inform.
Shulits, S. 1968. Quantitative Formulation of Stream and Watershed No. 10. The Hague: TNO.
Morphology. Bull. of the Intl. Assoc. of Sci. Hydrol. III: 201- Stephenson, G.R. dan R.A. Freeze. 1974. Mathematical Simulation of
207. Subsurface Flow Contributions to Snowmelt Runoff, Reynolds
Sitter, L.U. dan H.J. Zwart. 1961. Excursion to the Central Pyrenees. Creek Watersheds. Idaho. Water Resour. Res. l0 (2):284-294'
Leidse Geologische Modedelingen 26: l-49. Steyn, D.C. 1976. Computation of Azimuths, Slope Angles and Surface
Smart, J.S. 1970. Use of Topologic Information in processing Data for Normals over a Given Topography. S. Afr. Geograph. J. 58 (2):
Channel Networks. Water Resour. Res. 8 (6):932-936. 130-133.
344 345
Storey, H.C. dan E.L. Hamilton. 1943. A Comparative Study of Rain- ces Series No. 34, United Nations.
gages, Trans. of the Amer. Geophys. Un., Meteorology. hal. Thornbury, W.D. 1954. Principles of Geomorphology. New York. John
133-142. Wiley & Sons.
Stoker, J.J. . Water Waves. New york. Intescience.
1957
Thornwaite, C.W. 1931. Climates of North America According to a New
Strahler, A.N.
1952. Hypsometric (Area-Altitude) Analysis of Erosio- Classification. Geographical Review 2l: 633-655.
nal Topography. Bull. geol. Soc. Amer. 63: lll j-1142. Todd, D.K. 1969. Cround Water Hydrology. New York. John Wiley &
. 1956. Quantitative Slope Analysis. Bull. Geol. Soc. ,r Sons.
571-596. Toebes, G.H. 1975. Systems Engineering. Lecture Notes. Delft
1957. Quantitative Analysis of Watershed Geomorpho- Technological U niversity.
logy. Trans. Amer. Geophys. Un. 38: 913-920. Turner, A.K. dan R.D. Miles. 1969. Terrain Analysis by Computer.
Strelkoff, T. 1970. Numerical Solutions of Saint-venant Equations. Purdue. Purdue University. Engineering Reprints CE.259.
J. Hydra. Div., ASCE 95 HYI: 223-251. United Nations. 1966. The Use and Interpretation of Hydrologic
Strahler, A.N. 1958. Dimensional Analysis Apptied to Fluvially Eroded Data. New York. United Nations Office of Technical Cooperation.
Landforms. Bull. Amer. geol. Soc. 69:2j9-299. Water Resources Series 34.
Sutcliffe, J.V. dan T.G. Carpenter. 1967. The Assessment of Runoff US Army of Engineers. 1956. Snow Hydrology. Oregon. North Pacific
from a Mountaineous and Semi-Arid Area in Western lran. Bull Division.
Intl. Assoc. Sci. Hydrol. III: 383. 1960. Runoff from Snow Melt. Engineering and
Swartzendruber, D. dan D. Hillel. 1975. Infiltration and Runoff for Design Manuals EM I I 10-2-1406.
Small Field Plots Under Constant Intensity Rainfall. Water . 1962. Adjustment of Frequency Statistics. Sa-
Resour. Res. I I (3): 445-451.
cramento. US Army Corps of Engineers.
swift, L.w. dan kawan-kawan. 1975. Simulation of Evapotranspiration US Geological Survey. 1953. Topographical Maps of New England
and Drainage from Mature and Clear-Cut Deciduous Forest and Area. l:24.000scale.
Young Pine Plantation. Warer Resour. Res. I I (5): 667_673. 1960. Water Supply Papers. Nrs. 798 dan 1543-A.
Tamaki, S. 1966. Some Problems in the Use of Linier programming in Washington.
Operation Planning. Proc. 4th Intl. Conf. on Operational Res. pp. 1962. Water Supply Paper. Nr. 1580-A. Washing-
36-43. ton.
Taylor, A.B., dan H.E. Schwarz. 1952. Unit Hydrograph Lag and peak Nr.
1939-1965. Water Supply Papers. 1-A,
Flow Related to Basin Characteristics. Trans. Amer. Geophys. Un.
North Atlantic Basin Slopes. Washington.
33:235-246.
Vernon, P.E. 1950. An Application of Factorial Analysis to the Study
Tennenssee vattey Authority (TvA). 1964. Branshaw creek Elk River: A
of Test Items. British J. Psychol., Statistic. Sect. III: l-15.
Plot Study in Area-Stream Factor correlation. Knowville: office
Visser, W.C. 1963. Soil Mousture Content and Evapotranspiration.
of Tributary Area Development. Research paper 4.
Tech. Bull. 31. Wageningen. Institute for Land and Water Mana-
. 1966. Design of a Hydrologic Con- gement Research.
dition Survey Using Factor Analysis. Bull. Intl. Assoc. Sci.
Hydrol. XI: l3l-176. Volker, A. 1968. Hydrology Lecture Notes' Delft. International Cour-
ses for Hydraulics and Sanitary Engineering.
The Use and Interpretation of Hydrologic Data. 1966. water Resour-
Vogel, J.C., L. Thilo dan M. van Dijken. 1974. Determination of Gro-
undwater Recharge with Tritium. J. Hydrol. 23: l3l-140.
Vries, D.A. de. 1966. Dalam W.R. van Wyk, ed. Physics of the Plant
346 347
Environment. pp. l-382. Amsterdam: North Holland. Calculating Vertical Drainage and Infiltration for Soils. J. Hydrol.
vries, J.J. de. 1974. Groundwater Flow Systems and Stream Nets in the 10: l-19.
Netherlands. Amsterdam. Rodopi. Wierenga, J. 1968. Meteorological Instruments of Hydrological Use.
wallis, J.R. 1968. Factor Analysis in Hydrology: An Agnostic view. Lecture Notes. Delft. International Courses for Hydraulics and
Water Resour. Res. 4: 521-527. Sanitary Engineering.
walsh, F. 1972. Application of stream Numbers to the Merrimack River . 1968b. Vertical Transport of Water Vapour. Lecture
Basin. Water Resour. Res. 8 (l): l4l-144. ,t
Notes. Delft. International Courses for Hydraulics and Sanitary
walton, w.c. 1965. Ground-water Recharge and Runoff in Illinois. Engineering.
Urbana. Illinois State water Survey, Department of Registration Wiggert, D.C. dan E.B. Wylie. 1976. Numerical Predictions of Two-
and Education. Report of Investigation 48.
Dimensional Transient Ground Water Flow by the Method of
Ward, R.C. t967. Principles of Hydrology. London. McGraw-Hill.
Characteristics. Water Resour. Res. l2 (5):971-977.
wartena, L. 1974. Basic Difficulties in predicting Evaporation. J. Wijk, W.R. van. 1963. Physics of Plant Environment. Amsterdam.
Hydrol. 23: 159-177. North Holland.
US Department of Interior. 1971. Water Measurement Manual.
William, J.R. dan R.W. Hann, 1972. HYMO: a Problem-Oriented
watson, K.K. 1959. A Note on the Field Use of a Theoritically Derived Computer Language for Hydrologic Building Models. Water
Infiltration Equarion. J. Geophys. Res. 64: l6ll_1615. Resour. Res. 8 (l): 79-86.
. 1966. An Instaneous Profile Method for Determining 1973. HYMO: Problem-Oriented Computer
the Hydraulics conductivity of Unsaturated porous Materials. Language for Hydrologic Modelling. Agric. Res. Service. USDA
Water Resour. Res. 2 (4):709-715. ARS-S-9.
1967. Numerical and Experimental Study of Column Wilson, E.M. 1969. Engineering Hydrology. London. MacMillan.
Drainage J. Hydrau. Div., ASCE 93 Hy2 l-15. Wind, G.P. 1961. Capillary Rise and Some Applications of the Theory
watt, w.E. dan R.J. Kennedy. 1969. A peak Discharge Relation for In- of Moisture Movement in Unsaturated Soils. Tech. Bull. 22.
termediate Drainage Basins. water Resour. Res. 5: 1406-140g. Wageningen. Institute for Land and Water Management Research.
Weg, R.F. van der. 1967. Climatology. Lecture Notes. Enshede. ITC. Wisler, C.O. dan E.F. Brater. 1949. Hydrology. New York. John Wi-
1968. Drainage Patterns. Lecture Notes. .Ens- ley & Sons.
chede ITC. Wong, S.T. 1963. A Multivariate Statistical Model for Predicting Mean
wei, T'c. dan J.L. McGuiness. r973. Reciprocar Distance Squared Me- Annual Flood in New England. Annals Assoc. Amer. Geograph.
thod. ARS-NC-8. Agricultural Research Service. US Department 53: 298-311.
weisman, R. 1975. comparison of warm water Evaporation Equati- Wood, W.F. dan J.B. Snell. 1959. Predictive Methods in Topograpic
ons. J. Hydrau. Div., Hyl0: 1303-1313. Analysis I: Relief, Slope and Dissection on Inch-to-the mile Maps
weyman' D.R. 1975. Runoff process and Streamflow Modelling. Lon- in the United States. Tech. Report EP-112. Quartermaster Res.
don. Oxford University press. - | and Eng. Command. US Army.
whisler, F.D. dan K.K. watson. 1968. one-Dimensional Gravity Dra- Wooding, R.A. 1965. A Hydraulic Model for the Catchment-Stream
inage of Uniform Column of porous Materials. J. Hydrol. 6: Problem J. Hydrol. 3: 254-267: 268-282 dan 2l-37.
277-296. Yair, A. dan H. Lavee. 1976. Runoff Generation on Arid Talus Slopes.
1972. Analysis of Infiltration into Dalom Geography in Israel. Jerusalem. The Israel National Com-
Draining Porous Media. J. Irrig. Drain. Div., ASCE. mittee. pp. 353-363.
dan H. Bouwer. 1970. Comparison of Methods for
348
Yang, C.T. 1971. Potential Energy and Stream Morphology. Water Re-
sour. Res. 7 (2):3ll-322.
Yevjevich, V. 1968. Misconseptions in Hydrology and their Consequen-
ces. Water Resour. Res. 4: 225-232.
. 1974. Determinism and Stochasticity in Hydrology. J.
Hydrol. 22:225-238.
Youngs, E.G. 1960. The Drainage of Liquids from Porous Materials. J.
Ceophys. Res. 65: 4025-4030.
Yuan, P.T. 1933. Logarithmic Frequency Distribution. Annals of Ma-
thematical Statistics.
Zaslavsky, D. 1970. Some Aspects of Watershed HydroloCy. US Depart-
ment of Agriculture, Agricultural Research Service Publication 4l-157 .
LAMPIRAN-LAMPIRAN
351
352 353
Stichting van Toegepast Natuurwetenschappelijk Onder- Colorado State University Hydrology Papers
zoek, Commissie voor Hydrologisch Onderzoek Reports of the Committee for Hydrological Research, TNO
(Committee for Hydrological Research) Technical Bulletins of the ICW
The Hague, the Netherlands. Technical RePorts of the SCS
TVA Tennessee Valley Authority Research Series of the UNESCO
UCPWR
Knoxville, Tennessee, USA.
The Universities Council on Water Resources
rl Water Resources of the ECAFE
Report, Manuals and Bulletins of the USDI
National Academy of Sciences Papers, Books, Chapters, etc. of the USGS
2l0l Constitution Avenue, N.W. Technical Notes, Papers, etc. of the WMO
Washington, D.C. 20418, USA. Transactions of the American Geophysical Union
UMIST University of Michigan Institute of Science and Proceedings of the American Society of Civil Engineers
Technology Journal of Hydrology
Ann Arbor, Michigan, USA. Bulletins and Proceedings of the IASH
United Nations Office of Technical Cooperation La Houille Blance (dalam bahasa Perancis)
Economic Commission for Asia and the Far East Deutsche Gewasserkundliche Mitteilungen (dalam bahasa Jerman)
(ECAFE) Sales Section Die Wasserwirtschaft (dalam bahasa Jerman)
Geneva, Switzerland. Remote Sensing of Environment
UNESCO United Nations Educational, Scientific and Cultural Journal of Hydraulios Division .
DeltaAdPi fln
EpsilonEeRhoPg
Zeta Z e, Sigma 2 e
EtaHnThuTr
ThetaO0UPsilonYv
IctalrPhi O{
KappaKxchiXa
LambdaAlPsiWtP
MuMgOmegaQar
). Awalan Simbol
Pangkat Awalan Simbol .",, Pangkat
I
5 I
356 357
2. e : 2.71828183
l0r rnillirnetcr (rnnr)
mikron fu)
3. log,rn = 0,43429448 (ln3n) mikron (s) 104 angslra)n) (A)
4. Radius rata-rata bumi : 3956 mil : 6366,39 km a
A l0l n] n1
baku : 760 mm air raksa : 29,92 inchi air raksa (Hg) mil(ml) 5280 kak i
kilomctcr (knt)
9. Berat jenis air pada20'C : 0,9982 g/milliliter : 10,0 mil 1,609344
km 328 I kaki
pound/galon km o,6214 mil
: 62,32 pound,/kaki3 mil laut 6080,2 I kaki
10. Berat jenis air raksa pada l5'C : 13,56 g/cm3 yard 0,91 44 ,II
I -t,:
ll. Panas penguapan laten pada 0' : 597,3 kalori,/gram yard
mil l0r
3
inci
12. Panas sublimasi laten pada 0oC : 677,0 kalori /gram. mil 25,4 x l0 r mrn
fathom 1,828804 l.n
l
'I
Inci2 6,4516 cm2
kaki2 929,03 cm2
yard2 0,836127 m2
acre 43,560 kaki2
acre 0,40469 hektar (ha)
acre 4046,9 m2
hektar 10000 m2
mi12 640 acre
rnit2 2,58999 km2
EI -a
158 359
Lanjutan
Ylllrrnr,'i:i mil/jam 0,441M mc1.er r-e1:li
l)ii,rlrlrrir ri.,'lt1:.it ir Hasil 0,620948 miir'i;ii'r
km/jam
mil lauYjam (knot) 51,48 crn,'de iik
!irill 16,.1,!; i 6: l
rit,i
cttt
inci/jam u5,l kakirrdr:tiir rei
j
:,,()1618(,il litcr ( lr) mii3 lr.'sn.:t
ilrr'r {) Iir,l1\() gallon AS (gl)
inci/jam l,008 kakir/rl*tir;ei
itifl n,r){(}-i7til kakil 3g1g i:_"fiv -l;rg1
r lrl r.il] x i0! kak ir 0,03719 inci/hari
csm
Lrrl,il 0"{r281 I{'8 ml
'l csm 13,57 inciltahun
l,il gallort
' ';i:{{) kakVdetik 0,6818 rnii/ian
lli ' /i i:I-{;li inhil
iri, i I i{)r},{).i7 cm]
-r- .1) incil
i,2 gallon AS
().7645 5 5 ml Debit (Aliran)
Dikalikan dengan Hasil
tl6.t{)o kakir
i .l)iil kaki acre kaki3 per detik (cfs) 0,0283 17 ml per clctik (ff.'iliil
it (t1f ! r) inci kedalam- cfs l,983 kaki acrer }rari
ar) pada mi12 cfs 124,0 kaki ae rei tatr'.rn
(inci nri12) cfs 448,8 gallol A5r'ntenir
lil.. I r.. i.' :-16.1() kakil I 3 cfs 646,3 x103 gallon itS.,'ir;tr i
! ::1, r,.r, tl,.l)58.: l0{' gallon AS kaki acre per hari 0,5042 kaki3,'cletik r..fr)
f,.[,;:1,g t21i.I m-l kaki3,/menit (cfm) o,47t9 liter/dr:t ilr
Ltl,,,,;i: i)" 5i)4: dsf gallon AS per menit 0,06309 literi detik
i ,ri r ,i r, lll kakir/derik dalam I
'"
janr (cfs-jam)
ij
ir l,r. ';'1t+l gallon AS
L;ii :ll r i. i).iil 8?5 inchi per kedalam-
Massa dan Gaya
an pacla I mil2
r:rtil 1,ll x i0') Dikalikan dengan Hasil
kaki3
Ir,) :'liti(lt ,i ) ),) st-17 cml
Gram l0-3 kg
Pilrl r.;1irI;! n:) {J,4'73t66 liter
qurri lr A,! (),946,131 liter slug (lb detik2kakir) 14,6 x
103 granr
gali,.r,: slug 32,r7 massa pouncl
Alr 17)a511 Iiter
pound (lb) 0,453392!7 kg
a pound 4,4482 newton
pound 4,482 x lt5 dyne
Krr:cpatan kg 2,205 pound
ilengan Hasil dyne 2,?AB x lU6 pound
l')il "li! '!lr ons (oz) 28,1495 gram
ilrrir,'r |:1iI 30,48 cm per detik butir (grains) u,19E9t m8
[;i),., rtr ,]. rrlr 0,3{,48 meter per detik ons 0,0625 pound
r,..r,'t,'1it ilk I,2808 kaki,zdetik nen'ton 0,10197 kg
rr il ,;,,, 1.609344 km/jam
.T"T
I
361
360
.,/
a
363
362
LAMPIRAN C: KONSTANTA-KONSI'AN'I'A'rAN'tli
Viskositas Dinamik
i'l r;:l .l dengan Hasil A. Botusan
W* : berat air tanah
rir:ti !. 2,09 x l0'3 pound detik,/kaki2 Ws : berat padatan (berat contoh kering <-rvenJ
W:Ww+ Wr;
V:Vr+V,
atauV:Vg+Vw+V"
la
I tl'
B. Hubungan Berat dengon Volume 365
Kepen- Senarai Satuan Persamaan
dekan (ce. s.) LAMPPIRAN D: RUMUS.RUMUS STRATISTIXA
I Satuan gram/cm
l. Kisaran (R):
I Berat satuan tanah gram/cm w
Y= v
R= (xJmatsimum
- (xJ.iri.um
W**W,
r:vR+V*+% 2. Rata-rata hitung (*) :
G(l +
. i-N
rf
co,u 100)
t- l+e
yd Berat jenis tanah kering gram/cm yd :
N/-r-l i : l, 2, 3, ..., N
Ws/V
Berat satuan tanah kering
pd Berat satuan massa tanah 3. Ratu-rota hitung tertimbong (i*):
Berat isi tanah Id=C,/(l+e)
Berat jenis
i=N
yJenuh Berat satuan tanah jenuh
(semua rongga terisi oleh,air)
gram/cm
Isat
ww+ww
= l,ll.
I*,*,
t:l
Berat satuan dalam
keadaan jenuh
C+c Xo, = ; wi = faktor timbangan dari harga ke-i
,sal - I + e i:N peubah x,
7s
G
fa
Berat satuan konstituen padat
Berat jenis konstituen padat
gram/cm r. : w./v, I*'
i:1
Berat jenis konstituen padat
t r, 4. Simpangan rala-rota (so): Rata-rata dari simpangan ukuran contoh
ss S,= 7:lrrly* tertentu dari rata-rata contohnya
Berat jenis bahan tanah I* = berat satuan air
Berat jenis tanah : I Eram/cm3 i:N
: 6!,J psund/kaki3
Persentase volume rongga v= loo[l
'o= f)l*,-1,
j=
olo
-'olyd I
Rongga kosong
n
Porositas Vr*V* 5. Ragom (s): i= N
Persentase rongga v = 100 t--------l
vg+ vw+ vs-
.
)r*r
i= I
- s2
,= l00t\
V N- I
, = roo tf*j lo (s): Simpangan yang merupakan harga positif dari
6. Simpongon baku
e Nisbah rongga
= V,/V,
e akar kuadrat ragam
e: n/(100-n)
@ Kandungan lengas alami olo <o = 100 (W*/WJ 7. Koefisien rogom (c"): Adalah koefisien yang mengukur kepentingan
0d
Kandungan lengas
Kandungan lengas
Kandungan lengas
tanah
tanah
tanah atas
c" = i l:*Tl,lil:":1?:i:il,:",::"J,ffligaimana
dasar kering tanur
8. Kovarion (s,r):
, i: N
S. Derajat kejenuhan olo s, = 100(v*/V")
,-, : frI ,*,- x) (yi- !)
i: I
--------f
Harga tersebut merupakan angka tunggal yang menunjukkan hu- 367
bungan antara dua peubah
yang
t2. Agihan frekuensi teoretik: Adalah suatu agihan frekuensi
9. Koefisien korelosi (r): dilunakan untuk mencocokkan dengan suatu agihan frekuensi yang
n (>XiYi) (:Xi) (>Yi) diimati (agihan frekuensi empirik). Beberapa agihan frekuensi
r= - teoretik (Riggs, 1968) adalah:
(tn( :?) - 1>x)21 tn (>?) - (zY S\1n a. Agihan normal
l=n b. Agihan lognormal
dimana: :: = 1,2, ...,n c. Agihan (Gumbel) harga ekstrem tipe I
>dani
l:l d. Agihan (Weibull) harga ekstrem tipe III
e. Agihan Pearson tiPe III.
Di antara sekelompok peubah "k" yang dihubungkan dengan per-
samaan regresi: Y : bo + blxl + b2xz + ........ + bkxk
0t
besaran
0.9 0.5 0. I
peluang melampaui
368
369
I
&
fi
T
l',T- -=-f
370 371
garis
1959; halaman 106
sebagai berikut:
- 109), koefisien kekasaran Manning n diperkirakan
1 datum
Dalam memilih harga nl, derajat ketidakteraturan dianggap }a/us untuk permukaan-
permukaan yang sebanding dengan yang terbaik yang dapat dicapai dengan bahan-bahan
rl o yang bersangkutani minor untuk saluran-saluran yang dikeruk dengan baik. lereng-lereng
sisi saluran atau saluran drainase yang tergerus atau tererosi sedikit; sedang untuk saluran-
saluran yang dikeruk, lereng-lereng sisi saluran atau saluran drainase yang tergerus atau
tererosi secara sedang; dan dianggap paroh lunt:uk tanggul-tanggul sungai alami yang
tergerus, sisi-sisi saluran atau saluran drainase yang tererosi dan tergerus dengan parah,
dan permukaan-permukaan saluran yang tak berbentuk, bergerigi dan tak teratur yang
tefgali pada batuan.
Dalam mcmilih harga n2, sifat keragaman dalam ukuran dan bentuk penampang
melintang dianggap berongsur-angsar apabila perubahan ukuran dan bentuk terjadi
berangsur-angsv; kadang-kadont bergsntidn apabila bagian-bagian yang besar dan kecil
kadang-kadang bergantian atau apsbila perubahan-perubahan bentuk menyebabkan
pcrgeseran aliran utama yang kadang-kadang dari sisi ke sisi; dan keropkali bergantian
apabila bagian-bagian yang besar dan kecil kerap kali bergantian atau apabila perubahan-
pcrubahan bcntuk menycbabkan pcrgeseran aliran utama yang sering kali dari sisi ke sisi.
lr. Pemilihan harge q didasarkan pada adanya dan sifarsifat penghalang seperti en-
dapan sampah, tunggak, akar-akar yang telanjang, batu-batu besar, dan kayu-kayu yang
jatuh dan tersangkut. Kita harus ingat bahwa keadaan-keadaan yang dibahas dalam
langkah-langkah yang lain tidak boleh dievaluasi ulang atau dihitung dua kali dalam
pcmilihan ini. Dalam menilai pcngaruh nisbi dari penghalang-penghalang, perhatikan hal-
hal berikut: besarnya dalam menduduki atau mengurangi luas air rata-rata, sifat-sifat
penghalang (bcnda-bcnda runcing atau tumpul menyebabkan lebih banyak pcrgolakan air
daripada benda-benda yang melengkung dan halus) dan kedudukan dan jarak antara
penghalang dalam arah transversal atau longtudinal dalam jangkauan yang dipertim-
Qangkan.
t13
372
llr,
lt
,lf -I
374 375
BAGIAN 2 Lanjutan:
Tabel-tabel berikut (Chow, 1959, hal. ll0-ll3) memberikan daf- Tipe saluran dan PemeriannYa
Normal
tar koefisien kekasaran Manning n untuk pelbagai saluran buatan dan 0,015 0,017 0,020
7. Tak difinish, bentuk kaYu kasar
sungai alami. Untuk tiap tipe saluran diberikan n minimum, normal dan
e. Kayu
maksimum. Harga-harga normal yang diberikan untuk saluran-saluran 1. Batang 0,010 0,012 0,014
buatan hanya disarankan untuk saluran-saluran dengan pemeliharaan 0,015 0,017 0,020
2. BerlaPis, diawetkan
yang baik. Angka-angka yang tebal umumnya dianjurkan untuk harga f. Liat
0,01 I 0,013 0,017
desain, l. Ubin drainase biasa
0,01I 0,014 0,017
2. Saluran pembuang divitrifikasi
3. Saluran Pembuang divitrifi-
kasi, dengan lobang Pemerik-
Tipe saluran dan pemeriannya 0,013 0,015 0,017
sa, lobang masuk dst.
4. Subdrain divitrifikasi dengan
0,016 0,018
A. Aliran tertutup sebagian mengalir penuh 0,009 sambungan terbuka 0,014
A.l Logam g. Pekerjaan bata
0,01I 0,013 0,015
a. Kuningan, halus l. Diglasir
b. Baja 0,012 0,015 0,017
2. Dilapis plester semen
l. Batangan dan dilas 0,010 0,012 0,014 h. Saluran Pembuang dilaPis
2. Dikeling (dipaku) dan spiral 0,013 0,016 0,017 dengan hancuran tulang, dengan
c. Besi tuang o,012 0,013 0,016
lengkungan dan sambungan
l. 0,016 0,019 0,020
Dilapis 0,010 0,013 0,014 )t i. Saluran Pembuang, dasar halus
2. Tak dilapis j. 0,018 0,025 0,030
0,01I 0,014 0,016 Tembok, disemen
d. Besi tempa
l. Hitam 0,012 0,014 0,016 B. Saluran DilaPis atau Dirakit
2. Digalvani 0,013 0,0t6 0,017 B.l. Logam
e. Logam gelombang a. Permukaan baja halus
l. Subdrain 0,01l 0,012 0,014
0,017 0,019 0,021 l. Tak dicat
2. Stormdrain 0,012 0,013 0,017
0,021 0,0u 0,030 2. Dicat
A.2. Bukan logam 0,021 0,025 0,030
b. Bergelombang
a. Lusit 0,008 0,009 0,010 B.2. Bukan logam
b. Gelas 0,009 0,010 0,013 a. Semen
c. Semen l. Permukaan halus 0,010 0,01I 0,013
2. Diplester 0,01I 0,013 0,01 5
0,010 0,01I 0,013
2. Plesteran 0,01I 0,013 0,015 b. Kayu
d. Beton l. Diketam, tak diawetkan 0,010 0,012 0,014
a) 0,015
l. Gorong-gorong, 2. Diketam, dikreosot 0,011 0,01 2
kungan, sambungan dan kotoran 5. Dilapis dengan kertas atap 0,010 0,014 0,01 7
0,012 0,014
3. Difinish 0,0t2 0,014
c. Beton
4, Saluran pembuang, dengan l.Dihaluskan dengan "cetok" 0,01I 0,01 3 0,01 5
[-anl utan
Lanjutan:
4. Tidak difinish 0,014 0,017 0,020 5. Dasar berbatu dan tanggul ber-
gulma 0,025 0,035 0,040
5. Cunit, seksi bagus 0,016 0,0t9 0,023
6. Dasar batu bundar dan sisi bersih 0,030 0,040 0,050
6. Gunit, seksi bergelombang 0,018 0,022 o.025
7. Pada batuan yang digali baik 0,017 0,020 c. Digali atau dikeruk
1. Tanpa tumbuhan 0,025 0,028 0,033
8. Pada batuan yang digali tak 0,050 0,060
2. Sedikit semak Pada tanggul 0,035
baik 0,022 o,027
d. Dasar beton difinish mengambang d. Potongan batu
l. Halus dan seragam 0,o25 0,035 0,040
dengan sis!sisi: 0,040 0,050
2. Bergerigi dan tak teratur 0,035
l. Batu halus dalam plester 0,015 0,017 0,020
e. Saluran tak dipelihara,
2. Batu acak dalam plester 0,0t7 0,020 o,o24
gulma dan semak tak diPotong
3. Tembok semen, plester 0,016 0,020 0,024
4. Tembok semen 0,020 0,025 0,030 l. Gulma lebat, setinggi jeluk aliran 0,050 0,080 0,120
2. Dasar bersih, semak di sisi 0,040 0,050 0,080
5. Tembok kering 0,020 0,030 0,035
3. San.ra dengan tinggi maksimum
e. Dasar kerikil dengan sisi-sisi dari 0.045 0,070
aliran
l. Beton cetak 0,017 0,020 0,025
2. Batu acak dalam plester 0,020 0,023 0,026
3. Tembok kering 0,023 0,033 0,036 D. Sungai-sungai Alami
D. l. Sungai-sungai kecil (lebar bagian
i. Bata
atas pada banjir ( 100 kaki)
l. Diglasir 0,01I 0,013 0,015
2. Dalam plester semen o,012 0,015 0,018
) a. Sungai di dataran
g. Tembok l. Bersih, lurus, tingkat Penuh,
tak ada celah atau kolam 0,025 0,030 0,033
l. Tembok semen 0,017 0,025 0,030
2. Tembok kering 0,023 0,032 0,035 2. Samadengan atas, tetaPi banYak
batu dan gulma 0,030 0,035 0,040
h. Ubin lapis 0,013 0,015 0,017
i. Aspal 3. Bersih, berkeluk, beberaPa ko-
lam dan beting 0,033 0,040 0,045
L Halus 0,013 0,013
2. Kasar 0,016 0,016 4. Sama dengan atas, tetapi dengan
beberapa gulma dan batu-batu 0,015 0,045 0,050
j. Lapisan tumbuhan 0,030
5. Sarna dengan atas, tingkat lebih
rendah, Iebih banyak lereng tidak
C. Penggalian atau Pengerukan
efektif dan bagian-bagian 0,040 0,048 0,055
a. Tanah, murni dan seragam
l. Bersih, baru saja selesai 0,0r6 0,018 0,020 6. Sama dengan 4, tetapi lebih
banyak batu 0,045 0,050 0,060
2. Bersih, sesudah pelapukan 0,018 0,022 0,025
3. Kerikil, bagian Yang seragam' 7. Sungai lembam, kolam-kolam
dalam 0,050 0,070 0,080
bersih 0,022 0,02s 0,030
4. Dengan rumput pendek, sedikit 8. Sungai sangat bergulma, kolam
gulma 0,022 0,02'7 0,033
lam, atau jalur banjir dengan hu-
tan lebat dan tumbuhan bawah 0,075 0,1 50
b. Tanah, berkeluk-keluk dan lembam
2. Rumput, sedikit gulma 0,025 0,030 0,033 b. Sungai-sungai pegunungan, tanpa
buhan dalam saluran, tanggul biasa-
3. Gulma lebat, atau tumbuhan
nya terjal, pohon-pohon dan semak-
air dalam saluran dalam 0,030 0,035 0,M0
semak sepanjang tanggul tenggelam
4. Dasar tanah dan sisi tembok 0,028 0,030 0,035
pada air tinggi
379
378
Lanjutan: Lanjutan:
i
2. Semak dan pohon jarang pada
lr musim dingin 0,035 0,050 0,060
3. Semak dan pohon jarang pada
musim panas 0,040 0,060 0,080
4. Semak sedang sampai tebat, di
musim dingin 0,045 0,070 0,1 10 f ,tl
5. Semak sedang sampai lebat, di
musim panas 0,070 0,100 0,160
d. Pohon-pohon
l. Willow lebat, musim panas, lurus 0,1 l0 0,200
2. Lahan yang dibuka dengan tunggak-
tunggak pohon, tak ada trubusan 0,030 0,040 0,050
3. Sama dengan atas, tetapi dengan
pertumbuhan trubusan yang lebat 0,0s0 0,060 0,080
4. Hutan lebat, sedikit pohon kecil,
sedikit tumbuhan bawah, tingkat
banjir di bawah cabang 0,080 0,100
5. Sama dengan atas, tetapi dengan
tingkat banjir mencapai cabang-
cabang 0,100 0,120 0,r60 .,1'
D.3. Sungai-sungai utama (lebar atas pa-
da tingkat bajir ) 100 kaki).
Harga n kurang dari sungai-sungai
kecil dan sifat-sifat yang sama, ka-
renr tanggul-tanggul memberikan
ketahanan y.ng kurang efektif
i
I
t
a
BAGIAN 3
{tt
l. n = 0,012. Kanal yang dilapisi dengan lempengan beton yang mempunyai sambungan
semen murni yang halus dan permukaan yang sangat halus, diulas dengan ctok dan
dengan semen yang dicuci di atas dasar beton.
2. n = 0,014. Kanal beton yang Cituang di balikpelalaran yang kasar dan halus.
3. n = 0,016. Saluran kecil dilapisi beton, lurus, dan seragam, dasar sedikit cekung, sis!
sisi dan dasar tertutup dengan suatu deposit yang kasar, yang meningkatkan harga n'
r
t,
{, l''
4. n = 0,018. Pelapisan beton-lempar tanpa perlakuan yang halus. Permukaan tertutup
I
l dengan algae (ganggang) halus dan dasar dengan bukit pasir yang hanyut.
I
n = 0,018. Kanal bumi yang digali pada suatu lempung berliat, dengan deposit pasir
yang bersih di bagian tengah dan lumpur berdebu yang berlapis di dekat sisi-sisinya. ?. n =0,020. Kanal irigasi, lurus, pada pasir halus yang dipadatkan.
6. n = 0,020. Pelapisan beton dilakukan pada suaru patahan lava-batuan yang kasar, 8. n =0,022. Pelapisan plester semen yang diberikan secara langsung pada permukaan
digosok bersih, sangat kasar, dan dilubangi dalam. kanal tanah. Dengan gulma pada tempat-tempat yang patah dan pasir lepas pada
dasarnya.
9. n = 0,024. Kanal yang digali pada lempung liat berdebu. bagian dasarnya licin dan
keras.
\
(13)
'i
rI
l)
10. n -- 0,024, Saluran dilapisipada sisi-sisr dan dasar dengan reruntuhan tak bercelah
yang diletakkan kering. Bagian dasar sangat tidak terarur, dengan batu lepas yang
terpencar.
n = 0,026. Kanal yang digali pada lereng, dengan tepi sungai bagian aras kebanyakan
akar-akar willow dan tepi-tepi bagian bawah dengan dinding beton yang terbuat
dengan baik. Bagian bawah rertutup dengan kerikil kasar. pasir pada
t2 n = 0,028. Kanal dengan bagian bawah berbaruan bundar, di mana rerdapat debu 13. n = 0,029. Kanal tanah yang digali pada tanah debu aluvial, dengan deposit
bagian bawah dan tumbuhnya rerumputan.
yang tidak memadai dalam air atau terlalu tinggi kecepatan airnya yang mencegah
pembentukan bagian dasar yang halus dan miring. 14. n = 0,030. Kanal dengan bagian bawah batu bundar yang besar'
15. n = 0,035. Kanal alami, agak tidak teratur lereng sisinya; dasarnya cukup rata, bersih
yang
dan teratur; pada liat berdebu kelabu yang ringan hingga lempung debu coklat
ringan; keraganran dalam irisan melintang sangatlah kecil'
\:i
W \
f,
(2r)
ri 19. n = 0,050. Kanal keruk dengan lereng-lereng sisi dan bagian bawah tidak teratur, pada
Iiat lilin yang berwarna gelap, dengan pertumbuhan gulma dan rerumputan. Sedikit
keragaman dalam bentuk potongan melintang untuk keragaman dalam ukuran.
20. n = 0,060. Saluran pada liat berdebu yang berat; lereng-lereng sisi dan bagian bawah
16. n : 0,040. Kanal baruan yang digali dengan bahan peledak.
17. n = 0,o40. Saluran pada liat dan lempung berdebu; rereng sisi dasar, dan potongan tidaklah teratur; potongan keseluruhan secara praktis terisi dengan pertumbuhan
pepohonan yang berukuran besar, terutama willow, dan cottonwood. Potongan melin-
melintang tidak teratur; rerumputan pada Ierengnya.
tang sangat seragam.
18. n = 0,045. Kanal keruk, lereng-rereng sisi dan dasar tidak teratur; pada liar hiram,
berlilin pada bagian atas hingga kuning pada bagian bawah, sisi-sisi tertutup dengan 21. n = 0,080. Kanal keruk pada liat licin hitam dan lempung liat berdebu kelabu, lereng-
semai dan semak, keragaman-keragaman daram potongan merintang sedikit dan Iereng yang luas dan bagian bawah tidak leratur, tertutup dengan pertumbuhan willow
berangsur-angsur. semak yang rapat, beberapa di bagian bawah; sisanya pada lereng-lereng yang tertutup
dengan gulma dan suatu pertumbuhan terpencar willow dan poplar, tidak ada daun-
daunan; beberapa lumpur pada bagian bawah.
ff;' f
Ir
tll
rli
ri h
22. n= 0,1 10. sama seperti (21), tetapi dengan banyak daun-daun dan tertutup sekitar 40
kaki dengan tumbuhan mirip gulma.
23. n : 0,125. Saluran luapan kanal alami pada pasir sedang harus hingga liat halus, tidak
ada lereng sisi; cukup rata dan bagian bawah teratur dengan bagian bawah kadang-
kadang datar mengelupas; keragaman dalam kedalaman; secara praktis hutan masih
primer, tumbuhan bawah sangat sedikit kecuali kadang-kadang ada tempat-tempat
dengan semak dan pohon-pohon kecil yang kadang-kadang rapat, beberapa kayu
gelondongan dan pohon-pohon yang jatuh mati.
n = 0,150. Sungai alami pada ranah liar berpasir. Aliran sangat berliku-liku, lereng-
lereng tidak teratur dan bagian bawah tidak rata, Ba,yak akar, pepoh.nan dan semak,
kayu gelondongan yang besar dan hanyutan lainnya pada bagian bawah; pohon_pohon
terus-menerus memasuki kanal karena runtuhnya tanggul-tanggul.
.:tSl. \