Terapi Nonfarmakologi
IRA merekomendasikan bahwa terapi nonfarmakologi sebagai tahap pertama terapi pasien,
yang meliputi edukasi, program penatalaksanaan mandiri modifikasi gaya hidup, program
penurunan berat badan, program latihan aerobik low impact, terapi fisik, dan terapi okupasi.
a. Edukasi pasien dan program penatalaksanaan mandiri modifikasi gaya hidup (Tingkat
Bukti II)
Edukasi pasien serta program penatalaksanaan mandiri dapat memperbaiki luaran OA.
Pasien harus diberikan informasi tentang terjadinya OA, peranan pasien terhadap
penatalaksanaan penyakit serta harapan yang tepat. Program penatalaksanaan mandiri
dapat disertai dengan intervensi psikososial.
b. Program penurunan berat badan (Tingkat Bukti I)
Faktor risiko mayor pada OA adalah obesitas. Menurunkan berat badan dapat
memperbaiki fungsi dan nyeri pada OA.3,4 Disarankan pada pasien dengan IMT (Indeks
Massa Tubuh) >25 kg/m2, untuk mengikuti program penurunan berat badan minimal 5%
dan target IMT 18,5-25 kg/m2.
c. Program latihan aerobik (Tingkat Bukti I)
Program latihan aerobik disarankan secara kuat bagi penderita OA lutut. Tujuannya
adalah untuk memaksimalkan kapasitas sendi dan membantu menurunkan berat badan.
Perlu penguatan motivasi bagi pasien, karena tingkat komplians terapi ini buruk untuk
jangka panjang. Latihan aerobik boleh dilakukan dalam/luar ruangan atau secara
akuatik. Latihan yang diberikan bersifat low-impact dan dapat disesuaikan dengan
kondisi pasien.1,3
d. Terapi fisik dan okupasi (Tingkat bukti II)
Terapi fisik meliputi latihan perbaikan lingkup gerak sendi, penguatan otot- otot
(quadrisep / pangkal paha) dan alat bantu gerak sendi (assistive devices for ambulation):
pakai tongkat pada sisi yang sehat. Terapi okupasi meliputi proteksi sendi dan
konservasi energi, menggunakan splint dan alat bantu gerak sendi untuk aktivitas fisik
sehari-hari.
Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi lebih efektif bila dikombinasi dengan terapi nonfarmakologi diatas.
Rekomendasi IRA 2014 mengenai teapi farmakologi OA adalah sbb:
a. Pendekatan terapi awal: obat anti nyeri
- OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang: dapat diberikan salah satu obat
berikut jika tidak ada kontraindikasi (Tingkat Bukti II):
o Acetaminophen (kurang dari 4 gram per hari).
Obat ini merupakan pilihan pertama pada OA ringan-sedang. Bila respon baik
dapat dilanjutkan untuk analgesik jangka panjang bila diperlukan.
Rekomendasi dosis adalah 1 gram diberikan tiga Hindari dosis suboptimal
(500 mg/hari). Sangat aman juga pada OA lansia dengan penyakit komorbid
multiple. Tidak terkait toksisitas pada GI, kardiovaskular atau ginjal
o Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS).
- OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, dengan risiko sistem pencernaan (usia
>60 tahun, disertai komorbid dengan polifarmaka, riwayat ulkus peptikum, riwayat
perdarahan saluran cerna, konsumsi kortikosteroid dan/atau antikoagulan), dapat
diberikan salah satu obat berikut:
o Acetaminophen (kurang dari 4 gram per hari).
o Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) topikal
o Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) non selektif atau COX-2 inhibitor
dengan pemberian obat pelindung gaster (gastro- protective agent). Dimulai
dengan dosis analgesik rendah dan dapat dinaikkan hingga dosis maksimal
hanya jika respons kurang efektif pada dosis rendah. Pemberian OAINS lepas
bertahap (misalnya Na-Diklofenak SR75 atau SR100) agar dipertimbangkan
untuk meningkatkan kenyamanan dan kepatuhan pasien.
Penggunaan misoprostol atau proton pump inhibitor dianjurkan pada
penderita yang memiliki faktor risiko kejadian perdarahan sistem
gastrointestinal bagian atas atau dengan adanya ulkus saluran pencernaan.
- Untuk nyeri sedang hingga berat, dan disertai pembengkakan sendi, aspirasi dan
tindakan injeksi glukokortikoid intraartikular (misalnya triamsinolone hexatonide 40
mg) untuk penanganan nyeri jangka pendek (1-3 minggu) dapat diberikan, selain
OAINS per oral. (Tingkat Bukti : II)
Terapi Bedah1
Indikasi tindakan lanjutan yaitu: (1) Adanya kecurigaan atau terdapat bukti adanya artritis
inflamasi: bursitis, efusi sendi: memerlukan pungsi atau aspirasi diagnostik dan teurapeutik,
yang harus dirujuk ke dokter ahli reumatologi/bedah ortopedi; dan (2) Adanya kecurigaan atau
terdapat bukti artritis infeksi , yang merupakan kasus gawat darurat, resiko sepsis tinggi
Segera rujuk ke dokter bedah ortopedi pada:
a. Pasien dengan gejala klinis OA yang berat, gejala nyeri menetap atau bertambah berat
setelah mendapat pengobatan yang standar sesuai dengan rekomendasi baik secara
non-farmakologik dan farmakologik (gagal terapi konvensional).
b. Pasien yang mengalami keluhan progresif dan mengganggu aktivitas fisik sehari-hari.
c. Keluhan nyeri mengganggu kualitas hidup pasien: menyebabkan gangguan tidur
(sleeplessness), kehilangan kemampuan hidup mandiri, timbul gejala/gangguan psikiatri
karena penyakit yang dideritanya.
d. Deformitas varus atau valgus (>15 hingga 20 derajat) pada OA lutut
e. Subluksasi lateral ligament atau dislokasi: rekonstruksi retinakular medial, distal patella
realignment, lateral release.
f. Gejala mekanik yang berat (gangguan berjalan/giving way, lutut terkunci/locking, tidak
dapat jongkok/inability to squat): tanda adanya kelainan struktur sendi seperti robekan
meniskus: untuk kemungkinan tindakan artroskopi atau tindakan unicompartmental
knee replacement or osteotomy/realignment osteotomies.
g. Operasi penggantian sendi lutut (knee replacement: full,medial unicompartmental,
patellofemoral and rarely lateral unicompartmental) pada pasien dengan:
a. Nyeri sendi pada malam hari yang sangat mengganggu
b. Kekakuan sendi yang berat
c. Mengganggu aktivitas fisik sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. IRA. Rekomendasi IRA untuk diagnosis dan penatalaksanaan osteoarthritis. 2014.
Diunduh dari: http://www.reumatologi.or.id/reurek/download/24.diunduh tanggal: 3 Agustus
2014
2. Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, dkk. Osteoartritis. dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
dkk [editor]. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: InternaPublishing; 2009
3. Hochberg MC, Altman RD, April KT, dkk. American College of Rheumatology 2012
recommendations for the use of nonpharmacologic and pharmacologic therapies in
osteoarthritis of the hand, hip, and knee. Arthritis Care Res, 64: 465474.
doi:10.1002/acr.21596
4. Christensen R, Astrup A, Bliddal H, Weight loss : the treatment of choice for knee
osteoarthritis? A randomized trial. Osteoarthritis Cartilage 2005;13:20-27.
5. Sinusas K. Osteoarthritis : diagnosis and treatment. Am Fam Physician. 2012 Jan
1;85(1):49-56.