Jbptunikompp GDL Rismawaty 19308 16 Presenta
Jbptunikompp GDL Rismawaty 19308 16 Presenta
BAB I
Pendahuluan
1.2.1 Tujuan
1.2.2 Kegunaan
BAB II
Pembahasan
Pada teori ini, diasumsikan suatu proses kesukaan terhadap orang lain
dalam bentuk sifat, perilaku dan daya tarik seseorang. Karena dengan rasa suka
yang semakin tertarik terhadap sesorang maka, akan besar kecenderungan kita
pada orang tersebut untuk berusaha berkomunikasi dengannya.
2.1.3.3 Familiarity
Seseorang atau hal-hal yang sering kita jumpai dan sudah kita kenal serta
akrab dengan kita biasanya lebih disukai dan timbulnya ketertarikan daripada
hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita.
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang menyukai dan tidak menyukai orang
lain adalah sebagai hasil belajar (learning). Dalam hal ini ada tiga unsur learning,
yaitu :
Daya tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita
menyukai seeorang maka kita cenderung melihat segala sesuatu dari diri orang
tersebut dengan positif sebaliknya jika kita tidak menyukai seseorang maka kita
akan meliaht segala sesuatu dari orang tersebut secara negatif. Situasi tersebut
sangat penting bagi terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, sebab
semakin positif sikap kita terhadap lawan bicara kita maka, makin efektif pula
kegiatan komunikasi yang kita lakukan dengan orang tersebut. Adapun hal-hal
yang menjadi pengaruh atraksi antarpribadi pada komunikasi antarpribadi, yaitu:
Adapun konflik secara harfiah adalah perbenturan antara dua pihak yang
tengah berjumpa dan bersilang jalan pada suatu titik kejadian, yang berujung pada
terjadinya benturan. Sedangkan secara umum konflik didefinisikan sebagai suatu
peristiwa yang timbul karena adanya niat-niat disengaja antara pihak-pihak yang
berkonflik itu.
Menurut Coser, konflik itu memiliki fungsi sosial. Konflik sebagai proses
sosial dapat merupakan mekanisme lewat mana kelompok-kelompok dan batas-
batasnya dapat terbentuk dan dipertahankan. Konflik juga mencegah suatu
pembekuan sistem sosial dengan mendesak adanya inovasi dan kreativitas (Garna,
1992: 67). Karena konflik lebih banyak dilihat dari segi fungsi positifnya, maka
Teori Konflik yang dikembangkan Coser disebut pula Fungsionalisme Konflik
Sosial.
dengan kelompok lain (out-group). Konflik dapat menetapkan dan menjaga garis
batas antara dua atau lebih kelompok. Konflik dengan kelompok lain dapat
memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke
dalam dunia sosial lainnya. (Poloma, 1987: 108). Ketika ada ancaman dari luar,
maka kelompok tidak mungkin memberikan toleransi pada perselisihan internal.
Teori Konflik telah diulas dan dikembangkan oleh para sosiolog. Mereka
antara lain, Karl Marx, Ralf Dahrendorf, George Simmel, dan Lewis Coser. Teori
konflik sosial adalah Marxis berbasis teori sosial yang berargumen bahwa
individu-individu dan kelompok-kelompok (kelas sosial) dalam masyarakat
mempunyai pendapat yang berbeda dalam jumlah materi dan non-sumber daya
materi (orang kaya vs orang miskin) dan bahwa kelompok-kelompok yang lebih
kuat menggunakan kekuatan dalam untuk untuk mengeksploitasi kelompok-
kelompok dengan daya yang lebih kecil.
Garis besar teori Marx tentang konflik mencakup beberapa pokok bahasan :
Penyebab konflik
Konflik terjadi antara dua kelas (Borjuis dan Proletar ). Konflik ini bersifat
mendalam dan sulit diselesaikan. Perbedaannya bukan dalam cara hidup
melainkan perbedaan dalam kesadaran kelas. Dalam teori Marx eksistensi
sosial menentukan kesadaran dan perbedaan kelas (kaya miskin)
.Perbedaan ini mencakup dalam materi dan psikologi. Perbedaan antara
kelas borjuis dan kelas proletar tidak hany terdapat pada cara hidup
melainkan juga cara berfikir.
Pola konflik
Dalam konflik sosial kaum proletar tidak mau dan tidak bisa melepaskan
diri . Mereka terpaksa dan ditindas. Dalam paksaan dan penindasn ini
hukum tidak dapat dijatuhkan kepada majikan
Solusi konflik
Menurut Johnson (1990: 162), perhatian utama Teori Konflik adalah pada
mengenal dan menganalisis kehadiran konflik dalam kehidupan sosial,
sebab, dan bentuknya, dan dalam banyak hal, akibatnya dalam perubahan
sosial. Dengan demikian, konflik perlu dikelola. Konflik yang tidak dikelola
dapat menimbulkan perubahan sosial yang tidak diharapkan, sementara
konflik yang dikelola dapat mengarahkan perubahan sosial ke arah yang
diharapkan. Teori Konflik dengan analisis fungsional terus dikembangkan
oleh sejumlah pakar, antara lain melalui berbagai studi eksperimen, di
antaranya yang sangat menonjol adalah eksperimen Muzafer Sherif.
K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 12
Pada awalnya setiap orang mencari pilihan kawan yang cocok sehingga
terbentuklah kelompok-kelompok. Dalam pembentukan kelompok ini
diperlukan adanya kerja sama antar individu. Mereka melakukan
serangkaian tugas bersama. Pada saat yang sama, mereka juga membangun
kultur kelompok. Ketika konflik terjadi, di kalangan para anggota kelompok
terjadi persepsi yang bias. Terjadi peningkatan sikap positif terhadap
kelompok dirinya masing-masing (in-group) berupa solidaritas internal, dan
sikap negatif terhadap kelompok lain (out-group). Kekompakan, komitmen,
konformitas pada in-group makin tinggi, juga muncul kepemimpinan yang
bersifat agresif.
a) data psikologis,
Pada mulanya komunikasi hanya sekedar alat antar manusia untuk saling
berhubungan. Dan pada waktu itu, komunikasi dianggap sebagai kegiatan biasa
yang tidak dianggap sebagai sesuatu yang harus diperhatikan, dikaji, atau
distrukturkan dalam bentuk yang pasti. Pada abad ke-5 sebelum masehi, Diyunani
berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia,
namanya retorika berasal dari bahasa yunan retorike yang berarti berdebat, dari
akar kata rekor (orang yang berpidato). Retorika berarti seni pidato dan
berargumentasi yang bersifat menggugah atau seni menggunakan bahasa secara
lancar untuk memengaruhi dan mengajak. Sejak abad itu, segala urusan yang
berhubungan dengan gagasan, pernyataan, dan keinginan untuk menyampaikan
kepada orang lain mendapatkan perhatian khusus. Banyak tokoh bermunculan
yang mengkaji retorika, mulai dari mazhab filsafat Sophis, yang tokohnya Georgias
dan Protagoras. Pada hal ini retorika mendapat perhatian khusus, bahkan ada
beberapa pemikir yang menempatkan retorika sebagai hal penting dalam
masyarakat dan pemerintah.
Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-
individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Rogers menyatakan
bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang
terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi (Allo Liliweri, 1991:
12).
Pemahaman mengani hubungan merupakan suatu aspek penting dari studi
komunikasi antar pribadi, karena hubungan berkembang dan berakhir melalui
komunikasi. Telah puluhantahun para ahli mencoba untuk menentukan
bagaimana hubungan terbentuk dan bagaimana hubungan berakhir. Pada bagian
ini kita akan menyimak sejumlah teori yang menjelaskan bagaimana
K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 16
Mendapatkan Rangsangan
Manusia membutuhkan stimulasi. Jika kita tidak menerima stimulasi, kita
mengalami kemunduran dan bisa mati. Kontak antar manusia merupakan
salah satu cara terbaik untuk mendapatkan stimulasi ini. Kita merupakan
gabungan dari banyak dimensi yang berbeda-beda, dan semua dimensi kita
membutuhkan stimulasi. Kita adalah mahluk intelektual, dan karena kita
membutuhkan stimulasi intelektual. Kita membicarakan gagasan, mengikuti
kegiatan kelas, dan berdebat tentang interpretasi yang berbeda mengenai
K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 18
film atau novel. Dengan cara itu kita mengasah kemampuan penalaran,
analitik, dan interpretasi kita. Dengan melakukannya, kita meningkatkan,
mempertajam, dan mengembangkan kemampuan-kemampuan ini.
Kita juga mahluk fisik yang membutuhkan stimulasi fisik. Kita butuh
membelai dan dibelai, memeluk dan dipeluk. Selanjutnya, kita adalah
mahluk emosional yang membutuhkan stimulasi emosional. Kita perlu
tertawa dan menangis, membutuhkan harapan dan kejutan, dan mengalami
kehangatan dan afeksi. Kita membutuhkan latihan untuk emosi kita selain
juga untuk kemampuan intelektual kita.
BAB III
Penutup
Contoh dan solusi komunikasi antar pribadi dalam teori konflik sosial.
Selanjutnya untuk konflik vertikal solusi yang harus dilakukan yaitu dengan
adanya kerjasama yang baik antar pemerintah dengan masyarakatnya. Jadi dari
Pihak Pemerintahnya harus mengayomi masyarakatnya sesuai dengan aturan
yang berlaku, selain itu juga masyarakat juga harus menghormati, menghargai dan
mendukung tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah, dan pemerintah juga harus
mengerti apa yang diinginkan oleh masyarakatnya. Jika ini dilakukan dengan baik
maka akan mengurangi resiko terjadinya konflik.
K o m u n i k a s i A n t a r P r i b a d i | 21
3.2 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Devito, A. Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar Edisi Kelima.
Jakarta: Professional Books.
http://www.balitbangjatim.com/upload/artikel/konflik.Sutandyo.doc
http://www.chuzaimahbb.multiply.com/juornal/item/konflik_sosial_di_medan.
http://www.definisi.net/indeks.php?category=definisi-sosial.