Pendinginan atau refrigasi adalah proses pengambilan panas dari suatu
benda sehingga suhunya menjadi lebih rendah dari sekitarnya. Pendinginan merupakan salah satu cara pengawetan makanan karena dapat mempertahankan citarasa yang baik dan dapat menghambat kerusakan-kerusakan yang lain (Anonim, 2016). Pendinginan yang cepat dapat dicapai dengan mengatur suhu zat pendingin serendah mungkin dan dengan memperkecil resistensi terhadap penghantaran panas. Sistem pendingin dapat digolongkan menjadi dua, yaitu; Pendinginan secara alami (menggunakan es, campuran es dengan garam, es kering/ dry ice, atau CO2 padat) dan pendinginan secara mekanis (sistem kompresi dan absorbsi) (Sumanto, 2001). Sistem pendingin dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendingin secara alami (menggunakan es, campuran es, dan garam, es kering/dry ice, atau CO2 padat. Dasar pendinginan kompresi dasarnya adalah penyerapan panas oleh zat pendingin (yang biasa dipakai adalah ammonia dan freon) pada waktu terjadi perubahan fase, dari fase cair ke fase uap (Anonim, 2016). Dasar pendinginan kompresi ini adalah penyerapan panas oleh zat pendingin (yang biasa dipakai adalah amonia dan freon) pada waktu terjadi perubahan fase, dari fase cair ke fase uap. Tangki yang berisi amonia cair dilengkapi dengan kran. Bila kran dibuka pada tekanan satu atmosfir, amonia cair tersebut akan menguap karena titik didih amonia -280F. Bila uap amonia tersebut dialirkan melalui pia melingkar (coil) untuk memperluas permukaan, panas dari sekelilingnya akan diserap untuk memenuhi kebutuhan panas laten penguapan (Anonim, 2016). Didalam sistem kompresi, pompa untuk gas atau zat pendingin yang dinamakan kompresor diperlukan, agar silkus perubahan gas menjadi cair, kemudian menjadi gas kembali terjadi secara terus menerus (kontinyu), misalnya di dalam sisitem refrigerasi yang menggunakan amonia, kompresor harus dihubungakan dengan saluran amonia, sehingga dapat menghisap uap amonia dari evaporator dan mengkompresikan kedalam pendingin yang disebut kondensor, yaitu yang mengubah uap ammonia menjadi cair kembali. Jadi panas yang diserap selama proses penguapan dan energi yang diberikan oleh kompresor harus diserap kembali oleh kondensor. Pendingin dapat dijalankan dengan air ataupun udara. Tiga komponen penting yang menyusun sistem refrigerasi dengan kompresi adalah evaporator, kompresor, dan kondensor (Anonim, 2016). Sayur dan buah setelah dipanen masih melangsungkan metabolisme. Akibat kegiatan itu, komposisi maupun mutu sayur dan buah selalu mengalami perubahan. Metabolisme sayur dan buah sangat dipengaruhi oleh suhu sekitarnya. Penyimpanan pada suhu rendah (mendekati titik beku air) dapat mengurangi laju respirasi sayur dan buah, disamping dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk. Pendingin tidak bisa membunuh mikroorganisme, tetapi hanya menghambat pertumbuhannya. Untuk itu, sayur dan buah yang akan disimpan harus dibersihkan terlebih dahulu. Suhu ruang pendingin dan kelembaban ruang pendingin perlu diatur karena dengan pengaturan tersebut dapat menentukan keawetan dan mempertahankan mutu sayur dan buah yang disimpan. Bila kelembaban di ruang pendingin kurang, sayuran dan buah yang tidak disimpan dalam keadaan dingin akan menjadi layu. Sayuran daan buah yang tidak disimpan dalam keadaan dingin umumnya mudah rusak, sehingga kualitasnya menurun (Anonim,2016). Sayuran dan buah sangat peka terhadap kerusakan akibat pembekuan. Pembekuan dan pencairan kembali (thawing) yang berulang kali akan sangat menurunkan kalitas bahan yang disimpan.Semua bahan yang disimpan dalam keadaan dingin atau beku perlu dilakukan pengemasan untuk menghindari rehidrasi. Freeze burn merupakan perubahan warna, tekstur, dan citarasa serta nilai yang bersifat iireversible pada bahan yang dibekukan (Anonim,2016). Dalam bahan makanan, air merupakan salah satu substansi yang dapat membantu terjadinya kerusakan ikan selama penyimpanan. Air dalam bahan makanan dapat dibedakan menjadi dua yaitu air bebas dan air terikat. Air terikat tidak dapat membantu terjadinya kerusakan dan sering disebut fraksi air yang tidak dapat membeku meskipun suhunya diturunkan sampai -5F. Air yang dapat membantu terjadinya kerusakan adaah air bebas. Oleh karenanya pengurangan air bebas dalam bahan dapat memperpanjang umur simpannya. Pengurangan air bebas ini dapat dilakukan dengan pengeringan dan pembekuan (Anonim, 2016). Dengan pembekuan, air bebas dalam bahan menjadi beku, sehingga reaksi kimia dan enzimatis dapat ditekan. Disamping itu dalam keadaan beku aktifitas air (Aw) berkurang. Pengaruh aktifitas air terhadap kualitas bahan dapat dikaitkan dengan sifatnya sebagai reaktan. Pada tingkat Aw rendah, mobilitas reaktan sangat kecil. Kenaikan Aw dapat meningkatkan mobilitasnya sehingga reaksi akan dapat berlangsung dengan cepat, namun pada kenaikan Aw selanjutnya, reaksi berjalan lambat kembali karena mobilitas reaktan menurun (Anonim, 2016). Pembekuan cepat akan menghasilkan jumlah kristal air yang banyak, berukuran kecil dan terbagi merata dalam bahan makanan, sehingga kerusakan jaringan yang diakibatkan minimal. Difusi zat-zat yang terlarut minimal. Kecepatan reaksi biokomia yang lambat sehingga kerusakan yang ditimbulkan tidak berarti (Sumanto, 2001). Dalam proses pembekuan, bentuk/besar ikan, cara dan kecepatan pembekuan, turut mempengaruhi mutu, penampilan (appearance) dan biaya pembekuan. Pada pembekuan komersial dikenal dua penggolongan yaitu pembekuan lambat (slow freezing)dan pembekuan cepat (quick freezing). Keuntungan dari pembekuan cepat antara lain mencegah pembusukan oleh bakteri, mempertinggi produktivitas, di pabrik besar, memungkinkan penggunaan ban berjalan (conveyer) dan peralatan otomatis, memungkinkan pemakaian freezer secara maximum, bisa menghasilkan produk yang terkemas seragam dan penampilan menarik (Anonim, 2016). Pencampuran (mixing) adalah proses pendispersian suatu komponen dalam komponen lain. Komponen dari campuran bisa berwujud padat dan padat, padat dan cair, cair dan cair, gas dan gas. Pada dasarnya tujuan pencampuran dalah untuk memperoleh suatu campuran yang homogeny, yang mengandung komponene dengan proporsi yang sama dalam seluruh bahan. Untuk mengetahui perkembangan/kemajuan dari proses pencampuran digunakan indeks pencampuran (mixing index = M) yang nilainya berkisar antara 0-1 (Anonim, 2016). Pencampuran adalah suatu dispersi satu komponen ke dalam komponen lainnya. Pencampuran sering terjadi dalam industri pangan dan hampir selalu terjadi dalam semua proses operasi. Sifat-sifat dari pencampuran secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan pengelompokan komponen-komponen secara bersama-sama dalam suatu container tetapi masih terpisah dalam bentuk komponen murni. Sehingga jika diambil sampel dari kontainer secara acak dalam jumlah kecil, maka komponen-komponen tersebut akan bersatu dan tidak ada satupun komponen yang masih murni, frekuensi terambilnya komponen tersebut proporsional dengan porsi komponen tersebut dalam kelompok (Kusdarini, Endang. 1997). Pengecilan ukuran adalah proses penghancuran atau pemotongan suatu bentuk padatan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh gaya mekanik. Bahan padat (solid) bisa dihancurkan dengan delapan atau sembilan cara, tetapi hanya empat cara yang umum diterapkan pada mesin-mesin pengecilan ukuran. Keempat cara itu adalah kompresi, pukulan, atrisi (attrition), dan pemotongan (cutting). Pada umumnya, kompresi digunakan pada pengecilan ukuran padatan yang keras, pukulan digunakan untuk bahan padatan yang kasar, setengah kasar, dan halus. Atrisi digunakan untuk memperoleh produk-produk yang sangat halus, sedangkan pemotongan untuk menghasilkan produk dengan bentuk dan ukuran tertentu, halus atau kasa (Anonim, 2016). Tujuan pengecilan ukuran adalah mengupayakan suatu bahan memenuhi spesifikasi tertentu, agar sesuai dengan bentuk. Untuk memenuhi spesifikasi tersebut, ukuran partikel bahan harus dikontrol. Pertama dengan memilih macam mesin yang akan digunakan dan kedua memilih cara operasinya. Untuk memperoleh hasil yang sama pada peralatan ukuran sering dipasang saringan. Tujuan pengecilan ukuran produk adalah mempermudah ekstraksi unsur tertentu dan struktur komposisi, penyesuaian dengan kebutuhan spesifikasi produk atau mendapatkan bentuk tertentu, untuk menambah luas permukaan padatan dan mempermudah pencampuran bahan secara merata (Anonim, 2016).