DISUSUN OLEH
NAMA : PRICILIA OLIVE G 701 15 087
ADE ABIYYATUN M G 701 15 045
NURHABSAH G 701 15 232
FITRIA SOFIYANI G 701 15 035
RUTH ARUAN L G 701 15 105
NUR AFIYANI G 701 15 137
HARI/TGL : JUMAT 13 OKTOBER 2017
ASISTEN : VIORENTINA GIOVANY BAWILING
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
I. Latar Belakang
a. Rute Pemberian
Oral
b. Efek Farmakologi
- Khasiat
Metamizole berkhasiat sebagai analgetik, antipiretik, dan anti radang
(OOP, 2007).
- Mekanisme Kerja
NSAID penghambat enzim siklookaginase dan secara langsung
menghambat biosintesis dari prostaglandin dan tromboxane dari asam
arakidonat (Martindle, 23).
- Penggunaan
Menghilangkan sakit, demam ringan, akut dan kronik inflamasi,
osteoartritis dan rheumatoid artritis (Martindle, 23).
- Absorbsi
Antalgin dengan cepat terhidrolisis di gastrointestinal dan sebagian
besar dieksresikan dalam urin (Martindle, 39)
- Efek Samping
Antalgin memiliki efek samping mengganggu pembentukan komponen
darah (diskresia darah), seperti sulitnya darah menggumpal, anemia,
penurunan trombosit (Puspitasari, 2006, Cerdas Mengenali Penyakit
dan Obat, 35, Bfirs, Jakarta)
c. Dosis
Dosis antalgin oral 0,5 4 gram sehari, dosis ini juga telah diberikan secara
intramuskular atau injeksi intravena dan rektum sebagai supositoria
(Martindle, 39)
II. Pendekatan Formula
a. Zat aktif
Antalgin digunakan sebagai zat aktif, berkhasiat sebagai analgesik,
antipiretik dan anti radang. Antalgin mudah larut dalam air, larut dalam
alkohol dan tidak larut dalam eter.
b. Zat tambahan
1. Avicel ph 102 digunakan sebagai bahan pengikat lebih stabil pada
tablet antalgin dibandingkan dengan Na. Aglinat yang
inkompatabilitaas terhadap antalgin ( Sarfaraz, 2004 ).
2. Laktosa digunakan sebagai bahan pengisi lebih stabil dibandingkan
garam anorganik karena garam anorganik seperti kalsium fosfat
cenderung melekat pada punch dan obat ( Sarfaraz, 2004 ).
3. Magnesium stearat digunakan sebagai bahan lubrikan karena lebih
stabil dibandingkan dengan Natrium benzoat yang inkompatabilitas
dengan antalgin ( Sarfaraz, 2004 ).
4. Talkum digunakan sebagai bahan glidan karena talk lebih stabil
dibandingkan seng stearat yang inkompatabilitas dengan antalgin (
Sarfaraz, 2004 ).
5. Amilum manihot digunakan sebagai bahan desintegran karena amilum
mempermudah tablet pecah menjadi partikel halus dalam saluran cerna
dibandingkan starce 1500 yang tidak dapat larut sempurna dalam air (
Sarfaraz, 2004 ).
IV. Preformulasi
a. Zat aktif
1. Antalgin / Metampiron ( FI III : 369 ) ( Martindale : 49 )
Nama resmi : METHAMPYRONUM
Nama lain : antalgin
RM/BM : C13H16N3NaO4S.H2O / 351,37
Titik lebur : 172 0C
Pemerian : serbuk hablur putih, atau putih kuning
Kelarutan : mudah larut dalam air, larut dalam alcohol dan
tidak larut dalam eter
pH :-
Rumus struktur :-
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Inkompatibilitas : inkompatibilitas terhadap amydopyrine
Stabilitas : tidak stabil terhadap udara lembab dan harus
terlindung dari cahaya
Pka dan koefisien : -
Partisi
b. Zat tambahan
1. Avicel Ph 102 (HPE, 2009)
Nama resmi : MICROCRYSTALLING CELLULOSE
Nama lain : Avicel Ph 102
RM/BM :-
Titik lebur : 260 270 0C
Pemerian : serbuk hablur agak halus, putih, tidak berbau
Kelarutan : sedikit larut dalam 5% b/v larutan sediaan
hidroksida, praktis tidak larut dalam air, asam
encer dan elarut organic lainnya
pH : 5,5- 7
Rumus struktur :-
Penyimpanan : penyimpanan dalam wadah tertutup baik, dalam
tempat sejuk pada suhu 5-15 0C
Inkompatibilitas : menyebabkan oksidasi kuat
Stabilitas : hidroskois
Pka dan koefisien : -
Partisi
V. Kesimpulan Formula
A. Perhitungan Formula
Kadar Antalgin = 500 mg
Bobot tablet = 650 mg, dibuat 10 tablet
5
92% = 100 650 = 598
5
= 5% = 650 = 32,5
100
5
102 = 5% = 650 = 32,5
100
= 598 565
= 33
1
1% = 100 650 = 6,5
0,5
. 0,5% = 100 650 = 3,25
2,5
2,5% = 100 650 16,25
B. Perhitungan Bahan
No Bahan 1 tablet 10 tablet
1. Antalgin 500 mg 5000 mg
2. Laktosa 33 mg 330 mg
3. Avicel Ph 102 32,5 mg 325 mg
4. Talkum 13 mg 130 mg
5. Mg. Stearat 6,5 mg 65 mg
6. Amilum Manihot 65 mg 650 mg
VII. Perhitungan Dosis
350 1050
= = 0,7 2,1
500
d. 15
=
20
15
= 20 500 1,5 = 375 1,12
375 1120
= = 0,75 2,24
500
e. 16
=
20
16
= 20 500 1,5 = 400 1,2
400 1200
= = 0,8 2,4
500
VII. Aturan pakai
1. Evaluasi Organoleptik
Keterangan :
Dik : data I
h = 0,7 cm
r = 0,81 cm
,7
tan = = 0,81 = 0,015
data II
h = 0,6 cm
r = 0,76 cm
,6
tan = = 0,76 = 0,013
data III
h = 0,7 cm
r = 0,915 cm
,7
tan = = 0,915 = 0,013
3. Sifat alir
Keterangan :
Dik : Data I
Massa = 5 gram
5
Sifat alir = 1,62 = 3 gram/detik
Data II
Massa = 5 gram
5
Sifat alir = 1,52 = 3,28 gram/detik
Data III
Massa = 5 gram
5
Sifat alir = 1,83 = 2,73 gram/detik
X. Pembahasan
Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan yaitu antalgin (zat
aktif) dengan zat tambahan yaitu laktosa 33 mg, avicel ph 102 32,5 mg,
talk 13 mg, magnesium stearat 6,5 mg dan amilum manihot sebanyak 65
mg. Langkah-langkah pembuatan tablet dengan metode granulasi basah
pada fase dalam yaitu tahap pertama disiapkan alat dan bahan, kedua
ditimbang antalgin sebanyak 500 mg, laktosa sebanyak 33 mg, avicel ph
102 sebanyak 32,5 mg, talk 13 mg, magnesium stearat 6,5 mg dan amilum
manihot 65 mg. Selanjutnya dibuat pasta untuk avicel ph 102 dan di gerus
dalam lumpang sampai membentuk massa yang bening. Lalu antalgin dan
laktosa dimasukkan kedalam lumpang, digunakan laktosa sebagai bahan
pengisi karena laktosa lebih stabil dibandingkan garam anorganik karena
garam anorganik seperti kalsium fosfat cenderung melekat pada punch dan
obat dan laktosa memiliki sifat alir yang baik ( Sarfaraz, 2004 ), kemudian
digerus sampai halus dan homogen. Pasta dari avicel ph 102 ditambahkan
kedalam campuran bahan yang sudah digerus sampai terbentuk massa
yang lembab dan homogen. Setelah itu masa yang lembab diayak dengan
ayakan degan nomor mesh 16, digunakan ayakan ini agar supaya dapat
menghasilkan campuran dengan ukuran partikel yang lebih baik,
kemudian dikeringkan dioven pada suhu 60C selama 15-30 menit
digunakan suhu 60C agar granul yang terbentuk tidak mudah rapuh,
karena jika digunakan suhu yang terlalu tinggi akan membuat granul yang
terbentuk mudah hancur karena terlalu kering, dan proses pengeringan
lebih cepat karena tujuan dari pengeringan ini adalah untuk
menghilangkan kadar air pada massa lembab yang terbentuk sehingga
nantinya granul akan mudah untuk dikempa menjadi tablet. Setelah itu
dilakukan pencampuran pada fase luar dimana ditambahkan talk(glidan)
penggunaan talk sebagai glidan dikarenakan talcum merupakan glidan
yang baik, dan dapat dikombinasikan dengan Mg stearate untuk
memperbaiki sifat alir dari granul, sifat kimia talcum sangat halus, tidak
berbau, mudah digunakan, berbentuk bubuk, sehingga talcum mudah
melekat, dapat melapisi granul, lembut jika disentuh dan bebas dari
bongkahan kecil ( Sullaiman, 2007 ), magnesium stearat (lubrikan)
penggunaan Mg stearate sebagai lubrikan karena zat ini stabil dan ahan
pada tempat kering dan dingin, Mg stearate akan membentuk film
hidrofobik yang tipis di sekeliling eksipien tablet sehingga mencegah
penetrasi air melewati pori tablet ( sullaiman, 2007 ) dan amilum manihot
(penghancur) lalu aduk sampai homogen, penggunaan amilum manihot
sebagai penghancur, karena zat ini sudah umum digunakan sebagai
penghancur. Setelah itu dilakukan evaluasi sediaan granul yang meliputi
evaluasi organoleptik, sifat alir, dan sudut diam.
Berdasarkan literature ( handayani, 2008 ) penggunaan avicel ph
102 sebagai pengikat sangat baik karena avicel ph 102 merupakan suatu
bahan obat yang berwarna putih, tidak larut air, tidak reaktif, free flowing,
dan dapat berguna sebagai pengikat sekaligus pengering. Avicel dapat
dibuat menjadi tablet yang keras dengan tekanan kompresi rendah. Avicel
juga dapat berfungsi sebagai desintegrant, lubricant, dan glidan.
Saran untuk praktikum kali ini adalah demi hasil yang baik selama
praktikum dan untuk pembelajaran yang lebih jelas sebaiknya alat-alat
yang menunjang praktikum tekhnologi farmasi sediaan solida dapat
disediakan agar praktikan dapat mempraktikan langsung, dan tidak hanya
mengira-gira.
DAFTAR PUSTAKA
Tjay,T.H & pahardja,K., 2007, Obat-obat penting edisi lima, Gramedia, Jakarta