Anda di halaman 1dari 42

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pengalaman Lapangan Industri (PLI)

Pengalaman Lapangan Indusrti (PLI) merupakan kegitan yang wajib

dilaksanakan bagi seluruh mahasiswa Rintisan Akademi Komunitas Kabupaten

Lahat. Khususnya bagi jurusan teknik pertambangan maka diwajibkan

melaksanakan PLI selama 3 bulan. Adapun tujuan umum dari penulis untuk

melakukan PLI yaitu untuk menggali pengetahuan di lapangan melalui

keterlibatan langsung dalam berbagai kegiatan industri pekerjaan perusahaan.

Melalui kegiatan ini diharapkan mampu menjadikan mahasiswa sebagai calon

tenaga kerja profesional yang siap kerja. Selain itu mahasiswa dapat diharap

mampu membahas suatu topik yang ditemui di lapangan ke dalam bentuk suatu

laporan Proyek Akhir (PA).

Tujuan dari penulis untuk melakukan PLI di PT Rajawali Internusa di antaranya

adalah sebagai berikut:

1. Melatih penulis dalam dunia kerja

2. Melatih kedispilinan penulis dalam dunia pekerjaan

3. Melatih rasa tanggung jawa dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

Sehingga penulis akan dapat membandingan antara teori yang diajarkan di

kampus dengan langsung terjun kelapangan.

1
2

Manfaat dari penulis melakukan PLI di PT Rajawali Internusa di antaranya

adalah sebagai berikut:

a. Penulis akan mendapatkan pengalaman kerja dengan mengikuti langkah-

langkah kerja yang dilakukan di perusahaan , guna untuk menciptakan

mahasiswa yang siap pakai di dunia kerja.

b. Menjalin kerja sama dengan baik antara PT Rajawali Internusa dengan

Rintisan Akademi Komunitas Kabupaten Lahat.

Sehingga dengan melakukan kegiataan ini penulis akan dapat memenuhi

persyaratan untuk program Diploma2 Rintisan Akademi Komunitas

Kabupaten Lahat.

B. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah perusahaan

PT Rajawali Internusa adalah perusahaan yang bergerak di bidang

jasa, pertambangan, secara administratif terletak di Desa Kota Raya

Termaksud wilayah Kecamatan Merapi Barat , Kabupaten Lahat,

Sumatera Selatan. Pendirian perseroan terbatas PT Rajawali Internusa

dimulai pada hari rabu tanggal 08-06-2011 (delapan juni dua ribu sebelas)

pukul saksi-saksi notaris 7 orang (Bapak Yanu SusiloKurniawan,

Redianto, Abdul Rahman, Insinyur Haji Iman Hersuroso, Mochammad

Romdhon, Anhar Ghulam Hidayatullah, ST, dengan di ketua oleh bapak

Hendrik Priyanto, SH). Dari hasil rapat tersebut maka diputuskan nama
3

perseroan terbatas PT Rajawali Internusa dan tempat kedudukan PT

Rajawali Internusa dalam anggaran dasar ini cukup di singkat dengan

Perseroan berkedudukan di Pekan baru.

Untuk dapat menambangan dan menjual batubara PT Rajawali

Internusa tentunya sudah memenuhi izin usaha:

a. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 6

/1/IUJP/PMDN/2016 Tentang pemberian izin usaha jasa pertambangan

kepada PT Rajawali Internusa dan Kepala Badan Koordinasi

Penanaman Modal menimbang bahwa.

1) PT Rajawali Internusa melalui surat nomor

026/SPP/IUJP/RIN/IX/2016 tanggal 27 September 2016

mengajukan permohonan Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) di

lingkungan Pertambnagan Miner dan Batubara.

2) Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) ini berlaku untuk jangk

waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.

Sedangankan untuk dapat menambangan dan menjual PT Rajawali

Internusa harus

b. Kementerian Keungan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

Kantor Wilayah DJP Riau dan Kepri Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Pekanbaru Tampan memerikan Surat Keterangan Terdaftar

denga nomor surat : PEM-521/WPJ.02/KP.0403/2011 menimbang

bahwa
4

1) PT Rajawali Internusa dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP):

03.158.102.8-216.000

Adapun Visi dari PT Rajawali Internusa adalah menjadi perusahaan di

bidang mining exploration, mining contractor, engineering dan dengan

senangtiasa mengutamakan kepuasan pengguna jasa, pangsapasar, dan

menjunjung tinggi kepercayaan para pemilik modal atau pengguna jasa

serta mitra kerja perusahaan. Senangtiasa memberikan service excelent

bagi para pelanggan serta value added bagi para pemilik modal.

Adapun misi dari PT Rajawali Internusa adalah Sebuah keseriusan

menjalankan usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi untuk

senangtiasa berorientasi kepadapa pasar/komsumen, pengguna jasa dan

kepekaan serta senangtiasa sebagai modal dasar dalam melakukan

kegiatan yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan nilai

tambah sebagai wujud pertanggung-jawaban kepada pemegang saham.

Misi yang telah ditetapkan oleh manajemen PT Rajawali Internusa adalah

sebagai berikut:

a. PT Rajawali Internusa mempunyai tujuan mengembangkan dan

meraih usaha perubahan dalam suatu perseroan terbatas skala

menengah dan bertindak sebagai salah satu distributor utama

b. PT Rajawali Internusa selalu selektif dalam mengejar keuntungan

untuk memacu pertumbuhan yang sinergi dan mempercepat

pengembalian investasi.
5

c. PT Rajawali Internusa akan selalu tetap berkerjasama dalam sebuah

tim (tim ahli ) dengan usaha lain untuk memantapkan kemampuan

sebaik mungkin dalam menciptakan daya saing

d. PT Rajawali Internusa selalu berkomitmen menjaga hubungan yang

erat dan lenggeng, serta meningkatkan hasil produk usaha dan

melayani sebaik-baiknya kepada para pembeli, pelanggan atau

pengguna jasa.

2. Letak Geografis dan Kesampaian Daerah

a. Lokasi dan Luas Wilayah

IUP PT Tri Mandiri Perkasa (TMP) administrasi termasuk

kedalam Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan tepatnya di

Desa Kota Raya dengan luas wilayah 300 hektar dengan luas pit

tambang PT Rajawali Internusa 6 hektar.

b. Kesampaian Daerah

Untuk mencapai daerah lokasi PT Rajawali Internusa dapat dilihat

pada gambar 1. Peta Kesampaian Daerah ditempuh dengan cara:

1) Dari kota Lahat dengan menggunakan mobil karyawan langsung ke

Worshop PT Rajawali Internusa dengan waktu 15 menit.


6

Sumber : Data google map

Gambar 1. Peta Kesampaian Daerah

c. Keadaan Geologi

Menurut S. Gtyyafoer dkk (1986), daerah penambangan termasuk ke

dalam satuan formasi batuan mulai dari yang paling tua ke paling

muda sebagai berikut :

1) Formasi Gumai yang tersusun atas batu lempung, serpih yang di

beberapa tempat berupa gampingan, dengan sisipan batu gamping

2) Formasi Air Benakat berupa perselingan batu lempung dengan

batu lanau dan serpih yang pada umumnya bersifat karbnatan.

3) Formasi Muara Enim berupa batu lempung, batu lanau dan batu

pasir tufaan dengan sisipan batubara

4) Formasi kasai yang tersusun atas tufa, tufa pasiran dan batu pasir

tufaan yang mengandung batu apung


7

5) Satuan gunung api muda berupa bereksi gunung api, lava dan

tufa yang bersiffat andesit

6) Satuan endapan alluvium yang tersusun atas pasir, lanau dan

lempung.

Berdasarkan statigrafi reginal daerah penambangan, di ketahui

bahwa

Enim. Formasi ini tersusun oleh lapisan batu Lempung, batu Lanau

dan batu Pasir tufaan dengan sisipan batubara.

Geologi wilayah kerja PT. Rajawali Internusa termasuk dalam formasi

Muara Enim dengan lithology batuan lempung (claystone), batuan

pasir (sand stone). dengan rata-rata strike 270 Dip 60 untuk batubara

d. Tenaga Kerja

PT Rajawali Internusa mempunyai struktur organisasi garis

dan staft fungsional. Didalam organisasi garis dan staft ini terdapat

spesialisasi yang beraneka ragam yang beraneka ragam yang

dipergunakan secara maksimal dalam melaksanakan perkerjaannya ,

dimana anggota dapat meminta pengarahan serta informasi dari staft

kemudian pengarahan yang diberikan staft dapat dijadikan pedoman

bagi pelaksanaan dan staft mempunyai pengaruh yang besar dalam

pelaksanaan pekerjaanya. Dikatakan fungsional karena pembagian

kerja sesuai dengan kemampuan pekerja masing-masing.


8

Fungsional dimaksudkan pembagian atas struktur dan

pembagian akan tugas langsung di lapangan lebih dipercayakan

kepada pekerja yang memang kemampuannya terdapat pada bagianya.

Kelebihan akan struktur fungsional tersebut ialah kejelasan akan

perintah yang diberikan, pekerja akan berkerja sesuai bidangnya,

arahan diberikan langsung kepada Derektor Operasional langsung ke

kepala masing-masing. Pola recruitment karyawan PT Rajawali

Internusa membutuhkan tenaga kerja yang berkompeten, pengalaman

dunia pertambangan dengan melakukan tes tertulis dan tes wawancara

yang mana bertujuan untuk menentukan apakah calon pegawai

tersebut sesuai dengan Kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan dan

untuk menentukan posisi yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki.

Adapun bagan struktur organisasi PT Rajawali Internusa dapat

dilihat pada gambar 2 berikut ini.

Sumber : Data PT Rajawali Internusa

Gambar 2. Stuktur Organisasi PT Rajawali Internusa


9

e. Tahapan Proses Akivitas Pertambangan Secara Umum

Aktivitas pertambangan adalah kegiatan yang meliputi prospeksi,

eksplorasi, studi kelayakan, development, eksploitasi, pengolahan dan

pemasaran. Menurut Undang-Undang No.4 Tahun 2009 ada 9

tahapan kegiatan pertambangan adalah sebagai berikut:

1) Penyelidikan Umum

Penyelidikan umum adalah tahapan kegiatan pertambangan

untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanaya

mineralisasi.

2) Eksplorasi

Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk

memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi,

bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari

bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan

lingkungan hidup.

3) Studi Kelayakan

Studi kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan

untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang

berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha

pertambangan termasuk analisis mengenai dampak lingkungan

serta perencanaan pascatambang.


10

4) Operasi Produksi (Development)

Operasi produksi (development) adalah tahapan kegiatan

usaha pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan,

pengolahan, permurnian, termaksud pengangkutan dan penjualan,

serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil

studi kelayakan.

5) Persiapan dan Perencanaan (Konstruksi)

Persiapan dan perencanaan (kontruksi) adalah kegiatan usaha

pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas

operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.

6) Penambangan

Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan

untuk memproduksi mineral dan/ atau batubara dan mineral

ikutannya.

7) Pengolahan dan Pemurnian

Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan usaha

pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan/ atau

batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral

ikutan.

8) Pengangkutan
11

Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk

memindahkan mineral dan/ atau batubara dari daerah tambang dan/

atau tempat pengolahan dan permurnian sampai tempat

penyerahan.

9) Penjualan

Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual

hasil pertambangan mineral atau batubara.

C. DIskripsi Kegiatan Industri/ Perkerjaan Perusahaan

1. Aktivitas Penambangan di PIT Blok Barat Tambang PT Rajawali

PT Rajawali Internusa Unit Penambangan Lahat merupakan

kontraktor dari PT Tri Mandiri Perkasa (TMP) yang secara administrasi

terletak di Desa Kota Raya Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan

dengan luas wilayah 300 hektar dengan luas Pit Blok Barat secara

keselurahan yang mencangkup seam 60, 70, 80, dan 90 yaitu 6 hektar.

Penambangan batubara di PT Rajawali Internusa ini menggunakan sistem

tambang terbuka (surface mining), dan menggunakan metode open pit.

Kegiatan penambangan tersebut meliputi pembersihan lahan (land

clearing), pengupasan tanah pucuk (top soil), pengupasan tanah penutup

(overburden), pemuatan tanah penutup (overburden), penggalian batubara,

pemuatan dan pengangkutan batubara. Pada unit penambangan,

penggalian, pengangkutan serta penimbunan merupakan salah satu


12

kesatuan yang dilakukan dengan kombinasi alat gali-muat dan alat angkut,

istilah ini dikenal dengan sistem conventional mining.

2. Metode Penambangan

Kegiatan penambangan merupakan suatu kegiatan industri untuk

mengambil dan membawa mineral berharga dari dalam ke permukaan

bumi adalah merupakan kegiatan pokok industri pertambangan/ mineral.

Untuk mendapatkan nilai keuntungan dalam kegiatan tersebut, kita harus

mempertimbangkan aspek letak bahan galian, baik dipermukaan bumi

maupun didalam permukaan bumi, dan perlu dipertimbangkan secara

ekonomis dalam memilih sistem penambangan yang digunakan di PT

Rajawali Internusa ini adalah tambang terbuka (surface mining) yang

menggunakan metode open pit dan metode conventional mining. Dengan

memanfaatkan alat gali-muat dan alat angkut dump truck sebagai

pemuatan dan pengangkutan batubara dan overburden.

3. Tahapan Kegiatan Penambangan di PT Rajawali Internusa

Secara umum kegiatan utama penambangan batubara yang dilakukan

oleh PT Rajawali Internusa meliputi kegiatan dari pembersihaan lahan

(land clearing), pengupasan tanah pucuk (top soil), pengupasan tanah

penutup (overburden), penambangan batubara (coal getting) serta

pengangkutan batubara menuju stockpile (hualing). Di PT Rajawali

Internusa ini mempunyai satu shift, dimana dalam satu shift untuk
13

memulai berkerja mulai dari jam 07.00 s.d 17.00 WIB. Tahap Kegiatan

Penambangan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Tahapan Kegiatan Penambangan dan Peralatan yang

digunakan

Tahapan Kegiatan Penambangan dan Peralatan yang


Digunakan PT Rajawali Internusa
Penambangan Alat

Pembersihan Lahan Bulldozer Caterpillar D85E


(Land Clearing) ESS-2
Pengupasan Tanah Pucuk Bulldozer Caterpillar D85E
(Top Soil) ESS-2
Penggalian Tanah Penutup Excavator Caterpillar 329-D
(Overburden) dan Excavator Kobelco
SK300LC
Pemindahan Tanah Penutup Dump Truck Hino FM 260 TI
(Overburden)
Penambangan Batubara Excavator Caterpillar 329-D
(Coal Getting)
Pengangkutan Batubara Dump Truck Hino FM 260 TI
(Coal)

a. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Pembersihan lahan (land clearing) merupakan suatu proses yang

dilakukan untuk membersihkan dan atau merintis daerah yang akan

digali dari rerumputan dan pohon serta menyingkirkan material yang


14

menghalangi kegiatan penambangan. Pohon yang relatif kecil dan

semak-semak dibersihkan dan didorong dengan menggunakan

bulldozer. Pohon yang berdiameter lebih dari 20 cm terlebih dahulu

dijatuhkan dengan menggunakan excavator kemudian didorong oleh

bulldozer, setelah itu dikumpulkan ketempat yang telah disiapkan.

Namun saat kami melaksanakan PLI , pihak perusahaan sudah tidak

lagi melakukan tahap land clearing ini, melainkan hanya kegiatan

memproduksi batubara dan overburden. Kegiatan pembersihan lahan

(land clearing) dapat dilihat pada gambar 3 berikut.

Sumber : google.co. id

Gambar 3. Aktivitas Pembersihan Lahan (Land Clearing

b. Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil)

Lapisan tanah subur ini dikupas dengan excavator, kemudian

tanah tersebut disimpan untuk proses reklamasi. Lapisan tanah pucuk

tersebut memiliki ketebalan berkisar 20-70 cm. lapisan top soil


15

tersebut didorong dengan menggunakan bulldozer dan dikumpulkan

pada lokasi yang berdekatan dengan bulldozer arah operasi untuk

mempermudah jalannya operasi, dan pengangkutan tanah pucuk

menggunakan dump truck Hino FM 260 TI. Setelah pengupasan top

soil, top soil akan diangkut ke top soil bank. Di PT Rajawali Internusa

untuk lokasi top soil bank yaitu lokasi disposal selatan. Untuk

kegiatan pengupasan tanah pucuk (top soil) dapat dilihat pada gambar

4 berikut ini.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 4. Aktivitas Pengupasan Tanah pucuk (top soil)

c. Pengupasan dan Pemuatan Tanah Penutup (Overburden)

Kegiatan ini merupakan kegiatan dimana tanah yang menutupi

lapisan batubara yang berada dibawahnya. Kemudian tanah diambil

tersebut ditumpuk di dump area. Proses pengupasan tanah penutup ini

dilakuakan dengan menggunakan alat gali-muat excavator backhoe

CAT 329-D dan Excavator Kobelco SK300LC, kemudian material


16

tersebut dimuat pada alat angkut dump truck Hino FM 260 TI 8 unit,

selanjutnya tanah penutup (overburden) tersebut diangkut dan di

dumping ke tempat penimbunan akhir (disposal). Jenis tanah penutup

yang ada di PT Rajawali Internusa ini bermaterialkan batuan pasir dan

batuan dan batuan lempung. Oleh karena itu, PT Rajawali Internusa ini

termaksud formasi Muara Enim, dimana lapisan material penutup

batubara bermaterialkan batuan pasira, lanau, dan lempung.

Material penutup atau material overburden yang melapisi

lapisan batubara di PT Rajawali Internusa ini merupakan batuan pasir

yang dimana batuan ada pasir ini terkandung mineral kuarsa (SiO2)

dengan skala mohs nomor 7. Karena material tersebut bermineralkan

kuarsa dengan kekerasan yang tidak terlalu keras, maka proses

penggalian dilakukan dengan menggunakan kombinasi alat gali-muat

dan alat angkut saja, tidak perlu menggunakan metode peledakan

(blasting).

Proses pemuatan overburden di pit barat tambangan PT

Rajawali Internusa menggunakan sistem loading yaitu Top loading

dimana posisi pemuatan alat gali-muat di atas jenjang (Bench) atau

bucket alat gali-muat tepat di belakan vessel alat angkut. Untuk

cycletime rata-rata pemuatan overburden selama satu shift yaitu untuk

rute disposal yang berjarak 1400 meter adalah 10 rate untuk 1 shift
17

dengan jam kerja 8 jam. Untuk kegiatan pengupasan tanah penutup

Excavator CAT 329-D pada gambar 5 berikut ini.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 5. Pengupasan Tanah Penutup (overburden) Excavator


CAT 329-D
Setelah pengupasan overburden, selanjutnya overburden di

dumping ke disposal. Di PT Rajawali Internusa tempat penimbunan

overburden ditempatkan di disposal timur dengan jarak disposal

1400 meter. Adapun faktor penghambat saat memuatan overburden

(loading):

1) Pemakaian excavator yang kurang efektif, dimana 1 excavator Cat

329 D untuk 5 unit dump truck.

2) Keterbatasan akan unit excavator membuat banyak alat angkut

menunggu.

3) Waktu yang diperlukan untuk merawat unit dump truck

membutuhkan 05.30 menit.


18

Walaupun ada beberapa faktor yang dapat menghambat proses

pemuatan dari (loading) dari overburden itu sendiri tidak menghambat

target produksi Yang di capai pada saat itu. Untuk kegiatan loading

overburden dapat dilihat pada gambar 6 berikut.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 6. Akitivitas Loading Overburden

d. Penambangan Batubara

Pada kegiatan penambangan batubara tersebut meliputi 3 bagian

yaitu sebagai berikut:

1) Penggalian batubara

Untuk penggalian batubara di PT Rajawali Internusa pada saat

penulis melakukan penelitian dimana penggalian batubara di lakukan

pada seam 90 dengan ke tebalan batubara -20. Untuk seam 90 yang

ada di PT Rajawali Internusa dapat dilihat gambar 7 berikut.


19

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 7. Kondisi Seam 90 PIT Barat PT Rajawali


Internusa

Operasi digging dan loading batubara dilakukan dengan

menggunakan alat gali-muat Excavator backhoe CAT 329-D 1 Unit.

Kemudian loading pada alat angkut dump truck Hino FM 260 TI dengan

kasitas muatan 20 ton. Selanjutnya diangkut menuju area stockpile dengan

jarak 6 meter dengan waktu 5 menit. Untuk penggalian batubara di PT

Rajawali Internusa dapat dilihat pada gambar 8 berikut ini.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 8. Akitivitas Penggalian Batubara


20

2) Pemuatan batubara

Untuk proses loading batubara mengunakan unit CAT 329-D. Dalam

1 unit alat gali-muat yaitu CAT 329-D untuk melayani 4-5 alat angkut.

Proses pemuatan ini memakan waktu 5-6 menit dengan jumlah pengisian

10 bucket excavator. Untuk digging batubara tepat menggunakan sistem

botton loading. Dimana posisi excavator dan dump truck sejajar dengan

bench. Untuk kegiatan loading batubara dapat dilihat pada gambar 9

berikut ini.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 9. Akitivitas Loading Batubara


21

3) Pengangkutan batubara (hauling)

Untuk pengangkutan batubara (hauling) menggunakan Dump Truck

Hino FM 260 TI .

Adapun faktor penghambat hauling batubara yaitu:

a) Jalan tambang untuk keluar dari pit menikung dan grade jalan,

sehingga memperlambat proses pengangkutan.

b) Adanya waktu perlambatan pada saat dump truck hauling kosong

karena mandahulukan dump truck yang bermuatan untuk dumping ke

area disposal Timur.

D. Perancanaan Kegiatan PLI

Dalam Perancanaan Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri ini

penulis mengajukan dengan rentang waktu mulai dari 1 Januari 2017

sampai dengan 31 Maret 2017. Namun, jadwal yang diberikan

perusahaannya dapat disesuikan dengan jadwal yang diberikan perusahaan.

Adapun rencana waktu kegiatan yang akan penulis inginkan dalam

kegiatan PLI dan dapat dilihat pada table 2 berikut ini.


22

Tabel 2. Perencanaan Kegiatan PLI


Januari Februari Maret
No Rencana Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kedatangan di
Perusahan dan
Orientasi Lapangan
2 Pengambilan data dan
Penelitian
3 Penyusunan Laporan.

A. Pelaksanaan Kegiatan Pengalaman Lapangan Indusri (PLI)

Dalam melaksanakaan Pengalaman Lapangan Indiustri dilakukan

pada awal bulan Januari, dikarenakan perusahaan hanya dapat memberikan

waktu selama 3 bulan, dimulai pada tanggal 16 Januari sampai 31 Maret

2017. Dimana pada pertengahan bulan Januari sampai dengan bulan Februari

2017 penulis diberi waktu 1 bulan untuk melakukan orientasi lapangan guna

untuk mengetahui area penambangan dan memperkenalkan diri para operator,

pengawas dan para pekerja yang ada di perusahaan yang akan membantu

penulis pada saat pengambilan dan pengolahan data. Setelah itu penulis

diberikan jadwal disetiapminggunya untuk mempersiapkan data-data yang

akan dianalisis dan diamati di lapangan, melakukan pengambilan data secara

langsung ke lapangan, melakukan pengolahan/ penganalisaan data yang telah

diamati ke dalam bentuk power point. Adapun kegiatan-kegiatan yang

dilakukan penulis selama PLI di PT Rajawali Internusa.


23

1. Kegiatan Observasi dan Pengambilan Data penulis

Penulis melakukan pengambilan data langsung ke lapangan

berdasarkan jadwal yang diberikan pembimbing lapangan, diantaranya:

a. Observasi Lapangan dan Pengenalan List Equiment PT Rajawali

Internusa

Minggu pertama penulis telah melakukan observasi lapangan,

melakukan pengolahan data meng

Adapun data-data yang telah diketahui oleh penulis selama melakukan

observasi di lapanagan:

1) Area Kerja Penambangan

a) Area Penambangan

Area penambangan merupakan suatu area yang merupakan

tempat kegiatan produksi batubara. Pada kegiatan penambangan

batubara digunakan alat gali-muat dan alat angkut, dimana satu

alat gali-maut digunakan sebagai alat gali-muat batubara ke dump

truck dan langsung proses cleaning dengan menggunakan alat

yang sama. Area penambangan dapat dilihat gambar 10 berikut ini.


24

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 10. Area Penambangan

b) Area Disposal

Area disposal adalah suatau daerah yang berguna dan berfungsi

sebagai tempat penimbun overburden atau material yang dianggap

tidak mempunyai nilai ekonomis, area disposal ini dibuat dengan

lereng selandai mungkin berguna untuk keamanan lereng dan front

kerja alat berat yang beroperasi di disposal. Area disposal atau

dumping area pilih tempat yang tidak ada kandungan batubara

dibawahnya dan bekas penambangan yang sudah digali

batubaranya. Area disposal dapat dilihat pada gambar 11 berikut

ini.
25

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 11. Area Disposal


c) Area Stockpile

Area stockpile adalah merupakan tempat penyimpana atau

tempat pengumpulan hasil tambang yaitu batubara yang diangkut

dari area penambangan yang siap dipasarkan atau jual ke

konsumen. Luas area stockpile disesuikan dengan cadangan dan

rencana produksi batubara. Adapun kegunaan dari stockpile

sebagai tempat pencampuran batubara yang seragam untuk

menyiapkan kualitas dan standar permintaan pasar (konsumen).

Area stockpile dapat dilihat pada gambar 12 berikut ini.


26

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 12. Area Stockpile


d) Jalan Tambang

Jalan tambang adalah suatu area jalan yang dilintasi keluar

masuknya alat berat front kerja. Jalan tambang ini juga dibuat guna

untuk memperlancar kegitan hauling dari front penambangan ke

stockpile ataupun disposal. Akses dari contrainer ke pit

menggunakan mobil operasional yang disediakan dan tetap

melewati jalan tambang ini. Jalan tambang dapat dilihat pada

gambar 13 berikut ini.


27

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 13. Jalan Tambang


2. Penunjang kerja Penambangan

a) Tangki Bahan Bakar Minyak

Tangki BBM merupakan salah satu dari komponen penunjang

tambang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan bakar

untuk keperluan pengisian bahan bakar dari alat gali-muat dan alat

angkut, dengan kapasitas maksimum 15.000 Liter per Tangki. Kondisi

actual tangki BBM dapat dilihat pada gambar 14 berikut ini.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 14. Tangki BBm


28

b) Timbangan

Di PT Rajawali Internusa fungsi timbangan digunakan untuk

transportasi dalam penjualan batubara. Lokasi timbangan dekat

dengan stockpile dan jalan keluar PT Rajawali Internusa. Untuk

kondisi actual timbangan pada gambar 15 berikut ini.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 15. Timbangan

3. Fasilitas Perkantoran

a) Kantor Tambang PT Rajawali Internusa

Kantor PT Rajawali Internusa berada di luar tambang, tepatnya

ada di Kota Lahat dimana lokasi kontor perumahan warga. Fungsi dari

kantor tambang tersebut yaitu sebagai tempat beristirahat pegawai

mulai dari perencanan tambang, geologi, ruang kerja, adminitrasi, K3

dan lingkungan operator alat berat. Untuk kantor PT Rajawali

Internusa dapat dilihat pada gambar 16 berikut ini.


29

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 16. Kantor Rajawali Internusa

b) Peralatan di PT Rajawali Internusa

Penulis harus mengetahui semua peralatan (List Equimpent)

yang ada di PT Rajawali Internusa mulai dari alat utama sampai

dengan alat pendukung yang beraktivitas di area masing-masing,

gunanya agar dapat mengetahui Spesifikasi unit alat yang beroperasi

di PT Rajawali Internusa mulai dari alat gali-muat dan alat angkut dan

alat bantu dan dapat menaktivitas-aktivitas disetiap unittnya serta

mengetahui batasan masala pada unit alat-alat tersebut. List

equimpment di PT Rajawali Internusa dapat dilihat pada table 4

berikut ini.
30

Tabel 4. Peralatan di PT Rajawali Internusa

Akitivitas overburden menggunakan I Excavator Tyep Cat

329-DLME dengan kapasitas buktet 2,1 yang dilayani 5 Dump Truck

Hino FM 260 TI dengan jumlah muatan vessel muatan 20 ton. Kondisi

actual Excavator Cat 329-DLME dapat dilihat pada gambar 17

berikut.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 17 . Backhoe Excavator Caterpillar 329 D LME


31

Aktivitas Coal Mine menggunkan 1 Excavator Type Cat 329 D

dengan kapasitas bucket 2,1 m3 yang dilayani 3 D Dump Truck Type

Hino FM 260 TI dengan jumlah vessel muatan 18 ton. Kondisi actual

unit alat Excavator Cat 329 D dan DT Hino FM 260 TI dapat dilihat

pada gambar 18 berikut.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)


Gambar 18 . Backhoe Excavator Caterpillar 329 D dan Hino FM
260 TI
Alat support Bulldozer digunakan untuk support material

overburden disposal dan support Top soil di front loading pada

kegiatan perataan overburden menggunakan Bulldozer Caterpillar

D85E SS-2. Untuk kondisi actual kegiatan-kegiatan dan jenis

Bulldozer Caterpillar D85E SS-2 di atas dapat dilihat pada gambar 19

sampai 20 berikut ini.


32

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017

Gambar 19. Bulldozer Caterpillar D85E SS-2

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 20. Bulldozer Caterpillar D85E SS-2 (Support di area front


loading)

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 21. Bulldozer Caterpillar D85E SS-2 (Support area

disposal)
33

Alat support di jalan tambang menggunakan Motor Grader

Komatsu GD 5IIA-1, dengan jumlah 1 unit. Motor grader digunakan

untuk membantu proses support jalan paska hujan dan mengisi lubang.

Motor grader juga dapat digunakan untuk pengupasan lapisan atas

yang hendak dibuang, atau dikurangi, mencampur material dan

meratakan atau menyebarkannya lagi. Meratakan area dengan motor

grader sangat diperlukan untuk pemadatan yang sempurna oleh

compactor. Kondisi actual motor grader dapat dilihat pada gambar 22

berikut ini.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 22. Motor Grader Komatsu GD 5IIA-1

Alat support di jalan tambang selain menggunakan Motor Grader

Komatsu GD 5IIA-1di PT Rajawali Internusa menggunkan alat

support Compactor CP533E digunakan untuk pengerasan atau

memadatkan tanah. Untuk kondisi actual Compactor CP533E dapat

dilihat pada gambar 23 ini.


34

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 23. Compactor CP533E

Alat support pada aktivitas pengisian bahan bakar PT Rajawali

Internusa menggunakan 1 unit alat Fuel Truck dimana PT Rajawali

Internusa merintal alat pada PT Kukuh Mandiri Abadi dengan

kapasitas 16.000 liter. Kondisi actual Fuel Truck dapat dilihat pada

gambar 24 berikut.ini.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 24. Fuel Truck


35

Aktivitas penyiraman front, jalan tambang dan utama di PT Rajawali

Internusa menggunkan 1 water truck dengan kapasitas 16.000 liter. Kondisi

actual water truck dapat dilihat pada gambar 25 berikut ini.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)


Gambar 25. Fuel Truck
Untuk alat support pada berkerja malam PT Rajawali mempunyai 2

Tower Lamp, tetapi PT Rajawali Internusa belum melakukan aktivitas

penambangan pada malam hari. Kondisi actual Tower Lamp dapat dilihat

pada gambar 26 berikut ini.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 26. Tower Lamp


36

b. Pengamatan Cycletime dan Produksi Actual Excavator CAT 329 D

Pada minggu ke II penulis melakukan kegiatan pengamatan secara

langsung ke lapangan untuk mengetahui/ menghitung cycletime Excavator

Cat 329 D untuk loading material overburden. Untuk cycletime darl alat

gali-muat dapat dilihat pada table 5 berikut ini.

Tabel 5. Cycletime Alat Gali-Muat


Swing Swing
No Digging Loading Cycletime
isi Kosong
1 7.31 6.00 4.1 3.87 15.28
2 7.67 4.58 3.32 1.99 17.56
3 7.33 5.79 3.46 2.35 18.93
4 7 6.09 3.7 2.19 18.98
5 5.63 6.09 3.7 3.72 19.14
6 6.05 5.05 4.88 3.64 19.62
7 6.58 5.36 3.11 4.88 19.93
8 5.65 5.75 4.7 3.99 20.09
9 4.57 5.53 6.18 4.1 20.38
10 7.62 4.4 5.41 3.1 20.53
11 5.41 6.43 4.15 4.56 20.55
12 5.55 7.55 5.18 2.51 20.79
13 6.99 5.74 4.28 3.78 20.79
14 8.06 6.77 3.85 2.17 20.85
15 8 5.7 4.75 2.57 21.02
16 8.88 5.13 4.74 2.63 21.38
17 7.36 6.53 3.58 3.97 21.44
18 7.73 6.67 3.7 3.54 21.64
19 6.97 6.1 4.75 3.89 21.71
20 6.03 6.53 4.75 4.54 21.85
21 8.64 5.57 3.97 3.88 22.06
22 6.89 7.31 4.28 3.65 22.13
23 6.51 6.13 5.73 3.77 22.14
24 8.93 6.01 4.37 3.02 22.33
25 8.24 5.1 5.95 3.09 22.38
26 8.8 5.79 6 2.23 22.82
37

27 6.99 8.33 4.62 3.27 23.21


28 9.4 7.34 4.33 3.46 24.53
29 8.69 6.43 6.18 4.15 25.45
30 5.63 7.6 7.47 5.61 26.31
Max 9.4 8.33 7.47 5.61 26.31
Min 4.57 4.4 3.11 1.99 15.28
Rata-
7.17 6.12 4.64 3.47 21.19
Rata
Cycletime Rata-Rata (Menit) 0.35

c. Pengamatan Cycletime Alat Angkut Dump Truck Hino FM 260 TI

minggu ke-III kegiatan yang dilakukan oleh penulis yaitu melakukan

pengamatan ke lapangan untuk mengetahui/ menghitung cycletime dump

truck Hino FM 260 TI untuk material overburden dengan jarak

pengangkutan dari front loading ke disposal 1400 meter. untuk cycletime

alat angkut Dump Truck Hino 260 TI dapat dilihat pada tabel 6 ini.

Tabel 6. Perhitungan Cycetime Alat Angkut Hino FM 260 TI


w
w
w w travel w w manuve
manuve dela
No Exca pemu bermuat dumpin travel r
r y
atan an g kosong pemuat
disposal
an CT
CAT
1 329 D 69 349 32 42 329 38 5 864
CAT
2 329 D 63 330 33 46 310 39 4 825
CAT
3 329 D 63 310 32 44 290 36 5 780
CAT
4 329 D 62 320 33 45 300 36 6 802
CAT
5 329 D 68 310 33 44 290 35 4 784
CAT
6 329 D 66 290 34 67 270 38 4 769
CAT
7 329 D 66 305 34 61 285 39 5 795
38

CAT
8 329 D 67 336 33 67 316 36 6 861
CAT
9 329 D 66 302 33 65 282 39 5 792
CAT
10 329 D 67 325 32 63 305 36 4 832
CAT
11 329 D 68 305 33 64 285 36 5 796
CAT
12 329 D 69 325 33 61 305 35 5 833
CAT
13 329 D 64 337 35 70 317 36 6 865
CAT
14 329 D 65 338 36 77 318 36 4 874
CAT
15 329 D 65 312 32 75 292 35 4 815
CAT
16 329 D 65 320 33 78 300 38 4 838
CAT
17 329 D 66 310 33 75 290 39 4 817
CAT
18 329 D 66 310 33 76 290 38 5 818
CAT
19 329 D 67 310 35 55 290 39 6 802
CAT
20 329 D 66 320 36 76 300 36 4 838
CAT
21 329 D 67 330 32 64 310 39 5 847
CAT
22 329 D 65 310 32 65 290 36 6 804
CAT
23 329 D 67 310 33 67 290 36 4 807
CAT
24 329 D 66 310 33 66 290 36 4 805
CAT
25 329 D 68 310 34 63 290 39 5 809
CAT
26 329 D 69 320 36 63 300 36 6 830
CAT
27 329 D 67 300 33 64 280 36 4 784
CAT
28 329 D 63 330 32 65 310 35 5 840
CAT
29 329 D 64 310 33 66 290 39 6 808
CAT
30 329 D 64 330 33 67 310 38 5 847

Max 69 349 36 78 329 39 6 874


39

Min 62 290 32 42 270 35 4 769

Average 66 320 34 60 300 37 5 822

Cycletime Rata-rata (Menit) 13,69

Setelah selesai dari pembahasan di bulan Januari dan bulan Februari,

selanjutnya pada bulan Maret penuliskan akan membahas 1 topik dari

beberapa data-data yang telah diamati dalam bentuk penyusun Laporan/

Proyek Akhir. Adapun Jadwal yang telah di rencanakan disetiap

minggunya di bulan Maret pada saat penulis melakukan penyusunan

Laporan/ Proyek akhir, yang dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Jadwal Kegiatan Penyusunan Laporan (PA)

Jadwal Penyusunan (Tugas Akhir) Penulis


Bahan Maret 2017
No Kegitan Minggu Minggu Minggu Minggu Keterangan
1 II III IV
Penyusunan Mulai Tanggal
1
Bab I Penyusunan 06-11
penyusunan Mulai Tanggal
2
Bab II Penyusunan 13-24
Penyusuna Mulai tanggal
3
Bab III Penyusunan 27-30
40

E. Hambatan dan Penyelesaian

1. Hambatan

Hambatan yang penulis temui dalam pengambilan data pada saat

melakukan PLI ke area penambangan pada bulan Januari dan Februari

tidak terlalu banyak, akan tetapi ada hambatan yang tidak bisa dihindari

yaitu hambatan yang berhubungan dengan alam (cuaca), contohnya hujan

yang cukup lama sehingga mempengaruhi penulis pada saat ingin

melakukan pengambilan data ke area penambangan.

2. Penyelesaian

Dimana perusahaan menghentikan semua aktivitas penambangan

selama hujan turun, jadi penulis harus menunggu hujan berhenti untuk

bisa melakukan lagi pengambilan data di area penambangan.

Adapun grafik Curah hujan di bulan Februari dapat dilihat pada Tabel 8

berikut ini.

Tabel 8. Curah Hujan di Bulan Februari PT Rajawali Internusa 2017


41

F. Temuan Khusus dan Permasalahan

Dari beberapa data yang telah penulis amati di lapangan maka

ditemukannya permasalahan pada setiap pengamatan yang penulis amati

dalam 1 bulan.

1. Geometri jalan produksi pada pengangkutan overburden menuju disposal

timur, lebar jalanya kurang maksimal atau tidak sesuai dengan parameter

standar untuk pembentukan geometri jalan yang seharusnya, sehingga

akan mempengaruhi pada dumptruck hauling kosong akan adanya

perlambatan atau loose time untuk menduhulukan dumptruck yang

bermutaan. Untuk kondisi actual jalan produksi PT Rajawali Internusa

dapat di lihat gambar 27 berikut ini.

Sumber : Dokumentasi Penulis (2017)

Gambar 27. Jalan Produksi


2. Efisiensi kerja untuk pengisian bahan bakar atau (BBM) dilakukan pada

saat berlangsungnya jam kerja dengan demikian maka akan

mempengaruhi efesiensi kerja dari alat dump truck yang mana mestinya

sudah harus beroperasi dalam pengakutan, dump truck untuk harus


42

menunggu selesainya pengisian BBM atau banyaknya loose time pada saat

pengisian BBM.

Anda mungkin juga menyukai