Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KERJA PRAKTEK

SAMATOR PT. ANEKA GAS INDUSTRI TBK SURABAYA


UNIT PRODUKSI AIR SEPARATION PROCESS

Disusun oleh :

1. Anggun Cipta Pratiwi D500130019


2. Ery Merchandani D500130020

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Surakarta
2017
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gas industri mengemban berbagai fungsi penting dalam ekonomi. Sebagian
diantaranya digunakan sebagai bahan baku untuk membuat bahan kimia lain,
contohnya yang terpenting adalah oksigen, nitrogen, dan argon.

Meskipun oksigen bukan penyusun udara yang terbesar tetapi, oksigen adalah
gas yang paling banyak dibutuhkan oleh mahkluk hidup. Di alam, oksigen terdapat
dalam bentuk bebas sebagai molekul O2 yang merupakan 20% volume, dan 23,1%
berat atmosfer. Selain itu, oksigen juga merupakan 46,6% berat kerak bumi, dimana
oksigen berada dalam sebagian besar mineral silikat. Kebutuhan industri akan
oksigen dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Oksigen banyak digunakan
dalam industri baja, kimia, petrokimka, pengerjaan logam, kebutuhan rumah sakit,
dll.

Nitrogen dengan rumus kimia N2 menurut sifat fisisnya dapat terbentuk gas
atau cair dalam keadaan suhu dan tekanan normal akan berwujud gas yang tidak
berbau dan tidak berwarna. Nitrogen ini hanya digunakan pada pembuatan ammonia,
industri pengolahan makanan, dan industri baja.

Argon merupakan gas inert (lamban), tidak berwarna, dan tidak mempunyai
rasa, dengan rumus kimia Ar. Sifat fisisnya dapat terbentuk gas ataupun cair. Argon
dapat digunakan dalam industri bola lampu serta sebagai gas inert pada pengelasan
dan pemotongan logam.

Untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut, maka industri penghasil


oksigen serta gas-gas industri lain memegang peranan yang penting. Salah satu

2
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

industri tersebut adalah Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk yang terletak di desa
Beringin Bendo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

1.2 Umum
PT. Aneka Gas Industri dahulunya merupakan perusahaan Perseroan Terbatas
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), tetapi sekarang PT. Aneka Gas Industri
merupakan perusahaan swasta di bawah naungan Samator Group yang bergerak
dalam bidang industri gas. PT. Aneka Gas Industri cabang Sidoarjo unit V merupakan
salah satu cabang diantara tujuh cabang. Cabang-cabang tersebut antara lain :
1. Cabang Jakarta.
Unit produksi : oksigen dan nitrogen.
2. Cabang Sidoarjo.
Unit produksi : oksigen, nitrogen, argon, special gas dan N2O.
3. Cabang Semarang.
Unit produksi : oksigen dan nitrogen.
4. Cabang Medan.
Unit produksi : oksigen, nitrogen dan acetylene.
5. Cabang Makassar.
Unit produksi : oksigen, nitrogen, karbon dioksida dan acetylene.
6. Cabang Bitung.
Unit produksi : oksigen, nitrogen, karbon dioksida dan dry ice.
7. Cabang Pekan Baru.
Unit produksi : oksigen dan nitrogen.

I.3 Sejarah Perusahaan

PT. Aneka Gas Industri Cabang Sidoarjo adalah salah satu cabang yang
dimiliki oleh PT. Aneka Gas Industri di samping cabang-cabang lainnya. PT. Aneka
Gas Industri yang berpusat di Jakarta semula adalah salah satu Badan Usaha Milik

3
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Negara (BUMN) di bawah perlindungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan


Republik Indonesia.

Pada tahun 1916, sebuah perusahaan Belanda yang bernama NV WA Hoek


Machine en Zuurstof membangun pabrik Oksigen di Jakarta kemudian diikuti
membangun pabrik lainnya di Surabaya pada tahun 1920. Sementara itu pada tahun
1924 perusahaan Belanda lain, NV Javasche Koolzoer Fabriek, mendirikan pabrik
Karbon Dioksida di Surabaya, kedua perusahaan inilah yang kemudian menjadi cikal
bakal PT. Aneka Gas Industri. Pada tahunn 1950 , kedua perusahaan tersebut
dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia, NV WA Hoek Machine en Zuurstof
menjadi PN Zat Asam dan NV Javasche Koolzoer menjadi PN Asam Arang. Tahun
1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1971 Perusahaan Negara
Zat Asam bergabung dan statusnya berubah menjadi PT. Aneka Gas Industri
(Persero) sebagai BUMN.

Untuk memperkuat posisinya sebagai perusahaan utama di bidang gas industri


Indonesia dan dalam mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam era
globalisasi, PT. Aneka Gas Industri pada tahun 1996 mengadakan kerjasama dengan
Messer Griesheim GmbH dari Jerman dan PT. Tira Austenite. Bentuk kerjasama ini
adalah peningkatan modal PT. Aneka Gas Industri sehingga mampu memenuhi
kebutuhan pengembangan usahanya. Saham pemerintah RI sebesar 50% diprivatisasi
ke Messer Griesheim GmbH (30%) dan PT. Tira Austenite (20%) dan statusnya
berubah menjadi Penanaman Modal Asing (PMA).

Pada tahun 1998, 50% saham pemerintah Republik Indonesia yang tersisa
diprivatisasi lebih lanjut ke Messer Griesheim GmbH hingga PT. Aneka Gas Industri
hanya dimiliki oleh Messer Griesheim GmbH (90%) dan PT. Tira Austenite (10%).
Tahun 2003, saham Messer Griesheim GmbH dialihkan semuanya ke PT. Tira
Austenite dan Arief Harsono (Direktur Utama PT. Samator Gas Industri), dan
kemudian statusnya berubah lagi menjadi PMDN dengan komposisi kepemilikan PT.

4
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Tira Austenite (51%) dan PT. Samator Gas Industri (49%). Pada tahun 2004, seluruh
saham PT. Tira Austenite dijual kepada PT. Samator Gas Industri dan sampai saat ini
PT. Aneka Gas Industri masuk dalam Samator Group.

LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

I.3.1. Lokasi Pabrik

Lokasi pabrik merupakan faktor yang menentukan suksesnya suatu pabrik


karena meskipun desain pabrik maupun prosesnya sangat baik tetapi jika lokasinya
tidak strategis akan menyebabkan pabrik tersebut menemui kesulitan. Sebab semua
tujuan dari pembuatan desain atau proyek selalu dihitung dengan cost. Sehingga
pemilihan lokasi harus tepat untuk mendapatkan keuntungan. PT. Aneka Gas Industri
Cabang Sidoarjo terletak di Jalan Surabaya Mojokerto Km 19 Taman Sidoarjo,
yang cukup strategis bila ditinjau dari beberapa segi yaitu :

1. Trasnportasi : Mudah dicapai karena banyaknya sarana angkutan


yang memadai.
2. Tenaga kerja : Mudah diperoleh karena berada di kawasan industri
yang ramai.
3. Lokasi : Areal pabrik dengan luas 2,5 hektar memudahkan
dalam pengangkutan produk.
4. Energi listrik dan air : Listrik berasal dari PLN dan air berasal dari PDAM
Surabaya.

I.3.2. Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik cukup panjang. Peralatan proses produksi dan fasilitas
lainnya diatur secara efisien, sehingga pengoperasian bisa berjalan dengan cepat.
Dengan kata lain, tata letak yang dibuat dapat menampung perlengkapan baru sejalan
dengan kemajuan teknologi tanpa mengubah yang telah ada sebelumnya.

5
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

6
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum

Gas mengemban berbagai fungsi penting dalam ekonomi. Sebagian


diantaranya digunakan sebagai bahan baku untuk membuat bahan kimia lain.
Contohnya ialah oksigen, nitrogen, dan hydrogen. Nitrogen digunakan untuk
mempertahankan rasa makanan kemasan karena dapat mencegah reaksi kimia.
Beberapa gas sangat berguna dalam pengobatan, misalnya oksigen dan helium.
Dalam perkembangan industry modern, timbul suatu bidang baru dalam keteknikan
yaitu kriogenika. Dengan dikembangkannya teknik-teknik kriogenika baru, biaya
pencairan (likuefaksi) dapat diperkecil, peralatan yang digunakan untuk penimbunan,
penanganan, dan pengapalan cairan dan gas yang sangat dingin pun menjadi lebih
baik dan sederhana.

Oksigen dan nitrogen secara prinsip dibuat melalui likuefaksi dan rektifikasi
udara. Udara adalah campuran berbagai zat, delapan diantaranya terdapat dalam
konsentrasi tertentu yang tetap dan tujuh diantaranya nilai komersial.

Tabel 2.1 komposisi udara

Gas Volume (%)


Nitrogen 78,084
Oksigen 20,946
Argon 0,934
Hydrogen 0,00005
Neon 0,001921
Helium 0,0005239
Krypton 0,0001139
Xenon 0,00000087

7
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Karbon dioksida 0,02004

2.2 Tinjauan Khusus

Produksi gas oksigen dengan kemurnian tinggi melalui proses kriogenik.


Udara yang sudah dikompresi sampai tekanan 520 kPa didalam compressor
sentrifugal dan sesudah itu didinginkan. Setelah cairan yang terdapat didalamnya
dipisahkan, udara dimasukkan kedalam penukar kalor pembalik (reversing heat
exchanger) dan didinginkan sampai mendekati titik embunnya melalui pertukaran
kalor dengan produk gas yang akan keluar. Dengan mendinginkan udara tersebut,
kelembaban yang ada mengkondensasi dan membeku di dinding-dinding alur
penukar kalor. Udara yang keluar dari penukar kalor pembalik sudah kering sekali
dan lebih dari 99% karbon dioksidanya sudah keluar. Udara bersih kemudian
diumpankan bagian bawah kolom bagian bawah dalam suatu rektifikator ganda.

Rektifikator kolom ganda terdiri dari dua buah kolom destilasi yang
dihubungkan secara termal pada bagian tengah sebuah penukar yang berfungsi
sebagai kondensor bagi kolom bawah dan pendidih bagi kolom atas. Oleh karena itu
nitrogen lebih mudah menguap dibandingkan oksigen, nitrogen akan bergerak naik
didalam kedua kolom tersebut, sedangkan oksigen akan turun. Pada pendidih kolom
atas terdapat satu kolom oksigen cair yang mendidih dengan kemurnia yang tinggi,
sedang pada kondensor kolom bawah mengkondensasi nitrogen yang hampir murni.
Titik didih normal oksigen 12,8oC lebih tnggi dari nitrogen, tekanan dikolom bawah
harus cukup tinggi untuk menaikkan suhu kondensasi nitrogen secukupnya agar
terdapat gaya dorong suhu positif didalam kondensor utama. Nitrogen yang sudah
dikondensasi dipecah menjadi dua pada waktu keluar dari kondensor utama, satu
bagian dikembalikan segai refluks dikolom bawah, dan sebagian lagi diarahkan ke
kolom atas melalui pemanas lanjut nitrogen yang digunakan sebagai refluks juga. Zat
yang kaya oksigen (35%) keluar ddari dasar kolom bawah dan setelah didinginkan

8
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

didalam pemanas lanjut nitrogen, lalu dijadikan arus umpan utama untuk kolom atas.
Gas yang tersisa dikeluarkan sebagai waste nitrogen berkemurnian rendah dari kolom
atas.

Arus nitrogen dan oksigen tersebut keduanya dipanaskan sampai kurang lebih
100 K. kemudian diteruskan kedalam penukar kalor pembalik untuk dipanaskan
sampai suhu kamar dengan pertukaran kalor dengan udara masuk. Nitrogen dan
oksigen berkemurnian tinggi dipanaskan didalam masing-masing penukar kalor,
sedangkan waste nitrogen mengalir melalui karbondioksida padat dan campuran beku
yang telah mengendap sebelumnya dari udara, sehingga endapan itu mensublimasi
kedalam waste nitrogen dan dibawa keluar dari penukar kalor.

Refrigasi yang diperlukan untuk mengatasi masuknya kalor kedalam proses


didapatkan dengan mengekspansikan sebagian dari arus udara melalui turbin ekspansi
sentrifugal. Secara ideal proses ini adalah sutu prosen isentropi dengan entalpi udara
yang berekspansi berkurang dan energy dikeluarkan dari proses melalui poros turbin.
Udara yang bersih dan dingin untuk turbin ditarik dari sebelah hilir absorber dan
dipanakan kembali dalam aliran terpisah didalam penukar kalor pembalik sampai
mencapai suhu yang tepat sebelum dimasukkan kedalam turbin. Pemanasan ulang
tersebut juga diperlukan untuk mengendalikan suhu, untuk membantu mendapatkan
operasi yang bersih bagi penukar kalor pembalik. Udara yang keluar dari turbin
diumpankan keatas plat yang tebal didalam kolom atas.

Oksigen dan nitrogen merupakan komponen utama didalam atmosfer, tetapi


udara juga mengandung hampir 1% Argon, serta Neon, Krypton dan Xenon dalam
jumlah yang lebih kecil. Argon, Neon, Krypton dan Xenon semuanya dihasilkan
sebagai hasil sampingan dari pabrik pemisahan udara kriogenik.

Untuk menghasilkan Argon digunakan kolom ganda dengan reaktifikasi


samping. Oleh karena Argon mendidih pada suhu sedikit dibawah oksigen, maka
konsentrasinya didalam kolom atas meningkat pada titik yang letaknya sepertiga

9
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

jarak antar produk Oksigen dan waste nitrogen dan diumpankan kedalam kolom
Argon, yang merupakan kolom samping. Uap umpan utama adalah campuran
argon-oksigen (dengan sedikit nitrogen) dan karena dekatnya titik didih komponen-
komponen tersebut, kolom argon dioperasikan pada rasio refluks yang cukup tinggi.
Refluks cair dari kolom argon dikembalikan ke kolom atas pada titik yang sama
dengan tempat menarik uap. Produk argon kasar ditarik keluar dari puncak kolom
argon. Kolom samping argon dijalankan oleh ketel ekspansi zat cair yang didapatkan
dari dasar kolom bawah. Uap cairan ketel itu diumpankan kedalam kolom atas pada
titik yang sama dengan umpan udara turbin tekanan rendah. Kondensor kolom argon
biasanya mempunyai saluran kecil untuk mengalirkan zat cair ke kolom atas.
Tujuannya untuk mencegah menumpuknya hidrokarbon didalam reservoir zat cair
kolom argon, karena kondensor ini tidak dilindungi dengan penangkap adsorpsi
hidrokarbon seperti pada kondensor utama, kecuali produk argon kasar (mentah).
Argon mentah diolah lebih lanjut didalam bagian pabrik yang biasa disebut kilang
argon (argon refinery). Produk argon kasar ini mengandung oksigen dan nitrogen
tidak murni. Oksigen tidak murni disingkirkan dengan menambahkan hydrogen untuk
kemudian dibakar secara katalitik dan gasnya dikeringkan dengan mengeluarkan
airnya. Nitrogen tidak murni dikeluarkan dengan suatu langkah destilasi lagi yang
menghasilkan argon dengan kemurnian 99,9999%.

Argon digunakan dalam proses-proses metalurgi. Salah satunya adalah


sebagai gas perisa (terhadap oksigen) dalam pengelasan logam seperti alumunium
dan baja tahan karat dan dalam logam khusus sperti zirkomum, titanium, dan
berbagai paduan. Selain itu sebagai gas pengisi bola lampu pijar. Proses utama dalam
produksi baja tahan karat adalah proses dekarburasi argon-oksigen yang
menggunakan oksigen dalam jumlah besar.

10
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

BAB III

PROSES PRODUKSI

3.1 Proses Produksi

1. Persiapan Bahan Baku

Dalam prosesnya bahan baku yang digunakan adalah udara di atmosfer yang
dikompresi menggunakan compressor (C-100) hingga mencapai tekanan 5,6 kg/cm2,
namun sebelumnya udara tersebut dilewatkan dalam filter untuk menyaring debu-
debu yang terdapat di udara. Filtr ini memiliki 3 lapisan yaitu washable filter, second
filter, dan primary filter.

Selanjutnya tekanan udara dinaikkan untuk memudakan proses pencairan


dalam kolom retrfikasi. Pada proses kompresi ini suhu naik dari 32oC-94oC. namun
suhu ini terlalu tinggi untuk penyerapan impuritas pada MS Absorber (V-151 A/B).
oleh Karen itu, perlu dilakukan proses pendinginan terebih dahulu. Udara yang akan
didinginkan dilewatkan pada unit pendingin udara yang terdiri dari 3 unit yaitu
Molecular Sieve Heat Exchanger (H-157), After Cooler (H-113), dan Air Chiller (H-
122).

Pada MS Heat Exchanger udara didinginkan oleh waste nitrogen hingga 63oC
kemudian dialirkan ke After Cooler dengan bantuan air pendingin dari unit utilitas
dengan suhu udara diturunkan menjadi 42oC. Selanjutnya pendinginan kembali pada
Air Chiller menggunakan air pendingin dari water chiller hingga suhu 15oC.

Udara dingin kemudian dialirkan ke drain Separator (V-121) untuk dipisahkan


uap airnya karena dapat mangganggu aliran udara pada Cold Box. Jika uap air
terbawa dikhawatirkan terjadi pembekuan yang dapat menyumbat aliran udara.
Setelah itu diatangkap oleh MS Adsorber (V-151A/B).

11
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

2. Proses Pemurnian Udara

Proses pemurnian udara berlangsung di MS Absorber (V-151A/B)


mengguakan Molecular Sieve yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan
impuritas dalam udara umpan seperti H2O dan CO2. Dalam ASP terdapat 2 MS yang
bekerja secara bergantian 4 jam (saat MS-A bekerja maka MS-B beregenerasi, begtu
pula sebaliknya). Proses regenerasi ini disebabkan karena penyerapan H2O dan CO2
terbatas. Adapun tahapan regenerasi adalah:

a). Depressurizing

Udara dalam MS Absorber (V-151A/B) diturunkan tekanannya dari 5,6


kg/cm2 menjadi 0,02 kg/cm2 dalam waktu 720 detik. Penurunan tekanan bertujuan
agar gas waste nitrogen yang akan diguanakan untuk meregenerasi MS dapat masuk
dan mencegah arus balik karena tekanan pada MS Absorber terlalu tinggi. Proses ini
dilakukan dengan aliran terbalik menuju silencer yang mengalirkan udara bertekanan
dalam MS Adsorber ke atmosfer.

b). Heating

Molecular sieve dipanaskan oleh waste nitrogen yang sebelumnya dipanaskan


terlebih dahulu oleh MS Electric Heater (E-115). Tujuan pemanasan ini untuk
menghilangkan H2O dan CO2 dalam MS. Proses ini berjalan selama 6840 detik.

c). Cooling

Proses ini bertujuan mengoptimalkan daya adsorbs agar dapat bekerja secara
efektif pada suhu rendah. Pada tahap ini waste nitrogen dialirkan menuju MS
Adsorber. MS ini didinginkan hingga suhu 12oC namun tidak boleh terlalu dingin
karena air akan membeku dan akan menyumbat MS, proses ini berjalan 5400 detik.

d). Pressurizing

12
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

MS yang telah dibersihkan siap digunakan kembali namun MS Absorber


harus diberi tekanan hingga mencapai 5,6 kg/cm2. Hal ini dilakukan untuk mencegah
tekanan yang besar yang dapat merusak MS. Pressurizing dilakukan dengan cara
mengairkan udara dari MS Absorber yang lain hingga mencapai tekanan yang sama.
Tahap ini memerlukan waktu 900 detik. Setelah tekanan seimbang kedua MS
Adsorber dipakai bersamaan selama 120 detik. Setelah itu MS adsorber yang lain
diregenerasi dengan cara yang sama.

Tabel 3.1 Tahapan Regenerasi MS Adsorber

MS Adsorber Waktu (detik)


A B
Depressurizing Adsorbsi 720
Heating Adsorbsi 6840
Cooling Adsorbsi 5400
Pressurizing Adsorbsi 900
Adsorbsi Adsorbsi 120

3. Tahap Pendingin Udara

Setelah melalui proses pemurnian kemudian udara umpan masuk ke Cold Box
(K-200) yang didalamnya terdapat Main Heat Exchanger (K-201) alat tersebut
digunakan untuk mendinginkan udara proses sebelum masuk ke kolom retrifikasi.
Udara umpan yang didinginkan menggunakan 5 aliran gas dingin yaitu:

a. Gas N2 dari Recifier Lower Coloumn (T-222) dengan suhu -177oC

b. Gas N2 dari Sub Cooler (H-213) dengan suhu -193oC

c. Gas O2 dari Recifier Upper Coloumn (T-223) dengan suhu -179oC

13
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

d. Waste N2 dari Sub Cooler (H-213) dengan suhu -175oC

e. Gas Ar dari Crude Argon Coloumn (T-241) dengan suhu -185oC

sedangkan aliran udara yang didinginkan pada Main Heat Exchanger terdapat dua
aliran yaitu:

a. Udara proses dari MS Absorber dengan suhu 15oC menjadi -171oC

b. Gas argon dari after filter dari unit Argon Purification (U-500) didinginkan
dari suhu 15oC menjadi -181oC.

4. Tahap Pencairan dan Pemisahan Udara

Tahap pencairan dan pemisahan udara dilakukan dalam kolom retrifikasi yang
terdiri dari:

a. Recifier Lower Coloumn, udara dingin dari Main HE masuk kedalam


Lower Coloumn, unit ini berfungsi untuk memisahkan N2 dan udara
berdasarkan titik didihnya.

b. Recifier Upper Coloumn, hasil bawah dari lower kolom dimasukkan ke


Upper Coloumn. Pada unit ini memisahkan secara sempurna nitrogen
menguap kebagian atas Upper Coloumn, argon bagian tengah, Oksigen di
bagian dasar Upper Coloumn.

5. Pemurnian Gas Argon dan Produksi Argon Cair

Dalam menghasilkan argon cair perlu melalui proses yaitu pemurnian gas
Argon yang sebelumnya masih mengandung komponen lainnya seperti O2 96% dan
4% N2 serta sedikit gas Nitrogen, gas ini kemudian masuk kedalam Crude Argon
Coloumn karena perbedaan titik didihnya argon menguap ke bagian atas dan oksigen
mencair dibaian bawah Crude Argon Coloumn. Oksigen kemudian dipompa dan

14
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

dimasukkan kedalam Upper Coloumn dan sebagian lagi dikembalikan ke coloumn


untuk menguapkan argon yang ikut mencair.

Gas Argon pada bagian Crude Argon coloumn didinginkan dengan Crude
Argon Condenser oleh media cair dari Sub Cooler (H-213). Gas oksigen yang ikut
menguap terkondensasi akan mencair dan turun ke bagian bawah Crude Argon
Coloumn dan dipompakan ke Upper Coloumn sedangkan gas Argon dialirkan ke
Main Heat Exchanger sebagai unit pendingin.

Setelah melalui Main Heat Exchanger masuk ke unit yang melakuakn proses
pemurnian ini disebut dengan unit Argon Purification (U-500) dimana proses yang
terjadi dalam unit ini adalah Crude Argon dikontakkan dengan hydrogen secara
berlebih yang akan bereaksi dan menghasilkan yaitu air (H2O).

Reaksi Deoxo Purification membutuhkan suhu yang cukup tinggi oleh karena
itu Crude Argon yang keluar dari Main Heat Exchanger masuk tahap persiapan yaitu
Crude Argon dikompresi dari tekanan 0,6 kg/cm2 menjadi 2,7 kg/cm2 suhu 38oC di
Argon compressor, kemudian diinjeksi hydrogen berlebih kemudian dipanaskan pada
Preheater hingga suhu 70oC.

Setelah persiapan selesai maka crude argon dan hidrogrn direakdikan kedalam
Deoxidation Vessel hingga terbentuk H2O dalam bentuk uap yang perlu didinginkan
agar uap air tersebut hilang dilakukan 3 tipe pendinginan yaitu:

a. Air cooler Exchanger dengan media pendingianan udara


b. Cooling Water Cooler dengan media pendinginan dari cooling water
supplay

c. Chilled Water Cooler dengan media pendingin air dari chilled water
supplay.

15
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Setelah uap air mengembun kemudian dipisahkan dalam separator, udara


dialirkan ke Dryer A/B yang bekerja secara bergantian untuk menyerap air apabila
masih tertinggal dalam Crude Argon. Gas yang keluar dari Dryer inilah yang disebut
gas Argon dan dilewatkan dalam After Filter untuk menyaring debu yang terbawa
dari dryer.

Gas Argon masuk ke Main Heat Exchanger untuk didinginkan dengan


perubahan temperature yaitu dari 15oC menjadi -181oC dan dilanjutkan ke Pure
Argon Reboiler (H-232) untuk didinginkan dengan media pendingin argon cair dari
dasar Pure Argon Coloumn. Gas Argon yang mengembunkemudian masuk kedalam
Argon Flash Drum (V-246) untuk dipisahkan argon cair dan argon yang berupa gas.
Argon yang masih dalam wujud gas diproses kembali kedalam Argon Purification
sedang Argo dalam wujud liquid masuk kedalam Pure Argon Coloumn , kemudian
dibagi menjadi 2 aliran yaitu Pure Argon Boiler sebagai pendingin dan sebagian lagi
dialirkan ke Liquid Argon Tank (LAr) sebagai produk.

6. Proses Produksi Oksigen Cair dan Nitrogen Cair

a. Proses Produksi Oksigen Cair

Hasil bawah dari Lower Coloumn (T-222) dialirkan menuju Subcooler untuk
diturunkan temperaturnya hingga -189oC. aliran udara ini dibagi menjadi:

Sebagian udara cair dialirkan ke Crude Argon Coloumn (T-214) sebagai


media pendingin
Sebagian lagi dialirkan ke Upper Coloumn untuk dipisahkan secara sempurna
berdasarkan titik didihnya dan tekanannya.

Pada bagian upper coloumn nitrogen berada dibagian atas Upper Coloumn,
Argon berada dibagian tengan Upper Coloumn dan Oksigen berada dibagian
bawah Upper Coloumn dan dialirkan menuju Liquid Oxygen Tank yaitu LOX I
dan LOX II.

16
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

b. Proses Produksi Nitrogen Cair

Udara dingin dari Main Heat Exchanger masuk ke Lower Coloumn. Gas
nitrogen masuk dan berada dibagian atas Lower Coloumn kemudian aliran ini
dibagi menjadi 3 aliran utama dan selanjutnya akan dipecah kembali sebagai
berikut:

Gas nitrogen dari puncak lower coloumn dialirkan ke Main Condensor (H-
122) di bagian Upper Coloumn. Tujuannya dialirkan gas nitrogrn ini untuk
menguapkan argon dan nitrogen dari oksigen cair dibagian bawah Upper
Coloumn. Gas hydrogen di kondensasi kemudian mencair karena didinginkan
oleh oksigen cair yang berada dibagian bawah Upper Coloumn. Nitrogen cair
kemudian dikembalikan ke Lower Coloumn agar argon dan oksigen yang ikut
menguap dapat mencair dan turun kebagian bawah Lower Coloumn.
Gas Nitrogen dari bagian atas Lower Coloumn dibagi menjadi aliran yaitu:
a. Sebagai media pendingin pada main Heat Exchanger (H-211)
b. Media pertukaran panas pada Pure Argon Reboiler (H-232)
c. Sebagai umpan pada Recycle Heat Exchanger (H-251) bersamaan dengan
aliran gas N2 dari expander.
Nitrogen dan Upper Coloumn dialirkan ke Sub Cooler (H-213) yang alirannya
dipecah menjadi :
a. Menuju bagian atas Upper Coloumn sebagai pendingin agar argon
mencair kebagian bawah Upper Coloumn.
b. Menuju Argon Condensor Liquid separator (V-245) sebagai pendingin gas
nitrogen yang akan digunakan untuk mengkondensasi gas argon dalam
waste nitrogen dari puncak Pure Argon Coloumn(T-242)

Gas nitrogen yang digunakan sebagai bahan produksi nitrogen cair adalah
aliran gas nitrogen dari Main Heat Exchanger yang kemudian dialirkan ke Recycle
Compressor (C-720). Didalam kompressorgas nitrogen dinaikkan suhu dan

17
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

tekanannya dari 31oC dan 4,7 kg/cm2 menjadi 40oC dan 31,8 kg/cm2. Gas nitrogen
kemudian masuk kedalam Booster pada Expansion Turbin (X-750) dan tekanan
kembali dinaikkan menjadi 44,2 kg/cm2 . gas nitrogen selanjutnya diturunkan
suhunya mencapai -54oC didalam Recycle Refrigerator. Gas nitrogen kembali
diturunkan suhunya menjadi -169oC pada Recycle Heat Exchanger. Gas yang telah
didinginkan tersebut kemudian bergabung dengan aliran gas nitrogen dari Expansion
Turbin yang telah didinginkan pada Recycle Heat Exchanger dan didinginkan
kembali pada Recycle Heat Exchanger. Selanjutnya sebagian aliran gas niteogen yang
keluar dekspansikan pada Ekspander dalam Ekspansion Turbin sehingga tekanannya
turun -101oC dan 44,2 kg/cm2 menjadi -171oC dan 5,08 kg/cm2. Aliran dari
Ekspander ini digabungkan dengan aliran gas nitrogen dari lower coloumn dan masuk
ke Recycle Heat Exchanger .

Sementara sebgain gas nitrogen yang tidak masuk ke Expander kembali


didinginkan pada Recycle Heat Exchanger sehingga gas nitrogen mencair. Nitrogen
yang telah mencair kemudian dialirkan ke Liquid Nitrogen Separator (V-261) untuk
dipisahkan antara cairan dan uap nitrogen. Uap nitrogen yang terpisah digabung
dengan aliran dari Lower Coloumn sebagai umpan Recycle Heat Exchanger
sedangkan nitrogen cair yang terpisah sebagian kecil dialirkan kembali ke Lower
Coloumn sebagi refluks dan sebagian besar masuk ke Liquid Nitrogen Sub Cooler
(H-255).

Nitrogen cair didinginkan kembali pada Liquid Nitrogen Sub Cooler dan
keluar sebagi media pendingin dan sebagian lain ditampung dalam liquid Nitrogen
tank (LIN 1 dan 2) sebagai produk.

18
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

BAB IV

SPESIFIKASI PRODUK DAN LABORATORIUM

4.1 Spesifikasi Produk


1. Oksigen
Symbol kimia : O2
Berat molekul : 32 g/mol
Titik didih : -183.11
Titik beku : -218.55
Suhu kritis : -118.15
Larut dalam air : 0.04 g/l
Sifat fisis :
a. Dalam bentuk gas maupun liquid oxygen
b. Tidak berbau
c. Dalam bentuk gas tidak berwarna
d. Dalam bentuk liquid oxygen berwarna putih semu kebiruan

Kapasitas : MAX Lox, Lox 2.500 m3/jam

MAX LIN, Lox 600- 800 m3/jam

2. Nitrogen
Symbol kimia : N2
Berat molekul : 28.02 g/mol
Titik didih : -196
Titik beku : -210.01
Suhu kritis : -146.95
Densitas uap : 0.967
Densitas gas : 0.072
Sifat fisis :

19
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

a. Dalam bentuk gas maupun liquid nitrogen


b. Tidak berbau
c. Dalam bentuk gas tidak berwana
d. Dalam bentuk liquid nitrogen berwarna putih

Kapasitas : MAX LOX, LiN 600-800 m3/jam

MAX LIN, LiN 2.500 m3/jam

3. Argon
Symbol kimia : Ar
Berat molekul : 39.95 g/mol
Titik didih : -185.9
Titik beku : -189.2
Suhu kritis : 122.4
Densitas uap : 1.66
Sifat fisis :
a. Dalam bentuk gas maupun liquid argon
b. Tidak berbau
c. Dalam bentuk gas tidak berwarna
d. Dalam bentuk liquid argon berwarna bening

Kapasitas : MAX LOX, LAr 60 m3/jam

MAX LIN, LAr 60-65 m3/jam

4.2 Laboratorium

Air Separation Process pada PT. Aneka Gas Industri Tbk tidak memiliki
laboratorium. Namun terdapat alat analyzer panel yang digunakan untuk menganalisa
impurity di dalam O2, N2 dan Argon. Satuan impurity dihitung dalam ppm. Selain itu
alat ini juga berfungsi sebagai indicator jika terjadi kesalahan selama proses

20
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

pemisahan gas berlangsung. Alat ini bekerja secara otomatis dan kontinyu, gas dari
plant produksi dialirkan melalui turbin dan pipa ke dalam analyzer. Alat ini juga bisa
dioperasikan secara manual dengan cara menginjekkan gas yang akan dianalisa pada
bagian belakang analyzer. Pada analyzer terdapat panel dan indicator untuk mengatur
dew point , % Ar, % H2, dan kemurnian O2. Data yang terbaca dari analyzer di
transfer ke DCS kemudian ditransferkan lagi ke monitor untuk mengetahui data-data
keseluruhan selama proses produksi berlangsung. Alat analyzer ini juga perlu
dikalibrasi secara berkala. Kalibrasi dilakukan 3 sampai 6 bulan sekali.

Spesifikasi alat yang digunakan untuk analisa sebagai berikut.

1. Pure Oxygen Analyzer


Fungsi : mengetahui kadar kemurnian produk O2 cair
Sampel : Outlet Rectifier Upper Column
Pabrik pembuat : Osaka Sanso Kogyo

2. Thermal Conductivity Analyzer


a. % Argon
Fungsi : mengetahui kadar Argon sebelum masuk ke
Purification Argon Column
Sampel : outlet dari Drier Argon
b. % Hidrogen
Fungsi : mengetahui kadar sisa H2 dalam Crude Argon
Sampel : outlet kolom Argon cair
Pabrik pembuat : Osaka Sanso Kogyo

3. Trace Oxygen Analyzer


a. Kadar oksigen dalam produk Argon cair
Fungsi : mengetahui kadar O2 yang terkandung dalam Argon
cair

21
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Sampel : outlet kolom Argon dan outlet sebelum masuk ke


Compressor Crude Argon
Pabrik pembuat : Hersch/ Osaka Oxygen
b. Kadar oksigen dalam produk Nitrogen cair
Fungsi : mengetahui kadar O2 yang terkandung dalam
Nitrogen cair
Sampel : outlet Liquid Nitrogen Subcooler dan outlet puncak
Rectifier Upper Column
Pabrik pembuat : Hersch/ Osaka Oxygen

4. Servomex
Tipe : 4100 Gas Purity Analyzer
Fungsi : mengetahui kadar CO2 dalam udara setelah keluar dari
MS
Sampel : outlet MS Adsorber

5. Dew Point Analyzer


Fungsi : menganalisa uap air dalam udara setelah MS dan
dryer Argon
Sampel : udara bebas dan argon setelah purification

22
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

BAB V

SPESIFIKASI ALAT

1. Air Compressor Unit (C-100)


Fungsi : menekan udara masuk sampai 5,6 kg/cm2
Prinsip kerja : menaikkan tekanan udara secara bertahap sampai
dengan tekanan yang telah ditentukan
Tipe : Isothermal Centrifugal Compressor
Kapasitas : 14,700 Nm3/jam
Kondisi section : 1.023 kg/cm2, 35 oC
Motor output : 1,500 KW
Discharge Pressure : 5.6 kg/cm2
Pabrik pembuat : Kobe-Cooper ( JAPAN & USA)
Jumlah : 1 unit

2. Air Pre-Cooling System


a. MS Heat Exchanger (H-157)
Tipe : Brazed Aluminium Plate Fin Heat Exchanger
Prinsip kerja : pertukaran panas antara udara dan Waste Nitrogen
b. Chiller
Tipe : Freon Refrigerator
Kapasitas : 230,000 kkal/jam
Bahan : Carbon Steel
c. Air Chiller (H-122)
Tipe : Horizontal, shell and Tube
Prinsip kerja : pendinginan sampai suhu 15 oC
Bahan : Carbon Steel

Pabrik pembuat : Kobe- Daikin (JAPAN)

23
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

3. Air Pre-Purification System


Waktu adsorpsi : 3 jam
Suhu Regenerasi : 160 oC
a. MS Adsorber (V-141 A/B)
Fungsi : penyerapan udara
Prinsip kerja : pemurnian, menghilangkan kandungan CO2, dan
hidrokarbon
Tipe : Vertical, Cylindrical Vessel
Bahan : Carbon Steel dan Stainless Steel
b. MS Electric Heater (E-155)
Tipe : Electric Heater
Prinsip kerja : pemanasan hingga 140oC untuk menghilangkan uap
air
Motor output : 90 KW
Bahan : Carbon Steel
Pabrik pembuat : Union- UOP (JAPAN & USA)

4. Cryogenic Air Separation Unit (Cold Box)


a. Main Heat Exchanger (H-211)
Fungsi : untuk mendinginkan udara sampai -171 oC
Prinsip kerja : udara umpan didinginkan di dalam alat ini
menggunakan aliran gas dingin
Tipe : Brazed Aluminium Plate Fin Heat Exchanger
Jumlah : 1 unit
b. Recylce Heat Exchanger (H-251)
Fungsi : unuk mencairkan N2 pada temperatur -169 oC
Prinsip kerja : mendinginkan kembali gas nitrogen setelah dari
Recylce Refrigerator
Tipe : Brazed Aluminium Plate Fin Heat Exchanger

24
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Jumlah : 1 unit
c. Rectifier Lower Column (T-222)
Fungsi : Untuk memisahkan udara
Prinsip kerja : memisahkan sebagian besar N2 dari udara sebagai
hasil atas dan udara kaya O2 dan Argon sebagai hasil
bawah
Tipe : Cylindrical Vessel
Bahan : Stainless Steel dan Aluminium
Jumlah : 1 unit
d. Rectifier Upper Column (T-223)
Fungsi : untuk memisahkan udara
Prinsip kerja : memisahkan O2 dan Argon serta N2
Tipe : Brazed Aluminium Plate Fin Heat Exchanger
e. Crude Argon Column (T-241)
Fungsi : untuk memisahkan udara
Prinsip kerja : memisahkan Argon dari sebagian besar O2
Tipe : Cylindrical Vessel with Condensor
Bahan : Stainless Steel dan Aluminium
Jumlah : 1 unit
f. Pure Argon Column (T-242)
Fungsi : untuk pemurnian udara
Prinsip kerja : memurnikan Argon dari O2 yang masih tercampur
Tipe : Cylindrical Vessel with Packing
Bahan : Stainless Steel dan Aluminium
Jumlah : 1 unit
g. Cold Box
Fungsi : tempat pemisah udara
Prinsip keja : pemisahan N2 dan O2 serta Argon pada kolom bawah
dan atas

25
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Tipe : Outdoor, Self- Standing, Enclosed Type, Packaged


Bahan : Carbon Steel
Jumlah : 1 unit

Pabrik pembuat : Kobe Steel (JAPAN)

5. Recylce Compressor (C-720)


Fungsi : menaikkan tekanan
Prinsip kerja : tekanan gas N2 dinaikkan dari Rectifier Lower Column
untuk dicairkan
Tipe : Isothermal Centrifugal Compressor
Kapasitas : 24,900 Nm3/jam
Kondisi suction : 5.73 kg/cm3, 37 oC
Motor output : 2,250 KW
Pabrik pembuat : Kobe Steel (JAPAN)
Jumlah : 1 unit

6. Recyle Expansion Turbin (X-750)


Prinsip kerja : tekanan gas N2 dinaikkan dari Rectifier Lower Column
untuk dicairkan
Tipe : Package Single Stage, tipe reaksi Radial Flow
Jumlah : 1 set
Spesifikasi expander
Fungsi : mengexpansikan gas N2
Tipe : TC 120/32- ASM
Kecepatan putar : 70.000 rpm
Kapasitas : 19.000 Nm3/jam
Tekanan : (50-75) kg/cm2
Temperatur : (-196/ +60) oC
Pabrik pembuat : Cryostar (France)

26
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Spesifikasi booster
Fungsi : menggerakkan turbin pada compressor
Tipe : TC 120/32- ASM
Kapasitas : 24,400 Nm3/jam
Tekanan : (50- 75) kg/cm2
Temperatur : (0/100) 0C

7. Recycle Refrigerator (R-740)


Tipe : Freon Refrigerator
Prinsip kerja : pendinginan gas yang berasal dari Booster sampai -54
0C
Motor output : HP : 150 KW
LP : 94 KW
Pabrik pembuat : York- Lewis (USA)

8. Deoxo Purifier
Tipe : Deoxo Purifier by Chemical Reaction
Prinsip kerja : mereaksikan campuran Crude Argon dengan Hidrogen
berlebih
Flow Rate : 130 Nm3/h
Pabrik pembuat : Chemical Design (USA)

9. Storage Tank/ Tangki Penyimpanan


a. Storage Tank Liquid Oxygen (LOX 1 & II)
Fungsi : untuk menyimpan hasil produksi oksigen sebelum
didistribusikan
Tipe : HS 227400
Kapasitas : 216,030 L
Tekanan dalam : 15 bar

27
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Tekanan luar : Full Vacuum


Temperatur : -180 oC
Weight : 49,080 kg
Tahun pembuatan :1996
Pabrik : CRYOFAB (Australia)
b. Storage Tank Liquid Nitrogen ( LN I, II, & III)
Fungsi : untuk menyimpan hasil produksi nitrogen cair
sebelum didistribusikan
Tipe : HS 100200
Kapasitas : 95, 210 L
Tekanan dalam : 17 bar
Tekanan luar : Full Vacuum
Temperatur : -192 oC
Weight : 27,035 kg
Tahun pembuatan : 1996
Pabrik : CRYOFAB (Australia)
c. Storage Tank Liquid Argon
Fungsi : untuk menyimpan hasil produksi argon cair sebelum
didistribusikan
Kapasitas : 20,358 L
Tekanan dalam : 17 bar
Tekanan luar : -192 oC
Tahun pembuatan : 1996

28
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

BAB VI

UTILITAS

Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit lain di dalam suatu pabrik
atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai produk
akhir. Adapun system utilitas yang dibutuhkan unit Air Separation Process di PT.
Aneka Gas Industri Tbk antara lain sebagai berikut :

6.1 Penyediaan air


Air yang digunakan untuk system utilitas di PT. Aneka Gas Industri Tbk
berasal dari sumur bar yang terletak di bagian belakang pabrik. Selain itu dari sumur
bor air juga diperoleh dari PDAM, namun digunakan hanya dalam keadaan darurat
saja. Sebelum digunakan untuk proses produksi air sumur yang digunakan harus
diproses terlebih dahulu karena kondisi air tersebut biasanya kurang bersih atau
bahkan buruk.
Air dipompa ke sand filter untuk mengurangi polutan serta menahan atau
menyaring kadar logam- logam berat yang ada di dalam air. Air kemudian dialirkan
kembali ke filter kedua yang berisi karbon aktif untuk menghilangkan aroma air yang
tidak sedap, membunuh bakteri serta mengikat racun- racun dalam air.
Setelah dari filter kedua air dialirkan ke RO (Reverse Osmosis) dan
ditambahkan bahan kimia pada air tersebut. Bahan- bahan kimia yang digunakan
adalah sebagai berikut:
PC- 40
Bahan kimia ini digunakan sebagai anti kerak dan korosi. Pemberian bahan ini
sebanyak 20 kg untuk 125 L air.
PC- 98
Bahan kimia ini berfungsi sebagai pencegah timbulnya lumut, ganggang, dan
bakteri. Pemberian bahan ini sebanyak 8- 15 kg untuk 125 L air.

29
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Tujuan utama penambahan bahan- bahan kimia ini adalah untuk


menghilangkan air bebas mineral, virus, dan logam-logam berat yang dapat
menimbulkan kerusakan pada alat-alat proses.

Selanjutnya air dari RO dialirkan menuju Cooling Tower untuk menjaga suhu
air tetap stabil yang kemudian dialirkan menuju unit ASP untuk proses produksi.
Suhu air yang keluar dari cooling tower adalah 29- 300C. Sedangkan suhu air keluar
setelah digunakan sebagai pendingin dalam proses produksi adalah 35- 360C.
Penyediaan air dilakukan secara kontinyu karena air sisa akan dikembalikan lagi ke
cooling tower untuk digunakan kembali sebagai pendingin di unit produksi.

6.2 Penyediaan Listrik


Kebutuhan listrik di PT. Aneka Gas Industri Tbk Sidoarjo didapatkan dari
PLN. Penyediaan listrik tersebut untuk kegiatan operasional hingga proses produksi.
Listrik merupakan salah satu unit yang sangat penting dalam kelancaran proses
produksi di pabrik, karena merupakan satu-satunya sumber energi yang digunakan
dalam berproduksi. Untuk itu perlu adanya pengontrolan terhadap panel-panel listrik
dimana tegangan dan arus listriknya diamati setiap jangka waktu tertentu untuk
memastikan kelayakan dan fungsifitasnya sehingga alat-alat proses dapat berjalan
normal dan efisien (tidak samapai overload). Pemeriksaan kabel-kabel listrik
terutama pada bagian isolasinya harus teliti agar tidak terjadi hubungan pendek arus
listrik.

30
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

BAB VII

UNIT KESELAMATAN KERJA

DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

7.1 Unit Keselamatan Kerja

Kecelakaan merupakan suatu hal yang tidak dapat diduga sebelumya dan
sangat berpengaruh terhadap proses produksi. Untuk itu kesehatan dan keselamatan
kerja dalam pabrik harus diperhatikan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan dalam lingkungan kerja adalah kurangnya disiplin kerja, tidak
mengenakan alat pelindung, kecerobohan dan tenaga kerja yang kurang
berpengalaman. Dalam melaksanakan program keselamatan kerja, pihak perusahaan
telah melakukan beberapa tindakan antara lain:

a. Tindakan Preventif
1. Menggunakan helm keselamatan.
2. Menggunakan half mask.
3. Menggunakan sarung tangan.
b. Tindakan Keamanan
1. Disediakannya dry chemical.
2. Adanya tanda peringatan pada tempat-tempat yang seharusnya.

7.2 Unit Kesejahteraan Kerja

Pihak perusahaan memberikan fasilitas dan tunjangan sehingga karyawan


dapat bekerja lebih giat, disiplin dan tidak khawatir dengan kesejahteraannya.
Tunjangan dan fasilitas itu antara lain:

1. Tunjangan Hari Raya (THR).


2. Tunjangan keluarga.

31
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

3. Cuti kerja selama 12 hari dalam setahun.


4. Pengobatan/Kesehatan.
5. Asuransi kecelakaan kerja.

32
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 KESIMPULAN
1. PT. Aneka Gas Industri Cabang Sidoarjo (Wilayah V) merupakan industri gas di
bawah naungan Samator Group dimana PT. Aneka Gas Industri Cabang Sidoarjo
ini memproduksi: Oksigen (gas dan liquid), Nitrogen (gas dan liquid), CO2 (gas
dan liquid), Argon (gas dan liquid), Nitrous Oxide (gas dan liquid) dan Mix Gas
(spesial gas).
2. Unit N2O Plant di PT. Aneka Gas Industri Cabang Sidoarjo memproduksi gas
N2O dengan kapasitas produksi 216.000 kg/tahun dengan target minimal pada
tahun 2015 sebanyak 174.979 kg/tahun sedangkan pada tahun 2016 ini target
minimal menurun karena PT. Aneka Gas Industri memiliki satu plant lagi selain
di PT. Aneka Gas Industri Cabang Sidoarjo.
3. Produk N2O dibuat dengan bahan baku utama Ammonium Nitrat (NH4NO3)
dengan bahan baku pendukung NaOH, KmnO4, H2SO4, dan [(NH4)2HPO4)]. N2O
memiliki banyak manfaat sehingga permintaan konsumen terhitung tinggi di
Indonesia.
4. Produk N2O di PT. Aneka Gas Industri Cabang Sidoarjo memiliki kemurnian
99,5%.

8.2 SARAN
1. Untuk keberlangsungan proses produksi yang maksimal dan juga efisiensinya,
kondisi operasi pada chiller sangat berpengaruh sehingga harus selalu terpantau.

2. Untuk performa plant yang maksimal dan terjaga baik maka seharusnya ada jeda
waktu untuk rehat dikarenakan proses produksi yang terus berlanjut tanpa henti,
sebab jika plant mengalami kelelahan maka akan berpengaruh juga terhadap
hasil produksi.

33
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

34
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

TUGAS KHUSUS

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Mengutamakan perlindungan terhadap lingkungan hidup dan
keselamatankerja bagi para karyawan, pelanggan dan masyarakat umum merupakan
salah satu kebijakan PT. Aneka Gas Industri dalam melaksanakankegiatan
operasionalnya. Peraturan yang berkenan dengan aturan kerja tersebut berdasarkan
pada peraturan pemerintah No. 11 tahun 1979 pasal 36 dan undang-undang No. 1
tahun 1970 Bab III pasal 3 dan 4.
Tujuan keselamatan kerja di PT. Aneka Gas industri adalah sebagai berikut :

Menjamin tiap pekerja atas hak keselamatan dalam melaksanakan tuga suntuk
kesejahteraan hidupnya.

Menjamin agar sumber produksi dapat terpelihara dengan baik dan dapat
digunakan secara efisien

Menjamin agar produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut PT. Aneka Gas Industri memberikan
keselamatan kerja kepada karyawannya yang diatur dalam peraturan dan petunjuk
keselamatan kerja. Secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Ketentuan Umum

1. Perlindungan Mekanik

Semua mesin atau alat yang bergerak atau berputar harus dilindungi.

2. Pekerjaan Perbaikan

Saat perbaikan, mesin / alat harus dimatikan terlebih dahulu dan diberi tanda khusus
SEDANG DIPERBAIKI petugas yang akan memperbaiki harus menghubungi atau
meminta ijin terlebih dahulu kepada kepala bagian alat/mesin itu berada.

35
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

3. Keadaan Yang Membahayakan

Jika menjumpai hal-hal yang membahayakan seperti kebocoran gas, percikan api, dan
lain-lain, agar sedapat mungkin diatasi sejak dini dan segera dilaporkan kepada atasan
untuk penanganan lebih lanjut.

4. Kebersihan/Keselamatan Lingkungan

Pegawai harus menjaga agar lingkungan tempat kernya aman dari bahaya dan selalu
menjaga kebersihan dan kerapihan baik pada tempat kerja, diri sendiri, dan
lingkungan sekitarnya.

5. Alat Kerja

Gunakan alat kerja yang sesuai dan baik serta aman untuk digunakan. Alat yang rusak
harap segera dikembalikan untuk diganti atau diperbaiki.

6. Perbaikan Mesin Gerak

Matikan mesin dan putuskn aliran listrik pada mesin yang akan diperbaiki.

7. Penangan Tabung Gas Bertekanan

Botol (tabung) gas bertekanan harus dites/ditera sesuai peraturan Departemen Tenaga
Kerja No. 01/MEN/1982 sekurang-kurangnya setiap 5 tahun.

Spesifikasi tabung yang mengandung bahan berbahaya da tidak berbahaya

Flammable isian gas dengan tabung berwarna merah (sangat mudah terbakar)
Poisson isian Gas tabung berwarna biru (mudah terbakar)
Medical isin gas O2 tabung berwarna putih bersih (mudah terbakar)
Inert isian gas warna tabung abu-abu (bersifat mencekik)

8. Penggunaan Gas Udara Bertekanan

36
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Penggunaan Gas/Udara bertekanan yang tidak sesuai dapat menimbulkan terjadinya


kebakaran atau bahaya lainnya yang dapat menimbulkan luka atau cidera bahkan
kematian. Dilarang mempergunakan gas udara bertekanan pada alat/mesin yang
sedang berjalan atau menggunakannya dekat dengan api.

9. Alat Pelindung Diri

Perusahaan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pegawai yang jenis
pekerjaannya mengharuskn menggunakan alat tersebut dan pegawai berkewajiban
memakianya aat menjalankan tugas.

10. Alat Pemadam Api

Alat Pemadam Api hanya boleh digunakan jika terjadi kebakaran. Alat ini harus
dipelihara dengan baik dan diletakkan ditempat yang tepat.

11. Kotak P3K

Kotak P3K disediakan ditempat kerja untuk dapat digunakan sewktu-waktu dan
sebagaimana mestinya terutama untuk usaha pertolongan pertama pada kecelakaan.

12. Poster Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Poster/tanda ini harus dipasang ditempat yang tept untuk menghindari perlakuan yang
tidak benar terhadap alat/ mesin yang dpat menimbulkn kecelakaan kerja.

b. Ketentuan Mengenai Pencegahan Kebakaran

1. Merokok

Merokok hanya diijinkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan dan ketentuan ini
berlaku bagi setiap orang yang berada di lingkungan perusahaan. Matikan punting
rokok setelah selesai merokok dan yakinkan punting rokok telah mati kemudian
buang pada tempat sampah.

37
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

2. Menyalakan Api

Dilarang menyalakan api pada tempat-tempat seperti area pabrik, tempat pengisian
gas, gudang penyimpanan atau tempat-tempat lin yang rawan terjadi kebakaran.

3. Api Terbuka

Pemakaian api seperti pekerjaan pengelasan, memotong pelat besi di area pabrik atau
tempat-tempat lain yang rawan terjadi kebakaran, perlu ijin khusus dari petugas
berwenang setelah dilakukan pengamanan terlebih dahulu terhadap kemungkinan
terjadinyan kebakaran/ledakan.

4. Pemakaian Bahan Cair Yang Mudah Terbakar

Pemakaian zat cair seperti minyak, oli harus diwaspadai dan dijauhkan dari gas yang
bersifat oksidator (oksigen, Nitrous Oxide) dan gas yang mudah terbakar (Asetilen,
LPG, Hidrogen) demikian juga penyimpanannya

5. Langkah pengaturan

Jika terjadi kebocoran pada tangki, tabung, sambungan dan saluran instalasi dari
bahan gas, minyak atau bahan kimia haruslah segera dilaporkan kepada atasan yang
bersangkutan agar dapat dilakukan tindakan perbaikan sebelum terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.

6. Pemakaian Alat Pemadaman Kebakaran dan Hydran

Pemakaian alat pemadam kebakaran dan Hydran hanya boleh diperbolehkan untuk
menanggulangi terjadinya kebakaran disuatu tmpat. Untuk pemakaian alat pemadam
kebakaran perlu disesuaikan dengan jenis/kelas api/kebakarannya.

Khusus untuk pemakaiannya hydran perlu diperhatikan agar jangan memakai/


menyemprotkan air hydran untuk jenis kebakaran yang disebabkan oleh listrik, bahn
cair, bahan gas dan bahan berbahaya jika terkena air (karbid).

38
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

7. Pemeliharaan Alat Pemadam Kebakaran

Semua alat pemadam kebakaran perlu dirawat/dipelihara dengan baik agar dapat
berfungsi dan selalu siap dipakai. Untuk pemliharaan alat pemada api ringan menjadi
tanggung jawab dari masing-masing bagian yang diberi alat tersebut.

c. Ketentuan Mengenai Pengisian Gas Ke Tabung

1. Sebelum melakukan pengisian gas ke botol, petugas pengisian harus melakukan


pemeriksaan terhadap

Massa tes botol


Kondisi fisik botol
Kondisi kran botol
Kebersihan botol

2. Botol yang masa testnya sudah habis (kadaluarsa) harus dites ulang dan baru dapat
diisi setelah dinyatakan memenuhi syarat.

3. Botol yang telah dites dan dinyatakan tidak layak pakai harus diafkir dan tidak
boleh diisi kembali dengan gas.

4. Jika kran botolnya rusak/bocor harus diperbaiki dulu atau jika tidak bisa diperbaiki
kran harus diganti.

5. Untuk pengisian gas karbondioksida dan nitrous oxide dan gas yang diisikan dalam
keadaan cair yang akan mengembang saat suhu naik, harus dilngkapi dengan safety
bursting disc pada kran botolnya. Pemakaian safety bursting pd gs-gas lainnya
(oksigen dan nitrogen) tidak dipersyaratkan oleh peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
01/MEN/tahun 1982 pasal 9

6. Botol yang tercemar minyak pada bagian kran atau badannya harus dibersihkan
dahulu dengan TCE sampai bersih dari pengaruh minyak

39
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

7. Pada saat pengisian gas harus dilakukan pengawasan terhadap;

a. Kemungkinan terjadinya bocor pada kran, sambungan atas instalasi pengisian

b. Dilakukan perabaan botol untuk pengidentifikasi panas yang timbul saat pengisian

c. Tekanan pengisian gas yang dialirkan ke botol

d. Gejala/ hal-hal lain dapat membahayakan

8. Guna menghindari kekeliruan pemakaian gas, setelah selesai pengisian harus


diberi/ ditempelkan label pada setiap botolnya, dan untuk menempatkan botolnya
perlu diatur agar tidak tercampur dengan botol kosong.

9. Laksanakan pengisian gas ke botol sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja yang
telah ditetapkan

d. Ketentuan Pemakaian Alat Pelindung Diri

1. Pakaian kerja

Pada saat bekerja pegawai memakai pakaian yang layak/pantas dan pada tempat kerja
tertentu dipergunakan pakaian kerja yang telah disediakan oleh perusahaan.

2. Pakaian yang terkena gas /zat kimia/ minyak

Pakaian yang terkena gas, zat kimia, minyak atau cat harus segera dignti untuk
menghindari terjadinya iritasi pada kulit atau kemungkinan yang dapat menimbulkan
kebakaran di tempat-tempat tertentu.

3. Sepatu Keselamatan

Sepatu keselamatan diberikan kepada pegawai yang melakukan kegiatan yang


berhubungan dengan pengisian gas ke dalam botol. Penanganan dan distribusi gas
cair serta service / penanganan listrik.

40
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

4. Alat Pelindung Muka / Mata

Pemakaian alat pelindung muka/mata digunakn untuk menghindari terjadinya luka


pada mata/muka sebagai akibat macam pekerjaan. Alat pelindung muka/mata ini
digunakan pada pekerjaan

Penanganan transfer/pengisian gas cair


Bekerja dengan zat kimia
Menyikat dengan sikat kawat dan membersihkan botol atu tangki
Mengelas, memotong plat, menggrinda dan membubut

5. Sarung tangan

Pemakaian sarung tangan untuk mencegah terjadinya luka pada tangan digunakan
pada pekerjaan

Penanganan transfer/ pengisian gas cair


Bekerja dengan zat kimia
Penanganan distribusi botol
Service/ pemeliharaan mesin, bengkel (las, bubut, dan lain-lain)

6. Alat Pelindung pernapasan

Digunakan untuk melindungi tercium atau terhirupnya gas-gas atau debu atau partikel
kecil yang dapat menyebabkan keracunan atau mengganggu pernapasan digunakan
pada pekerjaan.

Penaganan gas beracun/berbahaya, menutup kebocoran gas / gas cair


Service/pemeliharaan mesin
Bekerja dengan zat kimia
Mengecat dengan spray/semprot

7. Alat Pelindung Telinga

41
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Digunakan untuk melindungi dari kerusakan telinga akibat kebisingan yang tinggi

8. Alat Pelindung kepala

Pemakaian pelindung kepala ini untuk menghindari cidera di bagian kepala akibat
terbentur atau kejatuhan benda dari atas. Alat Pelindung ini wajib digunakan bila
masuk dalam area plant.

2. Budaya
Di PT.Aneka Gas Industri Surabaya budaya kerja yang dilakukan adalah

a. Tiap dua minggu sekali akan diadakan senam pagi dan donor darah.

b. Rutinitas di pagi hari di PT Aneka Gas Industri selalu diadakan lingkar pagi yang
berisi tentang permasalahan yang muncul di pabrik, serta membaca visi misi PT.
Aneka Gas Industri

c. Tiap hari sabtu selalu diadakan kerja bakti pembersihan di sekitar lingkungan
pabrik

d. Setiap tanggal 1, 17 dan hari besar nasional akan diadakan upacara.

3. Efisiensi Expander Turbin


Turbin atau expander adalah alat yang berputar dengan kecepatan tinggi yang
digunakan untuk menghasilkan energy atau dapat juga sebagai penggerak compressor
maupun pompa. Turbin menggunakan energy yang umumnya bersumberkan pada
gas-gas bertekanan tinggi maupun gas-gas dengan temperatur tinggi, seperti pada
proses pembakaran atau combustion. Gas-gas bertekanan dan bertemperatur tinggi
tersebut melewati nozzle sehingga dihasilkan aliran dengan kecepatan tinggi, aliran
tersebut menabrak atau menumbuk bilah yang terdapat pada poros yang berputar
sehingga kerja poros dihasilkan.
Persamaan energy keseimbangan turbin dapat diturunkan dari hokum pertama
thermodinamika untuk steady state yaitu:

42
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

H+ + gz = Q + Ws
Asumsi yang digunakan adalah:
1. Energy kinetic dan potensial diabaikan
2. Adiabatic, asumsi ini cukup beralasan mengingat luas perpindahan panas
turbin yang kecil serta waktu yang dibutuhkan oleh fluida kerja untuk melewati turbin
cukup singkat.

Sehingga persamaan diatas dapat direduksi menjadi :

W= m (H2 H1), H= kj/kg

W= H2 H1 , H= kj/h

Biasanya dalam perhitungan steam turbin, P inlet, T inlet dan P outlet


diketahui, jika kita menginginkan agar m (mass flowrate) dihitung , maka kerja (W)
diketahui, jarang ditemui persoalan dimana T outlet diketahui. Perhitungan akan lebih
mudah jika T diketahui karena H fungsi dari P dan T.

1 H

H 2 (H)s

P1 2

P2 S

Grafik H-S Proses Ekspansi Adiabatik Pada Turbin

Dengan diagram H-S ini, kita dapat melihat hubungan yang terjadi antara inlet
dan outlet. Persoalan yang timbul dalam perhitungan steam turbin ini adalah

43
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

menetukan nilai H2 , H2 tidak dapat langsung dihitung, karena H2 sendiri fungsi dari
P2 dan T2. Sementara yang umum diketahui dari soal adalah P2. Agar perhitungan
dapat dilakukan, satu asumsi lagi dibuat yaitu proses yang terjadi pada steam turbin
adalah expansi secara reversible adiabatic, dan proses ini disebut juga dengan
isentropic, proses reversible ditunjukkan oleh garis 1-2 pada diagram diatas,
mengapa proses reversible adiabatic disebut juga isentropic, lihat persamaan
perubahan entropi dibawah ini:

dQrev = T dSt atau dS= dQ/T

Jika proses tersebut adiabatic, maka dQ = 0, sehingga dS = 0, proses


isentropic adalah proses dimana nilai entropi tetap (tidak terjadi perubahan entropi ),
namun yang perlu diperhatikan adalah jika proses adiabatic reversible adalah
isentropic maka proses isentropic tidak selalu adiabatic reversible (tidak berlaku
sebaliknya). Dengan diasumsikan bahwa proses tersebut sebagai adiabatic reversible
atau isentropic, maka S1=S2, dari hubungan inilah maka nilai H2 dapat dihitung.
Dengan H2 diketahui kita dapat menghitung nilai T2. Kerja yang dapat dihasilkan dari
proses adiabatic reversible ini adalah :

Ws (isentropic) = Hs

Hs = (H2 H1)

Pada sumber lain menyatakan bahwa proses isentropic merupakan idealisasi


dari proses yang sebenarnya (actual process), sehingga dengan demikian Ws
isentropic adalah kerja maksimum yang dapat dihassilkan oleh turbin. Pada
kenyataannya proses yang terjadi tidaklah reversible melainkan irreversible. Proses
irreversible ditunjuk oleh garis 1-2 pada diagram diatas. Sehingga kerja actual yang
dihasilkan lebih kecil. Kerja actual turbin :

Hs = (H)s

44
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

Dimana efisiensi , turbin bernilai dari 70-80 %. Pada proses-proses actual terjadi
peningkatan nilai entropi (Smith, Van Ness and Abbott,2001).

Data Desain

Diketahui :

Tin = -1010C

Tout = -1710C

Pin = 44 x 102 KPa

Pout = 5,08 x 102 KPa

Mengacu pada diagram P-H untuk nitrogen, dapat diketahui :

H1 = 300 KJ/kg

H2 = 230 KJ/kg

H2 = 250 KJ/kg

Maka : H = H2 H1 = 250 300 = -50 KJ/kg

(H)s = H2 H1 = 230 300 = -70 KJ/kg

Efisiensi ()


= x 100%
()

50 /
= x 100%
70 /

= 0,7134 x 100%

45
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

= 71,43%

Data operasi :

Diketahui :

Tin = -98,40C

Tout = -170,80C

Pin = 41,63 x 102 KPa

Pout = 4,83 x 102 KPa

Mengacu pada diagram P-H untuk nitrogen, dapat diketahui :

H1 = 303 KJ/kg

H2 = 235 KJ/kg

H2 = 250 KJ/kg

Maka : H = H2 H1 = 235 303 = -68 KJ/kg

(H)s = H2 H1 = 250 303 = -53 KJ/kg

Efisiensi ()


= x 100%
()

53 /
= x 100%
68 /

= 0,7794 x 100%

46
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

= 77,94%

Menghitung efisiensi expander turbin meruapakan cara untuk mengetahui


kinerjanya dan dapat mengetahui expander tersebut masih layak untuk dioperasikan
atau perlu perbaikan agar dapat digunakan secara maksimal, sehingga suatu proses
akan berjalan sesuai kehendak. Dalam perogen. Untuk hitungan diatas menggunakan
diagram P-H nitrogen. Untuk membaca digram tersebut perlu data-data antara lain ;
tekanan masuk maupun keluar (P1&P2) dan suhu masuk maupun keluar (T1&T2).
Dat-data tersebut diperoleh dari buku panduan desain pabrdik untuk kondisi desain
dari hasil pembacaan computer di control room pada saat kondisi operasi. Kemudian
data-data tersebut dimasukkan kedalam diagram P-H nitrogen, didapatkan entalpi
actual (H)s. Kemudian dimasukkan dalam rumus efisiensi:


= x 100%
()

Maka akan didapatkan efisiensi pada kondisi desain sebesar 71,43% dan kondisi
operasi sebesar 77,94%. Walaupun efisiensi pada waktu operasi lebih besar dari pada
kondisi desain tetapi besarnya efisiensi masih dalam kisaran yang baik. Mengacu
pada buku Introduction To Chemichal Engineering Termodinamic nilai dari untuk
kebanyakan desain turbin ataupun expander biasanya berkisar antara 0,7 sampai 0,8.
Jadi turbin yang berada di PT. Aneka Gas Industri masih dalam keadaan baik atau
layak pakai.

900

47
F1f1
Laporan Kerja Praktek Samator PT. Aneka Gas Industri Tbk.

48

Anda mungkin juga menyukai