Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kerangka Teoritis

II.1.1 Definisi

Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi pada
pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh dalam keadaan tangan menumpu
dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. Bila seseorang jatuh dengan tangan yang
menjulur, tangan akan tiba-tiba menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar
dan menekan lengan bawah. Jenis luka yang terjadi akibat keadaan ini tergantung usia
penderita. Pada anak-anak dan lanjut usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius. Fraktur
radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Abraham Colles
adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distal pada tahun 1814 dan
sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles. Ini adalah fraktur yang paling sering
ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan
osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat
jatuh pada tangan yang terentang. Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha
menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis
radius distal yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah berjarak 2
cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian distal radius dapat
terjadi dislokasi ke arah dorsal maupun volar, radial dan supinasi. Gerakan ke arah radial
sering menyebabkan fraktur avulsi dari prosesus styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian
distal ke dorsal dan gerakan ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar distal.
Komplikasi yang sering terjadi adalah kekakuan dan deformitas (perubahan bentuk), jika
(3)
pasien mendapat penanganan terlambat.

EPIDEMIOLOGI

Fraktur radius distal adalah salah satu fraktur yang paling umum dari ekstremitas atas.
Lebih dari 450.000 terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Fraktur radius distal mewakili
sekitar seperenam dari semua patah tulang yang dirawat di bagian gawat darurat. Insiden
fraktur radius distal pada usia tua selalu berhubungan dengan osteopenia dan naik dalam
insiden dengan bertambahnya usia, hampir secara paralel dengan peningkatan kejadian patah

12
Universitas Sumatera Utara
tulang pinggul. Fraktur radius distal yang terjadi pada usia muda, disebabkan oleh trauma.
Baik karena kecelakaan lalu lintas ataupun terjatuh dari ketinggian.

Faktor resiko fraktur radius distal pada orang tua termasuk penurunan tulang mineral,
(3)
jenis kelamin perempuan, ras kulit putih, riwayat keluarga, dan menopause dini.

ANATOMI

(4)
Gambar 1. Anatomi radius distal .

Radius distal terdiri dari atas tulang metaphysis (Cancellous), Scaphoid facet dan
Lunate Facet, dan Sigmoid notch, bagian dari metaphysis melebar kearah distal, dengan
korteks tulang yang tipis pada sisi dorsal dan radial.

Permukaan artikular memiliki permukaan cekung ganda untuk artikulasi dengan baris
karpal proksimal (skafoid dan fossa lunate), serta kedudukan untuk artikulasi dengan ulna
distal. 80 % dari beban aksial didukung oleh radius distal dan 20% ulna dan kompleks
fibrocartilage segitiga (TFCC).

Radius distal mengandung permukaan sendi yaitu :

1. Facet skafoid

2. Facet lunatum

3. Sigmoid notch

Skafoid merupakan sisi lateral dari distal radius, sisi medial dari distal radius yaitu sigmoid
notch dan facet lunatum.

13
Universitas Sumatera Utara
DRUJ ( distal radioulnar joint )

Sisi distal dari ulna berartikulasi dengan radius distal dan merupakan tempat
melekatnya kompleks ligamentum triangular fibrocartilage.

Radius distal terbagi menjadi 3 kolum, yaitu :

1. Kolum lateral

2. Kolum medial : terbagi menjadi sisi dorsal dan sisi medial

Kedua kolum ini berkorelasi secara anatomis dengan facet dari tulang schapoid dan facet dari
tulang lunatum.

Patofisiologi :

Pada kebanyakan aktifitas, sisi dorsal dari radius distal cenderung mengalami tension,
sisi volar dari radius distal cenderung mengalami kompresi, hal ini disebabkan oleh bentuk
integritas dari korteks pada sisi distal dari radius, dimana sisi dorsal lebih tipis dan lemah
sedangkan pada sisi volar lebih tebal dan kuat. Beban yang berlebihan dan mekanisme trauma
yang terjadi pada pergelangan tangan akan menentukan bentuk garis fraktur yang akan
terjadi.

Cedera yang berkaitan dengan fraktur :

Lebih dari 68 persen dari fraktur pada radius distal dan ulna memiliki korelasi dengan
cedera jaringan lunak, seperti robekan parsial dan total dari TFCC, ligament schapolunatum,
dan ligament lunotriquetral.

MEKANISME CEDERA

Mekanisme umum fraktur radius distal pada usia muda termasuk jatuh dari
ketinggian, kecelakaan kendaraan bermotor, atau cedera karena olah raga. Pada orang tua,
fraktur radius distal sering timbul dari mekanisme energi yang rendah, seperti terjatuh pada
saat berjalan, ataupun terpeleset. Mekanisme cedera yang paling umum terjadi adalah jatuh
ke tangan terulur dengan pergelangan tangan dalam dorsofleksi. Fraktur radius distal terjadi
ketika dorsofleksi pergelangan tangan bervariasi antara 40 dan 90 derajat, dengan derajat
yang lebih rendah dari gaya yang dibutuhkan pada sudut yang lebih kecil. Impaksi pada
tulang metaphysis distal radius terhadap tulang karpal juga sering terjadi. Selain itu, kekuatan

14
Universitas Sumatera Utara
dari mekanisme trauma juga sering mengakibatkan keterlibatan permukaan artikular.
Mekanisme dengan energi tinggi (misalnya, trauma kendaraan/kecelakaan lalu lintas) dapat
mengakibatkan pergeseran atau fraktur yang sangat kominutif (fraktur lebih dari tiga
fragmen) dan mengakibatkan sendi wrist tidak stabil.

EVALUASI KLINIS

Dari klinis pasien biasanya terlihat dengan deformitas berupa dinner fork deformity
biasa terjadi pada colles fracture, dengan gambaran seperti garpu makan, dimana distal dari
radius displaced (bergeser) kearah dorsal. Dapat juga berupa garden spade biasa terjadi pada
smith fracture dimana distal dari radius displaced (bergeser) kearah volar. Pergelangan tangan
biasanya juga bengkak dengan hematoma, nyeri tekan dan keterbatasan dalam melakukan
gerakan. Siku ipsilateral dan bahu juga harus diperiksa untuk cedera terkait. Penilaian
terhadap neurovaskular juga harus dilakukan, dengan perhatian khusus pada fungsi saraf
median. Gejala sindroma karpal tunnel juga kadang terjadi (13 % sampai 23 %) karena posisi
paksa hiperekstensi dari pergelangan tangan, trauma langsung dari fragmen fraktur,
pembentukan hematoma, atau peningkatan tekanan kompartemen.

EVALUASI RADIOLOGI

Posisi Anteroposterior dan Lateral dari wrist joint/pergelangan tangan harus


dilakukan. Bahu atau siku juga harus dievaluasi radiologi foto pergelangan tangan
kontralateral juga biasa dilakukan untuk dapat membantu menilai sudut ulnar varians dan
sudut scapholunate.

Computed tomography scan dapat membantu untuk menunjukkan tingkat keterlibatan


intraartikular.

Penilaian Radiologi normal.


Radial Inclination : rata-rata 23 derajat (kisaran, 13-30 derajat).


Radial Length : rata-rata 11 mm (rentang, 8 sampai 18 mm).

(6)
Palmar (volar) tilt : rata-rata 11 sampai 12 derajat (kisaran, 0-28 derajat).

15
Universitas Sumatera Utara
(4)
Gambar 2. Penilaian radiologi normal radius distal.

KLASIFIKASI RADIUS DISTAL FRAKTUR

Klasifikasi radius distal fraktur berdasarkan keterlibatan intraartikular.

1. Mayo Clinic Classification

Gambar 3. Mayo Clinic Classification radius distal fraktur. Tipe 1 adalah fraktur
extraarticular (diluar sendi). Tipe 2, 3, 4 adalah fraktur intraarticular (pada sendi) dibedakan
berdasarkan displacement (pergeseran) dan kompleksitas fraktur.

2. Frykman Classification

Gambar 4. Klasifikasi radius distal fraktur oleh frykman (1967).

16

Universitas Sumatera Utara


TERAPI/PENGOBATAN

Semua pasien dengan radius distal fraktur umumnya selalu ditangani dengan reposisi
tertutup dan imobilisasi dengan gyps/cast, kecuali pasien dengan open fraktur ataupun
kondisi fragmen fraktur yang tidak memenuhi kriteria acceptable.

Jika fraktur stabil dan hasil reduksi baik, maka tidak diperlukan tindakan operasi
lanjutan. Jika fraktur dinilai tidak stabil, dinilai dari pergeseran (displaced) dari fragmen
setelah dilakukan tindakan reduksi tertutup, maka dapat dipertimbangkan tindakan operatif.

Penanganan dari fraktur radius distal :

Gambar 5. Plating rekomendasi untuk fraktur medial column dari radius distal. Pilihan
(4)
Pengobatan tergantung dari pilihan dan pengalaman ahli bedah.

Bila di tinjau secara biomekanik saat terjadinya trauma, sisi volar dari radius distal
mengalami kompresi yang lebih besar bila di bandingkan dengan sisi volar. Oleh karena itu,
tahap awal untuk mendapatkan reduksi yang stabil yaitu dengan cara mengoptimalisasi
fiksasi pada volar cortex, pada kasus dengan fraktur kominutif pada sisi dorsal maka hal yang
(6)
penting untuk di perhatikan yaitu reposisi secara akurat aposisi dari korteks volar nya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Terapi/pengobatan termasuk :

Pola fraktur.

Faktor lokal : kualitas tulang, cedera jaringan lunak, fraktur kominusi (fraktur lebih
dari 3 fragmen), Displaced (pergeseran) dari fraktur, dan energi dari cedera .

17
Universitas Sumatera Utara
Pasien faktor : usia pasien fisiologis, gaya hidup, pekerjaan, dominasi tangan, kondisi
medis yang terkait, cedera terkait, dan kepatuhan.

Secara radiologi, posisi radius dikatakan acceptable/dapat diterima, jika :

1. Panjang Radial : 2 sampai 3 mm dari pergelangan tangan kontralateral .

2. Palmar tilt : tilt netral (0 derajat).

3. Intraartikular step - off : < 2 mm.

4. Radial Inclination : < kehilangan 5 derajat.

(5,6,7)
TINDAKAN NON OPERASI

Semua fraktur harus dilakukan reduksi tertutup, jika diperlukan juga. Reduksi fraktur
membantu untuk mengurangi bengkak setelah fraktur, memberikan penghilang rasa sakit, dan
mengurangi kompresi pada saraf median.

Imobilisasi cast/gyps, diindikasikan untuk :

Nondisplaced atau patah tulang radius dengan pergeseran minimal.

Displaced fraktur dengan pola fraktur yang stabil diharapkan dapat sembuh dalam
posisi radiologi yg acceptable/dapat diterima.

Dapat juga digunakan blok hematom dengan menggunakan analgetik, berupa


lidocain, ataupun juga berupa sedasi.

(3)
Teknik reduksi tertutup :
Fragmen distal pada posisi hyperekstensi.
Traksi dilakukan untuk mengurangi pergeseran pada bagian distal terhadap proksimal
fragmen, dengan melakukan penekanan pada distal radius.
Kemudian dilakukan pemasangan gyps (cast), dengan pergelangan tangan dalam
posisi netral dan sedikit fleksi.
Posisi ideal lengan, durasi imobilisasi, dan cast yang digunakan, apakah long arm
cast, ataupun short arm cast, masih kontroversial, tidak ada studi prospektif yang telah
menunjukkan keunggulan satu metode di atas yang lain.
Fleksi pergelangan tangan yang ekstrim harus dihindari, karena meningkatkan
tekanan karpal kanal (dan kompresi saraf median) serta kekakuan jari tangan. Fraktur

18
Universitas Sumatera Utara
yang membutuhkan pergelangan tangan fleksi ekstrim untuk mempertahankan reduksi
mungkin memerlukan fiksasi operatif.
Gips harus dipakai selama kurang lebih 6 minggu atau sampai sudah terlihat proses
penyembuhan dari radiologi. Pemeriksaan radiologi juga Sering diperlukan untuk
mendeteksi hilangnya reduksi.

(3)
Gambar 6. Tehnik Reduksi tertutup pada fraktur radius distal.

OPERASI
Indikasi :

Cedera energi tinggi

Kehilangan reduksi

Artikular kominutif, step-off, atau gap

Metaphyseal kominutif atau adanya bone loss (bagian fragmen tulang yang hilang)

Kehilangan dinding penopang bagian volar disertai pergeseran (displaced)

Terganggunya posisi DRUJ (Distal Radial Ulnar Joint).

19
Universitas Sumatera Utara
(6,7,8)
TINDAKAN OPERASI

ORIF (Fiksasi Interna dgn plate & Screw)

Fiksasi dengan plate adalah tindakan primer untuk fraktur yang tidak stabil dari volar
dan medial kolum dari distal radius. Distal radius plate dikategorikan berdasarkan lokasi dan
tipe dari plate. Lokasinya bisa dorsal medial, volar medial dan radial styloid.

Prinsip dari penanganan radius distal adalah mengembalikan fungsi dari sendi
pergelangan tangan (wrist joint). Plate yang konvensional dapat digunakan buttress ataupun
neutralization plate, plate dengan locking screw juga kini sering digunakan, umumnya untuk
tulang yang sudah mengalami pengeroposan (osteoporosis).

Gambar 7,8. Contoh plating pada radius distal fraktur,dan penggunaan konvensional plate
(4)
3dan screw.

PINNING PERKUTANEUS
Pinning secara perkutan : ini terutama digunakan untuk fraktur ekstraartikular atau
dua bagian fraktur intraartikular.

Ini dapat dicapai dengan menggunakan dua atau tiga buah Kirschner wire
ditempatkan pada lokasi fraktur, umumnya dari styloid radial, diarahkan proksimal
dan dari sisi dorsoulnar dari fragmen radial distal diarahkan proksimal.

Pinning perkutan umumnya digunakan untuk melengkapi short arm cast atau fiksasi
eksternal. Pin dapat dicabut 3 sampai 4 minggu setelah operasi, dengan tambahan
gyps dipertahankan 2 sampai 3 minggu.

20
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9. Berbagai tehnik perkutaneus pinning pada fraktur radius distal dengan
(3)
menggunakan kirschner wire.

FIKSASI EKSTERNAL

Penggunaannya telah berkembang dalam popularitas didasarkan pada studi yang


menghasilkan tingkat komplikasi yang relatif rendah.
Spanning fiksasi eksternal
Ligamentotaxis digunakan untuk mengembalikan panjang radial dan kecenderungan
radial, tapi jarang mengembalikan palmar tilt.
Fiksasi eksternal saja mungkin tidak cukup stabil untuk mencegah beberapa derajat
kolaps dan hilangnya palmar tilt selama penyembuhan.
Overdistraksi harus dihindari karena dapat menyebabkan jari kaku dan dapat diakui
oleh peningkatan jarak interkarpal pada fluoroskopi intraoperatif.
Pin dapat di remove pada 3 sampai 4 minggu, meskipun sebagian besar
merekomendasikan 6 sampai 8 minggu fiksasi eksternal.

FIKSASI AJUVAN

Tambahan graft mungkin autograft, allograft, ataupun synthetic graft.


Ajuvan Kirschner kawat fiksasi dapat membantu untuk fragmen yang lebih kecil.

ARTHROSKOPI

Fraktur yang dapat mengambil manfaat paling banyak dari Arthroskopi ajuvan adalah:
(1). Fraktur artikular kompleks tanpa metaphyseal kominusi, terutama fraktur dengan
fragmen impaksi central; dan

21

Universitas Sumatera Utara


(5,6,7,8)
(2). Fraktur radius distal dengan cedera TFCC (Triangular Fibrocartilage Complex).

II.2 Kerangka konsepsional Karateristik :

1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Lama keluhan
Penderita Fraktur radius 4. Tingkat pendidikan
5. Jenis pekerjaan
distal di RS H.Adam Malik
6. Lokasi fraktur(Didalam
atau Diluar Sendi)
7. Jenis Fraktur
(Tertutup/Terbuka)
8. Penyebab/Etiologi Fraktur

II.3 Definisi operasional

1. Usia
Usia adalah usia responden penelitian saat pertama kali didiagnosis dengan penderita
fraktur radius distal. Berdasarkan DEPKES RI , Usia dikelompokkan dalam skala
nominal yaitu :
1. dewasa awal 18-41 tahun
2. dewasa madya 41-60 tahun
3. dewasa lanjut 61-80 tahun
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin dikelompokkan menjadi skala nominal, yaitu pria atau wanita.
3. Lama keluhan
Lamanya keluhan nyeri atau lainnya yang dialami oleh pasien sesuai dengan anamnesa
yang tercantum di rekam medis.
4. Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan pasien yang mengalami fraktur radius distal dikelompokkan
berdasarkan ketetapan pembagian DEPDIKNAS pada tahun 2003 yaitu :
1. Dasar, setara dengan sekolah dasar
2. Menengah, setara dengan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas

22
Universitas Sumatera Utara
3. Tinggi, setara dengan perguruan tinggi

5. Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan yang tercantum di rekam medis pasien,pembagian pekerjaan di
klasifikasikan berdasarkan Sakernas (Notoadmodjo 2012) yaitu :
1. Pedagang
2. Buruh/tani
3. PNS
4. TNI/Polri
5. Pensiunan
6. Wiraswasta
7. Ibu rumah tangga

6. Lokasi Fraktur
Apakah fraktur radius distal yang dialami, melewati sendi (intraartikular) atau diluar
sendi (Ekstraartikular) di RSUP. Haji Adam Malik Medan.

7. Jenis Fraktur
Apakah fraktur radius distal yang dialami, merupakan fraktur terbuka atau fraktur
tertutup di RSUP. Haji Adam Malik Medan.

8. Penyebab/Etiologi Fraktur
Berdasarkan penyebab/etiologi fraktur, menurut Barbara C Long, dibagi atas :
1. Fraktur akibat peristiwa trauma (misalnya: terjatuh,tergelincir).
2. Fraktur akibat kecelakaan atau tekanan (misalnya: kecelkaan lalu lintas).

23
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai