DISUSUN OLEH :
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain
dalam suatu industri. Penggunaan air industri dapat memanfaatkan air permukaan, air
sebagai sumber air. Penggunaan air permukaan dan air tanah mengharuskan untuk
mengolah air. Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan
lain dalam suatu industri. Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara
kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas dan kontinuitas harus
memenuhi kebutuhan industri sehingga proses produksi tersebut dapat berjalan
dengan baik. Dengan adanya standar baku mutu untuk air bersih industri, setiap
industri memiliki pengolahan air sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan industri
(Hardayanti, 2006).
Air pendingin merupakan salah satu jenis air yang diperlukan dalam proses
industri. Kualitas air pendingin akan mempengaruhi integritas komponen atau struktur
reaktor, karena pada dasarnya air sebagai pendingin akan berhubungan langsung dengan
komponen atau struktur reaktor. Air yang digunakan sebagai pendingin harus memenuhi
persyaratan yang sesuai dengan komponen atau struktur yang dirumuskan dalam
spesifikasi kualitas air pendingin (Lestari, 2006). Dalam memenuhui spesifikasi dari air
pendingin maka dilakukan pengolahan terhadap air pendingin tersebut dengan berbagai
metode dan teknologi peralatan yang bervariasi. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami
akan mencoba menjelaskan mengenai air pendingin atau biasa disebut dengan cooling
water.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1. Apakah definisi air pendingin (cooling water) itu?
2. Apa saja jenis air pendingin yang digunakan dalam proses industri?
3. Apa saja komponen sistem air pendingin?
4. Apa saja masalah yang sering terjadi dalam air pendingin?
5. Apa saja teknologi yang berhubungan dengan air pendingin?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini, antara lain:
1. Mengetahui definisi mengenai air pendingin (cooling water)
2. Mengetahui jenis air pendingin yang digunakan dalam proses industri.
3. Mengetahui komponen sistem air pendingin.
4. Memahami masalah yang sering terjadi dalam air pendingin.
5. Mengetahui teknologi yang berhubungan dengan air pendingin.
BAB II
ISI
A. Pengertian Umum
Air pendingin (cooling water) adalah suatu system yang menggunakan air sebagai
media dan berfungsi menurunkan suhu/temperature dalam suatu proses industri. Air
pendingin (cooling water) mempunyai arti yang cukup penting dalam kehidupan suatu
pabrik atau industri.
Sebagai contoh, bila air pendingin tidak stabil atau tidak berfungsi dengan baik,
maka pesawatmesin akan terganggu operasinya karena kondisinya yang semakin panas
sehingga efisiensi dari system itu akan menurun.
Untuk menjaga kondisi air pendingin tetap stabil, maka gangguan terhadap air
pendingin tersebut harus kita hilangkan antara lain :
1. Kerak dan pengerakkan
2. Korosi
3. Pertumbuhan lumut dan mikroba
4. Kotoran-kotoran (fouling)
Faktor-faktor yang menyebabkan air dipilih sebagai pendingin yang baik adalah :
1. Terdapat banyak sekali dan murah
2. Mudah memakainya
3. Tiap unit volume air dapat membawa jumlah panas yang besar
4. Pada batas-batas suhu penggunaan yang normal tidak terjadi
pemurnian/penyusutan yang nyata.
5. Tidak terjadi penguraian
terjadinya korosi
pembentukan kerak dan deposit
terjadinya fouling akibat aktivitas mikroba
Parameter Nilai
1. Konduktivitas (mhos/cm) <1000
2. Turbiditas (ppm) <10
3. Suspended Solid (ppm) <10
4. Total Hardness (ppm as CaCO3) <100
5. Total iron (ppm as Fe) <1,0
6. Residual chlorine (ppm as Cl2) 0,5-1,0
7. Silicate (ppm as SiO2) <150
8. Total Chromate (ppm as CrO4) 1,5-2,5
9. Ph 6,5-7,5
2. Pengendalian Korosi
Pengendalian korosi dilakukan dengan cara menambahkan chemicals yang
berfungsi sebagai inhibitor (penghambat). Inhibitor yang umum dipakai adalah polifosfat,
kromat, dikromat, silikat, nitrat ferrosianida dan molibdat. Dosis inhibitor yang
digunakan harus tepat, karena suatu inhibitor hanya dapat bekerja efektif setelah
kadarnya mencapai harga tertentu. Kadar minimum yang dibutuhkan oleh suatu inhibitor
agar dapat bekerja secara efektif disebut batas kritis. Pemakaian inhibitor yang melebihi
batas kritis akan menambah biaya operasi. Jika kadar inhibitor turun di bawah batas
kritis, bukan saja menjadi tidak efektif, tetapi dapat pula menyebabkan pitting.
E. Proses Pendinginan
Pada sistem pendingin terbuka (cooling tower), penguaan harus selalu terjadi,
karena efek pendinginan diperoleh dari proses penguapan air. Bagian air sesudah
mendinginkan prses pabrik/industry, dilanjutkan hingga bersinggungan dengan udara
pada menara pendingin. Macam-macam kontak antara air dan udara dalam menara
pendingin diantaranya adalah :
1. Counter Current
Pada sistem ini bagian-bagian dari air bersinggungan secara axial dengan udara
dalam menara pendingin
2. Cross Flow
Bagian-bagian air berpotongan dengan udara membentuk sudut 90o di dalam
menara pendingin.
Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari
bak/basin dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin.
Air panas yang keluar tersebut secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar
yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian
atas menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi. Sistem ini sangat efektif
dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat rendah mendekati suhu
wet-bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam
bak/basin. Pada menara pendingin juga dipasang katup make up water untuk menambah
kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling
tersebut sedang berlangsung.
Menara pendingin aliran angin alami tidak menggunakan kipas (fan). Aliran
udaranya bergantung semata-mata pada tekanan dorong alami. Pada menara pendingin
alami ini tidak ada bagian yang bergerak, udara mengalir ke atas akibat adanya perbedaan
massa jenis antara udara atmosfer dengan udara kalor lembab di dalam menara pendingin
yang bersuhu lebih tinggi daripada udara atmosfer di sekitarnya. Karena perbedaan
massa jenis ini maka timbul tekanan dorong yang mendorong udara ke atas. Biasanya
menara pendingin tipe ini mempunyai tinggi yang besar dan dapat mencapai ketinggian
puluhan meter. Menara pendingin aliran angin alami dapat dibagi menjadi dua
jenis,yaitu:
Dari kedua jenis menara pendingin ini, menara pendingin aliran angin alami aliran
silang kurang disukai karena lebih sedikit memberi tahanan terhadap aliran udara di
dalam menara, sehingga kecepatan udaranya lebih tinggi dan mekanisme perpindahan
kalornya kurang efisien. Menara aliran angin alami aliran lawan arah lebih sering
digunakan karena mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai berikut:
Memiliki konstuksi yang kuat dan kokoh sehingga lebih tahan terhadap
tekanan angin
Mampu beroperasi di daerah dingin maupun lembab
Dapat digunakan untuk instalasi skala besar.
Pada menara pendingin aliran angin mekanik, udara mengalir karena adanya satu
atau beberapa kipas (fan) yang digerakkan secara mekanik. Fungsi kipas di sini adalah
untuk mendorong udara (forced-draft) atau menarik udara melalui menara (induced-draft)
yang dipasang pada bagian bawah atau atas menara.Berdasarkan fungsi kipas yang
digunakan menara pendingin aliran angin mekanik dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
Pada tipe aliran angin dorong (forced-draft), kipas yang dipasang pada bagian
bawah, mendorong udara melalui menara. Jenis ini secara teoritis lebih disukai karena
kipas beroperasi dengan udara yang lebih dingin, sehingga konsumsi daya menjadi lebih
kecil. Akan tetapi, berdasarkan pengalaman jenis ini memiliki masalah-masalah yang
berkaitan dengan distribusi udara, kebocoran dan resirkulasi udara kalor dan lembab
kembali ke menara, serta masalah pembekuan pada masukan kipas ketika musim
dingin.Mengingat banyaknya permasalahan di atas maka pada saat ini menara pendingin
aliran angin mekanik yang sering digunakan pada instalasi adalah tipe aliran angin tarik
(induced draft). Pada menara pendingin aliran tarik, udara masuk dari sisi menara
melalui bukaan-bukaan yang cukup besar pada kecepatan rendah dan bergerak melalui
bahan pengisi (filling material). Kipas dipasang pada puncak menara dan membuang
udara kalor dan lembab ke atmosfer. Aliran udara masuk menara pada dasarnya
horizontal, tetapi aliran di dalam bahan pengisi (filling material) ada yang horizontal
seperti yang terdapat pada menara pendingin aliran silang (cross flow) dan ada pula yang
vertikal seperti menara pendingin aliran lawan arah (counter flow). Aliran lawan arah
lebih sering dipakai dan dipilih karena efisiensi termalnya lebih baik daripada aliran
silang.
Terjaminnya jumlah aliran udara dalam jumlah yang diperlukan pada segala
kondisi beban dan cuaca.
Biaya investasi dan konstruksinya lebih rendah
Ukuran dimensinya lebih kecil.
Menara pendingin aliran angin alami biasanya mempunyai ukuran yang besar dan
membutuhkan lahan yang luas, tetapi dengan konsumsi daya dan biaya operasi yang
kecil. Sebaliknya menara pendingin aliran angin mekanik ukurannya lebih kecil, namun
membutuhkan daya yang besar. Oleh sebab itu, kedua hal tersebut digabungkan di dalam
menara pendingin aliran angin gabungan (combined draft cooling tower). Menara ini
disebut juga menara pendingin hiperbola berkipas (fan assisted hyperbolic tower) atau
hibrida (hybrid tower). Menara hibrida terdiri dari cangkang beton, tetapi ukurannya
lebih kecil dimana diameternya sekitar dua pertiga diameter menara aliran angin
mekanik. Di samping itu, terdapat sejumlah kipas listrik yang berfungsi untuk mendorong
angin. Menara ini dapat dioperasikan pada musim dingin tanpa menggunakan kipas,
sehingga lebih hemat listrik.
Menara pendingin kering (dry cooling tower) adalah menara pendingin yang air
sirkulasinya dialirkan di dalam tabung-tabung bersirip yang dialiri udara. Semua kalor
yang dikeluarkan dari air sirkulasi diubah. Menara pendingin kering dirancang untuk
dioperasikan dalam ruang tertutup.Ada dua jenis menara pendingin kering, yaitu:
Menara pendingin jenis tak langsung dapat dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu:
Air sirkulasi yang keluar dari kondensor masuk melalui tabung bersirip dan
didinginkan oleh udara atmosfer di dalam menara. Menara ini boleh menggunakan jujut
jenis alami seperti pada gambar. Operasi kondensor pada jenis ini harus dilakukan pada
tekanan 0,17 sampai 0,27 kPa. Pada jenis ini, digunakan kondensor terbuka atau
kondensor jet. Kondensat jatuh ke dasar kondensor dan dari situ dipompakan oleh pompa
resirkulasi ke kumparan bersirip di menara, yang kemudian didinginkan dan
dikembalikan ke kondensor.
Gambar 12. Skematik instalasi menara pendingin kering tak langsungdengan kondensor
permukaan konvensional
Menara pendingin kering tak langsung dengan sirkulasi bahan pendingin 2 fase.
Udara keluar tidak jenuh sehingga mempunyai kepulan yang lebih sedikit
Karena airnya mengalami pendinginan awal di bagian kering, penyusutan karena
penguapan jauh berkurang, demikian juga dengan kebutuhan air tambahan.
Metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembentukan kerak antara lain :
a. Mengendalikan kerak dengan pH
Dalam keadaan asam lemah ( kira kira pH 6,5 ). Asam sulfat yang paling sering
digunakan untuk ini, memiliki dua efek dengan memelihara pH dalam daerah yang benar
dan mengubah kalsium karbonat, Ini memperkecil resiko terbentuknya kerak kalsium
karbonat dan membiarkan cycle yang tinggi dari konsentrasi dalam system.
2. Terjadinya Korosi
Air yang mengandung oksigen dalam kondisi jenuh atau bersifat agresif terhadap
sistem logam dan mendorong terjadinya akumulasi dari hasil korosi yang selanjutnya
akan bias mengurangi laju perpindahan panas. Korosi adalah suatu proses elektrokimia
dimana suatu metal (missal: besi, baja) kembali dalam status alamiahnya, missal: Fe
Oxida atau karat. Korosi terjadi pada akibat pH rendah, Selain pH ada beberapa jenis
mikroorganisme yang menyebabkan korosi seperti nitrifying bacteria dan Sulfate
Reducing Bacteria (SRB) yang dapat menghasilkan asam sulfida (H2S). Bakteri ini
memiliki kemampuan untuk mengubah ion sufate (SO4) menjadi asam sulfida (H2S)
yang sangat korosif menyerang logam besi, logam lunak. Bakteri ini hidup sebagai
anaerobik ( tanpa udara ).
Contoh :
Fe Fe3+ + 2e-
4Fe + 3O2 2Fe2O3
2Fe2O3+ H2O Fe(OH)3
3. Terjadinya Fouling
Padatan yang tersuspensi jumlahnya di dalam air pendingin jumlahnya bias
bertambah atau semakin pekat, karena partikel-partikel yang ada di udara bias terjaring
oleh air di dalam menara pendingin. Ditambahn dengan hasil korosi, semua padatan itu
terbawa oleh aliran dan bias mengendap pada permukaan perpindahan panas ataupun
pada perpipaan. Peristiwa semacam ini tidak hanya mengurangi efisiensi perpindahan
panas tetapi juga mendorong terjadinya korosi yang disebabkan oleh perbedaan
konsentrasi oksigen yang terjadi pada bagian bawah endapan tersebut.
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ialah sebagai berikut:
1. Air pendingin adalah air limbah yang berasal dari aliran air yang digunakan untuk
penghilangan panas dan tidak berkontak langsung dengan bahan baku, produk antara
dan produk akhir.
2. Ada tiga system air pendingin yang biasa digunakan di industri yaitu : Once through
system, Open evaporative recirculating, Closed non-evaporative recirculating.
3. Sistem air pendingin utama meliputi kondensor, pompa air pendingin utama, dan
cooling tower serta dilengkapi dengan beberapa komponen bantu.
4. Masalah dalam air pendingin ialah, korosi, scale, fouling, dan biological
contamination.
5. Menara pendingin jenis natural draft dan menara pendingin mekanik draft
merupakan dua teknologi menara pendingin yang banyak digunakan.
B. Saran
Sebaiknya dalam perancangan sebuah pabrik memperhatikan aspek-aspek yang
berpengaruh dalam penggunaan air pendingin dan parameter yang mengaturnya untuk
memaksimalkan efisiensi dan nilai ekonomi dari proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA